MAKALAH JADI

47
MAKALAH ASKEP SISTEM PENCERNAAN (DEWASA) “GASTROENTRITIS” Dosen Pembimbing : Sholihatul Maghfirah, S.Kep.,Ns.,M.Kes Kelompok 3 NIM Nama Kelas 14631410 Wulan Fitri Rahayu S1 A Kep. 14631414 Zeny Susanti S1 A Kep. 14631420 Yuni Fitria S1 A Kep. 14631421 Yuyun Karuniawati S1 A Kep. 14631431 Sawitri S1 A Kep. 14631432 Nefri Arshinta Dewi S1 A Kep.

description

nb

Transcript of MAKALAH JADI

Page 1: MAKALAH JADI

MAKALAH ASKEP SISTEM PENCERNAAN (DEWASA)

“GASTROENTRITIS”

Dosen Pembimbing : Sholihatul Maghfirah, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Kelompok 3

NIM Nama Kelas

14631410 Wulan Fitri Rahayu S1 A Kep.

14631414 Zeny Susanti S1 A Kep.

14631420 Yuni Fitria S1 A Kep.

14631421 Yuyun Karuniawati S1 A Kep.

14631431 Sawitri S1 A Kep.

14631432 Nefri Arshinta Dewi S1 A Kep.

14631435 Arlina Rahma H S1 A Kep

Prodi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Ponorogo

2016

Page 2: MAKALAH JADI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan

makalah dengan judul “Gastroentritis” sesuai dengan waktu yang sudah

disediakan.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan

Keperawatan Sistem Pencernaan (Dewasa) yang dibimbing oleh Sholihatul

Maghfirah, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Siti Munawaroh, S.Kep.Ns, M.Kep., selaku Dekan FIK Unmuh Ponorogo;

2. Lina Ema Purwanti, S.Kep,Ns, M.Kep., selaku Kaprodi S-1 Keperawatan;

3. Sholihatul Maghfirah, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku dosen pembimbing mata

kuliah ini yang telah memberikan arahan serta masukan;

4. Pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dukungan moral maupun material.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Ponorogo, Maret  2016

Penulis

Page 3: MAKALAH JADI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 KONSEP PENYAKIT

1.1 Definisi

1.2 Etiologi

1.3 klasifikasi

1.4 Manifestasi Klinis

1.5 Patofisiologi

1.6 pohon masalah/ WOC

1.7 Penatalaksanaan

BAB 2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

2.2 Diagnosa Keperawatan

2.3 Intervenai Keperawatan

BAB 3 CASE STUDY

3.1. Deskripsi Kasus

3.2. Pengkajian

3.3. Diagnosa Keperawatan

3.4. Intervenai Keperawatan

3.5. Implementasi Keperawatan

3.6. Evaluasi Keperawatan

BAB 4 PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH JADI

BAB 1

KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 DEFINISI

Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah

dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi tidak toleran terhadap

makanan tertentu atau mencerna toxin. (tucker, Martin S 1999).

Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus

halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat

kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala

keseimbangan elektrolit. (Cecyly, Betz.2002)

Gastroenteritis adalah radang dari lambung keusus yang memberikan

gejala diare dengan disetai muntah atau tanpa muntah ataupun dengan

muntah besar.(Manjoer, Arief. 2000). Gastroentritis adalah peradangan

pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi

patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare atau

disertai muntah serta ketidaknyamanan abdomen.

Jadi data diatas bahwa gastroenteritis adalah suatu keadaan dengan

peningkatan frekuensi, konsistensi feses encer, feses dengan kandungan

banyak airdan feses bisa disertai dengan darah atau lendir.

1.2 ETIOLOGI

Faktor penyebab diare adalah :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi

internal sebagai

berikut:

Page 5: MAKALAH JADI

1) Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella,

capylabactor, yersinia aoromonas dan sebagainya.

2) Infeksi virus : entero virus (v.echo, coxsacria, poliomyelitis)

3) Infeksi parasit : cacing (ascaris, tricuris, oxyuris, srongyloidis,

protozoa, jamur)

b. Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan, seperti : OMA,

tonsillitis, bronkopnemonia, easefalitis, dan lainnya.

2. Faktor malabsorbsi :

a. Malabsorbsi karbohidrat

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan, makanan basi atau beracun

4. Faktor psikologis rasa takut dan cemas (Mansjoer arief, 2000)

5. Obat-obatan (Thielman, 2004)

1.3 KLASFIKASI

Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa factor:

1. Berdasarkan lama waktu :

a. Akut : berlangsung < 5 hari

b. Persisten : berlangsung 15-30 hari

c. Kronik : berlangsung > 30 hari

2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik

a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer

b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit

3. Berdasarkan derajatnya

a. Diare tanpa dihindrasi

b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

c. Diare dengan dehidrasi berat

4. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak

a. Infektif

b. Non infeksif

Page 6: MAKALAH JADI

1.4 MANIFESTASI KLINIS

1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin

sering

2. Muntah/mual

3. Demam

4. Kram abdomen, tenesmus

5. Membrane mukosa kering

6. Fontanel cekung ( bayi )

7. Anoreksia

8. Anus terdapat lesi

9. Dehidrasi

10. Berat badan menurun

11. Malaise (Cecyly, Betz.2002).

1.5 PATOFISIOLOGI

Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri,

virus, parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor makanan

dan faktor psikologis. Diare karena infeksi seperti bakteri, berawal dari

makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia. Bakteri

tertelan masuk sampai lambung, yang kemudian bakteri dibunuh oleh asan

lambung. Namun jumlah bakteri terlalu banyak maka, ada yang beberapa

lolos sampai keduodenum dan berkembang biak. Pada kebanyakan kasus

gastroenteritis, orga tubuh yang diserang adalah usus. Didalam usus

tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan mencairkan lapisan

lendir yang menutupi permukaan usus, sehingga bakteri dapat masuk

kedalam membran epitel, dimembran ini bakteri mengeluarkan toksik

yang merangsang sekresi cairan-cairan usus dibagian cripta villi dan

menghambat absorbsi cairan. Sebagian akibat dari

keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang

mengakibatkan dinding usus menggembung dan tegang sebagian dinding

usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk

Page 7: MAKALAH JADI

mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan tersebut melebihi

kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare.

Diare yang diakibatkan malabsorbsi makanan akan menyebabkan

makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena

akan mengganggu motilitas usus. Iritasi mukosa usus mengakibatkan

hiperperistaltik sehingga terjadi berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehinggan timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya

timbul diare pula.

Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan dirongga usus

menyebabkan klien mengeluh abdomen terasa sakit. Selain karena 2 hal

itu, nyeri abdomen atau kram timbul karena metabolisme karbohidrat oleh

bakteri diusus yang menghasilkan gas H2 dan C02 yang menimbulkan

kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada keadaan ini klien akan

merasa mual bahkan muntah serta nafsu makannya menurun. Karena

terjadi ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila keadaan ini terus

berlanjut dan klien tidak mau makan maka, akan menimbulkan gangguan

nutrisi sehingga klien lemas.

Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan klien

terjatuh dalam keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan

menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa jadi cekung

(pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan membuat

cairan ekstraseluler dan intraseluler menurun. Dimana selain air, tubuh

juga kehilangan Na, K dan Ion Karbonat. Bila keadaan ini berlanjut terus,

Page 8: MAKALAH JADI

diare

maka volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi,

perfusi jaringan terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan syok

hipovolemik dengan gejala denyut jantung meningkat, nadi cepat tapi

kecil, tekanan darah menurun klien sangat lemah kesadaran menurun.

Akibat lain dari kehilangancairan ekstrasel dan intrasel yang berlebihan,

tubuh akan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan tampak pucat

dengan pernapasan yang cepat dan dalam (pernapasan kussamul).

Faktor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena faktor psikologis

(stres, marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenalin dibawah

pengendalian siste, pernapasan simpatis untuk merangsang pengeluaran

hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh. Sehingga bila terjadi

stres maka, metabolisme akan terjadi peningkatan dalam bentuk

peningkatan mortalitas usus. (Ngastiah, 2005 ; Syaifuddin, 1999 ; Barbara

C Long, 1999).

1.6 POHON MASALAH/WOC

Infeksi malabsorbsi makanan

kuman masuk & tekanan osmotik meningkat toksin tidak dapat

berkembang dalam usus diabsorbsi

pergeseran air & elektrolit ke

toksin dalam dinding usus halus rongga usus hiperperistaltik

hipersekresi air &elektrolit usus isi rongga usus meningkat kemampuan

meningkat absorbsi menurun

BAB sering dengan konsistensi encer inflamasi saluran pencernaandiare

Page 9: MAKALAH JADI

iare

Kulit disekitar cairan yang frekwensi defekasi agen pirogenik mual & muntah

Anus lecet & iritasi keluar banyak

BAB encer atau dengan darah suhu tubuh anoreksia

Kemerahan & gatal dehidrasi meningkat

1.7 PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengontrolan

dan penyembuhan penyakit yang mendasar.

2. Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan peroral, mungkin

diresepkan glukosa oral dan larutan elektrolit

3. Untuk diare sedang, obat-obat non-spesifik, difenoksilat (lomotif) dan

loperamit (imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber non-

infeksius.

4. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius

atau diare memburuk.

5. Terapi interavena untuk hidrasi cepat (diberi cairan), terutama untuk

klien yang sangat muda atau lansia.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung

dari berat badan atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan

kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

Resiko kerusakan integrita

hipotermia

Ketidakseimbangan

Resiko kerusakan integritas kulit

Kekurangan volume cairan

diare

hipertermi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 10: MAKALAH JADI

BAB 2

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN

2.1.1 Identitas klien

2.1.2 Riwayat keperawatan

Awal serangan: gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia

kemudiantimbul diare.

2.1.3 Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak

air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan

turgor kulit berkurang, selaput kadir mulut dan bibir kering,

frekuensi BAB lebih dari4x dengan konsisten encer.

2.1.4 Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi

2.1.5 Riwayat Psikososial keluarga

1. Pola Eliminasi

Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari

2. Pola Nutrisi

Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan

penurunan BAB.

3. Pola Istirahat dan Tidur

Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan

menimbulkan rasa tidak nyaman.

4. Pola Aktifitas

Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya

nyeri akibat disentri abdomen.

2.1.6 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum: Klien lemah, panas, muntah dan diare.

Page 11: MAKALAH JADI

Kesadaran: Composmentis

TTV: Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 39˚C, RR

22x/mnt.

1. Kepala: Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada

benjolan, kulit kepala bersih.

2. Mata: Simetris, tidak ada secret, konjungtiva merah muda,

sclera putih, mata cowong.

3. Mulut: Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih

4. Hidung: Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada polip.

5. Telinga: Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih,

tidak ada serumen.

6. Leher: Tidak ada pemebesaran kelenjar tyroid, limphe, tidak

ada hubungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.

7. Dada

Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan

dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu

pernapasan

Palpasi: Tidak ada benjolan mencurigakan.

Perkusi: Paru-paru sonor, jantung dullness

Auskultasi: Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak

ada suara nafas tambahan.

8. Abdomen

Inspeksi : Simetris

Auskultasi: Peristaltik meningkat 40x/mnt

Palpasi: Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi: Hipertimpan, perut kembung.

9. Punggung: Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis,

lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.

10. Genetalia: Jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada

kelainan, kulit perineal kemerahan.

Page 12: MAKALAH JADI

11. Anus: Tidak ada benjolan mencurigakan, kulit daerah anus

kemerahan.

12. Ekstremitas: Lengan kiri terpasang infuse, kedua kaki

bergerak bebas, tidak ada odem.

2.2 DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya

intake cairan secara oral

3. Diare berhubungan dengan Inflamasi, iritasi, atau malabsorpsi usus.

4.  Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan makanan

tak adekuat

2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional

Resiko kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan

BAB sering

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24

jam diharapkan masalah

keperawatan kerusakan

integritas kulit dapat

teratasi dengan kriteria

hasil:

a. Integritas kulit yang

baik bisa di

pertahankan (sensasi,

elatisitas, temperataur,

hidrasi, pelgmentasi)

b. Tidak ada lesi kulit 

c. Perpusi jaringan baik

d. Menunjukan

1. Anjurkan pasien

untuk

menggunakan

pakian yang

longgar.

2. Indari kerutan

pada tempat tidur.

3. Jaga kebersihan

kulit agar teteap

bersih dan kering

4. Monilisasi pasien

setiap 2 jam sekali

5. Monitor kulit

adanya kemerahan

6. Oleskan losien/

1. Untuk

meminimalis

kelembaban

kulit.

2. Untuk membuat

pasien nyaman.

3. Untuk

mengindarai

infeksi dan

bakteri lain.

4. Agar pasien

tidak mengalami

petingkatan

kelembaban

kulit.

Page 13: MAKALAH JADI

pemahaman dalam

proses perbaikana kulit

dan mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan alami

minyak BB oil

pada daerah

yanmg terkena.

5. Untuk

mengetahui

adanya infeksi

6. Mencegah

penyebaran lesi

kulit

Resiko kekurangan volume

cairan berhubungan dengan

menurunnya intake cairan

secara oral

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24

jam diharapkan masalah

keperawatan volume cairan

dan elektrolit dalam tubuh

seimbang (kurangnya

cairan dan elektrolit

terpenuhi)

Dengan KH :

a. Turgor kulit cepat

kembali.

b. Mata kembali normal

c. Membran mukosa

basah

d. Intake output seimbang

1. pantau tanda

kekurangan cairan

2. observasi/catat

hasil intake output

cairan

3. anjurkan klien

untuk banyak

minum

4. jelaskan pada ibu

tanda kekurangan

cairan

5. berikan terapi

sesuai advis : Infus

RL 15 tpm

1. Menentukan

intervensi

selanjutnya

2. Mengetahui

keseimbangan

cairan

3. Mengurangi

kehilangan

cairan

4. Meningkatkan

partisipasi dalam

perawatan

5. mengganti cairan

yang keluar dan

mengatasi diare

Diare berhubungan dengan

Inflamasi, iritasi, atau

malabsorpsi usus.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24

jam diharapkan masalah

keperawatan Konsistensi

BAB lembek, frekwensi 1

kali perhari dengan KH :

a. Tanda vital dalam

batas normal (N: 120-

60 x/mnt, S; 36-37,50

c, RR : < 40 x/mnt )

b. Leukosit : 4000 –

1. Mengobservasi

TTV

2. Jelaskan pada

pasien tentang

penyebab dari

diarenya

3. Pantau leukosit

setiap hari

4. Kaji pola

eliminasi klien

setiap hari

1. kehilangan

cairan yang aktif

secar terus

menerus akan

mempengaruhi

TTV

2. Klien dapat

mengetahui

penyebab dari

diarenya.

3. Berguna untuk

Page 14: MAKALAH JADI

11.000. 5. Kolaborasi

a. Konsul ahli

gizi untuk

memberikan

diet sesuai

kebutuhan

klien.

b. Antibiotik:

cefotaxime

3x1 amp

(500mg/ml)

mengetahui

penyembuhan

infeksi

4. Untuk

mengetahui

konsistensi dan

frekuensi BAB

5. Metode makan

dan kebutuhan

kalori didasarkan

pada kebutuhan.

 Hipertermi berhubungan

dengan proses inflamasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam

diharapkan masalah

keperawatan hipertermi

dapat teratasi dengan

Tujuan : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan tidak terjadi

peningkatan suhu tubuh.

Kriteria hasil : suhu tubuh

dalam batas normal (36-

37°C)

1. Monitor suhu

tubuh

2. Berikan kompres

hangat.

3. Kolaborasi :

Pemberian

antipiretik

1. Deteksi dini

terjadinya

perubahan

abnormal fungsi

tubuh

2. Merangsang

pusat pengatur

panas untuk

menurunkan

produksi panas

tubuh.

3. merangsang

pusat pengatur

panas di otak.

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan b.d

asupan makanan tak adekuat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24

jam diharapkan masalah

keperawatan nutrisi kurang

dari kebutuhan dapat

teratasi kriteria hasil :

a. asupan nutrisi normal

1. anjurkan klien

untuk menjaga

kebersihan mulut

2. jelaskan

pentingnya

konsumsi nutrisi

dan cairan yang

1. menjaga

kebersihan mulut

dapat

meningkatkan

nafsu makan

2. dapat

terrpenuhnya

Page 15: MAKALAH JADI

b. mukosa lembab

c. TTV dalam batas

normal

adekuat

3. motivasi keluarga

untuk member

makanan yang

bervariasi

4. kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

kebutuhan nutrisi

yang dibutuhkan

nutrisi sesuai

kebutuhan

metabolism

3. makanan yang

bervariasi dapat

meningkatkan

nafsu makan

4. memberikan

asupan

diet/nutrisi yang

tepat

Page 16: MAKALAH JADI

BAB 3

APLIKASI KASUS

3.1. DESKRIPSI KASUS

Tn. A dating ke UGD dengan keluhan sudah BAB 6x selama 6 jam dengan

konsistensi cair dan berlendir. Bising usus 40x/menit, TD 130/80 mmHg, Nadi

90x/menit, suhu 38°C, RR 20x/menit, minum 500 cc/12 jam.

3.2. PENGKAJIAN

3. 1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. A

Umur  : 65 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : jl.K  No.5 T Madiun

Status perkawinan : Kawin

3. 1.2 RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama

Klien mengatakan sudah BAB 6x selama 6 jam dengan

kosistensi cair dan berlendir.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan sudah BAB 6x selama 6 jam dengan

kosistensi cair dan berlendir.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Page 17: MAKALAH JADI

Klien mengatakan pernah menderita penyakit maag selama

2 tahun sampai sekarang, pengobatan dilakukan dengan

minum obat yang biasanya di beli warung terdekatnya

dengan nama obat obatnya yaitu promag.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat

penyakit yang dialami klien sekarang.

5. Pola ADL

N

O

Aspek yang dinilai Di rumah Di rumah sakit

1 Pola makan dan minum

1. Makan

2. Minum

3x sehari

Nasi, sayur, lauk,

buah – buahan

5 – 6 gelas

Air putih

Susu kental

3x sehari

Nasi, sayur, lauk,

buah-buahan

Menghabiskan ¼

porsi, 4 - 6 gelas

Air putih, tidak

nafsu makan

2 Eliminasi

1. BAB

2. BAK

1x sehari

Lembek

Kuning

4 – 6 x sehari

Kuning

Khas amoniak

1x sehari

Lembek

Kuning kadang

seperti the khas

feses, BAK 4 – 6

x sehari kuning

kadang spt teh

Khas amoniak

3 Pola aktifitas sehari –

hari

Dapat melakukan

aktifitas sebagai

petani

Klien hanya

terbaring di

tempat tidur

aktifitas dibantu

Page 18: MAKALAH JADI

keluarga

4 Pola istirahat tidur

1. Tidur siang

2. Tidur malam

Kadang – kadang

+/_ ( 7 – 8 jam/ 21.00

– 04.00 WIB ).

+/_ ( 13.00 – 14.30

WIB )

+/_( 7 – 8 jam/

21.00 – 04.00

WIB )

5 Pola kebersihan

1. Mandi

2. Sikat gigi

3. Keramas

4. Gunting kuku

2x sehari

2x sehari

2x sehari

1x seminggu

2x sehari

1x sehari

Tidak pernah

Tidak pernah

6. Data psikososial

a. Status emosi

Emosi pasien stabil

b. Interaksi social

hubungan px dengan perawat serta dengan px lain baik

dan px dapat berkomunikasi dengan baik.

c. Spiritual

Px beragama Islam yang sebelum sakit taat beribadah,

namun sekarang hanya bisa berdoa demi kesembuhan

dan sabar dalam menghadapi cobaan yang diberikan

oleh Allah SWT.

3. 1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Pasien tampak lemas

Kesadaran : composmentis

TTV : Tensi 130/80 mmHg, Nadi 90x/menit, suhu

380 C, RR 20x/menit

Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak

ada

Page 19: MAKALAH JADI

benjolan,kulit kepala bersih.

2. Mata: Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda,

sklera putih, mata cowong.

3. Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah

bersih.

4. Hidung: simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada polip.

5. Telinga: simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih,

tidak ada serumen.

6. Leher: tidak ada pembesaran kenjar thyroid, limphe, tidak

ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku

kuduk.

7. Dada

Inspeksi: dada smetris, bentuk bulat datar, pergerakan

dinding dadasimetris, tidak ada retraksi otot bantu

pernapasan.

Palpasi: tidak ada benjolan mencurigakan.

Perkusi: paru-paru sonor, Jantung dullness.

Auskultasi: irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak

ada suara nafas tambahan.

8. Perut

Inspeksi: simetris

Auskultasi: peristaltic meningkat 40x/mnt

Palpasi: turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi: hipertimpani, perut kembung

9. Punggung: tidak ada kelainan tulang belakang, tidak ada

nyeri gerak.

10. Genetalia: jenis kelamin laki-laki, tidak ada odem, tidak ada

kelainan, kulit perineal kemerahan.

11. Anus: tidak ada benjolan mencurigakan, kulit daerah anus

kemerahan.

12. Ekstremitas: lengan kiri terpasang infuse, kedua kaki

Page 20: MAKALAH JADI

bergerak bebas, tidak ada odeme.

3. 1.4 ANALISA DATA

NO. DATA MASALAH

KEPERAWATAN

ETIOLOGI

DS: pasien

mengatakan bahwa

mengalami perut

kembung

DO: Setelah dilakukan

perkusi diketahui klien

distensi abdomen,

klien tampak menahan

kesakitan

Peristaltic: 40x/mnt

Infasi virus

Hepar

Hati mengadakan

perlawanan

Hipertopi

Pembuluh darah dan

saraf-saraf tertekan

Suplai oksigen

menurun

Metabolisme

anaerob

Pengeluaran asam

laktat

Nyeri

Gangguan rasa nyaman

nyeri

Page 21: MAKALAH JADI

2 DS: klien mengatakan

bahwa klien BAB

berkali-kali

DO: klien tampak

lemas, mata cowong

Infeksi bakteri

Pola BAB tidak

teratur

Eliminasi feses

encer

 

diare

Gangguan eliminasi

BAB: diare

berhubungan dengan

infeksi bakteri

3 DS :

Klien mengatakan

bahwa sudah BAB 6x

selama 6 jam, dengan

konsistensi feses cair

dan berlendir.

DO :

KU : lemah

KU : Composmentis

TTV :

N: 90x/menit

TD: 130/80 mmHg

RR: 20x/menit

S: 38°C

Mata : cekung, anemis

Bibir : tampak kering

Turgor kulit tdk elastic

masuknya

makanan/minuman

yang terkontaminasi

 

infeksi mukosa usus

 

makanan/zat tidak

dapat diserap

 

tekanana osmotic

dalam rongga usus

meningkat

 

terjadi pergesaran air

dan elektrolit ke

dalam rongga usus

 

isi rongga usus yang

berlebihan akan

merangsang usus

untuk

mengeluarkannya

Defisit volume cairan

dan elektrolit kurang

dari kebutuhan tubuh

Page 22: MAKALAH JADI

 

diare

4 DS :

Klien mengatakan

nafsu makan

berkurang.

DO :

KU : lemah

KU : komposmentis

TTV :

N: 90x/menit

TD: 130/80 mmHg

RR: 20x/menit

S: 38°C

Mata : cekung, anemis

Bibir : tampak kering

Turgor kulit tdk

elastic, terlihat malas

dan lemas. Distensi

abdomen, terdengar

bising usus.

Rasa tidak nyaman

di daerah abdomen

Terjadi peningkatan

asam lambung

 

Mual dan muntah

 

Anoreksia (tidak

nafsu makan)

Gangguan kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen

sekunder akibat gastroenteritis

2. Gangguan eliminasi BAB: diare berhubungan dengan infeksi

bakteri

Page 23: MAKALAH JADI

3. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan diare

4. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan / KH Intervensi Rasional

Gangguan rasa

nyaman nyeri

berhubungan

dengan kram

abdomen

sekunder akibat

gastroentritis

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2x24

jam dengan tujuan

nyeri hilang, rasa

nyaman terpenuhi

dengan KH :

1. skala nyeri 0

2. Klien

mengatakan

nyeri berkurang

3. Nadi 60 – 90 x /

menit

4. Klien nyaman,

tenang, rileks

1. Monitor karakteristik

dan letak nyeri.

2. Ubah posisi klien bila

terjadi nyeri, arahkan

ke posisi yang paling

nyaman.

3. Beri kompres hangat

diperut

4. Kolaborasi untuk

mendapatkan obat

analgetik

1. untuk menentukan tindakan

dalam mengatur nyeri

2. posisi yang nyaman dapat

mengurangi nyeri

3. untuk mengurangi perasaan

keras di perut

4. untuk memblok syaraf yang

menimbulkan nyeri

2 Gangguan

eliminasi BAB:

diare

berhubungan

dengan infeksi

bakteri

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2x24

jam dengan tujuan:

mencapai BAB

normal dengan

KH : penurunan

frekuensi BAB

1. observasi dan catat

frekuensi defekasi

2. tingkatkan tirah baring,

berikan alat-alat

disamping temapat

tidur

3. identifikasi makanan

dan cairan yang

1. Membantu membedakan

penyakit individu dan

mengmonitor beratnya tiap

defekasi.

2. istirahat menurunkan

motilitas usus juga

menurunkan laju

metabolisme bila infeksi

Page 24: MAKALAH JADI

sampai kurang 3x

dan feses

mempunyai bentuk

mencetuskan diare,

misal : sayur- segar

danbuah, sereal,

bumbu, minuman

karbonat, produk susu.

4. Berikan cairan peroral

secara bertahap,

tawarkan minuman

jernih tiap jam hindari

minuman dingian

5. kolaborasi pemberian

obat sesuai indikasi

misal : antikolinergik.

atau perdarahan sebagai

komplikasi.

3. menghindari iritasi

meningkatkan istirahat usus

4. memberikan istirahat kolon

dengan menghilangkan atau

menurunkan rangsang

makanan atau minuman.

Makan kembali secara

bertahap mencegah

terjadinya kram dan diare

berulang

5. menurunkan mortilitas atau

peristaltik usus dan

menunjukkan sekresi

degestif untuk

menghilangkan kram dan

diare (Carpenito, 2000)

3 Defisit volume

cairan dan

elektrolit kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan diare

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2x24

jam dengan tujuan:

volume cairan dan

elektrolit dalam

tubuh seimbang

Dengan KH:

1. membran

mukosa basah

2. intake output

seimbang

1. monitor status hidrasi,

turgor kulit dan

membrane mukosa

2. Monitor tanda-tanda

vital

3. Berikan klien banyak

minum ± 8 gelas/hari

(2500hari)

4. Monitor frekuensi

muntah setiap ±6 jam

sekali

5. Anjurkan klien banyak

mengkonsumsi buah-

buahan seperti

1. Untuk mengkaji hidrasi

2. Untuk mengetahui kondisi

klien /perkembangan klien

3. Untuk mengganti cairan

tubuh

4. Untuk mengetahui

perubahan kondisi klien

5. Untuk memenuhi kebutuhan

gizi klien

6. Untuk menambah cairan

tubuh yang hilang dan

mengobati pathogen khusus

yang menyebabkan

kehilangan cairan

Page 25: MAKALAH JADI

semangka, melon,

jeruk, dll.

6. Kerja sama dengan tim

dokter dalam

pemberian cairan dan

elektrolit serta

pemberian obat

a. IVFD RL

gtt 30/menit

b. Cefotaxime 2x1gr

serbuk

c. Ranitidine 2x1

amp dalam 25 mg

d. Scopamin 3x1

tab dalam 10 mg

e. Procur 1x1

tab dalam  500

mg

f. Ondancentron 3x1

tab dalam 8 mg

4 Gangguan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2x24

jam dengan tujuan:

konsistensi BAB

lembek, frekuensi

1x perhari dengan

KH:

tanda vital dlm

batas normal

(N:120-60x/mnt, s:

36-37 RR:

1. Observasi / catat

frekuensi defekasi,

karakteristik dan

jumlah

2. Dorong diet tinggi

serat dalam batasan

diet, dengan masukan

cairan sedang sesuai

diet yang dibuat.

3. Batasi masukan

lemak sesuai indikasi

4. Awasi elektrolit

1. Diare sering terjadi setelah

memulai diet.

2. Meningkatkan konsistensi

feses meskipun cairan perlu

untuk fungsi tubuh optimal,

kelebihan jumlah

mempengaruhi diare.

3. Diet rendah lemak

menurunkan resiko feses

cairan dan membatasi efek

laksatif penurunan absorbsi

lemak.

Page 26: MAKALAH JADI

40x/mnt). serum

5. Berikan obat sesuai

indikasi anti diare

4. Peningkatan kehilangan

gaster potensial resiko

ketidakseimbangan

elektrolit, dimana dapat

menimbulkan komplikasi

lebih serius / mengancam.

5. Mungkin perlu untuk

mengontrol frekuensi

defekasi sampai tubuh

mengatasi perubahan akibat

bedah.

3.5 IMPLENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal/Jam Intervensi Respon

1. Memonitor karakteristik dan

letak nyeri.

2. Mengubah posisi klien bila

terjadi nyeri, arahkan ke

posisi yang paling nyaman.

3. Memberi kompres hangat

diperut

4. Mengkolaborasi untuk

mendapatkan obat analgetik

1. Klien mengatakan nyeri

pada abdomen

2. Klien mengatakan lebih

nyaman dalam posisi semi

fowler

3. Perut klien lebih terasa

baik setelah dikompres

4. Untuk mengurangi rasa

nyeri pada klien

2 1. mengobservasi dan catat

frekuensi defekasi

2. meningkatkan tirah baring,

berikan alat-alat disamping

temapat tidur

3. mengidentifikasi makanan

dan cairan yang

1. membedakan penyakit

individu dan memonitor

beratnya tiap defekasi

pada klien

2. klien merasa lebih aman

setelah diberikan alat

disamping tempat tidur

Page 27: MAKALAH JADI

mencetuskan diare, misal :

sayur- segar dan buah,

sereal, bumbu, minuman

karbonat, produk susu.

4. Memberikan pemasukan

cairan peroral secara

bertahap, tawarkan

minuman jernih tiap jam

hindari minuman dingian

5. mengkolaborasi pemberian

obat sesuai indikasi misal :

antikolinergik.

3. klien mengalami

diaresetelah minum susu

4. banyak minum air tawar

akan membantu

mengurangi rasa haus pada

klien.

5. Klien mengatakan lebih

baik setelah minum obat.

3 Defisit volume

cairan dan

elektrolit kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan diare

1. memonitor status hidrasi,

turgor kulit dan membrane

mukosa

2. memonitor tanda-tanda vital

3. memberikan klien banyak

minum ± 8 gelas/hari

(2500hari)

4. memonitor frekuensi

muntah setiap ±6 jam sekali

5. menganjurkan klien banyak

mengkonsumsi buah-buahan

seperti semangka, melon,

jeruk, dll.

6. Melakukan kerja sama

dengan tim dokter dalam

pemberian cairan dan

elektrolit serta pemberian

obat:

a.IVFD RL gtt 30/menit

b. Cefotaxime 2x1gr

1. Kulit klien lebih lembab

setelah mendapatkan

perawatan

2. Ttv klien dalam batas

normal

3. Klien tidak merasakan

haus yang berlebih setelah

minum air sebanyak 8

gelas

4. Frekuensi muntah klien

sudah berkurang

5. Buah-buahan membuat

tubuh klien lebih terasa

kuat

6. Kondisi klien terasa jauh

lebih baik setelah

mendapat terapi cairan

dari dokter

Page 28: MAKALAH JADI

serbuk

c.Ranitidine 2x1

amp dalam 25 mg

d. Scopamin 3x1 tab dalam

10 mg

e.Procur 1x1

tab dalam  500 mg

f. Ondancentron 3x1

tab dalam 8 mg

4 Gangguan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

1. mengobservasi / catat

frekuensi defekasi,

karakteristik dan jumlah

2. mendorong diet tinggi serat

dalam batasan diet, dengan

masukan cairan sedang

sesuai diet yang dibuat.

3. membatasi masukan lemak

sesuai indikasi

4. mengawasi elektrolit serum

5. memberikan obat sesuai

indikasi anti diare

1. jumlah defekasi dan

karakteristiknya sudah

membaik seperti kondisi

normal.

2. Diet tinggi serat

membuatklien tidak sering

BAB

3. Rendah lemak mengurangi

feses cair yang

dikeluarkan klien

4. Elektrolit serum dalam

batas normal

5. Membantu mengurangi

frekuensi BAB klien.

3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal /

Jam

Dx Keperawatan Evaluasi

Gangguan rasa nyaman

nyeri berhubungan

dengan kram abdomen

sekunder akibat

S : klien mengatakan nyeri sudahtidak

berasa

O : klien dapat melakukan aktivitas

mandiri

Page 29: MAKALAH JADI

gastroenteritis A : masalah sudah terasa

P : intervensi dihentikan

Gangguan eliminasi

BAB: diare

berhubungan dengan

infeksi bakteri

S : klien mengatakan volume diare

sudah berkurang

O: klien BAB sehari 2x, mata tidak

cowong, turgr kulit membaik.

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Defisit volume cairan

dan elektrolit kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

diare

S : klien mengatakan tidak dehidrasi

O : turgor kulit membaik, klien tampak

lebih sehat

A : masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Gangguan kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

anoreksia

S : klien mengatakan berat badannya

sudah naik.

O: klien tidak lemas, tubuh klien

tampak lebih berisi

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Page 30: MAKALAH JADI

BAB 4

PENUTUP

Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi lebih dari biasanya/ lebih dari

3x sehari disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau

bercampur darah. Pada walnya pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,

nafsu makan berkurang, dan timnul diare. Warna tinja makin lama berubah

kehijau-hijauan karena bercampur dengan emped. Daerah anus dan sekitarnya

timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lamamakin asam karena

makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang diabsorbsi oleh usus

selama diare. Bila pasien terlalu banyak cairan dana elektrolit gejala dehidrasi

mulai tampak dengan berat badan menurun, turgor kulit memburuk, mata dan

ubun-ubun cowong, selaput lendir bibir dan mulut tampak kering.

Page 31: MAKALAH JADI

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.

Doengoes, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta;

EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta:

ECG.

Ganong, William.F, Stephen J.Mcphee. 2002. Patofisiologi Penyakit Pengantar

Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5. Jakarta: ECG.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.

Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta:

Salemba Medika.

Sari, Kumala, Arif Muttaqin. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan

Keperawatan Medikal Bedah. Penertbit Salemba Medika. Jakarta.

Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit

Buku Kedokteran, Jakarta; EGC.

Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan

Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC