Kedokteran keluarga (hipertensi)

download Kedokteran keluarga (hipertensi)

of 30

description

Kedokteran keluarga (hipertensi)

Transcript of Kedokteran keluarga (hipertensi)

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

NY. J 55 TAHUNDENGAN HIPERTENSI GRADE I

Diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan seniorIlmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran Undip Semarang

Disusun oleh:

Priska Harsanti Devi22010114210089Normarida Soraya22010114210096Veryne Ayu P.22010114210097

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGHipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal.1 Hipertensi juga menjadi faktor risiko ketiga terbesar penyebab kematian dini. The Third Nacional Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan bahwa hipertensi mampu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%.2Kini prevalensi hipertensi terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai.3Menurut laporan pertemuan WHO di Jenewa tahun 2002 didapatkan prevalensi penyakit hipertensi 15-37% dari populasi penduduk dewasa di dunia. Setengah dari populasi penduduk dunia yang berusia lebih dari 60 tahun menderita hipertensi. Angka Proportional Mortality Rate akibat hipertensi di seluruh dunia adalah 13% atau sekitar 7,1 juta kematian.4 Selain itu pada tahun 2001, WHO juga melaporkan penelitian di Bangladesh dan India dengan hasil prevalensi hipertensi 65% dari jumlah penduduknya, dengan prevalensi tertinggi pada penduduk di daerah perkotaan. Sesuai dengan data WHO bulan September 2011, disebutkan bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan 1,5 juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara.5Menurut perkiraan, sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi (underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala atau dengan gejala ringan bagi mereka yang menderita hipertensi. Sedangkan, hipertensi ini sudah dipastikan dapat merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita hipertensi akan merusak jantung), ginjal, otak, mata serta organ tubuh lainnya. Sehingga, hipertensi disebut sebagai silent killer.Pada pembinaan kasus kali ini akan dikemukakan mengenai penyakit, hipertensi, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaannya baik dari segi genetik, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Mengingat sifat pengobatan penyakit ini yang harus terus dilakukan seumur hidup, maka peran serta keluarga akan sangat berpengaruh baik dalam menjamin kelangsungan terapi maupun pengontrolan kondisi penyakit kearah yang lebih baik sehingga perburukan ataupun komplikasi dapat dicegah. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan dokter keluarga agar penatalaksaan yang diberikan dapat optimal. Pembinaan ini penting dilakukan untuk mengetahui pendekatan kedokteran keluarga yang baik dan dapat optimal terutama pada kasus yang bersangkutan.

1.2 TUJUANTujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi dengan pendekatan kedokteran keluarga.

1.3 MANFAATPenyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran bagi dokter muda agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara langsung kepada pasien dengan hipertensi.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.6Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila sistoliknya 120-140 mmHg dan diastoliknya 80-90 mmHg sedangkan dikatakan Hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Batasan ini berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun.3Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbulah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi.7Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti Stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), Penyakit Jantung Koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan Gagal Ginjal, Penyakit Pembuluh lain, Diabetes Mellitus dan lain-lain.7,8

2.2 ETIOLOGI Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:9a. Genetik: Respon nerologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau transport Na.b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.c. Stres Lingkungan.d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : (Mansjoer, A. 2001)101. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosterinisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.

2.3 EPIDEMIOLOGIDi negara berkembang, sekitar 80 persen penduduk mengidap hipertensi. Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 13 % dari total kematian. The American Heart Association memperkirakan tekanan darah tinggi mempengaruhi sekitar satu dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat yang berjumlah 73 juta orang.Tekanan darah tinggi juga diperkirakan mempengaruhi sekitar dua juta remaja Amerika dan anak-anak. Hipertensi jelas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.3Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2004, hipertensi menempati urutan ketiga sebagai penyakit yang paling sering diderita oleh pasien rawat jalan. Pada tahun 2006, hipertensi menempati urutan kedua penyakit yang paling sering diderita pasien oleh pasien rawat jalan Indonesia (4,67%) setelah ISPA (9,32%). Berdasarkan penelitian tahun 1975 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 7,1% dengan 6,6% pada wanita dan 7,6% pada pria. Sedangkan pada survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler, prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat menjadi 13,6% pada pria dan 16% pada wanitaDi Indonesia berdasarkan hasil survei INA-MONICA (Multinational Monitoring of Trends and Determinants In Cardiovascular Disease) tahun 1988 angka hipertensi mencapai 14,9%, jumlah penderita hipertensi terus meningkat hingga 16,9% pada survei 5 tahun kemudian. Gaya hidup modern telah membuat hipertensi menjadi masalah besar.Di Indonesia saja prevalensi hipertensi cukup tinggi 7% sampai 22%. Bahkan berdasarkan hasil penelitian, penderita akan berujung pada penyakit jantung 75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%.

2.4 PATOFISIOLOGIJantung memompa darah melalui pembuluh darah arteri.Dari pembuluh darah yang besar ke pembuluh darah yang kecil yang disebut arteriol.Arteriol membagi darah ke pembuluh darah yang lebih kecil lagi yang disebut kapiler.Tugas kapiler-kapiler ini adalah memberi organ-organ makanan dan oksigen. Darah akan kembali kejantung melalui pembuluh darah vena.Normalnya, pembuluh darah akan mengembang (menerima darah) dan mengecil (meneruskan darah) melalui sistem persarafan yang kompleks. Namun peristiwa ini sering kali tidak berjalan mulus. Banyak keadaan (Penyakit atau kelainan) yang bisa membuat pembuluh darah tidak membesar atau tidak elastis lagi akibatnya akan terjadi kekurangan darah pada organ tertentu. Jika suatu organ kekurangan oksigen dan sari makanan, maka suatu proses umpan balik akan terjadi.Organ tersebut akan mengirim tanda keotak bahwa membutuhkan darah lebih banyak. Reaksinya adalah tekanan darah ditingkatkan sayangnya peningkatan tekanan darah ini juga terjadi pada organ-organ lainnya yang tidak mengirim tanda tersebut. Dan yang paling beresiko tinggi pada ginjal dan otak. Tekanan darah yang tinggi pada ginjal dan otak mengakibatkan kerusakan kedua organ tersebut.5

2.5 KLASIFIKASIBerdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer atau hipertensi esensial terjadi karena peningkatan persisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, dapat juga disebut hipertensi idiopatik.Hipertensi ini mencakup sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas dan merokok.10,11Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan hipertensi yang penyebabnya diketahui dan terjadi sekitar 10% dari kasus-kasus hipertensi.Hampirsemua hipertensi sekunder berhubungan dengan ganggaun sekresi hormon dan fungsi ginjal. Penyebab spesifik hipertensi sekunder antara lain penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldesteronisme primer, sindroma Cushing, feokromositoma, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Umumnya hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan penyebabnya secara tepat.11Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya.Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.13Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dantercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.12,13Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi benigna dan hipertensi maligna.Hipertensi benigna merupakan keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan saat penderita cek up. Hipertensi maligna merupakan keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai keadaan kegawatan sebagai akibat komplikasi pada organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.13Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 2.)13Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VIIKategori Sistol (mmHg)Dan / atau Diastol (mmHg)

Normal