Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

24
PELUANG INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO PASTA, KAKAO BUTTER DAN KAKAO POWDER TAHUN ANGGARAN 2007 _______________________________________________ INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, COCOA BUTTER AND COCOA POWDER PROCESSING INDUSTRY BUDGET YEAR 2007

description

Peluang investasi kakao

Transcript of Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Page 1: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

PELUANG INVESTASI

INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO PASTA, KAKAO

BUTTER DAN KAKAO POWDER

TAHUN ANGGARAN 2007 _______________________________________________

INVESTMENT OPPORTUNITY ON

COCOA PASTA, COCOA BUTTER AND COCOA

POWDER PROCESSING INDUSTRY

BUDGET YEAR 2007

Page 2: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Daftar Isi Table of Content

Kata Pengantar/Foreword................................................................................................i

Daftar Isi/Table of Content ............................................................................................. iiDaftar Tabel/List of Table.............................................................................................. iii

Daftar Gambar/List of Figure ......................................................................................... iv

Pendahuluan/Introduction ..............................................................................................1

Ketersediaan Bahan Baku/Raw Material Availability ..........................................................2

Pelaku Usaha/Business Actors.........................................................................................4Proses Produksi/Production Process ................................................................................8

Sarana dan Prasarana/Facility and Infrastructure ...........................................................14

Rekomendasi Lokasi/Location Recommended ................................................................14

Indikasi Kelayakan/Feasibility Indication ........................................................................16

Kebijakan Pengembangan Industri/ ndustrial Development PolicyI ...................................19

Penutup/Closing ..........................................................................................................20

ii

Page 3: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Daftar Tabel List of Table

Table 1. Jumlah Perusahaan Pengolahan Kakao dan Kapasitasnya Th. 2007/Numberof Cocoa Processing Factory and their Capacity in 2007

t

....................................5

Table 2. Persyaratan Mutu Biji Kakao sebagai Bahan Baku Produk Coklat/

Requiremen of cocoa seed quality as main raw material for chocolate product .......................................................................................................11

Table 3. Hasil Analisis Lokasi Pengembangan Industri Pengolahan Kakao/ Location Analysis Result on Cocoa Processing Industrial Development...........................15

Table 4. Biaya Investasi Pendirian Pabrik Pengolahan Kakao Kapasitas 5000 ton/

Investment cost on cocoa processing factory with 5,000 tons of capacity .........17

Table 5. Biaya Produksi Kakao Pasta, Butter dan Powder/Production Cost of Cocoa Pasta, Butter and Powder ............................................................................18

iii

Page 4: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Daftar Gambar List of Figure

Figure 1. Peta Sebaran Luasan Perkebunan Kakao di Indonesia/Dis ribution map of cocoa plantation in Indonesia (hectare)

t

t

...........................................................3

Figure 2. Peta Sebaran Produksi Kakao di Indonesia/Dis ribution map of Cocoa production in Indonesia (tons) ........................................................................3

Figure 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Kakao Pasta/Process flow diagram of Cocoa Pasta, Butter and Powder processing..............................................................9

Figure 4. Layout Pabrik Pengolahan Kakao Pasta, Butter dan Powder/Cocoa pasta, Butter and Powder processing factory layout (Mars Factory Elisabeth Town,

1996)..........................................................................................................10

iv

Page 5: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

PENDAHULUAN INTRODUCTION

Industri pengolahan biji kakao akan

menghasilkan tiga jenis produk setengah jadi

yaitu kakao pasta, kakao butter dan kakao

powder. Ketiga jenis produk tersebut dapat

dihasilkan oleh satu perusahaan dalam satu

rangkaian, tetapi perusahaan juga dapat

memproduksi satu jenis produk yaitu kakao

pasta atau dua jenis produk kakao lainnya

yaitu butter dan kakao powder. Hasil kajian

peluang pasar dan peluang investasi

pengembangan industri pengolahan biji kakao

menunjukkan bahwa kapasitas terpasang riil

pabrik pada tahun 2007 sebesar 200 ribu ton

dan kapasitas terpakai tahun 2006 mencapai

180 ribu ton atau 90% dari kapasitas

terpasang riil pabrik.

Cocoa processing factory produce three semi finished product types i.e cocoa pasta,cocoa butter and cocoa powder. One single company in a series of factories could produce only one, two or even those three product types The analysis of market and investment opportunity on cocoa seed processing factory indicates that actual actory installed capacity in 2007 is 200

thousand tons and i s capacity used in 2006 was 180 thousand tons or 90% o the actual factory installed capacity.

ft

f

l

t

Selama 7 tahun terakhir (setelah resesi

ekonomi), laju peningkatan produksi kakao

setengah jadi rata-rata 7,98%/tahun.

Sementara itu, laju peningkatan ekspor hasil

olahan kakao rata-rata 8,08%/tahun, laju

peningkatan konsumsi domestik rata-rata

6,91% dan laju peningkatan impor rata-rata

4,92%/tahun. Untuk mempertahankan laju

peningkatan produksi dan ekspor kakao

setengah jadi tersebut diperlukan upaya

pengembangan kapasitas terpasang riil pabrik

mulai tahun 2008.

During the last 7 years (after economic recession), average acce eration of semi finished cocoa products is 7.98% per year. Meanwhile, average acceleration of cocoa final product export , domes ic consumption and import are 8.08%, 6.91% and 4.92% per year respectively. To maintain average acceleration of production and export of semi finished cocoa product, the increase ofactual installed capacity of the factory is urged since 2008.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan

secara singkat hasil pra studi kelayakan

pengembangan industri pengolahan kakao

untuk beberapa lokasi sentra produksi

perkebunan kakao Indonesia. Pra studi

kelayakan dilakukan dengan menitikberatkan

pada prospek dan peluang pasar,

To be more comprehensive, result of Pre Feasibility Study on cocoa processing industrial development in several locations of cocoa estate centres in Indonesia will be elaborated below.. The study is conducted by focusing on the prospect and market opportunities, raw material availability,

1

Page 6: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

ketersediaan bahan baku, sebaran industri

pengolahan kakao yang sudah ada,

ketersediaan energi, tenaga kerja, kondisi

sarana dan prasarana pendukung serta

indikator kelayakan. Kajian ini dirancang

untuk pembangunan pabrik berkapasitas olah

5.000 ton biji kakao/tahun dengan satu jenis

produk yaitu kakao pasta.

distribution o existing cocoa processing industries, energy supply, labour, infrastructure facilities and feasibility indicators.This study is designed for facto y development with the processing capac ty of 5,000 cocoa seed tons every year with three product types that are cocoa pasta, cocoa butter and cocoa powder.

f

ri

tf i

KETERSEDIAAN BAHAN BAKU RAW MATERIAL AVAILABILITY

Indonesia sebagai penghasil kakao terbesar

ketiga dunia memiliki ketersediaan bahan

baku yang cukup besar dan pada saat ini

sekitar 80% produksi perkebunan kakao

diekspor dalam bentuk biji kering. Pada tahun

2006, produksi biji kakao Indonesia

diperkirakan mencapai 779 ribu ton,

sementara yang diolah hanya sekitar 180 ribu

ton. Hal ini menunjukkan bahwa dari aspek

bahan baku, peluang pengembangan industri

pengolahan kakao masih sangat terbuka.

Indonesia as the third biggest cocoa producer in the world has multitude supply of cocoa and currently around 80% of cocoa product is exported in dry seed form. In 2006, Indonesia cocoa seed production was predicted to reach 779 thousand tons, however the amount of processed cacao was only about 180 thousand tons. This indicates that from the raw material aspec , opportunity o cocoa processing industr al development is widely opened.

Peta Sebaran Distribution Map

it

. t

r

Sentra produksi utama kakao Indonesia

adalah Sulawesi yang meliputi Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara

dan Sulawesi Barat serta Sumatera Bagian

Utara yang meliputi Sumatera Utara, Nangroe

Aceh Darussalam dan Sumatera Barat.

Disamping itu masih ada beberapa daerah

yang memproduksi kakao cukup besar seperti

Kalimantan Timur, Jawa Timur, Lampung,

Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.

Ke-13 provinsi tersebut memiliki potensi

bahan baku biji kakao di atas 10 ribu ton.

Kondisi sebaran luasan dan produksi

perkebunan kakao tahun 2006 disajikan pada

Gambar 1 dan 2.

The main Indonesia cocoa central production areas are Sulawesi covering South Sulawesi, Central Sulawesi, South-East Sulawes and West Sulawesi and Northern part of Sumatera covering Nor h Sumatera, Nangroe Aceh Darussalam and West Sumatra. There are still some other areas producing large amount of cocoa product such as East Kalimantan, East Java, Lampung, East Nusa Tenggara, Maluku and Papua Those 13 provinces men ioned above have potential cocoa seeds more than 10 thousand tons. A ea distribution and its cacao production in 2006 is featured in Figures 1 and 2.

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

2

Page 7: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Gambar 1. Peta Sebaran Luasan Perkebunan Kakao di Indonesia (ha)

Sumber : Ditjenbun (2007) Figure 1. Distribution Map of Cocoa P antation in Indonesia (hectare) l

Source: Directorate General of Plantation (2007)

Gambar 2. Peta Sebaran Produksi Kakao di Indonesia (ton)

Sumber : Ditjenbun (2007) Figure 2. Distribution Map of Cocoa Production in Indonesia (tones)

Source: Directorate General of Plantation (2007)

Industri Pendukung Supporting Factory

t

Industri pendukung industri pengolahan

kakao antara lain industri alat dan permesin-

Supporting factories for cocoa processing industry among others are equipment and machinery fac ory, energy (electricity and

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

3

Page 8: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

an, industri energi (listrik dan solar),

telekomunikasi, bahan pembantu/penolong

dan kemasan. Khusus untuk industri alat dan

permesinan, sebagian sudah bisa diproduksi

dalam negeri dan sudah digunakan oleh

beberapa perusahaan seperti alat/mesin

penyangrai, pemisah kulit dan biji serta

pengepakan. Sementara itu, industri pendu-

kung seperti penyedia energi listrik dan bahan

bakar minyak/gas, serta telekomunikasi di

beberapa daerah sentra produksi kakao telah

tersedia, meskipun masih perlu pengembang-

an. Demikian juga kondisi sarana dan

prasarana transportasi umumnya sudah

tersedia dan membutuhkan peningkatan

kapasitas dan kemampuan/kualitas khususnya

pelabuhan ekspor/antar pulau.

diesel fuel), telecommunications, indirect supporting material and packaging. Especially for equipment and machinery factory, some could already be produced in the country and even used by a number of companies such as non-oiled fry tool/ machine, skin & seed winnow and packing. Meanwhile, supporting industries like electri-city energy and oil uel/gas provider, and telecommunications in some areas of cocoa central production are already available, even though they still need to be develop-ed. Subsequently, transportation facilities and its infrastructures generally are availa-ble although it still needs improvement in its capacity and ability/ quality especially in harbour area.

f

PELAKU USAHA BUSINESS ACTORS

Kapasitas Capacity

.

Pada saat ini tercatat sebanyak 16 buah

industri pengolahan kakao yang tersebar di

enam provinsi yaitu lima buah di Provinsi

Banten, lima buah di Sulawesi Selatan,

masing-masing dua Jawa Barat, dan Jawa

Timur serta masing-masing satu buah di

Sumatera Utara dan Sulawesi Tenggara.

Namun dari 16 buah industri tersebut, yang

aktif hanya 13 perusahaan (Tabel 1). Pelaku

usaha industri pengolahan kakao adalah

perusahaan swasta, baik swasta nasional

maupun swasta asing, bahkan ada perusaha-

an yang menginduk pada perusahaan

multinasional seperti PT. Effem Indonesia

berada dibawah bendera Mars Inc.

There are 16 cocoa processing industries at the moment spreading out in six provinces (five units in Banten, five units in South Sulawesi, two in West Java and East Java, and one unit in North Sumatera and South East Sulawesi respectively. However, among those 16 industries, only 13 units are active (Table 1). Business actors in cocoa processing factory are private sector both domestic and foreign enterprises Moreover there is also a local company thatjoin up with a multinational enterprise such as PT. Effem Indonesia which is under Marsflag Inc.

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

4

Page 9: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Tabel 1. Jumlah perusahaan pengolahan kakao dan kapasitasnya tahun 2007 Table 1. Number o cocoa processing factory and their capacity in 2007 f

Nama Perusahaan Name of Company

Lokasi Location

Kapasitas terpasang Installed Capacity

Kapasitas terpakai Used Capacity

PT. Bumi Tangerang Mesindotama

Tangerang, Banten 25.000 ton/thn 20.000 ton/thn

PT. Davonmas Abadi, Tbk Tangerang, Banten 20.000 ton/thn 10.000 ton/thn

PT. Cocoa Wangi Murni Tangerang, Banten 15.000 ton/thn 0 ton/thn

PT. Kakao Mas Gemilang Tangerang, Banten 6.000 ton/thn 6.000 ton/thn

PT. Mas Ganda Tangerang, Banten 6.000 ton/thn 6.000 ton/thn

PT. Maju Bersama Makassar, Sulsel 25.000 ton/thn 15.000 ton/thn

PT. Effem Indonesia Makassar, Sulsel 17.000 ton/thn 17.000 ton/thn

PT. Unicom Makassar Makassar, Sulsel 15.000 ton/thn 7.000 ton/thn

PT. Kopi Jaya Cocoa Makassar, Sulsel 10.000 ton/thn 530 ton/thn

PT. Poleco Makassar, Sulsel 4.000 ton/thn 4.000 ton/thn

PT. General Food Industries

Bandung, Jabar 70.000 ton/thn 70.000 ton/thn

PT. Inti Cocoa Abadi Ind Bekasi , Jabar 25.000 ton/thn 0 ton/thn

PT. Teja Sekawan Cocoa Industries

Surabaya, Jatim 12.000 ton/thn 12.000 ton/thn

PT. Budidaya Kakao Lestari

Surabaya, Jatim 8.000 ton/thn 6.000 ton/thn

PT. Cocoa Ventures Indonesia

Medan, Sumut 12.000 ton/thn 7.000 ton/thn

PT. IKU Kendari Kendari, Sultra 35.000 ton/thn 0 ton/thn

Total 305.000 ton/thn 180.530 ton/thn

Source: ASKINDO, 2007 and AIKI, 2007, in the process.

Tahun 2006, total kapasitas terpasang pabrik

sebesar 305.000 ton/th dengan kapasitas

terpakai sebesar 180.530 ton/th atau 59,19%.

Kondisi ini menggambarkan bahwa industri

pengolahan kakao Indonesia beroperasi masih

jauh dibawah kapasitas. Namun bila ditelusur

lebih jauh akan tampak bahwa ada beberapa

pabrik yang sudah beberapa tahun tidak

beroperasi seperti PT. Poleco dan PT. Inti

Cocoa Abadi Ind. Ada juga perusahaan yang

belum pernah beroperasi, yaitu PT. IKU

Kendari.

In 2006, the total factory installed capacitywas 305.000 tons per yea but only 59.19%(180,530 tons) operating capacity. The condition indicates that cocoa processing factory in Indonesia still operates below i s capacity. Nevertheless, if it is traced down, it can be seen tha there are some factories that had not been operated during the last few years such as PT. Poleco and PT. Inti Cocoa Abadi Industri. There is also company which has never operated until now that is PT. IKU Kendari.

r

t

t

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

5

Page 10: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Di samping itu, beberapa pabrik pengolahan

kakao yang kapasitas terpasang riilnya lebih

rendah dari yang tercatat. Sebagai contoh PT

Cocoa Ventures Indonesia tercatat berkapasi-

tas terpasang sebesar 12.000 ton/tahun, tapi

kenyataannya hanya berkapasitas 7.000 ton/

tahun. Jadi kapasitas terpasang yang benar-

benar siap beroperasi hanya sekitar 200 ribu

ton, sehingga kapasitas terpakai saat ini

sudah mendekati kapasitas penuh dan perlu

segera ditingkatkan untuk mengantisipasi

peningkatan permintaan pasar dunia.

Untuk mempertahankan laju peningkatan

produksi dan ekspor kakao setengah jadi,

maka diperlukan upaya pengembangan

kapasitas terpasang riil pabrik mulai tahun

2008. Pada tahun 2008 diharapkan terjadi

penambahan kapasitas riil pabrik pengolahan

sebesar 17.000 ton dan tahun-tahun

selanjutnya terbuka kesempatan peningkatan

kapasitas terpasang riil sebesar 20.000 ton

per tahun. Peningkatan kapasitas terpasang

riil pabrik dapat dilakukan dengan menambah

kapasitas pabrik pengolahan kakao yang

sudah ada atau membangun pabrik pengolah-

an kakao yang baru.

Furthermore, there are some cocoa processing actories with lower actual installed capacity than it should. For example PT. Cocoa Ventures Indonesia is recorded to have 12,000 tons/year installed capacity but in real y i has only 7 000 tons/year capacity. Therefore, the actual installed capacity that is ready to operate is around 200 thousand tons, hence the capacity opera ed at the moment has nearlycome to its full capacity and need to be increased to anticipate escalation of demand in world market.

f

it t ,

t

f

it t ,

To maintain product acceleration and export of semi finished cocoa, it is necessary to develop the actual installed capacity of the factory starting from 2008. It is expected that in 2008 the actual capacity of processing factory increases by 17.000 tons and since then there will be a possibility of consistent increase of 20,000 tons yearly. The increase in actual installed capacity of the factory can be achieved by adding either existing cocoa processing factory capacity or develop new cocoa processing factory.

Di samping itu, ada beberapa pabrik

pengolahan kakao yang kapasitas terpasang

riilnya lebih rendah dari yang tercatat. Sebagai

contoh PT. Cocoa Ventures Indonesia tercatat

berkapasitas terpasang sebesar 12.000 ton/th,

tapi kenyataannya hanya berkapasitas 7.000

ton/th.

Jadi kapasitas terpasang yang benar-benar

siap beroperasi hanya sekitar 200 ribu ton,

sehingga kapasitas terpakai saat ini sudah

mendekati kapasitas penuh dan perlu segera

Furthermore, there are some cocoa processing actories with lower actual installed capacity than it should . For example PT Cocoa Ventures Indonesia is recorded to have 12,000 tons/year installed capacity but in real y i has only 7 000 tons/year capacity. Therefore, the actual installed capacity thatis ready to operate is around 200 thousandtons, hence the capacity operated at the moment has nearly come to its full capacity

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

6

Page 11: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

ditingkatkan untuk mengantisipasi peningkat-

an permintaan pasar dunia.

and need to be increased to anticipate escalation o demand in world market. f

Untuk mempertahankan laju peningkatan

produksi dan ekspor kakao setengah jadi,

maka diperlukan upaya pengembangan

kapasitas terpasang riil pabrik mulai tahun

2008. Pada tahun 2008 diharapkan terjadi

penambahan kapasitas riil pabrik pengolahan

sebesar 17.000 ton dan tahun-tahun

selanjutnya terbuka kesempatan peningkatan

kapasitas terpasang riil sebesar 20 ribu ton

per tahun. Peningkatan kapasitas terpasang

riil pabrik dapat dilakukan dengan menambah

kapasitas pabrik pengolahan kakao yang

sudah ada atau membangun pabrik

pengolahan kakao yang baru.

To maintain product acceleration and export of semi finished cocoa, it is necessary to develop the actual installed capacity of the factory starting from 2008. It is expected that in 2008 the actual capacity of processing factory increases by 17.000 tons and since then there will be a possibility of consistent increase of 20,000 tons yearly. The increase in actual installed capacity of the factory can be achieved by adding either existing cocoa processing factory capacity or develop new cocoa processing factory.

Jenis Produksi Product Types

f

i r

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa

pengolahan biji kakao akan menghasilkan tiga

jenis produk kakao setengah jadi yaitu kakao

pasta, kakao butter dan kakao powder. Ketiga

jenis produk tersebut dapat dihasilkan oleh

satu perusahaan dalam satu rangkaian pabrik,

tetapi perusahaan juga dapat memproduksi

satu jenis produk yaitu kakao pasta atau dua

jenis produk kakao butter dan kakao powder.

Kapasitas pabrik yang dapat dibangun mulai

dari skala rumah tangga sampai dengan skala

perusahaan menengah besar. Studi ini dititik

beratkan pada perusahaan menengah dengan

kapasitas olah sebesar 5.000 ton biji kakao

kering per tahun dengan tiga jenis produk

yaitu kakao pasta, kakao butter dan

kakao powder dengan komposisi masing-

masing 18,75% untuk kakao pasta, 24,38%

kakao butter dan 31,88% kakao powder

As already mentioned before, cocoa seed processing will produce three types of semifinished cocoa products i.e cocoa pasta, cocoa butter and cocoa powder. Those three product types could be produced by one company in a series o factory. But a company can also produce only one producttype that is cocoa pasta or the other two product types i.e cocoa butter and cocoa powder. The factory capacity can be set up starting from household level to medium big company scale. The study focuses on medium scale company with 5,000 tons cocoa dry seed processing capacity per yearwith three product types that are cocoa pasta, cocoa butter and cocoa powderwith respect ve composition of 18.75% fo cocoa pasta, 24.38% for cocoa butter and 31.88% for cocoa powder.

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

7

Page 12: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Kebutuhan Tenaga Kerja Labour Requirement

ft t

f r

i

Industri pengolahan kakao berkapasitas 5.000

ton biji kakao kering ini menyerap tenaga

kerja sebanyak 72 orang yang terdiri dari 62

orang buruh dan 10 orang karyawan tetap

termasuk direktur/manajer perusahaan. Pabrik

beroperasi 16 jam per hari, sehingga pekerja

operasional pabrik dibagi dua regu (shift)

yaitu masing-masing sekitar 31 orang tiap

regu pekerja.

Cocoa processing factory with 5,000 tons cocoa dry seed capacity will require 72 workers (52 labours and 10 permanent staffs) including director/manager o the company. Fac ory operates 16 hours a day,hence the fac ory workers will be split up into two dif e ent groups (shift) whith 31 people in each group.

PROSES PRODUKSI PRODUCTION PROCESS

Proses produksi biji kakao menjadi kakao

setengah jadi (kakao pasta, kakao butter dan

kakao powder) dimulai dari penyiapan bahan

baku, penyangraian, pemisahan kulit

dilanjutkan dengan penghalusan untuk

menghasilkan kakao pasta. Selanjutnya

dilakukan pengempaan untuk menghasilkan

kakao butter dan kakao cake serta

penghalusan dan pengayakan kakao cake

untuk menghasilkan kakao powder. Secara

skematis diagram alir proses pengolahan biji

kakao dapat dilihat pada Gambar 3.

Sedangkan layout pabrik pengolahannya

dapat dilihat pada gambar 4.

Process of Cocoa seed production to become semi finished (cocoa pasta, cocoa butter and cocoa powder) is started from preparing the raw material, dry-frying process, skin winnow and continued with grinding to produce cocoa pasta. It follows with pressing process to produce cocoa butter and cocoa cake and grindingand sieving the cocoa cake to produce cocoa powder. Flow diagram of cocoa seed processing can be perceived in F gure3. whereas layout of its processing factory can be seen in figure 4

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

8

Page 13: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

PELUANG ININVES

VESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER TMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

Gambar 3. Diagram alir proses pengolahan Kakao Pasta, Butter dan Powder Figure 3. Flow diagram o Cocoa Pasta, Butter and Powder processing f

9

Page 14: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

VESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER TMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY 10

Gambar 4. Layout pabrik pengolahan Kakao Pasta, Butter dan Powder (Mars Factory Elisabeth Town, 1996) Figure 4. Cocoa Pasta, Butter and Powder Processing Factory Layout (Mars Factory Elisabeth Town, 1996).

PELUANG ININVES

Page 15: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Penyiapan bahan baku Raw Material Preparation

r

Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang

optimum, syarat mutu bahan baku sebaiknya

mengikuti standar nilai seperti pada Tabel 2

berikut.

In order to get optimum processing results,

the of raw material quality requirement

should follow the standard of values as

seen in Table 2 below.

Tabel 2. Persyaratan mutu biji kakao sebagai bahan baku produk coklat Table 2. Requirement c iteria of cocoa seed quality as main raw material for chocolate product

Kriteria Mutu/Quality Criteria Syarat/Requirement

Tingkat fermentasi, hari /Fermentation level, days 5

Kadar air /Water content, % 7

Kadar kulit, % /Skin quality, % 12 – 13

Kadar lemak, % /Fat content, % 50 – 51

Ukuran biji /Seed size Uniform

Kadar kotoran /Dirt quality

Jamur /Fungus 0

Benda asing lunak /Soft foreign matter 0

Benda asing keras /Hard foreign ma er tt 0 Dari aspek rasa dan aroma, makanan dan

minuman cokelat sangat baik jika biji kakao

yang digunakan telah difermentasi secara

penuh (5 hari), dan biji kakao bebas jamur.

Kontaminasi jamur juga akan menyebabkan

rasa tengik atau apek. Sedang dari aspek

efisiensi produksi, biji kakao dengan ukuran

yang seragam akan mudah diolah dan

menghasilkan mutu produk yang seragam

pula. Kadar kulit, kadar kotoran dan kadar air

akan berpengaruh pada rendemen hasil.

Kadar air yang tinggi juga akan menyebabkan

waktu sangrai yang lebih lama. Kontaminasi

benda keras (batu atau besi) akan menyebab-

kan komponen mesin lebih cepat aus, dan

berpengaruh negatif terhadap kualitas cokelat

(kehalusan).

From taste and aroma aspect, chocola e food and beverage would be tas y i cocoa seed used is fully fermented (for 5 days) and fungus free. Fungus contamination willcause change in taste (

tt f

t

t

rancid or musty). From production efficiency aspect, uniformed size cocoa seed is easily processed and produce s andardized product quality as well. Skin, dirt, and watercontent will determine quality of output. High level of water content will cause longer time in dry-frying process. Hard object contamination (gravel or iron) would influence not only durability of machinery components, but also affect chocolate quality (its sof ness).

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

11

ACER
maksudnya apa?
Page 16: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Penyangraian Dry-fry processing

Proses penyangraian bertujuan menghasilkan

aroma dan citarasa khas cokelat dari biji

kakao dengan perlakuan panas. Biji kakao

yang telah difermentasi dan dikeringkan

dengan baik mengandung cukup banyak

senyawa calon pembentuk citarasa dan aroma

khas cokelat, antara lain asam amino dan gula

reduksi. Jika dipanaskan pada suhu dan waktu

yang cukup, keduanya akan bereaksi

membentuk senyawa Maillard (reaksi pem-

bentukan rasa dan aroma). Sedangkan

senyawa gula non reduksi (sukrosa) akan

terhidrolisis oleh air membentuk senyawa gula

reduksi dan kemudian melanjutkan reaksi

Maillard. Suhu ruangan dapat diatur antara

190-225 oC, namun suhu sangrai yang umum

untuk biji kakao adalah antara 105-120 oC.

Waktu sangrai berkisar 10 sampai 35 menit

tergantung pada jumlah biji kakao yang

disangrai dan kadar airnya.

The dry fried process is meant to produce specific chocolate aroma and taste from cocoa seed with high temperature treatment. Well fermented and dried cocoa seed contain su icient compound that forms specific chocolate taste and aroma such as amino acid and the

-

ff

t i

r

f

fructose. If heated at certain tempera ure and t me, both will react to form Maillard compound (resulted from taste and aroma reaction). Meanwhile sugar compound of nonreduction (sucrose) will be hydrolyzed by water and form compound of fructose and then continued with Mailiard reaction. Room temperatu e may be adjusted between 190 -225 0 C, but average dry-fried temperature for cocoa seed is between 105-120 0C. Time span for dry-fried process varies from 10 to35 minutes depend on the amount o dry-fried cocoa seed and its water content.

Pemisahan kulit biji Winnowing the seed

Komponen biji kakao yang berguna untuk

bahan pangan adalah daging biji (nib), sedang

kulit biji merupakan limbah yang saat ini

banyak dimanfaatkan sebagai campuran

pakan ternak.

Proses pemisahan nib dari kulitnya dilakukan

secara mekanis. Saat membentuk silinder

pemecah yang berputar, nib akan pecah

dengan ukuran yang relatif besar dan

seragam karena nib mempunyai sifat elastis.

Sebaliknya, kulit biji karena sifatnya rapuh

terpecah menjadi partikel-partikel yang halus

dan mudah dipisahkan dari butiran nib dengan

cara hembusan. Meski demikian tidak seluruh

butiran nib dapat dipisahkan dari partikel kulit

Cocoa seed component eligible for food is seed flesh (nib), while seed skin waste is currently being used as additional component for manure.

Dissociation process of the nib from its skinis conducted mechanically. When shaping rotatory billows cylinder, the nib will be broken into similar and relatively big pieces. because the nib possess elastic characteristic. On the other hand, due to fragile characteristic of cacao seed skin it is easily broken into fine pieces and dissociated from the nib by blowing. Nevertheless, not all nibs can be separated

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

12

ACER
?
ACER
?
ACER
?
Page 17: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

secara sempurna. Persentase kulit terikut nib

sebesar 0,6%, sebaliknya persentase nib

terikut kulit sebesar 1%.

from its skin particle perfectly. Percentage of skin including its nib is 0.6%, whereas percentage nib with skin is 1%.

Penghalusan dan Pemastaan Attenuation and Pasta Processing

t

) t

Untuk dapat digunakan sebagai bahan baku

makanan dan minuman, nib yang semula

berbentuk butiran padat kasar harus dihancur-

kan sampai ukuran tertentu (<75mµ) dan

menjadi pasta cair kental. Proses pemastaan

atau penghalusan nib kakao umumnya

dilakukan dalam dua tahap, yaitu penghancur-

an untuk merubah biji kakao padat menjadi

pasta dengan kehalusan butiran >10µ.

Kemudian disusul proses pelumutan dengan

alat penghalus pasta atau refiner untuk

menghasilkan kehalusan pasta dengan ukuran

<1µ (tingkat kehalusan <75mµ). Pasta yang

demikian dapat langsung digunakan sebagai

bahan baku berbagai jenis makanan, roti, kue

atau permen cokelat.

In order to make good use of cacao seed as food and beverage raw material, previous granulated solid-harsh nibs should be torn down to certain size pieces (<75mµ) and turn into liquid pas a gel. The pasta processor cocoa nib refining is generally carried outin two phases i.e. breaking process from solid cocoa seed to become pasta with >10 µ particle softness and continued with refining process by using refiner (pasta grinder to produce pas a soft with <1µ particle size (softness level <75mµ). Such Pasta can be directly used as raw material for various kinds of food, like bread, cake orchocolate .

Pengempaan dan Penepungan Pressing and Flouring

Proses lebih lanjut adalah pengempaan untuk

menghasilkan kakao butter dan kakao cake.

Rendemen pengempaan sangat dipengaruhi

oleh kondisi pasta, kadar air, ukuran partikel,

dan tekanan kempa. Lemak kakao akan relatif

mudah dikempa pada suhu antara 40-45 oC,

kadar air < 4 % dan ukuran partikel < 75 mu.

Pengempaan pasta dilakukan dalam tabung

yang dilengkapi dengan penyaring 100 mesh

dengan tekanan hidrolik sampai 40 atm.

Selanjutnya kakao cake dihaluskan dan diayak

untuk menghasilkan kakao powder.

Further process is the pressing that is to produce cocoa butter and cocoa cake. The sucrose content resulted from the pressing is strongly in luenced by pasta condition, level of water content, particle size, and p essure strength. The Cocoa fat is relatively easy to press at temperature between 40-45º C, level of water content <4 % and particle size < 75 mu. Pasta pressing is done in tube with a strainer of 100 mesh with hydraulic pressure up to 40atm. Eventually the cocoa cake is attenuated and sieved to produce cocoa powder.

f

r

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

13

Page 18: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

SARANA DAN PRASARANA FACILITY AND INFRASTRUCTURE

Untuk mendukung pengembangan industri

pengolahan kakao, diperlukan ketersediaan

sarana dan prasarana khususnya transportasi,

telekomunikasi, energi listrik, gas dan air. Di

beberapa sentra produksi kakao, seperti

Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara telah

tersedia Kawasan Industri yang telah menye-

diakan berbagai sarana dan prasarana yang

diperlukan. Namun, ketersediaan infrastruktur

di Kawasan tersebut masih belum memadai.

Ketersediaan energi listrik dinilai masih kurang

memadai karena sering terjadi pemadaman

listrik pada saat beban puncak. Demikian juga

dengan kondisi pelabuhan, khususnya di

Medan terlalu padat, sehingga jika terjadi

gangguan pada peralatan di pelabuhan dapat

menyebabkan terganggunya arus barang.

To encourage cocoa processing industria development, it is necessary to provide required infrastructure especially trans-portation, telecommunications, electricity, gas and water facilities. In some cocoa central production areas like South Sulawesi and North Sumatra, there is already industrial area providing a numbe of required infrastructure. However, infra-structure availability in those area has not been adequately installed. Availability of electric energy is considered inadequate since bloc out still often occurs especially atpeak load. This is also similar with harbour condition in Medan which is considered too crowded hence If there is malfunction on port device operating sys em the goods traf ic might be intruded.

l

r

tf

,

Sementara itu pada sentra utama produksi

kakao lainnya seperti Sulawesi Tengah,

Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara yang

belum memiliki Kawasan Industri memerlukan

penyediaan sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk mendukung pengembangan

industri pengolahan kakao di daerah tersebut.

Meanwhile, in other central cocoa production areas like Central Sulawesi, West Sulawesi and South East Sulawesi thathave no established industrial area, need adequate infrastructure to support cocoa processing industrial development in the area.

REKOMENDASI LOKASI LOCATION RECOMMENDED Untuk menentukan lokasi pengembangan

pabrik pengolahan kakao dilakukan analisis

penentuan lokasi dengan menggunakan

beberapa pertimbangan yang meliputi aspek

(i) ketersediaan bahan baku 30%,

(ii) ketersediaan tenaga kerja 10%,

(iii) kondisi infrastruktur: listrik 9%, jalan 8%,

pelabuhan 8%, sarana telekomunikasi 2% dan

kawasan industri 7%, dan (iv) dukungan

To determine location for cocoa processing factory development, an area determinationanalysis is undertaken by considering following aspects (i) raw material availability 30%, (ii) labour availability 10%,(iii) infrastructure condition: electricity 9%, street 8%, port 8%, telecommunications facilities 2% and industrial area 7%, and (iv) local government policy support 20%

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

14

Page 19: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

kebijakan pemerintah daerah 20%, dan

lainnya (misal persaingan) 5%. Sedangkan

skor penilaian berkisar 1 hingga 10. Penilaian

dilakukan oleh Tim berdasarkan hasil deskresearch dan observasi lapang. Hasil analisis

dapat dilihat pada Tabel 3.

)

and others (e.g. competition 5%. Whereas assessment score varies from 1 to 10. The assessment is conducted by a Tim based on desk study result and field observation. The analysis result is illustrated in Table 3 below.

Tabel 3. Hasil Analisis Lokasi Pengembangan Industri Pengolahan Kakao

Table 3. Location Analysis Result on Cocoa Processing Industrial Development

No. Provinsi Sentra Kakao/Cocoa Main Province Nilai/Score

1 Sulawesi Selatan/South Sulawesi 8,6

2 Sulawesi Tengah/Central Sulawesi 7,8

3 Sulawesi Tenggara/South-east Sulawesi 7,6

4 Jawa Timur/East Java 7,6

5 Sumatra Utara/North Sumatera 7,5

6 Sulawesi Barat/West Sulawesi 7,0

7 Sumatra Barat/West Sumatera 6,7

8 Jawa Barat/West Java 6,6

9 Lampung/Lampung 6,5

10 Kalimantan Timur/East Kalimantan 6,1

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka

lokasi pembangunan pabrik pengolahan kakao

diarahkan ke sentra-sentra produksi utama

kakao Indonesia antara lain Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa

Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Barat,

Sumatera Barat, Jawa Barat, Lampung dan

Kalimantan Timur. Lokasi pabrik bisa

dikembangkan di Kawasan Industri maupun di

daerah/kabupaten sentra produksi kakao

utama di Provinsi penghasil kakao utama

Indonesia. Pendirian pabrik di Kawasan

Industri memiliki keuntungan karena dekat

dengan pelabuhan ekspor dan sudah tersedia

berbagai sarana pendukung walaupun

kondisinya pada saat ini belum/kurang

Based on the analysis result, the location for cocoa processing factory development is directed in Indonesia cocoa main production areas such as South Sulawesi, Cen ral Sulawesi, South-east Sulawesi, East Java, North Sumatera, West Sulawesi, West Sumatra, West Java, Lampung and East Kalimantan. The factory location could be developed in any industrial area or in cocoa central production regencies of the main cocoa producing province in Indonesia. Factory establishment in industrial area has several advantages as it close to export harbour and all necessary supporting system are available even though they are not in sufficient conditions. On the other hand,

t

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

15

Page 20: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

memadai. Sedangkan pendirian pabrik di

Kabupaten Sentra produksi kakao mempunyai

keunggulan karena dekat dengan sumber

bahan baku dan lebih berpeluang untuk

melakukan kemitraan dengan petani kakao,

sekaligus mendukung upaya perbaikan mutu

bahan baku, walaupun sarana pendukungnya

perlu dipersiapkan.

factory establishment in cocoa cen ral production regencies has also some benefits since it is close to raw material source and has better opportunity to establish partnership with cocoa farmers. Furthermore, it could also promote better quality control efforts as well although provision of supporting facilities have to be prepared beforehand.

t

t

t

r

Khusus di beberapa provinsi lokasi kajian

yang meliputi: Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Tengah direkomendasikan lokasi

pengem-bangan industri antara lain:

Sumatera Utara adalah di Kawasan Industri

Medan atau di Kabupaten Asahan; Sumatera

Barat di Padang atau di Pasaman; Jawa Barat

disarankan mengembangkan atau membenahi

industri yang sudah ada; Sulawesi Selatan

direkomen-dasikan untuk mengembangkan

atau membenah industri yang sudah ada di

Kawasan Industri Makassar dan mengem-

bangkan disentra produksi seperti di kab.

Bone, Luwu Utara dan Luwu. Sementara di

Sulawesi Tengah diarahkan untuk mengem-

bangkan industri pengolahan kakao di

Kawasan Industri Palu yang sedang dalam

tahap perencanaan pembangunan dan sentra

produksi seperti Donggala dan Poso.

At several cacao study sites including Nor h sumatra, West Sumatera, West Java, South Sulawesi and Central Sulawesi, several industrial developmen locations are recommended i.e. Medan Industrial area and Asahan regency in North Sumatera; Padang or Pasaman In West Sumatra; Improving or adapting existing factory in West Java and South Sulawesi and develop new industries in Bone, North Luwu and Luwu. In Central Sulawesi, cacao processing facto y development is recommended to be developed in Palu industrial area which is now in planning phase towards central production area like Donggala and Poso.

INDIKASI KELAYAKAN FEASIBILITY INDICATION

Biaya Investasi Investment Cost

Pabrik pengolahan kakao yang dianalisis

berkapasitas olah sebesar 5.000 ton biji

kering kakao per tahun. Industri pengolahan

kakao tersebut membutuhkan lahan seluas

3.000 m² yaitu 2.000 m² untuk bangunan

pabrik, gudang dan laboratorium serta 1.000

Cocoa processing factory analysed has 5,000 tons dry cocoa seed processing capacity per year. Such factory requires 3,000 m² area ; 2,000 m² for factory construction, warehouse and laboratory and 1,000 m² or office building and other necessary facilities.

f

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

16

Page 21: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

m² untuk bangunan kantor dan fasilitas

lainnya. Biaya investasi yang dibutuhkan

adalah sebesar Rp 9,43 milyar yang meliputi

biaya pra-investasi Rp 750 juta, biaya

pembelian tanah Rp 1,35 milyar, bangunan

Rp 2,6 milyar, mesin dan peralatan Rp 3,45

milyar dan sarana penunjang Rp 830 juta,

lainnya 350 juta (Tabel 4).

Invesment cost needed is IDR 9.43 billion covering pre-investment cost (IDR 750 million), land/ground purchasing (IDR 1.35 billion building (IDR 2.6 billion), machine y and equipments (IDR 3.45 billion), supporting devices (IDR 830 million) and other related expenses DR 350 mill on (Table 4).

) r

I i

t f Tabel 4. Biaya investasi pendirian pabrik engolahan kakao kapasitas 5.000 ton Table 4. Inves ment cost on cocoa processing factory o 5,000 tons capacity

No. Keterangan/Remark Biaya/Cost (x1000) IDR

1. Pra-investasi /Pre investment - 750,000

2. Lahan/Land 1,350,000

3. Bangunan /Building 2,600,000

4. Mesin dan Peralatan /Machinery and related devices 3,450,000

5. Sarana Penunjang /Supporting facilities 830,000

6. Lainnya /Others 350,000

7. Contingencies /Contingencies 100,000

Biaya investasi /Total investment cost 9,430,000

Biaya Produksi Production Cost

t

Biaya produksi pengolahan kakao pasta,

kakao butter dan kakao powder ini mencapai

Rp 16.571,74/kg yang meliputi biaya

pembelian bahan baku biji kakao, biaya bahan

penolong, biaya pegawai, dan biaya

pemasaran serta biaya lainnya. Biaya untuk

pembelian bahan baku menempati porsi

terbesar yaitu sebesar 15.333,33/kg atau

92,53% dari total biaya, sedangkan biaya

bahan penolong, penyusutan, biaya pegawai

dan lainnya masing-masing sekitar

2,22%,1,34%, 2,74% dan 1,17% (Tabel 5).

The production cost of cocoa pasta, cocoa butter and cocoa powder processing reaches IDR16,571.7458/kg covering purchasing cost of cocoa seed raw material, supporting material cost, labour cost, and marketing cost and other related costs. Expense for raw material purchasing occupy biggest por ion that is 15,333.33/kg or 92.53% from total cost, whereas supporting material cost, contraction, labour cost and others respectively around 2.22%, 1.34%, 2.74% and 1.17% (Table 5).

Tabel 5. Biaya produksi Kakao Pasta, Butter dan Kakao Powder

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

17

Page 22: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

Table 5. Production Cost of Cocoa Pasta, Butter and Powder

No. Biaya/Cost IDR/kg %

1. Biji Kering /Dry seed 15,333.33 92.53

2. Bahan Penolong /Supporting materials 368.28 2.22

3. Listrik & BBM /Electricity & fuels 92.07 0.56

4. Pemeliharaan asset /Asset maintenance 55.65 0.33

5. Penyusutan /Contraction 222.61 1.34

6. Biaya pegawai /Labour expenses 453.76 2.74

7. Overhead /Overhead cost 46.04 0.28

Total Cost 16,571.74 100.00

Kelayakan Usaha Business Feasibility

t

)

f

ft

Berdasarkan biaya investasi dan biaya

operasionaL, serta beberapa asumsi antara

lain: rendemen kakao liquor/paste 75%,

rendemen kakao butter 32,5%, rendemen

kakao powder 42,5%, harga jual kakao pasta

Rp. 18.000/kg, kakao butter Rp. 29.000/kg

dan kakao powder Rp. 10.500/kg, maka

pengembangan industri pengolahan kakao

layak untuk dilaksanakan. Kelayakan usaha

tersebut ditunjukkan oleh nilai NPV (DF 13%)

sebesar Rp. 5,95 milyar dengan IRR=26,74%

dan B/C 1,0202 serta pengembalian modal

(Payback period ) dicapai pada tahun ke lima.

Based on invesment, operating cost and determining assumption that sucrose content in cocoa liquor/paste is 75%, sucrose content in cocoa butter 32.5% and sucrose content in cocoa powder is 42.5%, and the selling priceof cocoa pasta is IDR 18,000/kg, cocoa butter is IDR 29,000/kg and the cocoa powder is IDR 10,500/kg, cocoa processing industrial developmen is feasible to establish. The business feasibility is perform-ed by NPV (DF 13% is IDR 5.59 billion with IRR = 26.74% and B/C is 1.0202 and capital return (payback period) can be achieved by fifth year.

Namun para investor perlu waspada, industri

pengolahan kakao sangat sensitif terhadap

perubahan harga, baik harga bahan baku biji

kakao maupun harga jual produk hasil

olahannya. Kenaikan harga biji kakao sebesar

2,5% menyebabkan penurunan NPV sebesar

90,10%, IRR turun sebesar 49,36% dan B/C

turun sebesar 2,07%. Kondisi yang hampir

sama terjadi jika harga jual kakao butter dan

kakao powder turun sebesar 2,5% yang

Despite all that, investors must be meticulously alert, because the cocoa processing factory is very sensitive to price volatility, either the price o cocoa seed raw material or the selling price of the finished product. Increasing o cocoa seed price to 2.5% may cause degrada ion of NPV to 90.10%, IRR shrinks to 49.36% and B/C goes down to 2.07%. Similar situation may happen if the product selling price of cocoa

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

18

Page 23: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

menyebabkan NPV turun sebesar 99,92%,

IRR turun sebesar 55,01% dan B/C turun

sebesar 2,30%.

butter and cocoa powder down to 2.5% may cause NPV degradation to 99.92%, IRR downto 55.01% and as well B/C goes down to 2.30%.

f

t

i

Kelayakan usaha industri pengolahan kakao

ini bervariasi pada berbagai daerah dan

sangat ditentukan oleh harga bahan baku biji

kakao di lokasi pendirian pabrik dan harga

jual produk.

Disamping itu, ada beberapa faktor yang ikut

mempengaruhi tingkat kelayakan usaha

antara lain biaya investasi (harga tanah, jalan

dan bangunan), sarana dan prasarana

pendukung (transportasi, pelabuhan,

ketersediaan energi, dan telekomunikasi)

Feasibility of cocoa processing factory business varies at different areas and very much determined by price o cocoa seed rawmaterial at factory location and product selling price.

In addition, there are other fac ors influencing level of business viability such as invesment cost (land price, streets and buildings) and infrastructures facilities are (transportation, port, energy availabil ty, and telecommunications).

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

INDUSTRIAL DEVELOPMENT POLICY

Untuk menunjang kelancaran pengembangan

maupun pembenahan industri pengolahan

kakao, diperlukan dukungan kebijakan ter-

utama kemudahan dalam perizinan, insentif

penghapusan bea masuk mesin dan per-

alatan serta membangun sarana dan pra-

sarana pendukung terutama transportasi,

pelabuhan dan pengadaan energi listrik serta

telekomunikasi.

To support the development and mana-gement of cocoa processing factory, support-ing policies are needed particularly in licensing, import tax incentive for machinery and other equipment and provision of infrastructure facilities like transportation, port, electric energy availability and tele-communication.

Berbagai kebijakan yang mendukung

pengembangan industri pengolahan kakao

yang telah dikeluarkan pemerintah antara

lain: Pengenaan tarif bea masuk produk yang

sama sesuai dengan yang dikenakan oleh

negara lain berlaku sejak Februari 2006 dan

Penghapusan PPN yang telah diberlakukan

sejak awal Januari 2007.

Di samping itu masih ada beberapa

Various supportive policies on cocoa processing industrial development issued by the government are Imposition on cost and tariff for imported products similar to one which has been imposed by other country since February 2006 and VAT omission that had been applied since early January 2007.

Moreover, there are several policy plans

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

19

Page 24: Peluang Investasi Industri Pengolahan Kakao Pasta, Kakao Butter Dan Kakao Powder Tahun Anggaran 2007

rancangan kebijakan yang masih dalam

proses antara lain: kewajiban fermentasi dan

rencana pengenaan pajak ekspor biji kakao.

which are s ill in process for example: fermentation obligation and cocoa exporting tax imposition plan.

t

t

t

t

PENUTUP CLOSING

Sebagai penutup kajian ini dapat disimpulkan

bahwa pengembangan industri pengolahan

biji kakao untuk menghasilkan kakao butter,

powder dan kakao pasta cukup prospektif

dan layak untuk dikembangkan khususnya di

sentra-sentra utama perkebunan kakao

Indonesia. seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur,

Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Sumatera

Barat, Jawa Barat, Lampung dan Kalimantan

Timur. Lokasi pabrik bisa dikembangkan di

Kawasan Industri maupun di

daerah/kabupaten sentra produksi kakao

utama di Provinsi penghasil kakao utama

Indonesia.

From the analysis explained before, it can be concluded that industrial development of cocoa seed processing to produce cocoa butter, cocoa powder and cocoa pasta are vary prospec ive and feasible to develop especially in main cocoa central plantations in Indonesia such as South Sulawesi, Cen ral Sulawesi, South-east Sulawesi, East Java, North Sumatera, West Sulawesi, West Sumatera, West Java, Lampung and East Kalimantan. Those indus ries could be established either in industrial area or in cocoa central production regencies in main cocoa producing Provinces in Indonesia mentioned above

Untuk pabrik berkapasitas 5.000 ton biji

kakao per tahun tersebut dibutuhkan biaya

investasi sebesar Rp 9,43 milyar dan akan

menghasilkan NPV (dp13%) sebesar Rp 5,95

milyar, IRR sebesar 26,74% dan B/C sebesar

1,0202. Ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pengembangan

pabrik pengolahan kakao terutama

ketersediaan bahan baku, energi listrik,

sarana dan prasarana transportasi serta

dukungan kebijakan.

For factories with 5,000 tons of cocoa seed capacity per year, invesment cost needed is IDR 9,43 billion and it will produce NPV (DF 13%) IDR 5.95 billion, IRR 26,74% and B/C ratio 1.0202. There are some considerations should be taken into account in developing cocoa processing factory especially related toraw material availability, electric energy, transportation facilities and policy support

PELUANG INVESTASI INDUSTRI KAKAO PASTA, BUTTER DAN POWDER INVESTMENT OPPORTUNITY ON COCOA PASTA, BUTTER DAN POWDER INDUSTRY

20