Joglo Pos Edisi 2

4

Click here to load reader

Transcript of Joglo Pos Edisi 2

Page 1: Joglo Pos Edisi 2

Download pula versi PDF di http://www.manunggal.undip.ac.id

th1981 - 2006

IIEDISI II / TAHUN XI/ 14 - 27 APRIL 2010

Gratis! Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang,Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kedokteran, Toko Tembalang,

dan Kantor Redaksi LPM Manunggal.

Dosen Undip Wajib S2Visi menjadi universitas riset membuat Undip rajin menelurkan kebijakan-kebijakan baru. salah satunya, seluruh dosen Undip yang mengajar s1 harus berijazah minimal s2 pada 2012.

Bang Jo- Dosen pengampu S1 wajib S2.Yang muda, yang nggak dipercaya…

- FIB belum ada sistem KRS online.Mari lestarikan budaya antri!

- Toilet fakultas kurang baik.Katanya embrio universitas riset, apa kata dunia?

IMBAS kebijakan ini tentu dirasakan seluruh fakultas di Undip, tak terkecuali Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Dekan FIB Nurdien Harry Kistanto menuturkan, jenjang pendidikan minimal penga-jar perguruan tinggi adalah S2. “Dosen yang belum S2 tidak mempunyai kompetensi mengajar S�. Karena itu, dosen berjenjang pendidikan S� hanya boleh mengajar Diploma 3 (D3),” tegasnya.

Nurdien menambahkan, sebagian besar dosen di FIB telah mengantongi gelar S2 atau S3, dan hanya beberapa dosen yang masih menyelesaikan studi S2. Selama proses pemenuhan kualifikasi dosen, FIB telah mendorong, memberi dan men-carikan beasiswa bagi dosen yang masih bergelar S�.

Beasiswa tersebut dapat berasal dari fakultas, universitas, juga bantuan pemerintah. Meskipun demikian, tidak semua beasiswa diberikan secara penuh, sehingga hanya terbatas pada Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) saja. Karena itu, ada dosen yang menggunakan biaya sendiri untuk menempuh pendidikan S2.

Menegaskan pernyataan Nurdien, Pembantu Dekan I FIB Sutejo Kuwat Widodo menuturkan peraturan tersebut telah lama disosialisasikan. “Ini bukan himbauan, tetapi sudah keharusan. Tuntu-tan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

( UU Sisdiknas) menekankan pendidikan dosen serendah-rendahnya adalah S2. Kebijakan ini juga berlaku bagi dosen baru yang akan mendaftar,” ujarrnya.

S2 Bukan JaminanSelain FIB, Fakultas Perikanan dan Ilmu Ke-

lautan (FPIK) juga telah menerapkan kebijakan serupa. Mayoritas dosen FPIK minimal telah bergelar master, hanya beberapa yang tengah menempuh S2.

“Kebijakan Undip terkait dosen minimal ha-rus S2 pada 20�2 bagus dan penting. Hal tersebut sangat berhubungan dengan kesesuaian suasana pengajaran,” ungkap Sri Yulina Wulandari, salah satu dosen FPIK.

Hanya saja, lanjutnya, tingkat pendidikan S2 tidak menjamin kualitas dosen. Dalam mengajar, selain pintar, dosen juga harus komunikatif de-ngan mahasiswa. “Status dan gelar hanya berkai-tan dengan tingkatan pangkat dan jabatan. Fak-tanya, banyak dosen yang masih S� tetapi dalam kaitan ilmu dia mempunyai pemahaman setara dengan S2 bahkan guru besar,” paparnya.

Pendapat senada diutarakan Gilang, maha-siswa Fakultas Peternakan 2008. Menurutnya,

yang terpenting seorang pengajar sudah lulus S� dan mampu menguasai serta menjelaskan materi dengan baik. Jenjang S2 bukan jaminan dosen itu baik dalam mengajar atau tidak.

Kompetensi DosenSementara itu, pakar pendidikan dan mantan

Rektor Undip Prof Eko Budihardjo mengungkap-kan, kebijakan tersebut merupakan persyaratan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). “Maksudnya baik, jangan sampai jeruk makan jeruk, misalnya jenjang S� diajar dosen yang juga S�. Dosen yang mengajar S� minimal harus S2 dan yang mengajar S2 harus S3,” jelasnya.

Menurut Eko, dibutuhkan lebih dari seka-dar gelar dalam mengajar. Terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen, seperti sosial, psikologi, kepribadian dan profe-sionalisme.

“Selain gelar, dosen juga harus berkompe-ten dalam memberikan serta mentransfer materi perkuliahan, menjadi teladan bagi masyarakat dan menjunjung tinggi profesionalisme. “Jangan sampai ada dosen yang sering kawin cerai dan melakukan plagiat,” tukas Eko. (Hanan, Nastiti, Rizki, Rio)

Pada 2012 seluruh dosen pengajar program S1 Undip harus telah bergelar S2. Sebagian besar dosen tersebut sedang menyelesaikan program pascasarjana di Undip.

Satya/Manunggal

Page 2: Joglo Pos Edisi 2

Salam dari Joglo

2 EDISI II / TAHUN XI/ 14 - 27 APRIL 2010

sPM Undip tak Optimal

Dosen s1 sudah tak LakuUNDIP tidak henti-hentinya berbenah demi mewujudkan universitas riset pada 2020. Kali ini Undip mewajibkan seluruh dosen mempunyai jenjang pendidikan lebih tinggi dari mahasiswanya. Dosen pengajar S� minimal harus mengantongi gelar S2, dan seterusnya.

Kebijakan ini membuat sebagian dosen harus meng-upgrade pendi-dikan minimal setingkat diatas mahasiswanya. Demi “syarat” tersebut, fakultas dan universitas bahkan menyiapkan beasiswa bagi dosen yang ingin melanjutkan ke universitas luar negeri maupun domestik.

Polemik pun mencuat, karena kualitas mengajar seorang dosen tidak semata dipengaruhi strata, tetapi juga penguasaan penyampaian materi perkuliahan. Selain itu, masih ada kompetensi lain yang mutlak harus dimiliki seorang dosen

Di luar bidang akademis, pembenahan Undip ternyata belum me-

nyentuh bidang pelayanan. Terbukti, beberapa fakultas di Undip belum maksimal dalam menerapkan Standar Pelayanan Mahasiswa (SPM). Salah satunya di FIB, pihak Dekanat mengakui terdapat beberapa ma-salah yang masih harus dibenahi.

Hal serupa juga bisa dijumpai di FISIP. Walaupun dekan menyatakan SPM telah optimal, pelayanan mahasiswa masih dirasa kurang. Tetapi perbaikan pelayanan menuju efektif dan efisien telah masuk dalam agenda fakultas.

Di lain pihak, Joglo Pos mengangkat masalah toilet kampus yang kurang diperhatikan. Kesan kotor dan bau masih akrab dengan toilet kampus. Minimnya dana serta kepedulian menjadi faktor pendukung. Dibutuhkan kesadaran seluruh sivitas akademika dalam menjaga keber-sihan toilet kampus. Kalau bukan kita, siapa lagi. (Redaksi)

setiap fakultas di Undip telah memiliki standar

Pelayanan Mahasiswa (sPM) untuk memudahkan proses

pelayanan mahasiswa. Namun, beberapa fakultas dinilai belum mengoptimalkan sPM, sehingga

mahasiswa mengeluhkan kualitas pelayanan di Undip.

Seorang mahasiswa sedang memanfaatkan pelayanan di fakultas. Seringkali mahasiswa merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Satya/Manunggal

SALAH satunya, pelayanan Tata Usaha (TU) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) mengenai input Kartu Rencana Studi (KRS) di awal semester. Belum adanya sistem online mengharuskan ma-hasiswa mengisi KRS lewat komputer kampus. Akan tetapi, jumlah komputer yang hanya dua unit mengharuskan mahasiswa mengantri untuk mengisi KRS.

Pembantu Dekan I FIB Sutejo Kuwat Widodo menyatakan, fakultas terus melakukan pembe-nahan mengenai pengisian KRS. “Sudah ada sistem penjadwalan masing-masing jurusan un-tuk meng-input KRS,” terangnya.

Selain pengisian KRS, pembagian Kartu Ha-sil Studi (KHS) serta jadwal Ujian Tengah Se-mester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sudah mulai diatur. “Kami akan mengupayakan pengiriman KHS kepada orang tua mahasiswa, agar mereka dapat memantau hasil belajar maha-siswa. Namun, proses ini membutuhkan dana,” ungkap Sutejo.

Mengenai penjadwalan ujian dan kalender akademik, Sutejo menegaskan mulai tahun ajaran 2009 UTS dan UAS telah terjadwal. “Fakultas telah melaksanakan UTS dan UAS secara terjad-wal sejak semester lalu. Dengan demikian, semua akan terprogram,” tambahnya.

Butuh Check and Balance

Terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Drs Warsito menjelaskan pelayanan mahasiswa di FISIP telah dioptimal-kan. Menurut pantauannya, pelayanan TU dan

perpustakaan bahkan telah sesuai harapan.Warsito juga menegaskan, staf FISIP dan ma-

hasiswa seharusnya bisa saling toleransi. “Me-layani banyak orang terkadang membuat staf TU atau staf lain kelelahan sehingga pelayanan tidak sesuai harapan. Wajar bila ada mahasiswa yang kecewa,” katanya.

Hal senada diungkapkan Rina Martini, dosen Birokrasi dan Politik sekaligus sekretaris Juru-san Ilmu Pemerintahan. Ia menjelaskan, kondisi pelayanan mahasiswa di FISIP telah sesuai standar prosedur operasional yang membutuhkan check and balance.

Rina menerangkan, prosedur dan alur pena-nganan administrasi mahasiswa seperti legalisir, surat-surat kegiatan kemahasiswaan atau surat izin riset harus melalui TU. Check and recheck serta pembenahan administrasi menjadi tugas TU sebelum diajukan pada dekan.

Menanggapi keluhan mahasiswa tentang prosedur yang berbelit-belit serta lamanya

penanganan administrasi mahasiswa, Rina me-nyatakan fakultas telah mengoptimalkan ki-nerjanya. “Pelayanan belum efektif dan efisien tapi perbaikan menuju pembenahan sudah ada,” ungkapnya.

Menurut Rina, mahasiswa sering tidak me-matuhi prosedur yang ada dan terkesan acuh tak acuh. “Mahasiswa kadang mencoba memasukkan surat ijin riset tanpa diteliti. Jika salah, akan ber-dampak pada nama Dekan FISIP sebagai orang yang mengesahkan surat tersebut. Ini pentingnya check and balance, untuk menghindari kesalahan administratif,” paparnya.

Kekurangan pelayanan di FISIP dibenarkan Septian, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2006. Dia menilai, bagian pengajaran dan perpustakaan belum menerapkan salam, sapa, dan senyum la-yaknya pelayanan di instansi swasta. Belum lagi sikap oknum pegawai yang kurang ramah dan sa-bar dalam melayani mahasiswa. (Nastiti, Rio)

Page 3: Joglo Pos Edisi 2

BreakMasukkan agenda anda lewat e-mail: [email protected]

3

Agenda Kita

Pembaca yang ingin menyampaikan komentar, keluhan, kritik, atau saran seputar persoalan di Undip, dapat mengirimkan pesan lewat sms ke nomor 085640359244.

sms buatBang Jo

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof dr Susilo Wibowo MS MED SpAnd Penasehat: Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho Pemimpin Umum: Hendra Kusuma Wahyu H. Sekretaris Umum: Ratna Trianingsih Pemimpin Redaksi: Ridha Swasti Hapsari Pemimpin Litbang: Alan Prahutama Pemimpin Perusahaan: Arvinda Hanugraheningtias Sekretaris Redaksi: Satya Sandida Redaktur Pelaksana: Rio Sandy Pradana Staf Redaksi: Anayati Dewi, Dwi Nastiti Muliasari, Riski Nisita, Deni Herawati, Achmad Hanan Redaktur Artistik Online: Siti Khatijah Staf Artistik Online: Furqon Abdi, Amalia Puspita Sari, Mohamad Reza Huzain, Azam David Saifullah, Widya Prabandari, Ratih Putri Budiyanty Manajer Iklan: Taufik Hidayat Staf Iklan: Hayatul Fitri, Rahman Adi Nugroho, Taufik Budiawan Manajer Rumah Tangga: Eka Mey Fajar Produksi dan distribusi: Tidar Priyo Santoso, Widayanti Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jln. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 email: [email protected] website: www.manunggal.undip.ac.id

EDISI II / TAHUN XI/ 14 - 27 APRIL 2010

PERTUMBUHAN populasi dan sumber mineral di Indonesia ber-potensi meningkatkan pertumbu-han ekonomi. Namun, kelemahan Indonesia terletak pada kebijakan dan regulasi pemerintahan. Se-cara tidak langsung, hal tersebut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan SDM.

Demikian disampaikan Di-rektur World Bank di Indonesia, Joachim Von Amsberg, pada ku-liah umum Jurusan Ilmu Pemer-intahan FISIP, Rabu (7/4). Acara bertema “Peran World Bank dalam Memberantas Kemiskinan di Dunia pada Umumnya dan di

Indonesia pada Khususnya” ini dimulai pukul 09.00 WIB de-ngan Tri Cahya Utama sebagai moderator.

Pada sesi pertama, Von Ams-berg menjelaskan peran Indonesia dalam tantangan ekonomi global pada 20�0. Situasi ekonomi In-donesia saat ini lebih baik dari krisis moneter �2 tahun lalu. Bah-kan, selama lima tahun terakhir perkembangannya cukup pesat meskipun dunia sempat digun-cang krisis ekonomi. Ini meru-pakan modal awal menghadapi tantangan tersebut.

Dia juga mengatakan banyak

hal yang harus diperbaiki agar Indonesia dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB). Diantaranya, perbaikan infra-struktur, regulasi, dan perluasan lapangan pekerjaan.

Terakhir, Von Amsberg me-maparkan pengertian, fungsi dan peran Bank Dunia di Indonesia. Bank Dunia mendanai sebagian program pemerintah seperti Pro-gram Nasional Pembangunan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan Dana Alokasi Khu-sus (DAK). (Rizki, Rio)

Bangkit dalam Tantangan Global

RABU(3�/03), bertempat di Pusat Kegiatan Ma-hasiswa (PKM) Undip Tembalang, Unit Kegiatan Selam-387 (UKSA-387) Undip mengadakan acara bertajuk “Anniversary 23rd UKSA-387 Universitas Diponegoro”. Kegiatan ini dihadiri perwakilan se-luruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Undip, be-berapa perwakilan klub selam di Semarang dan Aka-demi Pelayaran Nasional Indonesia (Akpelni).

Selain acara ulang tahun, Nurma Afianti, pem-bina UKSA-387 juga mengukuhkan 38 orang angka-tan �8 UKSA-387. Pengukuhan tersebut disaksikan alumni UKSA-387 dari berbagai angkatan dan tamu undangan. Tak lupa dia memberi semangat kepada angkatan �8 UKSA-387 sebagai generasi pemegang

tongkat estafet selanjutnya Unit Kegiatan Maha-siswa (UKM) UKSA-387.

Esa Fajar Hidayat, mahasiswa Fakultas Peri-kanan Dan Ilmu Kelautan (FPIK) 2009 sekaligus ketua panitia acara mengatakan, ini adalah acara ulang tahun UKSA-387 ke-23. “Terima kasih atas partisipasi dan kedatangan tamu undangan. Saya harap UKSA-387 bisa menjalin kerjasama yang lebih baik dengan UKM-UKM lain sehingga mampu membawa nama baik Undip,” ungkapnya.

Selain itu, diadakan penyerahan rapor kegiatan selam sebelum angkatan �8-UKSA dikukuhkan se-cara resmi. (Hanan)

Ultah UKSA-387 Undip

Makin Tua, Makin Baik

Berhubung jumlah dosen senior banyak, pembangunan gedung 3 lantai/ lebih sebaiknya memakai lift. Terimakasih. (085640222xxx)

Komplek Undip Tembalang sering dipakai latihan stir mobil dan balapan. Mengganggu ke-amanan dan ketertiban. Satpam: patroli dong! (08�363678xxx)

Kampus Fak Kedokteran di Tembalang kpn jadi? Rmh sakit-nya nggak berhenti di bangun, tapi kampusnya statis.. (08564�676xxx)

Mahasiswa Jur Perikanan bayar SPI sama tapi kok fasilitasnya beda. Mau pakai LCD aja repot banget...(085640569xxx)

Teater Mandiri

FIB Undip mengadakan Per-formance Putu Wijaya & Teater Mandiri pada Jumat, 23 April 20�0 pukul �9.00 WIB di TBRS Sema-rang. Tiket: mahasiswa �5rb, umum 20rb. CP: Kiki (085635�788�)

Kesemat Mangrove Cultivation

Kesemat mengadakan kegiatan Mangrove Cultivation 20�0 pada 7-9 Mei 20�0 di Mangrove Education Centre of Kesemat, Kampus FPIK Undip, Desa Teluk Awur, Jepara. CP: Yulia (085284374059)

BLACK Innovation Award Goes to Campus 20�0 (BIA GTC 20�0) mengadakan road show di audito-rium Imam Bardjo Undip, Kamis (�8/3). Talk show bertema “In-novate Or Die” ini mendatang-kan Raditya Dika (blogger dan pe-nulis buku best seller Kam-bing Jantan), Ade Darmawan (juri BIack Innovation Award), Rizky Adiwilaga (pakar dan konsultan Hak Asasi Kekayaan Intelektual), dan Arif Kurnianto (pemenang Djarum Black Innovation Awards 2009).

Acara ini diadakan untuk memberikan motivasi bekreasi dan mencari talenta berbakat. “Kampus merupakan wadah yang tepat untuk pengembang-an. Setiap usaha harus dihargai karena itu Djarum Black me-nyelenggarakan program ini,” ujar Ade.

Kegiatan BIA GTC 20�0 dapat menjadi bekal bagi calon inovator dari generasi muda, ter-masuk pada kalangan mahasiswa. Ke depan, mahasiswa diharapkan dapat membuat inovasi baru yang

bermanfaat bagi kehidupan ma-syarakat.

Kegiatan ini disambut baik mahasiswa Undip yang mengi-kuti acara ini. Putri, salah satu peserta dari Fakultas Ilmu Buda-ya mengungkapkan, acara seperti ini sangat bermanfaat. “Acaranya bagus, tetapi sayang peserta lebih tertarik pada kedatangan Raditya Dika,” kata Putri. Menurutnya, pembicara kurang menarik dan penyampaian materi seperti me-ngajar di perkuliahan. (Anay)

BIA, Tumbuhkan Kreasi Mahasiswa

Page 4: Joglo Pos Edisi 2

4

sorotan

EDISI II / TAHUN XI/ 14 - 27 APRIL 2010

KOTOR dan bau, itulah gambaran kondisi se-bagian besar toilet Undip. Parahnya, kondisi ini terjadi di tengah proses Undip menjadi universitas riset. Pengelolaan dan kebersihan toilet/WC yang acapkali diabaikan memang membuat pemakai tidak nyaman. Akhirnya, tak sedikit mahasiswa enggan memanfaatkan fasilitas satu ini.

Keberadaan toilet di kampus sangat penting, namun kesan jorok masih melekat pada toilet, terlebih bila diperparah dengan ketidaktersediaan air atau bau yang menyengat. Toilet pun menjadi fasilitas tak berfungsi alias mangkrak.

Potret toilet kampus yang terabaikan masih terlihat di beberapa fakultas di Undip, salah sa-tunya di Fakultas Peternakan. Masing-masing gedung perkuliahan di Fakultas Peternakan se-benarnya telah memiliki toilet untuk mahasiswa. Namun, dari �8 kamar mandi, hanya beberapa saja yang masih berfungsi.

Sudjiono, Pembantu Dekan (PD) II Fakultas Peternakan, tidak menampik kondisi toilet di Fakultas Peternakan yang kurang terawat. “Ke-adaan toilet di Fakultas Peternakan memang se-perti itu. Ini karena biaya perawatan dan renovasi kurang,” ungkapnya.

Fakultas Peternakan sendiri tidak mampu membayar petugas kebersihan khusus toilet. Pegawai yang ada hanya pegawai kebersihan biasa. “Mungkin keadaan di fakultas lain ber-beda, karena mereka mempunyai dana lebih untuk membayar petugas kebersihan dan renovasi toi-let. Selain itu, dana sumbangan mahasiswa juga mendukung perbaikan dan perawatan fasilitas, sedangkan di sini tidak,“ jelas Sudjiono.

Dia menegaskan, kesenjangan yang terjadi antara fakultas satu dan yang lain bergantung pada dana pengelolaan. “Fakultas Peternakan tidak seperti Fakultas Teknik atau Kedokteran yang mempunyai dana pengelolaan sarana dan prasarana memadai, imbuhnya.

Gito, salah satu petugas kebersihan Fakultas Peternakan menjelaskan, semua kamar mandi di gedung E tidak layak pakai karena rusak dan ada pipa pralon yang bocor, sedangkan di ge-dung D ada beberapa yang layak pakai termasuk dekanat.

“Sebelumnya sudah ada perbaikan, termasuk ruang kuliah yang mulai di cat baru. Hanya toilet saja yang tidak dicat dan tidak diperbaiki, padahal kerusakan toilet sudah ada sejak tahun,” ungkap Gito. Menurutnya, pipa pralon yang bocor, lampu mati dan pintu tidak bisa ditutup seharusnya men-jadi prioritas dalam memperbaiki toilet.

Gito berharap ada usaha perbaikan toilet yang sudah lama rusak. “Harusnya diperbaiki karena ini juga fasilitas mahasiswa,” jelas Gito.

Tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh tentang keadaan toilet kampus. Fani, salah satu mahasiswa Fakultas Peternakan merasa fasilitas toilet di kampus sangat kurang. “Toilet di kampus

Toilet Kampus Kian TerabaikanMakrus tampak berjalan tergesa-gesa menuju toilet Jurusan Ilmu Sejarah.

Namun, sesampainya di sana, ia hanya menutup hidung sambil berlalu

mencari toilet lain.

tidak layak pakai, kotor dan tidak ada lampu,” ungkapnya.

Ia berharap ada perbaikan toilet dalam waktu dekat. “Toilet perlu diperhatikan karena meru-pakan sarana penting dan sering digunakan,” tambah Fani.

Kepedulian KurangLain Fakultas Peternakan, lain pula FISIP.

Dekan FISIP Drs Warsito menilai mahasiswa kurang peduli dengan kebersihan toilet. “Sering-kali saya meninjau toilet mahasiswa, keran air tidak dimatikan padahal bak telah penuh air. Ini pemborosan,” ungkapnya.

“Semua harus bertanggung jawab terhadap kebersihan toilet. Tidak mungkin hanya petu-gas kebersihan yang bertanggung jawab. Akan tetapi, menanamkan kesadaran semua pihak itu susah,” kata Warsito. Untuk menyiasatinya, War-sito berencana memasang tulisan peringatan di setiap toilet, agar pengguna memiliki kepedulian terhadap kebersihan toilet.

KontrasKondisi kontras dapat dijumpai di Fakultas

Abdi/Manunggal

Kedokteran (FK). Berbeda dengan beberapa fakultas lain, kebersihan toilet di FK justru sa-ngat terjaga. Keadaan toilet bersih dan air kran mengalir lancar.

Mengenai pemeliharaan toilet di FK, Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan (Kasubbag Umper) FK Rahmawan Tri Basuki mengungkap-kan, perawatan dan pemeliharaan toilet di FK memiliki anggaran khusus. “Kami menyediakan cleaning service dan perhatian karena toilet terma-suk fasilitas kampus,” papar Rahmawan.

Ia juga menggambarkan keadaan toilet yang bersih, air lancar dan tidak mampet. Kamper toilet juga disediakan agar toilet tidak bau. “Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesadaran akan keber-sihan. Sejauh ini, tidak ada keluhan mahasiswa mengenai toilet,” tambah Rahmawan.

Keadaan toilet yang bersih ini disyukuri Arif, mahasiswa Kedokteran Umum 2007. Diakuinya, kondisi toilet di FK jauh lebih baik dari fakultas lain. “Mahasiswa juga memiliki andil besar dalam menjaga kebersihan toilet. Jika toilet ber-sih, mahasiswa pun nyaman menggunakannya,” tuturnya. (Anay, Hanan, Nastiti)