Jurnal Reading Finish.doc

22
INDIKASI COMPUTED TOMOGRAPHY PADA PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN ABSTRAK Latar Belakang : Computed Tomography (CT) sangat sering digunakan sebagai tes skrining pada pasien dengan cedera kepala ringan, walaupun hasilnya seringkali normal. Kami mengadakan studi untuk memperoleh dan memvalidasi beberapa kriteria klinis yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi cedera kepala ringan yang tidak memerlukan CT. Metode Pada fase 1 studi, kami mencatat penemuan klinis pada 520 pasien berturut-turut dengan cedera kepala ringan yang memiliki nilai Glasgow Coma Scale normal dan hasil yang normal pada pemeriksaan neurologis, kemudian pasien melakukan CT. Dengan menggunakan pembagian berulang, kami memperoleh beberapa kriteria untuk mengidentifikasi semua pasien yang memiliki abnormalitas pada skan CT. Pada fase 2, sensitifitas dan spesifisitas dari kriteria untuk memprediksi skan positif dievaluasi pada grup yang terdiri dari 909 pasien. Hasil : Pada 520 pasien pada fase 1, 36 (6.9 persen) memiliki hasil skan yang positif. Semua pasien dengan 1

description

gh

Transcript of Jurnal Reading Finish.doc

Page 1: Jurnal Reading Finish.doc

INDIKASI COMPUTED TOMOGRAPHY PADA PASIEN

DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN

ABSTRAK

Latar Belakang : Computed Tomography (CT) sangat sering digunakan

sebagai tes skrining pada pasien dengan cedera kepala ringan, walaupun hasilnya

seringkali normal. Kami mengadakan studi untuk memperoleh dan memvalidasi

beberapa kriteria klinis yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi cedera kepala

ringan yang tidak memerlukan CT.

Metode Pada fase 1 studi, kami mencatat penemuan klinis pada 520 pasien

berturut-turut dengan cedera kepala ringan yang memiliki nilai Glasgow Coma Scale

normal dan hasil yang normal pada pemeriksaan neurologis, kemudian pasien

melakukan CT. Dengan menggunakan pembagian berulang, kami memperoleh

beberapa kriteria untuk mengidentifikasi semua pasien yang memiliki abnormalitas

pada skan CT. Pada fase 2, sensitifitas dan spesifisitas dari kriteria untuk

memprediksi skan positif dievaluasi pada grup yang terdiri dari 909 pasien.

Hasil : Pada 520 pasien pada fase 1, 36 (6.9 persen) memiliki hasil skan yang

positif. Semua pasien dengan hasil skan CT yang positif memiliki satu atau lebih dari

tujuh tanda, yaitu pusing, muntah, usia di atas 60 tahun, intoksikasi obat atau alkohol,

defisit pada memori jangka pendek, jejas di atas klavikula, dan kejang. Diantara 909

pasien pada fase 2, 57 (6.3 persen) memiliki hasil skan yang positif. Pada kelompok

pasien ini, sensitifitas dari ketujuh tanda adalah 100 persen (95 persen interval

konfiden, 95 sampai 100 persen). Semua pasien dengan skan CT positif memiliki

setidaknya satu tanda.

Kesimpulan : Untuk evaluasi pasien dengan cedera kepala ringan,

pemeriksaan CT aman terbatas pada mereka yang memiliki tanda klinis tertentu.

1

Page 2: Jurnal Reading Finish.doc

Pertanyaan dari pasien dengan cedera kepala yang mana yang harus

melakukan CT telah menjadi kontroversi sejak diperkenalkannya alat CT pada awal

tahun 1970-an. Awalnya, CT merupakan penemuan langka yang digunakan untuk

pasien dengan cedera berat. Seiring dengan banyaknya ketersediaan alat CT, banyak

studi tentang CT yang berfokus pada pasien dengan cedera kepala ringan yang

memiliki lesi intrakranial. Pada awal 1990-an, beberapa studi retrospektif dari pasien

dengan cedera kepala ringan, melaporkan proporsi substansial dengan lesi

intrakranial pada CT (17 sampai 20 persen). Studi-studi ini menggunakan pasien

dengan nilai Glasgow Coma Scale 13 sampai 15, yang mengindikasikan bahwa ada

sedikit atau tidak ada sama sekali penurunan kesadaran. (Batasan nilai adalah dari 3,

dimana ini mengindikasikan tidak adanya respon motor atau verbal, dan tidak ada

gerakan membuka mata, sampai nilai 15, dimana ini mengindikasikan bahwa respon

motor dan verbal normal, serta gerakan membuka mata normal.) Penulis

menyimpulkan bahwa CT ditujukan pada semua pasien dengan cedera kepala ringan.

Pada studi prospektif dari pasien dengan nilai Glasgow Coma Scale 15, didapatkan

nilai lesi intrakranial pada CT jauh lebih rendah (6 sampai 9 persen).

Penggunaan tanda klinis sebagai prediktor dari lesi intrakranial pada pasien

dengan cedera kepala ringan telah dievaluasi pada beberapa studi. Dalam dua studi,

penggunaan selektif CT pada basis dari tanda-tanda klinis telah mengidentifikasi 96

persen dan 98 persen pasien dengan abnormalitas pada skan CT, dan tidak satupun

dari pasien yang memiliki abnormalitas tersebut yang tidak memiliki tanda klinis

spesifik yang memerlukan tindakan dari bedah saraf. Namun, beberapa dokter tidak

mau menerima resiko dari melalaikan sebuah keabnormalitasan. Pada survei dokter-

dokter di unit gawat darurat, lebih dari setengah dokter bersikeras bahwa keputusan

klinis untuk cedera kepala ringan harus memiliki sensitifitas 100 persen. Maka dari

itu, penggunaan CT pada skrining pasien dengan cedera kepala ringan untuk lesi

intrakranial telah menjadi rutinitas, tapi skrining tersebut terbilang mahal. Menurut

salah satu perkiraan, penurunan 10 persen dari penggunaan CT pada pasien dengan

cedera kepala ringan akan menghemat lebih dari 20 juta dolar per tahun. Kami

mengadakan studi untuk memperoleh dan memvalidasi beberapa kriteria klinis yang

2

Page 3: Jurnal Reading Finish.doc

dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan cedera kepala ringan yang

tidak memerlukan CT. Studi diadakan dalam dua fase di dalam kota besar, level 1

pusat trauma dari Desember 1997 sampai Juni 1999.

3

Page 4: Jurnal Reading Finish.doc

METODE

Fase 1

Pada fase 1 dari studi, 520 pasien konsekutif yang mengalami cedera kepala

ringan, dimana dengan usia paling minimal adalah 3 tahun, dan mengalami cedera

kurang dari 24 jam dievaluasi untuk menentukan penemuan klinis untuk

mengidentifikasi pasien dengan hasil positif pada CT kepala. Pada fase 2, beberapa

penemuan diperoleh untuk mendapat nilai prediktif pada fase 1 telah dievaluasi pada

grup yang terdiri dari 909 pasien konsekutif dengan cedera kepala ringan yang sama

dengan pasien pada fase 1 dengan melihat umur dan interval antara kejadian dan

presentasi. Ketika semua pasien dengan cedera kepala ringan dan kehilangan

kesadaran atau amnesia untuk kejadian traumatik, melihat dari tanda-tanda dan

gejala-gejala, secara rutin melakukan CT pada pusat kami, tidak ada skan CT

tambahan yang dipesan untuk tujuan studi. Review institusional telah menyetujui

studi dan memberikan kebutuhan untuk memperoleh ijin karena kami merencanakan

untuk mencatat data secara teratur dalam evaluasi pasien dengan cedera kepala

ringan.

Cedera kepala ringan didefinisikan sebagai kehilangan kesadaran pada pasien

dengan kondisi normal pada pemeriksaan neurologis (nervus kranial normal dan

kekuatan dan sensasi normal pada tangan dan kaki) dan nilai Glasgow Coma Scale 15

pada saat kedatangan di unit gawat darurat. Residen di bagian emergensi advance, di

bawah supervisi fakultas, melakukan evaluasi awal dari semua pasien, termasuk

penentuan apakah pasien pernah mengalami kehilangan kesadaran dan nilai pada

Glasgow Coma Scale dan pemeriksaan neurologis. Pasien dikatakan mengalami

kehilangan kesadaran jika saksi mata atau pasien dilaporkan mengalami kehilangan

kesadaran oleh pasien itu sendiri atau jika pasien itu tidak mampu mengingat kejadian

traumatik. Pasien dengan defisit memori jangka pendek namun memiliki nilai

Glasgow Coma Scale normal dikatakan normal. Semua pasien yang termasuk dalam

studi melakukan skan CT. Pasien-pasien yang menolak melakukan CT, memiliki

4

Page 5: Jurnal Reading Finish.doc

cedera yang berbarengan yang menghalangi penggunaan CT, atau yang dilaporkan

tidak mengalami kehilangan kesadaran atau amnesia pada kejadian traumatik, di

ekslusi dari studi. CT dikatakan positif jika menunjukkan penampakan dari lesi

intrakranial akut (subdural, epidural, atau hematoma parenkim; perdarahan

subarakhnoid; kontusio serebral; atau depressed skull fracture). Semua pasien dengan

skan CT positif dirawat oleh tim bedah saraf dan diikuti perkembangannya hingga

pasien pulang untuk dokumentasi dan keperluan tindakan bedah saraf.

Semua kuisioner dan pekerjaan klinis dilengkapi sebelum studi CT dilakukan.

Semua dokter yang berpartisipasi dalam studi menerima penjelasan tentang kuisioner,

termasuk definisi dalam setiap kriteria. Item-item yang termasuk dalam kuisioner fase

1, dimana telah diseleksi setelah review extensif dari literatur pada cedera kepala

ringan, termasuk umur dan penampakan atau ketiadaan dari sakit kepala, muntah,

intoksikasi obat atau alkohol, defisit pada memori jangka pendek, kejang pos trauma,

riwayat koagulopati, dan jejas di atas klavikula.

Sakit kepala didefinisikan sebagai sakit apapun di bagian kepala, baik itu

difus atau lokal. Muntah didefinisikan sebagai muntah apapun setelah kejadian

trauma. Intoksikasi obat atau alkohol ditentukan berdasarkan riwayat yang diperoleh

dari pasien atau saksi mata dan penemuan sugestif pada pemeriksaan fisik, seperti

tidak jelas dalam mengucap, atau adanya bau alkohol saat bernafas. Pengukuran

alkohol dalam darah dan tes toksikologi dilakukan sesuai dengan kebijakan dokter.

Defisit memori jangka pendek didefinisikan sebagai amnesia anterograde persisten

pada pasien dengan nilai Glasgow Coma Scale normal. Jejas di atas klavikula

didefinisikan sebagai cedera luar apa saja termasuk kontusio, abrasi, laserasi,

deformitas, dan tanda dari patah tulang facial atau tengkorak. Kejang diartikan

sebagai kejang yang disaksikan setelah terjadinya trauma. Koagulopati adalah riwayat

perdarahan atau kelainan pembekuan darah atau sedang menjalani pengobatan dengan

warfarin. Kami tidak menanyakan tentang terapi aspirin atau studi dari faktor

koagulasi atau penghitungan platelet. Respon-respon kuisioner, data pemeriksaan,

dan hasil CT pada fase 1 dimasukkan dalam data base. Pasien yang memiliki

penemuan normal pada CT dibandingkan dengan yang memiliki keabnormalan pada

5

Page 6: Jurnal Reading Finish.doc

hasil CT. Analisis chi-square dan kemungkinan perbandingan ditentukan dari setiap

kriteria, dan sensitivitas spesifisitas dihitung untuk kombinasi terbaik dari kriteria.

Analisis rekursif chi-square sebagian dilakukan dengan penggunaan software SPSS,

versi 8.0, agar dapat memilih beberapa kriteria yang dapat mengidentifikasi pasien

dengan skan CT positif.

Fase 2

Pada fase 2 dari studi, ketujuh penemuan yang memiliki nilai prediktif pada

fase 1 secara prospektif divalidasi pada grup terpisah dari 909 pasien konsekutif

dengan cedera kepala ringan. Kuisioner pada fase 2, juga dilengkapi sebelum

dilakukan CT, termasuk item sakit kepala, muntah, umur, intoksikasi obat atau

alkohol, defisit pada memori jangka pendek, jejas di atas klavikula, dan kejang.

Pasien-pasien dipisahkan dalam dua kelompok : mereka yang memiliki setidaknya

satu dari ketujuh tanda, dan mereka yang tidak memiliki satupun dari ketujuh tanda.

Frekuensi dari skan CT positif ditentukan dari masing-masing kelompok dan

dimasukkan dalam tabel 2-2. Sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediktif negatif dari

kriteria, dengan 95 persen interval konfiden, kemudian dijumlahkan.

Interpretasi skan CT

Pada kedua fase studi, skan CT dilakukan dengan menggunakan skaner

Somatom Plus 4 atau Somatom Plus (Siemens), dan hasilnya diinterpretasikan oleh

staf neuroradiologis. Staf radiologis independen yang tidak tanggap dengan

interpretasi asli menilai kembali 50 skan CT yang dipilih secara acak. Persetujuan

antara dua kelompok pembacaan telah dianalisis dengan menggunakan tes kappa

Cohen's dan SPSS, versi 8.0. Terdapat persetujuan antara dua interpretasi untuk skan

49 (98 presen, K= 0.94). Penemuan pada satu skan diinterpretasikan sebagai kontusio

atau awal mula infarc dan digunakan sebagai artifak oleh radiologis independen.

Untuk menentukan reproduksibilitas dari data klinis, 50 pasien telah diinterview dan

diperiksa oleh dokter kedua pada saat evaluasi awal. Ada kesepakatan antara kedua

evaluasi untuk 46 pasien (92 persen, k = 0.78)

6

Page 7: Jurnal Reading Finish.doc

HASIL

Rata-rata umur pada 520 pasien dalam fase 1 adalah 36 tahun (rentang dari 3-

97 tahun), dan 65 persen adalah laki-laki. 36 pasien (6.9 persen; 95 persen interval

konfiden, 4.2 sampai 9.6 persen) memiliki hasil positif pada skan CT (Tabel 1). Tiga

penemuan klinis (defisit memori jangka pendek, intoksikasi obat atau alkohol, dan

jejas di atas klavikula) secara signifikan berhubungan dengan hasil positif pada skan

CT. Jika pasien tanpa kombinasi dari ketiga penemuan klinis ini tidak melakukan

skan CT, jumlah skaning berkurang sampai 31 persen, meskipun keabnormalitasan

akan terlewat pada dua pasien (sensitifitas, 94 persen) (Tabel 2). Analisis rekursif-

sebagian memberikan ketentuan tujuh penemuan klinis yang dapat mengidentifikasi

semua pasien yang memiliki hasil CT positif, yaitu : sakit kepala, muntah, usia di atas

60 tahun, intoksikasi obat atau alkohol, defisit memori jangka pendek, jejas di atas

klavikula, dan kejang (Gambar 1).

Tabel 1. Hubungan antara Penemuan Klinis dengan Hasil pada CT pada 520 Pasien

dengan Cedera Kepala Ringan (Fase 1).

PENEMUAN* TOTAL POSITF NEGATIF P VALUE † LIKELIHOOD

(N=520) CT SCAN CT SCAN RATIO‡

(N=36) (N=484)

no.(%)

Defisit memori jangka pendek 9 (2) 5 (14) 4 (1) <0.001 15.0

Intoksikasi alkohol atau obat 180 (35) 22 (61) 158 (33) 0.001 11.0

Jejas di atas klavikula 338 (65) 32 (89) 306 (63) 0.002 11.0

Usia > 60 tahun 42 (8) 6 (17) 36 (7) 0.05 3.0

Kejang 24 (5) 4 (11) 20 (4) 0.05 3.0

Sakit Kepala 123 (24) 12 (33) 111 (23) 0.16 2.0

Muntah 47 (9) 4 (11) 43 (9) 0.65 0.2

Koagulopati 1 (<1) 0 1 (<1) 0.78 0.15

*beberapa pasien memiliki lebih dari satu penemuan.

7

Page 8: Jurnal Reading Finish.doc

† Nilai P ditentukan dari analisis chi-square.

‡ Perbandingan kemungkinan mengindikasi kemungkinan dari skan CT positif pada pasien dengan

penemuan klinis dibandingkan pasien tanpa penemuan klinis.

Set data awal : 520 pasien, 36 dengan skan positif

Defisit memori jangka pendek : 9 pasien, 5 dengan skan positif (P<0.001;LR, 15.0)

Set kedua : 511 pasien, 31 dengan skan positif

Intoksikasi : 176 pasien, 19 dengan skan positif (P=0.001;LR, 9.9)

Set ketiga : 335 pasien, 12 dengan skan positif

Usia > 60 tahun : 26 pasien, 4 dengan skan positif (P=0.001;LR, 6.9)

Set keempat : 309 pasien, 8 dengan skan positif

Kejang : 16 pasien, 2 dengan skan positif (P=0.01;LR, 3.7)

Set kelima : 293 pasien, 6 dengan skan positif

Sakit kepala : 81 pasien, 4 dengan skan positif (P=0.03;LR, 4.0)

Set keenam : 212 pasien, 2 dengan skan positif

Muntah : 15 pasien, 1 dengan skan positif (P=0.02;LR, 2.7)

Set ketujuh : 197 pasien, 1 dengan skan positif

Jejas di atas klavikula : 81 pasien, 1 dengan skan positif (P=0.20;LR,

1.8)

Set akhir : 116 pasien, 0 dengan skan positif

Gambar 1. Hasil dari analisis rekursif-sebagian.

8

Page 9: Jurnal Reading Finish.doc

Tabel 2. Sensitifitas, Spesifisitas, dan Perkiraan Penurunan pada Penggunaan CT

dengan Kombinasi Beragam pada Penemuan (Fase 1).

PENEMUAN SENSITIFITAS SPESIFISITAS PENURUNAN

percent PENGGUNAAN

CT†

Defisit memori jangka pendek 14 99 94

Defisit memori jangka pendek 67 67 62

dan intoksikasi

Defisit memori jangka pendek, 94 34 31

intoksikasi, dan trauma

Defisit memori jangka pendek, 97 32 29

intoksikasi, trauma, dan usia

>60 tahun

Defisit memori jangka pendek, 97 31 28

intoksikasi, trauma, usia >60

tahun, dan kejang

Defisit memori jangka pendek, 97 25 23

intoksikasi, trauma, usia >60

tahun, kejang, dan sakit kepala

Defisit memori jangka pendek, 100 24 22

intoksikasi, trauma, usia >60

tahun, kejang, sakit kepala,

dan muntah

*Seluruh data bersumber dari nilai P dan perbandingan kemungkinan pada Tabel 1.

†Penurunan penggunaan CT adalah penurunan persen dari jumlah penggunaan skan CT jika pasien

tanpa penemuan klinis atau kombinasi penemuan klinis tidak melakukan CT.

Diantara 909 pasien pada fase 2, rata-rata usia yaitu 36 tahun (rentang dari

usia 3-94 tahun), dan 65 persen adalah laki-laki. 57 pasien memiliki hasil skan CT

positif (6.3 persen, 95 persen interval konfiden, 4.7 sampai 7.8 persen). Semua pasien

dengan hasil positif pada skan kepala paling tidak memiliki satu dari tujuh penemuan

(Tabel 3), hasil dari 100 persen sensitifitas (95 interval konfiden, 95 sampai 100

9

Page 10: Jurnal Reading Finish.doc

persen), 100 persen nilai prediktif negatif (95 persen interval konfiden, 99 sampai 100

persen), dan 25 persen spesifisitas (95 interval konfiden, 22 sampai 28 persen). 212

pasien tanpa salah satu darintujuh penemuan klinis (23.3 persen; 95 persen interval

konfiden, 20.4 sampai 26.2 persen) semua memiliki hasil skan CT normal.

Tabel 3. Hubungan antara Tujuh Penemuan Klinis dan Hasil CT pada 909 Pasien

dengan Cedera Kepala Ringan (Fase 2).

PENEMUAN POSITIF NEGATIF TOTAL

CT CT

no. (%)

Terdapat satu atu atau lebih tanda klinis 57 (6.3) 640 (70.4) 697

Tanpa satupun tanda klinis 0 212 (23.3) 212

Total 57 852 909

Abnormalitas spesifik yang terdeteksi pada skan CT ditunjukkan dalam Tabel

4. Pada 1429 pasien dalam kedua fase studi gabungan, 93 memiliki hasil skan CT

positif (6.5 persen; 95 persen interval konfiden, 5.2 sampai 7.7 persen), dan 6 yang

menjalani operasi (0.4 persen; 95 persen interval konfiden, 0.1 sampai 0.7 persen).

Tabel 4. Abnormalitas pada 93 Pasien dengan Skan CT Positif dan Kepentingan

Rumah Sakit (Fase 1 dan 2).

PENEMUAN CT* TOTAL HANYA OBSERVASI OPERASI

no. (%)

Kontusio serebri 44 (47) 44 (100) 0

Perdarahan subdural 35 (38) 33 (94) 2 (6)

Perdarahan subarakhnoid 13 (14) 13 (100) 0

Perdarahan epidural 9 (10) 7 (78) 2 (22)

Fraktur depressed 10 (11) 8 (80) 2 (20)

*Beberapa pasien memiliki satu atau lebih abnormalitas pada hasil CT.

10

Page 11: Jurnal Reading Finish.doc

DISKUSI

Sekitar 2/3 pasien dengan trauma kepala di Amerika digolongkan sebagai

cedera kepala ringan; kurang dari 10 persen pasien dengan cedera kepala ringan

memiliki penemuan positif pada skan CT, dan kurang dari satu persen yang

memerlukan tindakan dari ahli bedah saraf. Dulu, pilihan untuk mengevaluasi

termasuk radiografi tengkorak, skan CT, dan observasi pada departemen gawat

darurat atau rumah sakit. Beberapa studi telah meyimpulkan bahwa pasien dengan

hasil pemeriksaan neurologi dan CT yang normal dapat langsung dipulangkan dari

unit gawat darurat. CT adalah studi imaging yang lebih disarankan pada pasien

dengan cedera kepala ringan, meskipun Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih

sensitif dalam mendeteksi lesi halus. Sejak MRI menjadi semakin tersedia secara

luas, ini memberikan peran yang lebih besar dalam evaluasi pasien dengan cedera

kepala ringan.

Tujuan dari studi kami adalah untuk memperoleh dan memvalidasi beberapa

kriteria simpel untuk mengidentifikasi pasien dengan cedera kepala ringan yang perlu

melakukan skan CT. Pada fase 1 studi, data demografik, gejala, dan hasil dari

pemeriksaan fisik telah dicatat. Pada studi sebelumnya, data demografik yang

memiliki hubungan dengan abnormalitas pada CT pada pasien dengan cedera kepala

ringan yaitu pasien dengan usia di atas 60 tahun, intoksikasi alkohol, dan koagulopati.

Gejala yang memiliki hubungan dengan CT positif yaitu sakit kepala, mual dan

muntah, amnesia, dan kejang. Sedangkan konfusi minimal masih kontroversial.

Meskipun sebagian besar pasien dengan kehilangan kesadaran tidak dapat mengingat

kejadian trauma, beberapa pasien juga memiliki amnesia anterograde persisten, yang

dibuktikan dengan adanya defisit memori jangka pendek, tapi terorientasi dengan

baik dan dapat mengikuti perintah. Pasien-pasien tersebut dianggap memiliki nilai

Glasgow Coma Scale 15. Kami memasukkan defisit memori jangka pendek sebagai

salah satu kriteria dalam rangka untuk penghitungan pasien dengan amnesia

anterograde persisten dan yang memiliki nilai normal pada Glasgow Coma Scale.

Penemuan-penemuan pada pemeriksaan fisik yang memiliki hubungan dengan positif

11

Page 12: Jurnal Reading Finish.doc

CT termasuk tanda-tanda linear, basilar, atau fraktur depressed tengkorak dan

hematom pada skalp atau cedera pada jaringan lunak.

Pada 520 pasien pada fase 1, 36 (6.9 persen) memiliki hasil positif pada skan

CT, penemuan ini konsisten dengan hasil dari studi-studi lain. Partisi rekursif

mengungkapan bahwa kehadiran dari satu atau lebih dari ketujuh penemuan (sakit

kepala, muntah, usia di atas 60 tahun, intoksikasi obat atau alkohol, defisit pada

memori jangka pendek, jejas di atas klavikula, dan kejang) berhubungan dengan skan

CT positif. Pada studi sebelumnya, keberadaan koagulopati telah dihubungkan

dengan hasil skan CT yang positif dan hasil yang buruk. Dikarenakan pasien-pasien

dengan koagulopati tidak disertakan pada studi kami, maka kami tidak dapat

mengevaluasi kriteria ini.

Pada fase 2, kriteria berasal dari penemuan pada fase 1 yang diaplikasikan

pada kelompok terpisah pasien dengan cedera kepala ringan untuk menentukan

sensitifitas dalam memprediksi hasil CT. Beberapa studi telah mengevaluasi

kombinasi yang bervariasi dari penemuan klinis sebagai prediktor skan CT positif

pada pasien dengan cedera kepala ringan, tapi tidak satupun dari kombinasi tersebut

memiliki sensitifitas 100 persen. Pada studi dari 2143 pasien, 96 persen dari mereka

dengan skan CT positif diidentifikasi pada basis terdapat mual, muntah, atau sakit

kepala berat atau terdapat fraktur depres tengkorak. Pada studi dari 1448 pasien, 92

persen dari mereka dengan skan CT positif diidentifikasi pada basis keberadaan

cedera jaringan lunak kranial, bukti fraktur pada tengkorak basillar, abnormalitas

pada pemeriksaan neurologis, atau usia di atas 60 tahun. Pada studi dari 373 pasien,

90 persen dari mereka dengan hasil skan CT positif diidentifikasi pada basis dengan

adanya intoksikasi alkohol, penemuan abnormal pada pemeriksaan fisik neurologis,

atau amnesia. Beberapa penulis berdebat bahwa kegagalan dalam menentukan lesi

intrakranial pada beberapa pasien dengan cedera kepala ringan yang tidak

memerlukan intervensi dari ahli bedah saraf merupakan resiko yang dapat diterima

dari skan CT selektif, tapi penulis lainnya mempertimbangkan resiko yang tidak

dapat diterima karena potensi morbiditas yang berhubungan dengan lesi yang

tertinggal. Pada studi kami, kami mempertimbangkan spesifisitas yang lebih rendah

12

Page 13: Jurnal Reading Finish.doc

yang dapat diterima dalam rangka untuk memperoleh 100 persen sensitifitas dalam

mengidentifikasi pasien dengan skan CT positif.

Pada fase 2 studi kami, 57 pasien dengan hasil skan CT positif memiliki satu

atau lebih dari ketujuh penemuan; 212 pasien tanpa satubatau kebih dari ketujuh

tanda memiliki hasil skan CT negatif. Keberadaan dari semua ketujuh penemuan

tersebut memiliki 100 persen sensitifitas (95 persen interval konfiden, 95 sampai 100

persen) untuk mengidentifikasi pasien dengan skan CT positif, dan ketiadaan dari

semua ketujuh penemuan tersbut memiliki 100 persen nilai prediktif negatif.

Walaupun dengan sensitifitas tinggi, batas yang lebih rendah dari interval konfiden

mengindikasi adanya kemungkinan terlewatnya lesi intrakranial yang dapat dideteksi

oleh CT. Aplikasi dari kriteria pada pasien pada fase 2 dapat menurunkan

penggunaan CT sebanyak 22 persen. Meskipun hanya dengan penurunan 10 persen

dari penggunaan CT yang dilakukan oleh pasien dengan cedera kepala ringan dapat

menghasilkan penurunan substansial pada biaya kesehatan.

Pada penggabungan 1429 pasien pada fase 1 dan 2, 93 pasien memiliki haisl

skan CT positif. Kontusi serebral dan perdarahan subdural adalah yang paling banyak

ditemukan, dimana hal ini konsisten dengan hasil pada studi lain. Hanya 6 pasien (0,4

persen) menjalani operasi, penemuan yang juga konsisten dengan hasil dari studi lain.

Dikarenakan pasien-pasien pada studi kami tidak diikuti perkembangannya setelah

dipulangkan, data pada komplikasi lambat yang mungkin terjadi tidak tersedia.

Beberapa kasus dilaporkan pada pasien dengan hasil CT normal kemudian ditemukan

memiliki lesi intrakranial. Bagaimanapun juga, beberapa kelompok telah

menyimpulkan bahwa pasien dengan hasil normal pada pemeriksaan fisik neurologis

dan skan CT dapat dengan aman dipulangkan dari unit gawat darurat.

Tujuan dari studi kami adalah untuk memperoleh dan memvalidasi beberapa

penemuan klinis yang dapat mengidentifikasi pasien dengan cedera kepala ringan

yang harus melakukan CT. Dari hasil kami didapatkan bahwa pasien dapat

diidentifikasi dari adanya satu atau lebih dari ketujuh penemuan : sakit kepala,

muntah, usia di atas 60 tahun, intoksikasi obat atau alkohol, defisit memori jangka

pendek, jejas di atas klavikula, dan kejang. Meskipun kombinasi dari penemuan ini

13

Page 14: Jurnal Reading Finish.doc

memiliki sensitifitas 100 persen untuk mengidentifikasi pasien dengan skan CT

positif, penemuan ini juga harus divalidasi di center-center lain.

14