KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

19
i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah Swt (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas berkat dan kasih sayangNya, dapat diselesaikannya skripsi ini dengan judul Evaluasi Pasca Huni Unit Bedah Sentral di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar tahun 2017tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih diberikan atas bimbingan dan kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini kepada: 1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2. Putu Ayu Indrayathi, S.E., MPH selaku Kepala Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana serta Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan skripsi ini. 3. dr. I Ketut Suarjana, S.Ked., MPH selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan skripsi ini. 4. Rina Listyowati, S.SiT., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan skripsi ini. 5. dr. Ni Made Sri Nopiyani S.Ked., MPH selaku Dosen Penguji I yang telah yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan skripsi ini. 6. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan semangat, doa serta dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Transcript of KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

Page 1: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah Swt (Tuhan Yang Maha Esa)

karena atas berkat dan kasih sayangNya, dapat diselesaikannya skripsi ini dengan judul

“Evaluasi Pasca Huni Unit Bedah Sentral di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu

Denpasar tahun 2017” tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih diberikan atas bimbingan dan kerjasamanya dalam

penyusunan skripsi ini kepada:

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., PhD selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Putu Ayu Indrayathi, S.E., MPH selaku Kepala Bagian Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana serta Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu dalam

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan skripsi ini.

3. dr. I Ketut Suarjana, S.Ked., MPH selaku Dosen Pembimbing I yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan

skripsi ini.

4. Rina Listyowati, S.SiT., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusuan

skripsi ini.

5. dr. Ni Made Sri Nopiyani S.Ked., MPH selaku Dosen Penguji I yang telah yang

telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam

penyusuan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan semangat, doa serta dukungan

dalam penyusunan skripsi ini.

Page 2: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

ii

7. Jajaran Tim Manajemen dan Seluruh Petugas Unit Bedah Sentral di RSU Bhakti

Rahayu Denpasar yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.

8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk dapat

menyempurnakan skripsi ini.

Denpasar, Agustus 2017

Penulis

Page 3: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

iii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Skripsi, Agustus 2017

Dessi Gita Linasari

EVALUASI PASCA HUNI UNIT BEDAH SENTRAL DI RUMAH

SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR TAHUN 2017

ABSTRAK

Evaluasi pasca huni merupakan penilaian setelah gedung tersebut dihuni dalam

kurun waktu tertentu untuk mengetahui kelayakan fisik dan lingkungan suatu

bangunan dan juga kepuasan organisasi yang menempati bangunan tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengevaluasi performansi fisik dan

lingkungan Unit Bedah Sentral pada RSU Bhakti Rahayu Denpasar setelah dihuni

selama 20 tahun.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan rancangan cross

sectional descriptive. Sampel penelitian berjumlah 96 orang pelanggan eksternal yang

dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling (berurutan) dan 30 orang

pelanggan internal yang dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Data

dikumpulkan dengan checklist pengamatan dan pengukuran serta kuesioner kepuasan

lalu dianalisis secara univariat.

Hasil penelitian ini menunjukan kepuasan pelanggan internal terhadap aspek

teknis sebanyak 5 (16,7%), dan ketidakpuasan sebanyak 25 (83,3%) kepuasan

pelanggan internal terhadap aspek fungsional sebanyak 4 (13,3%) dan ketidakpuasan

sebanyak 26 (86,7%), serta kepuasan pelanggan internal terhadap aspek perilaku

sebanyak 5 (16,7%), dan ketidakpuasan sebanyak 25 (83,3%). Kepuasan pelanggan

ekternal terhadap aspek teknis sebanyak 57 (59,4%) dan ketidakpuasan sebanyak 39

(40,6%), kepuasan terhadap aspek fungsional 52 (54,2%) dan ketidakpuasan sebanyak

44 (45,8%), serta kepuasan terhadap aspek perilaku 46 (47,9%) dan ketidakpuasan

sebanyak 50 (52,1%). Pada hasil pengamatan dan pengukuran ketidaksesuaian

terbanyak terdapat pada aspek fungsional dan aspek teknis.

Performansi fisik yang belum sesuai pada aspek teknis yakni penghawaan,

kebisingan, ventilasi, lantai. Pada aspek fungsional yakni luas ruangan. Pada aspek

perilaku yakni teritorial. Performansi fisik tersebut memerlukan perbaikan untuk

menekan penyebaran infeksi nosocomial dan menurunkan biaya operasional.

Kata Kunci: Ruang Operasi, Evaluasi Pasca Huni, Manajemen Fisik dan Lingkungan

Rumah Sakit.

Page 4: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

iv

SCHOOL OF PUBLIC HEALTH

MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY

DEPARTMENT OF ADMINISTRATION AND HEALTH POLICY

Undergraduate Thesis, August 2017

Dessi Gita Linasari

POST OCCUPANCY EVALUATION OF OPERATING THEATRE

AT BHAKTI RAHAYU GENERAL HOSPITAL DENPASAR IN 2017

ABSTRACT

Post occupancy evaluation is an assessment after the building was being

occupied by someone in some period of time to perceive physical feasibility and

environment of a building and also user satisfaction which occupied that building.

This research aimed to perceive physical performance and environment evaluation of

operating theatre of Bhakti Rahayu General Hospital Denpasar after being occupied

about 20 years.

This is a qualitative research with cross sectional descriptive design. Sample

of this research was about 96 external customers selected by utilizing consecutive

sampling technique (in a series) and 30 internal customers selected by utilizing total

sampling technique. The data collected by applying observation checklist and

measurement along with satisfaction questioner which analysed invariantly.

The result of this indicate internal customers satisfaction toward technical

aspect was about 5 (16,7%), and dissatisfacion about 25 (83,3%) meanwhile internal

satisfaction customers toward functional aspect about 4 (13,3%) and dissatisfaction

about 26 (86,7%), along with internal satisfaction customers toward attitude aspect

about 5 (16,7%), and dissatisfaction about 25 (83,3%). External customers satisfaction

toward technical aspect about 57 (59,4%) and dissatisfacion about 39 (40,6%),

satisfaction toward functional aspect about 52 (54,2%) and dissatisfaction about 44

(45,8%), then satisfaction toward attitude aspect about 46 (47,9%) and dissatisaction

about 50 (52,1%). The result of observation and measurement found that unsuitable

case mostly occurre on functional aspect and technical aspect.

Unsuitable physical performance of technical aspect is evaporization, noise,

ventilation, and floor. Meanwhile, on functional aspect is the wide of room. Then, on

behavioural aspect was territory. That, need improvement to reduce nosocomial

infection and decreasing operational cost.

Keywords: Operating Theatre, Post Occupancy Evaluation, Physical and

Environmental of Hospital Management.

Page 5: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

v

DAFTAR ISI

Page 6: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

vi

Page 7: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

vii

Page 8: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1.1 Bed Occupancy Rate RSU Bhakti Rahayu Denpasar…………………..2

Gambar 1.2 Angka Kunjungan Rawat Inap dan Angka Kunjungan Operasi RSU

Bhakti Rahayu Denpasar.........................................................................3

Gambar 2.1 Zona pada bangunan Instalasi Bedah Sentral…………………....…….17

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional………………………………………..25

Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Aspek Tenikal…………………………………….…...35

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Penghawaan …………………………………………..38

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Pencahayaan Ruangan …………………………...........40

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Pencahayaan Lampu Operasi ……………………….....41

Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Indeks Kebisingan…………………………………......43

Tabel 5.6 Hasil Pengukuran Ketinggian dan Pengamatan Kondisi Plafon ….……….45

Tabel 5.7 Hasil Pengamatan Aspek Fungsional……………………………….……..46

Tabel 5.8 Hasil Pengukuran Luas Bangunan Ruang Operasi ………………………..48

Tabel 5.9 Hasil Pengamatan Aspek Perilaku………………………………………..50

Tabel. 5.10 Distribusi Karakteristik Responden Pelanggan Internal………………...52

Tabel 5.11 Kepuasan Pelanggan Internal ……………………………………………52

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Kepuasan Aspek Teknis Responden Internal………53

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Kepuasan Aspek Fungsional Responden

Internal ……………………………………………………………….... 55

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Kepuasan Aspek Perilaku Responden Internal……57

Tabel. 5.15 Distribusi Karakteristik Responden Eksternal………………………...58

Tabel 5.16 Kepuasan Pelanggan Eksternal……………………………….………..59

Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi Kepuasan Aspek Teknis Responden Eksternal.…59

Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi Kepuasan Aspek Fungsional Responden

Eksternal …………………………………………………………….….60

Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Kepuasan Aspek Perilaku Responden

Eksternal ……………………………………………………...………. 61

Page 9: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Cheklist Pengamatan dan Pengukuran

Lampiran 4 Jadwal Penelitian

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 Hasil Penelitian

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian

Page 10: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

x

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

AC Air Conditioner

BLU Badan Layanan Umum

BOR Bed Occupancy Rate

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CSSD Central Sterile Supply Department

°C Derajat Celcius (Satuan Internasional untuk suhu)

dB A-weighted decibels atau satuan desibel berbobot

EPH Evaluasi Pasca Huni

ICU/HCU Intensive Care Unit/High Care Unit

Kemenkes Kementrian Kesehatan

Kepmenkes Keputusan Menteri Kesehatan

M2 Meter Persegi

M3 Meter Kubik

No Nomor

PMK Peraturan Menteri Kesehatan

PKU Pusat Kesehatan Umum

RS Rumah Sakit

RSU Rumah Sakit Umum

SDM Sumber Daya Manusia

Sie Seksi

TT Tempat Tidur

UBS Unit Bedah Sentral

(+/-) (Positif/Negatif)

µM Micrometer

Page 11: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas kesehatan perorangan yang sangat

diperlukan dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan (Kemenkes, 2012).

Menurut Herlambang (2016) pada Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit pasal 10 ayat 1 menjelaskan bahwa, bangunan rumah sakit dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna,

pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi kesehatan. Sebagaimana yang tertera pada pasal 10 ayat 2, bangunan rumah

sakit minimal memiliki ruang operasi (Herlambang, 2016).

Dalam pembagian jenis rumah sakit tertera pada Undang-Undang RI No. 44

tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dibagi menjadi 2 menurut jenis

pelayanannya dan kepemilikannya. Menurut pelayanannya yakni, rumah sakit umum

dan rumah sakit khusus, dan menurut kepemilikannya yakni pemerintah dan swasta.

Rumah sakit pemerintah dibagi menjadi 3 berdasarkan kepemilikannya yaitu, Rumah

Sakit Pemerintah non BLU (Badan Layanan Umum), Rumah Sakit pemerintah

berbentuk BLU, dan rumah sakit pemerintah BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Sama halnya dengan rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta pun terbagi atas

kepemilikannya menjadi 2 yaitu, Rumah Sakit milik Perseroan Terbatas (PT) dan

Rumah Sakit milik yayasan (Herlambang, 2016)

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Bali dalam Profil Kesehatan Provinsi Bali

tahun 2015, Provinsi Bali telah memiliki 52 rumah sakit yang tersebar di seluruh

Page 12: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

2

kabupaten dan kota. Rumah sakit yang dimiliki bervariasi, mulai dari rumah sakit umum dan

rumah sakit khusus, dimana status kepemilikannya swasta dan pemerintah (Dinas Kesehatan

Bali, 2015).

Dari 52 rumah sakit di Provinsi Bali, 30 diantaranya adalah rumah sakit swasta umum

dan 7 rumah sakit swasta khusus. Salah satu rumah sakit swasta yang berada di Provinsi Bali

adalah RSU Bhakti Rahayu Denpasar yang berada di Jalan Gatot Subroto II no. 11 Denpasar

Utara, dimana rumah sakit tersebut telah beroperasi dari tahun 1997. Sebelum tahun 1997,

RSU Bhakti Rahayu Denpasar adalah Rumah Sakit Khusus Bedah yang merupakan

transformasi dari Klinik Bhakti Rahayu. RSU Bhakti Rahayu Denpasar termasuk Rumah Sakit

Swasta tipe D dengan jenis kepemilikan swasta perorangan. RSU Bhakti Rahayu Denpasar

telah memiliki 4 dari 4 pelayanan medik spesialis dasar, ditambah dengan UGD 24 jam 7 hari,

ruang operasi, ruang bersalin, instalasi farmasi, laboratorium, radiologi, dan poli spesialis

serta poli gigi (RSU Bhakti Rahayu Denpasar, 2015).

Gambar 1.1 Bed Occupancy Rate RSU Bhakti Rahayu Denpasar Sumber : RSU Bhakti Rahayu Denpasar, 2017

Berdasarkan data Rekam Medis 2017, RSU Bhakti Rahayu Denpasar memiliki jumlah

tempat tidur (TT) sebanyak 78 tempat tidur (TT). Angka BOR (Bed Occupancy Rate)

77.2%79%

90.4%

70.0%

75.0%

80.0%

85.0%

90.0%

95.0%

2014 2015 2016

Bed Occupancy Rate

Page 13: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

3

meningkat dengan signifikan pada tahun 2016, hal tersebut berbanding lurus dengan angka

kunjungan operasi serta angka kunjungan pasien rawat inap (RSU Bhakti Rahayu Denpasar,

2017)

Dari gambar 1.1 diatas, didapatkan Angka Bed Occupancy Rate yang dimiliki oleh

RSU Bhakti Rahayu Denpasar meningkat secara signifikan pada 3 tahun terakhir. Pada tahun

2014 BOR mencapai angka 77.2%, pada tahun 2015 mencapai 79%, dan pada tahun 2016

BOR telah mencapai angka 90.4%. Angka ideal pada Bed Occupancy Rate yakni 60%-85%

(Depkes, 2005).

Gambar 1.2 Angka Kunjungan Rawat Inap dan Angka Kunjungan Operasi RSU Bhakti Rahayu

Denpasar

Sumber : RSU Bhakti Rahayu Denpasar, 2017

Selain angka BOR yang meningkat secara signifikan pada tahun 2016, angka

kunjungan rawat inap juga mengalami hal yang sama. Menurut gambar 1.2 diatas, angka

kunjungan rawat inap pada tahun 2014 mencapai 4796 kunjungan, tahun 2015 mencapai 4829

kunjungan dan meningkat secara signifikan pada tahun 2016 yakni mencapai 5212 kunjungan

dalam satu tahunnya. Pada angka kunjungan operasi tidak terdeteksi pada tahun 2014 dan

2015 dikarenakan, RSU Bhakti Rahayu Denpasar belum menjalankan Sistem Informasi

4796 48295212

0 0 2.5590

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2014 2015 2016

Angka Kunjungan Rawat Inap dan Angka

Kunjungan Operasi

Angka kunjungan Angka Kunjungan Operasi

Page 14: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

4

Manajemen RS secara elektronik. Sehingga tidak dapat dipilah angka kunjungan operasinya.

Namun pada tahun 2016 SIM-RS RSU Bhakti Rahayu Denpasar telah dilakukan secara

elektronik sehingga didapatkan angka kunjungan operasi pada tahun 2016 sebanyak 2559

kunjungan. Ruang operasi pada Unit Bedah Sentral terpengaruh dengan adanya peningkatan

BOR tersebut, dimana pada awalnya RSU Bhakti Rahayu Denpasar hanya memiliki 2 kamar

operasi lalu berubah pada tahun 2015 menjadi 3 kamar operasi agar dapat mengoptimalkan

pelayanan bedah di RSU Bhakti Rahayu Denpasar (RSU Bhakti Rahayu Denpasar, 2015).

Unit Bedah Sentral RSU Bhakti Rahayu Denpasar berada di lantai 1 berdekatan dengan

kantin, laboratorium, Instalasi Farmasi, ruang bersalin dan ICU/HCU. Di depan Unit Bedah

Sentral terdapat koridor yang berisi kursi-kursi panjang sebagai ruang tunggu keluarga dari

pasien di ruang bersalin, penunggu pasien di Unit Bedah Sentral, penunggu di ICU/HCU,

pasien di rawat jalan yang menunggu obat di Instalasi Farmasi, dan penunggu pasien rawat

inap yang menunggu obat di instalasi farmasi. Untuk mengakses Unit Bedah Sentral dapat

diakses melalui pintu utama.

Dari hasil observasi peneliti, UBS memiliki ruang penerimaan bergabung dengan ruang

pulih sadar, ruang istirahat dan kamar ganti, dan 3 ruang operasi serta 1 ruang disposal. Untuk

masuk area Unit Bedah Sentral dapat dilalui melalui satu pintu utama, yakni pintu untuk

pasien dan petugas, sedangkan pada pintu kedua berguna untuk akses pengambilan linen

kotor.

Pada ruang penerimaan dan ruang pulih sadar terdapat 5 brancard dan 2 tempat tidur,

1 kamar mandi, meja, kursi, papan tulis dan 1 buah APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Pada

tempat tersebut petugas mengganti alas kaki khusus ruang operasi. Setelah ruang penerimaan

dan ruang pulih sadar, terdapat ruang istirahat dan kamar ganti dengan pintu tertutup, pada

ruang ini hanya petugas saja yang dapat mengaksesnya. Di ruang istirahat dan ruang ganti

Page 15: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

5

baju petugas telah berganti alas kaki khusus dan mengganti pakaian khusus. Pada ruangan ini

terdapat 2 kamar ganti, 1 kamar mandi, ruang TV dan pantry.

Di depan ruang istirahat dan kamar ganti terdapat ruang operasi yang terdapat pintu

dorong. Ruang operasi terdapat 3 ruangan dan 1 ruang disposal. Pada ruang OK 1 terdapat 2

buah Air Conditioner, dan 1 buah air purifier, ruang OK 2 terdapat 2 buah Air Conditioner,

ruang OK 3 terdapat 1 buah Air Conditioner. Tiap-tiap ruang operasi dilengkapi dengan, 2

buah lampu operasi, 4 buah lampu neon panjang, lantai dilapisi dengan vinyl dan terdapat 1

pintu untuk keluar dan masuk pasien dan petugas yang telah melakukan scrubbing atau cuci

tangan bedah, dan membawa alat steril. Diantara ruang-ruang operasi tersebut terdapat 1

infant warmer yang berguna untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan tindakan pada

bayi baru lahir dari pasien section caesarean. Selain ruang tindakan bayi baru lahir terdapat

juga ruang disposal. Ruang disposal tersebut menggunakan pintu yang otomatis tertutup dan

didalamnya terdapat 1 buah exhaust fan, 1 buah autoclave, 1 buah wastafel cuci kotor, dan

alat cleaning.

Dalam menjaga suhu dan kelembapan ruang operasi, petugas selalu melakukan evaluasi

suhu dan kelembapan ditiap ruang operasi dilakukan tiap pergantian shift jaga guna menjaga

kestabilan suhu dan kelembapan ruang operasi. Disamping observasi lapangan peneliti juga

melakukan wawancara pendahuluan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan internal

terhadap Unit Bedah Sentral. Wawancara pendahuluan dilakukan kepada 4 orang petugas,

seorang kepala Unit UBS (Unit Bedah Sentral) dan seorang Kepala Divisi Sie. Pelayanan dan

SDM. Wawancara tersebut memiliki hasil seperti berikut 3 dari 4 orang petugas mengatakan

tidak puas atas kondisi fisik dan lingkungan di Unit Bedah Sentral dan 4 orang tersebut

mengatakan Unit Bedah Sentral perlu perbaikan fisik dan lingkungan agar sesuai dengan

standar dan bila Unit Bedah Sentral telah mencapai standar maka pelayanan yang diberikan

akan menjadi optimal.

Page 16: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

6

Ketidakpuasan akan kondisi fisik dan lingkungan saat ini pun dirasakan oleh kepala

Unit UBS, beliau mengatakan bahwa keseluruhan dari Ruang Operasi belum memenuhi

syarat, sangat diperlukan pengembangan dengan harapan setelah pengembangan kualitas

pelayanan ke pasien, kinerja petugas yang memberikan pelayanan, kondisi fisik dan

lingkungan mematuhi syarat yang telah ada. Sejauh ini pelayanan yang diberikan bergantung

pada fasilitas yang ada, walau sudah diupayakan optimal namun masih ada kekurangannya

terkait keterbatasan fasilitas. Sejalan dengan pendapat Kepala Unit UBS Kepala Divisi Sie.

Pelayanan dan SDM pun berpendapat, bahwa Unit Bedah Sentral dalam pembangunan gedung

pada awalnya tidak memakai acuan yang baku, hanya dengan menggunakan pengalaman dari

pemilik RSU Bhakti Rahayu Denpasar yang merupakan seorang dokter bedah, namun untuk

kedepannya sudah memiliki rencana untuk melakukan pemugaran untuk meningkatkan jenis

pelayanan yang dapat dilaksanakan, namun pada tahun 2017 dapat di rencanakan

penganggarannya terlebih dahulu. Beberapa dokter operator seringkali mengeluhkan bahwa,

ruang operasi pada RSU Bhakti Rahayu Denpasar memiliki AC terlalu dingin dan terkadang

terdapat serangga yang terbang.

Dalam hal ini Unit Bedah Sentral atau keseluruhan Ruang Operasi pada RSU Bhakti

Rahayu Denpasar tersebut belum dievaluasi pasca huninya dan berencana untuk di renovasi

kedepannya. Evaluasi Pasca Huni ini penting agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan

internal dan eksternal serta dapat mengetahui pencapaian standar dari fisik dan lingkungan

ruang tersebut. Menurut Hatmoko (2010), Evaluasi Pasca Huni merupakan suatu kegiatan

untuk mengevaluasi fasilitas dengan sistematik setelah fasilitas tersebut dibangun dan dihuni

dalam suatu kurun waktu. Evaluasi Pasca Huni menilai kriteria performansi yang terdiri dari

3 aspek yaitu: aspek teknis, aspek fungsional dan aspek proses (Hatmoko, 2010).

Dalam aspek teknis yang dapat dievaluasi meliputi sanitasi dan ventilasi, keselamatan

kebakaran, penghawaan, dinding, lantai, plafon, akustik, pencahayaan dan kontrol

Page 17: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

7

lingkungan. Dalam aspek fungsional meliputi komunikasi dan alur kerja, serta spesialiasi

dalam tipe unit dan bangunan, dalam hal ini organisasi mengharapkan memperoleh kepuasan

dari gedung yang ditempatinya. Pada aspek perilaku disini dinilai teritorialitas, privasi dan

interaksi, persepsi lingkungan (Hatmoko, 2010).

Adapun penelitian sebelumnya mengenai Evaluasi Pasca Huni Performansi Fisik

Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping yang

dilakukan oleh Adam (2015), dilakukannya pemisahan penilaian evaluasi pasca huni tiap

aspeknya dan dari segi performansi fisiknya.

Pada saat ini RSU Bhakti Rahayu Denpasar belum memiliki acuan baku dalam

menjalankan manajemen fisik dan lingkungan kamar operasi walau ruang operasi tersebut

telah berjalan sejak 1997, terdapatnya berbagai keluhan dari pelanggan internal dan eksternal

akan fisik dan lingkungan UBS, dan akan diadakannya renovasi keseluruhan pada UBS. Hal-

hal tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk membuat penelitian berkaitan dengan

manajemen fisik rumah sakit dengan menggunakan teori evaluasi pasca huni.

Page 18: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

8

1.2 Rumusan Masalah

RSU Bhakti Rahayu Denpasar merupakan rumah sakit tipe D yang memiliki Unit

Bedah Sentral dimana didalamnya memiliki 3 ruang operasi, baik untuk operasi mayor,

operasi umum maupun operasi minor. Menurut hasil wawancara pendahuluan yang telah

dilakukan peneliti, salah satu pelanggan internal mengatakan bahwa Unit Bedah Sentral

selama ini belum pernah dilakukannya evaluasi pasca huni pada ruang tersebut dan dalam

waktu dekat akan dilakukan pengembangan oleh pemilik rumah sakit. Beberapa keluhan

sempat diutarakan oleh pelanggan internal mengenai fisik dan lingkungan seperti, suhu pada

beberapa ruang operasi terlalu dingin, suhu pada ruang pulih sadar terlalu panas, terkadang

terlihat adanya serangga pada tiap ruangan dan kurangnya fasilitas seperti tidak terdapatnya

saluran pembuangan ditiap ruang operasi.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana performansi fisik dan lingkungan Unit Bedah Sentral di RSU Bhakti

Rahayu Denpasar?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengevaluasi performansi fisik dan lingkungan Unit Bedah Sentral pada RSU

Bhakti Rahayu Denpasar setelah dihuni selama 20 tahun.

Page 19: KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id

9

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran dari hasil evaluasi pasca huni dari aspek teknis,

fungsional, dan perilaku terhadap fisik dan lingkungan Unit Bedah Sentral RSU Bhakti

Rahayu Denpasar setelah digunakan.

2. Untuk mengetahui tentang kepuasan pelanggan internal dan eksternal terhadap fisik

dan lingkungan Unit Bedah Sentral RSU Bhakti Rahayu Denpasar setelah digunakan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang Evaluasi Pasca Huni ruang operasi pada

RSU Bhakti Rahayu Denpasar.

1.5.2 Praktis

Untuk dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan jangka

pendek dan juga panjang, serta dapat meningkatkan kualitas kinerja organiasi dan

meningkatkan mutu layanan pada ruang operasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Manajemen Rumah Sakit yang berkaitan

dengan manajamen fisik dan lingkungan rumah sakit. Dimana pembahasan manajamen fisik

dan lingkungan rumah sakit dapat meliputi bangunan rumah sakit, bangunan rumah sakit dan

evaluasi pasca huni.