Jurnal Reading 3

11
JOURNAL READING Tanggal : 1 Juni 2015 Nama Mahasiswa : MAGHFIROH NIM : 22020114210045 METODOLOGI PENELITIAN Karakteristik jurnal / artikel penelitian : Kriteria Inklusi : Penelitian yang diikutsertakan dalam systematic review ini harus memenuhi kriteria seperti berikut ini : 1. Penelitian yang menggunakan desain randomized controlled trial dengan sampel manusia. 2. Penelitian yang dipublikasi dalam bahasa inggris dalam full paper 3. Penelitian yang dilakukan pada sampel penelitian dengan cedera jaringan lunak akut atau intervensi pembedahan ortopedi 4. Sampel penelitian merupakan pasien yang mendapatkan cryotherapy yang dirawat di rumahsakit, rawat jalan maupun homecare. 5. Penelitian yang menggunakan intervensi cryotherapy saja ataupun INFORMASI CITASI Pengarang : Chris Bleakley, Suzanne McDonough, Domhnall MacAuley Tahun : 2004 Judul artikel : The use of ice in the treatment of acute soft tissue injury : A systematic review of randomized controlled trials Penerbit / Nama Jurnal : The American Journal of Sports Medicine Volume : 32 Halaman : 251 - 261

description

jurnal terapi dingin untuk hematoma

Transcript of Jurnal Reading 3

JOURNAL READING

Tanggal : 1 Juni 2015Nama Mahasiswa : MAGHFIROHNIM : 22020114210045

METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik jurnal / artikel penelitian : Kriteria Inklusi :Penelitian yang diikutsertakan dalam systematic review ini harus memenuhi kriteria seperti berikut ini :1. Penelitian yang menggunakan desain randomized controlled trial dengan sampel manusia.2. Penelitian yang dipublikasi dalam bahasa inggris dalam full paper3. Penelitian yang dilakukan pada sampel penelitian dengan cedera jaringan lunak akut atau intervensi pembedahan ortopedi4. Sampel penelitian merupakan pasien yang mendapatkan cryotherapy yang dirawat di rumahsakit, rawat jalan maupun homecare.5. Penelitian yang menggunakan intervensi cryotherapy saja ataupun kombinasi dengan intervensi lain6. Penelitian yang membandingkan cryotherapy dengan kelompok tanpa intervens atau dengan intervensi fisioterapi lain7. Hasil yang diukur pada penelitian harus mengukur minimal satu dari hal hal berikut : fungsi, nyeri, pembengkakan, atau ROM

Kriteria Eksklusi :1. Jika pada tahap pertama seleksi ditemukan judul dan abstrak penelitian yang tidak relevan2. Penelitian tidak dapat ditemukan abstraknya secara online3. Tidak ditemukan informasi yang jelas pada penelitian mengenai peneliti, tempat publikasi ataupun hasil penelitian

Jumlah jurnal / artikel : 22 jurnal / artikel penelitian

Variabel yang diukur / diteliti :Minimal satu variabel dari fungsi, nyeri, pembengkakan, atau ROM.

Prosedur : Strategi pencarian dan seleksi penelitian:Pada systematic review berikut ini, proses identifikasi penelitian yang relevan dilakukan menggunakan pencarian computer based literature dengan total 18 database diantaranya : Medline on Ovid (1966 sampai April 2002), Proquest (1986 sampai April 2002), ISI Web of Science (1981 sampai April 2002), Cumulative Index to Nursing and Allied Health (CINAHL) on Ovid (1982 sampai April 2002), the Allied and Complementary Medicine Database (AMED) on Ovid (1985 sampai April 2002), the Cochrane Database of Systematic Reviews. The Cochrane Database of Abstract of Reviews of Effectiveness dan the Cochrane Controlled Trials Register.

Metode Pengumpulan Data :Quality and Data Extraction :Semua jurnal / artikel penelitian yang termasuk dalam kriteria inklusi kemudian diukur berdasakan kualitas metodologi menggunakan skala PEDro (Physiotherapy Evidence Database Scoring). Skala tersebut terdiri atas 11 item yang bertujuan untuk mengukur kualitas penelitian yang mengguanakan desain randomized controlled trial. Untuk meningkatkan keakuratan dari skala PEDro, maka 2 peneliti independen menguji kualitas artikel / jurnal penelitian yang terpilih.

Data extraction dan analysis :Peneliti utama mengidentifkasi semua jurnal / artikel penelitian, karakteristik dan semua data yang dibutuhkan pada tabel rangkuman. Tipe dari cedera jaringan lunak akut dan intervensi yang diberikan juga dicatat. Untuk setiap intervensi, dicatat semua metode, durasi, frekuensi dari cryotherapy, suhu dari permukaan alat pendingin, suhu dari jaringan tubuh yang diberikan intervensi pada sampel penelitian. Nilai rata-rata dan standard deviasi dicatat untuk ke empat variabel yang diukur.

Desain Penelitian

Pada systematic review ini, review dilakukan dengan computer based literature search yang mana jurnal atau artikel artikel penelitian yang di review semuanya menggunakan desain randomized controlled trial.

INFORMASI CITASI

Pengarang : Chris Bleakley, Suzanne McDonough, Domhnall MacAuley

Tahun : 2004

Judul artikel : The use of ice in the treatment of acute soft tissue injury : A systematic review of randomized controlled trials

Penerbit / Nama Jurnal : The American Journal of Sports Medicine

Volume : 32

Halaman : 251 - 261

LATAR BELAKANG

Cryotherapy merupakan terapi modalitas yang termudah dan tertua yang telah digunakan untuk penatalaksanaan cedera akut jaringan lunak. Cryotherapy diyakini mampu mengurangi nyeri, metabolism, dan spasme otot, menekan respon inflamasi dengan mekanisme pengurangan suhu pada jaringan yang cedera. Akan tetapi, walaupun sudah ditemukan bukti jika cryotherapy mampu mengurangi suhu jaringan yang cedera baik pada sampel hewan maupun manusia, derajat penurunan suhu terletak pada bagaimana metode cryotherapy yang digunakan, lama pemberian terapi, suhu es yang digunakan, dan ketebalan lapisan lemak subkutan.Penggunaan es untuk cryotherapy mempunyai banyak versi. Rekomendasi barapa lama penggunaan es berkisar dari 10 sampai 20 menit sebanyak 2 4 kali sehari, atau bisa mencapai 20 30 menit, dan juga 30 45 menit setiap 2 jam. Survey paling baru menunjukkan bahwa terdapat variasi metode, durasi dan frekuensi aplikasi es, serta suhu dari es itu sendiri. Selain itu, es seringnya dikombinasikan dengan penekanan dan elevasi sehingga mempersulit untuk menentukan efektivitas cryotherapy saja.

HASIL PENELITIAN / STUDI

Hasil penelitian menunjukkan :Kualitas Penelitian :1. Semua jurnal / artikel penelitian yang terpilih menggunakan desain randomized controlled trial, hanya 4 penelitian yang teridentifikasi metodenya tidak sempurna.2. Nilai akhir dari pengukuran menggunakan skala PEDro menunjukkan jika penelitian yang terpilih mempunyai kisaran nilai dari 1 sampai 5 dengan nilai rata-rata 3.4.

Karakteristik penelitian :1. 22 penelitian termasuk dalam systematic review ini.2. Jumlah responden keseluruhan yaitu 14693. Jumlah responden pada setiap penelitian berkisar dari 21 sampai 143 dengan jumlah rata rata 66.74. Sampel penelitian yang digunakan yaitu 5 menggunakan sampel pasien dengan acute ligament sprain, 17 penelitian menggunakan sampel pasien mulai dari ACL, total hip arthroplasty, knee arthrosplasty dan total knee arthrosplasty (TKA), lateral retinacular release dan carpel tunnel release (CTR).5. 5 metode pemberian es yang digunakan pada penelitian penelitian yang di review yaitu crushed ice, cold compressive device, commercial ice machines, commercial ice gel packs, dan ice submersion.6. 13 penelitian menggunakan cryotherapy secara terus menerus setelah cedera, 7 penelitian menggunakan metode intermittent / selang seling, dan 5 sisanya tidak diketahui metode pemberian yang spesifik.7. Durasi / lama penggunaan cryotherapy pada setiap sesi berbeda beda, terdapat 1 penelitian yang hanya memberikan terapi selama 20 menit saja dan ada pula penelitian lainnya yang berkisar dari 216 sampai 336 jam.8. Paling banyak penelitian memberikan terapi pada hari ke 1 sampai ke 3 setelah cedera.

Efektivitas terapi :1. Es vs Heat, es terbukti lebih efektif pada cedera pergelangan tangan. Penelitian yang dilakukan Cote et al tahun 1988 menunjukkan jika ice submersion dengan latihan lebih efektiv secara signifikan dibandingkan dengan terapi panas pada penurunan pembengkakan pada hari ke 3 sampai 5 paska cedera pergelangan tangan.2. Es vs electrical stimulation. Penelitian yang dilakukan Michlovitz et al tahun 1988 menunjukkan jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian terapi es saja dengan kombinasi terapi es ditambah stimulasi high voltage electrical pada cedera akut ankle.3. Es vs tanpa es. Terapi es terbukti lebih efektif jika dibandingkan dengan tidak memberikan bentuk cryotherapy apapun.4. Pemberian es secara terus menerus vs pemberian es dengan selang seling (continuous vs intermittent). Penelitian Hochberg tahun 2001 menunjukkan jika pemberian terapi es secara terus menerus lebih efektif dibandingkan dengan memberikannya secara selang seling pada pasien post CTR.5. Es dan compression vs es. Penelitian Cohn BT tahun 1989 menunjukkan jika penggunaan es dan compression lebih efektif dibandingkan hanya memberikan es saja pada pasien dengan post ACL reconstruction. 6. Es dan compression vs compression. Dari 8 penelitian yang membandingkan kombinasi es dan compression denagn compression saja, hanya 2 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Barber tahun 1998 dan Ohkoshi 1999 yaitu kelompok responden yang mendapatkan kombinasi terapi es dan compression mempunyai konsumsi analgesia yang lebih rendah dan penurunan suhu jaringan yang lebih tinggi. Akan tetapi kedua penelitian tersebut mempunyai nilai kualitas penelitian yang rendah berdasarkan skala PEDro.

TUJUAN PENELITIAN / STUDI

Tujuan umum penelitian ini adalah : Mengidentifikasi clinical evidence based untuk cryotherapy.Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :1. Mengidentifikasi penelitian dengan desain randomized-controlled yang menguji efektivitas cryotherapy pada cedera akut dengan sampel penelitian manusia.2. Mengidentifikasi metode, durasi dan frekuensi cryotherapy yang digunakan3. Mengidentifikasi kapan cryotherapy diberikan untuk cedera dan mengetahui tujuan dari terapi pada setiap penelitian4. Menyimpulkan kekuatan dari bukti penggunaan cryotherapy pada penatalaksanaan cedera akut jaringan lunak dan membuat rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Pada penelitian penelitian sebelumnya, terdapat beberapa kejadian yang menunjukkan adanya efek samping negatif dari penggunaan cryotherapy yaitu terjadinya skin burns dan kerusakan saraf setelah penggunaan terapi es minimal 20-30 menit. Akan tetapu pada review ini, hanya ditemukan satu kejadian yaitu nerve palsy yang kemungkinan diakibatkan dari pemberian terapi es selama 40 menit secara terus menerus. Tidak ada lagi kejadian yang merugikan setelah penggunaan terapi es pada review ini.Cryotherapy berfungsi sebagai terapi rehabilitative maupun terapi yang langsung diberikan setelah cedera terjadi. Beberapa penelitian pada review ini menunjukkan jika cryotherapy mulai diberikan pada 24 sampai 48 jam setelah cedera terjadi, akan tetapi tidak ditemukan efek fisiologi yang positif. Oleh karena itu kemungkinan akan lebih baik jika pemberian cryotherapy diberikan pada pasien post operative.Dari hasil review ini, diketahui pula jika pemberian terapi es lebih efektif jika dikombinasikan dengan latihan fisik.

KEKUATAN PENELITIAN

Systematic review ini merupakan review pertama yang menguji secara clinical evidence based yang mendukung penggunaan cryotherapy pada sampel penelitian manusia dengan cedera akut jaringan lunak.

KETERBATASAN PENELITIAN

Jurnal / artikel penelitian yang terpilih pada review ini mempunyai nilai skala PEDro untuk kualitas penelitian yang rendah yaitu dengan nilai rata-rata 3.4. Pada penelitian ini juga tidak ditunjukkan secara pasti mengenai suhu cooling device yang digunakan untuk terapi es dan penurunan suhu jaringan tubuh yang diberikan terapi es.

KESIMPULAN

Dari hasil systematic review ini disimpulkan bahwa masih banyak lagi diperlukan adanya penelitian penelitian yang dapat mendukung pemberian cryotherapy pada cedera akut jaringan lunak. Penelitian harus berfokus pada metode pemberian es, durasi / lamanya pemberian terapi es, dan frekuensi pemberian es yang dapat memaksimalkan pemberian cryotherapy pada fase immediate dan rehabilitative.