KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id · viii telah membimbing, memberi petunjuk, saran dan motivasi...

25
vi KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif terkait penarikan royali berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014” ini, dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna akibat dari keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini memenuhi kriteria salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis skripsi ini terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof Dr. I Made Arya Utama, S.H.,M.Hum., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana; 2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, S.H.,M.H., Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana; 3. Ibu Ni Ketut Sri Utari, S.H.,M.H., Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana;

Transcript of KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id · viii telah membimbing, memberi petunjuk, saran dan motivasi...

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaturan Lembaga

Manajemen Kolektif terkait penarikan royali berdasarkan Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2014” ini, dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna akibat

dari keterbatasan kemampuan penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini memenuhi kriteria salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Udayana.

Penulis skripsi ini terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak baik

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik

ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof Dr. I Made Arya Utama, S.H.,M.Hum., Dekan Fakultas Hukum

Universitas Udayana;

2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, S.H.,M.H., Wakil Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Udayana;

3. Ibu Ni Ketut Sri Utari, S.H.,M.H., Wakil Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Udayana;

vii

4. Bapak Dr. I Gede Yusa, S.H., M.H., Wakil Dekan III Fakultas Hukum

Universitas udayana;

5. Ibu Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H.,M.Hum.,LLM., Dosen

Pembimbing I yang senatiasa sabar memberikan bimbingan, petunjuk, saran

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Ibu A.A. Sri Indrawati, S.H.,M.H., Dosen Pembimbing II yang telah sabar

dan meluangkan waktu untuk membimbung penulis menyelesaikan

penulisan skripsi ini;

7. Bapak I Nyoman Bagiastra, S.H., M.H., Pembimbing Akademik yang telah

menuntun dan membimbing penulis dari awal kuliah di Fakultas Hukum

Universitas Udayana;

8. Bapak Dr I Wayan Wiryawan, S.H.,MH, Ketua Bagian Hukum Perdata

Fakultas Hukum Universitas Udayana;

9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah kepada penulis;

10. Bapak dan Ibu Staf laboratorium Hukum, Perpustakaan, dan Tata Usaha

Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana;

11. Kepada kedua Orang Tua saya, Drs. I Putu Ardana dan Ni Made Ardani,SH

dan saudara perempuan saya drh. Ni luh Putu Shista Pawitri S.KH., yang

telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini;

12. Kepada Paman, Kakak dan adik saya I Gede Agus Kurniawan

S.H.,SS.,M.H, Putu Aras Samsthawrati, S.H.,LLM, Nanika Yadnya, yang

viii

telah membimbing, memberi petunjuk, saran dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada sahabat-sahabat penulis, Indra Bayu Mulyadi, Benitto Bevansara,

Tio Wardiman Dinata, Ian Maxmillian Tambunan, GA Putu Intan Pratiwi,

Nila Sarasita Kismadewi, Yulita sari Dewi, Tasya Elisabeth, team Futsal FH

Unud dan Team Sepak Bola FH Unud

Semoga segala bantuan, budi baik dan petunjuk yang telah diberikan kepada

penulis mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari

sepenuhnya masih banyak kekuarangan dalam penulisan hasil penelitian ini.

Dengan kerendahan hati, penulis menghargai dan menerima kritik dan saran demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik sebagai bahan

bacaan maupun untuk pengetahuan bagi yang memerlukan.

Denpasar, 30 November 2016

Penulis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN………………………………………………… i

HALAMAN SAMPUL DALAM………………………………………………... ii

HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM………………. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………..……………………

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI…………………………..

Iv

v

KATA PENGANTAR………………..……………………………………..…... Vi

HALAMAN PRASYARATAN KEASLIAN………..……………………..…... Ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

ABSTRAK………………………………………………………………………..

ABTRACT…………………………………………………………………………

x

xiv

xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………….…. 1

1.2

1.3

1.4

Rumusan Masalah ………………………………………………

Ruang lingkup masalah…………………………………………

Orisinalitas Penelitian…………………………………………..

4

4

5

1.5 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum………………………………………………...

b. Tujuan Khusus………………………………………………..

6

7

1.6 Manfaat Penelitian

xi

1.7

a. Manfaat Teoritis………………………………………………

b. Manfaat Praktis………………………………………………

Landasan Teoritis……………………………………………….

7

8

8

1.8 Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian………………………………………………..

b. Jenis Pendekatan……………………………………………...

c. Bahan Hukum………………………………………………...

d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum…………………………

e. Teknik Analisis……………………………………………….

13

14

14

15

16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN LEMBAGA

MANAJEMEN KOLEKTIF

2.1 Hak Cipta

2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Hak Cipta………………..

2.1.2 Subjek dan Objek Perlindungan Hak Cipta……………..

2.1.3 Hak Cipta Sebagai Salah Satu dari Hak Kekayaan

Intelektual……………………………………………….

2.1.4 Sistem perlindungan Hak Cipta dan Perbandingan dengan

jenis Hak Kekayaan Intelektual Lainnya……………….

2.1.5 Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta…………………

17

19

21

22

26

2.2 Lembaga Manajemen Kolektif

2.2.1 Pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif di

Internasional……………………………………………..

30

xii

2.2.2 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Manajemen

Kolektif………………………………………………….

32

2.2.3 Fungsi Lembaga Manajemen Kolektif…………………. 33

2.2.4 Hubungan Hukum Lembaga Manajemen Kolektif

dengan Pencipta Lagu…………………………………...

34

BAB III KEBERADAAN LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF

BERKAITAN DENGAN KARYA CIPTA LAGU YANG

DIGUNAKAN SECARA KOMERSIAL

3.1 Pengaturan Royalti Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014……………………………………………………...

36

3.2

3.3

Hak Pencipta Atas Royalti Berkaitan Dengan Penggunaan Lagu

secara Komerisal Terkait Dengan Karya Cipta Lagu…………...

Pengaturan Peran Lembaga Manajemen Kolektif Dalam

Penarikan Royalti Yang Digunakan Secara Komerisal…………

37

40

BAB IV WANPRESTASI DAN SANKSI HUKUM BAGI LEMBAGA

MANAJEMEN KOLEKTIF BERKAITAN DENGAN

PENARIKAN ROYALTI

4.1 Perjanjian Lembaga Manajemen Kolektif Dengan Pencipta

Lagu Terkait Penarikan Royalti…………………………………

44

4.2

Wanprestasi dan Jenis-Jenis Wanprestasi Berdasarkan Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata………………………………..

47

xiii

4.3

4.4

Wanprestasi Pihak Lembaga Manajemen Kolektif Dalam

Praktik Pendistribusian Royalti…………………………………

Sanksi Hukum Bagi Lembaga Manajemen Kolektif Yang

Wanprestasi Terhadap Pencipta Lagu…………………………...

49

50

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………… 54

5.2 Saran……………………………………………………………. 55

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 56

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..

RINGKASAN SKRIPSI

59

xiv

ABSTRAK

Karya Intelektual manusia yang mendapatkan perlindungan hukum Hak

Cipta adalah karya di bidang Seni, Sastra, dan Ilmu Pengetahuan. Ketentuan Pasal

40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta)

secara tegas menyatakan bahwa lagu merupakan salah satu bidang yang

mendapatkan perlindungan hak cipta. Berkaitan dengan hak cipta, Pencipta

memiliki hak eksklusif yang terdiri dari hak ekonomi dan hak moral. Salah satu

hak eksklusif yang diperoleh pencipta adalah hak ekonomi dimana pencipta

berhak mendapatkan royalti atas penggunaan lagu yang digunakan secara

komerisal. Dalam memenuhi hak ekonomi pencipta lagu maka dibuatlah suatu

perjanjian pemberian kuasa kepada lembaga manajemen kolektif untuk menarik

royalti kepada pengguna lagu atas lagu yang digunakan secara komersial.

Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pengaturan lembaga

manajemen kolektif terhadap penarikan royalti atas lagu pencipta yang digunakan

secara komersial dan bagaimana sanksi yang diberikan terdahap lembaga

manajemen kolektif yang melakukan wanprestasi dengan tidak mendistribusikan

royalti yang telah ditarik pada pengguna lagu kepada pencipta lagunya. Metode

penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian yuridis

normatif, dimana penelitian dilakukan dengan meneliti bahan kepustakaan yang

ada seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan dengan

hukum, serta kamus atau ensiklopedia. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pengaturan keberadaan dan peran lembaga manajemen kolektif tercantum dalam

Pasal 87 sampai dengan Pasal 93 UU Hak Cipta mengatur mengenai hubungan

hukum antara lembaga manajemen kolektif dengan pencipta lagu berdasarkan

perjanjian pemberian kuasa. Kuasa yang diberikan kepada lembaga manajemen

kolektif adalah untuk menarik, menghimpun dan mendistribusikan royalti atas

lagu yang digunakan secara komerisal oleh pengguna lagu dan sanksi. Atas

wanprestasi perjanjian tersebut dapat dikenakan kepada lembaga manajemen

kolektif berupa sanksi perdata seperti memenuhi atau melaksanakan perjanjian,

memenuhi perjanjian disertai keharusan membayar ganti rugi, membayar ganti

rugi, membatalkan perjanjian atau membatalkan perjanjian disertai dengan ganti

rugi.

Kata kunci: Hak Cipta, Lembaga Manajemen Kolektif, wanprestasi, sanksi

xv

ABSTRACT

The Intellectual creations of human that get legal protection in Copyright regime

are those in the field of Art, Literature, and Knowledge. According to Article 40 of

Indonesian Copyright Law No. 28 of 2014 (Indonesian Copyright Law), it is

cleary stated that song is on example of creation proctected by Indonesian

Copyright Law. Related to Copyright, the Creator has exclusive right which

consisted of economic and moral rights. The example of economic rights is the

Creator of a song deserves to receive royalty upon the use of his song that is used

commercially. With regard to such economic right of the Creator, then the power

of attorney is made which purpose is to give outhority to the Collective

Management Organization to collect royalty from the song’s users upon the

commercially used of the song. The legal questions in this research are how is the

regulation of the Collective Manajement Organization towards the collecting

royalty activity upon the commercially used of a creator’s song? And what is the

sanction given to the Collective Management Organization who conducts breach

of contract by not distributing the royalty which already collected from the song;s

users to the song’s creator? The research method used in this mini-thesis

normative legal research which is research conducted by researching the existing

literature materials for example laws, text books related with law, dictionary and

encyclopedia. The regulation that regulates the existence and role of the

Collective Management Organization can be found in Article 87 until 93 of

Indonesian Copyright Law. From such articles it is noted that : the legal relation

between Collective Management Organization and song’s creator is based on the

power of ottorney; the authorities granted to the Collective Management

Organization are authority to with draw, collect, and distribute royalty upon the

song which is commercially used by the song;s users; sanction towards the breach

of contract committed by the Collective Management Organizationcan be in the

from of civil sanction such as to fulfill or continue to conduct the contract, fulfill

the contract along with the abligation to pay compensation, pay compensation,

cancel the contract, or cancel a contract along with compensation.

Keyword: Copyrights, Collective Management Organization, Breach of contract,

Sanctio

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi Hak Kekayaan Intelektual ( HKI ) memiliki manfaat bagi

setiap orang yang dengan daya intelektualnya menciptakan karya yang diilindung

oleh HKI seperti: dalam bidang Merek, Paten, Desain tata Letak Sirkuit Terpadu,

Desain Industri dan Hak Cipta. Hal ini penting karena jenis-jenis HKI tersebut

mengandung hak ekonimi bagi pencipta/pemiliknya. Di Indonesia jenis-jenis HKI

tersebut diatur dalam berbagai Undang-Undang seperti Undang-Undang Nomor

15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang

Paten, Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ( UU Hak Cipta).

Karya Intelektual manusia yang mendapatkan perlindungan hukum dibidang

Hak Cipta adalah karya dalam bentuk Seni, Sastra dan Illmu Pengetahuan. Hal itu

tercermin dari objek Hak Cipta diatur berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU

Hak Cipta yang mengatur bahwa Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang

ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,

pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan

dalam bentuk nyata.

2

Berdasarkan ketentuan Pasal 40 UU Hak Cipta objek Hak Cipta dibidang

seni, sastra, dan ilmu pengetahuan meliputi karya-karya:

a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil

karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomin;

f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,

kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;

g. Karya seni terapan;

h. Karya arsitektur;

i. Peta;

j. Karya seni batik atau seni motif lain;

k. Karya fotografi;

l. Potret;

m. Karya sinematografi;

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bungan rampai, basis data, adaptasi,

aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil trasformasi;

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikai ekspresi

budaya tradisional;

3

p. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan

program komputer maupun media lainnya;

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut

merupakan karya yang asli;

r. Permainan video; dan

s. Program Komputer

Ketentuan Pasal 40 UU Hak Cipta secara tegas menyatakan bahwa lagu

merupakan salah satu bidang yang mendapatkan perlindungan hak cipta.

Berkaitan dengan karya cipta lagu, pencipta memiliki hak eksklusif yang terdiri

dari hak moral dan hak ekonomi yang sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal

4 yang menentukan bahwa Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf

a merupakan hak eksklusif yang terdiri dari atas hak moral dan hak ekonomi.

Bentuk hak ekonomi dari pencipta ialah ia berhak mendapatkan royalti

terhadap ciptaanya yang diberikan oleh penggunan lagu tersebut bilamana lagu

tersebut digunakan untuk kegiatan komersial. Sehubungan dengan hal tersebut

UU Hak Cipta mengatur tentang peran dan keberadaan Lembaga Manajemen

Kolektif yang diatur dalam Pasal 1 angka 22 UU Hak Cipta yang menentukan

bahwa Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang berbentuk badan

hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan/atau

pemilik Hak terkait guna mengelola hak ekonominya dalam bentuk menghimpun

dan mendistribusikan royalti. Pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif

memberikan manfaat bagi Lembaga Manajemen Kolektif itu sendiri, Pencipta

Lagu serta Pengguna Lagu, manfaat tersebut dapat terlihat seperti memberikan

4

kepastian hukum dan rasa keadilan bagi Lembaga Manajemen Kolektif dengan

Pencipta Lagu serta memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan bagi

Lembaga Manajemen Kolektif dengan Pengguna Lagu. Dalam UU Hak Cipta

belum mengatur secara jelas mengenai hubungan hukum antara Lembaga

Manajemen Kolektif dengan Pencipta Lagu dan dalam ketentuan Pasal 1 Angka

22 UU Hak Cipta belum mengatur secara jelas bentuk kuasa yang diberikan

Pencipta Lagu kepada Lembaga Manajemen dalam menarik, mengimpun dan

mendistribusikan royalti, dengan belum diaturnya hubungan hukum berdasarkan

perjanjian pemberian kuasa tersebut dalam UU Hak Cipta terlihat bahwa terdapat

kekaburan norma.

Sehubungan dengan latar belakang tersebut di atas dilihat terdapat kekaburan

norma, maka perlu dibuatnya suatu penelitian dalam bentuk tulisan berupa skripsi

yang berjudul “PENGATURAN LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF

BERKAITAN DENGAN PENARIKAN ROYALTI BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 HAK CIPTATENTANG

HAK CIPTA”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat diajukan suatu rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif terhadap penarikan

royalti atas lagu pencipta yang digunakan secara komersial?

5

2. Bagaimana sanksi yang diberikan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif

yang melakukan wanprestasi dengan tidak memberikan royalti yang telah

ditarik pada pengguna lagu kepada pencipta lagunya?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan terhadap

permasalahan yang diatur, yaitu mengenai pengaturan Lembaga Manajemen

Koleftif terhadap penarikan royalti atas lagu pencipta yang digunakan secara

komersial, serta sanksi yang diberikan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif

yang melakukan wanprestasi dengan tidak memberikan royalti yang telah ditarik

pada pengguna lagu kepada pencipta lagunya.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Berdasarkan informasi dan pemeriksaan yang didapat dari penelusuran,

ternyata terhadap penelitian dengan judul “Pengaturan Lembaga Manajemen

Kolektif Berkaitan Dengan Penarikan Royalti Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014Hak Cipta Tentang Hak Cipta”, pernah ditemukan judul

sejenis sebelumnya yaitu:

1. “PERLINDUNGAN HUKUM KARYA CIPTA LAGU DALAM

BENTUK MP3 MELALUI SITUS WEBSITE MENURUT UU HAK

CIPTATENTANG HAK CIPTA”. Skripsi dibuat oleh Gusti Ayu Putu

Intan Permatasari dari Universitas Udayana pada tahun 2016 yang

membahas mengenai perlindungan hukum Hak Cipta terdapat karya

6

cipta lagu yang diunduh dalam bentuk Mp3 melalui sites website serta

upaya dan sanksi dalam terjadinya pelanggaran karya cipta lagu yang

diunduh dalam bentuk Mp3 melalui situs website menurut Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 Hak Cipta tentang Hak Cipta.

2. “EKSISTENSI LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF NASIONAL

(LMKN) DALAM PENARIKAN ROYALTI DITINJAU DARI

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TENTANG HAK CIPTA”.

Skripsi dibuat oleh Muhammad. Saddam Haseng dari Universitas

Hasanuddin pada tahun 2015 yang membahas mengenai eksistensi

Lemabaga Manajemen Kolektif Nasional dalam penarikan royalti serta

posisi Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) sebagai lembaga

penarik royalti selama ini.

Namun demikian penelitian ini original sebab jelas terlihat yang

membedakan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini

mengangkat masalah mengenai Pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif

terhadap penarikan royalti atas lagu pencipta yang digunakan secara komersial

serta sanksi yang diberikan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif yang

melakukan wanprestasi dengan tidak memberikan royalti yang telah ditarik pada

pengguna lagu kepada pencipta lagunya.

7

1.5. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya

pada bidang penelitian;

2. Untuk melatih diri dalam menyampaikan pikiran-pikiran ilmiah

secara teoritis dan sistematis ke dalam bentuk karya tulis ilmiah;

3. Untuk mengembangkan ilmu hukum, umumnya Hak Kekayaan

Intelektual; dan

4. Untuk mengetahui perlindungan hukum hak cipta terkait karya

cipta lagu.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk memahami dan menganalisa pengaturan Lembaga

Manajemen Kolektif terhadap pemungutan royalti atas lagu

pencipta yang digunakan secara komersial; dan

2. Untuk memahami dan menganalisa sanksi yang diberikan terhadap

Lembaga Manajemen Kolektif yang melakukan wanprestasi

dengan tidak memberikan royalti yang telah ditarik pada pengguna

lagu kepada pencipta lagunya.

8

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat bermanfaat

baik sebagai masukan maupun sumbangan pemikiran untuk memperkaya dan

mengembangkan ilmu hukum khususnya hak kekayaan intelektual terkait

hukum hak cipta. Dalam hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi

pembaca mengenai pengaturan hubungan hukum dan sanksi yang diterapkan

terdapat wanprestasi yang dilakukan lembaga manajemen kolektif dengan

pencipta lagunya yang tidak memberikan royalti yang telah ditarik pada

pengguna lagu kepada pencipta lagunya.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan

sebagai bahan kritikan atau masukan untuk memperbaiki kekurangan yang

penulis amati di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia terkait

Hak Cipta khususnya karya cipta lagu serta diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi pemerintah atau para pengambil keputusan dan

bagi masyarakat luas dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan

perlindungan hukum hak cipta.

9

1.7. Landasan Teoritis

HKI adalah hak kebendaan, hak atas suatu benda yang bersumber dari hasil

kerja otak, hasil kerja ratio manusia yang menalar. Hasil kerja ratio yang menalar

tersebut berupa benda immateril yaitu benda tak berwujud.1 Hak Kekayaan

Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) adalah terjemahan resmi dari Intellectual

Property Rights. Berdasarkan substansinya, HKI berhubungan erat dengan benda

tidak berwujud serta melindungi karya intelektual yang lahir dari cipta, rasa dan

karsa manusia.2 Salah satu jenis HKI yang mendapat perlindungan hukum adalah

Hak Cipta,berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta menyebutkan bahwa Hak

cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan

prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa

mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak cipta meliputi hak moral dan hak ekonomi. Berdasarkan ketentuan Pasal

5 Ayat (1) mengenai hak moral, hak moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk :

a. Tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan

sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;

b. Menggunakan nama aslinya atay samarannya;

c. Mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatuhan dalam masyarakat;

d. Mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan

1 H. OK. Saidin, 2003, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property

Rights), PT Raja Grafindo Pesada, Jakarta, hlm.9. 2 Tomi Suryo Utomo, 2010, Hak Kekayaan Intelektual di era Global, Sebuah Kajian

Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm.1.

10

e. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi

Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan

diri atau reputasinya.

Mengenai hak moral Otto Hasibuan mengemukakan bahwa hak moral adalah

hak yang melekat pada diri Pencipta (termasuk pelaku) yang tidak dapat

dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun. Antara Pencipta dan Ciptaannya

ada sifat kemanunggalan atau dengan kata lain ada hubungan integral diantara

keduanya. Sesuai dengan sifat manunggal hak cipta dengan Penciptanya, dari segi

moral seseorang atau badan hukum tidak diperkenankan untuk melakukan

perubahan terhadap sesuatu hasil karya cipta, baik itu mengenai judul, isi apalagi

Penciptanya.3

Berdasarkan Pasal 8 UU Hak Cipta hak ekonomi merupakan hak eksklusif

Pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas

Ciptaan. Dalam bidang hak ekonomi tidak semua karya kreativitas mendapat

perlindungan Hak Ekonomi (Economic Rights). Hak tersebut hanya diberikan

kepada seseorang yang benar-benar berhasil melahirkan kreativitas yang orisinil

di bidang Hak Cipta, sementara itu di bidang Paten, hak eksklusif hanya diberikan

terhadap penemuan yang baru, tidak terpikirkan dan sangat berguna (mengandung

langkah inventif), serta dapat diterapkan dalam kegiatan industri.4

3 Otto Hasibuan, 2008, Hak Cipta di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, PT.

Alumni, Bandung, hlm.69. 4 Ni Ketut Supasti Dharmawan, 2011, Hak Kekayaan Intelektual dan Harmonisasi Hukum

Global, Rekontruksi Pemikiran Terhadap Perlindungan Program Komputer, Badan Penerbit

Universitaas Diponogoro, Semarang, hlm.49.

11

Berdasarkan UU Hak Cipta dalam mendapatkan perlindungan hukum

mengenai hak cipta diatur dalam Pasal 87 sampai Pasal 91 UU Hak Cipta dan

berdasarkan ketentuan tersebut diatur pula mengenai Lembaga Manajemen

Kolektif. Dalam hal ini adanya suatu hubungan hukum antara pencipta lagu dan

pengguna lagu tersebut, pencipta lagu tersebut penting untuk mendapatkan

perlindungan hukum dalam hal pemberian royalti kepada pencipta lagu karena

lagu tersebut digunakan secara komersial. Dengan adanya hubungan hukum ini

diperlukan suatu organisasi yang berupa Lembaga Manajemen Kolektif yang

bertujuan sebagai perantara dalam hal pemberian royalti kepada pencipta lagu

tersebut.5

Berdasarkan hal tersebut hubungan hukum antara pencipta lagu dengan

Lembaga Manajemen Kolektif yang disertai dengan suatu perjanjian untuk

menarik royalti terhadap penggunaan lagu pencipta secara komersial. Peran dari

Lembaga Manajemen Kolektif dalam melakukan penarikan royalti terhadap

pengguna lagu, misalnya adalah a) Posisinya adalah mewakili para pencipta atau

pemegang hak dalam melakukan bargaining atau mengikat kerja sama dengan

para penggunan lagu atau musik (user); b) Kontribusinya adalah membantu

pencipta lagu atau musik mewujudkan hak-hak ekonominya dan memastikan

5 Indrasatya Octavianus Nasirun, 2014, Kajian Hukum terhadap perlindungan Royalti atas

Karya Cipta Lagu atau Musik dari Aspek UU No. 19 Tahun 2002, Lex et Societatis,Vol.II No.9,

hlm.30.

12

supaya setiap pengeksploitasian ciptaan lagu atau musik oleh pihak lain senantiasa

dilandasi lisensi pemakaian lagu atau musik.6

Penggunaan terhadap lagu atau musik secara komersial yang dikonsumsi

secara umum perlu mendapatkan perlindungan hukum. Dengan adanya hubungan

hukum antara pencipta lagu dengan Lembaga Manajemen Kolektif yang

dituangkan dalam suatu perjanjian antara pencipta dengan Lembaga Manajemen

Koleftif akan menjadi landasan hukum Lembaga Manajemen Kolektif untuk

menarik royalti sebagai pencipta, dan kedua belah pihak bebas melakukan suatu

perbuatan yang telah disepakati dalam perjanjian tersebut. Suatu perjanjian

berdasarkan ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus

memenuhi empat syarat sahnya perjanjian, yaitu: a) sepakat mereka yang

mengikatkan dirinya; b) kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c) suatu hal

tertentu; dan d) suatu sebab yang halal. Dengan terpenuhinya keempat syarat

tersebut maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para

pihak yang membuatnya. Berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang tercantum

dalam Pasal 1338 Ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum perdata suatu perjanjian

yang dibuat secara sah, mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak yang

membuatnya.7

Dengan dibuatnya suatu perjanjian, para pihak wajib untuk memenuhi

prestasinya sesuai kesepakatan para pihak yang ada dalam perjanjian tersebut.

6 Christina Sidauruk, 2016, Kedudukan Hukum Lembaga Manajemen Kolektif sebagai

Lembaga Pengumpul Royalti menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,

skripsi Fakultas Hukum Universitas Lampung, hlm.27. 7 Suharnoko, 2006, Hukum Perjanjian, Teori dan Analisa kasus,Kencana Prenada Media

Group, Jakarta, hlm.4.

13

Dalam realitanya memungkinkan terjadi salah satu pihak melakukan wanprestasi,

misalnya seperti a) sama sekali tidak memenuhi prestasi; b) Prestasi yang

dilakukan tidak sempurna; c) Terlambat memenuhi prestasi; dan d) melakukan

apa yang dalam perjanjian dilarang untuk dilakukan. Terjadinya suatu wanprestasi

atau lalai dapat mengakibatkan pihak pencipta lagu dirugikan. Oleh karena pihak

lain dirugikan, maka pihak yang telah melakukan wanprestasi harus menanggung

akibat dari tuntutan pihak lawan yang meliputi a) pembatalan perjanjian; b)

Pembatalan perjanjian disertai tuntutan ganti rugi, berupa biaya, rugi dan bunga;

c) Pemenuhan kontrak saja, dimana kreditur hanya meminta pemenuhan prestasi

saja dari debitur; d). pemenuhan kontrak disertai tuntutan ganti rugi; atau e)

menuntut penggantian kerugian saja. Dengan demikian yang melakukan

wanprestasi tersebut maka dapat dikenai sanksi meliputi8:

a. Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu

perjanjian;

b. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjanjian. Pembatalan

perjanjian atau pemecahan perjanjian bertujuan membawa kedua

belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan; dan

c. Peralihan risiko, peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul

kerugian jika terjadi suatu peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak

yang menimpa barang dan menjadi obyek perjanjian sesuai dengan

Pasal 1237 KUHPerdata.

8 Niru Anita Sinaga, Wanprestasi dan Akibatnya dalam Pelaksanaan Perjanjian,Vol 2 No.2,

hlm.52.

14

1.8. Metode Penelitian

1.8.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini

adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan

dengan meneliti bahan kepustakaan yang ada seperti peraturan perundang-

undangan, buku-buku yang berkaitan dengan hukum, serta kamus atau

ensiklopedi.9 Penelitian ini menggunakan data sekunder (bahan

kepustakaan).

1.8.2. Jenis Pendekatan

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan perundang-undangan (the statue approach), pendekatan

analisis konsep hukum (analitical & conceptual approach), serta

pendekatan perbandingan (comparative approach). Pendekatan

perundang-undangan dilakukan dengan cara mengkaji peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dalam

penelitian. Pendekatan analisis konsep hukum yang berkaitan dengan

permasalahan guna mendapatkan pemahaman yang jelas dan tidak

menyebabkan bias atau perbedaan pemahaman. Pendekatan perbandingan

peraturan perundang-undangan suatu negara dengan lainnya mengenai hal

yang sama guna menemukan solusi atas suatu isu hukum yang terjadi.10

9 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,hlm.13-14. 10 Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum,Kencana, Jakarta, hlm.93-95.

15

1.8.3. Bahan Hukum/Data

a. Sumber bahan hukum primer

Sumber bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang

bersifat mengikat, contohnya peraturan perudang-undangan.11

Dalam penelitian ini bahan hukum primer bersumber pada UU Hak

Ciptatentang Hak Cipta, KUHPerdata, TripsAgreements, Berne

Convention.

b. Sumber bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, buku-buku

ataupun pendapat para ahli.

c. Sumber bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk

dan/atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, seperti kamus hukum.

1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data

Pengumpulan bahan hukum dilakukan studi kepustakaan, yaitu

dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep, teori-teori serta mengkaji

peraturan perundang-undangan serta bahan penunjang lainnya yang

memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang akan diteliti. Teknik

11 Amiruddin dan H.Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja

Grafindo persada, Jakarta, hlm.118.

16

pengumpulan bahan hukum dengan cara studi kepustakaan ini penulis

lakukan untuk mendapat gambaran atau informasi tentang penelitian

sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, serta

mendapatkan data untuk menunjang penelitian.12

1.8.5. Teknik Analisis

Bahan hukum yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa secara

kualitatif karena bahan hukum merupakan data yang bersifat verbal dan

bukan merupakan data yang bersifat kuantitatif. Bahan-bahan yang telah

dikumpulkan selanjutnya di pilah dan dihubungkan dengan bahan hukum

lainnya yang memiliki relevansi serta dapat dilakukan penafsiran dengan

berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperoleh suatu

kebenaran, setelah itu disajikan secara deskripsi dan interpretasi yaitu

menguraikan hasil penelitan dengan disertai penafsiran dan argumentasi

berdasarkan hukum.

12 Bambang Sunggono, 2011, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Pesada,

Jakarta, hlm.112-114.