Demensia Alzheimer
-
Upload
winda-maser -
Category
Documents
-
view
52 -
download
7
description
Transcript of Demensia Alzheimer
DEMENSIA ALZHEIMER
OLEH
Putri Cus Winda Maser 10-141M. Ridwan 10-213
PRESEPTOR
dr. Reno Sari Chaniago, Sp.S M.Biomed
Demensia: kumpulan gejala klinik yang disebabkan
oleh berbagai latar belakang penyakit dan ditandai
oleh hilangnya daya ingat jangka pendek (recent
memory) dan gangguan global fungsi mental
termasuk fungsi bahasa, mundurnya berpikir
abstrak, kesulitan merawat diri sendiri, perubahan
perilaku, emosi labil dan hilangnya pengenalan
waktu dan tempat.
DEFINISI
Penyakit alzheimer : suatu penyakit
penurunan kognitif dan perilaku yang
ditandai dengan gangguan fungsi sosial
dan pekerjaan. Penyakit Alzheimer tidak
dapat disembuhkan dan bersifat kronis-
progresif.
DEFINISI
50-60 % pasien mengalami demensia tipe
Alzheimer atau mengidap penyakit Alzheimer Usia 65 tahun, rata-rata prevalensi laki-laki
mengidap penyakit Alzheimer sebesar 0,6 persen dan wanita sebesar 0,8 persen
Usia 90 tahun, rata-rata orang yang mengidap penyakit ini sebesar 21 persen
Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
EPIDEMIOLOGI
Faktor genetik
Faktor lingkungan
Gangguan Fungsi Imunitas
Infeksi Virus
Faktor Trauma
Faktor Neurotransmiter
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Fase awal (Ringan)
1. Gangguan Kognitif dan memori
2. Gangguan berkomunikasi mulai timbul
3. Perubahan kepribadian mulai timbul
4. Perilaku yang aneh mulai timbul
GEJALA KLINIS
Fase menengah (sedang)
1. Gangguan Kognitif dan memori yang
signifikan
2. Gangguan berkomunikasi
3. Perubahan kepribadian mulai signifikan
4. Perilaku aneh yang timbul
5. Peningkatan dependensi
6. Penurunan kontrol sadar
GEJALA KLINIS
Fase Lanjut (berat).
1. Kognitif dan memori yang makin memburuk
2. Kemampuan komunikasi benar-benar menghilang
3. Kontrol sadar terhadap tubuh hilang
4. Dependensi komplit terhadap orang lain
5. Penurunan derajat kesehatan yang bermakna
6. Tubuh melemah
7. Perubahan kepribadian
8. Perilaku yang aneh
GEJALA KLINIS
Tanda-tanda regresi sel-sel saraf otak ditunjukkan
dengan refleks-refleks berikut :
1. Refleks memegang
2. Refleks menghisap (sucking reflex).
3. Snout reflex
4. Refleks glabella
5. Reflex palmomental
6. Refleks korneomandibular
7. Refleks kaki tonik
DIAGNOSIS
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Tes Nilai maks
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah
sakit), (lantai/kamar)
5
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
3
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “DUNIA” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya AINUD = 2 nilai)
5
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2
7 Pasien diminta mengulang kata-kata: “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai” 3
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah mata anda” 1
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1
Total 30
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Penilaian
24-30: normal
18-23: gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
DIAGNOSIS
Pengkajian ADL , Modifikasi dari Barthel Indeks
No Kriteria Dengan
bantuan
Mandir
i
Ket
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
3 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
dan sebaliknya , termasuk duduk di tempat
tidur
5-10 15
4 Kebersihan diri mencuci muka menyisir
rambut menggosok gigi0 5
5 Mandi 0 5
6 Berjalan dipermukaan datar 10 15
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Total
Penilaian
0-20 : ketergantungan penuh
21-61: ketergantungan berat/sangat
tergantung
62-90: ketergantungan moderat
91-99: ketergantungan ringan
100 : mandiri
Computerised Tomography (CT) Scan otak
Magnetic Resonance Imaging (MRI) otak
Single Photon Emission Computerized Tomography
(SPECT) Scan
Positron Emission Tomography (PET) Scan
EEG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terapi non farmakologisTerapi non-farmakologi melibatkan pasien, keluarga, atau pengasuh khusus untuk mensupport, menghadapi dan memahami kondisi pasien.
Terapi Farmakologi Terapi untuk mengatasi gejala penurunan kognisi
atau menunda progresivitas penyakit Terapi simptomatik
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologisNama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
Donepezil
Penghambatkolinesterase
DemensiaAlzheimerringan sampaisedang
Dosis awal 5mg/hr bila perlu,setelah 4-6minggu menjadi10 mg/hr
Mual, muntah,
diare, insomnia
Galantamine
Penghambatkolinesterase
DemensiaAlzheimerringan sampaisedang
Dosis awal 8mg/hr, setiapbulan dosisdinaikkan 8 mg/hrhingga dosismaksimal 24mg/hr
Mual, muntah,
diare, anoreksia
Rivastigmine
Penghambatkolinesterase
DemensiaAlzheimer ringan sampaisedang
Dosis awal 2 x 1,5 mg/hr; setiap bulan dinakkan 2 x 1,5 mg/hrhingga dosismaksimal 2 x 6mg/hr
Mual, muntah,
pusing, diare,
anoreksia
Memantine
PenghambatReseptor NMDA (Nmethyl-Daspartate),yang berfungsiUntuk memblokAktivitas glutamate
DemensiaAlzheimersedang sampaiberat
Dosis awal 5mg/hr; setelah 1 minggu. Dosis dinaikkan menjadi2 x 5 mg/hr danseterusnya hinggadosis maksimal 2 x 10 mg/hr
Pusing, nyerikepala,
konstipasi
Depresi
Nama obat Dosis Efek sampingSitalopram 10-40 mg/hr Mual, mengantuk, nyeri
kepala, tremor, disfungsi seksual
Esitalopram 5-20 mg/hr Insomnia, diare, mual, mulut kering,
MengantukSertralin
25-100 mg/hr
Mual, diare, mengantuk, mulut
kering, disfungsi seksual
Fluoksetin 10-40 mg/hr Mual, diare, mengantuk, insomnia,tremor, ansietas
Venlafaksin 37.5 – 225 mg/hr Nyeri kepala, mual, anoreksia,insomnia, mulut kering
Dulosektin
30-60 mg/hr Penurunan nafsu makan, mual,
mengantuk, insomnia
InsomniaZolpidem 5-10 mg malam
hari Diare, mengantuk
Trazodon
25-100 mg malam hari
Pusing, nyeri kepala, mulut kering,
Konstipasi
Agitasi, ansietas dan perilaku obsesifQuetiapin
25-300 mg/hr
Mengantuk, pusing, mulut kering,konstipasi, dyspepsia, peningkatanberat badan
Dianzapin
2.5-10 mg/hr
Peningkatan berat badan, mulutkering, peningkatan nafsu makan,
pusing, mengantuk dan tremor
Risperidon
0.5 – 1 mg/hr
Mengantuk, tremor, insomnia,pandangan kabur, pusing, nyerikepala, mual, peningkatan beratbadan
Zipresidon 20-80 mg/hr Kelelahan, mual, pusing, diareDivalproex 125-500 mg 2x/hr
Mengantuk, kelemahan, diare,konstipasi, dispepsia, depresi,
ansietas, tremorGabapentine 100-300 mg 3x/hr
Konstipasi, dyspepsia, kelemahan,hipertensi, anoreksia, vertigo,pneumonia, peningkatan kadarkreatinin
Alprazolam
0.25-1 mg 3x/hr
Sedasi, disartria, inkoordinasi,gangguan ingatan
Lorazepam
0.5-2 mg 3x/hr
Kelelahan, mual, inkoordinasi,
konstipasi, muntah, disfungsi
seksual
Demensia Vaskular
DIAGNOSIS BANDING
Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer menunjukkan bahwa nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: 1. Derajat beratnya penyakit 2. Variabilitas gambaran klinis 3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.
PROGNOSIS
Demensia Alzheimer ialah kumpulan gejala demensia akibat gangguan neuro-degeneratif yang biasanya bersifat kronis-progresif, dimana akibat proses degenerative menyebabkan kematian sel-sel otak yang masif. Terjadi penurunan fungsi kognitif seperti intelegensia umum, daya ingat, daya pikir, orientasi, persepsi, daya tangkap, berbahasa serta kemampuan sosial pada pasien Demensia Alzheimer.
Angka kejadian demensia alzheimer mencapai 50% dari 10% lansia dengan gangguan memori dan kognitif dengan usia diatas 70 tahun. Penyakit ini dapat menyerang baik pria maupun wanita, dengan salah satu faktor resikonya adalah defek genetik.
KESIMPULAN
Untuk terapi non-farmakologis bagi penderita
demensia alzheimer dapat diberikan bantuan-bantuan terutama untuk membantu kualitas hidup penderita, untuk membantu penderita melakukan hal-hal mandiri, menjaga agar penderita aman, menghindari angka kemungkinan jatuh. Sedangkan terapi farmakologis untuk demensia alzheimer adalah mengatasi gejala penurunan kognisi atau menunda progresivitas penyakit serta dengan terapi simptomatik
KESIMPULAN
TERIMA KASIH