ITS-Master-14878-3107203009-Chapter1
-
Upload
aditya-nugie-prasetyo -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of ITS-Master-14878-3107203009-Chapter1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Risiko adalah kejadian ketidakpastian atau situasi ketidakpastian jika itu
terjadi akan mengakibatkan, mempengaruhi tujuan dari proyek (APM, 1997).
Dalam Industri konstruksi merupakan suatu sifat yang sangat dinamis,
mempunyai risiko, tantangan dalam pekerjaan yang dapat memberikan
keuntungan dan kerugian. Setiap proyek konstruksi khususnya proyek
peningkatan jalan risiko pasti ada permasalahan yang harus dihadapi dilapangan.
Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas dan
batasan biaya dari proyek peningkatan jalan. Risiko pada proyek konstruksi
khususnya proyek peningkatan jalan bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi
dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak lainya (Kangari, 1995).
Jika risiko ini terjadi maka pekerjaan peningkatan jalan akan terganggu dan akan
mengakibatkan terganggunya kinerja proyek tersebut secara keseluruhan sehingga
dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya.
Anggaran infrastruktur untuk menghubungkan kota diseluruh kabupaten,
distrik maupun antar kecamatan se Propinsi Papua, untuk tahun anggaran 2009
berjumlah sebesar Rp.3,2 triliyun yang bersumber dari dana Otonomi Khusus
(Otsus) data dari bagian Keuangan Propinsi Papua 2009.
Pada Tahun Anggaran 2009 dialokasikan dana dari Rencana Anggaran
Pembangunan dan Belanja Negara untuk pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum khususnya proyek jalan sebesar Rp 87.013.856.114.000,- yang tersebar
dalam beberapa wilayah, kota, dan kabupaten. Data dari Dinas Pekerjaan Umum
2009.
Risiko keuangan seperti Pemerintah mengakui ada beberapa ruas jalan
nasional yang kondisinya masih dalam kerusakan seperti ruas jalan trans Papua.
Sementara itu dana pemeliharaan yang dialokasikan untuk pemeliharaan jauh
dibawah yang dibutuhkan.
2
Risiko Legal seperti adanya komitmen bersama perencanaan pembangunan
infrastruktur yang mempertimbangkan aspek pemerataan antar kota dan kerja
sama yang baik dari semua pihak, untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan
infrastruktur, baik Jalan dan lainnya, guna menunjang terhubungnya seluruh
wilayah di Papua.
Depertemen Pekerjaan Umum Bidang Kimpraswil tahun 2009 melaporkan
kondisi pelayanan prasarana jalan nasional adalah jalan Nasional 10% rusak ,
Jalan Propinsi 30% rusak, Jalan Kabupaten/Kota 60% rusak, kerusakan ini
diakibatkan: rusak sebelum usia rencana, karena kwalitas yang kurang, kendaraan
yang melewati melebihi dari beban rencana, bencana Alam ( Data Balai Jalan
Pekerjaan Umun Propinsi Papua 2008).
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Provinsi Papua bahwa pelaksanaan
pembangunan Proyek peningkatan jalan dari tahun ke tahun selalu menghadapi
masalah yang sama seperti keterlambatan pekerjaan, terjadinya pembengkakan
biaya konstruksi, kekurangan dana pembangunan dan keterlambatan admistrasi
kontrak, kwalitas pekerjaan kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal :
Medan Papua yang begitu sulit karena hampir seluruh wilayahnya adalah hutan
lebat, dengan sungai sungai, tebing, jurang, karang terjal dan lembah dengan tanah
lembek, Kekurangan biaya, seperti pembangunan jalan trans Jayapura-Wamena
sepanjang 585 kilometer, masih memerlukan dana hampir Rp 500 miliar agar bisa
tersambung. Kondisi topografi Papua seperti, pembangunan jalan trans Jayapura-
Wamena, pada ruas Yetti-Senggi-Tengon dengan kondisi sungai dan jurang yang
dalam, juga terdapat bukit yang harus diterobos agar jalan tersebut bersambung.
Kondisi tanah yang tidak labil mengakibatkan beberapa dusun di distrik itu nyaris
terisolasi. Data Dinas Pekerjaan Umum 2009.
Risiko dapat menyebabkan pertambahan biaya dan keterlambatan jadwal
dalam proyek. Manajemen risiko secara efektif merupakan hal yang penting
dalam manajemen proyek dimana semua pihak harus mengganti langsung jadwal
masing-masing terhadap risiko (Wary & Chov, 2003). Risiko kegagalan
konstruksi proyek peningkatan jalan menunjukkan efisiennya kinerja kontraktor
selama tahap pelaksanaan, diakibatkan karena persaingan kontraktor yang
3
ada, sehingga kontraktor menerima pekerjaan kurang mempertimbangkan
risiko-risiko terjadi yang dapat menyebabkan kerugian.
Dengan pertimbangan banyaknya risiko yang mungkin terjadi di proyek
konstruksi dalam hal ini proyek peningkatan jalan maka yang perlu mendapat
perhatian khusus adalah risiko-risiko yang akan memberikan pengaruh terhadap
kinerja kontraktor pada proyek peningkatan jalan. Mutu jalan merupakan salah
satu implementasi dari rencana strategis prioritas dalam perhubungan yang
menjadi faktor penting di Propinsi Papua. Risiko kegagalan proyek konstruksi
peningkatan jalan menunjukkan indikasi dari kurang efektif dan efisiennya kinerja
kontraktor selama pelaksanaan. Hal ini diakibatkan karena persaingan kontraktor
dalam memperoleh proyek, dimana proyek yang ada kurang atau tidak sebanding
dengan jumlah kontraktor yang ada, yang artinya dana APBD tahun 2009 hanya
45% dikhususkan untuk proyek peningkatan jalan di Jayapura. sedangkan dengan
adanya otonomi khusus kontraktor bertambah sebanyak 5% data dari gapensi dan
kasubdin bina marga Propinsi Papua.
Event (kejadian) yang mungkin pernah dialami pada proyek peningkatan
jalan yaitu beberapa kontrak yang terlambat penyelesaiannya. Penyebab yang
umum terjadi adalah karena alat yang rusak atau kondisi lokasi yang sulit serta
kemampuan manajemen kontraktor yang kurang sehingga akibat keterlambatan
itu kontraktor harus membayar denda kepada pihak pemilik (data dari kasubdin
mina marga 2009). Risiko tersebut biasanya dialihkan ke asuransi, sehingga
kontraktor tidak harus menanggung akibat dari keterlambatan tersebut.
Sikap yang ditunjukan pemerintah adalah dengan menerapkan aturan tegas
yaitu jika dalam batas waktu yang diberikan kepada kontraktor tersebut belum
juga menyelesaikan pekerjaannya maka perusahan tersebut tidak akan diberi ijin
mengikuti tender lagi. Sehingga kesalahan kontraktor adalah dikarena
ketidakmampuan memanage pekerjaan yang tak terduga terjadi dalam proyek.
(sumber data kasubdin bina marga 2009).
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan pokok yang mendasari perlunya dilakukan penelitian tentang
Analisa persepsi risiko pada proyek peningkatan jalan di Jayapura Papua:
1. Bagaimana persepsi risiko yang signifikan oleh kontraktor terhadap proyek
peningkatan jalan di Jayapura Propinsi Papua?
2. Bagaimana penanganan (respon) persepsi risiko oleh kontraktor terhadap
proyek peningkatan jalan di Jayapura Propinsi Papua?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Melakukan penilaian mengenai persepsi risiko oleh kontraktor yang terjadi
sehingga bisa diketahui besarnya tingkat risiko pada proyek peningkatan jalan
tersebut
2. Mendapatkan suatu bentuk persepsi (respon) terhadap risiko yang dapat di
lakukan kontraktor pada proyek peningkatan jalan di Jayapura Propinsi Papua
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak-pihak yang meneliti lebih mendalam mengenai manajemen risiko.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi yaitu :
1. Subyek penelitian ini adalah persepsi responden dalam proyek peningkatan
jalan di Jayapura Propinsi Papua dari sudut pandang kontraktor.
2. Obyek penelitian ini adalah proyek peningkatan jalan di Jayapura Propinsi
Papua yang sedang atau sudah dikerjakan (proyek yang pernah ditangani oleh
kontraktor/responden manajer proyek)
3. Responden adalah kontraktor (asosiasi) yang pernah mempunyai pengalaman
mengerjakan/menangani proyek peningkatan jalan kurang lebih 5 tahun, yang
tergabung dalam asosiasi jasa konstruksi maupun tidak.
5
4. Pengaruh yang dipakai sebagai kriteria untuk pengaruh risiko pada penelitian
ini adalah pengaruh terhadap kinerja kontraktor.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan tentang konsep risiko, type risiko, klasifikasi
risiko, identifikasi risiko, manajemen risiko, pengaruh risiko, respon
risiko, probability impact analysis, proyek konstruksi jalan, kontraktor,
penelitian sebelumnya).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang tata urutan dan langkah-langkah penelitian,
penjelasan dan pemilihan data pembahasan yang digunakan dalam
penelitian serta pembuatan bagan alir penelitian.
BAB 4 DATA DAN ANALISA
Dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan
proses survey pendahuluan berdasarkan persepsi responden kontraktor
dengan cara pengisian kuesioner dan perhitungan nilai risiko maupun
respon risiko.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berupa penarikan kesimpulan dan analisa yang telah dilakukan, serta
saran-saran yang diperlukan untuk penilaian maupun respon risiko
berdasarkan persepsi responden kontraktor.
6
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan