LP BP ANAK.docx
-
Upload
iman-saeful -
Category
Documents
-
view
266 -
download
3
Transcript of LP BP ANAK.docx
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
1/24
7
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat
(Wong, 2004 : 460).
Bronchopneumina adalah Infeksi saluran pernafasan akut bagian
bawah yang mengenai daerah bronchus (Mansjoer, 2000 : 465).
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing
(Price, 200 : 710).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat
yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing
7
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
2/24
8
2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya, pneumonia terbagi atas:
a. Pnemonia bacterial
Lebih dari 90 % Pnemonia bacterial disebabkan oleh diplococus pnemonia
(pneumococus), stapilococus aureus sebanyak 1,5 % Klebosiela.
Haemofilus Influensa, Streptococus haemolitikus, dan pseudomonas.
b. Pnemonia Virus dan micoplasma
Disebabkan oleh bermacam-macam virus, seperti virus influenza, para
influenza, adenovirus, rinovirus, dan lain-lain.
c. Pnemonia Fungus
Fungus yang dapat menyebabkan pnemonia antara lain Hitoplasma
capsulatum, coccidioides immitis, kadang-kadang juga oleh kandida,
kriptokokus, blastomises, aktinomises, dan kokardia.
d. Pnemonia aspirasi
Disebabkan oleh aspirasi isi lambung atau za-zat lain seperti minyak tanah.
e. Pnemonia hipostasis
Biasanya diderita oleh orang tua dan penderita penyakit terminal.
3. Anatomi Fisiologi Saluran Pernapasan
Saluran pernapasan terdiri dari saluran pernapasan atas dan saluran
pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari ; hidung, laring, faring,
dan trachea. Saluran pernapasan bawah terdiri dari ; Bronchus, bronchiolus,
dan alveolus.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
3/24
9
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen (inspirasi) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara
yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh (ekspirasi). (Syarifudin, B.Ac,1995 : 101). Dalam paru-paru
terjadi pertukaran zat antara O2dan CO2. Oksigen ditarik dari udara masuk ke
dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah sebagai osmose.
Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan
pernapasan) dan O2 masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (vertikel sinistra)------ ke
aorta------keseluruh tubuh (jaringan0jaringan dan sel-sel) disini terjadi
oksidasi (pembakaran) sebagai ampasnya (sisanya) pembakaran adalah CO2
dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung
(serambi kanan) / ventrikel dekstra)------ ke bilik kanan (atrium dekstra) dan
dari sini keluar melalui arteri pulmonalis------ ke jaringan-jaringan paru-paru
akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dan alveoli.
a. Guna pernapasan
1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh
(sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2)
Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.
3) Menghangatkan dan melembabkan udara.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
4/24
10
b. Organ-organ pernapasan
1)
Hidung
Nasal
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang hidung (cavum nasi), dipisahkan oleh sekret hidung (septum
nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring
udara dari kotoran debu yang masuk ke dalam lubang hidung.
a) Struktur hidung
(1)
Bagian luar terdiri dari kulit
(2)Lapisan tengah terdiri dari otot dan tulang rawan
(3)Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat dan
dinamakan konka nasalis, yang berjumlah tiga buah ; konka
nasalis interior, medial dan superior.
b) Fungsi hidung
(1)Sebagai saluran udara pernapasan
(2)Penyaringan udara yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
(3)Menghangatkan udara oleh selaput mukosa
(4)Membunuh bacterial yang masuk oleh leukosit yang terdapat
pada selaput mukosa hidung
2)
Tekak = Faring
Merupakan persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
Pada kiri dan kanan dari faring terdapat dua buah tonsil. Rongga faring
dibagi dalam 3 bagian :
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
5/24
11
a) Nasofaring, sebelah atas tingginya sama dengan koana
b)
Orofaring, bagian tengah yang tingginya sama dengan istmus
fausium.
c) Laringofaring, bagian bawah
3) Pangkal tenggorokan = laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara.
4) Batang tenggorokan = trachea
Merupakan lanjutan dari faring yang dibentuk oleh 12-20 cincin tulang
rawan yang terbentuk seperti huruf C sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar (bersilia). Guna dari silia untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama udara. Yang
memisahkan trachea menjadi bronchus kiri dan kanan di sebut karina.
5) Cabang tenggorok = bronchus
Bronchus merupakan lanjutan dari trachea ada dua buah, kiri dan
kanan, setinggi vertebra torakalis ke IV dan V.
6) Paru-paru
Paru-paru di bagi dua :
a) Paru-paru kanan, terdiri dari tiga lobus yaitu lobus superior, lobus
media, dan lobus inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10
segmen ; 5 segmen pada lobus superior, 2 segmen pada lobus
medialis, dan 3 segmen pada lobus inferior.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
6/24
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
7/24
13
rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mngakibatkan
peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien
terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya
gagal napas. Secara singkat patofisiologi dapat digambarkan pada skema
proses.
Pada saat kuman penyebab pnemonia mencapai alveoli, akan
menyebabkan respon yang khas, terdiri dari empat tahap yang berurutan :
a.
Kongesti (4 jam sampai 12 jam pertama : Eksudat serosa masuk kedalam
alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.
b. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) paru-paru tampak merah dan
berganulasi (hepatisasi=seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin,
dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.
c. Hepatasi kelabu (3 sampai 8 hari) : paru-paru tampak kelabu karena
leukosit dan fibrin mengalami konlidasi di dalam alveoli yang terserang.
d. Resolusi (7 sampai 11 hari) : eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi
oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
8/24
14
Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut :
Peradangan pd bronchus dan
alveolus
Akumilasi cairan dan
eksudat
Suplai oksigenkurang adekuat
Gangguan
pertukaran gas
Komplikasi
Hipotalamus
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Responpirogen dan
lekosit
Sianosis/hipoxia
Proses difusi
terganggu
Sumber : Silvia A. Price. 1998, Wilson, 1994
Agen Infeksius
(Streptococcus)
Hipertermi
Kematian
Osteomielitis Meningitis Perikarditis OMA Peritonitis
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
9/24
15
5.
Manifestasi klinis
a.
Bronchopnemonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius
atas selama beberapa hari
b. Suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 0C dan kadang
disertai kejang karena demam yang tinggi
c. Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal disertai
pernapasan cuping hidung, sinosis sekitar hidung dan mulut
d.
Kadang-kadang disertai muntah dan diare
e.
Batuk disertai pada permulaan penyakit
f.
Pemeriksaan laboratorium leukositosis 15.000-40.000 /mm3
g. Pemeriksaan pada radiologi, pada foto bronchopnemonia terdapat
bercak-bercak infiltrat satu atau beberapa lobus.
6.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
a. Empiema : Adanya aksudat dalam kavum pleura akibat dari perluasan
pnemonia.
b. Emfisema : Suatu keadaan pengembangan paru-paru dengan udara
berlebihan yang mengakibatkan pelebaran atau pecahnya alveolus.
c. Atelektasis
d. Otitis media akut
e. Meningitis
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
10/24
16
7.
Penatalaksanaan medik
Menurut Suriadi dan rita Yuliani, (2001 : 250 ) penatalaksanaan
terhadap penderita bronchopneumonia, yaitu sebagai berikut :
a. Mempertahankan kepatenan jalan nafas yang adekuat, misalnya
dengan pemberian oksigen, penghisapan lendir dan postural drainage.
b. Mempertahankan hidrasi yang adekuat, misalnya dengan pemberian
sonde fooding dan pemberian cairan parenteral.
c.
Medikamentosa yang bersifat simptomatis dan pembunuhan kuman
dengan pemberian antiobiotika spektrum luas dan pemberian
ekspektoran untuk mengencerkan dahak.
B. Proses keperawatan
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan
oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan
dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan,
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan denganberfokus pada klien,
berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan
saling berhubungan (Hidayat, 2004 : 95)
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien
dilaksanakan melalui proses keperawatan. Teori dan konsep keperawatan
diimplementasikan secara terpadu dalam tahapan yang teroganisir meliputi :
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
11/24
17
1.
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan
dengan pengumpulan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2004 : 98)
Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :
a. Identitas
1) Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, nomor medical record.
2)
Identitas klien dan keluarga
Klien meliputi : Nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
suku, bangsa, dan alamat.
Ayah meliputi : Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.
Ibu meliputi : Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.
Saudara kandung meliputi : umur, jrnis kelamin, dan pendidikan.
b. Ruang lingkup masalah keperawatan
Keluhan utama pada waktu masuk rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi
a) Provocative, yaitu penyebab / hal-hal yang mendahului
sebelum terjadi keluhan utama. Pada pasien Bronchopnemonia
biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius atas.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
12/24
18
b)
Qualitas / Quantitas, yaitu seberapa berat keluhan dirasakan
bagaimana rasanya seberapa sering terjadi yaitu sesak napas,
dan demam tinggi sampai kejang.
c) Region / Radiasi, yaitu lokasi keluhan utama tersebut
dirasakan/ditemukan, daerah / area penyebaran sampai kemana.
Pada pasien Bronchopnemonia biasanya sesak dirasakan pada
seluruh daerah dada.
d)
Severity scale, yaitu skala keperawatan / tingkat kegawatan
sampai seberapa jauh. Pada pasien Bronchopnemonia biasanya
sesak dirasakan sangat berat diikuti oleh demam tinggi dan
kejang sampai terjadi penurunan kesadaran.
e) Timing, yaitu kapan keluhann tersebut mulai ditemukan /
dirasakan. Pada pasien Bronchopnemonia keluhan berat pada
saat malam hari dan aktifitas yang berlebihan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang pernah dialami (apa kapan dirawat / tidak
dimana, reaksi anak), pernah dirawat (dimana, kapan, berapa lama,
bagaimana reaksi anak). Pengobatan yang pernah diberikan
(jenis,berapa lama, dosis). Tindakan medis (LP, operasi, vena
pungtie dan lain-lain) alergi atau tidak.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
13/24
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
14/24
20
5)
Riwayat tumbuh kembang
Meliputi kejadian penting pada perkembangan masa kanak-kanak
seperti tengkurap, berjalan, imunisasi dan lain-lain.
6) Riwayat psikologi
a) Pola interaksi, meliputi dengan orang tua, teman dan orang lain.
b) Pola kognitif, meliputi kemampuan berfikir, berbahasa dan
intelegensi.
c)
Pola emosi, meliputi bila marah, sedih, akut, gembira dan lain-
lain.
d)
Konsep diri meliputi penilaian atau pandangan terhadap
dirinya ; harga diri, bodi image, ideal diri / cita-cita hal yang
terbaik, dan aktualisasi diri.
e)
Pola pertahanan diri, meliputi bagaimana keluarga menghadapi
masalah yang dihadapi
7) Riwayat sosial ekonomi
Yang harus dikaji adalah pola kultural atau norma yang berlaku,
rekreasi, lingkungan tempat tinggal klien dan keadaan ekonomi.
8)
Kebiasaan sehari-hari
Meliputi pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas seperti bermain
dan personal hygiene.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Pengukuran pertumbuhan meliputi : TB, BB, Lingka kepala dan
lingkar lengan atas.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
15/24
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
16/24
22
f)
Sistem Muskuloskeletal
Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan dalam
keadaan kelelahan, tonus otot lemah, penurunan kekuatan otot
dan intoleransi aktivitas.
g) Sistem Urogenetalia
Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan oliguria,
perubahan haluaran urine dan perubahan konsistensi urine
(pekat).
h)
Sistem Integumen
Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan
ditemukan sianosis, penurunan turgor dan penurunan elastisitas
kulit.
i)
Sistem Endokrin
Pada pendeita bronchopneumania, kelainan endokrin biasanya
tidak ditemukan kecuali mempunyai penyakit bawaan atau
kelainan-kelainan tetapi bukan menjadi khas pada penderita
bronchopneumonia ini.
e.
Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan leukositosis
(15.000-40.000 /mm3), urine pekat mungkin ditemukan
albuminuria, AGD menunjukan asidosis metabolik, LED
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
17/24
23
meningkat, dan kultur nasofaring dan tenggorokan untuk
mengisiolasi kuman penyebab.
2) Foto Rontgen
Pada pemeriksaan radiologis (thoraks foto) pada broncho
pneumonia ditemukan bercak-bercak infiltrat pada satu atau
beberapa lobus paru.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Menurut Dongeus (2000 : 166) dan Carpenito (2000:443),
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penerita
bronchopneumonia adalah sebagai berikut :
a. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukan sekret.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler
alveoli.
c. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
d. Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
f. Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan
dengan kurangnya informasi.
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
18/24
24
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a.
Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukan sekret.
Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.
Kriteria hasil : sekret dapat keluar
Intervensi Rasional
1. Monitor status respirasi setiap 2 jam,kaji adanya peningkatan pernapasan
dan bunyi napas abnormal.
2. Lakukan suction sesuai indikasi.
3. Beri terapi oksigen setiap 6 jam
4. Ciptakan lingkungan / nyaman
sehingga pasien dapat tidur dengantenang
5.
Beri posisi yang nyaman bagi pasien
6. Monitor analisa gas darah untuk
mengkaji status pernapasan7.
Sediakan sputum untuk kultur / testsensitifitas
1.Penurunan aliran udara terjadi padaarea konsolidasi dengan cairan.
Bunyi nafas bronchial dapatterjadi. Suara ronchi adanyapenumpukan sekret / mucus.
2.mengeluarkan sekret secaramekanik membantu mengurangisumbatan
3.Membantu memenuhi kebutuhanoksigen secara adekuat
4.Lingkungan menjadi faktor utamauntuk ketenangan dan mengurangi
stresor.
5.
Posisi semi fowler memperluaslapangan paru untukberkembang
6.mengawasi proses penyakit danmemudahkan terapi paru
7.Kuman penyebab diketahui pastisehingga obat yang diberikan
sesuai
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler
alveoli.
Tujuan : pertujaran gas kembali normal.
Kriteria Hasil : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi,
pertukaran gas secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
19/24
25
Intervensi Rasional1 2
1. Observasi tingkat kesadaran, status
pernafasan, tanda-tanda cianosis2.
Beri posisi fowler sesuai program /semi fowler
3. Beri oksigen sesuai program
4. Monitor AGD
5. Ciprtakan lingkungan yangnyaman
6. Cegah terjadinya kelelahan
1. Menunjukan perkembangan dari
penyakit dan tindakan selanjutnya.2.
Posisi semi fowler memperluaslapangan paru untukberkembang
3. Tujuan terapi oksigen adalahmempertahankan PaO2 diatas 60
mmHg.4.
mengawasi proses penyakit dan
memudahkan terapi paru
5. Lingkungan menjadi faktor utamauntuk ketenangan dan mengurangistresor.
6. Aktivitas berlebihan akanmembuat metabolisme meningkatsehingga kebutuhan oksigenbertambah
c. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
Tujuan : Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal
Kriteria Hasil : Tanda dehidrasi tidak ada.
Intervensi Rasional
1 2
1. Catat intake dan output cairan(balance cairan)
2. Anjurkan ibu untuk tetapmemberikan cairan peroral sesuaiindikasi
3. Monitor keseimbangan cairan ,membran mukosa, turgor kulit,nadi cepat, kesadaran menurun,tanda-tanda vital.
4. Pertahankan keakuratan tetesan
infus
5.
Observasi tanda-tanda vital (nadi,
1. Memberikan informasi tentangkeadekuatan volume ciran dankebutuhan pengganian.
2. Asupan peroran untuk memenuhikebutuhan tubuh (keseimbangan)
3. Indikator langsung keadekuatancairan.Turgor kulit, membranemokusa, dan tanda vital lain dapatmemberikan gambaran penyakit.
4. Mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh.
5.
Mengetahui perkembangan
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
20/24
26
1 2suhu, respirasi) penyakit klien.
d. Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebuituhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan / meningkatkan
pemasukan nutrisi..
Intervensi Rasional
1 2
1. Kaji status nutrisi klien
2. Lakukan pemeriksaan fisikabdomen klien (auskultasi, perkusi,palpasi, dan inspeksi)
3. Timbang BB klien setiap hari.
4.
Kaji adanya mual dan muntah
5. Berikan diet sedikit tapi sering
6. Berikan makanan dalam keadaan
hangat7.
kolaborasi dengan tim gizi
1. Status nutrisi menentukanpenanganan lebih lanjut.
2. Bila infeksi berat biasanyaperistaltik usus menurun/
3. BB menunjukan status gizi
penderita.
4.
Pilihan intrvensi tergantungpenyebab masalah
5. Mengurangi rangsanganpeningkatan asam lambung
6. Meningkatkan selera makan klien
7. Pengolahan diet yang sesuai dapatmeningkatkan selera makan klien
e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Kriteria Hasil : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan
proses infeksi hilang
Intervensi Rasional
1 2
1. Observasi tanda-tanda vital 1. Suhu tubuh yang meningkat
atau tinggi memberikangambaran adanya infeksi dalam
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
21/24
27
1 2
2. Berikandan anjurkan keluarga untukmemberikan kompres / seka denganair hangat pada daerah dahi danketiak
3. Libatkan keluarga dalam setiaptindakan
4. Berikan minum per oral
5. Ganti pakaian yang basah oleh
keringat6. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat penurun panas.
tubuh
2.
Meningkatkan vasodilatasisehingga terjadi evaporasi.
3. Keluarga didorong untukberperan aktif dalam prosespenyembuhan klien
4. Mancapai keseimbangan cairantubuh.
5. Meningkatkan kenyamananklien
6.
Antipiretik dapat menurunkansuhu tubuh
f. Kurang pengetahuan orangtua tentang perawatan klien berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit
anaknya meningkat setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Kriteria Hasil : Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya.
Intervensi Rasional
1 2
1. Kaji tingkat pengetahuan orangtua klien tentang proses penyakit
anaknya
2. Kaji tingkat pendidikan orangtua klien
3. Bantu orang tua klien untukmengembangkan rencana asuhan
keperawatan dirumah sakitseperti : diet, istirahat danaktivitas yang sesuai
4. Tekankan perlunya melindungianak.
5.
Jelaskan pada keluarga klien
1. Tingkat pengetahuan orang tuatentang penyakit dapat dijadikan
dasar sebagai bahan untukmengadakan pendidikan kesehatan2. Tingkat pendidikan sebagai acuan
dalam menerapkan pendidikan
kesehatan3.
Pengetahuan tentang perawatan,diet dan penanganan terhadappenyakit klien dapat mengurangikecemasan keluarga
4. Anak merasa aman dan nyamanbila dalam dekapan orang tuanya.
5.
Pengetahuan tentang penyakit
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
22/24
28
tentang Pengertian, penyebab,tanda dan gejala, pengobatan,
pencegahan dan komplikasidengan memberikan penkes.
6. Beri kesempatan pada orang tuaklien untuk bertanya tentang halyang belum dimengertinya
klien dapat membantu memberikangambaran terhadap
penatalaksanaan awal jika terjadikekambuhan
6. Diskusi menambah pengalamanbaik dari perawat maupunkeluarga.
Tabel. 3.6
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. 2 3 4
1. DS : Menurut ibu klien :- Klien sesak nafas
- Batuk keluar dahakwarna putih.
DO : - Klien terlihat lemah- Ronchi (+)
- Weezing (+)- RR 48 x / manit
Infeksi dan peradangan padaparenkim paru
Hipersekresi mukus
Peningkatan sekresi secret
Akumulasi secret yg kental
dijalan nafas
Jalan nafas yang inefektif
Bersihan jalan nafastidak efektif
2. DS : Menurut ibu klien :- Klien sesak nafas
DO : - Klien terlihat lemah- Bibir dan jari tangan
cyanosis- Pernafasan cuping
hidung (+)- Ronchi (+)
- Weezing (+)
- RR 48 x / manit
Infeksi pada parenkim paru
Penyempitan bronchus
Suplai Oksigen Berkurang
Pola nafas tidak efektif
Pola nafas tidakefektif
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
23/24
29
1. 2 3 4
3 DS : Ibu klien mengatakan :
-
badannya dingin- rewel- sulit tidur
DO :
- Klien tampak rewel.- Klien terlihat
menangis dan rewel- Suhu tubuh 360 C- Bibir dan jari tangancyanosis
- BB sebelum sakit : 5
kg- Selama sakit : 4,7 kg
Penurunan BB selama sakit
Kulit bayi tipis
Penurunan daya tahan tubuh
Radiator (sistem pengaturan)
nafas tidak efektif
Aliran darah kekulit kurang
suhu tubuh berkurang
resiko hipotermi
Resiko terjadinya
hipotermi
4 DS : Keluarga klienmengatakan tidaktahu tentangpenyakit anaknya
DO :
- Kelarga klienmenanyakan tentangpenyakitnya kepadaperawat.
-
Keluarga klientampak cemas
dengan penyakitklien
Anak dalam hospitalisasi
Informasi tentang penyakit
yang tidak adekuat
Kurang pengetahuan
Kurang Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2000). Rencana Asuhan Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. Alih bahasa Monica Ester,SKp. EGC. Jakarta
Doenges, Marlyn E.et al (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 4. Alih
bahasa I Made Katiasa,SKp. EGC. Jakarta
Hall dan Guyton (2000).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 16 EGC. Jakarta
-
8/10/2019 LP BP ANAK.docx
24/24
30
Hidayat Aziz Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2,
Salemba Medika, Jakarta
Judith M. Wilkinson (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC, Alih Bahasa : Widyawati dkk, Edisi 7, EGC
Jakarta
Maedow Roy, Newel Simon (2005). Lecture Noter Pediatrika, Edisi 7, Erlangga,
Jakarta
Mansjoer, Arief, dkk (2004). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 5 Media
Aesculapius FKUI Jakarta.
Price, Sylvia Anderson and Wilson M. Lorraine. (2000). Patofiologi KlinisPreses-proses Keperawatan. Jilid I, Edisi 5. Alih Bahasa, dr Peter
Anugrah. EGC. Jakarta
Suriadi, Yuliana rita (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, EGC,
Jakarta
Wong L. Dona (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC,
Jakarta
http//:www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 21 Februari 2008, pukul 06.05
WIB