Jurnal Reading # Colles

35
BAB 1 PENDAHULUN Fraktur adalah suatu diskontinuitas susunan atau jaringan tulang baik komplit atau inkomplit yang disebabkan oleh trauma atau keadaan potologis. Fraktur dapat terjadi disetiap bagian tubuh, salah satunya di corpus radius. Dimana radius itu sendiri bersendi dengan humerus, ulna & carpal yang masing- masing persendiannya menghasilkan gerakan yang berbeda-beda yaitu dengan humerus menghasilkan gerak flexi-extensi elbow, dengan ulna menghasilkan gerak pronasi – supinasi, dengan carpal menghasilkan gerak palmar flexi-dorsal flexi dan radial deviasi-ulnar deviasi. Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.

Transcript of Jurnal Reading # Colles

Page 1: Jurnal Reading # Colles

BAB 1

PENDAHULUN

Fraktur adalah suatu diskontinuitas susunan atau jaringan tulang baik komplit atau

inkomplit yang disebabkan oleh trauma atau keadaan potologis. Fraktur dapat terjadi disetiap

bagian tubuh, salah satunya di corpus radius. Dimana radius itu sendiri bersendi dengan

humerus, ulna & carpal yang masing-masing persendiannya menghasilkan gerakan yang

berbeda-beda yaitu dengan humerus menghasilkan gerak flexi-extensi elbow, dengan ulna

menghasilkan gerak pronasi – supinasi, dengan carpal menghasilkan gerak palmar flexi-

dorsal flexi dan radial deviasi-ulnar deviasi.

Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa.

Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada

tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling

sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan

osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat

jatuh pada tangan yang terentang.

Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam

posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan

menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan

persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal,

radial dan supinasi.

Page 2: Jurnal Reading # Colles

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI

Antebrachii (lengan bawah) terdiri atas dua jenis tulang yaitu ulna dan radius.

a. Ulna

Ulna atau tulang hasta adalah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua

ujung. Tulang ini adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih panjang

dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung bawah. Ujung

atas ulna kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku-siku. Prosesus

Olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa

Olekranon dari Humerus. Pada Prosesus Koronoideus dari ulna menonjol didepannya,

lebih kecil daripada Prosesus Olekranon dan tepat masuk di dalam fossa Koronoid

dari Humerus bila siku dibengkokkan.

Batang ulna makin mendekati ujung bawah makin mengecil. memberi kaitan kepada

otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jari. Otot-otot flexor

datang dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari permukaan posterior. Otot

yang mengadakan pronasi atau putaran ke depan, dan otot yang mengadakan supinasi

atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga dikaitkan kepada batang ulna. Dua

eminens atau peninggian timbul di atasnya sebuah eminens kecil bundar, kepala ulna,

mengadakan sendi dengan sisi medial dari ujung bawah radius dalam formasi

persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus runcing prosesus stiloideus

menonjol kebawah dari belakang ujung bawah.

b. Radius

Radius adalah tulang sisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah

batang dan dua ujung dan lebih pendek dari pada ulna. Ujung atas radius kecil dan

memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi

dengan kapitulum dari humenus. Sisi kepala radius bersendi dengan tarik radial dari

ulna. Dibawah kepala terletak leher, dan dibawah serta di sebelah medial dari leher

ada tuberasitas radil yang dikaitkan pada tendon dari insersi otot bisep. Batang radius

Page 3: Jurnal Reading # Colles

disebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar daripada dibawah dan melebar

makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi

dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna memnberi kaitan flexar dan

prorator yang letak dalam disebelah anterior dan disebelah posterior memberi kaitan

pada extensor dan supinator di sebelah dalam lengan bawah dan tangan. Ligamentum

interosa berjalan dari radius ke ulna dan memisahkan otot belakang dari yang depan

lengan bawah.

Tulang radius ke arah distal membentuk permukaan yang lebar sampai persendian

dengan tulang carpalia. Dan peralihan antara dense cortex dan cancellous bone pada

bagian distal merupakan bagian yang sangat lemah dan mudah terjadi fraktur. Penting

sekali diketahuii kedudukan anatomis yang normal dari pergelangan tangan, terutama

posisi dari ujung distal radius. bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu

tulang lunatum dan navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke

arah medial. Bagian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar

dan dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna

selain terdapat ligament dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat

pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk

segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. Ligamen kolateral ulna bersama

dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar

dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna, disebut

kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage complex).

Anatomi Antebrachii

Page 4: Jurnal Reading # Colles

Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta

gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90

derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan

sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar

distal adalah gerak rotasi.

Gambar Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral (tampak lateral)

Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal

Sendi radiokarpal normalnya memiliki sudut 15 - 30 derajat pada bagian palmar.

c. Antebrakhii Distal

Bagian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya

kira-kira 1,5 – 2 inchi distal radius. Pada tempat ini ditemui bagian tulang distal radius

yang relatif lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan tulang

spongiosa dekat sendi. Dorsal radius bentuknya cembung dengan permukaan beralur-

alur untuk tempat lewatnya tendon ekstensor.

Page 5: Jurnal Reading # Colles

Bagian volarnya cekung dan ditutupi oleh otot pronator quadratus. Sisi lateral

radius distal memanjang ke bawah membentuk prosesus styloideus radius dengan

posisi yang lebih rendah dari prosesus styloideus ulna. Bagian ini merupakan tempat

insersi otot brakhioradialis. Pada antebrakhii distal ini ditemui 2 sendi yaitu sendi

radioulna distal dan sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia

melekat pada batas permukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh

beberapa ligamen antara lain :

1. Ligamentum Carpeum volare (yang paling kuat).

2. Ligamentum Carpaeum dorsale.

3. Ligamentum Carpal dorsale dan volare.

4. Ligamentum Collateral.

Persarafan

1. Lateral cord

a. Lateral pectoral nerve

b. Musculocutaneous nerve

c. Lateral root of median nerve

2. Medial cord

a. Medial pectoral nerve

b. Medial cutaneous nerve of arm

c. and medial cutaneous nerve of forearm

d. Ulnar nerve

e. Medial root of median nerve

3. Posterior cord

a. Upper and lower subscapular nerves

b. Thoracodorsal nerve

Page 6: Jurnal Reading # Colles

c. Axillary nerve

d. Radial nerve

Page 7: Jurnal Reading # Colles

Jenis Pergerakan pada Pergelangan Tangan/Articulatio radiocarpalis(sendi

pergelangan tangan)

a. Articulatio : antara ujung distal radius dan discus articulaticularis di sebelah tas

dengan os lunatum, os triquetrum, dan os scapoideum

Tipe : sendi episoidea sinovial

Persarafan : N. Interossea anterior dan ramus profundus nervi radialis

1) Flexio, dilakukan oleh M. Flexor carpi radialis, M. Flexor carpu ulnaris, M. Palmaris

longus, dan dibantu otot lain

2) Extentio, dilakuakn oleh M. Carpi radialis longus, M. Extensor capi radialis brevis,

M. Extensor carpi ulnaris

3) Abductio, M. Flexor carpi radialis

b. Articulatio radioulnaris distalis

Aryticulatio : antara caput ulan dan incisura ulanris radii

Tipe : sendi pivot sinovila

Persarafan : nervus interosseus anterior dan ranmus profundus nervi radialis

1) Pronatio, dilakukan oleh M. Pronator teres dan M. Pronator quadratus

2) Supinatio, dilakukan oleh M. biceps brachii damn M. Supinator

Page 8: Jurnal Reading # Colles
Page 9: Jurnal Reading # Colles
Page 10: Jurnal Reading # Colles

2.2 DEFINISI

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Cedera yang digambarkan oleh

Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada radius tepat di atas

pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal.

2.3 EPIDEMIOLOGI

Fraktur distal radius terutama fraktur Colles’ lebih sering ditemukan pada

wanita, dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun. Secara umum insidennya kira-kira 8

– 15% dari seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu survey

epidemiologi yang dilakukan di Swedia, didapatkan angka 74,5% dari seluruh fraktur

pada lengan bawah merupakan fraktur distal radius. Umur di atas 50 tahun pria dan

wanita 1 berbanding 5. Sebelum umur 50 tahun, insiden pada pria dan wanita lebih

kurang sama di mana fraktur Colles’ lebih kurang 60% dari seluruh fraktur radius. Sisi

kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-rata pertahun 0,98%. Usia

terbanyak dikenai adalah antara umur 50 – 59 tahun.

Page 11: Jurnal Reading # Colles

2.4 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

usia lanjut

postmenopause

massa otot rendah

osteoporosis

kurang gizi

olahraga seperti sepakbola dll

ACR (albumin-creatinin ratio) yang tinggi efek ini kemungkinan disebabkan oleh

gangguan sekresi 1,25-dihidroksivitamin D, yang menyebabkan malabsoprsi kalsium.

2.5 KLASIFIKASI

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius

distal. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh Frykman.

Berdasarkan sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe berikut :

Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler

Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler

Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi

Radio ulnar

Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan

Sendi radio ulnar

Page 12: Jurnal Reading # Colles

Klasifikasi Fraktur Colles

2.6 PATOFISIOLOGI

Umumnya fraktur distal radius terutama fraktur Colles’ dapat timbul setelah

penderita jatuh terpleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka

dan pronasi. Pada saat terjatuh sebahagian energi yang timbul diserap oleh jaringan lunak

dan persendian tangan, kemudian baru diteruskan ke distal radius, hingga dapat

menimbulkan patah tulang pada raius 1/3 distal dimana garis patah berjarak 2cm dari

permukaan persendian pergelangan tangan.

Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi.

Gerak ke arah radial sering menyebabkan frektur avulsi dari prosessus styloid ulna,

sedangkan dislokasi bagian distal kedorsal dan gerakan kearah radial mnyebabkan

subluksasi sendi radio ulna distal.

Page 13: Jurnal Reading # Colles

Pada bagian dorsal radius frakturnya sering komunited, dengan periosteum masih

utuh, sehingga jarang disertai trauma tendon ekstensor. Sebaliknya pada bahagian volar

umumnya fraktur tidak komunited, disertai oleh robekan periosteum, dan dapat disertai

dengan trauma tendon fleksor dan jaringan lunak lainnya seperti n. medianus dan n.

ulnaris. Fraktur pada radius distal ini dapat disertai dengan kerusakan sendi radio

carpalia dan radio ulna distal berupa luksasi atau subluksasi. Pada sendi radio ulna distal

umumnya disertai dengan robekan dari triangular fibrokartilago.

Berdasarkan dari penjelasan anatomi sebelumnya dan berhubungan dengan posisi

tangan pada saat jatuh, bagian yang mungkin mengalami kerusakan adalah radius distal,

ulna distal, ossa carpal serta jaringan yang ada disekitar tulang yang mengalami fraktur.

tulang yang kemungkinan mengalami fratur pada posisi tersebut adalah radius distal dan

os scaphoideum.

Colles fracture

Page 14: Jurnal Reading # Colles

Mekanisme Nyeri Tekan :

Pada saat terjadi fraktur, terjadi kerusakan korteks, pembuluh darah, sumsum

tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut yaitu terjadi perdarahan, kerusakan

tulang dan jaringan sekitar. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla

antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.

Lalu terjadilah respon inflammasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik dengan ditandai

vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu upaya

tubuh untuk melakukan proses penyembuhan dalam memperbaiki cidera, dimana tahap

tersebut menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematom menyebabkn dilatasi

kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, lalu menstimulasi histamin pada

otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung

syaraf nyeri, sehingga terjadilah nyeri tekan.

Dinner Fork Deformity

Atau

Terjatuh dengan posisi dorsofleksi

Gaya dorong fragmen distal ke posterior dan superior, dan fascies articularis miring ke posterior

Terbentuk benjolan ke posterior

Pergeseran fragmen ke posterior

Dinner fork deformity

patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan

Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis distal

sepanjang lengan bawah (posisi pergelangan tangan berekstensi)

jatuh pada permukaan tangan sebelah dorsal

Page 15: Jurnal Reading # Colles

Atau

Sensitivitas dan nyeri tekan

Penekanan n.medianus dan proses peradangan setempat

Fraktur pada daerah ujung radial

Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu

Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi.

Trauma langsung trauma tidak langsung Kondisi patologis

FRAKTUR

stimulasi nosiseptor (perubahan stimulus noxiuos) menjadi potensial aksi proses transduksi atau aktivasi reseptor

pergeseran frakmen tulang (stimulus noxiuos)

potensial aksi ditaransmisikan menuju neuron susun SSP yang berhubungan dengan nyeri

transmisi, (konduksi impuls dari neurn afferen primer ke kornu dorsalis medula spinalis, pada kornu drsalis neuron afferent primer bersinap dengan SSP

neuron tsb akan naik ke atas di medula spinalis menuju batang otak dan talamus

terjadi hubungan timbal balik antara talamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang

mengurusi respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri

proses modulasi, sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tsb, tempat modulasi sinyal

adalah kornu dorsalis pada medula spinalis

persepsi, pesan nyeri direlai menuju ke otak dan menghasilakn pengalaman

yang tidak menyenagkan nyeri

Page 16: Jurnal Reading # Colles

Painfull ROM

2.7 MANIFESTASI KLINIS

Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum radiografi

diciptakan) dengan inspeksi bentuk yang dapat dilihat seperti garpu makan , dengan

penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan

sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan

tangan digerakkan. Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas,

dan pembengkakan di daerah yang terkena.

Dinner fork deformity

Fraktur pada pergelangan tangan

Painfull ROM

Terasa sakit pada batasan ruang lingkup gerakan sendi

Terjadinya gangguan pergerakan

Terjatuh pada posisi dorsofleksi

Page 17: Jurnal Reading # Colles

2.8 DIAGNOSIS

Fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan. Secara klinis

dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles. Bila fraktur terjadi tanpa

dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah

tulang.

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya fraktur

kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Stabil bila hanya terjadi satu garis

patahan.

Instabil bila patahnya kominutif dan “crushing” dari tulang cancellous.

Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan prosesus

stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius :

1. Bergeser dan miring ke belakang

2. Bergeser dan miring ke radial

3. Terimpaksi, Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif

yanghebat.

Gambar (a) Deformitas garpu makan malam,

(b) Fraktur tidak masuk dalam sendi pergelangan tangan

(c) Pergeseran ke belakang dan ke radial

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya

b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap

c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

d. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal

e. Pemerikasaan rontgen, menentukan luasnya fraktur, trauma.

Page 18: Jurnal Reading # Colles

f. Scan tulang, tomogram, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi jaringan lunak

g. Ht mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau menurun (pendarahan bermakna pada

sisi fraktur / organ jauh pada trauma multiple). Kreatmin, trauma otot meningkat

beban creatrain untuk klirens ginjal.

Contoh Hasil Foto Rontgen

Pada x-ray menunjukkan fraktur angulasi dorsal dari metaphysis distal radius (2-3 cm

proksimal ke pergelangan tangan). Fraktur yang mencapai ke persendian, disebut fraktur

Page 19: Jurnal Reading # Colles

intra-artikular sedangkan fraktur yang tidak mencapai persendian disebut fraktur eksta-

artikular.

Bentuk keabnormalan di bagan distal lengan bawah dan pergelangan tangan

Dinner fork deformity merupakan temuan klinis klasik dan radiologi pada fraktur colles.

Dislokasi dan angulasi dorsal dari fragmen distal radius mengakibatkan suatu bentuk

garis pada proyeksi lateral yang menyerupai kurva garpu makan malam.

Perbandingan radiologi

2.10 PENATALAKSANAAN

Page 20: Jurnal Reading # Colles

- Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab

gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan

dibalut kuat dalam posisinya.

- Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips;

untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang

mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal

kedua dan sepertiga.

- Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan

erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi

pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke

tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan

tangan ke dalam fleksi, deviasi ulnar dan pronasi.

Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi memuaskan, dipasang slab

gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai leher metakarpal dan 2/3

keliling dari pergelangan tangan itu. Slab ini dipertahankan pada posisinya dengan

pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20

derajat saja pada tiap arah.

Gambar Reduksi : (a) Pelepasan impaksi

(b) Pronasi dan pergeseran ke depan,

(c) Deviasiulnar

Pembebatan :

a. penggunaan sarung tangan

Page 21: Jurnal Reading # Colles

b. slab gips yang basah

c. slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras.

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan jari

segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami sianosis

atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut. Setelah 7-10 hari

dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya

diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran

ulang sering terjadi lagi. Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti

penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut

kain krep sementara.

Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap

menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe IA

atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus dirujuk

sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam perawatannya, ada 3

hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut :

• Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal

sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

• Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23 derajat di

sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak.

• Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini dapat

dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai

terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.

Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka beberapa

hal berikut dapat dilakukan :

1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional

2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese finger traps

dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan fleksi. Beban seberat 8-10

pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau sampai fragmen disimpaksi.

Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi volar dengan

menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal

menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka

beban dapat diturunkan.

3. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau midposisi

terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20 derajat deviasi

Page 22: Jurnal Reading # Colles

ulna. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis Webril diikuti dengan

pemasangan anteroposterior long arms splint. Lakukan pemeriksaan radiologik

pasca reduksi untuk memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga

pemeriksaan pada saraf medianusnya

4. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72 jam untuk

mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu sebaiknya dilakukan

sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu

pasca trauma.

5. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan untuk

fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 6-12 minggu.

Reduksi pada fraktur Colles

Pertolongan Pertama

1. REST.

Daerah yang mengalami fraktur harus diposisikan dalam keadaan istirahat. Beri bantalan

dan letakan pada palmar lalu balutkan secara sirkumferensial dan biarkan ujung jari

terbuka, tambahkan papan penahan di bawah pergelangan untuk mencegah pergerakan.

2. Elevate , tinggikan bagian yang patah,terutama pada 72 jam pertama untuk mereduksi

pembengkakan

3. ICE. Beri es intuk mereduksi pembengkakan dan rasa sakit

Page 23: Jurnal Reading # Colles

4. Segera bawa ke bagian gawat darurat

5. Jangan menggerakkan tangan

Reposisi

Dilakukan apabila terjadi pergeseran yang bermakna. Dilakukan reposisi manipulatif

setelah dilakukan anestesi umum. Dilakukan dengan menekan fragmen bawah yang

bergeser dengan ibu jari operator, pada saat yang sama dilakukan rotasi pada karpus ke

posisi. Lalu dipasang gips selama 6 minggu, lakukan x- ray setelah 2 minggu untuk

memeriksa formasi tulang.

Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi yaitu :

Mempertahankan fungsi otot dan sendi

Mencegah atrophi otot, adhesi, & stiffness

Mencegah komplikasi

Cara rehabilitasi :

1. Latihan dini seperti dengan melakukan kontraksi dan disertai gerakan pada daerah

yang terkena fraktur

2. Penggunaan secara aktif

Menggunakan anggota yang fraktur untuk aktivitas senormal mungkin, segera setelah

nyeri hilang.

2.11 KOMPLIKASI

Page 24: Jurnal Reading # Colles

Penting karena komplikasi ini akan mempengaruhi hasil akhir fungsi yang tidak

memuaskan. Umumnya akan selalu ada komplikasi. Menurut Cooney, hanya ada 2,9%

kasus yang tidak mengalami disabiliti dan gangguan fungsi. Adapun komplikasi yang

mungkin terjadi :

1) Dini

a. Kompresi / trauma saraf ulnaris dan medianus

b. Kerusakan tendon

c. Edema paska reposisi

d. Redislokasi

2) Lanjut

a. Arthrosis dan nyeri kronis

b. Defek kosmetik ( penonjolan styloideus radius )

c. Ruptur tendon

d. Stiff hand ( perlengketan antar tendon )

2.12 PENCEGAHAN

a) Olah raga teratur

b) Konsumsi kalsium dan vitamin yang sesuai kebutuhan

c) Menghindari terjadinya trauma

BAB III

Page 25: Jurnal Reading # Colles

KESIMPULAN

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Cedera yang digambarkan oleh

Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada radius tepat di atas

pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal. Fraktur distal radius

terutama fraktur Colles’ lebih sering ditemukan pada wanita, dan jarang ditemui sebelum

umur 50 tahun.

Dengan gejala klinis bentuk yang dapat dilihat seperti garpu makan , dengan

penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan

sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan

tangan digerakkan. Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas,

dan pembengkakan di daerah yang terkena.

Untuk terapi fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur

dibebat dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan

tangan dan dibalut kuat dalam posisinya. Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak

mungkin dipertahankan dengan gips; untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar,

dengan pen proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi

dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga. Fraktur yang bergeser harus direduksi di

bawah anestesi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Jurnal Reading # Colles

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica

Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto, Huriawati, dkk.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://medlinux.blogspot.com/2008/07/fraktur-coles.html

Reksoprodjo, S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Bagian Ilmu Bedah FKUI. Jakarta: Binarupa Aksara.

Sjamsuhidajat, R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC, 2010.