KEL. 6 MDGs penurunan angka kematian anak.docx
-
Upload
hasnaoktaviani -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
Transcript of KEL. 6 MDGs penurunan angka kematian anak.docx
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Capaian Target MDGs dalam Menurunkan Angka Kematian Anak di Proponsi Jawa Barat tahun 2014
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas,
Kelompok 6
Ria Nurhalimah
Rihab Nur Rosyhidah
Rizka Nurul Husna
Sihmulyaningtyas Paramita
Siti Fatimah Arifia A
IIIB
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Capaian Target
MDGs dalam Menurunkan Angka Kematian Anak di Proponsi Jawa Barat tahun
2014” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas.
Keberhasilan penyusun dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih. Semoga amal baik yang diberikan mendapat balasan
yang berlipat.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan terdapat
kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran,
masukan, dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas
Makalah ini untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Bogor, September 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................2
A. Definisi.................................................................................................................2
B. Tantangan dalam menjalankan program MDGs..................................................2
C. Hasil capaian target menurunkan angka kematian anak tahun 2014 di propinsi
Jawa Barat............................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................6
PENUTUP......................................................................................................................6
A. Kesimpulan..........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua ingin menikmati usia panjang dan hidup sehat. Kenyataannya,
sekarang kita memang hidup lebih lama. Antara 1970 dan 2005, usia harapan
hidup di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15 tahun. Anak-anak yang lahir di
Indonesia saat ini dapat mengharapkan hidup hingga usia 68 tahun. Namun ada
satu ukuran lainnya yang sangat penting, yaitu jumlah anak anak yang meninggal.
Anak-anak, terutama bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang
tidak sehat. Itulah sebabnya tujuan keempat MDGs adalah mengurangi jumlah
kematian anak.
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen negara-
negara di dunia termasuk Indonesia yang berkeinginan memperbaiki sumber daya
manusia. Target dari MDGs adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan
utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara (SoenardiT A, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi MDGs dan kematian anak ?
2. Bagaimana tantangan dalam menjalankan program MDGs ?
3. Bagaimana hasil capaian target menurunkan angka kematian anak tahun 2014
di propinsi Jawa barat ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian MDGs dan kematian anak.
2. Dapat mengetahui tantangan dalam menjalankan program MDGs.
3. Dapat mengetahui hasil capaian target menurunkan angka kematian anak
tahun 2014 di propinsi Jawa barat.
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah
paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi
Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New
York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan
tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari
program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait
dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan
kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
Kematian pada anak adalah salah satu masalah yang menjadi persoalan
utama bagi beberapa negara termasuk Indonesia. Angka kematian anak
merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan
kesehatan suatu negara. Semakin tinggi tingkat kematian anak, maka semakin
buruk kinerja pencapaian MDGs suatu negara, sementara bila semakin rendah
tingkat kematian anak di suatu negara, maka semakin baik kinerja pencapaian
MDGs negara tersebut. Oleh sebab itu, penurunan tingkat kematian anak menjadi
salah satu dari delapan target utama dalam pencapaian MDGs.
B. Tantangan dalam menjalankan program MDGs
Tantangan dan Peluang MDG Konteks Indonesia pada Tujuan 1 :
Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Target 1 : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah
$ 1 perhari menjadi setengahnya antara 1990 – 2015
Keadaan dan Kecenderungan
Bangsa Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan yang
semula meningkat sebagai dampak dari krisis ekonomi pada tahun 19995.Jumlah
2
penduduk yangberada di bawah garis kemiskinannasional turun dari 23,4 persen
padatahun 1999 menjadi 18,2 persen padatahun 2002 dan 17,4 persen pada2003,
serta menjadi 16,6 persen pada 2004. Sementara itu, jumlah penduduk
berdasarkan standar pendapatan kurang dari $1 perhari juga menurun dari 9,2
persen pada tahun 2001 menjadi 7,2 persen pada tahun 2002.
Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menunjukkan adanya trend
positif untuk mencapai target penurunan jumlah penduduk di bawah garis
kemiskinan nasional pada tahun 2015 menjadi sebesar 7,2 persen.Hal ini harus
diupayakan dengan usaha, kerjasama seluruh stakeholders dan keberpihakan
terhadap si miskin dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Selain itu, tingkat kedalaman kemiskinan di Indonesia yaitu kesenjangan
pengeluaranpenduduk miskin terhadap garis kemiskinan, juga cenderung
menurun pada 2004 dibanding 2003 dan 2002. Tingkat keparahan kemiskinan
yaitu kesenjangan antar penduduk miskin juga menurun.
Tantangan
Masalah kemiskinan di Indonesia juga ditandai oleh rendahnya mutu
kehidupan masyarakat5. Hal ini dapat ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692, dimana diantara
beberapa negara ASEAN masih lebih rendah dari Malaysia dan Thailand.
Sementara itu, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun 2002
sebesar 0,178 masih lebih tinggi dari Philipina dan Thailand. Selain itu,
kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding negara
ASEAN lainnya.
Meskipun proporsi penduduk miskin secara nasional mengalami penurunan,
namun masih terjadi kesenjangan antar daerah dalam pembangunan manusia
(IPM) dan pemenuhan terhadap beberapa hak dasar (IKM). Tantangan lainnya
adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di perdesaan
relatif lebih tinggi dibanding di perkotaan. Data Susenas (National Socio
3
Economic Survey) 2004 menunjukkanbahwa sekitar 69,0 persen penduduk di
perdesaan termasuk miskin, dan sebagianbesar bekerja di sektor pertanian.
Selain itu, tantangan lainnya adalah kemiskinan yang dialami oleh kaum
perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peran
perempuan, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta
masih rendahnya angka Indeks Pembangunan Gender (Gender-related
Development Index, GDI) dan angka Indeks Pemberdayaan Gender (Gender
Empowerment Measurement, GEM).
Tantangan lain adalah otonomi daerah yang berdampak pada meningkatnya peran
pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan, sehingga peran daerah
sangatpenting untuk keberhasilan penanggulangan kemiskinan secara nasional
terutama dalam halmendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat.
C. Hasil capaian target menurunkan angka kematian anak tahun 2014 di
propinsi Jawa Barat
Target MDGs adalah menurunkan angka kematian anak hingga dua per
tiga dalam kurun waktu 1990-2015. Angka kematian anak terdiri dari tiga
indikator yaitu Angka Kematian Balita (AKBa), Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Neonatal (AKN) (Alisjahbana A S, 2012).Angka kematian bayi
dan anak di Indonesia mengalami penurunan secara berturut-turut sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup dan 40 per 1000 kelahiran hidup (Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, 2013).
Penurunan ini belum menunjukkan dampak yang berarti jika
dibandingkan negara-negara lainnya, khususnya di kawasan ASEAN. Berdasarkan
Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1000
kelahiran hidup (dalam Sary S A & I Nyoman Latra, 2013). Angka tersebut 5.2
kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia, 1.2 kali lebih tinggi dibandingkan
Filipina dan 2.4 kali lebih tinggi dibandingkan Thailand. Besaran AKB di negara-
negara ASEAN dan SEAR berkisar antara 2 dan 50. Singapura merupakan negara
dengan AKB terendah, yaitu sebesar 2 per 1000 kelahiran hidup. Indonesia
memiliki AKB 37 per 1000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10 terendah
4
di antara 18 negara tersebut. (Hardhana B, 2013). Kematian bayi, walaupun
menurun, tetapi realtif tidak berubah banyak. Menurut SDKI Angka Kematian
Neonatal yang merupakan penyumbang terbesar AKB tidak berubah pada 20
kematian per 1000 kelahiran hidup periode 2002/03 – 2007.
Penyebab terbesar kematian neonatal adalah berat bayi lahir rendah (30,3
persen) (Ali P B, 2009). Jika dibandingkan dengan kematian bayi, angka
kematian neonatal menyumbang lebih dari setengah kematian bayi (59,4%),
sedangkan jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian neonatal
menyumbang 47,5% (Hardhana B, 2013). Penurunan yang sangat lambat dapat
dilihat dari penurunan kematian neonatal. Pada kurun waktu 1991- 2003 kematian
neonatal tidak menurun secara signifikan, hingga pada tahun 2007 kematian
neonatal memberikan kontribusi dua pertiga kematian bayi (Ali P B, 2009). Oleh
karena itu, upaya penurunan kematian neonatal perlu mendapat fokus yang lebih
utama.
Kematian bayi baru lahir disebabkan berbagai hal yang saling berkaitan
antara faktor medis, faktor sosial, dan kegagalan sistem yang banyak dipengaruhi
oleh keadaan dan kultur. Dalam banyak hal, kesehatan neonatal juga berkaitan
erat dengan kesehatan ibu (Djaja S, 2007). Ibu yang melahikan dengan jarak
kelahiran terlalu dekat memiliki risiko kematian
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Millenium Development Goals disingkat MDGs merupakan sebuah cita-
cita pembangunan global yang menitikberatkan pembangunan pada pembangunan
manusia (human development). Delapan tujuan yang termaktub di dalam MDGs
merupakan tujuan yang terukur dan saling memiliki keterkaitan satu sama lain
yang akan dicapai pada tahun 2015. Diantara delapan tujuan tersebut terdapat
tujuan untuk menurunkan setengahnya proporsi penduduk dunia yang hidup
dengan pendapatan USD 1 perhari. Tujuan ini kemudian menjadi tujuan pertama
(MDG 1) dari kedelapan tujuan pembangunan global tersebut karena dinilai
memiliki signifikansi terhadap pencapaian tujuan-tujuan lainnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
m.kompasiana.com/annisadewikusumawardani/apa-itu-mdgs_5528a3dff17e61fa6f8b4570
http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-percepatan-penurunan-angka-kematian-
ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia/?print=print
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1026/BAB V.pdf?sequence=1
https://anditenrysanna88.wordpress.com/2012/10/17/tantangan-dan-peluang-mdg-
konteks-indonesia-serta-swot-analysis-approach-pendekatan-analisis-swot-pada-
tujuan-1-menanggulangi-kemiskinan-dan-kelaparan/
http://bappenas.go.id/berita-dan-siaran-pers/pembahasan-pembangunan-berkelanjutan-
pasca-mdg-2015/
http://repository.wima.ac.id/1253/2/Bab%201.pdf
7