Demensia Unjani
-
Upload
rina-setiawati -
Category
Documents
-
view
182 -
download
11
Transcript of Demensia Unjani
DEMENSIA
YUSTIANI DIKOT
BAGIAN I.P.SARAFF.K.UNJANI
Pendahuluan Usia harapan hidup makin meningkat
jumlah lansia meningkat Prose penuaan :
Faktor endogen
Anatomi, fungsional, genetik
Lingkungan dan gaya hidup
faktor eksogen
Proses Penuaan
Tahun Usia harapan hidup Persentase lansia
1990 59,8 tahun 5,5 %
2000 65,0 tahun 7,28%
2020 71,7 tahun 11,34%
Data Demografi
Peningkatan usia harapan hidup akan meningkatkan jumlah
lansia peningkatan demensia
Percepatan penambahan penduduk 1990 – 2025 = 414 %
Proses penuaan otak berpengaruh pada fungsi kognitif
AAMI : Perlambatan dalam
pemanggilan informasi
MCI :
- Gangguan memori tidak sesuai
dengan
usia dan pendidikan
- Aktifitas harian masih normal
Demensia:Penurunan fungsi kognisi
dan gangguan neuropsikiatri yang
menimbulkan gangguan dalam
aktifitas harian.
Deteksi dini
Mengenal gejala demensia Mengenal faktor resiko Membedakan tipe demensia dan menentukan
golongan: Reversibel :
Penyebab jelas, dapat diobati: intoksikasi, defisiensi vitamin, hypo / hypertiroid, depresi
Irreversibel :
Dapat dihambat progresifitasnya : Alzheimer, vaskuler, degeneratif lain, trauma kapitis, infeksi
Definisi Demensia
Kumpulan gejala klinik dengan ciri : Gangguan memori terutama memori jangka
pendek disertaisatu atau lebih gangguan kognitif lain : Gangguan bahasa / komunikasi Gangguan berfikir abstrak Gangguan orientasi Gangguan praksis
Gangguan Neuropsikologi: emosi labil, agitasi,depresi, menarik diri,
apatis Gangguan aktifitas harian dan fungsi sosial.
Tidak dapat mengambil keputusan yang tepat. Kesulitan dalam melakukan kegiatan harian. Perlu pertolongan dalam melakukan perawatan diri
Definisi demensia:
Onset gradual dan terjadi penurunan fungsi kognitif berkelanjutan.
Tidak disebabkan oleh gangguan susunan saraf atau penyebab penyakit lain yang jelas.
Gangguan tidak terjadi pada keadaan delirium,depresi atau penyakit psikiatri lainnya.
Gambaran klinis yang mengarah ke demensia
Gangguan kognitif: Gangguan memori:
– Terutama memori jangka pendek Lupa nama, Lupa meletakan barang, Bertanya berulang-ulang. Memori jangka panjang masih baik,baru terganggu pada
stadium lanjut
Gambaran klinis yang mengarah ke demensia
Gangguan fungsi eksekutif: Tidak dapat melakukan pekerjaan kompleks yang
sudah biasa dilakukan: memasak,mengemudi,menggunakan peralatan elektronik,komputer.
Tidak dapat membuat perencanaan dan mengambil keputusan yang baik.
Tidak dapat melakukan pekerjaan dalam urutan yang benar.
• Kesulitan dalam komunikasi (berbahasa):• Bicara tak lancar, percakapan sulit dimengerti,
kesulitan menemukan kata
• Disorientasi :• Waktu :Tidak dapat mengingat hari ,tanggal,bulan. • Tempat :Tersesat dilingkungan yang sudah dikenal.• Personal:Lupa wajah teman /keluarga dekat.
• Kesulitan berfikir abstrak:• Gangguan dalam : membuat/mengerti
konsep,mengerti peribahasa, tidak dapat melakukan perhitungan yang sulit.
• Salah meletakkan barang:• Perhiasan dalam tempat garam.
Gambaran klinis yang mengarah ke demensia
Gangguan non kognitif.
Gangguan neuropsikologi:
Wandering (berkeliaran,mengikuti terus menerus) Agresif:Verbal,fisik. Gangguan pola
makan:anoreksia,bulimia,pica,Gangguan kecap. Disinhibisi:Disinhibisi sexual.
• Vokalisasi : Bergumam,menjerit.
• Perubahan alam perasaan dan tingkah laku
yang cepat tanpa alasan
• Perubahan kepribadian :pendiam, bingung, curiga, ketakutan
• Kehilangan inisiatif sangat pasif, butuh dorongan untuk melakukan pekerjaan
Tipe Demensia:
Tipe demensia berdasarkan penyebabnyaIrreversibel: Alzheimer Penyakit Infeksi :HIV,Lues Trauma Kapitis Parkinsonism Huntington Pick’s diseaseReversibel : Vaskular Pseudodemensia : depresi Intoksikasi / merokok / alkohol Defisiensi vitamin B 12
Tipe demensia ditentukan berdasarkan
Riwayat perjalanan penyakit
Akut
Progresif lambat
Fluktuatif
Etiologi
Usia awitan
Gejala penyakit
Patofisiologi
Akumulasi– Senile plaques (amiloid plaques)– Neurofibrillary tangles
Penurunan neurotransmiter: – terutama Asetil kolin
Penurunan progresif neuron kolinergik
Ketersediaan asetilkolin yang menurun
Gangguan kognisi, ADL dan perilaku
Hippocampus
Cortex
N. basalis Meynert
Bartus et al., 1982; Cummings and Back, 1998, Perry et al., 1978
Defisit cholinergik mendasari gejala klinik
Stadium demensia Alzheimer: Stadium awal/ringan:
– Gangguan memori jangka pendek.– Gangguan komunikasi ringan.– Disorientasi waktu.– Kesasar ditempat yang sudah dikenal.– Kesulitan dalam mengambil keputusan.– Kehilangan inisiatf dan motivasi.– Menunjukan gejala depresi atau agresi.– Tidak melakukan hobi atau bersosialisasi.
Stadium Demensia Alzheimer: Stadium sedang:
– Kesulitan dalam melakukan kegiatan harian.– Gangguan memori lebih berat,tidak dapat
mengingat kejadian baru,nama keluarga/teman akrab.
– Sering kesasar sampai hilang.– Gangguan komunikasi berat– Perlu bantuan dalam perawatan diri.– Gangguan perilaku lebih menonjol.
Stadium Demensia Alzheimer: Stadium lanjut/berat:
– Tidak mengenal lagi keluarga atau teman dekatnya.
– Tidak mengenal lagi situasi lingkungannya.– Kesulitan mengenal tempat dalam rumah
sendiri.– Gangguan perilaku berat.– Kesulitan makan/minum dan inkontinens.– Gangguan motorik ,kelemahan dan
kekakuan ,tidak dapat keluar dari tempat tidurnya.
Demensia Vaskuler:
Demensia Vaskuler adalah suatu sindrom heterogen yang disebabkan oleh gangguan serebrovaskuler yng berhubungan dengan etiologi,lokasi lesi dan luasnya lesi.
Manifestasi klinik menunjukan adanya defisit neurologis fokal disertai gangguan kognitif ,perilaku dan kepribadian.
Mempunyai potensi untuk dicegah,disembuhkan atau dihambat progresifitasnya.
Etiologi vaskuler
Gangguan serebrovaskuler
Faktor risiko vaskuler
Patologi Alzheimer
Atrofi otak
Lesi Substansia alba
Infark otak
Gangguan kognisidemensia
Faktor HOST
Usia, pendidikan, genetik
Erkinjuntti, 1999
Patofisiologi VaD
Klasifikasi patofisiologi VaD
Large vessel dementia Small vessel dementia Hypoperfusive, hypoxic – ischemic
dementia Venous infarcts dementia Hemorrhagic dementia
Brown A, Gustaf SML, 1988
Mixed type Dementia
Autopsy : 78 % elderly patient CVD
80% demented patient CVD AD with vascular risk factor
AD with vascular lesions VaD and AD pathology
Mixed
AD VaDMixed
CLINICALLY-RELEVANT SYMPTOMS OF DEMENTIA
Alzheimer’s pathology Vascular pathology
Memory impairments
Behavioural problems
Attentional deficits
Executive dysfunction
Constructional problems
Fluctuating consciousness
Visuo-constructional
disabilities
Language problems
Pemeriksaan Demensia
Wawancara dengan pasien dan caregiver
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan neurologi umum
Pemeriksaan neuropsikologi
Pemeriksaan penunjang
Wawancara dilakukan terhadap penderita dan informan
( keluarga, caregiver)
Terdapat penurunan fungsi kognitif,perilaku dan aktifitas harian dibandingkan dengan sebelumnya
Riwayat medik umum :
Hipo / hiperthiroid
Neoplasma
Infeksi umum / kronik / AIDS
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Penyakit jantung
Dari guideline demensia vaskuler PERDOSSI
RIWAYAT NEUROLOGI : Riwayat Stroke, TIA Trauma kapitis Infeksi SSP Epilepsi Tumor atau hidrosefalus
GEJALA NEUROLOGI PENYERTA : Gangguan motorik Gangguan sensorik Gangguan berjalan dan koordinasi Nyeri kepala
Riwayat gangguan kognitif:
awitan, evolusi dan derajat gangguan :
gangguan memori
gangguan orientasi ruang dan waktu
gangguan wicara
gangguan fungsi eksekutif
gangguan kemampuan mengenal wajah orang
Perubahan perilaku
Gangguan pada aktifitas harian.
Riwayat gangguan psikiatrik :
Depresi
Psikosis
Perubahan kepribadian, tingkah laku agresif, delusi, halusinasi, paranoid
Perlu diketahui apakah ditemukan :
Gangguan murni psikiatrik
Demensia dengan gejala psikiatrik
Riwayat keracunan, gangguan nutrisi, obat-obatan :
Intoksikasi logam berat ensefalopati dengan
gangguan kognisi
Intoksikasi dengan pestisida, lem, pupuk
Alkoholism, malnutrisi, obat psikotropik, antikolinergik
Riwayat keluarga :
Riwayat keluarga dengan demensia ( Penyakit
Alzheimer)
Riwayat penyakit neurologis, misalnya Parkinsonism,
Down’s Syndrome
Pemeriksaan neuropsikologi & aktivitas fungsional
Mini mental state examination (MMSE)
Clock drawing test (CDT) Activity of daily living (ADL)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium rutin yang dikerjakan berupa :1. Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi kelainan sistemik dan blood dyscrasia2. Urinalisis untuk infeksi saluran kemih dan diabetes3. Elektrolit serum untuk mendeteksi gangguan elektrolit4. Kalsium darah untuk mendeteksi hiperkalsemia, hipokalsemia5. BUN untuk mendeteksi uremia6. Fungsi hati untuk mendeteksi ensefalopati hepatik7. Hormon tiroid untuk mendeteksi hipo/hipertiroidism8. Kadar asam Folat dan Vitamin B 12 serum untuk mendeteksi defisiensi9. Absorpsi antibodi treponemal fluresen untuk mendeteksi neurosifilis dan pemeriksaan HIV pada pasien resiko tinggi hanya atas indikasi
Diagnostik pencitraan:
CT scan/ MRI sangat membantu dan harus dilakukan bila perjalanan
klinis demensia atipikal, awitan (onset) demensia dibawah 60 tahun,
ada kecurigaan meningitis, hidrosefalus, riwayat tumor/kanker, riwayat
pemakaian obat antikoagulan/ blood discrasia, stroke, lesi fokal,
riwayat inkontinensia urine, gangguan gait pada awal demensia atau
curiga hematom (trauma kapitis) sebagai penyebab demensia
PET (positron emission tomography) dan SPECT (single photon
emission computed tomography) dapat memperlihatkan
kelainan metabolik pasien Alzheimer di kedua kortek
temporoparietal namun pemeriksaan ini tidak spesifik dan tidak
dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin demensia.
Penelitian terahir dengan PET scan dan Voxel-Based
Morphometry (VBM) dapat mendiagnosa MCI maupun
demensia sebelum terlihat gejala maupun tanda klinisnya.
Pemeriksaan neuropsikologi
dan aktivitas fungsional
Pemeriksaan pilihan untuk demensia
Tes kognisi singkat : MMSE, Clock Drawing Test, Short Blessed Test, AMT
Tes diagnostik : Clinical Dementia Rating (CDR), Global Deterioration Scale (GDS), CAMDEX
Tes Perilaku : GDS 15, NPI, Geriatric Depression Scale, Cohen Mansfield Agitation Inventory
Tes Fungsional: ADL / IADL, FAQ,DAD
MMSE
Pemeriksaan penapisan yang memberikan gambaran sepintas dan objektif tentang fungsi kognisi Bukan merupakan tes diagnostik.
Dapat dilakukan dalam waktu yang singkat
10-15 menit, Rentang skor 0-30
A. Mini mental state examination (MMSE)
• “ Berguna dalam memperkirakan beratnya
gangguan kognisi secara kuantitatif”
• “…pemeriksaan serial dalam mendeteksi perubahan kognisi”
Folstein MF dkk, 1975 J Psychiatr Res 1975;12:189-198.
Domain kognisi yang diperiksa MMSE
Pertanyaan dibagi dalam 7 kategori:
Orientasi waktu 5 poin Orientasi tempat 5 poin Registrasi 3 kata 3 poin Atensi dan kalkulasi 5 poin Recall 3 kata 3 poin Bahasa 8 poin Konstruksi Visual 1 poin
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)Sumber: POKDI FUNGSI LUHUR PUSAT (modifikasi FOLSTEIN)
Item Tes Nilai mak.
Nilai
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 ---
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( Apel, Meja, Koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
3 ---
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
5 ---
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---
BAHASA
6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, buku) 2 ---
7 Pasien disuruh mengulang kata-kata:” namun”, “ tanpa”, “ bila” 1 ---
8 Pasien disuruh melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”. 3 ---
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah mata anda” 1 ---
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1 ---
11 Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1 ---
Total 30 ---
Skor: Nilai: 24 -30: normal Nilai: 17-23 : probable gangguan kognitif Nilai: 0-16:definite gangguan kognitif
PEJAMKAN MATA ANDA
Tes yang sensitif dalam membedakan lansia
normal dari pasien demensia Alzheimer Sensitif menilai kemampuan visuospasial dan
kontruksional praksis Menilai kemampuan konsep waktu, angka dan
hubungan waktu dan angka Dapat membedakan kelainan konstruksional dan
konseptual
Am Geraitr Soc.1992;40:579-584
J Am Geraitr Soc. 1992;40:1095-1099.
B. Clock Drawing Test (CDT)
Instruksi Letakan sehelai kertas dan sebuah
pensil (tanpa penghapus) di hadapan pasien .
Katakan, “ Gambarkan sebuah jam dinding bulat berikut angka-angkanya dalam posisi yang benar”
Setelah selesai digambar, katakan “Gambarlah jarum jam yang menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh menit”
Penilaian Metode 4-Poin (Nolan KA, Mohs RC, 1994)
Skor 1 poinJarum jam dalam posisi yang tepat
Skor 1 poinKedua belas angka lengkap
Skor 1 poinMeletakkan angka2 secara tepat
Skor 1 poinMenggambar lingkaran tertutup
Clock Drawing Test dan MMSE
Activity of daily living(ADL)
Wawancara terhadap keluarga pasien
Menilai kemampuan pasien melakukan
aktivitas keseharian
Yang dinilai adalah kemampuan kognisi dalam
melakukan aktivitas bukan karena kecacatan
fisik terutama pada pasien paska stroke
Activity of Daily Living (ADL)
No Aktivitas Ketergantungan
0 1 2
1 Makan 0 1 2
2 Mengenakan dan melepaskan pakaian 0 1 2
3 Menyisir rambut dan bercukur 0 1 2
4 Berjalan 0 1 2
5 Turun dan naik ke tempat tidur 0 1 2
6 Mandi 0 1 2
7 Ke kamar mandi (toileting) 0 1 2
8 Membutuhkan bantuan untuk belanja, mandi, pekerjaan rumah dan/atau pergi keluar
0 1 2
9 Inkontinensia skor 0: bila tidak pernah, skor 1 bila: 1-2x/minggu, skor 2 bila > 3 minggu
0 1 2
Total skor ADL
Sumber: Katz S, Akpom CA. Index of Independence in ADL. MedCare 1976;14:116-18
Nilai ketergantungan pada bantuan:0: tidak perlu/ mandiri1: sedikit membutuhkan bantuan 2: banyak membutuhkan bantuan / ketergantungan penuh
Skala Depresi Geriatrik 15 Untuk menilai adanya depresi pada
pasien,baik depresi berdiri sendiri atau sebagai bagain dari demensia
Adanya depresi dapat mempengaruhi performa tes kognisi
SKALA DEPRESI GERIATRIK 15 (Yesavage)Pilihlah jawaban yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaaan anda dalam satu minggu terakhir. 1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? Ya TIDAK2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat atau kesenangan anda? YA Tidak3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA Tidak4. Apakah anda sering merasa bosan? YA Tidak5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya TIDAK6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA Tidak7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? Ya TIDAK8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya YA Tidak9. Apakah anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar
dan mengerjakan sesuatu yang baru? YA idak10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibanding kebanyakan orang? YA Tidak
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan Ya TIDAK12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
saat ini? YA Tidak13. Apakah anda merasa anda penuh semangat? Ya TIDAK14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan YA Tidak15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari pada anda? YA Tidak
Skor: Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan huruf besar Setiap jawaban bercetak tebal dan berhuruf besar mempunyai nilai 1 Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depres
• Terdiri dari : Farmakologik
Non-farmakologik• Bersifat individual, tergantung dari:
Jenis demensia
Stadium demensia
Sosioekonomi
Penatalaksanaan pasien demensia
Terapi farmakologi
Terapi kausal : terapi terhadap faktor resiko
disease modifying factor
Terapi simptomatik : perbaikan fungsi kognisi
memperlambat progresifitas
gangguan neuropsikiatri
Terapi kausal :
Sampai saat ini belum ada
Disease modifying factor:
NSAID
Antioksidan
Estrogen
Gingkobiloba
Neuroprotectan
Terapi simptomatik
–Acethylcholin esterase inhibitor dan butirylcholin esterase inhibitor:Rivastigmin:Dosis titrasi 3-12 mg/hari.
–Acethylcholin esterase inhibitor:Donepezil HCl:Dosis 5-10 mg/hari.Galantamin :Dosis titrasi 8-16 mg/hari.
Terapi non farmakologik
Intervensi terhadap pasien :
• orientasi realitas:Menunjukan hal yang benar.
• stimulasi kognisi:Latih,ulang,perhatikan,asosiasikan.
• reminisance:Menggali ingatan masa lalu.
• olah raga:Gerak menyilang garis tengah.konsentrasi.
Terhadap caregiver:
• edukasi:Asuhan keperawatan yang tepat.
• Mempelajari tanda dan gejala gangguan penderita.
• konseling:Masalah perawatan,kebutuhan pribadi.
• Beri waktu istirahat yang cukup dan rekreasi.
Intervensi lingkungan :
• tata ruang:sederhana,aman,susunan tidak sering berubah.
• fasilitasi aktivitas:Disertakan dalam acara keluarga.
• terapi cahaya:Siang hari ditempat terang.
Penyediaan tempat perawatan khusus :
• day care
• nursing home
• respite center
TERAPI GANGGUAN PERILAKU
Farmakologis :
Depresi anti depresan Gol SSRI fluoxetine
paroxetinefluroxaminesertraline
Ansietas : ansiolitik
Agitasi : neuroleptik atipikal risperidon, olanzepin,quetiapin neuroleptik tipikal haloperidol
Non Farmakologis
Ansietas / agitasi :
lingkungan rumah yang tenang dan aman
tanggapi pasien dengan sabar dan penuh kasih sayang
aktivitas konstruktif untuk penyaluran agitasi
hindari minuman berkafein (kopi, teh) pada sore dan malam hari
Gangguan tidur :
perbanyak aktifitas disiang hari
hindari tidur siang
pencahayaan yang tinggi disiang hari
jadwal tidur harus tetap
Sun dawning
malam hari gelisah karena kesulitan orientasi
Wondering / keluyuran :
lindungi dan sediakan pilihan untuk penyaluran energi
keamanan : tanda pengenal
Aspek medikolegal
Terutama pada pasien demensia berat
Dimana terdapat gangguan fungsi kognisi berat :
tak dapat mengatur keuangan dan masalah hukum
perwalian terbatas atau penuh
KESIMPULAN
Deteksi dini demensia perlu dilakukan di pelayanan primer sehingga dapat diberikan penatalaksanaan dini untuk mencegah, menghambat progresivitas bahkan menyembuhkan.
Jika terdapat keraguan dapat dilakukan rujukan ke pusat yang lebih lengkap.
Pada deteksi dini perlu dilakukan : - wawancara terhadap pasien dan
caregivernya mengenai adanya tanda atau keluhan gangguan kognitif, riwayat penyakit umum dan neurologis yang dapat menjadi faktor resiko demensia.
- pemeriksaan umum, neurologis berguna untuk menentukan etiologi demensia dan pemeriksaan neuropsikologis dilakukan sebagai penapisan dan konfirmasi diagnosa demensia.