KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id · 2.1 Manajemen Pelayanan Kesehatan ... 5.7 Peran PMO dalam...
Transcript of KATA PENGANTAR - sinta.unud.ac.id · 2.1 Manajemen Pelayanan Kesehatan ... 5.7 Peran PMO dalam...
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya dapat penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Peran
Pengawas Menelan Obat Keluarga Dan Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Barat” dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk
persyaratan kelulusan dalam rangka menyelesaikan kuliah di Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis merasa bahwa banyak hambatan
yang dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak,
hambatan-hambatan tersebut dapat penulis atasi sedikit demi sedikit. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH., selaku Kepala Bagian Peminatan
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan arahan serta
bimbingan.
2. dr. Pande Putu Januraga M.Kes, Dr.PH selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan banyak arahan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi
ini.
3. dr. I Ketut Suarjana, MPH selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan banyak arahan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Kadek Tini Hardiani dan Bapak I Wayan Sudiarta selaku petugas
Puskesmas I Denpasar Barat yang telah banyak membantu serta memberikan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
xi
5. Seluruh dosen dan rekan-rekan mahasiswa IKM angkatan 2013 yang telah
membantu penulis dalam memberikan informasi dan turut memberikan saran
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kedua orang tua, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan, motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Anggita Wulandari, Dian Indiani, Nita Yanti asih, dan Yunita Wulandari
yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
8. Teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membatu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata maupun penulisan dalam skripsi
ini. Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, Juni 2017
Penulis
Bella Riezka Aristianti Putri
vi
vii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
Skripsi, Juni 2017
BELLA RIEZKA ARISTIANTI PUTRI
GAMBARAN PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT KELUARGA
DAN TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I
DENPASAR BARAT
ABSTRAK
Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali menunjukkan bahwa jumlah kasus TB
paru terbesar berada di Denpasar sebesar 1021 kasus pada tahun 2015. Tidak
tercapainya angka kesembuhan pasien dan angka konversi TB serta lamanya proses
pengobatan pasien mempengaruhi kepatuhan pasien sehingga memerlukan
pengawasan menelan obat dalam menjamin keteraturan pengobatannya. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui gambaran peranan pengawas menelan obat keluarga
dan dari tenaga kesehatan pada pasien tuberkulosis di Puskesmas I Denpasar Barat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling serta
menggunakan azas kecukupan dan kesesuaian.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa peran PMO keluarga dalam
mengawasi pasien menelan obat, yaitu mengawasi pasien menelan obat jika tidak
bekerja, memberikan dorongan agar pasien berobat secara teratur dengan
memberikan kalimat motivasi, mengingatkan pasien untuk periksa dahak ulang dari
jadwal pemeriksaan yang telah diberitahukan oleh petugas kesehatan dan dicatat
dalam kartu kuning yang digunakan dalam pemeriksaan, merujuk pasien jika efek
samping semakin berat dan menganjurkan pemeriksaan tanpa memberikan informasi
mengenai TB, peran PMO tenaga kesehatan dalam mengawasi pasien menelan obat
hanya menanyakan bagaimana minum obatnya, memberi dorongan dengan
pemberian KIE agar minum obat secara teratur, mengingatkan pasien untuk periksa
dahak ulang dari jadwal pemeriksaan yang telah ditetapkan, mengenali efek samping
obat dengan pemberian KIE diawal pengobatan, dan memberikan informasi serta
mengajurkan pemerikasaan bagi keluarga yang mempunyai gejala TB. Tetapi
menurut pasien PMO keluarga hanya mengingatkan untuk minum obat dan dalam
menganjurkan pemeriksaan tanpa memberikan informasi mengenai TB dikarenakan
masih adanya stigma negatif di masyarakat serta pengetahuan PMO keluarga yang
kurang mengenai perannya.
Secara umum PMO telah menjalankan perannya tetapi masih terdapat beberapa
peran yang masih belum dilakukan secara optimal sehingga upaya yang dapat
dilakukan yaitu menekankan kepada PMO agar melakukan pengawasan langsung
menelan OAT, tidak hanya dalam hal mengingatkan pasien untuk meminum obatnya
tetapi sampai pasien menelan obatnya dan memberikan informasi yang lebih
terperinci mengenai perannya dalam proses pengobatan pasien TB.
Kata kunci : Peran, PMO Keluarga, PMO Petugas Kesehatan.
viii
DESCRIPTION OF THE ROLE OF THE SUPERVISOR OF
FAMILY AND HEALTH MANAGEMENT IN THE WORKING
AREA OF PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
ABSTRACT
According to the data from Bali Provincial Health Office, the largest number
of the cases of pulmonary tuberculosis in Bali Province were in Denpasar which had
1021 cases by the year 2015. The non-achievement of the patient’s cure rate, the TB
conversion rate and the length of the patient’s treatment process affected the patient
complience. Thus, it requires the supervision of the medication in order to ensure the
regularity of the medication. The purpose of this study is to know the role description
of the medication supervisor (PMO), from the patient’s family and/or the health
workers in the patients of tuberculosis in Puskesmas I Denpasar Barat.
This research uses descriptive qualitative method with purposive sampling
technique and the principle of sufficiency and conformity.
The results of this study showed that the role of PMO from patient’s family in
monitoring the medication of the patient. If there is an obstacle, the role will be to
encourage the patient to seek treatment regularly by providing motivational
sentences, reminding the patient to check for re-sputum from an examination
schedule notified by the health worker and recorded in yellow card that used in the
examination. It is to refer the patient to the more advance health centre if the side
effects are more severe and can also be used to advocate the examination without
providing the information about TB. The role of the health worker PMO in
monitoring the medication are such as asking how to take the medicines, giving
encouragement to the patient by giving KIE to take the medication regularly,
reminding the patient to check re-sputum from a predetermined examination
schedule, recognize the side effects of the medicines by giving KIE in the beginning
of medication, and to give the information and suggest the examination of the family
who has TB symptom. According to the patients’ statement, the family PMO is only
reminding them to take the medicine and suggest them to have an examination
without giving any information regarding the TB. This is because there is some
negative stigmatic around the people as well as the lack of knowledge about the role
of the family PMO.
Generally, PMO has performed its role, but there are still some roles that
didn’t performed optimally. The way to solve this issue is to emphasize the PMO to
do the direct monitoring in the medication, not only in reminding the patient to have
the medicines, but also as far as the patient swallow the medicines. The other role
that need to be emphasized is that to give the more detail information about its role in
the process of the TB patient treatment.
Keywords: roles, Family PMO (Family Medication Supervisor), Health Workers
PMO (Health Workers Medication Supervisor).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ......................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN, LAMBANG DAN ISTILAH ........................................... xv
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 8
1.4.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 9
1.5.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 9
BAB II ................................................................................................................. 10
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 10
2.1 Manajemen Pelayanan Kesehatan ................................................................ 10
2.2 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 12
2.2.1 Gejala dan Tanda Tuberkulosis .......................................................... 12
2.3 Pemeriksaan Dahak TB ................................................................................ 15
2.4 Pengobatan Pasien TB ................................................................................. 14
x
2.4.1 Prinsip Pengobatan TB ....................................................................... 14
2.4.2 Tahap Pengobatan Tuberkulosis ......................................................... 15
2.4.3 Obat Anti TB ...................................................................................... 16
2.4.4 Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis ............................................... 17
2.5 Strategi DOTS .............................................................................................. 18
2.6 Pengawas Menelan Obat .............................................................................. 19
2.7 Peran ........................................................................................................... 22
2.8 Perilaku ........................................................................................................ 24
2.9 Motivasi ....................................................................................................... 26
2.10 Pengawasan .................................................................................................. 28
2.11 Rujukan ........................................................................................................ 31
2.12 Penyuluhan .................................................................................................. 32
2.13 Penelitian Terkait ......................................................................................... 33
BAB III ................................................................................................................. 36
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................................... 36
3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 36
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 37
BAB IV ................................................................................................................. 41
METODE PENELITIAN .......................................................................................... 41
4.1 Karakteristik Penelitian ................................................................................ 41
4.1.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 41
4.1.2 Teknik Pengambilan Responden ........................................................ 41
4.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 43
4.2 Peran Peneliti ............................................................................................... 43
4.3 Strategi Pengumpulan Data .......................................................................... 43
4.4 Analisis Data ............................................................................................... 44
4.5 Strategi Validasi Data .................................................................................. 45
BAB V ................................................................................................................. 46
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 46
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................... 46
5.2 Riwayat Penelitian ...................................................................................... 47
xi
5.3 Karakteristik Informan ................................................................................ 49
5.4 Peran PMO dalam Mengawasi Pasien menelan obat secara teratur ............ 50
5.5 Peran PMO dalam hal memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat
secara teratur ................................................................................................ 55
5.6 Peran PMO dalam mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada
waktu yang telah ditentukan ........................................................................ 60
5.7 Peran PMO dalam mengenali efek samping obat dan merujuk pasien bila
efek samping obat semakin berat ................................................................. 62
5.8 Peran PMO dalam memberikan penyuluhan pada anggota keluarga pasien
TB yang mempunyai gejala TB untuk segera memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan ..................................................................................... 66
5.9 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 72
BAB VI ................................................................................................................. 73
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 73
6.1 SIMPULAN ................................................................................................. 73
6.2 SARAN ........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 76
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 OAT Lini Pertama ..................................................................................... 16
Tabel 5. 1 Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat ............................................ 47
Tabel 5. 2 Karakteristik Informan Penelitian ............................................................ 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Data Kasus Tuberkulosis Per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun
2013, 2014, 2015 .......................................................................................................... 2
Gambar 1. 2 Data Prevalensi Tuberkulosis Per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali
tahun 2013, 2014, 2015 ................................................................................................ 2
Gambar 1. 3 Data angka konversi Per Puskesmas di Kota Denpasar tahun 2015, 2014
dan 2013 (data diolah) .................................................................................................. 3
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Informasi Wawancara Mendalam
Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Pedoman Wawawancara Bagi PMO Keluarga
Lampiran 4 : Pedoman Wawawancara Bagi PMO Petugas Kesehatan
Lampiran 5 : Pedoman Wawawancara Bagi Pasien Tuberkulosis
Lampiran 6 : Lembar Ethical Clearence
Lampiran 7 : Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (KESBANGPOL)
Lampiran 8 : Matriks Triangulasi Sumber
1
DAFTAR SINGKATAN, LAMBANG DAN ISTILAH
Daftar Lambang
% : Persen
& : Dan
˃ : Lebih dari
< : Kurang dari
Daftar Singkatan
TB : Tuberkulosis
OAT : Obat Anti TB
DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse
PMO : Pengawas Menelan Obat
BTA : Bakteri Tahan Asam
WHO : World Health Organization
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium TB dimana sebagian besar menyerang paru-paru tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2012). Berdasarkan data WHO
pada tahun 2013 terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB dan pada
tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk dunia yang terifeksi TB. Indonesia merupakan
negara dengan pasien TB terbanyak ke 5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan
Dan Nigeria (WHO, 2014). Di Indonesia penyakit TB paru merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan pada semua
kelompok usia serta nomor satu dalam penyakit infeksi.
Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660.000 (WHO, 2010)
dan estimasi insiden berjumlah 430.000 kasus baru pertahun. Korban meninggal
akibat TB Paru di Indonesia diperkirakan sebanyak 61.000 kematian setiap tahunnya.
Di Indonesia TB termasuk salah satu prioritas nasional dalam program pengendalian
penyakit yang berdampak luas pada kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat
menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2011).
Risiko penularan TB setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk TB
Infection (ARTI). Dalam pedoman Penanggulangan TB di Indonesia tahun 2009
disebutkan bahwa ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3% dimana dengan arti 1%
diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata akan terjadi 1000 infeksi TB dan
10% diantaranya akan menjadi sakit TB setiap tahunnya. Pasien TB yang tidak
4
mendapat pengobatan selama 5 tahun 50% nya akan meninggal dunia 25% nya akan
menjadi kasus kronis yang tetap menular dan 25% lainnya akan sembuh sendiri
dengan daya tahan tubuh yang tinggi. Pengendalian TB di Indonesia sudah
berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda, namun terbatas pada kelompok
tertentu. Sejak tahun 1969 pengendalian dilakukan secara nasional melalui
puskesmas.
Jembrana
Tabanan
Badung GianyarKlungku
ngBangli
KarangAsem
Buleleng
Denpasar
2013 138 162 250 302 95 59 233 669 1091
2014 157 176 324 261 99 65 247 651 1054
2015 180 196 325 217 74 53 221 591 1021
0
200
400
600
800
1000
1200
JUMLAH KASUS TUBERKULOSIS
2013 2014 2015
Gambar 1. 2 Data Prevalensi Tuberkulosis Per Kabupaten/Kota di Provinsi
Bali tahun 2013, 2014, 2015
Gambar 1. 1 Data Kasus Tuberkulosis Per Kabupaten/Kota di Provinsi
Bali tahun 2013, 2014, 2015
2
3
Dari gambar 1.1. dan 1.2 diketahui bahwa jumlah kasus TB dari data Dinas
Kesehatan Provinsi Bali menunjukkan bahwa jumlah kasus TB paru terbesar berada
di daerah Denpasar, yaitu sebesar 1021 pada tahun 2015, 1054 pada tahun 2014 dan
pada tahun 2013 sebanyak 1091 kasus untuk kasus baru dan ulang. Dari data Dinas
Kesehatan Provinsi bali diketahui juga bahwa prevalensi TB terbesar berada di
daerah Denpasar, yaitu sebesar 128 per 100.000 penduduk pada tahun 2013, 122 per
100.000 penduduk pada tahun 2014 dan 116 per 100.000 penduduk pada tahun 2016.
Data Dinas Kesehatan Kota Denpasar menunjukkan bahwa angka konversi
(Conversion Rate) TB Kota Denpasar tahun 2013, 2014 dan 2015 belum mencapai
target nasional dengan standar nasional, yaitu 80%. Angka konversi pada tahun 2013
sebesar 69%, 65% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 sebesar 73%. Angka
konversi dapat digunakan untuk mengetahui apakah pengawasan langsung menelan
obat dilakukan dengan benar karena angka konversi dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti tidak teratur minum obat, dosis obat tidak sesuai dan pasien lalai pada
pemeriksaan dahak kedua (Kurniati, 2010).
Gambar 1. 3 Data angka konversi Per Puskesmas di Kota Denpasar tahun
2015, 2014 dan 2013 (data diolah)
4
Dari data Dinas Kesehatan Kota Denpasar diketahui bahwa di Puskesmas I
Denpasar Barat merupakan salah satu puskesmas dengan jumlah kasus TB yang
banyak, yaitu sebanyak 58 kasus pada tahun 2015 dengan angka konversi Puskesmas
I Denpasar barat pada tahun 2013 sebesar 49%, tahun 2014 sebesar 78% dan pada
tahun 2015 sebesar 75% dimana angka tersebut belum mencapai target nasional. Dari
data Puskesmas I Denpasar Barat, diketahui bahwa angka konversi pada tahun 2013,
2014 dan 2015 adalah sebesar 66%, 83% dan 66%.
Target angka kesembuhan penderita TB (Cure Rate) tingkat nasional adalah
85%, namun dari laporan tahunan TB Dinas Kesehatan Kota Denpasar diketahui
bahwa target tersebut belum tercapai. Dari laporan tahunan TB Dinas Kesehatan
Kota Denpasar tahun 2013, 2014 dan 2015 diketahui bahwa pada tahun 2012 angka
kesembuhan pasien TB sebesar 75%, pada tahun 2013 angka kesembuhan kasus
sebesar 74% dan pada tahun 2014 angka kesembuhan hanya sebesar 70%.
Pengobatan TB dilakukan dengan panduan Obat Anti TB (OAT) adalah
panduan standar INH, PAS dan Streptomisin selama satu sampai dua tahun.
Pengobatan TB yang memerlukan proses yang lama memberikan tekanan kepada
pasien dalam proses pengobatannya. Syakira (2014) menyebutkan bahwa 93,75%
penderita merasa tersiksa, sebagian besar pasien merasakan tersiksa dengan cara
pengobatannya dan jumlah obat yang cukup banyak. Tekanan yang didapatkan oleh
penderita mempengaruhi kepatuhan pasien untuk mengkonsumsi obat.
Pengobatan TB yang memerlukan waktu yang lama, memerlukan
pengawasan untuk menjamin keteraturan pengobatannya dikarenakan keberhasilan
pengobatan TB sangat ditentukan oleh adanya keteraturan minum OAT (Sukana,
2003). Pada Tahun 1955, program nasional pengendalian TB menerapkan strategi
DOTS. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien. Sejak tahun
3
2000 strategi DOTS dilaksanakan secara nasional diseluruh fasyankes. Dalam
strategi DOTS salah satu komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka
pendek dengan pengawasan langsung dimana untuk menjamin keteraturan
pengobatannya diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) agar mencegah
terjadinya resistensi obat (Depkes RI, 2009).
BKKPM (2008) dalam Puri (2010) menyebutkan bahwa penanggulangan
dengan strategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi dan
berkontribusi untuk meningkatkan harapan hidup dan memperpanjang umur
penderita. Bank Dunia menyatakan strategi DOTS sebagai salah satu intervensi
kesehatan yang paling efektif sehingga integrasi kedalam pelayanan kesehatan dasar
sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektivitasnya.
Mukhsin (2006) dalam Rohmana (2014) menyebutkan bahwa strategi DOTS
dengan pendekatan PMO membuahkan hasil yang cukup efektif dalam upaya
pengobatan TB paru, dimana dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa salah satu
faktor yang menentukan keteraturan pengobatan TB paru adalah PMO. William, dkk
(1984-1994) dalam Permatasari (2005) mengungkapkan bahwa pengobatan yang
diawasi secara langsung menjadi relatif lebih sukses dalam pengelolaan populasi
penderita yang sulit. Peranan PMO sangatlah penting bagi kesembuhan pasien TB
paru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Firdaus (2012) disebutkan bahwa terdapat
pengaruh peran PMO terhadap keberhasilan pengobatan TB paru pada pasien TB
paru di wilayah kerja puskesmas Baki Sukoharjo. Puri (2010) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara kinerja PMO dengan kesembuhan
pasien TB paru.
5
4
Dalam buku panduan penatalaksanaan TB disebutkan bahwa PMO dapat
berasal dari petugas kesehatan misalnya bidan, perawat, pekarya, sanitarium, dan
lain-lain dimana jika tidak terdapat petugas yang memungkinkan dapat berasal dari
kader kesehatan, tokoh masyarakat dan anggota keluarga. Tugas dari seorang PMO,
yaitu melakukan pengawasan terhadap pasien TB agar menelan obat secara teratur
hingga selesai pengobatan, memberikan dorongan untuk melakukan pengobatan
secara teratur, mengingatkan pasien melakukan pemeriksaan ulang dahak pada waktu
yang telah ditentukan, dan memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga pasien
yang mempunyai gejala mencurigakan untuk melakukan pemeriksaan diri ke unit
pelayanan kesehatan. Pengawasan penting untuk dilakukan agar penderita berobat
secara teratur, kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya meminta
pertolongan ke unit pelayanan kesehatan (Depkes, 2007).
Dari penelitian Herryanto & Komalig (2004) diketahui bahwa pada
kenyataannya PMO melakukan tugas mendampingi menelan obat setiap hari rendah.
Hampir semua pasien TB menyatakan bahwa pasien tidak pernah diawasi pada saat
menelan obat. Tidak semua pasien yang memiliki PMO diingatkan minum obat atau
diingatkan kontrol kembali ke pusat pelayanan kesehatan. 66% pasien tidak pernah
diingatkan minum obat dan 64,2% pasien menyatakan tidak diingatkan kontrol ke
pusat pelayanan kesehatan serta hampir semua pasien menyatakan tidak pernah
diawasi saat menelan obat, yaitu sebanyak 97% (Murtiwi, 2006). Dari penelitian
yang dilakukan Dhewi (2012) diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat TB paru di daerah BKPM
Pati. Motivasi yang rendah dari pasien karena bosan harus minum obat setiap hari
selama beberapa bulan, menyebabkan pasien cenderung menghentikan
pengobatannya secara sepihak. Pasien yang mempunyai motivasi yang rendah
6
3
berpotensi 27 kali untuk menghentikan pengobatan TB (Nugroho, 2011). Peranan
PMO dalam menjamin kepatuhan minum obat pasien TB hingga sembuh sangatlah
penting, sehingga peneliti ingin meneliti gambaran peran PMO keluarga dan tenaga
kesehatan untuk mengetahui perananan PMO dalam proses penyembuhan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut yaitu diperlukan pengawasan menelan obat dalam menjamin
keteraturan berobat pasien TB dan mencegah resistensi obat untuk mencapai
kesembuhan pasien TB hal ini dikarenakan masih tidak tercapainya angka
kesembuhan pasien TB (Cure rate) serta lamanya proses pengobatan pasien yang
menyebabkan pasien merasakan tekanan yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
pasien. Dengan jumlah kasus yang besar dan angka konversi (Conversion Rate) TB
yang belum tercapai serta pentingnya peran Pengawas Menelan Obat dalam
menjamin kepatuhan berobat pasien dan kesembuhan pasien, menyebabkan peneliti
ingin melihat gambaran peran pengawas menelan obat keluarga dan petugas
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah gambaran peranan pengawas menelan obat keluarga dan dari
tenaga kesehatan pada pasien tuberkulosis?
7
4
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran peranan pengawas menelan obat
keluarga dan dari tenaga kesehatan pada pasien tuberkulosis.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui peran pengawas menelan obat keluarga dan petugas
kesehatan dalam hal mengawasi pasien TB menelan obat secara teratur.
2. Untuk mengetahui peran pengawas menelan obat keluarga dan petugas
kesehatan dalam hal memberikan dorongan agar pasien TB berobat
secara teratur.
3. Untuk mengetahui peran pengawas menelan obat keluarga dan petugas
kesehatan dalam hal mengingatkan pasien TB untuk periksa ulang
dahak.
4. Untuk mengetahui peran pengawas menelan obat keluarga dan petugas
kesehatan dalam hal mengenali efek samping obat TB dan merujuk
pasien bila efek samping semakin berat.
5. Untuk mengetahui peran pengawas menelan obat keluarga dan petugas
kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan pada anggota keluarga
pasien TB yang mempunyai gejala untuk memeriksakan diri ke unit
pelayanan kesehatan.
8
3
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan
memberikan sumbangan terhadap ilmu kesehatan khususnya kepada pihak
puskemas dan Pengawas Menelan Obat.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Puskesmas
Puskesmas dapat melihat gambaran peranan pengawas menelan obat
keluarga dan dari tenaga kesehatan pada pasien tuberkulosis, sehingga dapat
dijadikan referensi dalam hal mengambil dan membuat kebijakan mengenai
Pengawas Menelan Obat.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam
menambah wawasan tentang gambaran peranan Pengawas Menelan Obat
keluarga dan dari tenaga kesehatan pada pasien tuberkulosis.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam ruang lingkup manajemen pelayanan
kesehatan, yaitu khususnya mengenai gambaran peranan Pengawas Menelan Obat
keluarga dan dari tenaga kesehatan pada pasien tuberkulosis.
9