askep demensia

36
KOMUNIKASI UMUM Komunikasi Pada Anak dan Keluarga

description

kesehatan

Transcript of askep demensia

Page 1: askep demensia

KOMUNIKASI UMUMKomunikasi Pada Anak dan

Keluarga

Page 2: askep demensia

Ada yang punya pendapat tentang

kami ……. ?

Page 3: askep demensia

Jadi :

Kenapa Harus Berkomunikasi ?

Mengurangi ketidak pastian

Mengungkapkan perasaan

Memperoleh Informasi

Menguatkan keyakinan

Page 4: askep demensia

PERMASALAHAN

1. Hubungan nakes – psien tidak dekat

2. Pasien cemas akibat penyakit

3. Memikirkan keadaan rumah, keluarga dan keuangan

4. Tenaga kesehatan kurang trampil berkomunikasi

5. Tidak dapat mengambil simpati

6. Bicara tidak jelas / sulit dimengerti

7. Bahasa tidak sesuai dengan kemampuan pasien

8. Ruangan tidak mendukung pengobatan/ perawatan

9. Waktu sedikit

Page 5: askep demensia

Komunikasi Sebagai Komponen Terapi

Komunikasi dalam konteks Proses

keperawatan

Hubungan perawat Klien yang terapeutik terbina rasa

saling percaya

Terbentuknya sistem nilai altruistik / harapan dan

keyakinan

Ciri Hubungan terapeutik : Dinamis, bertujuan, dibatasi

waktu, peran dominan (Perawat)

Tujuan Hubungan terapeutik

Memenuhi kebutuhann klien

Page 6: askep demensia

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

• KOMUNIKASI YANG DIRANCANG UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PASIEN ATAU MENGHILANGKAN DISTRESS PSIKOLOGIS.

• DITUNJUKAN MELALUI :– EMPATI : Kemampuan untuk mengerti

sepenuhnya kondisi atau perasaan orang lain.– RASA PERCAYA – VALIDASI– PERHATIAN

Page 7: askep demensia

Anak Keluarga/orang tua

Tingkat tumbuh kembang

Page 8: askep demensia

Empaty Diam

Mendengar

Berikan Kesempatan

Untuk bicaraAnticipatory Guidance

HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN

ORANG TUA

Page 9: askep demensia

Pemecahan masalah

Rumuskan masalah

Yakinkan kembali

Focusing

HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN

ORANG TUA

Page 10: askep demensia

TEKNIK KOMUNIKASI KREATIF DENGAN ANAK

TEKNIK NON VERBAL

Menulis

Menggambar

Bermain

Page 11: askep demensia

Fase Perkembangan Komunikasi pada Bayi dan Anak

1. Fase Pre Linguistik/ fase sebelum bicara

1) Babbling disertai Lalling (Mengulang suara yang didengar)

2) Echolalia (mengulang Gema Suara)

4. Egosentris dan Masyarakat (4-11 tahun)

3. Kalimat Pertama (2-4 tahun)

2. Fase pengucapan kata pertama

(Usia 10-12 bulan) : mama-bapa, dll

5. Fase Perkembangan semantik

Page 12: askep demensia

1. FASE PRELINGUISTIK

• Suara pertama yang terdengar dari bayi adalah tangis. Mengapa ?

• Sampai usia 1 tahun, bayi hanya dapat mengkomunikasikan kebutuhannya lewat tangisan.

• Biasanya pada usia 2-3 minggu orang tua baru dapat membedakan tangisan bayi

– Lapar tangisan mendatar dan meningkat sesuai kebutuhan

– Sakit teriakan mendadak– Tidak nyaman/ minta perhatian berlangsung terus

menerus• Bayi akan mendadak menangis saat diletakkan tidur

oleh ibunya.• Pada minggu kedua bayi mulai terlihat senyum, terutama

saat puas

Page 13: askep demensia

• Pada minggu ketiga senyum bayi memiliki arti sosial, tapi belum bisa membedakan wajah yang dilihatnya

• Perkembangan bahasa dimulai pada usia 2-6 bulan• Usia 5-6 bln mulai bicara dengan mengeluarkan macam-

macam bunyi, keras, perlahan, tinggi dan rendah (sesuai suasana perasaaanya)

• Usia 9-10 bln bicara menggunakan suku kata yang diulang.

• Kata mama dihubungkan dengan pribadi ibunya. Jika ditanya “dimana mama? ”, maka bayi menoleh ke arah ibunya.

• Untuk membentuk suara berat : b dan k, bayi memerlukan pertumbuhan motorik yang cukup untuk bibir, lidah dan tenggorokan pada saat yang sama.

Page 14: askep demensia

• Fase prelinguistik : Babbling

Dimulai ketika bayi mengetahui suaranya. Mengeluarkan suara berulang saat merasa senang sendiri dan berbicara

sendiri.Sampai usia 7 bulan bayi berusaha meniru suara yang

didengar, Lalling (mengulang suara yang didengar)

EcholaliaMengulang gema suara dari suara yang diucapkan oleh

orang lain.Bayi mulai belajar memanipulasi lidah, bibir, dan

tenggorokanPertumbuhan bicara dan bahasa anak akan cepat bila orang tua mengulang suara bayi dan bayi membalasnya

dengan meniru.

Page 15: askep demensia

2. KATA PERTAMA

• Usia 10-12 bulan tumbuh pengertian pasif dari bahasa• Mulai berespon terhadap kata-kata yang familier• Kata pertama mungkin tidak disadari oleh orang tua• Untuk mnegerti perlu mendengarkan perkataan anak

dihubungkan dengan yang dikerjakan dan situasi saat itu.• Bayi memberikan reaksi yang berbeda pada suatu kata

dengan perbedaan intonasi pada usia 4-5 bulan• Bicara sesungguhnya dimulai pada usia 12-18 bulan• Satu kata mengandung arti satu kalimat, misal : “andi” =

“saya mau mandi• Umumnya anak bisa mengatakan 4 kata pada usia 15

bulan• 10 kata pada usia 18 bulan, 50 kata pada usia 2 tahun.

Page 16: askep demensia

3. KALIMAT PERTAMA

• Usia 2 tahun anak mulai belajar menyusun beberapa kata.

• Dikenal sebagai permulaan pembicaraan komplit

• Kalimat yang dibentuk tidak mengikuti aturan tata bahasa

• Kadang-kadang anak merubah hurup / kata, seperti “ Perahu” menjadi “Pelahu”

Page 17: askep demensia

4. BICARA EGOSENTRIS DAN MEMASYARAKAT

• Menurut Piaget, terjadi pada usia 4-11 tahun• Egosentris :

– Repetitif (pengulangan) : Bila seorang anak bicara diulangi oleh anak lain diulangi lagi oleh anak lain.

– Monolog (bicara satu arah) Biasanya pada anak prasekolah. Ia bicara sendiri dan panjang

– Monolog kolekif sewaktu anak bicara ada kehadiran anak lain, mereka masing-masing bicara, tetapi pembicaraan mereka berbeda.

• Memasyarakat– Menunjukan adanya tukar pikiran dengan orang lain.– Menonjol pada usia prasekolah disertai Egosentris yang

berkurang.

Page 18: askep demensia

5. PERKEMBANGAN SEMANTIK

• Semantik : Pengetahuan mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan

• Anak pertama kali belajar memahami arti kata konkrit kemudian arti kata abstrak.

• Kata abstrak dimulai pada usia prasekolah, contoh : Anak mengetahui kata meja dan kursi, selanjutnya anak

memahami perabot rumah tangga. Anak mengetahui kata apel dan jeruk, selanjutnya anak

memahami jenis buah-buahan.• Kata-kata yang sulit difahami pada fase ini adalah kata

kata yang memiliki arti ganda / psikologis.

Page 19: askep demensia

Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan komunikasi pada anak

• Kecerdasan

• Jenis Kelamin

• Bilingual

• Status Tunggal / Kembar

• Dorongan Orang tua

• Sosial ekonomi

Page 20: askep demensia

INFORMASI YG PERLU DIKETAHUI MELALUI KOMUNIKASI DG ORANG TUA

• ORTU BAGIAN INTEGRAL SAAT PENGKAJIAN THD ANAKNYA

• PERTANYAAN TERBUKA• GUNAKAN TEHNIK SILENT & TO HEARD• GALI AGAR ORTU MENYADARI “ADA MASALAH

PADA ANAKNYA”• UPAYA APA YG TLH ORTU LAKUKAN UNTUK

MASALAH TSB• BGMN ORTU MENGATASI MASALAH ANAKNYA

Page 21: askep demensia

Proses Komunikasi pada Bayi dan Anak

• Memperbaiki pemahaman dan kemampuan orang tua dalam komunikasi

• Mendorong kemampuan komunikasi, baik verbal maupun non verbal

• Berikan pada anak pengalaman untuk bicara• Mendorong anak untuk Mendengar• Mendorong anak untuk bicara sebagai

pengganti tindakan• Gunakan Istilah yang pasti / benar

Page 22: askep demensia
Page 23: askep demensia

• KOMUNIKASI DENGAN BAYI

- REAKSI & RESPON MELALUI KOMUNIKASI NON VERBAL & MENANGIS

- RESPON ORTU DENGAN MENGGENDONG, MEMELUK, MENGELUS, MENCIUM & MENGAYUN DLL

- FASILITASI UNTUK “ROOMING IN”- OPTIMALKAN KETERLIBATAN ORTU TUK MENDAPAT

INFO YG LENGKAP & AKURAT- MINIMAL HANDLING UNTUK MENGURANGI STRESS - GUNAKAN PRINSIP “A-TRAUMATIK”

Page 24: askep demensia

PANDUAN KOMUNIKASI

•membina rasa percaya dan sensori motor

•Hindari menggendong langsung

•takut --. tidak bicara langsung

KARAKTERISTIK

•Hubungan tali kasih dengan orang tua

•Cemas pada orang tua dan orang lain (stranger anxieta)

•Pembelajaran pada tahap sensori motorik

•Peningkatan kendali / kontrol otot

•Pengalaman masa lalu

•Meniru Sikap tubuh

Page 25: askep demensia

KOMUNIKASI DENGAN TODLER

• BELUM OPTIMAL BERKOMUNIKASI VERBAL DG EFEKTIF

• BELUM MAMPU MEMAHAMI YG BERSIFAT “ABSTRAK”

• GUNAKAN KALIMAT PENDEK & KONKRIT & DIUCAPKAN BERULANG

• GUNAKAN OBJEK-OBJEK /ALAT PERAGA YG FAMILIAR BAGI ANAK

• CENDERUNG BERESPON AGRESIF BILA TDK SESUAI DG KEINGINANNYA

Page 26: askep demensia

KARAKTERISTIK• Egosentrik• Perilaku Negatif• Animisme• Terbatasnya keterampilan bahasa dan

konsep waktu/ belum bisa bicara fasih

PANDUAN KOMUNIKASI• Kemandirian dan Sensori motor• Berikan pujian• Berpikir Operasional

Page 27: askep demensia

• KOMUNIKASI DENGAN ANAK PRA SEKOLAH

- KARAKTERISTIK SPESIFIK “EGOSENTRIS”- TIMBUL PERASAAN “TAKUT” THD APA YG

TIDAK DIKETAHUINYA- BICARA BELUM FASIH & PERBENDAHARAAN

KATA MASIH TERBATAS- GUNAKAN KALIMAT PENDEK & KONKRIT- PERHATIKAN POSISI KONTAK MATA HARUS

SEJAJAR DENGAN ANAK

Page 28: askep demensia

KARAKTERISTIK• Berfikir Egosentrik• Meningkatkan keterampilan berbahasa• Terbatasnya konsep waktu• Sakit dan Hospitalisasi sebagai hukuman• Animisme• Takut cedera tubuh

PANDUAN KOMUNIKASI• Membina Inisiatif dan berfikir Operasional

Page 29: askep demensia

PANDUAN KOMUNIKASI UNTUK TODDLER DAN PRESEKOLAH

• Beri waktu dan kesempatan agar anak terbiasa nyaman di dekat perawat.

• Hindari pendekatan mendadak, senyum yang lebar, kontak mata yang lama, atau sikap tubuh yang dianggap mengancam.

• Bicara dengan orang tua bila anak malu-malu.• Bicara melalui objek transisional (boneka)Beri

kesempatan untuk bicara tanpa orang tua• Posisi sejajar dan membina kontak mata• Kalimat singkat, jelas dan spesifik• Pengarahan dan anjuran positif• Memberi pilihan

Page 30: askep demensia

• KOMUNIKASI DENGAN ANAK SEKOLAH

- MAMPU BERFIKIR “KONKRIT”- MENGINGAT PENGALAMAN SEBELUMNYA/MASA

LALU- MEMBUTUHKAN PRIVASI (RASA MALU, RASA

TAKUT)- INFORMASI SPESIFIK- BERIKAN ILUSTRASI MELALUI ALAT PERAGA- BERI KESEMPATAN UNTUK MEMILIH ALTERNATIF

BILA ADA- BERI PUJIAN

Page 31: askep demensia

KARAKTERISTIK

KENDALI DIRIMENINGKAT

BERJUANGUNTUK

KEBERHASILAN

KONSEP WAKTU

MENINGKAT

MEBINA HUBUNGANDENGAN TEMAN

SEBAYA

KEMAMPUAN BAHASA MENINGKAT

Page 32: askep demensia

PANDUAN KOMUNIKASI

• Membina keberhasilan dan berfikir konkrit

• Beri Kesempatan untuk bertanya

Page 33: askep demensia

USIA REMAJA

KARAKTERISTIKNYA

Kemampuan berfikir abstrak dan nalar

meningkat

Menyadari Penampilan

Berjuang untuk

kemandirian

Perduli akan masa sekarang dibanding masa

depan

Membina hub. Dg teman

sebaya dan identitas

kelompok

Page 34: askep demensia

Membina identitas dan berfikir abstrak

kebersamaan

Memicu ekpresi ide dan perasaan

Menghargai pandangan remaja

Menerima perbedaan

Menghargai pandangan yang baik

Menghargai keleluasaan pribadi

Memberi contoh yang baik

Page 35: askep demensia

Memberi Perhatian Penuh

Memilih topik atau isu penting

Mendengarkan

Tidak bereaksi berlebihan

Sopan, tenang dan berfikiran terbuka

Hindari mengkritik atau menghakimi

Hindari Pertanyaan Menyelidik

Page 36: askep demensia