jenis jenis asfiksia

12
Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dapat dibedakan dalam 4 1. Fase dyspnea. Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan CO2 dal plasma akan meransang pusat pernapasan di medulla oblongata, sehingga amplitu frekuensi pernapasan akan meningkat, nadi epat, tekanan darah meninggi dan m tampak tanda!tanda sianosis terutama pada muka dan tangan. 2. Fase kon"ulsi. #kibat kadar CO 2 yang naik maka akan timbul ransangan terhad susunan saraf pusat sehinggaterjadi kon"ulsi $kejang%, yang mula!mula berupa klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik, dan akhirnya timbul spasme opist Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, takanan darah juga menurun. berkaitan dengan paralisis pusat yang lebih tinggi dalam otak akibat kekurang 2. '. Fase apnea. (epresi pusat pernapasan menjadi lebih hebat, pernapasan melem dapat berhenti. )esadaran menurun dan akibatrelaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran airan spasme, urin, dan tinja. 4. Fase akhir. *erjadi paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernapasan berhe kontraksi otomatis otot pernapasan keil pada leher. +antung masih berdenyut saat setelah pernapasan berhenti. asa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat ber"ar berkisar antara 4! menit. Fase 1 dan 2 berlangsung lebih kurang '!4 m tingkat penghalangan oksigen, bila tidak 1//0 maka aktu kematian akan lebih lama tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap 4 . 1. - 3& : Fakultas )edokteran Forensik. 5lmu )edokteran Forensik. +akarta: bagian kedokteran forensi fakultas kedokteran uni"ersitas 5ndonesia.1667. Pemeriksaan yang dapat ditemukan dan tanda klasik dari asfiksia : 1. *emuan luar a. Cyanosis

description

FK

Transcript of jenis jenis asfiksia

Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dapat dibedakan dalam 4 fase:1. Fase dyspnea. Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam plasma akan meransang pusat pernapasan di medulla oblongata, sehingga amplitude dan frekuensi pernapasan akan meningkat, nadi cepat, tekanan darah meninggi dan mulai tampak tanda-tanda sianosis terutama pada muka dan tangan.2. Fase konvulsi. Akibat kadar CO2 yang naik maka akan timbul ransangan terhadap susunan saraf pusat sehinggaterjadi konvulsi (kejang), yang mula-mula berupa kejang klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik, dan akhirnya timbul spasme opistotonik. Pupil mengalami dilatasi, denyut jantung menurun, takanan darah juga menurun. Efek ini berkaitan dengan paralisis pusat yang lebih tinggi dalam otak akibat kekurangan O2.3. Fase apnea. Depresi pusat pernapasan menjadi lebih hebat, pernapasan melemah dan dapat berhenti. Kesadaran menurun dan akibat relaksasi sfingter dapat terjadi pengeluaran cairan spasme, urin, dan tinja. 4. Fase akhir. Terjadi paralisis pusat pernapasan yang lengkap. Pernapasan berhenti setelah kontraksi otomatis otot pernapasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut beberapa saat setelah pernapasan berhenti. Masa dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara 4-5 menit. Fase 1 dan 2 berlangsung lebih kurang 3-4 menit, tergantung dari tingkat penghalangan oksigen, bila tidak 100% maka waktu kematian akan lebih lama dan tanda-tanda asfiksia akan lebih jelas dan lengkap4.

1. SUMBER : Fakultas Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: bagian kedokteran forensic fakultas kedokteran universitas Indonesia.1997. 55-6.

Pemeriksaan yang dapat ditemukan dan tanda klasik dari asfiksia :1. Temuan luara. Cyanosis Kekurangan oksigen dalam darah menghasilkan warna hemoglobin sangat gelap, pada kulit akan muncul penampakan berwarna biru. Bagian tubuh yang dapat dengan mudah untuk pengamatan sianosis adalah kulit, selaput lendir wajah dan kuku. b. Congestion dan EdemeWajah sering muncul bengkak dan kembung karena kebocoran cairan dari pembuluh darah, ini khas pada pencekikan (throttling). Pasokan oksigen yang tidak adekuat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah sehingga memicu permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat dan cairan lokal pembuluh darah dapat memicu kompresi aliran vena. Tanda ini merupakan gabungan respon mekanik dan seluler.c. Petechial Hemorrhages Temuan yang sangat mendukung kematian oleh sesak napas adalah petechial hemorrhages di kulit wajah dan selaput lendir. lesi kecil ini cenderung dilihat di conjunctiva, subsclera, kulit kelopak mata, membran dalam bibir, dan di belakang telinga dan auricles. Petechial hemorrhages juga dapat ditemukan di seluruh kulit wajah, baik membentuk koloni ataupun tersebar secara soliter. Ukuran kurang lebih