Kapulaga Fix

26
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Kekayaan Indonesia sangat melimpah, baik itu di laut maupun hutan dimana sumber daya tersebut tersimpan di dalam hutan khususnya. Kekayaan alam Indonesia yang tersimpan di dalam hutan tersebut kebanyakan berupa tanaman obat yang belum termanfaatkan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian, dari sekian banyak jenis tanaman obat di Indonesia, baru 20-22% yang dibudidayakan, sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui pengambilan langsung dari hutan. Kekayaan alam tanaman obat Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat. Jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di kawasan Asia. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan tahun 2007, di hutan Indonesia terdapat lebih dari 1.200 jenis tanaman obat- obatan, namun hanya sekitar 180 jenis tanaman obat yang telah dikembangkan untuk bahan baku dalam industri obat-obatan atau farmasi. Berdasarkan fakta tersebut, salah satu tanaman obat yang tumbuh subur di Indonesia dan belum dimanfaatkan secara optimal serta memiliki beragam fungsi dan

description

kapulaga adalah tanaman komoditas khas pegunungan

Transcript of Kapulaga Fix

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Kekayaan Indonesia sangat melimpah, baik itu di laut maupun hutan dimana sumber daya tersebut tersimpan di dalam hutan khususnya. Kekayaan alam Indonesia yang tersimpan di dalam hutan tersebut kebanyakan berupa tanaman obat yang belum termanfaatkan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian, dari sekian banyak jenis tanaman obat di Indonesia, baru 20-22% yang dibudidayakan, sedangkan sekitar 78% diperoleh melalui pengambilan langsung dari hutan. Kekayaan alam tanaman obat Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat. Jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di kawasan Asia. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan tahun 2007, di hutan Indonesia terdapat lebih dari 1.200 jenis tanaman obat-obatan, namun hanya sekitar 180 jenis tanaman obat yang telah dikembangkan untuk bahan baku dalam industri obat-obatan atau farmasi.Berdasarkan fakta tersebut, salah satu tanaman obat yang tumbuh subur di Indonesia dan belum dimanfaatkan secara optimal serta memiliki beragam fungsi dan manfaat adalah kapulaga. Tanaman Kapulaga merupakan tanaman obat yang memiliki bahasa ilmiah Elletria cardamomum. Tanaman ini mempunyai nilai ekonomis, hal ini dikarenakan tanaman ini dapat dengan mudah ditemukan di alam. Tanaman ini juga tidak memiliki efek samping, mengingat tanaman ini adalah tanaman obat alam. Apabila penggunaan tanaman obat Kapulaga ini dioptimalkan, akan membantu meningkatkan perekonomian dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan masalahAdapun rumusan masalahnya yaitu : 1. Bagaimana penyebaran dan morfologi tanaman kapulaga ?2. Bagaimana tanaman kapulaga bisa tumbuh ?3. Bagaimana penannaman dan pemeliharaan tanaman kapulaga ? 4. Bagaimana pemanenan tanaman kapulaga ?5. Apa penyebab kapulaga tidak berbuah ?5. Bagaimana penanganan hama dan penyakit pada tanaman kapulaga ? 6. Apa manfaat tanaman kapulaga ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah :1. Mengetahui penyebaran dan morfologi tanaman kapulaga2. Mengetahui syarat tanaman kapulaga bisa tumbuh 3. Mengetahui cara penanaman dan pemeliharaan tanaman kapulaga 4. Mengetahui cara pemanenan tanaman kapulaga 5. Mengetahui sebab-sebab kapulaga tidak berbuah6. Mengetahui penanganan hama dan penyakit tanaman kapulaga 7. Mengetahui manfaat tanaman kapulaga

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyebaran dan Morfologi Tanaman Kapulaga2.1.1 Penyebaran Tanaman KapulagaTanaman kapulaga mulai dibudidayakan di Indonesia pada tahun 1986 yaitu jenis tanaman kapulaga jawa (Amomum cardomomum) dan kapulaga sabrang (Elettaria cardomomum) yang berasal dari India. Tanaman kapulaga sendiri mempunyai banyak nama daerah diantaranya Kapulaga, Kardamon (Aceh, Melayu), kardamunggu atau Gardamunggu (Jakarta), Palago, Pelaga, atau Puwar (Minangkabau), Kapol, Kapol sebrang, Pelaga (Sunda), Kapulogo, Kapulogo sabrang, Pulogo, Kapol sabrang (Jawa), Kapolagha atau Palagha (Madura), Kapolagha, Korkolaka (Bali), Gandimong (Bugis), Garidimong atau Kapulaga (Ujung Pandang). Orang Tionghoa menyebutnya pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani biasa menyebut cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil sedangkan di Malaysia dikenal dengan nama Pelaga (Malaysia).

2.1.2 Morfologi Tanaman KapulagaTanaman kapulaga merupakan herbal yang membentuk rumpun, bentuknya seperti tumbuhan jahe dan dapat tanaman mencapai ketinggian 2-3 meter. Kapulaga memiliki batang berpelepah daun yang membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunganya tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya. Selain tumbuh liar di kebun dan pekarangan, tanaman kapulaga juga dapat dibudidayakan dengan sistem tumpangsari (agroforestry), yaitu menjadi tanaman sela dalam perkebunan maupun kehutanan seperti yang ditemukan di Cirebon, Jawa Barat dan Purwerejo Jawa Tengah. Tanaman kapulaga ini dapat tumbuh dan berkembang dengan subur ditempat teduh dibawah tegakan pohon diantaranya pohon sengon, pinus dan jati. Adapun morfologi dari tanaman kapulaga ini adalah sebagai berikut : a. Daunberdaun tunggal, duduk atau bertangkai pendek dan letak daun pada batang tersebar berhadapan. bentuk daun lunset, panjang 20 55 cm, lebar 2,5 11 cm. kapulaga sabrang daunnya relatif panjang dan warnanya lebih muda dabandingkan jenis local. Tepi daun rata, pangkal daun meruncing dan ujung dau runcing, pertualangan daun menyirip.b. Batangberbatang semu, terbungkus oleh pelepah daun yang berwarna hijau.berbentuk bulat, tumbuh tegak, tinggi sekitar 1-3 meter. Batang tumbuh dari rhizome (rimpang) yang berada di bawah permukaan tanah.satu rumpun dapat mencapai 30-50 batang dan warna rimpang ada yang merah kehitaman dan ada yang putih atau putih kehijauan tergantung jenisnya.c. BungaKapulaga local bunganya tersusun rapat berbentuk bulir kerucut, tangkai bunga berbuku rapat, mempunyai pelindung tersusun seperti sisik dan bunga yang diujung biasanya tidak menjadi buah. bunga kapulaga sabrang berwarna putih bergaris coklat, daun pelindung berwarna kusam, terdapat pada setiap ruang tangkai buah.d. Buahbuah kapulaga local tersusun rapat burupa tandan yang terdiri 5-18 buah setiap tandan. Bentuk buah bulat, beruang tiga, setiap buah terdapat 14-16 biji dan ukuran buah, warna kulit buah berbeda menurut jenisnya. kapulaga merah kulit buah berwarna putih kemerahaan, sedangkan kapulaga putih buahnya berbulu halus. Kapulaga sabrang buahnya duduk, menyebar pada percabangan malai dan tangkai panjang. bentuk buah bulat panjang sampai agak lonjong, warna kulit buah haijau atau hijau muda.

2.2 Syarat Tumbuh2.2.1 Kondisi TanahTanah yang cocok untuk ditanami kapulaga adalah tanahlatosol, andosol, alluvial, podsolik merah kuning dan mediteran, yang memiliki humus tebal,berdrainase baik selain itubertekstur lempung berliat atau lempung berpasir. Pertumbuhan kapulaga pada tanah yang bertekstur liat dengan melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu.Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang memiliki topografi rata sampai miring dapat ditanami tanaman ini. Rumpun tanaman yang terbentuk pada lahan yang berlereng curam, akan berfungsi mengurangi atau menghambat aliran air permukaan yang berlebihan sehingga erosi permukaan dapat ditekan. KandunganBahan organiktanah harus tinggi dg derajat kemasaman atau pH 5,6-6,8.Kapulaga dapat tumbuh pada ketinggian 200-1000 m dari permukaan laut dan optimalnya 300-500 m dari permukaan laut.

2.2.2 Iklim Iklim yang cocok untuk tanaman kapulaga adalahdaerah daerah yang bertipe iklim A, B, dan C (sistim schidt dan ferguson).Kelembaban udara cukup tinggi yaitu 40 75%,dengancurah hujan optimal 2.500-4.000 mm per tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi berpengaruh buruk sehingga tangkai bunganya pendek dan bunga banyak yang busuk.Musim kemarau yang panjang mengakibatkan pembentukan anakan sedikit, sehingga bunga yang dihasilkan berkurang. Daerah dengan rata-rata curah hujan2.500per tahun diperlukan136hari hujan per tahun dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bln, bulan basah 8 bln dan bulan lembab1,5bln.Suhu rata-rata yang dikehendaki berkisar antara 20-300C, sedangkan di dataran rendah dengan pohon pelindung yang cukup rimbun suhunya 23-30oC.Intensitas cahaya yang baik untuk pertumbuhan kapulaga berkisar30-70%. Kelebihan lain dari tanaman kapulaga adalah dapat tumbuh baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Hasil yang terbaik, ketinggian pada 300 500 meter dari permukaan air laut merupakan daerah budidaya yang paling tepat (Warsana SP, 2000).

2.2.3 Waktu TanamPenanaman kapulaga sebaiknya dilakukan pada awal musim hujanatau sekitar Bulan Oktober atau November sumber lain mengatakan sekitar bulan Oktober hingga Desember. Pertumbuhan awal tanaman sebaiknya tidak dalam keadaan yang kekurangan air dan tidak terkena cahaya matahari yang terlalu panas,mengingat tanaman ini sangat rentan terhadap kekeringan. Penanaman diluar musim penghujan dapat saja dilakukan namun harus disertai dengan penyiraman setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanahnya.

2.2.4 PengubahsuaianKapulaga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau di bawah kayu tegakan Perhutani, yang sebagian besar berupa tanaman pinus.Kapulaga hanya mau tumbuh baik di bawah naungan. Komoditas ini cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman tumpangsari pada kebun-kebun tanaman keras. Misalnya di hutan jati, kebun kopi, kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah tegakannya masih menerima sedikit sinar mataharidengan perbandingan 1 : 2 (1 penaung : 2 kapulaga).Kebun sawit dan karet misalnya, sulit untuk diberi tumpangsari kapulaga karena tajuknya sangat rapat. Bisa juga kapulaga ditumpangsarikan dengan pisang. Satu baris tanaman pisang diselingi dengan satu baris tanaman kapulaga. Pertumbuhan kapulaga tidak akan optimal walaupun sudah ditumpangsarikan dengan pisang. Hal ini dapat diatasi dengan naungan khusus. Naungan kapulaga yang bisa dipilih lamtoro, glirisidia, kaliandra, albisia atau dadap.

2.3 Penanaman dan Pemeliharaan2.3.1 Penanaman Pada saat penanaman tanah pada lubang tanam diusahakan gembur dan dengan aerasi yang baik sehingga setek yang ditanam tidak terendam air. Penanaman setek ke dalam lubang tanam dilakukan sampai batas rimpang dan tunas yang telah tumbuh tertimbun tanah setinggi 2-3 cm akan mempercepat pertumbuhannya. Penanaman setek yang terlalu dalam atau lebih dari 5 cm akan menghambat keluarnya tunas dari rimpang. Sebaliknya penanaman yang terlalu dangkal akan memudahkan tanaman rebah maka daripada itu harus menggunakan ajir. Satu lubang ditanami 3 setek atau batang, jarak tanam yang diterapkan dan 1.5 m x 2 m atau per 14 m2 ada 3 lubang untuk sistem tanam tumpang sari.

2.3.2 Pemeliharaan a. Pengelolaan Sistem Irigasi dan Drainase Pengelolaan sistem irigasi dan drainase lahan tanaman kapulaga perlu dilakukan pada musim kemarau karena tanaman kapulagatidak tahan terhadap kekeringan dan genangan air sehingga memerlukan drainase yang baik.

b. Penyiangan RumputPemeliharaan tanamankapulagaini tidak terlalu sulit hanya membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar tananam disertai pemupukan. Penanaman kapulaga ini sekaligus juga sebagai program pupuk organik yang dilakukan oleh para petani. Mereka memanfaatkan pupuk kandang dan kompos rumah tangga untuk memupuk tanaman ini.Pemberian mulsa berupa bahan organik dari jenis tanaman leguminosa perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan mutu. Peningkatan mutu dapat dilakukan pemupukan karena tanaman kapulaga termasuk rakus akan unsur hara, sehingga pemupukan sangat diperlukan terutama sekali pupuk organik dan pupuk buatan. Adapun cara dan jumlah pupuk yang diberikan adalah berdasarkan masa pertumbuhan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).

c. Pemumukan Pupuk organik diberikan pada saat pengolahan tanah, dan pada saat penggemburan diluar rumpun sebanyak 1 1,5 kg pupuk kandang, pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali.Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada umur 1 bulan sebanyak 1 sendok makan pupuk urea dan diulang pada umur 3 bulan dengan 1 sendok pupuk urea disebar diluar rumpun atau disemprotkan pada daun. Bagi tanaman kapulaga yang sudah menghasilkan, pupuk kandang diberikan sebanyak 10 15 kg setiap rumpun dan pemberian selanjutnya disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan.Pupuk buatan diberikan 10 12,5 gram berupa Urea dan TSP. Pupuk ini diberikan diluar rumpun pada batas perakaran dengan membuat selokan kecil, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram seperlunya.

2.4 PemanenanKapulaga mulai dapat dipanen setelah tujuh bulan. Kapulaga berbuah sepanjang tahun sehingga untuk pemanenan ini tidak menentu. Pemanenan kapulaga dikenal istilah panen besar 4 kali dan panen kecil 4 kali yang berlangsung dalam 1 tahun secara berselang-seling. Tanaman dapat dipergunakan sampai umur 10 15 tahun. Hasil panen per hektar bisa mencapai 2 3 ton buah kering per tahun dan ini berlaku untuk tanaman yang sudah berumur belasan tahun.Pemanenan dapat dilakukan dengan tanda-tanda sisa perhiasan bunga yang terdapat pada bagian ujung karangan bunga mulai rontok. Buah sebaiknya dipanen sebelum masak sempurna karena bila biji telah masak biasanya akan pecah pada waktu dikeringkan dan warnanya menjadi kurang baik. Cara panen yaitu dengan memotong karangan bunga dibawah dompolan buah. Setelah pemanenan, buah dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu lalu dijemur langsung dengan sinar matahari sampai kering dan kadar airnya mencapai 10-12 %. Buah kering dimasukkan ke dalam karung atau kantong plastik dan diikat atau ditutup rapat. Penyimpanan dilakukan di tempat yang kering.

2.5 Sebab Kapulaga tidak berbuah Di Indonesia dikenal ada 2 jenis kapolaga, yaitu kapolaga sabrang dari marga Elettaria, dankapolaga lokal dari marga Amomum. Tanaman ini dapat diperbanyak secara generatip (daribiji) maupun vegetatip.Beberapa kemungkinan faktorpenyebab dominan :a. Kondisi lingkungan tumbuh tanaman tidak sesuai. Untuk jenis kapolaga sabrang (seperti telah dijelaskan di atas) umumnya dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi baik padalahan-lahan dengan ketinggian tempat > 500 m dpl (pegunungan). Sedangkan jenis kapolaga lokal, lebih sesuai untuk dataran rendah sampai menengah (