Jurnal reading GBS

2
 Epidemiologi Penelitian dengan design terbaru menunjukkan insiden GBS sekitar 1-2 kasus per 100.000. Rumahsakit nasional di selandia baru tahun 19-2010  insiden 2!"2 kasus per 100.000 per tahun. #ang menarik! saat pemerintah mulai membrantas kontaminasi $amp%loba&ter jejuni pada ternak! insiden GBS juga menurun. 'aksinasi (1)1 Beberapa perhatian lebih pada epidemiologi GBS adalah tentang kemungkinan *aksin (1)1 in+luen,a dapat menjadi pemi&u dari pen%akit ini.! (al ini mempertan%akan tentang keamanan pada *aksin kontemporer. PROFIL KLINIS KASUS PERIODIK PA RALISIS HIPOKALEMIA Pendahuluan elemahan adalah hal %ang sering ditemui! non-spesi+ik! dengan diagnosis banding %ang ban%ak sekali. Paral isis hipokale mia akut jarang terjadi ! namun dapat diatasi pen%e bab dari kelemahan %an g akut! ditandai deng an ser angan kel emahan otot akutde nga n durasi %an g ber agam dan keparahan serta kadar dari serum potassium. Penurunan kadar serum potassium selama serangan telah dilaporkan oleh Biemond dan anils pada tahun 19"/. ateri dan metode /0 pas ien d engan p arali sis h%poka lemia dikumpulkan menjadi satu di )ara% ana edi& al $ollege and (ospital dari januari 200 sampai desember 2009. etail demor+i t ermasuk usia!  jenis kelamin! pekerjaan dari seluruh pasien direkam. Pasien diperiksa se&ara klinis! dengan simptoma tologi dan +aktor penduku ngn %a juga diteli ti . i agnos is kl inis dari paralisis hipokalemia telah di&urigai dan telah diin*estigasi untuk me%akinkan diagnosis. nal isa darah dan urin dilakukan! na lisa ga s darah tel ah di la ku ka n ju ga . Pa da semua ka sus ! elektrokardiogram telah dilakukan semua! dan perubahann%a telah dipelajari Respon terhadap terapi oral potassium klorida telah dipelajari pada seluruh pasien dan juga aktu untuk kekuatan otot kembali normal setelah menggunakan terapi oral3intra*ena 45'6 potassium &hloride 4$l6

description

Jurnal reading GBSGBS adalah penyakit autoimun

Transcript of Jurnal reading GBS

EpidemiologiPenelitian dengan design terbaru menunjukkan insiden GBS sekitar 1-2 kasus per 100.000. Rumahsakit nasional di selandia baru tahun 1988-2010 ( insiden 2,32 kasus per 100.000 per tahun. Yang menarik, saat pemerintah mulai membrantas kontaminasi Campylobacter jejuni pada ternak, insiden GBS juga menurun.

Vaksinasi H1N1

Beberapa perhatian lebih pada epidemiologi GBS adalah tentang kemungkinan vaksin H1N1 influenza dapat menjadi pemicu dari penyakit ini.,

Hal ini mempertanyakan tentang keamanan pada vaksin kontemporer.PROFIL KLINIS KASUS PERIODIK PARALISIS HIPOKALEMIA

Pendahuluan

Kelemahan adalah hal yang sering ditemui, non-spesifik, dengan diagnosis banding yang banyak sekali. Paralisis hipokalemia akut jarang terjadi, namun dapat diatasi penyebab dari kelemahan yang akut, ditandai dengan serangan kelemahan otot akutdengan durasi yang beragam dan keparahan serta kadar dari serum potassium. Penurunan kadar serum potassium selama serangan telah dilaporkan oleh Biemond dan Danils pada tahun 1934.

Materi dan metode

40 pasien dengan paralisis hypokalemia dikumpulkan menjadi satu di Narayana Medical College and Hospital dari januari 2008 sampai desember 2009. Detail demorfi termasuk usia, jenis kelamin, pekerjaan dari seluruh pasien direkam. Pasien diperiksa secara klinis, dengan simptomatologi dan faktor pendukungnya juga diteliti. Diagnosis klinis dari paralisis hipokalemia telah dicurigai dan telah diinvestigasi untuk meyakinkan diagnosis. Analisa darah dan urin dilakukan, Analisa gas darah telah dilakukan juga. Pada semua kasus, elektrokardiogram telah dilakukan semua, dan perubahannya telah dipelajari Respon terhadap terapi oral potassium klorida telah dipelajari pada seluruh pasien dan juga waktu untuk kekuatan otot kembali normal setelah menggunakan terapi oral/intravena (IV) potassium chloride (KCl) telah dipelajari. Detai yang lain terkait riwayat dan pemeriksaan klinis pasien telah direkam dan seluruh pasien telah diikuti selama satu tahun. Hasil

Total 40 pasien pada penelitian ini. Usia muda leih banyak pada laki-laki (Gambar 1). Umur rata-rata adalah 30,95 tahun (minimum 14 maksimum 7 range 59 tahun). Seluruh pasien memiliki keluhan kelemahan pada keempat ekstremitas tanpa nervus kranialis yang terlibat. 16 pasien mengalami nyeri otot dan 5 pasien mengalami kram otot. Faktor yang mempercepat adalah diare, demam, aktivitas yang terus-menerus, diikuti dengan pemasukan dextrose, pada pasien dengan diabetik ketoasidosis, namun pada kasus yang lebih besar tidak dapat diidentifikasi faktor yang mempercepatnya (Tabel 1). Mayoritas dari pasien mencari perhatian medis untuk episode pertama paralisis. 13 pasien memiliki episodic paralisis berulang. Pada beberapa kasus terdapat penyebab sekunder dari paralisis hypokalemia (renal-tubular asidosis -5 kasus (12,5%)) diabetes 1 kasus (2,5%), ,limfoma 1 kasus (2,5%) dan primer hiperaldosteronism 1 kasus (2,5%). Banyak pasien berespon baik terhadap suplemen oral potassium (32,80%) dan 8 pasien (20%) membutuhkan suplemen potassium secara intravena (Tabel 1).