translet jurnal anak.docx

download translet jurnal anak.docx

of 15

Transcript of translet jurnal anak.docx

Vaksin Kombinasi Campak-Mumps-Rubella-Varicella Dan Risiko Kejang Demam

KATA KUNCIcampak, varicella, kejang, vaksin, demam

ABSTRAKTUJUANPada bulan Februari 2008, kami diberitahu Praktek Komite Penasehat Imunisasi untuk bukti awal dari risiko dua kali lipat peningkatan kejang demam setelah vaksin kombinasi campak-gondong-rubela-varicella (MMRV) bila dibandingkan hanya dengan vaksin campak-gondong-rubela (MMR) dan vaksin varicella. Sekarang dengan data dua kali lebih banyak yang menerima vaksin, tujuan kami adalah untuk menguji kembali risiko kejang setelah vaksin MMRV.

METODEData Vaksin Keselamatan Datalink 2000-2008, kami menilai banyaknya kunjungan kejang demam pada anak usia 12 sampai 23 bulan setelah vaksin MMRV dan MMR yang terpisah dengan vaksin varicella. Kami membandingkan risiko kejang setelah vaksin MMRV dan MMR+vaksin varicella dengan menggunakan Poisson regresi serta dengan regresi tambahan yang dimasukkan hasil grafik-review dan analisis kontrol.

HASILYang menerima vaksin MMRV (83.107) dibandingkan dengan yang menerima MMR+vaksin varicella (376.354). Kejang dan demam secara signifikan antara 7 sampai 10 hari setelah vaksinasi dengan semua vaksin yang mengandung campak, tapi tidak setelah vaksinasi varicella saja. Risiko kejang selama 7 sampai10 hari lebih tinggi setelah MMRV dari pada setelah MMR+vaksinasi varicella (relatif risiko: 1,98 [95% confidence interval: 1,43-2,73]). Analisis tambahan menghasilkan hasil yang sama. Kelebihan risiko kejang demam 7 sampai 10 harisetelah MMRV dibandingkan dengan separate MMR+vaksinasi varicella adalah 4.3 per 10.000 dosis (interval kepercayaan 95%: 2,6 -5,6).

KESIMPULANPada anak usia 12 hingga 23 bulan yang menerima vaksin campak dapat mengalami kejang dan demam yang meningkat 7 sampai 10 hari setelah pemberian vaksinasi. Vaksinasi MMRV dalam setiap 1 pemberian tambahan dapat mengakibatkan kejang demam untuk setiap 2.300 dosis yang diberikan MMR+vaksinasi varisella. Penyedia yang merekomendasikan MMRV harus berkomunikasi dengan orang tua bahwa hal itu meningkatkan risiko demam dan kejang karena mengandung vaksin campak. Pediatrics 2010; 126: e1-e8

Vaksin kombinasi campak-mumps-rubella-varicella (MMRV) telah dilisensi oleh US Food and Drug Administration pada tahun 2005. Vaksin MMRV kemudian direkomendasikan oleh Komite Penasehat Imunisasi Praktek (ACIP) pada tahun 2006, panitia menyatakan sebuah preferensi untuk penggunaannya lebih baik terpisah antara vaksin campak-mumps-rubela (MMR) dan vaksin varicella.

Dalam studi sebelumnya, hubungan antara MMR dan peningkatan risiko untuk demam kejang 1 sampai 2 minggu setelah vaksinasi adalah observasi.1-4 Meskipun Studi prelicensure vaksin MMRV antara 12 hingga 23 bulan,anak yang lebih tua mengungkapkan tingkat yang lebih tinggi demam dan campak seperti ruam terjadi antara 1 sampai 2 minggu kemudian bila dibandingkan dengan MMR dan vaksin varicellayang terpisah,5-7 itu tidak diketahui pada saat lisensi MMRV apakah tingkat yang lebih tinggi dari demam adalah sama terkait dengan peningkatan risiko kejang demam.

Pusat Pengendalian dan Keamanan Penyakit vaksin pencegahan yang disponsori sistem survey dikenal sebagai Vaksin Keselamatan Datalink (VSD) terdiri dari 8 organisasi meliputi data >9 jutaper tahun. VSD telah mengembangkan near-real-time pengawasan sistem keamanan vaksin yang dikenal sebagai Rapid Cycle Analysis (RCA),8-10 yang dirancang untuk memantau asosiasi potensial antara vaksin tertentu dan sudah ditentukan efek samping dengan menggunakan data mingguan dan sekuensial statistik analisis.11

Mulai tahun 2007, kami menggunakan RCA sistem surveilans untuk memantau 6 minggu hasil yang spesifik setelah vaksinasi MMRV. Atas dasar ~ 43.000 MMRV dosis yang diberikan antara Februari 2006 dan Agustus 2007, kami mendeteksi sinyal awal untuk peningkatan ganda risiko demam kejang yang terjadi 7 sampai 10 hari setelah vaksinasi MMRV dibandingkan dengan pemberian MMR+vaksinasi varicella secara terpisah. Kami melaporkan temuan ini ke ACIP pada bulan Februari 2008, setelah itu ACIP merekomendasi perubahan dari preferensi dinyatakan untuk MMRV tidak ada preferensi yang baik antara MMRV atau MMR+vaksinasi varicella yang terpisah.12

Kami terus memantau anak-anak yang divaksinasi dengan MMRV sampai Oktober 2008, yang mengakibatkan sekitar dua kali lebih banyak dosis MMRV diberikan dalam VSD daripada yang dilaporkan diawal. Menggunakan perluasan nomor ini anak-anak divaksinasi dan membandingkan mereka untuk penerima secara terpisah diberikan pada hari yang sama MMR+vaksin varisellas, kami melaporkan di sini risiko kejang demam setelah MMRV selama 7 sampai 10 hari dan 42 hari setelah vaksinasi.

METODEPengawasan dan Deteksi SinyalVSD menciptakan agregat, set data yang dinamis yang diperbarui mingguan dan mengandung informasi vaksin dan hasil seperti yang dijelaskan MMRV sebelumnya.8 Surveilans RCA memantau anak usia 12 sampai 23 bulan selama 42 hari setelah menerima vaksin untuk 6 hasil: kejang, trombositopenia, ensefalitis / meningitis, ataksia, reaksi alergi, dan arthritis. Dalam laporan kami ini memfokuskan eksklusif pada kejang.

Anak-anak berusia 12 sampai 23 bulan adalah 7 anggota berpartisipasi situs VSD yang menerima dosis pertama dari MMRV (Merck & Co, Inc, West Point, PA) dimana yang memenuhi syarat untuk studi inklusi. Kami mendefinisikan kejang sebagai tanda awal selama 42 hari setelah pemberian MMRV vaksinasi dengan International Klasifikasi Penyakit, 9 Revisi Kode 345 * (epilepsi) (ICD-9) atau 780,3 * (kejang) di instalasi gawat darurat atau rumah sakit. Kami melihat kejang setelah kejadian pertama dalam 42 hari. Untuk meminimalkan criteria inklusi kunjungan kejang, kami mengeksklusikan anak-anak yang telah menerima baik ICD-9 kode dalam rawat inap atau rawat jalan pengaturan selama 42 hari sebelum kejang. "kejang" mengacu untuk diidentifikasi secara elektronik, sedangkan "kejang demam" mengacu pada grafik yang dikonfirmasi kejang demam.

Kami memantau kejang mingguan dan membandingkan jumlah kumulatif diamatidengan jumlah yang diharapkan pada dasar sejarah VSD kejang dari 2000-2006 setelah pemberian vaksin MMR diberikan dengan atau tanpa varicella. Kami mendefinisikan "sinyal" yang terjadi ketika jumlah kejang selama 42 hari setelah vaksinasi secara signifikan melebihi jumlah yang diharapkan menurut ke sekuensial dimaksimalkan probabilitas rasio test11; ambang batas ditetapkan untuk tingkat yang dirancang untuk menjaga nilai kumulatif membuat tipe I kesalahan di bawah 5% selama beberapa tahun analisis mingguan. Kami menilai signifikansi statistik temporal pengelompokan kejang dengan menggunakan SaTScan software.13,14 terpisah untuk masing-masing paparan vaksin, SaTScan mengevaluasi semua kombinasi risiko potensial 1-21 hari panjang, menyesuaikan untuk beberapa pengujian yang melekat dalam ratusan interval waktu yang dipertimbangkan.

Kami memeriksa postvaccination rawat jalanKunjungan demam dengan menggunakan ICD-9 kode 780,6 demam atau penyakit demam sama sekali 7 situs VSD berpartisipasi dari Januari 2000 sampai Oktober 2008. Mirip dengan kasus kejang, kunjungan demam disensor setelah kejadian pertama dalam 42 hari.

Situs VSD yang berpartisipasi adalah Kelompok Kesehatan Koperasi (Washington), Kaiser Permanente Colorado, Kaiser Permanente Northwest (Oregon), Harvard Pilgrim Health Perawatan (Massachusetts), HealthPartners (Minnesota), Northern California Kaiser Permanente, dan Marshfield Klinik (Wisconsin).

BAGAN ULASAN Untuk menilai setelah pemberian vaksinasi apakah terdapat kejang dimana kejang demam, kami melakukan grafik berikut ulasan: (1) semua kejang selama hari 0-42 hari setelah vaksinasi MMRV; (2) semua kejang 7 sampai 10 hari setelah pemberian terpisah, pada hari yang sama MMR+vaksinasi varicella; dan (3) sampel acak dari kejang selama 0 sampai 6 hari dan 11-42 hari setelah MMR+vaksinasi varicella. Itu jumlah kejang Ulasan dalam kelompok 3 adalah setara dengan jumlah grafik-review kejang selama hari-hari 0 sampai 6 dan 11-42 setelah MMRV vaksinasi. Kami menerima grafik diagnosis kejang demam tanpa disertai demam secara bersamaan. Jika tersedia, kami menangkap data mengenai sejarah kejang sebelumnya, riwayat kejang keluarga, dan apakah kejang mengakibatkan rawat inap. Dilihat dari analisis rekam medis, dilakukan studi dan vaksin diterima, dilakukan grafik ulasan.

Penilaian Pengaruh MMRV Risiko kejang Risiko kejang setelah vaksinasi MMRV dibandingkan dengan risiko kejang setelah 3 vaksin pembanding dari Januari 2000 sampai Oktober 2008: (1) MMR+varicella; (2) MMR saja; dan (3) varicella. Perbandingan utama adalah dengan MMR+vaksinasi varicella. Fokus utama kami analisis tentang hari 7 sampai 10 setelah vaksinasi karena statistik awal pemindaian sementara menunjukkan bahwa kejang terjadi paling signifikan selama 7 sampai 10 hari setelah MMR+ vaksinasi varicella, waktu periode tertentu sesuai dengan pasca-MMR demam dan kejang.1-4 Karena awalnya didefinisikan periode pengawasan 42-hari, kami juga meneliti resiko kejang selama 0-42 hari, serta hari 0 sampai 30, untuk mengizinkan perbandingan dengan hasil Studi terbaru tentang vaksinasi MMRV dan kejang demam.15 Menggunakan data elektronik, kami menggunakan Regresi Poisson untuk membandingkan kejang risiko di vaksin yang berbeda 4 eksposur selama 7 sampai 10 hari, serta sebagai 5 jendela risiko lain (hari 0-4, 5- 6, 11-12, 13-30, dan 31- 42). Tambahan kovariat disesuaikan dengan 5 usia kelompok (12, 13-14, 15-16, 17-19, dan 20 -23 bulan), 7 situs VSD, pernafasanmusim virus (November 1 April 30 vs 1 Mei hingga Oktober 3116), dan 9 tahun kalender (2000 -2008). itu variabel dependen adalah kejang count; offset (yaitu, denominator ntuk hitungan kejang) adalah orang-time. Vaksin bersamaan tambahan yang tidak termasuk, karena tidak nomor maupun penerimaan vaksin bersamaan adalah prediktor kejang yang signifikan dalam analisis awal. Kami juga melakukan 3 tambahan analisis untuk (a) akun untuk hasil dari grafik ulasan dan sisanya ketidakpastian tentang unreviewed grafik, (b) fokus pada grafik yang dikonfirmasi kejang demam selama 7 sampai 10 hari, dan (c) menyesuaikan pembaur potensial yang dapat berbeda dalam perbandingan kelompok tetapi harus tetap stabil di setiap penerima vaksin selama Periode postvaccination. karena kita tidak memiliki kontrol bersamaan selama masa penelitian, Analisis ini mengendalikan diri (c) ("Kasus-berpusat" 17) terutama penting, karena inheren dikontrol untuk pembaur yang tidak terukur. Kami melakukan analisis tambahan (a) dengan mengulangi Poisson regresi (n=1000), yang sebelumnya masing-masing. Analisis kami diterapkan untuk setiap unreviewed kejang sebuah "tingkat konfirmasi" secara acak dari distribusi normal berpusat pada 83% dengan standar error dari 5 persentase poin (lihat "Hasil"). Untuk (b), kami menggunakan regresi logistik sepenuhnya berfokus pada grafik yang dikonfirmasi kejang demam selama 7 sampai 10 hari setelah MMRV dibandingkan MMR+Vaksinasi varicella. Untuk (c), kami yang dilakukan casecentered regresi logistik dengan menggunakan Data set dengan hanya 1 record per kejang. 17 Variabel terikat adalah apakah kejang terjadi dijendela risiko; prediktor kunci adalah apakah paparan adalah MMRV dibandingkan MMR=varicella. Seperti dengan analisis primer, semua tambahan analisis yang disesuaikan untuk kelompok usia, situs, tahun kalender, dan musim virus pernapasan. Kami menghitung kelebihan risiko dengan menggunakan perkiraan risiko relatif (RR) dan kejang Tingkat (S) setelah MMR+ vaksinasi varicella: risiko kelebihan (RR-1) X S. Kami menggunakan SAS 9.1 (SAS Institute, Cary, NC) untuk semua analisis.

HASILPopulasi penelitian termasuk 83 107 anak divaksinasi dengan MMRV antara Januari 2006 dan Oktober 2008 dan 376 354 divaksinasi dengan MMR? varicella antara Januari 2000 dan Oktober 2008. Perbandingan sekunder kelompok terdiri dari 145 302 anak yang menerima vaksin MMR saja dan 107 744 yang menerima varicella Vaksin saja 2000-2008 (Tabel 1).

Setelah vaksinasi dengan semua measlescontaining vaksin, kejadian kejang memuncak selama 7 sampai 10 hari; yang paling puncak menonjol tercatat setelah MMRV vaksinasi (Gambar 1).

Sementara Statistik pemindaian mengungkapkan bahwa kejang berkerumun paling signifikan selama hari 8 sampai 10 untuk vaksinasi MMRV (RR: 7,6; P= .0001]), 7 sampai 10 hari setelah MMR+vaksinasi varicella (RR: 4.0; P