promkes pada anak.docx

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih dinamis dibanding dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun social, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan social saja tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Sedangkan untuk yang belum memasuki usia kerja yaitu anak dan remaja atau bagi yang sudah tidak bekerja (pension) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara social, yakni mempunyai kegiatan, misalnaya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila. 1

Transcript of promkes pada anak.docx

Page 1: promkes pada anak.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan:

kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih dinamis dibanding dengan

batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan

sempurna, baik fisik, mental, maupun social, dan tidak hanya bebas dari

penyakit dan cacat.

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,

mental, dan social saja tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Sedangkan untuk

yang belum memasuki usia kerja yaitu anak dan remaja atau bagi yang sudah

tidak bekerja (pension) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara

social, yakni mempunyai kegiatan, misalnaya sekolah atau kuliah bagi anak

dan  remaja dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang promosi kesehatan pada balita

dan apras. Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi

/nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, interaksi dan sosialisasi. Dengan

promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu memberikan

penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan

kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak. Anggota

keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan dalam

kegiatan pembinaan kesehatan. Semua kegiatan dicatat dan dilaporkan ke

puskesmas. Kegitan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan

berhasil dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan

orang terkemuka dimasyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong

untuk memeriksakan kesehatan anaknya.

1

Page 2: promkes pada anak.docx

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan balita dan apras?

2. Apa saja lingkup promosi kesehatan pada balita dan apras?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat mengetahui lingkup promosi kesehatan pada balita dan

apras

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat memahami tentang promosi kesehatan pada balita dan

apras serta diharapkan dapat memberikan penyuluhan dengan baik

2

Page 3: promkes pada anak.docx

BAB II

PEMBAHASAN

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah

satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita

dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan

bulan yaitu usia 24-60 bulan.

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong,

2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi

pertumbuhan dan perkembangannya.

Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi/nutrisi,

pertumbuhan, perkembangan, interaksi dan sosialisasi

A. ASI

Untuk pertumbuhan balita dan apras dengan baik zat-zat gizi yang

sangat dibutuhkan yaitu:

1. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram BB

2. Calsium (Cl)

3. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada didaerah tropis, maka hal ini

tidak begitu menjadi masalah

4. Vitamin A dan K yang harus dierikan sejak postnatal

5. Fe (Zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe

ikut terbuang.

Peralihan ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan

sesuai dengan kondisi anatomi dan fisiologi pencernaan. Setelah masa

pemberian ASI eksklusif berakhir, maka mulai umur 4 bulan bayi diberi

makanan tambahan, itupun makanan yang sangat halus. Kemudian umur 9

bulan sudah dapat diberikan makanan tambahan yang lunak, sampai dengan

umur 28 bulan. ASI tetap diteruskan, dan mulai berumur 18 bulan dapat

diberikan makanan tambahan agak keras (semi solid), sampai dengan umur 2

tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun ASI dihentikan (anak disapih), dan sudah

3

Page 4: promkes pada anak.docx

dapat diberi makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah

makanan tambahan pun juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan

kebutuhan kalori yang diperlukan bayi/anak untuk berkembang.

B. Gizi/Nutrisi

Anak balita dan apras juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi

dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang

paling menderita akibat gizi, dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa

kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan

rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

1. Anak balita atau prasekolah baru berada dalam masa transisi dari

makanan bayi kemakanan orang dewasa.

2. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah

bekerja penuh, sehingga ibu sudah berkurang.

3. Anak balita sudah mulai main ditanah, dan sudah dapat main diluar

rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor

dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan bebagai macam

penyakit.

4. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri termasuk dalam

memilih makanan. Dipihak lainibunya sudah tidak begitu memperhatikan

lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah dapat makan sendiri.

Dengan adanya posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), yang sasaran

utamanya adalah anak balita dan apras adalah sangat tepat untuk

meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita dan apras.

7 Cara Menggugah Selera Makan Anak

Membuat anak menyenangi berbagai macam makanan memang terasa

sulit. Tentu hal ini akan mengganggu perolehan nutrisi pada anak yang

menyebabkan kurang optimalnya tumbuh kembang si buah hati. Bila anda

mengalami hal semacam ini, anda dapat mencoba beberapa kiat ini.

4

Page 5: promkes pada anak.docx

1. Jangan ada distraksi

Biasakan anak untuk menikmati waktu makannya tanpa ada

gangguan sehingga anak lebih berkonsentrasi pada piring di depannya.

Karena itu matikan televisi atau singkirkan mainannya saat memberi

makan pada anak.

2. Jangan terlalu lama

Waktu maksimum dalam pemberian makan pada anak sebaiknya

tidak lebih dari 30 menit. Menurut dr.Aryono Hendarto, Sp.A (K), secara

oral motorik, mulut akan capek jika terus mengunyah lebih dari 30 menit.

Biasanya anak akan diam dan membiarkan makanan lumat dengan

sendirinya atau diemut. Karena itu jika dalam 30 menit makanan tidak

habis, sudahi saja. Satu atau dua jam kemudian tawarkan lagi pada anak

apakah sudah lapar lagi.

3. Suasana yang nyaman

Selezat apa pun masakan yang dibuat, seorang anak bisa

kehilangan selera makan jika orangtua memaksa anak untuk makan.

Temani balita makan dengan cara makan bersama. Lakukan kontak mata

dan berikan suasana makan yang menyenangkan, tidak memaksa dan

tidak terburu-buru.

4. Aktivitas menyenangkan

Balita biasanya mudah bosan. Karena itu Anda bisa menggali ide-

ide kreatif untuk membuat suasana makan jadi menyenangkan. Misalnya

mencelup makanan sebelum dimasukkan ke mulut atau menggunakan

sedotan untuk hidangan jus buah atau smoothies. Bunyi sruput sedotan

akan menimbulkan sensasi yang membuat balita bersemangat.

5. Berikan dalam porsi kecil

Lambung balita memang masih kecil, karena itu tak perlu

memaksanya untuk menghabiskan satu porsi penuh.

5

Page 6: promkes pada anak.docx

6. Berikan pilihan

Biarkan balita memilih makanan yang ingin dikonsumsinya.

Misalnya sebelum memasak, ibu bisa menanyakan si kecil makanan apa

yang ingin dimakannya untuk sarapan.

7. Dihias

Makanan yang dihias menarik atau alat makan figur kartun tentu

bisa menggugah selera makan balita Anda. Untuk lebih menarik

minatnya, Anda juga bisa mengajak si kecil menyiapkan makanan

bersama-sama di dapur.

C. Pertumbuhan dan perkembangan

1. Aspek Bahasa

Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai

jurang dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500

kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100

kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat

menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan

bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga

sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

2. Aspek Sosial

Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan

makan sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis

kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri

tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung

mandiri dan keras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan

verbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih mempunyai banyak

rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak,

lebih tenang, mandiri, dapat dipercaya, lebih bertanggungjawab,

mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam

permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.

6

Page 7: promkes pada anak.docx

3. Aspek Kognitif

Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik

dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami

perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari

perspektif yang berbeda.

Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu

lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian muncul

berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih

tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan

karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah

anaka sudah mampu memandang perspektif orang lain dan

mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu

tentang factual dunia.

4. Perkembangan fisik

Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini

terjadi karena anak menggunakan banyak energi untuk bergerak.

5. Psikomotor

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor anak

yang mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih

kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat,

berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk

mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga

mulai terlatih seperti menulis, menggambar, menggunakan gerakan

pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk

dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang

sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.

6. Balita dan Apras Mempunyai Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi

Bagaimana cara untuk mengatasi balita yang sangat aktif di usianya

yang baru menginjak 2 tahun, mereka yang umumnya sedang

mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

7

Page 8: promkes pada anak.docx

Balita sedang berada pada tahap perkembangan sensori motorik

yang sangat pesat. Umumnya balita 2 tahun memiliki rasa ingin tahu

yang besar terhadap lingkungannya. Itu sebabnya, ia tampak sangat aktif

mengeksplorasi apa saja yang ada di sekitarnya.

Ada baiknya balita tidak dilarang atau dibatasi ruang geraknya,

sehingga dia dapat memuaskan rasa ingin tahunya. Balita akan terbantu

apabila Anda memberikan aktivitas fisik yang terarah, sehingga

melatihnya mengotrol diri.

Namun perlu dicermati, sejalan dengan perkembangan usianya,

apakah aktivitas anak sesuai atau tidak dengan situasi yang ada.

Misalnya, jika berada di dalam kamar dan hendak tidur balita masih

berlarian, ajak dia “membaca” buku cerita dengan memperagakan

beberapa gerakan yang berkaitan dengan isi cerita. Selain itu, perhatikan

ketika dia bermain dengan beberapa anak seusianya, apakah perilakunya

kurang lebih sama atau sangat berbeda dengan kebanyakan anak lain.

Jika berbeda, Anda dapat menyampaikan pada ahli, seperti psikolog atau

dokternya.

D. Interaksi

Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan

lingkungan sosial diluar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama

berarti bersama-sama berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak

bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita,

bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan

melibatkan aturan permainan dan pembagian peran.

Anak mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut

tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain

dilingkungannya. Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk

membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang

tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada

usia ini balita sulit untuk dapat berbagi dengan orang lain. Proses pembedaan

8

Page 9: promkes pada anak.docx

diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada usia tiga

atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu bentuk

latihan untuk mandiri.

E. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Memberikan bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan

kedalam tubuh manusia yang berguna untuk mencegah penyakit tersebut.

2. Tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

a. Polio

b. Campak

c. Difteri

d. Pertusis atau batuk rejan

e. Tetanus

f. TBC

g. Hepatitis

3. Jadwal pemberian imunisasi

a. Polio

Imunisasi Polio diberikan sebanyak tiga kali yaitu polio1, polio2,

polio3. Selang waktu antara pemberian imunisasi polio adalah selama

4 minggu / satu bulan. Pemberian dapat dimulai ketika anak berusia 2

bulan sampai 11 bulan. Tidak perlu mengulang polio pertama jika

ada keterlambatan.

b. Campak

Imunisasi campak diberikan sebanyak satu kali dan dapat dimulai

ketika anak berusia 9 bulan sampai 11 bulan. Jika diberikan pada

umur kurang dari 9 bulan, kemungkinan besar pembntukan zat

kekebalan dalam tubuh anak dihambat karena masi ada zat kekebalan

yang berasal dari darah ibu.

9

Page 10: promkes pada anak.docx

c. DPT

Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali yaitu DPT1, DPT2, DPT3

dan dapat dimulai ketika anak berusia 2 bulan sampai 11 bulan.

Selang waktu antara pemberian imunisasi DPT adalah 4 minggu.

Tidak perlu mengulang DPT pertama jika ada keterlambatan.

d. BCG

Imunisasi BCG diberikan hanya sekali saja dan diberikan pada ketika

anak berusia 0 sampai 11 bulan tetapi akan lebih baik jika diberikan

segera setelah lahir.

e. Hepatitis

Imunisasi diberikan sebanyak 3 kali

4. Efek samping dari pemberian imunisasi

a. Polio

Umumnya tidak ada

b. Campak

Anak mungkin akan panas selama 1 – 3 hari setelah satu minggu

penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak

ringan, bila 1 minggu panasnya tinggi berikan ¼ tablet obat panas

untuk anak-anak.

c. DPT

1) Panas

2) Rasa sakit didaerah suntikan

3) Peradangan

d. BCG

1) Terdapat bekas luka, merupakan reaksi normal.

2) Pembengkakan

e. Hepatitis

Rasa sakit pada daerah penyuntikan

10

Page 11: promkes pada anak.docx

5. Akibat dari tidak diberikannya imunisasi

a. Polio

Dapat menyebabkan kelumpuhan.

b. Campak

Dapat menyebabkan penyakit campak.

c. DPT

Dapat menyebabkan penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan, batuk

seratus hari), Tetanus.

d. BCG

Dapat menyebabkan penyakit TBC.

e. Hepatitis

Dapat menyebabkan penyakit hepatitis (penyakit kuning).

F. Sosialisasi

Anak prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak

semua anak nyaman dan mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan

stimulasi terlebih dahulu. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk

memberi dukungan. 

1. Bimbing di awal

Sebagai awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak

bermain bersama temannya. Untuk batita sungguh membingungkan

bermain bersama teman pertama kali. Anak usia 1 – 3 tahun belum

mampu bermain bersama secara sosial. Mereka biasanya main sendiri-

sendiri secara paralel. Nah, kehadiran Anda di masa-masa awal tentu

berguna untuk menjembatani situasi asing yang dihadapi anak. Saat anak

sedang bermain dengan teman, kehadiran Anda membantu mengarahkan

lalu lintas komunikasi dan merangsang mereka beraktivitas bersama.

Tapi ini hanya diperlukan di masa-masa awal. Selebihnya, anak tentu

lebih terampil bersosialisasi dan permainan mengalir dengan sendirinya.

11

Page 12: promkes pada anak.docx

2. ‘Pemanasan’ dulu 

Sebelum anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di

lingkungan baru, misalnya prasekolah, ia butuh kesempatan mengenal

lingkungannya terlebih dahulu. Setelah familiar dengan lingkungan

barunya, dan merasa aman, biasanya anak-anak usia 3 – 5 tahun dengan

nyaman memulai interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Apabila

anak didaftarkan di kelompok bermain dan TK, ada baiknya seminggu

sebelumnya diajak ke sekolah baru. Tujuannya, agar ia tidak  lagi merasa

asing terutama di hari dan minggu pertama bersekolah.

3. Kenalan dulu

Apabila anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun

ajaran baru, tak ada salahnya Anda mencari tahu siapa saja calon teman-

teman sekelasnya. Mungkin saja di antara orang tua mereka yang telah

Anda kenal.  Ajaklah anak berkenalan dengan teman barunya sebelum

praselokah dimulai. ‘Curi start’ semacam ini sangat membantu anak

sehingga ia tak kagok ketika masuk kelompok bermain atau TK untuk

pertama kali.

4. Support dan reward

Tentu saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi

dengan teman perlu diberi imbalan berupa penghargaan dan pujian.

Apabila anak ‘gagal’ di kesempatan pertama, tak perlu sedih. Berikan ia

dukungan dan dorongan untuk mencoba lagi di kesempatan lain. Tentu

saja peran Anda saat memberi contoh dalam bersosialisasi juga penting,

karena Anda adalah panutannya.  

5. Trik Agar Balita Gemar Gosok Gigi

Membiasakan membersihkan atau menggosok gigi sebaiknya

ditanamkan sejak dini, karena kebiasaan ini akan membawanya hingga

dewasa kelak, sehingga kesehatan gigi dan mulutnya senantiasa terjaga

dengan baik.

12

Page 13: promkes pada anak.docx

Ciptakan suasana yang menyenangkan saat mengajak balita gosok

gigi dengan menggunakan cara-cara yang kreatif. Balita pun lebih

semangat menggosok giginya.

a. Libatkan dan ajak balita saat membeli serta memilih peralatan gosok

gigi yang akan dipakainya. Mulai dari sikat gigi, pasta gigi, penutup

kepala asikat, gelas plastik untuk kumur dan tempat menyimpan sikat

gigi.

b. Sediakan jam pasir berbentuk lucu untuk menghitung lamanya balita

gosok gigi. Umumnya, cukup 2 menit.

c. Dampingi balita gosok gigi, sambil melakukan hal-hal yang disukai

balita agar tercipta suasana yang menyenangkan selama gosok gigi.

Misalnya, menyanyikan lagu yang disukainya, bercerita tentang

sosok kartun yang rajin gosok gigi sehingga bila tersenyum membuat

semua temannya senang.

d. Sambil mengajarkan balita gosok gigi, jelaskan manfaat gosok gigi

terhadap kesehatannya sampai dia besar nanti, serta jenis-jenis

makanan yang membantu pertumbuhan serta menguatkan giginya.

Misalnya, minum susu bukan hanya menyehatkan tubuhnya tapi juga

membuat gigi dan tulangnya jadi kuat.

e. Sesekali gunakan sikat gigi elektrik sebagai selingan agar kegiatan

gosok gigi bervariasi dan menyenangkan.

6. Cegah Gigi Berlubang Pada Anak

Perawatan gigi sangat penting untuk dimulai sejak kecil. Salah satu

caranya adalah dengan memperhatikan asupan makanannya. Konsumsi

minuman manis dan kegemukan diduga menjadi penyebab utama

meningkatnya kasus gigi berlubang pada anak.

Dalam penelitian terhadap 65 anak usia 2-5 tahun yang

mendapatkan perawatan gigi berlubang pada gigi susu mereka, diketahui

28 persen anak-anak itu mengalami kegemukan, bahkan obesitas. Selain

itu diketahui pula 71 persen anak mendapatkan asupan kalori 1200 lebih

tinggi daripada anak lain dengan berat badan normal.

13

Page 14: promkes pada anak.docx

"Kami menduga nutrisi yang kurang tepat bukan hanya

menyebabkan anak kegemukan tapi juga menyebabkan gigi berlubang.

Sayangnya jarang ada penelitian yang mengaitkan dua hal tersebut," kata

Dr.Kathleen Bethin, direktur endokrinologi pediatrik dan diabetes dari

Amerika.

Ia menambahkan, dari hasil riset diketahui secara umum tidak ada

perbedaan total kalori yang dikonsumsi antara anak yang obesitas dan

normal, namun masalahnya adalah pemilihan jenis makanan yang diasup.

Misalnya terlalu banyak konsumsi minuman manis atau susu.

Penyebab utama kerusakan gigi adalah asam yang dibuat oleh

kuman yang ada dalam rongga mulut. Kuman tersebut akan

menghasilkan asam bila ada sisa makanan yang mengandung gula dan

tepung, yang lengket pada gigi dalam waktu lama.

Untuk menghindari terjadinya lubang pada gigi anak, jangan

biasakan anak minum susu dari botol sampai tertidur agar cairan manis

tersebut tidak akan menggenangi gigi terlalu lama. Bila gigi si kecil

mulai tumbuh, ajari anak untuk menyikat giginya. Tidak lupa, periksakan

gigi anak setiap enam bulan sekali.

G. Keamanan

Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Keamanan dan

pencegahan cedera sangat penting diberikan pada orangtua atau anak untuk

meminimalkan kecelakaan / bahaya pada anak. Metode pemberian

keamanan / safety berbeda sesuai usia dan perkembangan anak.

14

Page 15: promkes pada anak.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan

salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia

balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan

perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun

(Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam

segi pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkup promosi kesehatan

terhadap anak balita meliputi :

1. ASI

2. Gizi /nutrisi

3. Pertumbuhan dan perkembangan

4. Interaksi

5. Imunisasi

6. Sosialisasi

7. Keamanan

B. Kritik Dan Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan dan

keterbatasan, sehingga diperlukan masukan untuk kesempurnaannya dari para

pembaca. Dengan masukan itu kami bisa menyusun makalah yang lebih baik

lagi. Kami menunggu kritik dan saran untuk memperbaikinya semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin,..

15

Page 16: promkes pada anak.docx

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekijdo.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmojo, Soekijdo.2003.Ilmu Kesehatan masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta

Heni Puji, dkk. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

http://ibuprita.suatuhari.com/5-trik-agar-balita-gemar-gosok-gigi/  

http://ibuprita.suatuhari.com/balita-mempunyai-rasa-ingin-tahu-yang-tinggi/

http://ibuprita.suatuhari.com/7-cara-menggugah-selera-makan-anak/  

http://ibuprita.suatuhari.com/cegah-gigi-berlubang-pada-anak-balita/

16

Page 17: promkes pada anak.docx

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN PADA BALITA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Disusun Oleh:

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

2013

17

Page 18: promkes pada anak.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang PROMOSI KESEHATAN PADA BALITA yang akan sangat berguna

terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah

ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, April 2013

Penulis

18i

Page 19: promkes pada anak.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2

C. Tujuan ................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. ASI .....................................................................................................................3

B. Gizi/Nutrisi .........................................................................................................4

C. Pertumbuhan dan perkembangan .......................................................................6

D. Interaksi ..............................................................................................................8

E. Imunisasi ............................................................................................................9

F. Sosialisasi ...........................................................................................................11

G. Keamanan ...........................................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................15

B. Saran ...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

19ii