Kelompok 5 (Demensia)

19
DATA DAN OPINI LANSIA DEMENSIA DI DUNIA, INDONESIA, DAN JEMBER LAPORAN oleh Kelompok 5

description

demensia

Transcript of Kelompok 5 (Demensia)

Page 1: Kelompok 5 (Demensia)

DATA DAN OPINI LANSIA DEMENSIA DI DUNIA, INDONESIA, DAN JEMBER

LAPORAN

oleh

Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Kelompok 5 (Demensia)

DATA DAN OPINI LANSIA DEMENSIA DI DUNIA, INDONESIA, DAN JEMBER

LAPORAN

diajukan guna memenuhi Laporan Praktikum mata kuliah Keperawatan Komunitas II Pembina Mata Kuliah: Ns. Latifa Aini S., M.Kep. Sp.Kep.Kom

oleh

Retno Puji Astuti 122310101027Umamul Faqih Nurul 122310101044Nikmatul Khairiyah 122310101075Ambar Larasati 122310101076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2014

ii

Page 3: Kelompok 5 (Demensia)

PEMBAHASAN

1. DATA INTERNASIONAL

WHO: Tahun 2030 penderita demensia naik 2 kali lipat

Reporter : Destriyana | Jumat, 13 April 2012 08:00

Merdeka.com - Sebuah kasus demensia baru muncul setiap empat detik. Banyak

negara maju yang mengakui bahwa jumlah penderita demensia terus meningkat di

negara mereka. Demensia bukan penyakit atau pun sindrom. Pikun adalah gejala

umum demensia, tetapi pikun bukan selalu indikasi terjadinya demensia.

Page 4: Kelompok 5 (Demensia)

Demensia disebabkan oleh berbagai penyakit otak yang mempengaruhi memori,

berpikir, perilaku, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa jumlah penderita

demensia di seluruh dunia diperkirakan akan naik dua kali lipat menjadi 65,7

miliar pada tahun 2030. Kemudian tahun 2050 kemungkinan akan terjadi

peningkatan hingga 70 % di atas jumlah penderita saat ini yakni 35,6 milliar,

seperti yang dilansir di dailymail.co.uk.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia dan kasus

penderita Alzheimer naik sekitar 70 %. Laporan yang diterbitkan oleh Alzheimer

Disease International mengatakan ada 7,7 milliar kasus baru dari demensia yang

dilaporkan setiap tahun.

Kita perlu meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi demensia dini dan

memberikan perawatan kesehatan dan sosial yang diperlukan," kata Oleg

Chestnov dari WHO.

Hanya delapan negara di seluruh dunia, termasuk Inggris yang memiliki program

nasional untuk mengatasi demensia, menurut laporan Dementia: a public health

priority. Penelitian ini juga menyoroti kurangnya informasi dan pemahaman

tentang penyakit demensia sehingga menimbulkan stigma orang untuk menunda

mendeteksinya.

Tak ada salahnya untuk lebih memperhatikan kesehatan tubuh kita. Jika Anda

merasa ada yang aneh dengan kebugaran tubuh Anda, pastikan Anda segera

mencari informasi kesehatan yang benar dan tepat. Mulailah menerapkan gaya

hidup sehat agar sistem kekebalan tubuh Anda menjadi kuat.

2

Page 5: Kelompok 5 (Demensia)

Opini:

Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Asosiasi

Psikogeriatrik Amerika, kriteria demensia adalah kehilangan kemampuan

intelektual, termasuk daya ingat yang cukup parah sehingga mengganggu fungsi

sosial dan pekerjaan (Santoso & Ismail, 2009). Kehilangan kemampuan ini

meliputi beberapa aspek, diantaranya ingatan, pendapat, berpikir abstrak yang

diakibatka gangguan di otak. Keprahan demensia dapat diukur dari kemunduran

kemampuan daya ingat dan kognitif lain dengan bermacam-macam cara.

Demensia terdiri dari dari demensia ringan, sedang, dan berat. Demensia berat

mngakibatkan terjadinya penyakit Alzheimer.

Salah satu cara yang dianjurkan untuk lansia demensia adalah pemakaian

fantasi dari lansia yang mengalami demensia. Tujuannya untuk memberikan jalan

keluar atau tempat bagi perasaan yang belum dapat diungkapkan oleh lansia

(Stevens, et all, 1999). Hal ini penting untuk dapat menjalin perasaan yang terus

mengekang. Dalam dunia nyata, sangat sulit sekali bagi perawat untuk untuk

melakukan usaha kearah membawa keinginan pasien dalam realita dunia nyata.

Jauh lebih mudah jika tujuan akhir yang ingin dicapai adalah tujuan dari pasien

lansia demensia sendiri. Apabila dimensia ditangani secara setengah-setangah atau

bahkan diabaikan, penderita dimensia dapat menjadi terisolasi dan rentan,

terutama bila mereka juga memiliki penglihatan atau pendengaran yang buruk.

Dari artikel diatas menyebutkan bahwa penyakit Alzheimer merupakan

penyebab paling umum pada lansia demensia. Setiap tahun, angka lansia

demensia semakin meningkat. Hal ini tidak didukung dengan informasi adekuat

mengenai demensia, penyebab, dan bagaimana menanggulanginya. Akibatnya,

ancaman demensia pada tahun 2030 mendatang, lansia demensia akan meningkat

menjadi kurang lebih 65,7 miliar orang di seluruh dunia.

Hanya delapan negara yang telah menjalankan program untuk

mengurangi dimensia di negara masing-masing. Salah satunya adalah negara

Inggris. Mereka menjadikan demensia sebagai program yang ditanggulangi

secara nasional. Selain Inggris, negara lain yang memiliki program untuk

demensia adalah Perancis dan Jepang. Amerika Serikat juga memiliki rencana di

3

Page 6: Kelompok 5 (Demensia)

tingkat negara bagian dalam penanggulangan dimensia. Negara berkembang

seperti Cina, India, dan Brazil telah memanfaatkan perawatan kesehatan, namun

tidak memiliki kapasitas untuk menangani kenaikan kasus dimensia.

WHO memperkirakan kasus dimensia akan melambung pada beberapa

dekade mendatang, terutama di beberapa negara miskin (Psikologi Zone, 2012).

Pada tahun 2010, sebanyak 35,6 juta orang mengalami demensia, dan

diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030 menjadi 65,7 juta.

Sedangkan pada tahun 2050, diperkirakan jumlah penderita dimensia akan naik

tiga kali lipat menjadi 115,4 juta. Beban keuangan keluarga dengan demensia

akan meningkat. Hal ini menimbulkan kerentanan keluarga akan masuk kedalam

garis kemiskinan.

2. DATA NASIONAL

by Aditya Eka Prawira

Sudah Sejuta Penduduk Indonesia Derita Pikun yang Parah

4

Page 7: Kelompok 5 (Demensia)

Sekitar satu juta penduduk Indonesia menderita penyakit alzheimer sebagaimana

dinyatakan oleh ahli psikiatri geriatri FKUI-RSCM Dr dr Martina WS Nasrun

SpKJ (K).

"Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2011, menunjukkan sekitar

satu juta penduduk Indonesia menderita alzheimer," ujar Martina pada diskusi

mengenai alzheimer di Jakarta, seperti ditulis Kamis (5/9/2013).

Martina mengemukakan meskipun data tersebut masih merupakan angka estimasi,

namun kondisi ini masih dapat terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Dia menambahkan bahwa setiap empat detik akan muncul satu kasus baru

mengenai alzheimer di dunia.

"Dengan kondisi seperti ini, dapat diprediksi bahwa pada 2050 penderita

alzheimer di Indonesia bisa mencapai tiga juta kasus," kata Martina.

Namun Martina menambahkan bahwa jumlah itu belum termasuk pasien yang

belum atau tidak melaporkan kondisi penyakit tersebut karena tidak tahu bahwa

demensia berupa alzheimer adalah penyakit.

Kurangnya informasi mengenai gejala dan penanganan alzheimer di Indonesia

dikatakan Martina sangat memprihatinkan.

Ahli kesehatan mental dari WHO, Dr. Albert Maramis menjelaskan bahwa banyak

masyarakat yang tidak menyadari dampak ekonomi yang diakibatkan oleh

penyakit ini.

"Padahal, jumlah total orang yang menderita demensia akan naik hingga dua kali

lipat tiap dua puluh tahun," ujar Albert.

5

Page 8: Kelompok 5 (Demensia)

Menurut Albert ini berarti akan ada 7,7 juta kasus demensia-alzheimer baru tiap

tahunnya di seluruh dunia.

Lebih lanjut Albert memaparkan bahwa alzheimer bukanlah penyakit yang hanya

muncul akibat usia lanjut, namun ada faktor-faktor lain yang dapat mencetuskan

penyakit ini seperti stroke, hipertensi, trauma kepala, genetik, diabetes, obesitas,

hingga depresi.

Opini:

Data dan opini kelompok untuk penderita demensia pada lansia di

Indonesia:

1. menurut data profil kesehatan yang di laporkan oleh departemen kesehatan

tahun 1998, terdapat 7,2 % populasi usia lanjut 60 tahun keatas kasus

demensia” (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka

kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup

suatu populasi. Kira – kira 5 % usia lanjut 65 -70 tahun menderita demensia

dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia di

atas 85 tahun.

2. Di indonesia kejadian demensia pada tahun 2005 yaitu 606.100 orang.

3. tahun 2006, dari 20 juta orang lansia diperkirakan satu juta orang mengalami

demensia. Selain itu, berdasarkan jenis kelamin, prevalensi wanita lebih

banyak tiga kali dibandingkan laki laki. Hal ini mungkin refleksi dari usia

harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Meskipun demikian,

angka insidensi dan prevalensi demensia tersebut belum diketahui secara pasti.

4. WHO menperingatkan, pada tahun 2050 mendatang kasus penyakit demensia

akan meningkat tiga kali lipat.

5. Prevalensi demensia semakin meningkat dengan bertambahnya usia.

Prevalensi demensia sedang hingga berat bervariasi pada tiap kelompok usia.

Pada kelompok usia diatas 65 tahun prevalensi demensia sedang hingga berat

mencapai 5 persen, sedangkan pada kelompok usia diatas 85 tahun

prevalensinya mencapai 20 hingga 40 persen. Dari seluruh pasien yang

6

Page 9: Kelompok 5 (Demensia)

menderita demensia, 50 hingga 60 persen diantaranya menderita jenis

demensia yang paling sering dijumpai, yaitu demensia tipe Alzheimer

(Alzheimer’s diseases). Prevalensi demensia tipe Alzheimer meningkat seiring

bertambahnya usia. Untuk seseorang yang berusia 65 tahun prevalensinya

adalah 0,6 persen pada pria dan 0,8 persen pada wanita. Pada usia 90 tahun,

prevalensinya mencapai 21 persen. Pasien dengan demensia tipe Alzheimer

membutuhkan lebih dari 50 persen perawatan rumah (nursing home bed). Jenis

demensia yang paling lazim ditemui berikutnya adalah demensia vaskuler,

yang secara kausatif dikaitkan dengan penyakit serebrovaskuler. Hipertensi

merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk menderita demensia.

Demensia vaskuler meliputi 15 hingga 30 persen dari seluruh kasus demensia.

Demensia vaskuler paling sering ditemui pada seseorang yang berusia antara

60 hingga 70 tahun dan lebih sering pada laki-laki daripada wanita. Sekitar 10

hingga 15 persen pasien menderita kedua jenis demensia tersebut. Penyebab

demensia paling sering lainnya, masing-masing mencerminkan 1 hingga 5

persen kasus adalah trauma kepala, demensia yang berhubungan dengan

alkohol, dan berbagai jenis demensia yang berhubungan dengan gangguan

pergerakan, misalnya penyakit Huntington dan penyakit Parkinson. Karena

demensia adalah suatu sindrom yang umum, dan mempunyai banyak

penyebab, dokter harus melakukan pemeriksaan klinis dengan cermat pada

seorang pasien dengan demensia untuk menegakkan penyebab demensia pada

pasien tertentu.

3. DATA JEMBER

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN

KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI

UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT

USIA JEMBER

7

Page 10: Kelompok 5 (Demensia)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

aktivitas fisik dan kejadian demensia pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut

Usia Jember. Metode Penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain

penelitian korelasional dan pendekatan cross sectional serta menggunakan teknik

pengumpulan data dengan metode survey. Penelitian dilakukan pada bulan Mei

2014 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Pengambilan sampel

menggunakan Purposive Sampling, sebanyak 43 sampel. Data diperoleh dengan

cara memberikan pertanyaan kepada responden berdasarkan kuisioner yang

dijawab oleh responden.

Berdasar pada hasil penelitian didapatkan data bahwa responden yang

memiliki aktivitas fisik rendah sejumlah 24 orang mengalami demensia. Pada

responden yang memiliki aktivitas fisik sedang sejumlah 9 orang mengalami

kemungkinan demensia dan sejumlah 5 orang mengalami demensia. Pada

responden yang memiliki aktivitas fisik tinggi sejumlah 5 orang tidak mengalami

demensia. Kemudian dilanjutkan pada uji statistik Spearman Rho yang dihitung

dengan program SPSS 21 didapatkan Significancy hubungan antara aktivitas fisik

dan kejadian demensia adalah sebesar < 0,05. Hal tersebut berarti terdapat

hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan kejadian demensia di UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember. Hasil tersebut menunjukkan korelasi dari

kedua variabel. Apabila korelasi Spearman < 0 artinya tidak ada hubungan,

korelasi Spearman antara 0-0,5 artinya hubungan kurang kuat, korelasi Spearman

antara 0,5-0,75 artinya hubungan cukup kuat, sedangkan korelasi Spearman antara

0,75-1 artinya hubungan kuat. Hasil korelasi Spearman antara kedua variable

sebesar -0,842 menunjukkan hubungan kuat. Arah korelasi bernilai negatif dalam

hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik, maka kejadian

demensia akan semakin menurun.

Opini:

Demensia merupakan gangguan intelektual yang berlangsung progresif.

Biasanya, demensia berlangsung secara perlahan selang bulanan hingga tahunan.

8

Page 11: Kelompok 5 (Demensia)

Demensia merupakan gangguan penyerta akibat perubahan-perubahan yang

berlangsung pada sistem saraf pusat (Tamher & Noorkasiani, 2009).

Demensia menggambarkan gangguan fungsi intelektual, bukan gangguan

fungsi perilaku. Demensia merujuk pada gejala, bukan suatu penyakit

(Carpenito,2009). Bunuh diri mungkin terjadi terutama pada tahap awal dimensi.

Alasannya karena depresi, kehilangan harga diri, dan gangguan penilaian. Pada

lansia demensia, perlu dikaji perilaku seperti kurang tidur, gelisah, keluyuran,

sikap defensif, dan kehilangan kemampuan mengingat secara bertahap.

Demensia yang paling sering terjadi adalah demensia vaskular. Demensia

vaskular dapat dicegah. Hal ini dilakukan jika faktor resiko seperti diabetes,

hipertensi, obesitas, kebiasaan merokok, dan kurang kegiatan fisik dapat

dihindari. Hal ini bisa meminimalkan tejadinya demensia vaskular.

Dari hasil penelitian yang saya ambil menyebutkan bahwa jumlah

penderita demensia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember menyebutkan

bahwa jumlah penderitanya mencapai 24 orang. Dari hasil penelitian

menyebutkan bahwa lansia dengan aktivitas fisik yang tinggi kemungkinan kecil

beresiko terkena dimensia.

Menurut Saxena, direktur program kesehatan kejiwaan dan

penyalahgunaan obat WHO, perawatan bagi penderita dimensia sering ditunda

karena gejalanya yang sulit dikenali. Hal ini sering dianggap sebagai menurunnya

kemampuan karena faktor usia. Dimensia berkembang secara lambat. Di negara-

negara maju, hanya 20-50% kasus dimensia yang dikenali. Sedangkan di negara

berkembang masih belum terlalu dikenali karena jarang lansia yang berumur lebih

dari 75 tahun.

Hal ini juga berlaku di kota Jember sendiri. Di Kota Jember masih sedikit

sensus yang dilakukan untuk mengetahui jumlah lansia yang terdapat di Kota

Jember. Hanya segelintir pihak yang melakukan sensus, namun di satu tempat

saja, misalnya di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia yang terletak di Puger,

Kecamatan Jember. Padahal, peran keluarga maupun masyarakat sangat penting

untuk lansia dengan dimensia yang cenderung mengalami stres dengan dimensia.

9

Page 12: Kelompok 5 (Demensia)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Carpenito, Lynda Juall. 209. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed. 9. Alih bahasa oleh Kadar, dkk. Jakarta: EGC.

Julianti & Budiono. 2008. Demensia. Riau: Faculty of Medicine-University of Riau.

Maryem, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut da Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Santoso & Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia: Uraian Medis dan Pedagogis-Pastoral. Jakarta: Gunung Mulia.

Stevens, et all. 1999. Ilmu Keperawatan E/2 Jilid 2. Alih bahasa oleh Tomasowa. Jakarta: EGC.

Tamher & Noorkasiani 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Tantomi, Baabdullah & Sagita. 2013. PKMP: Tren Fenomena ‘Pisidi’ (Pikun Usia Dini) sebagai Dugaan Awal Gejala Demensia di Kota Malang. Malang: Universitas Islam Malang.

ARTIKEL

Destriana. 2012. WHO: Tahun 2030 Penderita Demensia Naik 2 Kali Lipat [ serial Online] http://www.merdeka.com/sehat/who-tahun-2030-penderita-demensia-naik-2-kali-lipat.html [ diakses pada tanggal 19 September 2014, pukul 09.30 WIB ]

Effendi, Adi Darma. 2014 [ tidak diterbitkan ]. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Kejadian Demensia pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember (Skripsi) [ serial online ] http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58278/Adi%20Darma%20Effendi%20-%20102010101058_1.pdf?sequence=1 [ diakses pada tanggal 19 September 2014, pukul 10.30 WIB ]

10

Page 13: Kelompok 5 (Demensia)

Prawira, Aditya Eka. 2013. Sudah Sejuta Penduduk Indonesia Derita Pikun yang Parah [ serial online ] http://health.liputan6.com/read/684252/sudah-sejuta-penduduk-indonesia-derita-pikun-yang-parah [ diakses pada tanggal 19 September 2014, pukul 09.35 WIB ]

Schlein & Zipperer. 2012. Prevalensi Demensia akan Meningkat Drastis [ serial online] http://www.dw.de/prevalensi-demensia-akan-meningkat-drastis/a-15974243 [ diakses pada tanggal 20 September 2014, pukul 10.10 WIB ]

Zone, Psikologi. 2012. Tahun 2050, 115 Juta Orang akan Mengalami Demensia [ serial online ] http://www.psikologizone.com/tahun-2050-115-juta-orang-akan-mengalami-demensia/065116247 [ diakses pada tanggal 20 September 2014, pukul 10.05 WIB ]

11