jurnal jadi

21
 PRESENTASI JURNAL EPIDEMIOLOGI RESISTENSI OBAT ANTI-TB PADA POPULASI CINA: SITUASI SAAT INI DAN TANTANGAN KE DEPAN Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Program Pendidikan Profesi Kedokteran di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Diajukan Kepada Yth: dr. Hj. Arlyn Yuanita Sp.PD, M.Kes Disusun Oleh : Arvian Muhammad Barid 20070310029 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUD KRT SETJONEGRO WONOSOBO 2011

Transcript of jurnal jadi

Page 1: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 1/21

PRESENTASI JURNAL

EPIDEMIOLOGI RESISTENSI OBAT ANTI-TB PADA POPULASI CINA: SITUASI

SAAT INI DAN TANTANGAN KE DEPAN

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Ujian Program Pendidikan

Profesi Kedokteran di Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Diajukan Kepada Yth:

dr. Hj. Arlyn Yuanita Sp.PD, M.Kes

Disusun Oleh :

Arvian Muhammad Barid

20070310029

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUD KRT SETJONEGRO WONOSOBO

2011

Page 2: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 2/21

HALAMAN PENGESAHAN

Diajukan oleh:

ARVIAN MUHAMMAD BARID

20070310029

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi jurnal dengan judul:

EPIDEMIOLOGI RESISTENSI OBAT ANTI-TB PADA POPULASI CINA: SITUASI

SAAT INI DAN TANTANGAN KE DEPAN

Hari/ Tanggal: Selasa/ 8 November 2011

Tempat: RSUD KRT SETJONEGORO

Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing/Penguji

(dr. Hj. Arlyn Yuanita Sp.PD, M.Kes)

Page 3: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 3/21

KATA PENGANTAR 

 Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, dengan Ridho Allah SWT, penulisan presentasi kasus ini dapat

diselesaikan. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam proses penulisan ini tidak lepas dari

 bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Arlyn Yuanita Sp.PD selaku dosen pembimbing dan penguji

2. dr. H. SUPRAPTO Sp.PD selaku dosen pembimbing

3. dr. Widhi Prassiddha Sunu Sp.PD selaku dosen pembimbing.

4. Semua perawat bangsal penyakit dalam, dan Poli penyakit dalam di RSUD Setjonegoro

Wonosobo

5. Semua teman-teman coass periode 43 atas dukungan dan kerjasamanya

Penulis berharap, semoga semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama ini,

menjadi amal ibadah serta memperoleh balasan kebaikan dari Allah SWT. Penulis menyadari

 bahwa penulisan presentasi jurnal ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

adanya masukan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa datang.

Akhirnya, semoga presentsi juenal ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi kemajuan

Ilmu Kedokteran

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 4: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 4/21

Epidemiologi resistensi obat anti-TB pada populasi cina:

situasi saat ini dan tantangan ke depan

Yan Shao1*, Dandan Yang1*, Weiguo Xu1, Wei Lu1, Honghuan Song1, Yaoyao Dai2,

Hongbing Shen2 and Jianming Wang2

1 Department of Chronic Infectious Diseases, Jiangsu Provincial Center for Disease Preventionand Control, Nanjing, PR China

2 Department of Epidemiology and Biostatistics, School of Public Health, Nanjing Medical

University, Nanjing, PR China

 BMC Public Health 2011, 11:110doi:10.1186/1471-2458-11-110

The electronic version of this article is the complete one and can be found online at:

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/110

Received: 31 August 2010

Accepted:17 February 201

1

Published:17 February 201

1

© 2011 Shao et al; licensee BioMed Central Ltd.

This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons AttributionLicense (http://creativecommons.org/licenses/by/2.0), which permits unrestricted use,

distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

Page 5: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 5/21

ABSTRAK 

Latar Belakang

Resistensi obat telah menjadi penyebab keprihatinan terhadap pengendalian tuberkulosis (TB) di

negara maju dan berkembang. Pemantauan yang cermat dari pola dan kecenderungan resistensiobat harus tetap menjadi prioritas.

Metode

Strain dikumpulkan dari 1824 diagnosis dahak pasien TB paru BTA positif di provinsi Jiangsu

Cina dan kemudian diuji untuk kerentanan/penerimaan obat melawan rifampisin, isoniazid,

etambutol dan streptomisin. Prevalensi dan pola resistensi obat pada isolat Mycobacterium TB

(MTB) kemudian diselidiki. Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengidentifikasi faktor 

risiko infeksi bakteri pada multidrug resisten (MDR). Kekuatan asosiasi diperkirakan dengan

rasio ganjil/odd ratio (OR) dan 95% interval kepercayaan (95% CI).

Hasil

Tes kerentanan/kelemahan obat menunjukkan bahwa 1.077 (59,05%) strain MTB sensitif 

terhadap semua antibiotik (yang diuji) dan 747 strain lainnya (40,95%) resisten terhadap

setidaknya satu obat. Proporsi dari resistensi mono-drug masing2 adalah 28,73% untuk isoniazid,

19,41% untuk rifampisin, 29,33% untuk streptomisin, dan 13,98% untuk etambutol. Prevalensi

MDR-TB adalah 16,61%, yang secara signifikan berbeda antara kasus baru (7.63%) dan orang-

orang dengan riwayat pengobatan sebelumnya (33,07%). Variasi geografis resistensi obat

diamati, di mana proporsi MDR-TB di antara kasus-kasus baru lebih tinggi di bagian tengah

(9,50%) atau utara (9,57%) dibandingkan di daerah selatan (4,91%) dari provinsi Jiangsu. Usia

 pasien sangat berkaitan dengan risiko resistensi obat (P <0,001) dan dan penentuan/pengaturan

OR (95% CI) adalah 1,88 (1,26-2,81) untuk pasien berusia 35-44 tahun ketika dibandingkan

dengan pasien yang berusia 65 tahun atau lebih. Pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya

memiliki peningkatan risiko MDR-TB 5 kali lipat (OR: 6,14, CI 95%: 4,61-8,17), dibandingkan

dengan mereka yang sebelumnya belum pernah mendapat perawatan.

Kesimpulan

Tingginya prevalensi resistensi obat telah menjadi tantangan utama bagi pengendalian TB.

Pencegahan dan pengendalian TB yang resistan terhadap obat harus ditekankan oleh program

DOTS (direct observed therapy, short course/kursus pendek) yang sudah direvisi melalui deteksi

kasus tepat dan cepat, rutin, dan tes kerentanan obat dengan kualitas terjamin untuk pasien

 berisiko tinggi resistensi, pengobatan terprogram baik melalui program pengobatan lini pertama

(first-line medicine) maupun melalui program pengobatan lini kedua (second-line medicine),

serta pengamatan pengobatan/perawatan secara sistematis, dengan pemberian prioritas pada

 pengaturan TB-MDR tinggi (high MDR-TB settings).

Page 6: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 6/21

Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyebab utama kematian pada manusia karena agen infeksi

(mycobacterium tuberculosis, MTB) dan tetap menjadi beban utama kesehatan masyarakat di

negara-negara berkembang [1]. Secara global, ada diperkirakan ada sekitar 8,9-9,9 juta kasus

TB pada 2008, sebagian besar terjadi di Asia dan Afrika, dengan 2 negara pertama (nomor 1 dan2) adalah India dan China [2]. Terapi anti-TB saat ini penuh dengan masalah, terutama karena

 pengobatan jangka panjang dan terjadinya peningkatan resistensi obat [3]. Resistensi obat dapat

hanya didefinisikan sebagai kapasitas organisme dan keturunannya untuk tetap hidup atau

dengan mengalikan keberadaan konsentrasi obat yang biasanya akan merusak atau menghambat

  pertumbuhan sel [4]. Resistensi obat MTB dilaporkan segera setelah pengenalan obat anti-TB

 pada 1 abad lalu

Salah satu bentuk yang sangat berbahaya adalah multidrug-resistant (MDR) TB, yang

didefinisikan sebagai resistensi terhadap setidaknya/sedikitnya isoniazid dan rifampisin, dua obat

anti-TB yang paling kuat, karena pengobatan kasus tersebut lebih kompleks, panjang, mahal,sering kurang berhasil dan biasanya menghasilkan reaksi yang merugikan dan lebih parah [6].

Pada tahun 2008, diperkirakan ada 390.000-510.000 kasus MDR-TB muncul secara global [7].

China melaporkan proporsi yang tinggi terhadap resistensi obat yang merupakan beban kasus

tertinggi di dunia, setelah Uni Soviet [8]. Diperkirakan bahwa prevalensi MDR-TB adalah 5,7%

di antara kasus baru dan 25,6% di antara mereka yang sebelumnya telah dirawat di Cina, yang

menegaskan perkiraan sebelumnya bahwa sekitar 100.000 kasus MDR-TB muncul setiap tahun

[7].

Saat ini, Cina telah mencapai target global pada pendeteksian kasus dan keberhasilan

 pengobatan, tapi pemantauan yang cermat dari pola dan kecenderungan resistensi obat harustetap menjadi prioritas. Dalam rangka untuk mendapatkan wawasan ke dalam prevalensi dan

distribusi resistensi obat anti-TB, Cina bergabung dengan proyek pengawasan/penjagaan global

yang diselenggarakan oleh WHO / IUATLD (Organisasi Kesehatan Dunia (World Health

Organization) / Persatuan Internasional melawan TBC dan Penyakit Paru (International Union

against Tuberculosis and Lung Diseases)). Pada 2007, 13 dari 31 propinsi (tanpa Jiangsu) di

China telah dilibatkan dalam sistem pengawasan ini [9]. Sebagai provinsi yang terletak di

sepanjang pantai timur Cina, Jiangsu meliputi area seluas 102.600 kilometer persegi dan terdiri

dari 13 kota dan 106 kabupaten, dengan total jumlah penduduk sekitar 77 juta pada tahun 2009.

Strategi DOTS (direct observed therapy, short course) untuk TB telah diperkenalkan di Jiangsu

 pada tahun 1990 dan telah tersedia di 100% di tingkat kabupaten sekarang (tersedia di semua

kabupaten maksudnya dek) [10]. Namun, masih ada tantangan besar yang dihadapi pada

 pengendalian TB, terutama untuk deteksi dini dan pengobatan yang efektif. Sayangnya, sampai

sekarang, tidak ada penelitian yang telah dilakukan untuk menyelidiki situasi saat ini dan pola

resistensi obat di antara pasien TB di tingkat provinsi di Jiangsu.

Page 7: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 7/21

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pola kerentanan obat MTB di

Jiangsu dan mengeksplorasi faktor-faktor risiko yang potensial untuk MDR-TB dalam rangka

menyediakan beberapa rekomendasi untuk para pembuat kebijakan sehingga dapat

menyelenggarakan program pengendalian TB yang lebih baik.

METODE

Studi Populasi

Metode sampling mengacu pada "Pedoman pengawasan resistensi obat pada Tuberkulosis" yang

dikembangkan oleh WHO / IUATLD [11]. Tiga puluh kabupaten dari Jiangsu provinsi dipilih

sistematis dan ukuran sampel ditentukan berdasarkan parameter berikut: (1) Laporan tahunan

BTA-positif yang baru (SS +) yaitu 23603 kasus, dan yang sebelumnya dirawat SS + yaitu 5524

kasus (berdasarkan Data pengawasan di provinsi Jiangsu), (2) tingkat presisi ditetapkan sebesar 

2% untuk kasus baru dan 4% untuk kasus-kasus yang sebelumnya telah diobati; (3) tingkat

resistansi mono-drug awal ditetapkan sebesar 6% di antara kasus baru dan 16% di antara kasusyang sebelumnya telah dirawat berdasarkan proporsi isolat resisten rifampisin dari sebuah studi

awal dengan ukuran sampel yang kecil (tidak dipublikasikan), Selain itu, ukuran sampel

diperkuat dengan memperhatikan efek desain dari metode cluster sampling dan potensi tanpa

respon dari subyek penelitian. Akhirnya, ukuran sampel diperkirakan sebanyak 2035, yang

mencakup 1.247 kasus baru dan 788 kasus yang sebelumnya diobati. Enam puluh tujuh SS +

 pasien dari setiap daerah direkrut secara kontinyu seperti yang telah direncanakan, termasuk 41

 pasien baru dan 26 pasien yang sebelumnya dirawat. Periode perekrutan kasus ditetapkan antara

1 Mei 2008 dan 31 Desember 2008. Semua pasien TB paru yang baru terdaftar dengan tes BTA

  positif di lokasi penelitian yang dipilih telah memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam

  penelitian. Pasien yang memenuhi syarat terus direkrut sejak Mei 1, 2008, hingga lokasi pengambilan sampel mencapai jumlah minimum kasus.

Pengumpulan Data

Setelah memperoleh informed consent, kuesioner standar untuk setiap pasien direkrut untuk 

mengumpulkan data demografi dan sejarah pengobatan. Kasus diklasifikasikan menjadi baru dan

sebelumnya dirawat berdasarkan pasien laporan diri atau dokumen medis yang tersedia. Definisi

 baru / kasus sebelumnya diobati disebut pedoman WHO [7,11]. Sebuah 'kasus baru' didefinisikan

sebagai episode baru terdaftar TB pada pasien yang, dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan

langsung, membantah telah memiliki pengobatan anti-TB sebelumnya (sampai satu bulan), dandi lokasi penelitian di mana dokumentasi yang memadai adalah tersedia, untuk siapa tidak ada

  bukti sejarah tersebut. Sebuah 'kasus sebelumnya diobati' didefinisikan sebagai episode baru

terdaftar TB pada pasien yang, dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan langsung mengaku

telah diobati untuk TB selama satu bulan atau lebih, atau, di lokasi penelitian di mana

dokumentasi yang memadai yang tersedia, ada bukti sejarah tersebut.

Page 8: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 8/21

Uji Laboratorium

Tiga sampel dahak BTA dikumpulkan dari masing-masing subjek dengan botol plastik berlabel.

Metode pewarnaan panas Ziehl Neelsen digunakan untuk tes BTA mikroskopis. Dua sampel

dahak dengan jumlah bakteri tertinggi dikulturkan, dan satu kultur diajukan untuk tes kerentanan

obat (DST). Sputum smear microscopy dan pengkulturan dilakukan pada laboratorium tingkatkabupaten sementara itu DST dilakukan di laboratorium referensi tingkat provinsi. Sampel dahak 

didekontaminasi dengan natrium hidroksida 4% (NaOH), disentrifugasi, dan kemudian dikultur 

 pada media kultur Lowenstein-Jensen (LJ). Media kultur LJ diinkubasi pada 37 ° C dan diamati

 pada hari ke-3 dan ke-7 untuk mendeteksi kontaminasi dan / atau pertumbuhan yang cepat dari

mikobakteri dan kemudian seminggu sekali untuk mencatat pertumbuhan dan morfologi koloni

 bakteri.

Identifikasi MTB dilakukan dengan menggunakan tes resistansi asam pnitrobenzoic (PNB) dan

tes resistansi asam tiofena hidrazin karboksilat (TCH). Pertumbuhan dalam medium LJ yang

mengandung PNB menunjukkan bahwa basil tidak termasuk dalam MTB kompleks. Spesies laindari MTB dikeluarkan dari analisis saat ini. DST menggunakan media dan metode inokulasi LJ

dengan jenis yang sama sebagai teknik kultur. Media LJ diresapi dengan isoniazid (INH),

rifampisin (RIF), streptomisin (SM), dan etambutol (EMB) sesuai dengan metode proporsi

seperti yang direkomendasikan oleh WHO / IUATLD [8,11]. Konsentrasi obat anti-TB adalah

0,2 mg / ml untuk INH, 40 mg / ml untuk RIF, 4 mg / ml untuk SM, dan 2 mg / ml untuk EMB.

Pertumbuhan koloni pada lempeng yang mengandung obat dibandingkan dengan pelat kontrol

sebagai suatu proporsi. Jika bakteri tumbuh pada media dengan obat spesifik ≥ 1% dibandingkan

dengan pengendali, strain dinyatakan resisten terhadap obat tertentu, atau didefinisikan sebagai

sensitif ketika tingkat pertumbuhan adalah <1% dibandingkan dengan control/pengendali. MDR-

TB didefinisikan sebagai isolat yang resisten terhadap setidaknya RIF dan isoniazid. Kontrol

kualitas internal dan eksternal dilakukan sepanjang masa studi. Untuk penjaminan mutu internal

  pada DST, sebuah strain H37Rv standar laboratorium disertakan untuk setiap

kelompok/angkatan/batch kultur. Kontrol kualitas eksternal pada sputum smear microscopy dan

kultur dilakukan oleh laboratorium rujukan TB tingkat provinsi di Jiangsu dan selanjutnya

dilakukan oleh laboratorium supranasional referensi di Hong Kong.

Data analisis

Data ganda masuk dengan EpiData 3.1 (Denmark) dan perbedaan diperiksa terhadap data

mentah. Prevalensi resistensi mono-dan multi-obat di antara kasus TB baru dan sebelumnyadirawat dihitung. Analisis regresi logistik ganda dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor 

risiko untuk infeksi bakteri MDR. Variabel termasuk dalam model akhir dipilih berdasarkan

  biologis masuk akal serta kriteria statistik dan epidemiologi. Kekuatan asosiasi diperkirakan

dengan rasio odds (OR) dan 95% interval kepercayaan (95% CI). Semua uji signifikansi dua sisi

dan ambang signifikan ditetapkan pada 0,05. Semua analisa dilakukan dengan menggunakan

 perangkat lunak Stata statistik (versi 10,0; StataCorp, College Station, TX).

Page 9: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 9/21

Pertimbangan Etik 

Proyek ini telah disetujui oleh Institutional Review Board Nanjing Medical University. Informed

consent tertulis diperoleh dari semua peserta. Etika telah dihormati sepanjang masa studi

keseluruhan.

Hasil

Di antara pasien TB sputum 1940 BTA positif direkrut dalam penelitian ini, 1.848 (95,26%)

kasus positif berbudaya, 63 (3,25%) kasus negatif berbudaya, dan 29 (1,49%) kasus

terkontaminasi. Setelah tidak termasuk 24 kasus terinfeksi dengan non-TB mycobacterium, 1824

kasus ditentukan sebagai MTB terlibat dalam analisis akhir (Gambar 1). Kebanyakan dari

mereka (97,81%) adalah Cina Han. Kebangsaan pasien yang tersisa termasuk Hui, Mongolia,

Miao, Yi, Zhuang, Tu, Buyi, Bai, dan Hani dll rata-rata usia adalah 50,8 ± 19,3 tahun dan rasio

seks adalah 2,7 dengan 1340 (73,46%) laki-laki dan 484 ( 26,54%) perempuan. Di antara

mereka, 1180 (64,69%) adalah kasus baru dan 644 (35,31%) adalah mereka yang sebelumnya

diobati. Hasil DST menunjukkan bahwa 1.077 (59,05%) strain sensitif terhadap semua antibiotik 

lini pertama diuji dalam penelitian kami dan 747 (40,95%) resisten terhadap setidaknya satu

obat. Proporsi dari mono-obat perlawanan 28,73% untuk INH, 19,41% untuk RIF, 29,33% untuk 

SM, dan 13,98% untuk EMB, masing-masing (Tabel 1). Individu atau gabungan obat resistensi

terhadap INH, RIF, EMB dan SM lebih tinggi dalam kasus-kasus sebelumnya diobati daripada

yang ada dalam kasus baru. Rincian dari resistensi multi-obat disajikan dalam Tabel 2. Di antara

semua isolat, 303 (16,61%) strain resisten terhadap INH dan RIF baik (MDR-TB), dan 146

(8.00%) strain resisten terhadap semua empat lini pertama obat anti-TB (Tabel 2, Gambar 2).

Proporsi MDR-TB 33,07% dalam kasus-kasus sebelumnya diobati, yang secara signifikan lebihtinggi dari itu (7.63%) dalam kasus baru (χ2 = 194,76, P <0,001) (Tabel 2, Gambar 2). Kami

selanjutnya dibagi lokasi penelitian menjadi tiga kelompok (selatan, tengah dan utara)

 berdasarkan lokasi mereka di Jiangsu dan menemukan variasi geografis TB-MDR estimasi

risiko. Proporsi MDR adalah 13,23% di selatan, 18,37% di pusat dan 19,00% di wilayah utara

Jiangsu, masing-masing (Tabel 3). Perbedaan geografis secara statistik signifikan antara kasus

 baru (Gambar 3). Sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3, proporsi yang lebih tinggi MDR-TB

 pada kasus baru diamati di bagian tengah atau utara tapi tidak di daerah selatan. Persentase TB-

MDR dikelompokkan berdasarkan usia digambarkan dalam Gambar 4. Frekuensi MDR-TB jauh

lebih tinggi pada orang dewasa muda dan mencapai puncaknya pada 35-44 tahun. Dibandingkan

dengan pasien berusia 65 tahun atau lebih tua, OR (95% CI) adalah 1,88 (1,26-2,81) untuk 

mereka yang berusia 35-44 tahun.

Tabel 4 menunjukkan jumlah pasien dengan MDR-TB dan OR faktor risiko potensial. Pasien

dengan riwayat pengobatan sebelumnya memiliki risiko meningkat lebih dari 5 kali lipat MDR-TB (OR: 6,14, CI 95%: 4,61-8,17), dibandingkan dengan mereka yang sebelumnya tidak 

memiliki dirawat. Risiko-MDR TB untuk pasien yang tinggal di bagian tengah atau utara lebih

dari 1,4 kali dari yang untuk mereka yang tinggal di bagian selatan, dengan OR 1,47 (95% CI:

Page 10: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 10/21

1,01-2,13) dan 1,42 (95% CI: 1,05-1,92), masing-masing (Tabel 4). Tidak ada hubungan

signifikan yang ditemukan antara merokok dan risiko TB-MDR (OR: 1,01, CI 95%: 0,72-1,42).

Diskusi

Sebagai dilema kesehatan masyarakat, resistensi obat telah menjadi kendala untuk mencapai

tujuan pengendalian TB global yang efektif. Baru-baru ini, munculnya MDR dan XDR (luasresistan terhadap obat) TB telah timbul tantangan yang sangat mengkhawatirkan terhadap

kesehatan global [5,12]. Menghargai pentingnya mendokumentasikan kerentanan obat MTB,

WHO telah menerapkan program pengawasan di seluruh dunia sementara temuan menunjukkan

variasi regional dan nasional dalam besarnya dan kecenderungan resistensi obat [13]. Tingginya prevalensi TB-MDR baru ini melaporkan dari jumlah provinsi yang disurvei berkembang di Cina

dan Rusia merupakan indikasi dari epidemi yang lebih besar daripada yang diduga sebelumnya

[6]. Dalam beberapa tahun terakhir, transformasi struktural substansial ekonomi China telah

memberikan kontribusi terbesar aliran di dunia pernah-masa damai migrasi. Mobilitas penduduk telah terbukti untuk memperkuat dinamika transmisi TB serta resistan terhadap obat antimikroba

organisme [14,15]. Sebagai provinsi timur yang lebih maju, Jiangsu menyerap sebagian besar migrasi di Cina. Sekarang telah wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi (753 per kilometer 

 persegi) di antara semua provinsi di Cina. Menjelajahi prevalensi dan pola resistansi terhadap

obat secara substansial dapat memfasilitasi pengendalian TB lokal dan seluruh negeri.

Page 11: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 11/21

Peran Usia dan Jenis Kelamin

Di kebanyakan negara, mayoritas pasien TB adalah laki-laki[16]. Namun pasien TB laki-laki

atau perempuan bisa memiliki tingkat risiko yang berbeda untuk resistensi obat karena perbedaan

dalam akses terhadap layanan kesehatan atau paparan faktor resiko lain [7]. Dalam studi ini, OR menyembunyikan TB-MDR strain untuk perempuan adalah 1,43(95% CI: 0,99-2,06)

dibandingkan dengan laki-laki, menunjukkan hubungan perbatasan antara MDR-TB dann jenis

kelamin pasien. Menemukan disparitas gender yang terkait dengan risiko TB-MDR dapat

memberikan wawasan ke dalam pengembangan langkah-langkah yang ditargetkan dan

meningkatkan akses ke perawatan kesehatan dan mengurangi risiko tertular resisten

obat.Hubungan antara usia dan risiko TB-MDR tidak mapan dalam literatur sebagai studi yang

 berbeda menggunakan berbagai cut-off point untuk kelompok usia. Pasien TB-MDR lebih

cenderung lebih muda dari 65 tahun [17, 18]. Sebuah analisis review sistematis di Eropa

mengungkapkan risiko dikumpulkan MDR-TB untuk orang yang lebih muda dari 45 tahun lebih

tinggi dari pada diantara pasien yang lebih tua (OR: 1,52, CI95%:1,13-2,03) [17]. Dalam Studi

ini, kami menemukan bahwa frekuensi MDR-TB jauh lebih tinggi di adulthoods muda dan

mencapai puncaknya pada 35-44 tahun, yang mirip dengan temuan dari TB-MDR data survilans

di 13 negara dari Eropa Tengah dan Timur (CEEUR) [7]. Pol ini menunjukkan bahwa

epidemi TB-MDR di Jiangsu adalah sebuah fenomena yang relatif baru dan dikenakan korban

tertinggi ada oran dewasa muda. Kami berasumsi bahwa perbedaan usia terkait dalam kepatuhan

 pengobatan adalah mungkin, pasien 35-44 tahun sering disibukkan oleh studi, pekerjaan atau

kegiatan lain setiap har, berbeda dengan gaya hidup yang lebih menetap pada pasien tua [18].

Table 1Observed mono-drug resistance among tuberculosis cases in Jiangsu Province, China

Category Cases Sensitive Drug resistant†

At least one drug INH RIF EMB SM

n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%)

Total 1824 1077(59.05) 747(40.95) 524(28.73) 354(19.41) 255(13.98) 535(29.33)

 New cases 1180 793(67.20) 387(32.80) 228(19.32) 112(9.49) 97(8.22) 287(24.32)

Previously treated

cases644 284(44.10) 360(55.90) 296(45.96) 242(37.58) 158(24.53) 248(38.51)

†: isoniazid (INH); rifampicin (RIF); streptomycin (SM); ethambutol (EMB)Shao et al.  BMC Public Health 2011 11:110 doi:10.1186/1471-2458-11-110

Page 12: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 12/21

 Table 2 Observed multi-drug resistance amongtuberculosis cases in Jiangsu Province, China

Category Cases Drug resistant† MDR‡

HR HRE HRS HRSEn(%) n(%) n(%) n(%) n(%)

Total 1824 37(2.03) 26(1.43) 94(5.15) 146(8.00)303(16.61)

  New cases 1180 9(0.76) 5(0.42) 33(2.80) 43(3.64)

90(7.63)Previously 644 28(4.35) 21(3.26) 61(9.47) 103(15.99)

213(33.07)

treated

casesc2 26.95 23.87 37.98 86.29 194.76

P < 0.001 < 0.001 < 0.001 < 0.001 < 0.001

†: HR: isoniazid+rifampicin; HRE: isoniazid+rifampicin+ethambutol.

HRS: isoniazid+rifampicin+streptomycin.

HRSE: isoniazid+rifampicin+streptomycin+ethambutol.

‡: MDR, resistant to at least isoniazid and rifampicin

Pengaruh Sebelumnya Pengobatan anti-TB

Resistensi obat pada isolat MTB muncul dari mutasi genetik spontan dan dapat diperkuat melalui

tekanan seleksi dan selanjutnya dibesar-besarkan oleh ketidakpatuhan pasien [5]. Resistan

terhadap obat TB adalah baik diperoleh karena manajemen yang buruk dari pengobatan atau

 penularan dari infeksi yang resistan terhadap obat pasien TB [19]. Seperti yang ditemukan dalam

 penelitian lainnya, sejarah anti-TB pengobatan telah konsisten dikaitkan dengan risiko TB-MDR 

[20]. Sebuah tinjauan sistematis pada 29 penelitian di Eropa melaporkan risiko dikumpulkan dariMDR adalah hingga 10 kali lebih tinggi dalam kasus-kasus sebelumnya diobati daripada yang

tidak pernah diperlakukan [17]. Studi kami adalah konsisten dengan laporan mantan yang

mengungkapkan pentingnya sejarah pengobatan sebelumnya dalam risiko resistensi obat. Pasien-

  pasien yang sebelumnya dirawat seringkali merupakan kelompok yang sangat heterogen

termasuk mereka yang mengalami kekambuhan setelah menerima pengobatan yang berhasil,

Page 13: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 13/21

mereka yang kembali setelah default, dan mereka yang mulai menerima rejimen pengobatan

ulang setelah mengalami kegagalan pengobatan sebelumnya [21].

Table 3 Observed drug resistance in different areas of Jiangsu Province, China

Area of residence New cases Previously treated cases Total

Cases Resistant† MDR‡ Cases Resistant† MDR‡ Cases Resistant† MDR‡

n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%)

South 489 132(26.99) 24(4.91) 229 125(54.59) 71(31.00) 718 257(35.79) 95(13.23)

Central 221 82(37.10) 21(9.50) 122 72(59.02) 42(34.43) 343 154(44.90) 63(18.37)

  North 470 173(36.81) 45(9.57) 293 163(55.63) 100(34.13) 763 336(44.04) 145(19.00)

c2 12.76 8.76 0.65 0.69 13.11 9.84

P 0.002 0.012 0 .723 0.708 0.0010.007

Page 14: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 14/21

Page 15: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 15/21

Page 16: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 16/21

Variasi Geografis

Variasi geografis resistensi obat diamati dalam penelitian ini, di mana proporsi yang lebih tinggi

MDR-TB di antara kasus baru yang ditemukan di bagian tengah atau utara dibandingkan dengan

di daerah selatan. Memahami pola transmisi penting dalam pengendalian TB karena perlawanan

  perlawanan primer diperoleh dan membutuhkan strategi kontrol yang berbeda [22]. Untuk mencegah resistensi obat primer, teknologi baru untuk resistensi obat awal membedakan dan

mengadopsi langkah-langkah efektif untuk memblokir transmisi penting. Untuk mengurangi

diperoleh resistensi obat, pengembangan obat berkualitas tinggi dan kekuatan manajemen pasien

dibutuhkan [22]. Proporsi yang lebih rendah MDR primer di bagian selatan menunjukkan bahwa

 pengendalian TB di wilayah ini agak berhasil dan tidak memiliki transmisi strain MDR besar 

dibandingkan dengan bagian tengah dan utara Jiangsu. Namun, proporsi yang lebih tinggi serupa

resistensi obat yang diperoleh di antara pasien TB di ketiga daerah juga menimbulkan

keprihatinan untuk memperkuat pengembangan obat dan manajemen pasien. Topik menarik 

lainnya dalam transmisi TB-MDR adalah peran migrasi, sebagai provinsi Jiangsu adalah

menyerap sejumlah besar penduduk non-permanen. Dalam studi ini, kami tidak secara khusus

merancang pertanyaan untuk membedakan penduduk bergerak dari penduduk asli. Namun, satu

 pertanyaan mungkin berhubungan dengan topik ini: "Berapa lama kamu tinggal di sini"? Kami

menganalisis variabel ini, tapi tidak menemukan hubungan signifikan. Satu penjelasan yang

mungkin bisa menjadi bagian besar dari populasi bergerak lebih memilih untuk kembali ke

rumah mereka ketika mereka dicurigai sebagai TB. Sebuah desain epidemiologi direvisi

diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut peran migrasi di MDR.

Batasan Penelitian

Beberapa sumber bias bisa ada dalam penelitian ini. Pertama, ada potensi bias dalam estimasiresistensi obat dalam kasus-kasus sebelumnya diobati. Meskipun kami mewawancarai pasien,meninjau catatan medis dan disaring sistem untuk memeriksa laporan kasus TB episode

sebelumnya, kita tidak bisa mengecualikan kemungkinan kesalahan klasifikasi. Kedua, kita tidak 

melakukan DST lini kedua obat anti-TB dalam penelitian ini. Jadi, prevalensi TB tidak jelas.Ketiga, ada dua strategi sampling yang paling berguna untuk surveilans resistensi obat: 100%

sampling pusat diagnostik dan cluster sampling [11]. Cluster metode sampling diadopsi cukup

dalam situasi di mana ia logistik sulit untuk menutupi seluruh area dan di mana jumlah pusat

diagnosis TB adalah tinggi. Cluster sampling umumnya digunakan, bukan sampling acak sederhana, terutama sebagai sarana menyimpan uang ketika, misalnya, populasi tersebar, dan

 peneliti tidak dapat sampel dari mana-mana. Hilangnya efektifitas dengan menggunakan cluster 

sampling, bukan sampling acak sederhana, tidak boleh diabaikan. Meskipun dalam penelitian ini,ukuran sampel dikalikan dengan efek desain, kesalahan sampling yang lebih tinggi disebabkan

oleh metode cluster sampling harus diperhitungkan.

Page 17: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 17/21

Dampak 

Pentingnya mengetahui kerentanan terhadap MTB telah menjadi lebih signifikan karena tingkatresistensi meningkat, aktivitas wisata yang tinggi dan host yang tersedia terbatas agen anti-TB.

Surveilans adalah langkah menengah penting untuk mengalokasikan sumber daya dan desain

rejimen pengobatan. Namun demikian, berdasarkan populasi survei adalah tindakan sementarasampai kita tahu profil kerentanan obat setiap pasien, yang dapat digunakan untuk resep terapi

individual. DST perlu ditingkatkan sehingga pasien terinfeksi dengan strain MTB rentan bisa

mendapatkan DOTS, mereka dengan mono-obat resistensi bisa mendapatkan DOTS intensif untuk mencegah resistensi multidrug, dan orang-orang dengan TB bisa mendapatkan terapi hidup

hemat yang mereka butuhkan [23]. Sayangnya, DST rutin MTB tidak tersedia di tingkat negara

Cina sementara laboratorium bertanggung jawab untuk kasus mendiagnosis belum diperkuat

untuk memenuhi persyaratan ini, meskipun resistensi obat telah memikat perhatian dalam dekadeterakhir. Bahkan di beberapa fasilitas kesehatan dengan peralatan yang diperlukan, hasil tes

kerentanan masih mengambil lebih dari beberapa minggu, ketika pasien dengan TB-MDR telah

diobati dengan INH dan RIF untuk waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, strategi baru, alat

diagnostik cepat [24,25] (seperti molekul-probe assay garis), baru terapi anti-TB, dan vaksinyang efektif sangat dibutuhkan [26]. Pemahaman yang lebih baik dari faktor-faktor risiko akan

membantu untuk menentukan kelompok pasien yang akan lebih cenderung memiliki MDR-TBdan dengan demikian memprioritaskan penggunaan metode diagnostik cepat untuk identifikasi

dan penentuan resistensi obat.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, tingginya prevalensi resistensi obat di provinsi Jiangsu telah menjadi

tantangan utama bagi pengendalian TB. Pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya berada pada risiko tinggi untuk TB-MDR. Pemantauan obat-resistansi harus ditingkatkan dengan survey

 periodik untuk menilai tren dan mengambil tindakan yang benar bila diperlukan. Pencegahan dan pengendalian TB yang resistan terhadap obat harus ditekankan oleh program DOTS direvisimelalui deteksi kasus prompt, rutin dan kualitas terjamin DST untuk pasien-pasien yang berisiko

tinggi resistensi, pengobatan dengan kedua obat program pertama dan lini kedua, dan pengobatan

sistematik observasi, dengan prioritas tinggi settings.identification TB-MDR dan penentuanresistensi obat.

Competing interests

Page 18: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 18/21

The authors declare that they have no competing interests.

Authors' contributions

YS, DY, WX, WL, and HS conceived the idea and implemented the field study and laboratory

tests. DY, YD, HS and JW participated in the statistical analysis and drafted the manuscript. Allauthors read and approved the final manuscript.

Acknowledgements

This study is supported by "National S&T Major Project Foundation of China" (2009ZX10004-

904) and National Natural Science Foundation of China (81072351).

References

1. Maartens G, Wilkinson RJ: Tuberculosis.

 Lancet 2007, 370:2030-2043. PubMed Abstract | Publisher Full Text

2. Global Tuberculosis Control: A short update to the 2009 report

[http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241598866_eng.pdf ] webcite3. Russell DG, Barry CE, Flynn JL: Tuberculosis: what we don't know can, and does,

hurt us.

Science 2010, 328:852-856. PubMed Abstract |  Publisher Full Text |

PubMed Central Full Text

4. Kant S, Maurya AK, Kushwaha RA, Nag VL, Prasad R: Multi-drug resistanttuberculosis: an iatrogenic problem.

 Biosci Trends 2010, 4:48-55. PubMed Abstract

5. Yew WW, Leung CC: Management of multidrug-resistant tuberculosis: Update

2007.

 Respirology 2008, 13:21-46. PubMed Abstract | Publisher Full Text

6. Aziz MA, Wright A, Laszlo A, De Muynck A, Portaels F, Van Deun A, Wells C, Nunn

P, Blanc L, Raviglione M: Epidemiology of antituberculosis drug resistance (theGlobal Project on Anti-tuberculosis Drug Resistance Surveillance): an updated

analysis.

 Lancet 2006, 368:2142-2154. PubMed Abstract | Publisher Full Text

Page 19: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 19/21

7. Multidrug and extensively drug-resistant TB (M/XDR-TB): 2010 global report on

surveillance and rsponse . [http://whqlibdoc.who.int/publications/2010/9789241599191 

eng.pdf]webcite8. Anti-tuberculosis drug resistance in the world(WHO/HTM/TB/2008.394)

[http://whqlibdoc.who.int/hq/2008/WHO_HTM_TB_2008.394_eng.pdf ] webcite

9. He GX, Zhao YL, Jiang GL, Liu YH, Xia H, Wang SF, Wang LX, Borgdorff MW, vander Werf MJ, van den Hof S: Prevalence of tuberculosis drug resistance in 10

provinces of China.

  BMC Infect Dis 2008, 8:166. PubMed Abstract | BioMed Central Full Text |

PubMed Central Full Text

10.Xu W, Lu W, Zhou Y, Zhu L, Shen H, Wang J: Adherence to anti-tuberculosis

treatment among pulmonary tuberculosis patients: a qualitative and quantitative

study.

  BMC Health Serv Res 2009, 9:169. PubMed Abstract |  BioMed Central Full Text |PubMed Central Full Text

11.Guidelines for surveillance of drug resistance in tuberculosis

(WHO/HTM/TB/2009.422)

[http://www.who.int/tb/publications/mdr_surveillance/en/index.html] webcite12.Burki T: Tuberculosis-resistance, funding, and drugs.

 Lancet Infect Dis 2010, 10:297-298. PubMed Abstract | Publisher Full Text

13.Wright A, Zignol M, Van Deun A, Falzon D, Gerdes SR, Feldman K, Hoffner S,

Drobniewski F, Barrera L, van Soolingen D, et al .: Epidemiology of antituberculosisdrug resistance 2002-07: an updated analysis of the Global Project on Anti-

Tuberculosis Drug Resistance Surveillance.

 Lancet 2009, 373:1861-1873. PubMed Abstract | Publisher Full Text

14.MacPherson DW, Gushulak BD, Baine WB, Bala S, Gubbins PO, Holtom P, Segarra-

 Newnham M: Population mobility, globalization, and antimicrobial drug resistance.

 Emerg Infect Dis 2009, 15:1727-1732. PubMed Abstract | PubMed Central Full Text

15.Arguin PM, Marano N, Freedman DO: Globally mobile populations and the spread of emerging pathogens.

 Emerg Infect Dis 2009, 15:1713-1714. PubMed Abstract | PubMed Central Full Text

16. Neyrolles O, Quintana-Murci L: Sexual inequality in tuberculosis.

Page 20: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 20/21

  PLoS Med  2009, 6:e1000199. PubMed Abstract |  Publisher Full Text |

PubMed Central Full Text

17.Faustini A, Hall AJ, Perucci CA: Risk factors for multidrug resistant tuberculosis in

Europe: a systematic review.

Thorax 2006, 61:158-163.  PubMed Abstract |  Publisher Full Text |

PubMed Central Full Text

18.Law WS, Yew WW, Chiu C, Kam KM, Tam CM, Chan CK, Leung CC: Risk factors for

multidrug-resistant tuberculosis in Hong Kong.

 Int J Tuberc Lung Dis 2008, 12:1065-1070. PubMed Abstract | Publisher Full Text

19.Chiang CY, Schaaf HS: Management of drug-resistant tuberculosis.

 Int J Tuberc Lung Dis 2010, 14:672-682. PubMed Abstract | Publisher Full Text

20.Suarez-Garcia I, Rodriguez-Blanco A, Vidal-Perez JL, Garcia-Viejo MA, Jaras-

Hernandez MJ, Lopez O, Noguerado-Asensio A: Risk factors for multidrug-resistant

tuberculosis in a tuberculosis unit in Madrid, Spain.

 Eur J Clin Microbiol Infect Dis 2009, 28:325-330. PubMed Abstract | Publisher Full Text

21.Zignol M, Wright A, Jaramillo E, Nunn P, Raviglione MC: Patients with previously

treated tuberculosis no longer neglected.

Clin Infect Dis 2007, 44:61-64. PubMed Abstract | Publisher Full Text

22.Gao Q, Li X: Transmission of MDR tuberculosis.

 Drug Discovery Today: Disease Mechanisms 2010, 7:e61-e65. Publisher Full Text

23.Borgdorff MW, Small PM: Scratching the surface of ignorance on MDR tuberculosis.

 Lancet 2009, 373:1822-1824. PubMed Abstract | Publisher Full Text

24.Bwanga F, Hoffner S, Haile M, Joloba ML: Direct susceptibility testing for multi drug

resistant tuberculosis: a meta-analysis.

  BMC Infect Dis 2009, 9:67. PubMed Abstract |  BioMed Central Full Text |

PubMed Central Full Text

25.Ling DI, Zwerling AA, Pai M: Rapid diagnosis of drug-resistant TB using line probe

assays: from evidence to policy.

Page 21: jurnal jadi

5/11/2018 jurnal jadi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-jadi-55a230ddc249f 21/21

 Expert Rev Respir Med 2008, 2:583-588. PubMed Abstract | Publisher Full Text

26.Zhao M, Li X, Xu P, Shen X, Gui X, Wang L, Deriemer K, Mei J, Gao Q: Transmission

of MDR and XDR tuberculosis in Shanghai, China.

  PLoS One 2009, 4:e4370.  PubMed Abstract |  Publisher Full Text |PubMed Central Full Text

Pre-publication history

The pre-publication history for this paper can be accessed here:

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/110/prepub

Have something to say? Post a comment on this article!