JOGLO POS XPRESS EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014

4
EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012 1 EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014 1 GRATIS! Diproduksi oleh UPT Humas Undip Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang, Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kampus, dan Kantor Redaksi LPM Manunggal. Manunggal/Iris Jurusan Baru Terapkan Konsep PPMB yang Berbeda Tahun ini, Undip kembali membuka  jurusan baru, yakni Jurusan Ekonomi Islam di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) serta Jurusan Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Untuk itu, ada konsep Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang berbeda di dua  jurusan baru tersebut. Mahasiswa  baru Jurusan Antropologi Sosial mengikuti upacara Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) di kampus FIB, Selasa (2/9). Jurusan tersebut menerapkan konsep PPMB yang berbeda. Sebagai  jurusan baru di Undip, Ekonomi Islam dan Antropologi Sosial sudah mulai mengem-  bangkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sama seperti tradisi akademik yang ada, proses KBM selalu diawali dengan ke- giatan PPMB yang berjalan sekitar satu ming- gu. Berbeda dengan jurusan lain, suasana PPMB di jurusan baru tidak melibatkan Him-  punan Mahasiswa Jurusan (HMJ). “Memang belum punya HMJ, sehing- ga nanti panitia PPMB, dalam hal ini fungsio- naris BEM dan HM, akan mengkhususkan atau mengeksklusifkan Jurusan Antropologi Sosial sedemikian rupa supaya tidak seperti kehilang- an induknya. Dengan demikian, pengenalan Himpunan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Ma- hasiswa (UKM) akan diperkenalkan oleh kami selaku panitia PMB,” kata Presiden BEM FIB, Dhinar Fitra Maghiszha menjelaskan. Dalam menyambut mahasiswa baru Jurusan Antropologi Sosial, fungsionaris BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ yang ada di FIB menyiapkan dua kegiatan khusus. Kegiatan  pertama berupa pentas seni, sedangkan yang kedua berupa pesta kecil-kecilan serta pentas musik. Dhinar menambahkan, pelaksanaan PPMB Jurusan Antropologi Sosial belum ba- nyak dipikirkan pihak fakultas. “Pihak fakultas kurang memperhatikan hal-hal kecil yang  berefek ke masyarakat tentang FIB yang mem-  punyai jurusan baru,” kata Dhinar menjelas- kan. Dia mengaku, sejauh ini belum mendengar wacana dari pihak fakultas tentang sambutan untuk mahasiswa baru Jurusan Antropologi Sosial. Pembantu Dekan III FIB, Mujid Farihul Amin mengatakan, Antropologi So- sial sebagai jurusan baru akan dibantu BEM untuk membentuk HM. “Berawal dari HMPS dulu, setelah terbentuk HM, mereka mempu- nyai wadah untuk menuangkan kreativitas dan  berorganisasi sehingga tidak tertinggal dengan mahasiswa lain,” katanya menjelaskan.  Berbeda dengan FIB yang mengeks- klusifkan jurusan baru, di FEB, pelaksanaan PPMB Jurusan Ekonomi Islam digabung de- ngan jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangun- an (IESP). Pelaksanaan PPMB FEB terlaksana atas koordinasi antara Pembantu Dekan III dengan staf ahli bidang III sebagai panitia. Staf ahli bidang III memberikan tanggung jawab  pelaksanaan PPMB kepada lima mahasiswa yang merupakan delegasi dari BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ. Selain itu, terdapat pe- nguji PPMB serta koordinator  observer  dari  perwakilan masing-masing organisasi maha- siswa yang telah didelegasikan. Dekan FEB, Prof Mohamad Nasir mengatakan, tidak ada pengkhususan dalam kegiatan PPMB mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam. Dia berharap, Jurusan Ekonomi Islam mampu menjawab kebutuhan pasar dalam du- nia kerja dan tentunya tidak menjadi pengang- guran. Vania Pramudita Hanjani, maha- siswa baru Jurusan Antropologi Sosial me- ngatakan, dirinya bangga menjadi angkatan  pertama karena ilmu antropologi sosial men- cakup bidang keilmuan yang luas. Dengan demikian, sangat memungkinkan lulusannya  banyak dibutuhkan di mana saja. “Masalah ti- dak memiliki senior, pasti nanti bisa memiliki adik angkatan. Selain itu, juga melatih belajar mandiri tanpa bimbingan dari senior dan ma- teri kuliah juga bisa didapat dari mana saja,” ujarnya menambahkan. Kebanggaan juga dirasakan maha- siswa Jurusan Ekonomi Islam, Aby Salman. Dia merasa senang bergabung di Jurusan Eko- nomi Islam. Hal tersebut lantaran perkembang- an bidang perekonomian Islam di Indonesia cukup pesat. Menurutnya, ekonomi Islam sa- ngat dibutuhkan untuk mengatasi permasalah- an perekonomian saat ini. (Joszy, Klaudia, dan Fuad)

Transcript of JOGLO POS XPRESS EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014

  • EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 20121EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014 1

    GRATIS!Diproduksi oleh UPT Humas Undip

    Dapatkan di: Rektorat, Widya Puraya, Perpustakaan masing-masing jurusan, PKM Tembalang, Dekanat, Masjid Teknik, Masjid Kampus, dan Kantor Redaksi LPM Manunggal.

    Manunggal/Iris

    Jurusan Baru Terapkan Konsep PPMB yang Berbeda

    Tahun ini, Undip kembali membuka jurusan baru, yakni Jurusan Ekonomi Islam di Fakultas

    Ekonomika dan Bisnis (FEB) serta Jurusan Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Untuk itu, ada konsep Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang berbeda di dua

    jurusan baru tersebut.

    Mahasiswa baru Jurusan Antropologi Sosial mengikuti upacara Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) di kampus FIB, Selasa (2/9). Jurusan tersebut menerapkan konsep PPMB yang berbeda.

    Sebagai jurusan baru di Undip, Ekonomi Islam dan Antropologi Sosial sudah mulai mengem-bangkan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sama seperti tradisi akademik yang ada, proses KBM selalu diawali dengan ke-giatan PPMB yang berjalan sekitar satu ming-gu. Berbeda dengan jurusan lain, suasana PPMB di jurusan baru tidak melibatkan Him-punan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

    Memang belum punya HMJ, sehing-ga nanti panitia PPMB, dalam hal ini fungsio-naris BEM dan HM, akan mengkhususkan atau mengeksklusifkan Jurusan Antropologi Sosial sedemikian rupa supaya tidak seperti kehilang-an induknya. Dengan demikian, pengenalan Himpunan Mahasiswa dan Unit Kegiatan Ma-hasiswa (UKM) akan diperkenalkan oleh kami selaku panitia PMB, kata Presiden BEM FIB, Dhinar Fitra Maghiszha menjelaskan. Dalam menyambut mahasiswa baru Jurusan Antropologi Sosial, fungsionaris BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ yang ada di FIB menyiapkan dua kegiatan khusus. Kegiatan pertama berupa pentas seni, sedangkan yang kedua berupa pesta kecil-kecilan serta pentas musik.

    Dhinar menambahkan, pelaksanaan PPMB Jurusan Antropologi Sosial belum ba-nyak dipikirkan pihak fakultas. Pihak fakultas kurang memperhatikan hal-hal kecil yang berefek ke masyarakat tentang FIB yang mem-punyai jurusan baru, kata Dhinar menjelas-kan. Dia mengaku, sejauh ini belum mendengar wacana dari pihak fakultas tentang sambutan untuk mahasiswa baru Jurusan Antropologi Sosial.

    Pembantu Dekan III FIB, Mujid Farihul Amin mengatakan, Antropologi So-

    sial sebagai jurusan baru akan dibantu BEM untuk membentuk HM. Berawal dari HMPS dulu, setelah terbentuk HM, mereka mempu-nyai wadah untuk menuangkan kreativitas dan berorganisasi sehingga tidak tertinggal dengan mahasiswa lain, katanya menjelaskan. Berbeda dengan FIB yang mengeks-klusifkan jurusan baru, di FEB, pelaksanaan PPMB Jurusan Ekonomi Islam digabung de-ngan jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangun-an (IESP). Pelaksanaan PPMB FEB terlaksana atas koordinasi antara Pembantu Dekan III dengan staf ahli bidang III sebagai panitia. Staf ahli bidang III memberikan tanggung jawab pelaksanaan PPMB kepada lima mahasiswa yang merupakan delegasi dari BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ. Selain itu, terdapat pe-nguji PPMB serta koordinator observer dari perwakilan masing-masing organisasi maha-siswa yang telah didelegasikan.

    Dekan FEB, Prof Mohamad Nasir mengatakan, tidak ada pengkhususan dalam kegiatan PPMB mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam. Dia berharap, Jurusan Ekonomi Islam mampu menjawab kebutuhan pasar dalam du-

    nia kerja dan tentunya tidak menjadi pengang-guran.

    Vania Pramudita Hanjani, maha-siswa baru Jurusan Antropologi Sosial me-ngatakan, dirinya bangga menjadi angkatan pertama karena ilmu antropologi sosial men-cakup bidang keilmuan yang luas. Dengan demikian, sangat memungkinkan lulusannya banyak dibutuhkan di mana saja. Masalah ti-dak memiliki senior, pasti nanti bisa memiliki adik angkatan. Selain itu, juga melatih belajar mandiri tanpa bimbingan dari senior dan ma-teri kuliah juga bisa didapat dari mana saja, ujarnya menambahkan.

    Kebanggaan juga dirasakan maha-siswa Jurusan Ekonomi Islam, Aby Salman. Dia merasa senang bergabung di Jurusan Eko-nomi Islam. Hal tersebut lantaran perkembang-an bidang perekonomian Islam di Indonesia cukup pesat. Menurutnya, ekonomi Islam sa-ngat dibutuhkan untuk mengatasi permasalah-an perekonomian saat ini. (Joszy, Klaudia, dan Fuad)

  • 2Salam dari Joglo

    Apa Kata Mereka?

    EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014

    Bukan Sekadar Seremonial

    Saya mendapat UKT golong-an lima yang tidak sesuai de-ngan yang diharapkan karena bagi saya biayanya masih ter-lalu tinggi. Orang tua saya ti-

    dak keberatan, tetapi saya tetap merasa kecewa. Saya berharap untuk UKT tahun-tahun berikut-nya lebih disesuaikan dengan penghasilan orang tua.

    Ahmad Riski Pambudi (S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik)

    Riantama Rio (S1 Adminis-trasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik)Menurut saya, pembagian golongan UKT yang dibagi menjadi tujuh golongan sudah efektif asalkan dilakukan se-cara transparan. Saya sendiri

    mendapatkan UKT golongan tujuh yang masih terlalu mahal. Harapan saya, tahun depan UKT bisa diturunkan atau dikurangi, terutama untuk mahasiswa yang mendapat golongan tinggi.

    Kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kembali diterapkan untuk mahasiswa baru angkatan 2014. Tahun ini, terdapat tujuh golongan UKT, dari yang semula lima

    golongan. Bagaimana pendapat mereka tentang adanya tujuh golongan tersebut?

    Saya adalah mahasiswa D3 Teknik Elektro, Fakultas Teknik (FT) Angkatan 2012. Diterima menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Undip tidak membuat saya merasa istimewa. Yang ada di pikiran saya adalah cepat lulus. Hal itu karena masuk Undip bukan pilihan pertama saya.

    Dengan dasar pertemanan dan solidaritas, saya mengikuti rangkaian acara Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB). Rupanya, keputusan tersebut tidak salah. Kaderisasi yang diadakan BEM FT dapat mengubah pola pikir saya. Gairah dan optimisme berkuliah kembali muncul setelah mengikuti kaderisasi. Semangat untuk menatap masa depan hadir lagi dalam diri saya.

    Awalnya, saya tidak mendukung adanya kaderisasi. Namun, pandangan saya kini berubah. Saya justru pro dan mendorong kaderisasi untuk tetap ada. Kaderisasi, terutama di FT, memiliki karakteristik yang unik dibandingkan fakultas lain. Di FT, kaderisasi yang dilakukan cukup berat bagi mahasiswa baru. Kaderisasi FT memakan separuh waktu para mahasiswa baru. Dalam kerangka mahasiswa yang sudah mengikuti rangkaian kaderisasi, saya dapat menjelaskan pentingnya kaderisasi, terutama sebagai masyarakat FT. Pada setiap evaluasi, mahasiswa baru diajarkan

    Pentingnya Kaderisasi

    tata krama, budi luhur, dan etika kampus. Tidak sedikit mahasiswa sekarang yang tidak memiliki etika. Untuk itu, mereka yang harus dikader.

    Mengenai pengglojogan, mungkin beberapa orang menyebut cara tersebut adalah cara yang kuno, dan primitif. Namun bagi saya, hal tersebut masih diperlukan. Alasan utamanya adalah menanamkan sikap lapang dada, sadar akan kesalahan, dan mental yang kuat. Saya mengakui, tidak semua sistem penggojlogan benar. Saya rasa, kakak-kakak dan teman-teman saya sudah mengerti itu.

    Tahun 2013 adalah masa kritis kaderisasi, apakah harus berhenti atau bertahan? Dimulai dengan apa yang disebut pendidikan karakter yang merupakan salah satu program Undip. Saya bukan psikolog atau orang yang ahli dalam bidang pengembangan karakteristik. Namun, sebagai manusia yang dapat melihat dan berpikir, saya rasa kegiatan tersebut belum bisa mencukupi kebutuhan mahasiswa FT setelah lulus kelak. Bukan tanpa alasan, dosen dipaksa mengisi acara yang diselingi games.

    Kembali ke kaderisasi, tanpa menutupi hal yang buruk mengenai kaderisasi, ada hal yang mungkin dianggap keterlaluan. Tidak semua orang menerima itu, tetapi ada pertanyaan yang seharusnya ditanyakan. Mengapa mereka tidak terima, sedangkan menurut pengkader, hal

    tersebut sudah benar? Terjadi miskomunikasi dari tahun ke tahun yang membuat kaderisasi memiliki citra buruk di mata masyarakat luas.

    Pertama, tidak ada Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) dalam kerangka kaderisasi. Selama ini, saya merasakan para birokrat menutup mata dan kurang peka terhadap kaderisasi yang menyebabkan lost control pada para senior. Pada akhirnya, muncul pelaporan. Selanjutnya, mahasiswa baru tidak pernah diberi pembukaan atau pendidikan awal mengenai kaderisasi, sehingga menyebabkan mahasiswa kaget jika ada aksi marah atau penggojlogan.

    Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para senior, junior, serta para penyelenggara pendidikan, tulisan ini bermaksud untuk membuka wawasan dan nurani kita. Diharapkan, semua pihak yang terlibat dalam pembangunan sumber daya manusia dapat mewujudkan niat baik mereka. Jangan sampai salah langkah! Pelarangan-pelarangan yang menyebabkan kerugian bagi salah satu generasi dapat berakibat putusnya rantai persaudaraan. Hal yang terburuk adalah terputusnya estafet karakter yang dimiliki para senior itu sendiri, sehingga menghilangkan karakter Diponegoro.

    *) Mahasiswa D3 Teknik Elektro Angkatan 2012

    Oleh: Wisnu Chandra P. S*

    Undip kembali membuka jurusan baru, yakni Jurusan Ekonomi Islam di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) serta Jurusan Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Untuk itu, ada konsep Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) yang berbeda di dua jurusan baru tersebut. Fungsionaris BEM dan HM FIB akan mengkhususkan PPMB Jurusan Antropologi Sosial sedemikian rupa supaya tidak seperti kehilangan induknya. Sedangkan, pelaksanaan PPMB Jurusan Ekonomi Islam digabung dengan Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP). Pelaksanaan PPMB FEB terlaksana atas koordinasi antara Pembantu Dekan III dengan staf ahli bidang III sebagai panitia. Staf ahli bidang III memberikan

    tanggung jawab pelaksanaan PPMB kepada lima mahasiswa yang merupakan delegasi dari BEM, Senat Mahasiswa, dan HMJ.

    Selain itu, dua fakultas, yakni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Fakultas Psikologi menggelar PPMB sesuai kultur fakultasnya masing-masing. We are the Great Leader menjadi tema yang diusung FPIK pada kegiatan PPMB 2014. Sementara itu, di Fakultas Psikologi, PPMB tahun ini dan tahun lalu memiliki perbedaan dalam segi manajemen dan konsep acara. Tahun ini, PPMB Fakultas Psikologi ditangani tiga pihak, yakni dosen sebagai konseptor, mahasiswa sebagai pelaksana, dan EO sebagai penyedia konsumsi serta perlengkapan.

    Terakhir, dalam rubrik Sorotan, tim Joglo Pos mengulas tentang mahasiswa berusia muda yang menjalani program akselerasi selama bersekolah. Bagai koin mata uang, program akselerasi memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, akselerasi memberi ruang untuk mengenyam pendidikan dalam waktu singkat. Di sisi lain, masa remaja mahasiswa berusia muda tersebut dapat terenggut apabila tidak dapat membagi waktu.

    Semoga PPMB tahun ini bermanfaat bagi mahasiswa baru. Diharapkan, PPMB bukan sekadar seremonial belaka tanpa mengetahui esensi yang sebenarnya. PPMB merupakan awal yang tepat untuk mengembangkan potensi mahasiswa. (Redaksi)

    Foto

    Man

    ungg

    al/A

    gung

    , Iris

    Lenny Elistriana (S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Tata Kota Fakultas TeknikAku tahu kalau UKT itu uang kuliah yang harus dibayarkan sepaket per semester. Ke-betulan, aku tidak mengaju-kan banding UKT karena aku

    merasa golongan tersebut sesuai dengan kemam-puan orangtuaku. Repot juga kalau banding, kan harus menyiapkan berkas-berkas, seperti kartu pengantar dari RT, RW, dan kelurahan.

  • Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelindung: Prof Drs. Sudharto P. Hadi, MES., Ph.D. Penasehat: Prof. Dr. dr. Hertanto W. Subagio, M.S., Sp.GK., Dr. Mohammad Chabachib, M.Si, Akt, Drs. Warsito, S.U., Prof. dr. Sultana, Ph.D., Dr Adi Nugroho, Rini Handayaningsih Pemimpin Umum: Dila Naharikra W. Sekretaris Umum: Indraswari Nur I. Pemimpin Redaksi: Nur Ainina R. Pemimpin Litbang: Zulfa Ayu A. Pemimpin Perusahaan: Fikri Maulana Sekretaris Redaksi: M. Iqbal T. Redaktur Pelaksana: Shela Kusumaningtyas Staf Redaksi: Anisah Novitarani, Nigitha Joszy, Ririn Wulansari, Klaudia Molasiarani, Gina Mardani, Fathur Al Baani, Najah Anindya, Mizan Ikhlasul, Haqqi Ilmaniar Redaktur Fotografi: Fadhila K. Staf Fotografi: Sekardwita R., Agung P. Redaktur Artistik: Febrianna Chadijah Staf Artistik: Rachmat Saleh, Rosyida Noor A. Manajer Rumah Tangga: Regita Andriani Manajer Produksi dan distribusi: Rodhiyah Nur A. Produksi dan distribusi: Dewi Komala Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa

    (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jln. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 Email: [email protected] Website: www.manunggal.undip.ac.id

    Masukkan agenda Anda lewat twitter: @LPM_Manunggal

    3

    Break

    EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014

    SEMARANG Pelaksanaan Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) 2014 yang diselenggarakan Fakultas Psikologi berbeda dibandingkan tahun lalu. Acara yang digelar pada Selasa (2/9) itu melibatkan Event Organizer (EO). Bertempat di Aula Dekanat Fakultas Psikologi, mahasiswa baru mendapat fasilitas kursi serta goodie bag yang berisi tempat makan.

    Tahun lalu, saat pengenalan Fakultas Psikologi, tempat duduk untuk mahasiswa baru tidak ada, lesehan di ruang kelas. Sekarang PPMB dilaksanakan di Aula Dekanat dan memakai kursi agar lebih nyaman.Tahun ini juga lebih gebyar karena setiap peserta mendapatkan goodie bag, kata Ketua Pelaksana PPMB Fakultas Psikologi, Dwi Retno Cahyaningrum.

    Lebih lanjut, Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (PSDM BEM) Fakultas Psikologi, Dian Lati Utami menjelaskan, goodie bag merupakan bentuk pengalihan dari konsumsi tambahan yang seharusnya diberikan kepada peserta seperti tahun lalu. Peserta PPMB tahun ini tidak mendapatkan snack pagi, tetapi langsung makan siang, ujarnya.

    PPMB tahun ini dan tahun lalu memiliki perbedaan dalam segi manajemen dan konsep acara. Tahun ini, PPMB Fakultas Psikologi ditangani tiga pihak, yakni dosen sebagai konseptor, mahasiswa sebagai pelaksana, dan EO sebagai penyedia

    konsumsi serta perlengkapan.Melibatkan EO dalam acara PPMB

    merupakan hal yang tidak biasa. Bagi Fakultas Psikologi, hal ini dilakukan karena PPMB dianggap sebagai agenda terbesar awal tahun ajaran untuk menyambut keluarga baru.

    PPMB ini dilaksanakan sedemikian rupa agar mahasiswa baru merasa nyaman menjadi bagian dari keluarga Fakultas Psikologi Undip, ujar Dian menambahkan. (Najah, Fathur, dan Haqqi)

    Laksanakan PPMB, Fakultas Psikologi Gandeng EO

    FPIK Siapkan Calon Pemimpin Masa DepanSEMARANG We are the Great Leader menjadi tema yang diusung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip pada kegiatan Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) 2014, yang dilaksanakan di kampus FPIK. Menurut penuturan Ketua Pelaksana PPMB FPIK 2014, Julian Aditya, tema ini dipilih dengan harapan dapat terciptanya generasi FPIK yang berjiwa pemimpin. Julian menuturkan, tema ini dirasa tepat dengan karakter FPIK yang selalu menjunjung tinggi solidaritas angkatan. Acara yang dilaksanakan di kampus FPIK, Selasa (2/9) ini diikuti

    sekitar 587 mahasiswa. Acara ini dimulai dengan upacara PPMB fakultas yang digelar di Auditorium FPIK. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pemberian materi wiyata mandala kampus FPIK kepada mahasiswa baru.

    Dalam acara ini, panitia PPMB FPIK tidak segan memberi sanksi berupa teguran bagi mahasiswa baru yang datang terlambat. Mahasiswa baru yang mendapat sanksi juga dikenakan poin. Kemudian, mereka akan ditugaskan untuk membuat paper.

    Selain itu, mahasiswa baru juga diharuskan rapi dalam berpakaian dan berpenampilan. Untuk itu, mahasiswa

    baru laki-laki diminta untuk memangkas rambutnya. Bukan hanya agar terlihat rapi, menurut Julian, hal ini juga menunjukkan adanya penyetaraan sesama mahasiswa baru. Lebih terasa kekompakannya dan kekeluargaannya, ujarnya.

    Mahasiswa baru Jurusan Oseanografi, Dwi Nur Hanifah mengatakan, penerapan kedisiplinan pada orientasi PPMB FPIK tegas dan sudah baik. Tadi saya telat dan dikasih teguran, ujarnya mengungkapkan. (Gina dan Rosa)

  • EDISI I/ TAHUN XII/ 28 AGUSTUS 2012 4

    Bang Jo

    4

    SorotanJadi Mahasiswa, Saat yang Lain Masih Siswa

    EDISI II/ TAHUN IV/ 3 SEPTEMBER 2014

    Di saat teman-teman sebaya mereka menikmati bangku sekolah

    menengah, dua mahasiswa ini sudah harus mengikuti rangkaian Program

    Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) di Undip. Umur yang masih muda tak menjadi hambatan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang

    yang lebih tinggi.

    Oleh: Mizan Ikhlasul Rahman, Ririn Wulansari, dan Rachmat

    Saleh

    Akselerasi atau percepatan studi men-jadi sebuah pilihan bagi beberapa siswa. Ber-bagai alasan mengikuti akselerasi mereka kemu-kakan, seperti penghematan biaya, menyandang status sebagai mahasiswa baru termuda, dan mungkin dinobatkan menjadi wisudawan ter-muda nantinya. Salah seorang yang menjalani akse-lerasi adalah Ahmad Iman Tauhid, mahasiswa baru S1 Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik (FT). Mahasiswa yang berusia 15 tahun ini merupakan mahasiswa termuda di FT. Saat dite-mui di sela-sela PPMB FT, Iman menceritakan pengalamannya menjalani akselerasi. Saya akselarasi dua kali. Saya ikut-an tes akselarasi itu sejak kelas dua SD. Kalau waktu SMA, saya sempat tidak ingin ikut tes akselarasi karena down waktu tes penerimaan SMA, ujarnya. Bagi Iman, kesulitan menjadi siswa akselerasi baru dia rasakan ketika duduk di bangku SMA. Hal itu dikarenakan banyaknya pelajaran yang harus dipelajari dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya. Kemudian, Iman mengambil inisiatif untuk menambah wak-tu belajar di luar sekolah dengan gaya belajarnya sendiri. Meski terasa berat, mahasiswa asal Banjarmasin ini bangga dengan umurnya yang lebih muda dibandingkan dengan teman-te-mannya. Sebagai siswa aksel, saya tidak per-

    nah memiliki pengalaman organisasi. Di masa kuliah ini, setidaknya saya memiliki keinginan untuk mencoba berorganisasi, katanya.

    Belajar Jadi HobiDitemui ditempat yang berbeda, sama

    seperti Iman, Iesha Kinanti Adhari telah me-nyandang status mahasiswa di usia 15 tahun. Dia menjalani program akselerasi dua kali, yakni ketika SD dan SMA. Iesha mengisahkan, pendidikannya ditempuh di dua negara yang berbeda, yakni Malaysia dan Indonesia. Dia menempuh pendidikan SD dalam waktu lima tahun di Malaysia dan SMA selama dua tahun di Indonesia.

    Alih-alih mengeluh, perempuan kela-hiran Bekasi ini justru mengaku tidak menga-

    lami hambatan saat menjalani pendidikannya. Menjadikan belajar sebagai hobi diakuinya mampu memuluskan jalannya untuk mencapai cita-cita menjadi dokter. Di samping itu, Ie-sha juga mengikuti bimbingan belajar. Meski demikian, Iesha masih tetap bisa membagi wak-tunya untuk bermain layaknya remaja.

    Sejauh ini tidak mengalami kesu-litan. Biasa saja sih, lancar-lancar saja, semua mengalir begitu saja, kata anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.

    Iesha dinyatakan diterima di Pendidik-an Dokter Undip melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Jurusan ini menjadi pilihannya atas arahan dari sang kakak, yang saat ini juga sedang menempuh kuliahnya di semester tiga Pendidikan Dokter Undip.

    Rosa/Manunggal

    Dua jurusan baru terapkan konsep PPMB yang berbedaYang penting tetap satu universitas jua

    Laksanakan PPMB, Fakultas Psikologi gandeng EOEO antisenioritas!Maba Teknik Lingkungan masuk Undip di usia mudaDi usia tua masuk bursa rektor hehe...