Reading Jurnal

15
Irfan Marsuq Wahyu R. Dwi Kurnia Sari Puput Lifvaria Panta A. Adelita Dwi Aprilia Sleep Quality And Its Impact On Glycaemic Control In Patients With Type 2 Diabetes Mellitus “Kualitas Tidur dan Imbasnya terhadap Kontrol Glukosa Darah di Pasien dengan Diabetes Militus Tipe 2”

description

entah

Transcript of Reading Jurnal

Irfan Marsuq Wahyu R.Dwi Kurnia SariPuput Lifvaria Panta A.Adelita Dwi Aprilia

Sleep Quality And Its Impact On Glycaemic Control In

Patients With Type 2 Diabetes Mellitus

“Kualitas Tidur dan Imbasnya terhadap Kontrol

Glukosa Darah di Pasien dengan Diabetes Militus

Tipe 2”

IDENTITAS JURNAL

• Judul jurnalSleep quality and its impact on glycaemic

control in patients with type 2 diabetes mellitus• Peneliti

Bing-Qian Zhu, Xiao-Mei Li, Dan Wang, Xing -Feng Yu• Tahun diterima

2014• Sumberhttp://www.elsevier.com/journals/international-journal-of-nursing-sciences/2352-0132

Dalam jurnal ini menjelaskan mengenai pengaruh kualitas tidur yang berdampak pada kontrol glikemik pasien dengan Diabetes Type 2. Dimana dalam pelaksanaan untuk mengevaluasi kualitas tidur pasien menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan HbA1c untuk mengukur kontrol glikemik.

TOPIK JURNAL

• Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin

• Gangguan tidur merupakan salah satu resiko terjadinya penyakit seperti DM dan sebaliknya DM tipe 2 juga dapat menyebabkan terjadi gangguan tidur (Black,2008)

• Tidur merupakan kebutuhan dasar yang haru dipenuhi

LATAR BELAKANG MASALAH

• Untuk mengevaluasi kualitas tidur pasien diabetes tipe 2 (T2D) yang berdampak pada kontrol glikemik.

TUJUAN PENULISAN

• 220 pasien dari Departemen Endokrin di Rumah Sakit Gabungan dan dari Universitas Xi’an Jiaotong selama September 2013 dan Januari 2014. memenuhi kriteria diagnosa diabetes tipe 2 (gejala diabetes dan Fasting Plasma Glucose (FGP) ≥ 7 mmol/L), gejala diabetes dan 2 jam postprandial plasma glucose (2hPG) ≥ 11,1 mmol/L), gejala diabetes dan glukosa plasma acak ≥ 11,1 mmol/L, usia lebih dari 18 tahun dengan durasi diabetes lebih dari 1 tahun.

• setelah dilakukan seleksi didapatkan 206 , karena 14 lainnya kekurangan data. Dengan rentang usia dari 25-80 tahun, 136 partisipan adalah laki-laki (66%). Rata-rata lama diabetes yang diderita 9,77 ± 6,72 tahun, partispan di bawah pengobatan insulin 123 (60%), merokok 63 (30,6%), minum alcohol 31 (15%), riwayat keluarga dengan diabetes 90 (43,7%).

SAMPEL

• Menurut skor global PSQI (Pittsburgh sleep quality index), pasien dikategorikan memiliki tidur kurang baik (PSQI≥8) sebanyak 97 partisipan dan tidur yang baik (PSQI<8) sebanyak 109 partisipan . Pemilik tidur yang kurang baik terhitung 47,1% dan durasi diabetes mereka, usia, FPG, 2hPG, dan HbA1c secara signifikan lebih tinggi daripada pemilik tidur yang baik (p<0,05). (table 1)

HASIL PENELITIAN JURNAL

• Hubungan antara control glikemik dengan skor PSQI adalah pasien dikategorikan menjadi control glikemik yang baik (HbA1c<7%) atau kelompok control glikemik yang kurang baik (HbA1c≥7%) berdasarkan hasil HbA1c mereka. Rata-rata skor PSQI adalah 8,30±4,12, dan hanya 50 pasien (24,3%) yang memiliki control glikemik yang baik. Mereka yang memiliki control glikemik yang baik memiliki skor PSQI 4,96±2,46 yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang memiliki control glikemik yang kurang baik. (table 2) perbedaan dari dua kelompok control ini dapat dilihat dari 6 segi factor PSQI kecuali untuk penggunaan obat tidur

• Dampak kualitas tidur pada control glikemik pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 adalah setelah disesuaikan untuk jenis kelamin, usia, durasi diabetes, penggunaan insulin, kaki diabetes, dan neuropati diabetes (table 3),latensi tidur, gangguan tidur, dan disfungsi siang hari merupakan factor risiko untuk control glikemik yang kurang baik.

• Dalam penelitian ini, kualitas tidur pasien dengan diabetes tipe 2 dievaluasi menggunakan PSQI≥8 sebagai titik pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian gangguan tidur pada pasien dengan diabetes tipe 2 adalah 47,1%, yang jauh lebih tinggi dari populasi secara umum. Namun demikian, nilai ini lebih rendah dari nilai yang dilaporkan dalam penelitian lain, yang 71,0%, 69,0%, dan 73,9%.

• Sementara itu, berbagai macam usia peserta dalam penelitian ini mungkin dapat mempengaruhi hasil, karena usia merupakan faktor yang diketahui dapat mempengaruhi tidur

DISKUSI

• Secara umum hampir setengah dari pasien dengan diabetes neuropati menderita gangguan tidur. Namun, sebagian besar peserta penelitian ini dengan diabetes neuropati hanya sebagian kecil yang mengalami gejala (dingin atau mati rasa pada tungkai) yang memiliki efek minimal pada tidur.

• Partisipan dengan gangguan tidur memiliki hasil lebih tinggi FPG, 2hPG, dan HbA1c (semua p <0,05). Ini memiliki arti bahwa gangguan tidur pada pasien diabetes dapat menyebabkan glukosa darah, kontrol glikemik yang kurang baik seperti kebanyakan mamalia, manusia bisa tidur dalam 7 s/d 9 jam, dimana reaktivitas insulin sel β dan sensitivitas insulin mungkin akan terpengaruh. Tidur telah terbukti mengatur toleransi glukosa dan keseimbangan dinamis.

• Ada bukti yang menunjukkan bahwa tidur kurang dari 3 jam bisa menyebabkan 1,1% ketinggian HbA1c selama satu malam. Dengan 0,5 peningkatan PSQI skor global, HbA1c dapat meningkat 1,9%. Penelitian sebelumnya menunjukkan korelasi negatif antara HbA1c dan efisiensi tidur. Namun demikian, tidak ada hubungan yang signifikan ditemukan antara efisiensi tidur dan kontrol glikemik pada penelitian ini.

• Pengobatan mendasar untuk diabetes terletak pada baik tidaknya dalam kontrol glikemik. Beberapa peneliti mengusulkan bahwa meningkatkan kualitas tidur, mengatasi gangguan tidur, dan durasi tidur dapat digunakan sebagai dasar secara tidak langsung untuk mempromosikan kontrol glikemik.

• Dalam penelitian ini, tingkat HbA1c diukur di 206 pasien dengan diabetes tipe 2. Hanya 24,3% dari peserta memiliki kontrol glikemik yang baik, sedangkan dari penelitian lain di mana hanya 39,1% dan 15,5% dari pasien yang memiliki kontrol glikemik yang baik.

• meskipun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur dapat mempengaruhi kontrol glikemik di pasien dengan diabetes tipe 2, tidak ada intervensi lebih lanjut yang diberikan kepada mereka yang menderita gangguan tidur. Dibandingkan dengan populasi umum, orang diabetes mengalami prevalensi lebih tinggi dari gangguan tidur lebih mengarahkan pengaruh yang merugikan pada kontrol glikemik.

APLIKASI JURNAL

• Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa kualitas tidur mempengaruhi kadar gula darah pasien. Semakin buruk kualitas tidur pasien maka semakin tinggi kadar glukosa darahnya. Oleh karena ini dibutuhkan peran perawat untuk menjaga kualitas tidur klien agar bisa bagus kualitasnya. Dengan cara perawat menjadi educator agar kualitas tidur pasien baik.

• Namun kenyataannya di Indonesia masih belum ada intervensi lebih lanjut dari perawat untuk menjaga kualitas tidur klien tetap baik. Ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Zainal Arifin di RS Umum Nusa Tenggara Barat yang berjudul “analisis hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Nusa Tenggara Barat” menyatakan bahwa di sana masih kurang adanya intervensi lebih lanjut mengenai peran perawat terhadap kualitas tidur pasien.