30. Demensia
-
Upload
geshaputri -
Category
Documents
-
view
141 -
download
9
Transcript of 30. Demensia
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
BAB XXIVDEMENSIA DAN PENGOBATANNYA
TUJUAN BELAJARTUJUAN KOGNITIFSetelah membaca bab ini dengan seksama, maka anda sudah akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian demensia2. Mengetahui jenis-jenis demensia3. Mengetahui factor-faktor resiko dan penyebab demensia4. Mengetahui gambaran klinis demensia5. Mengetahui cara pemeriksaan demensia
TUJUAN AFEKTIFSetelah membaca bab ini dengan penuh perhatian, maka penulis mengharapkan anda sudah akan dapat :1. Melakukan penatalaksanaan pada demensia secara tepat2. Menciptakan hidup yang berguna bagi lansia
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
596
Input informasi Registrasi Encoding Storage
(penyimpanan)
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
I. PENDAHULUAN
Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan hidup. Pada tahun 2000 usia harapan hidup di Indonesia mencapai 67 tahun dan jumlah populasi lansia sebanyak 17 juta jiwa (7%). Menurut perkiraan pada tahun 2020 usia harapan hidup di Indonesia akan mencapai 71 tahun dan jumlah penduduk lansia diperkirakan sebanyak 28 juta jiwa, ini merupakan peringkat tertinggi keempat setelah RRC, India, dan Amerika Latin.
Dengan meningkatnya harapan hidup, perlu diwaspadai kemungkinan peningkatan jumlah orang yang menderita cacat. Pada usia lanjut sering dijumpai berbagai gangguan, antara lain : gangguan daya ingat (memori), gangguan kecerdasan (kognitif), gangguan fungsi bergerak dan rasa, serta gangguan keseimbangan dan koordinasi.
Demensia atau pikun adalah gejala lanjut usia yang amat ditakuti. Proses menua dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan menyebabkan perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat. Pada beberapa penderita tua terjadi penurunan daya ingat dan gangguan psikomotor yang wajar. Keadaan ini tidak menyebabkan gangguan pada aktivitas hidup sehari-hari.
A. Memori Lupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh lanjut usia. Keluhan ini dianggap lumrah dan
biasa oleh masyarakat sekitarnya. Kebanyakan individu mengalami gangguan memori dan gangguan belajar dengan berlanjutnya usia, terutama setelah usia 70 tahun. Memori merupakan proses yang rumit. Memori menghubungkan masa lalu dan masa kini, sebagai berikut :
Agar suatu informasi dapat disimpan perlu diperhatikan, diregistrasi, ini merupakan tingkat pertama. Informasi ini kemudian ditransfer ke dalam meori yang disebut encoding.
Kondisi encoding ikut mempengaruhi daya atau tingkatan penyimpanan, misalnya : encoding seemantik (penyimpanan menurut makna, arti) biasanya memberikan memori yang lebih mantap daripada encoding fonologis (menyimpan menurut bunyi).
Storage merupakan proses dimana informasi dipertahankan dalam memori. Ini bukan merupakan penyimpanan informasi yang statis. Jaringan informasi ini ditata kembali secara aktif. Informasi akan lebih kuat tersimpan bila digunakan berkali-kali, suatu proses yang disebut konsolidasi. Retrieval merupakan proses dimana informasi dipanggil kembali dari memori.
II. DEFINISI DAN KRITERIA DIAGNOSIS
A. Definisi Demensia
Demensia adalah suatu sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari, (definisi demensia menurut ICD-10, DSM IV, NINCDS-ARDA, PPDGJ-III).
B. Faktor Resiko1. Usia merupakan faktor resiko bagi semua jenis demensia. Dengan bertambahnya
usia maka bertambah besar kemungkinan menderita demensia.2. Riwayat penyakit demensia pada keluarga derajat satu (ibu, bapak, saudara
kandung) meningkatkan resiko mendapatkan demensia sebanyak empat kali.3. Kelamin. Dari semua penelitian, didapat kesan bahwa wanita mempunyai resiko
yang lebih tinggi dibandingkan pria untuk mendapatkan penyakit Alzheimer. Pria mungkin mempunyai resiko yang sedikit lebih tinggi untuk mendapatkan demensia vaskular.
4. Pendidikan. Dapat dikatakan bahwa mereka yang berusia diatas 75 tahun dan tidak pernah sekolah mempunyai resiko mendapatkan demensia yang lebih tinggi.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
597
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
5. Faktor resiko lainnya adalah : adanya keluarga dengan sindrom down, fertilitas yang kurang, penggunaan analgesik seperti fenasetin, kandungan alumunium pada air minum, defisiensi kalsium.
C. Penyebab DemensiaBeberapa penyakit yang disebabkan demensia, adalah :
1. Demensia Idiopatika. 1). Penyakit Alzheimer
2). Demensia senilis jenis Alzheimerb. Penyakit Pickc. 1). Khorea Hungtington
2). Parkinsonisme dengan Demensia3). Palsy supranuklear progresif4). Sklerosis lateral amiotropik dengan demensia
2. Demensia Vaskulara. Multi infarks
1). Subkortikal2). Kortikal3). Campuran kortikal – subkortikal4). Hipoksia5). CVD dengan demensia
3. Demensia Sekundera. Infeksi, misalnya : ensefalitisb. Neoplasmac. Intoksikasid. Autoimune. Gangguan metabolik, misalnya : DM
1). Hipoglikemik2). Penyakit ginjal dan hepar3). Gangguan elekrolit
f. Gangguan nutrisi, misalnya : defesiensi Vit B1, B6, B12, asam folat.g. Obat
Tabel 1. Jenis dan Penyebab Demensia Pada Usia Lanjut
Keadaan yang secara potensial reversible atau bisa dihentikan : Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain) Infeksi susunan saraf pusat Gangguan metabolik Gangguan nutrisi Gangguan vaskular (demensia multi infark, dan lain-lain) Lesi desak ruang Hidrosefalus bertekanan normal Depresi
Penyakit degeneratif progresif : Penyakit Alzheimer Penyakit Pick
Dengan gangguan neurologik lain yang prominen : Penyakit Parkinson Penyakit Hutington Kelumpuhan supranuklear progresif Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat
Sumber : Kane, Ouslander, Abrass : Essential of Geriatric Med,3rd ed.1994
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
598
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Penyebab demensia yang reversible sangat penting untuk diketahui, karena dengan pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan aktivitas kehidupan sehari–hari dengan normal. Keadaan tersebut sebagai berikut :
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
599
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
D : Drug intoxicationE : Emotional unstabilityM : MetabolismeE : Ear & eyedisturbance
N : NutritionT : Tumor & trauma I : IntoxicationA : Arteriosclerosis
D. Gambaran Klinik DemensiaSecara garis besar ada 10 gejala yang biasa didapatkan pada penderita demensia, yaitu :
1. Lupa kejadian yang baru saja dialami2. Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari3. Kesulitan berbahasa4. Disorientasi waktu dan tempat5. Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat6. Sulit berfikir abstrak7. Salah menaruh barang8. Perubahan suasana hati9. Perubahan perilaku atau kepribadian10. Hilang inisiatif
E. Jenis Demensia1. Demensia Primer
a. Alzheimer diseaseb. Dementia Associated with extrapyramidal symptom (Demensia Levy Bodies)
1). Progressive supra nuclear palsy2). Corticobasal degeneration 3). Wilson’s disease
2. Demensia Sekundera. Vascular demensiab. Dementia related to other disease disorder
F. Penyakit AlzheimerPenyakit Alzheimer adalah suatu keadaan yang meliputi perubahan dari jumlah, struktur dan fungsi
neuron didaerah tertentu dari korteks otak. Pada penyakit ini terjadi pula gangguan neurodegeneratif yang berlangsung progresif lambat, disebabkan karena proses degeneratif yang menyebabkan kematian sel-sel otak yang masif.
Pada awalnya pada penyakit ini ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness), MCI (Mild Cognitive Impairmenr). Gangguan kognitif yang terjadi menyebabkan perubahan tingkah laku dan juga timbul gejala neuropsikiatri.
Secara fisik umumnya pasien tidak mengalami masalah kesehatan saat awal gangguan muncul. Penyakit ini bisa berlangsung sampai 10 tahun. Biasanya penyakit pasien baru diketahui penyakitnya setelah 2 hingga 4 tahun menderita. Seringkali keluarga ataupun dokter tidak menyadari bahwa pasien sudah berasa dalam kondisi demensia, karena merosotnya fungsi kognitif sebagai bagian dari proses penuaan wajar.
Keterlambatan akan merugikan penderita karena penatalaksanaan dini biasa mencegah keadaan yang lebih berat seperti komplikasi dan bisa membantu perencanaan masa depan pasien bersama keluarga.
1. Etiologi
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
600
Normal Forgetfulness (mudah lupa) Mail Cognitive
Impairment (perlaihan normal-abnormal) Demensia
Alzheimer (abnormal)
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Penyebab pasti dari penyakit Alzheimer sampai dengan saat ini belum diketahui pasti, namun penyakit ini merupakan interaksi antara faktor keturunan dengan faktor lingkungan, seperti :
a. Bertambahnya usiab. Kurangnya pendidikan c. Penderita down sindromd. Cedera kepalae. Tekanan darah tinggi
2. Gejala Klinis Pada penyakit Alzheimer ini gejala klinis biasanya dimulai dengan :
a. Kehilangan daya ingat perlahan-lahanb. Kesulitan dalam mengikuti perintah dan melakukan kegiatan sehari-haric. Gangguan penilaian, penalaran, konsentrasi dan orientasid. Kebingungan dan kegelisahane. Perubahan kepribadianf. Kehilangan kemampuan untuk mengurus diri
Gangguan-gangguan tersebut akan muncul dalam perilaku pasien sehari-hari. Sikap pasien yang apatis, malas, sedikit bicara, sedih, depresi, uring-uringan dapat menjadi tanda demensia.
Gangguan perilaku dan psikologis pada demensia Alzheimer dapat muncul setiap saat dalam perjalanan penyakit dan dipengaruhi oleh sikap lingkungan terhadap pasien. Gangguan perilaku yang timbul pada penderita Alzheimer adalah sebagai berikut :
a. Delusi b. Halusinasic. Depresid. Ansietase. Amarah dan kekerasanf. Gangguan tidurg. Deviasi perilaku seksualh. Sundowning i. Wandering
Rangkaian kesatuan gangguan memori fisiologis sampai patologis
3.Forgetfulness
Forgetfulness atau mudah lupa adalah suatu proses yang terjadi secara wajar pada usia lanjut. Biasa terjadi pada usia diatas 50 tahun, hanya terdapat keluhan gangguan memori tetapi dapat dibantu dengan mengingatnya kembali dengan isyarat atau kode. Dalam hal ini belum dapat dikatakan demensia. Tingkat kecerdasannya rata-rata atau bahkan lebih.
4. MCI Mail Cognitive Impairment adalah gangguan kognitif ringan dimana gangguan memori diperjelas
oleh pengamat. Fungsi kognitif umumnya normal. Sudah mulai terdapat penurunan fungsi memori sesuai dengan usia dan pendidikan. Pada tahap ini belum dapat dikatakan demensia.
G. Demensia Kortikal dan SubkortikalGejala klinik demensia kortikal tergantung kepada apakah proses patologisnya terutama mengenai
neuron-neuron kortikal atau ganglia basal dan thalamus dan bagian atas dari batang otak.Demensia kortikal, seperti yang dijumpai pada penyakit Alzheimer dan Pick, ditandai dengan defisit
memori yang dini, dan biasanya penderita menunjukkan gajala defisit visuospatial, afasia, apraksia dan agnosia.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
601
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Pada demensia subkortikal, seperti yang dijumpai pada penyakit progressive supranuclear palsy, hidrosefalus komunikans, dan sindrom Parkinson, didapat gejala proses berfikir yang lamban. Pertanyaan yang diajukan dijawab lamban, membutuhkan waktu yang lama, walaupun jawabannya benar. Disamping proses berfikir yang lamban ini didapatkan pelupa dan gangguan kemampuan memanipulasi pengetahuan yang diperoleh. Juga ditemukan gejala gangguan sistem ekstrapiramidal misalnya tremor, diskinesia.
H. Demensia VaskularDemensia vaskular adalah sindrom demensia yang disebakan oleh disfungsi otak yang diakibatkan
oleh penyakit serebrovaskular. Ini merupakan penyebab demensia kedua paling sering setelah penyakit Alzheimer.
Demensia vaskular seringkali diidentikkan dengan demensia multi infrak, karena pada sebagian penyakit serebrovaskular yang mengakibatkan demensia terdapat lesi infark yang multipel.
Demensia vaskular ditandai oleh deteriorasi bertahap – kejut, dengan melibatkan sebagian dari fungsi intelektual. Progresi dari demensia vaskular tidak gradual lambat laun, melainkan mendadak dan melibatkan sebagian lapangan intelektual. Didapat pula tanda adanya penyakit vaskular, misalnya hipertensi, bising di arteri karotis, abnormalitas pada funduskopi, jantung membesar.
Faktor resiko demensia vaskular adalah : hipertensi, penyakit jantung koroner, infrak miokard, gagal jantung, fibrilasi atrial, EKG yang abnormal, bising di arteri karotis, diabetes melitus, polisitemia, hiperlipidemia, merokok, obesitas, hiperurisemia, kurang olahraga.
I. Demensia Oleh Penyebab LainPada lanjut usia, sekitar 80% penyakit yang banyak diderita adalah penyakit Alzheimer, demensia
vaskuler atau gangguan pada kedua penyakit ini. Sekitar 20% disebabkan oleh beragam penyakit. Penyakit yang beragam ini harus dideteksi dini, karena bila terlambat dilakukan pengobatan dapat menimbulkan cacat yang menetap. Tiap penyakit yang melibatkan otak dapat mengakibatkan demensia.
Penyakit yang beragam itu antara lain :1. Infeksi
Ensefalitis oleh virus (misalnya Herpes Simpleks), bakteri (misalnya Pneumokok, Tuberkulosis), parasit, fungus, abses otak, dan neurosifilis.
2. Gangguan metabolikContohnya : Diabetes Melitus, Hipoglikemi, Hiperlipidemi, gangguan ginjal, gangguan hepar, gangguan tiroid, gangguan elektrolit (natrium, kalsium, magnesium).
3. Lesi desak ruangContohnya : Hipotema Subdural akut atau kronik, tumor di otak, Metastase Neoplasma.
4. Penyakit autoimunContohnya : Lupus eritematosus disseminate, Vaskulitis.
5. Zat toksikContohnya : keracunan logam (timbal, air raksa, arsen, mangan), keracunan bahan organik (pelarut dan insektisida tertentu).
6. Gangguan nutrisiContohnya : kekurangan Vit B1, B6, B12, kekurangan asam folat.
7. Obat-obatanContohnya : obat sedative, obat penenang, antikolinergik, antikonvulsan, antidepresan, antihipertensi, antiaritmia.
J. DiagnosaPenyakit demensia pada praktek sehari-hari di klinik jarang ditemukan atau tidak terdeteksi, hal ini
disebabkan oleh karena :1. Pasien kurang menaruh perhatian pada gejala yang
timbul.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
602
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
2. Pandangan keluarga yang menganggap hal ini biasa terjadi pada demensia.
3. Pasien sendiri menyangkal.
K. Kriteria DiagnosaKriteria diagnosa untuk pasien demensia adalah :
1. Kemampuan intelektual menurun sedemikian rupa, sehingga mengganggu pekerjaan dan lingkungannya.
2. Defisit neurologis selalu melibatkan memori; biasanya didapatkan gangguan berfikir abstrak, menganalisa masalah, pertimbangan terganggu, afasia, apraksia, agnosia, kesulitan konstruksional dan perubahan kepribadian.
3. Sadar (compos mentis)
III. PEMERIKSAAN DEMENSIA
A. Langkah-Langkah Pemeriksaan Demensia :
1. Riwayat medik umum2. Riwayat neurologi umum3. Riwayat neurobehavioral4. Riwayat psikiatrik5. Riwayat keracunan, nutrisi, obat-obatan6. Riwayat keluarga7. Pemeriksaan obyektif8. Pemeriksaan fisik umum9. Pemeriksaan neuropsikologis
B. Pemeriksaan neurologisC. Pemeriksaan aktivitas fungsionalD. Pemeriksaan psikiatri
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)
Item TesNilai Max
Nilai
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa? 5 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar). 5 5
3REGISTRASISebutkan tiga buah nama benda (mobil, lemari, kursi) tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan.
3 3
4ATENSI DAN KALKULASIKurangi 100 dengan 7, nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar, hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja kata “WAHYU” (nilai diberikan pada huruf sebelum kesalahan : misalnya UYAHW = 2 nilai.
5 5
5 Pasien disuruh mengingat kembali 3 nama diatas. 3 3
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
603
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
BAHASA
6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukan (pensil, buku) 2 2
7 Pasien disuruh mengulang kata-kata : namun, tanpa, bila. 1 1
8Pasien disuruh melakukan perintah : “ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan dilantai.”
3 3
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah : “pejamkan mata anda.” 1 1
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan. 1 1
11
Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini :
1 1
JUMLAH 30 30
Penderita dengan skor kurang dari 24 dapat dianggap terjadi gangguan kognitif. Dalam hal ini dibutuhkan pemeriksaan yang lebih rinci.
CLOCK DRAWING TEST (CDT)
Instruksi :1. Letakkan satu helai kertas HVS dan pensil di meja.2. Minta pasien membuat jam dinding lengkap dengan angka-angkanya.3. Bila instruksi nomor 2 telah selesai dikerjakan, mintalah pasien menggambarkan jarum jam yang
menunjukkan waktu pukul tertentu (misalnya pukul 12.30).
Komponen yang dinilai NilaiMeletakkan lingkaran tertutup 1Meletakan angka-angka dalam posisi yang benar 1Ke-12 angka lengkap 1Meletakkan jarum-jarum pada posisi yang benar 1
Total Nilai 4
Gambar dengan gangguan kontur yang hebat atau gambar yang tidak berhubungan, mengindikasikan adanya gangguan fungsi kognitif. Dalam hal ini perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.
A. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutinPemeriksaan laboratorium hanya dilakukan begitu diagnosa klinis demensia ditegakkan untuk
membantu pencarian etiologi demensia, khususnya pada demensia yang reversible. Laboratorium rutin yang dikerjakan berupa :
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
604
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
a. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi kelainan sistem dan blood dicrasia.
b. Urinalisa untuk infeksi saluran kemih dan diabetes.c. Elektrolit serum untuk mendeteksi gangguan
elektrolit/metabolik.d. Kalsium darah untuk mendeteksi hiperkalsemi,
hipokalsemi.e. BUN untuk mendeteksi uremia.f. Fungsi hati untuk mendeteksi ensefalopati hepatik.g. Hormon tiroid untuk mendeteksi
hipotirodism/hipertirodism.h. Kadar asam folat dan Vit B12 serum untuk mendeteksi
defisiensi besi.
2. Diagnostik pencitraan (imaging) CT-Scan / MRI sangat membantu dan harus dilakukan bila perjalanan klinis demensia atipikal, onset
demensia dibawah 60 tahun, ada kecurigaan meningitis, hidrosefalus, riwayat tumor/kanker, riwayat pemakaian obat antikougulan, stroke, lesi fokal, atau curiga hematon (trauma kapatis) sebagai penyebab demensia.
B. Diagnosa Banding
1. DeliriumDelirium adalah keadaan akut dan serius, dapat mengancam jiwa, dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit, gangguan metabolik dan reaksi obat. Gambaran klinis berupa kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap rangsangan luar, penurunan kesadaran, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan pola tidur, disorientasi (waktu, tempat, orang), dan gangguan memori (new learning ability) yang terjadi dalam waktu yang singkat (beberapa jam sampai beberapa hari) dan berfluktuasi dalam kurva harian.
Perbedaan klinis delirium dan demensia
Delirium Demensia
Onset akut dengan waktu yang diketahui Onset tidak jelas dengan waktu tidak
diketahui
Perjalanan klinis akut Perjalanan klinis perlahan
Biasanya reversible Biasanya irreversible
Disorientasi terjadi pada fase awal penyakit Disorientasi terjadi pada fase lanjut
Fluktuasi dari jam ke jam Fluktuasi ringan dari hari ke hari
Perubahan fisiologis yang nyataPerubahan fisiologis tidak terlalu
nyata
Tingkat kesadaran yang berfluktuasi Kesadaran berkabut tahap akhir
Rentang waktu atensi pendek Rentang waktu atensi normal
2. PseudodemensiaDepresi dapat mempengaruhi status kognisi penyandang, oleh sebab itu sebelum mencari etiologi
demensia, perlu dipastikan apakah penyandang mengalami demensia atau pseudodemensia karena depresi.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
605
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Perbedaan klinis pseudodemensia karena depresi dengan demensia
Pseudodemensia Demensia
Onset akut Onset perlahan
Pandangan tentang diri sendiri : jelek Pandangan tentang diri sendiri : normal
Keluhan terkait : ansietas, insomnia, anoreksiaKeluhan terkait : jarang, kadang-kadang
insomnia
Durasi bervariasi, dapat berhenti spontan atau setelah terapi
Durasi dalam bulanan sampai tahunan
Alasan konsultasi : rujukan diri sendiri, cemas adanya demensia
Alasan konsultasi : keluarga yang merasakan perubahan memori, kepribadian, dan tingkah laku
Ada riwayat psikiatri atau masalah keluarga /pribadi.
Seringkali ada riwayat keluarga dengan demensia
IV. PENATALAKSANAAN DEMENSIA
A. Penatalaksanaan Pada Pasien Demensia
Penatalaksaan pada pasien demensia terdiri dari :1. Preventif2. Simptomatik
Simptomatik diberikan pada pasien dengan gangguan :a. Agitasib. Anxietasc. Sleep disorderd. Psikotik
3. KausalAda beberapa cara yaitu :
a. Farmakoterapib. Non-farmakoterapic. Care giving
Pendekatan farmakologis dan non-farmakologis pada demensia bertujuan untuk :1. Mempertahankan kualitas hidup.2. Memanfaatkan kemampuan yang masih ada semaksimal mungkin.3. Berupaya memperlambat perburukan.4. Membantu keluarga yang merawat, memberikan informasi yang tepat.5. Menghindari tindakan-tindakan farmakologis dan non farmakologis yang tidak
perlu, yang tidak terbukti manfaatnya dan yang mahal biayanya.6. Menghadapai keadaan penyakit secara realistis.
B. Farmakoterapi Pengobatan diberikan dengan tujuan untuk menghentikan progresifitas penyakit dan
mempertahankan kualitas hidup pasien dengan beberapa pengobatan, diantaranya adalah :
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
606
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Diagnosa Obat Dosis Keterangan
Alzheimer’s disease
Denopezil (Aricept)
Tacrine (Cognex)
Ibuprofen (Mortin) Conjugated
Estrogens
Vitamin E
5- 10 mg/hr
10 mg 4x/hr, dinaikkan selama 6 mgg, dengan interval 40 mg 4x/hr
400 mg 2-3x/hr0,625 mg/hr
800-2.000 IU/hr
Efektifitas sama dengan Tacrine, dengan efek samping yang sedikit, peningkatan enzim hati jarang. Sakit pada abdomen bias timbul.
Peningkatan enzim hati umumnya (sgot, sgpt). Prx.ALT (sgpt) setiap 2 mgg selama titrasi dosis.
Toxisitas Gi-tract atau ginjal.Pada wanita tambahkan
progresterone siklik, untuk pasien dengan uterus intake
Efek antioxidant ringan.
Vascular demensia
Obat-obat antihipertensi
Aspirin salut entericVitamin E
Menjaga Systolic dibawah 150-160 mmhg
80-325 mg/hr
800-2.000 IU/hr
Tekanan darah dibawah 85-90 mmhg. Mungkin memperburuk kognitif.
Berikan walpitin bila terjadi atrial fibrilasi.
Antioxidant ringan.
C. Non Farmakologis1. Program harian penderita :
a. Kegiatan harian teratur dan sistematis, yang meliputi latihan fisik yang dapat memacu aktivitas fisik dan otak yang baik (brain exercise).
b. Asupan gizi yang seimbang, cukup sehat, mengandung antioksidan, mudah dicerna dan penyajian yang menarik dan praktis.
c. Mencegah dan mengatur faktor resiko yang dapat memberatkan penyakit, misalnya : hipertensi, merokok, dan diabetes.
d. Melaksanakan hobi dan aktivitas sosial sesuai dengan kemampuannya.
e. Mencegah stress psikis.f. Tingkatkan aktivitas di siang hari, tempatkan di ruang yang
mandapatkan cahaya yang cukup.
2. Orientasi realitasa. Diingatkan akan waktu dan tempat.b. Beri tanda khusus untuk tempat tertentu, misalnya kamar mandi.c. Pemberian stimulasi melalui latihan atau permainan, misalnya permainan
monopoli, kartu, scrable.d. Buatlah lingkungan yang familiar, aman dan tenang.
3. Modifikasi perilakua. Memperlihatkan perilaku penderita dan faktor pencetusnya.b. Gangguan perilaku yang sering dijumpai adalah depresi, agitasi, agresivitas,
wandering, dan disinhibisi seksual.c. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai penyakit penderita dan
cara pengasuhan yang benar.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
607
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
D. Penanganan Gangguan PerilakuGangguan perilaku yang sering ditemukan berupa depresi, agitasi, halusinasi/delusi, ansietas, perilaku
kekerasan, kesulitan tidur, dan wandering (kekhawatiran).
Gangguan Perilaku
Non Farmakologis Farmakologis
Depresi
Mendorong untuk melakukan aktivitas.
Menghindari tugas yang kompleks.Bersosialisasi.
Gol. Selective Serotonine Reuptake (SSRI)
Gol. Mono Amin Oxide Inhibitor (MAO)
Gol. Antidepresan AtipikalGol. Trisiklik
Ansietas/Agitasi
Lingkungan yang ramah, tenang dan stabil.
Tanggapi pasien dengan sabar dan penuh kasih sayang.
Hindari minuman berkafein
Gol. BenzodiazepinNeuroleptik
Halusinasi/ Delusi dan Agitasi
Hindari konfrontasiBersikap tenang dan jangan terburu-
buru
HaloperidolThioridazineNeuroleptikClozapinOlanzapineQuetiapineAntikonvulsanAntidepresan
Amarah dan Kekerasan
Bersikap tenangHilangkan faktor resiko
_
Kesulitan tidur
Biarkan pasien aktif pada siang hari dengan berolahraga.
Hindari tidur siang bila memungkinkan.
Kurangi minum menjelang tidur.Pertahankan jadwal tidur yang tepat.
_
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
608
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Deviasi Perilaku
Jangan bereaksi berlebihan.Gantilah tipe pakaian.Alihkan perhatian pasien jika ingin
menanggalkan tidak pada tempatnya.Konsultasikan ke dokter, konselor,
dan anggota keluarga lainnya.
_
Wandering
Lindungi dan sediakan pilihan untuk penyaluran energi.
Kalung identitas atau berbentuk identitas dikenakan pada pasien.
Detektor gerak atau suara didalam rumah.
_
Tabel no. 2Prinsip Utama Penatalaksanaan Penderita Demensia
Optimalkan fungsi dari penderita :Obati penyakit yang paling mendasarinya (hipertensi, penyakit Parkinson).Hindari pemakaian obat yang memberikan efek samping pada SSP.Ases keadaan lingkungan, kalau perlu buat perubahan.Upayakan aktivitas mental dan fisik.Hindari situasi yang menekan kemampuan mental, gunakan alat bantu memori yang mungkin
diperlukan.Persiapkan penderita bila akan pindah tempat.
Kenali dan obati komplikasi :Mengembara dan berbagai perilaku merusak.Gangguan perilaku lain.Depresi.Agitasi atau agresivitas.Inkontinensia.
Upayakan perumatan berkesinambungan :Re-ases keadaan kognitif dan fisik.Pengobatan gangguan medik.
Upayakan informasi medis bagi penderita dan keluarga :Berbagai hal tentang penyakitnya.Kemungkinan gangguan/kelainan yang mungkin terjadi.Prognosis
Upayakan informasi pelayanan sosial yang ada pada penderita dan keluarganya :
Berbagai pelayanan kesehatan masyarakat.Nasehat hukum dan atau keuangan.
Upayakan nasehat keluarga, untuk :Pengenalan dan cara mengatasi konflik dalam keluarga.Penanganan rasa marah dan rasa bersalah.Pengambilan keputusan untuk perumatan respite atau diinsitusi.Kepentingan-kepentingan hukum/masalah etik
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
609
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Sumber : Kane RL et al, 1994
V. KESIMPULAN
Demensia merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan adanya penurunan kemampuan intelektual. Orang demensia tidak dapat memelihara dirinya sendiri, tidak mandiri, tidak mengenal lagi lingkungannya.
Dari sejumlah penyebab demensia, demensia akibat penyakit Alzheimer adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 60%. Demensia Alzheimer berjalan secara kronik dan progresif dan berlangsung cukup lama.
Gangguan memori merupakan gejala yang sering ditemukan pada penderita demensia. Perlu adanya observasi yang terus menerus pada warga lanjut usia dalam upaya pendeteksian dini gejala demensia.
Dalam menegakkan diagnosis, ada beberapa tes yang dapat membantu, misalnya Mini Mental State Examination, Clock Drawing Test. Selain tes tersebut, kita juga dapat melakuan beberapa pemeriksaan penunjang, misalnya pemeriksaan laboratorium rutin dan diagnostik pencitraan (imaging).
Penderita demensia diusahakan dapat berfungsi seoptimal mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan bimbingan, latihan, serta mengubah lingkungan tempatnya agar penderita lebih mudah melakukan segala kegiatannya.
Penanganan penderita dengan demensia terdiri dari penanganan farmakologis yang dikombinasikan dengan penanganan non farmakologis.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
610
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
DAFTAR PUSTAKA
Konsensus Nasional Pengenalan dan Penatalaksanaan Demensia Alzheimer dan Demensia Lainnya. Edisi 1, Demensia Alzheimer. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Jakarta 2003.
Hazzard, William R, et. Al. Principle of Geriatric Medicine and Gerontology. Second edition. McGraw Hill Inc. USA, 1990.
Setiabudhi, Tony. Makalah aspek Psiko-Sosial Demensia.
Setiabudhi, Tony. Kuliah Demensia di FK UNTAR Jakarta, 2004.
Sidiarto Kusumoputro, Lily D. Sidiarto. Mengenal Awal Pikun Alzheimer. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta, 2004.
Sidiarto Kusumoputro, Lily D. Sidiarto. Pengenalan Dini dan Penanganan Gangguan Kognitif Ringan dan Stadium Awal Demensia Alzheimer. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Jakarta, 2002.
Sidiarto Kusumoputro, Lily D. Sidiarto. Memori Anda Seyelah Usia 50. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Jakarta, 2003.
http://www.Alzheimer’s Disease And Dementia = New Treatments, January 22, 2005.htm
http://www.emedicine – Multiple Infark Article by Giovanni d’Avossa, MD.htmMaslim. Dr.Rusdi. (2000). Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa: PPDGJ-III, Jakarta.
Sidiarto Kusumoputro, Lily D. Sidiarto. Pengenalan Dini dan Penanganan Gangguan Kognitif Ringan dan Stadium Awal Demensia Alzheimer. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Jakarta, 2003.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
611
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
RANGKUMAN DEMENSIA DAN PENGOBATANNYA
Demensia adalah kemunduran fungsi alam pikir atau memori seseorang yang disebut fungsi kognitif (fungsi alam pikir yang dimulai seseorang dalam mengapresiasikan apa yang dilihat, dirasakan kemudian dikomunikasikan ke otak dan dihubungkan dengan masa lalu kemudian menimbulkan reaksi. Fungsi kognitif = kemampuan daya pikir dan daya ingat. Memori didapat dengan cara reseptive (melihat atau mendengar), registration (dicatat di otak), dan remining (diingat kembali). Daya ingat dibagi atas tiga yaitu resent memory (memori jangka pendek), long term memory (memori jangka panjang), immediate memory (reason+long term memory).
Demensia mencakup tiga hal yaitu gangguan kognitif, gangguan tadi harus melibatkan kognitif bukan hanya sekedar penjelasan defisit neuropsikologik, dan pada penderita tidak terdapat gangguan keseimbangan. Gangguan kliniknya dapat berupa gangguan memori, afasia, apraksia, agnosia, dan gangguan fungsi eksekutif. Beberapa penyakit yang disebabkan demensia adalah demensia idiopatik, demensia vaskular, dan demensia sekunder.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan demensia adalah usia (dengan bertambahnya usia maka bertambah besar kemungkinan menderita demensia), riwayat penyakit demensia pada keluarga derajat satu (ibu, bapak, saudara kandung dapat meningkatkan resiko mendapatkan demensia sebanyak empat kali lipat), kelamin (wanita mempunyai faktor resiko lebih besar mendapatkan penyakit Alzheimer daripada pria. Pria mungkin mempunyai resiko yang sedikit lebih tinggi untuk mendapatkan demensia vaskular), pendidikan (mereka yang berusia di atas 75 tahun dan tidak pernah sekolah mempunyai resiko mendapatkan demensia yang lebih tinggi), faktor resiko lainnya (adanya keluarga yang menderita sindrom down, fertilitas yang kurang, penggunaan analgesik seperti fenasetin, kandungan alumunium pada air minum, dan defisiensi kalsium.
Penyebab demensia pada usia lanjut dapat karena intoksikasi, infeksi susunan saraf pusat, gangguan metabolik, gangguan nutrisi, gangguan vaskular, lesi desak ruang, hidrosefalus, dan depresi. Dari sejumlah penyebab demensia, demensia akibat penyakit Alzheimer adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 60%. Demensia Alzheimer berjalan secara kronik dan progresif dan berlangsung cukup lama. Gangguan perilaku dan psikologis pada demensia Alzheimer dapat muncul setiap saat dan dipengaruhi oleh sikap lingkungan terhadap pasien. Gangguan perilaku yang timbul pada penderita Alzheimer adalah delusi, halusinasi, depresi, ansietas, amarah dan kekerasan, gangguan tidur, deviasi perilaku seksual, sundowning, wandering.
Dalam menegakkan diagnosis, ada beberapa tes yang dapat membantu, misalnya Mini Mental State Examination (MMSE), Clock Drawing Test (CDT Test), dan Fact test. Selain tes tersebut, kita juga dapat melakuan beberapa pemeriksaan penunjang, misalnya pemeriksaan laboratorium rutin (hanya dilakukan jika diagnosa klinis demensia ditegakkan untuk membantu pencarian etiologi demensia,khususnya pada demensia yang reversible) dan diagnostik pencitraan (imaging), misalnya CT-Scan dan MRI.
Penderita demensia diusahakan dapat berfungsi seoptimal mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan bimbingan, latihan, serta mengubah lingkungan tempatnya agar penderita lebih mudah melakukan segala kegiatannya.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
612
Demensia dan Pengobatannya Bertrand N. Moeis (406077008)
Penanganan terhadap penderita demensia terdiri atas penanganan farmakologis yang dikombinasikan dengan penanganan non-farmakologis. Tujuan pendekatan farmakologis dan non-farmakologis pada demensia adalah untuk mempertahankan kualitas hidup, memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin, berupaya memperlambat perburukan, memberikan informasi yang tepat kepada keluarga yang merawat, dan menghindari tindakan-tindakan farmakologis dan nonfarmakologis yang tidak perlu, tidak bermanfaat, dan mahal.
Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, CibuburPeriode 10 September 2007 – 13 Oktober 2007
613