Kebutuhan Gizi
Click here to load reader
-
Upload
intan-wulandari -
Category
Documents
-
view
62 -
download
1
description
Transcript of Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Gizi
dan Kesulitan Makan pada Balita
Analisis Masalah
Masa balita merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan struktur
A. Sasaran
Sasaran Primer :Balita
Sasaran Sekunder :Ibu
Sasaran Tersier :Ibu Lurah
B. Tujuan
Tujuan Umum :Ibu mengetahui tentang pentingnya kebutuhan gizi dan
pola makan yang sehat pada balita.
Tujuan Khusus :1.Ibu bisa memahami dan mengerti tentang karakteristik
balita
2.Ibu bisa memahami dan mengerti tentang peran makanan
bagi balita.
3.Ibu bisa memahami dan mengerti tentang kebutuhan gizi
balita.
4Ibu bisa memahami dan mengerti tentang kesulitan
makan pada balita.
5Ibu bisa memahami dan mengerti tentang perannya dalam
mengatasi kesulitan makan pada balita.
6Ibu bisa memahami dan mengerti tentang akibat dari gizi
balita yang tidak seimbang.
Pesan Pokok Metode AVA/Saluran Waktu Evaluasi
1.Karakteristik
Balita
Presentasi
dan Tanya
Jawab
LCD
Proyektor(Power
Point)
3 menit Ibu dapat
menjelaskan
kembali
karakteristik balita.
Pesan Pokok Metode AVA/Saluran Waktu Evaluasi
2.Peran makanan
bagi Balita
3.Kebutuhan gizi
balita
4.Gangguan pola
makan pada balita.
5.Peran ibu dalam
Presentasi
dan Tanya
Jawab
Presentasi
dan Tanya
Jawab
Presentasi
LCD
Proyektor(Power
Point)
LCD
Proyektor(Power
Point)
LCD
3menit
7 menit
3menit
6 menit
Ibu dapat
menjelaskan
kembali peran
makanan bagi
balita.
Meminta salah
satu ibu untuk
menjelaskan
kembali tentang
kebutuhan gizi
pada balita.
Meminta salah
satu ibu untuk
menjelaskan
kembali tentang
pola makan
yang sehat pada
balita.
Bertanya kepada
mengatasi
gangguan pola
makan pada balita.
6Akibat dari gizi
alita yang tidak
seimbang.
dan Tanya
Jawab
Presentasi
dan Tanya
Jawab
Menjelaskan
dengan
contoh
kasus
beserta
fotonya
Proyektor(Power
Point)
LCD
Proyektor(Power
Point)
LCD
Proyektor(Power
Point
7 menit
3menit
ibu ( Apakah
anak ibu
mengalami
gangguan pola
makan? ) Jika
jawaban ibu
“Tidak” berarti
ibu sudah
memahami
gangguan pola
makan pada
balita.
Meminta salah
satu ibu untuk
menjelaskan
kemali tentang
perannyadalam
mengatasi
gangguan pola
makan pada
balita.
Meminta salah
satu ibu untuk
menyebutkan
kembali akibat
dari gizi balita
yang tidak
seimbang.
Kebutuhan Gizidan Pola makan yang Sehat Pada Balita.
1. Karakteristik BalitaAnak usia 1-5 tahun dapat dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu
sampai dengan usia pra sekolah.Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkekembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehinnga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus diseuaikan dengan keadaannya.Berdasarkan karakteristiknya balita (1-5 tahun) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu batita (1-3 tahun) dan usia pra sekolah (3-5 tahun).a. Karakteristik batita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya.Saat itu gigi geligi anak sudah tumbuh dan gigi susunya akan lengkap pada usi 2-2,5 tahun. Dengan kondisi demikian , sebaiknya anak batita diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan. Namun pilihlah jenis makanan yang tidak terlalu keras.Walaupun giginya sudah tumbuh kemampuan anak untuk mengerat belum terlalu kuat. Selain itu, enzim dan cairan pencernaan yang dikeluarkan belum optimal.Oleh, karena itu, terutama pad golongan anak 1-2 tahun masih perlu diberikan bubur walau tidak disaring. Nasi tim beserta lauk pauknya mulai dapat diberikan secara bertahap.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah. Perut yang masih kecil menyebabkan makanan yang diterimanya sekali makan lebih kecil.Oleh karena itu, Pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
b. Karakteristik Usia PrasekolahPada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah
bisa memilih makanan yang disukainya sendiri. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah seperti playgroup, sehingga mengalami beberapa perubahan perilaku. Pada masa ini anaka mencapai fase gemar memprotes. Anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan
yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Namun, dapat terjadi juga jajanan yang dimakan terus-menerus dengan kandungan energi yang berlebihan dapat menyebabkan anak obesitas.Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.
2. Peran makanan bagi Balitaa. Makanan sebagai sumber zat gizi
Zat tenagaZat gizi yang mengahasilkan tenaga karbohidrat, lemak, protein.Untuk melakukan aktifitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya.Oleh karena itu, kebutuhan sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
Zat pembangunProtein sebagai zat pembangun.Untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh balita, serta untuk menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
Zat pengaturAgar faal organ-organ dan jarinagn tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur berada dalam vitamin, mineral, air.
b. Peran makan dalam perkembangan balita Jika anak diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan muali usia dini,
pola makan dan kebiasaan makan pada usia selanjutnya adalah makanan yang beragam.
Waktu makan yang teratur membuat anak berdisiplin tanpa pakasaan dan hidup teratur.
3. Kebutuhan Gizi Balitaa. Kebutuhan Energi
1. Karbohidrat ( sebanyak 60-70% )Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi utama, membuat
cadangan energi di dalam tubuh, dan memberikan rasa kenyang.Bahan makanan yang mengandung karbohidrat: padi-padian dan umbi umbian. Karbohirat yang berlebih akan diubah menjadi lemak.
2. Lemak ( sebanyak 15-20% )Lemak merupaka energi berkonsentrasi tinggi. Setiap 1 gram lemak menghsilkan 9 kalori. Lemak mempunyai 3 fungsi penting : Sebagai asam lemak esensial yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan kesehatan kulit Zat pelarut vitamin A, D, E, K sehingga dapt diserap dalam
usus halus. Menambah kelezatan makananSumber makanan:
3. Protein ( sebanyak 10-20%)Protei juga dikenal sebagai zat putih telur. Selain dapt menyumbangkan zat tenaga, zat ini lebih diharapkan berfungsi sebagai sumber zat pembangun karena fungsi zat pembangun tidak dapat digantikan oleh karbohidrat maupun lemak. Jika, karbohidral dan lemak cukup , fungsi protein tidak dapat berkurang. Sebaliknya, jika asupan karbohidrat dan lemak kurang, protein dapat digunakan sebagai zat tenaga.Sumber makanan:
b. Kebutuhan Zat PembangunSecara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
Menurut Persagi (1992), kebutuhan protein pada balita sehat dalam sehari sebagai berikut:
Batita (1-3 tahun) =2,5 g per kg berat badan sehari Prasekolah (.3-5 tahun) =2 g per kg berat badan sehariSumber makanan:
c. Kebutuhan zat pengaturDi samping energi dan protein, tubuh juga memerlukan zat pengatur untuk
melangsungkan proses metabolisme. Zat gizi yang termasuk zat pengatur adalah air, vitamin, dan mineral.Walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit, zat gizi tersebut sangat diperlukan balita untuk pertumbuhan dan perkembangannya.o Air
Air merupakan bahan utama cairan tubuh. Pada bayi dan anak, jumlah air relatif lebih besar daripada orang dewasa. Jika tubuh kekurangan cairan, tumbuh rasa haus yang merupakan pengatur keseimbangan air yang sangat penting.Fungsi air : Memelihara bentuk dan fungsi sel Mengatur suhu tubuh Membantu mencerna makanan dan absorbsi zat gizi Membantu mengeluarkan racun dan zat yang tidak berguna bagi tubuh Melarutkan vitamin, mineral, glukosa, dan asam aminoKebutuhan air pada balita sehat : 1 tahun =120-135 ml per kg berat badan sehari 2-3 tahun =115-125 ml per kg berat badan sehari 4-5 tshun =100-110 ml per kg berat badan sehari
o VitaminVitamin merupakan zat organik yang terdapat dalam bahan makanan,
baik hewani maupun nabati). Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, vitamin merupakan unsur esensial dalam makanan karena tidak dibuat
tubuh. Pada balita, vitamin sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan pemeliharaan kesehatan. Sumber
o MineralMineral, yaitu zat kimia anorganik yang terdapat di alam. Berbagai
mineral bersama dengan vitamin berperan penting dalam kesehatan. Vitamin tanpa disertai mineral yang cukup tidak dapat berperan. Sebaliknya mineral tanpa vitamin akan hampa. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sedangkan kadang mineral dibutuhkan sampai 1 gatau lebih dalam sehari. Tubuh dapat bertahan dalam waktu lama terhadap kekurangan vitamin, tetapi tidak demikian jika kekurangan mineral. Contoh, pada saat diare berat, anak akan kehilangan berbagai garam mineral yang dapat membahayakan jiwa. Pemberian tablet atau sirup yang berisi mineral kepada anak harus atas petunjuk dokter. Dalam keadaan sehat, berbagai mineral yang terdapat dalam bahan makanan sudah mencukupi kebutuhan anak.Sumber makanan: susu, daging, ikan, telur,sayur
4. Kesulitan Makan Pada BalitaKesulitan makan pada anak terjadi jika anak tidak mau atau menolak untuk
amkan atau minum dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologi ( alamiah dan wajar ), yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan, hingga terserap di pencernaan secara baik tanpa memberikan vitamin atau obat tertentu.Kesulitan makan pada balita:a. Hambatan dalam mengunyah dan menelan
Anak usia di atas satu tahun sudah boleh mendapatkan makanan padat seperti orang dewasa. Pada anak tertentu terdapat hambatan ringan dalam mengunyah dan menelan makanan yang keras sehingga anak tidak mengunyah makananya dengan sempurna, tetapi langsung menelan. Hal ini, mengakibatkan gangguan pencernaa. Biasanya kasus ini membaik saat anak berusia 2-3 tahun ke atas
b. Perilaku makan anak yang menyimpangTerkadang anak hanya minum sus seminggu, kemudian tidak mau minum
susu, tetapi hanya makan buah-buahan.c. Aktivitas anak
Anak usia 2 tahun mulai suka berlari ke sana kemari sehingga anak rewel untuk makan.
d. Keakuan anakAnak usia 3-4 tahun mulai fase negatifistik, yaitu menolak makan karena
menunjukkan keakuannya/dirinya. Untuk itu, ibu harus menyajikan makanan semenarik mungkin. Terkadang bisa jadi anak tidak lapar karena terlalu banyak makanan selingan.
5. Peran Ibu dalam mengatasi Kesulitan Makan Pada Balita
Memberi makan yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap selera makan anak. Peran ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak dengan petunjuk untuk menambah selera makan pada anak, adalah:a. Beri jumlah makanana secara bertahapb. Perintah makan dengan nada yang lembutc. Ingatkan anak saat waktu makan d. Sajikan makanan yang sederhana dan mudah dikenale. Sajikan makanan yang dapat dipegangf. Kenalkan satu jenis makanan baru, setiap kali makang. Sajikan dalam porsi kecilh. Perhatikan penampilan makanani. Buatlah suasana makan yang menyenangkanj. Berilah contoh makan yang baikk. Ikutkan anak dalam menentukan menu makanan yang akan dimakanl. Hidangkan menu yang bervariasim. Biarkan anak makan sendirin. Tidak perlu selalu mengikuti keinginan anako. Jangan terlalu khawatirp. Respon perilaku anak secara cepat.
Perilaku pemberian makanan yang salah sering memperberat kesulitan makan pada anak karena dapat mengurangi selera makannya. Beberapa perilaku orangtua yang perlu diperhatikan:o Jangan terlalu memaksa cara makan anako Janagan memaksa porsi makan anako Hindari pemberian makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan anako Jangan menghukum anak o Jangan memberi ancamano Janagan melarang anak memilih menu yang diinginkan
6. Akibat dari Gizi Balita yang Tidak Seimbang \Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan asupan zat gizi. Utamanya, keseimbangan ini berasal dari zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein karena umumnya zat gizi lain akan terikutkan dengan tidak langsung.
Kekurangan asupan energi dari karbohidrat dan lemak akan mengambil porsi protein sehingga fungsi protein sebagai zat pembangun yang terganggu. Kekurangan energi disertai dengan kekurangan protein yang dikenal dengan Kekurangan Energi dan Protein. Sedangkan, kelebihan asupan asupan energi akan menyebabkan kegemukan atau dikenal dengan obesitas.a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
MarasmusAnak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.
Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang lebih dominan. Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan (wasting). Edema dikarenakan kekurangan asupan secara akut (mendadak)., misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.
Marasmik-KwashiorkorBentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor.
Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.
b. ObesitasGangguan status kesehatan berupa timbunan lemak akibat dari kelebihan
asupan energi yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh. Tidak semua anak yang berat badannya di atas normal digolongkan obesitas. Penggolongan ini harus disokong dengan berbagai pemeriksaan, misalnya berat badan terhadap tinggi badan dan tebalnya lipatan lemak di bawah kulit yang jauh melebihi normal.