LP BP ANAK.docx

download LP BP ANAK.docx

of 24

Transcript of LP BP ANAK.docx

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    1/24

    7

    LAPORAN PENDAHULUAN

    BRONCHOPNEUMONIA

    A. Konsep Dasar

    1. Pengertian

    Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau

    beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat

    (Wong, 2004 : 460).

    Bronchopneumina adalah Infeksi saluran pernafasan akut bagian

    bawah yang mengenai daerah bronchus (Mansjoer, 2000 : 465).

    Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang

    paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing

    (Price, 200 : 710).

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan

    bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau

    beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat

    yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing

    7

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    2/24

    8

    2. Etiologi

    Berdasarkan etiologinya, pneumonia terbagi atas:

    a. Pnemonia bacterial

    Lebih dari 90 % Pnemonia bacterial disebabkan oleh diplococus pnemonia

    (pneumococus), stapilococus aureus sebanyak 1,5 % Klebosiela.

    Haemofilus Influensa, Streptococus haemolitikus, dan pseudomonas.

    b. Pnemonia Virus dan micoplasma

    Disebabkan oleh bermacam-macam virus, seperti virus influenza, para

    influenza, adenovirus, rinovirus, dan lain-lain.

    c. Pnemonia Fungus

    Fungus yang dapat menyebabkan pnemonia antara lain Hitoplasma

    capsulatum, coccidioides immitis, kadang-kadang juga oleh kandida,

    kriptokokus, blastomises, aktinomises, dan kokardia.

    d. Pnemonia aspirasi

    Disebabkan oleh aspirasi isi lambung atau za-zat lain seperti minyak tanah.

    e. Pnemonia hipostasis

    Biasanya diderita oleh orang tua dan penderita penyakit terminal.

    3. Anatomi Fisiologi Saluran Pernapasan

    Saluran pernapasan terdiri dari saluran pernapasan atas dan saluran

    pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari ; hidung, laring, faring,

    dan trachea. Saluran pernapasan bawah terdiri dari ; Bronchus, bronchiolus,

    dan alveolus.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    3/24

    9

    Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

    mengandung oksigen (inspirasi) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara

    yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi

    keluar dari tubuh (ekspirasi). (Syarifudin, B.Ac,1995 : 101). Dalam paru-paru

    terjadi pertukaran zat antara O2dan CO2. Oksigen ditarik dari udara masuk ke

    dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah sebagai osmose.

    Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan

    pernapasan) dan O2 masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena

    pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung (vertikel sinistra)------ ke

    aorta------keseluruh tubuh (jaringan0jaringan dan sel-sel) disini terjadi

    oksidasi (pembakaran) sebagai ampasnya (sisanya) pembakaran adalah CO2

    dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung

    (serambi kanan) / ventrikel dekstra)------ ke bilik kanan (atrium dekstra) dan

    dari sini keluar melalui arteri pulmonalis------ ke jaringan-jaringan paru-paru

    akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dan alveoli.

    a. Guna pernapasan

    1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh

    (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.

    2)

    Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,

    kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

    3) Menghangatkan dan melembabkan udara.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    4/24

    10

    b. Organ-organ pernapasan

    1)

    Hidung

    Nasal

    Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua

    lubang hidung (cavum nasi), dipisahkan oleh sekret hidung (septum

    nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring

    udara dari kotoran debu yang masuk ke dalam lubang hidung.

    a) Struktur hidung

    (1)

    Bagian luar terdiri dari kulit

    (2)Lapisan tengah terdiri dari otot dan tulang rawan

    (3)Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat dan

    dinamakan konka nasalis, yang berjumlah tiga buah ; konka

    nasalis interior, medial dan superior.

    b) Fungsi hidung

    (1)Sebagai saluran udara pernapasan

    (2)Penyaringan udara yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung

    (3)Menghangatkan udara oleh selaput mukosa

    (4)Membunuh bacterial yang masuk oleh leukosit yang terdapat

    pada selaput mukosa hidung

    2)

    Tekak = Faring

    Merupakan persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.

    Pada kiri dan kanan dari faring terdapat dua buah tonsil. Rongga faring

    dibagi dalam 3 bagian :

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    5/24

    11

    a) Nasofaring, sebelah atas tingginya sama dengan koana

    b)

    Orofaring, bagian tengah yang tingginya sama dengan istmus

    fausium.

    c) Laringofaring, bagian bawah

    3) Pangkal tenggorokan = laring

    Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara.

    4) Batang tenggorokan = trachea

    Merupakan lanjutan dari faring yang dibentuk oleh 12-20 cincin tulang

    rawan yang terbentuk seperti huruf C sebelah dalam diliputi oleh

    selaput lendir yang berbulu getar (bersilia). Guna dari silia untuk

    mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama udara. Yang

    memisahkan trachea menjadi bronchus kiri dan kanan di sebut karina.

    5) Cabang tenggorok = bronchus

    Bronchus merupakan lanjutan dari trachea ada dua buah, kiri dan

    kanan, setinggi vertebra torakalis ke IV dan V.

    6) Paru-paru

    Paru-paru di bagi dua :

    a) Paru-paru kanan, terdiri dari tiga lobus yaitu lobus superior, lobus

    media, dan lobus inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10

    segmen ; 5 segmen pada lobus superior, 2 segmen pada lobus

    medialis, dan 3 segmen pada lobus inferior.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    6/24

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    7/24

    13

    rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mngakibatkan

    peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien

    terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya

    gagal napas. Secara singkat patofisiologi dapat digambarkan pada skema

    proses.

    Pada saat kuman penyebab pnemonia mencapai alveoli, akan

    menyebabkan respon yang khas, terdiri dari empat tahap yang berurutan :

    a.

    Kongesti (4 jam sampai 12 jam pertama : Eksudat serosa masuk kedalam

    alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.

    b. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) paru-paru tampak merah dan

    berganulasi (hepatisasi=seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin,

    dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.

    c. Hepatasi kelabu (3 sampai 8 hari) : paru-paru tampak kelabu karena

    leukosit dan fibrin mengalami konlidasi di dalam alveoli yang terserang.

    d. Resolusi (7 sampai 11 hari) : eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi

    oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    8/24

    14

    Secara bagan dapat digambarkan sebagai berikut :

    Peradangan pd bronchus dan

    alveolus

    Akumilasi cairan dan

    eksudat

    Suplai oksigenkurang adekuat

    Gangguan

    pertukaran gas

    Komplikasi

    Hipotalamus

    Bersihan jalan

    nafas tidak efektif

    Responpirogen dan

    lekosit

    Sianosis/hipoxia

    Proses difusi

    terganggu

    Sumber : Silvia A. Price. 1998, Wilson, 1994

    Agen Infeksius

    (Streptococcus)

    Hipertermi

    Kematian

    Osteomielitis Meningitis Perikarditis OMA Peritonitis

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    9/24

    15

    5.

    Manifestasi klinis

    a.

    Bronchopnemonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius

    atas selama beberapa hari

    b. Suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40 0C dan kadang

    disertai kejang karena demam yang tinggi

    c. Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal disertai

    pernapasan cuping hidung, sinosis sekitar hidung dan mulut

    d.

    Kadang-kadang disertai muntah dan diare

    e.

    Batuk disertai pada permulaan penyakit

    f.

    Pemeriksaan laboratorium leukositosis 15.000-40.000 /mm3

    g. Pemeriksaan pada radiologi, pada foto bronchopnemonia terdapat

    bercak-bercak infiltrat satu atau beberapa lobus.

    6.

    Komplikasi

    Komplikasi yang dapat terjadi adalah :

    a. Empiema : Adanya aksudat dalam kavum pleura akibat dari perluasan

    pnemonia.

    b. Emfisema : Suatu keadaan pengembangan paru-paru dengan udara

    berlebihan yang mengakibatkan pelebaran atau pecahnya alveolus.

    c. Atelektasis

    d. Otitis media akut

    e. Meningitis

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    10/24

    16

    7.

    Penatalaksanaan medik

    Menurut Suriadi dan rita Yuliani, (2001 : 250 ) penatalaksanaan

    terhadap penderita bronchopneumonia, yaitu sebagai berikut :

    a. Mempertahankan kepatenan jalan nafas yang adekuat, misalnya

    dengan pemberian oksigen, penghisapan lendir dan postural drainage.

    b. Mempertahankan hidrasi yang adekuat, misalnya dengan pemberian

    sonde fooding dan pemberian cairan parenteral.

    c.

    Medikamentosa yang bersifat simptomatis dan pembunuhan kuman

    dengan pemberian antiobiotika spektrum luas dan pemberian

    ekspektoran untuk mengencerkan dahak.

    B. Proses keperawatan

    Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan

    oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan

    dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan,

    merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta

    mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan denganberfokus pada klien,

    berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan

    saling berhubungan (Hidayat, 2004 : 95)

    Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien

    dilaksanakan melalui proses keperawatan. Teori dan konsep keperawatan

    diimplementasikan secara terpadu dalam tahapan yang teroganisir meliputi :

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    11/24

    17

    1.

    Pengkajian

    Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan

    dengan pengumpulan data-data yang akurat dari klien sehingga akan

    diketahui berbagai permasalahan yang ada (Hidayat, 2004 : 98)

    Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :

    a. Identitas

    1) Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal

    pengkajian, nomor medical record.

    2)

    Identitas klien dan keluarga

    Klien meliputi : Nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama,

    suku, bangsa, dan alamat.

    Ayah meliputi : Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan

    alamat.

    Ibu meliputi : Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan

    alamat.

    Saudara kandung meliputi : umur, jrnis kelamin, dan pendidikan.

    b. Ruang lingkup masalah keperawatan

    Keluhan utama pada waktu masuk rumah sakit.

    c. Riwayat Kesehatan

    1) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi

    a) Provocative, yaitu penyebab / hal-hal yang mendahului

    sebelum terjadi keluhan utama. Pada pasien Bronchopnemonia

    biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius atas.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    12/24

    18

    b)

    Qualitas / Quantitas, yaitu seberapa berat keluhan dirasakan

    bagaimana rasanya seberapa sering terjadi yaitu sesak napas,

    dan demam tinggi sampai kejang.

    c) Region / Radiasi, yaitu lokasi keluhan utama tersebut

    dirasakan/ditemukan, daerah / area penyebaran sampai kemana.

    Pada pasien Bronchopnemonia biasanya sesak dirasakan pada

    seluruh daerah dada.

    d)

    Severity scale, yaitu skala keperawatan / tingkat kegawatan

    sampai seberapa jauh. Pada pasien Bronchopnemonia biasanya

    sesak dirasakan sangat berat diikuti oleh demam tinggi dan

    kejang sampai terjadi penurunan kesadaran.

    e) Timing, yaitu kapan keluhann tersebut mulai ditemukan /

    dirasakan. Pada pasien Bronchopnemonia keluhan berat pada

    saat malam hari dan aktifitas yang berlebihan.

    2) Riwayat kesehatan masa lalu

    Meliputi penyakit yang pernah dialami (apa kapan dirawat / tidak

    dimana, reaksi anak), pernah dirawat (dimana, kapan, berapa lama,

    bagaimana reaksi anak). Pengobatan yang pernah diberikan

    (jenis,berapa lama, dosis). Tindakan medis (LP, operasi, vena

    pungtie dan lain-lain) alergi atau tidak.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    13/24

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    14/24

    20

    5)

    Riwayat tumbuh kembang

    Meliputi kejadian penting pada perkembangan masa kanak-kanak

    seperti tengkurap, berjalan, imunisasi dan lain-lain.

    6) Riwayat psikologi

    a) Pola interaksi, meliputi dengan orang tua, teman dan orang lain.

    b) Pola kognitif, meliputi kemampuan berfikir, berbahasa dan

    intelegensi.

    c)

    Pola emosi, meliputi bila marah, sedih, akut, gembira dan lain-

    lain.

    d)

    Konsep diri meliputi penilaian atau pandangan terhadap

    dirinya ; harga diri, bodi image, ideal diri / cita-cita hal yang

    terbaik, dan aktualisasi diri.

    e)

    Pola pertahanan diri, meliputi bagaimana keluarga menghadapi

    masalah yang dihadapi

    7) Riwayat sosial ekonomi

    Yang harus dikaji adalah pola kultural atau norma yang berlaku,

    rekreasi, lingkungan tempat tinggal klien dan keadaan ekonomi.

    8)

    Kebiasaan sehari-hari

    Meliputi pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas seperti bermain

    dan personal hygiene.

    d. Pemeriksaan Fisik

    1) Pengukuran pertumbuhan meliputi : TB, BB, Lingka kepala dan

    lingkar lengan atas.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    15/24

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    16/24

    22

    f)

    Sistem Muskuloskeletal

    Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan dalam

    keadaan kelelahan, tonus otot lemah, penurunan kekuatan otot

    dan intoleransi aktivitas.

    g) Sistem Urogenetalia

    Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan oliguria,

    perubahan haluaran urine dan perubahan konsistensi urine

    (pekat).

    h)

    Sistem Integumen

    Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan

    ditemukan sianosis, penurunan turgor dan penurunan elastisitas

    kulit.

    i)

    Sistem Endokrin

    Pada pendeita bronchopneumania, kelainan endokrin biasanya

    tidak ditemukan kecuali mempunyai penyakit bawaan atau

    kelainan-kelainan tetapi bukan menjadi khas pada penderita

    bronchopneumonia ini.

    e.

    Pemeriksaan Penunjang

    1) Laboratorium

    Pada pendeita bronchopneumania biasanya ditemukan leukositosis

    (15.000-40.000 /mm3), urine pekat mungkin ditemukan

    albuminuria, AGD menunjukan asidosis metabolik, LED

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    17/24

    23

    meningkat, dan kultur nasofaring dan tenggorokan untuk

    mengisiolasi kuman penyebab.

    2) Foto Rontgen

    Pada pemeriksaan radiologis (thoraks foto) pada broncho

    pneumonia ditemukan bercak-bercak infiltrat pada satu atau

    beberapa lobus paru.

    2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

    Menurut Dongeus (2000 : 166) dan Carpenito (2000:443),

    diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penerita

    bronchopneumonia adalah sebagai berikut :

    a. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan

    penumpukan sekret.

    b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler

    alveoli.

    c. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.

    d. Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.

    e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

    f. Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan

    dengan kurangnya informasi.

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    18/24

    24

    3. Rencana Tindakan Keperawatan

    a.

    Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan

    penumpukan sekret.

    Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.

    Kriteria hasil : sekret dapat keluar

    Intervensi Rasional

    1. Monitor status respirasi setiap 2 jam,kaji adanya peningkatan pernapasan

    dan bunyi napas abnormal.

    2. Lakukan suction sesuai indikasi.

    3. Beri terapi oksigen setiap 6 jam

    4. Ciptakan lingkungan / nyaman

    sehingga pasien dapat tidur dengantenang

    5.

    Beri posisi yang nyaman bagi pasien

    6. Monitor analisa gas darah untuk

    mengkaji status pernapasan7.

    Sediakan sputum untuk kultur / testsensitifitas

    1.Penurunan aliran udara terjadi padaarea konsolidasi dengan cairan.

    Bunyi nafas bronchial dapatterjadi. Suara ronchi adanyapenumpukan sekret / mucus.

    2.mengeluarkan sekret secaramekanik membantu mengurangisumbatan

    3.Membantu memenuhi kebutuhanoksigen secara adekuat

    4.Lingkungan menjadi faktor utamauntuk ketenangan dan mengurangi

    stresor.

    5.

    Posisi semi fowler memperluaslapangan paru untukberkembang

    6.mengawasi proses penyakit danmemudahkan terapi paru

    7.Kuman penyebab diketahui pastisehingga obat yang diberikan

    sesuai

    b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler

    alveoli.

    Tujuan : pertujaran gas kembali normal.

    Kriteria Hasil : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi,

    pertukaran gas secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    19/24

    25

    Intervensi Rasional1 2

    1. Observasi tingkat kesadaran, status

    pernafasan, tanda-tanda cianosis2.

    Beri posisi fowler sesuai program /semi fowler

    3. Beri oksigen sesuai program

    4. Monitor AGD

    5. Ciprtakan lingkungan yangnyaman

    6. Cegah terjadinya kelelahan

    1. Menunjukan perkembangan dari

    penyakit dan tindakan selanjutnya.2.

    Posisi semi fowler memperluaslapangan paru untukberkembang

    3. Tujuan terapi oksigen adalahmempertahankan PaO2 diatas 60

    mmHg.4.

    mengawasi proses penyakit dan

    memudahkan terapi paru

    5. Lingkungan menjadi faktor utamauntuk ketenangan dan mengurangistresor.

    6. Aktivitas berlebihan akanmembuat metabolisme meningkatsehingga kebutuhan oksigenbertambah

    c. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.

    Tujuan : Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal

    Kriteria Hasil : Tanda dehidrasi tidak ada.

    Intervensi Rasional

    1 2

    1. Catat intake dan output cairan(balance cairan)

    2. Anjurkan ibu untuk tetapmemberikan cairan peroral sesuaiindikasi

    3. Monitor keseimbangan cairan ,membran mukosa, turgor kulit,nadi cepat, kesadaran menurun,tanda-tanda vital.

    4. Pertahankan keakuratan tetesan

    infus

    5.

    Observasi tanda-tanda vital (nadi,

    1. Memberikan informasi tentangkeadekuatan volume ciran dankebutuhan pengganian.

    2. Asupan peroran untuk memenuhikebutuhan tubuh (keseimbangan)

    3. Indikator langsung keadekuatancairan.Turgor kulit, membranemokusa, dan tanda vital lain dapatmemberikan gambaran penyakit.

    4. Mempertahankan keseimbangan

    cairan tubuh.

    5.

    Mengetahui perkembangan

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    20/24

    26

    1 2suhu, respirasi) penyakit klien.

    d. Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.

    Tujuan : Kebuituhan nutrisi terpenuhi.

    Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan / meningkatkan

    pemasukan nutrisi..

    Intervensi Rasional

    1 2

    1. Kaji status nutrisi klien

    2. Lakukan pemeriksaan fisikabdomen klien (auskultasi, perkusi,palpasi, dan inspeksi)

    3. Timbang BB klien setiap hari.

    4.

    Kaji adanya mual dan muntah

    5. Berikan diet sedikit tapi sering

    6. Berikan makanan dalam keadaan

    hangat7.

    kolaborasi dengan tim gizi

    1. Status nutrisi menentukanpenanganan lebih lanjut.

    2. Bila infeksi berat biasanyaperistaltik usus menurun/

    3. BB menunjukan status gizi

    penderita.

    4.

    Pilihan intrvensi tergantungpenyebab masalah

    5. Mengurangi rangsanganpeningkatan asam lambung

    6. Meningkatkan selera makan klien

    7. Pengolahan diet yang sesuai dapatmeningkatkan selera makan klien

    e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

    Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

    Kriteria Hasil : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan

    proses infeksi hilang

    Intervensi Rasional

    1 2

    1. Observasi tanda-tanda vital 1. Suhu tubuh yang meningkat

    atau tinggi memberikangambaran adanya infeksi dalam

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    21/24

    27

    1 2

    2. Berikandan anjurkan keluarga untukmemberikan kompres / seka denganair hangat pada daerah dahi danketiak

    3. Libatkan keluarga dalam setiaptindakan

    4. Berikan minum per oral

    5. Ganti pakaian yang basah oleh

    keringat6. Kolaborasi dengan dokter dalam

    pemberian obat penurun panas.

    tubuh

    2.

    Meningkatkan vasodilatasisehingga terjadi evaporasi.

    3. Keluarga didorong untukberperan aktif dalam prosespenyembuhan klien

    4. Mancapai keseimbangan cairantubuh.

    5. Meningkatkan kenyamananklien

    6.

    Antipiretik dapat menurunkansuhu tubuh

    f. Kurang pengetahuan orangtua tentang perawatan klien berhubungan

    dengan kurangnya informasi.

    Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit

    anaknya meningkat setelah dilakukan tindakan

    keperawatan

    Kriteria Hasil : Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya.

    Intervensi Rasional

    1 2

    1. Kaji tingkat pengetahuan orangtua klien tentang proses penyakit

    anaknya

    2. Kaji tingkat pendidikan orangtua klien

    3. Bantu orang tua klien untukmengembangkan rencana asuhan

    keperawatan dirumah sakitseperti : diet, istirahat danaktivitas yang sesuai

    4. Tekankan perlunya melindungianak.

    5.

    Jelaskan pada keluarga klien

    1. Tingkat pengetahuan orang tuatentang penyakit dapat dijadikan

    dasar sebagai bahan untukmengadakan pendidikan kesehatan2. Tingkat pendidikan sebagai acuan

    dalam menerapkan pendidikan

    kesehatan3.

    Pengetahuan tentang perawatan,diet dan penanganan terhadappenyakit klien dapat mengurangikecemasan keluarga

    4. Anak merasa aman dan nyamanbila dalam dekapan orang tuanya.

    5.

    Pengetahuan tentang penyakit

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    22/24

    28

    tentang Pengertian, penyebab,tanda dan gejala, pengobatan,

    pencegahan dan komplikasidengan memberikan penkes.

    6. Beri kesempatan pada orang tuaklien untuk bertanya tentang halyang belum dimengertinya

    klien dapat membantu memberikangambaran terhadap

    penatalaksanaan awal jika terjadikekambuhan

    6. Diskusi menambah pengalamanbaik dari perawat maupunkeluarga.

    Tabel. 3.6

    Analisa Data

    No. Data Etiologi Masalah

    1. 2 3 4

    1. DS : Menurut ibu klien :- Klien sesak nafas

    - Batuk keluar dahakwarna putih.

    DO : - Klien terlihat lemah- Ronchi (+)

    - Weezing (+)- RR 48 x / manit

    Infeksi dan peradangan padaparenkim paru

    Hipersekresi mukus

    Peningkatan sekresi secret

    Akumulasi secret yg kental

    dijalan nafas

    Jalan nafas yang inefektif

    Bersihan jalan nafastidak efektif

    2. DS : Menurut ibu klien :- Klien sesak nafas

    DO : - Klien terlihat lemah- Bibir dan jari tangan

    cyanosis- Pernafasan cuping

    hidung (+)- Ronchi (+)

    - Weezing (+)

    - RR 48 x / manit

    Infeksi pada parenkim paru

    Penyempitan bronchus

    Suplai Oksigen Berkurang

    Pola nafas tidak efektif

    Pola nafas tidakefektif

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    23/24

    29

    1. 2 3 4

    3 DS : Ibu klien mengatakan :

    -

    badannya dingin- rewel- sulit tidur

    DO :

    - Klien tampak rewel.- Klien terlihat

    menangis dan rewel- Suhu tubuh 360 C- Bibir dan jari tangancyanosis

    - BB sebelum sakit : 5

    kg- Selama sakit : 4,7 kg

    Penurunan BB selama sakit

    Kulit bayi tipis

    Penurunan daya tahan tubuh

    Radiator (sistem pengaturan)

    nafas tidak efektif

    Aliran darah kekulit kurang

    suhu tubuh berkurang

    resiko hipotermi

    Resiko terjadinya

    hipotermi

    4 DS : Keluarga klienmengatakan tidaktahu tentangpenyakit anaknya

    DO :

    - Kelarga klienmenanyakan tentangpenyakitnya kepadaperawat.

    -

    Keluarga klientampak cemas

    dengan penyakitklien

    Anak dalam hospitalisasi

    Informasi tentang penyakit

    yang tidak adekuat

    Kurang pengetahuan

    Kurang Pengetahuan

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, Lynda Juall (2000). Rencana Asuhan Keperawatan dan Diagnosa

    Keperawatan. Alih bahasa Monica Ester,SKp. EGC. Jakarta

    Doenges, Marlyn E.et al (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 4. Alih

    bahasa I Made Katiasa,SKp. EGC. Jakarta

    Hall dan Guyton (2000).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 16 EGC. Jakarta

  • 8/10/2019 LP BP ANAK.docx

    24/24

    30

    Hidayat Aziz Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2,

    Salemba Medika, Jakarta

    Judith M. Wilkinson (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi

    NIC dan Kriteria Hasil NOC, Alih Bahasa : Widyawati dkk, Edisi 7, EGC

    Jakarta

    Maedow Roy, Newel Simon (2005). Lecture Noter Pediatrika, Edisi 7, Erlangga,

    Jakarta

    Mansjoer, Arief, dkk (2004). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 5 Media

    Aesculapius FKUI Jakarta.

    Price, Sylvia Anderson and Wilson M. Lorraine. (2000). Patofiologi KlinisPreses-proses Keperawatan. Jilid I, Edisi 5. Alih Bahasa, dr Peter

    Anugrah. EGC. Jakarta

    Suriadi, Yuliana rita (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, EGC,

    Jakarta

    Wong L. Dona (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC,

    Jakarta

    http//:www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 21 Februari 2008, pukul 06.05

    WIB