DAFTAR ISI · 2020. 10. 6. · 1 daftar isi daftar isi.....1 kata pengantar.....3
Isi
-
Upload
nurul-fahmi -
Category
Education
-
view
664 -
download
1
Transcript of Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi merupakan hal yang beken atau terkenal dewasa ini. Banyak Negara di dunia
yang berupaya keras membentuk negaranya menjadi Negara demokrasi. Dalam masyarakat
demokrasi terdapat suatu peranan pers di Indonesia.
Pada hakikatnya pers merupakan suatu lembaga kemasyarakatan. Pers tidak dapat
dipisahkan keterlibatannya dalam perkembangan segala aspek kehidupan baik bidang-bidang
politik, ekonomi, dan social budaya masyarakat dimana pers tersebut tumbuh dan berkembang.
Pers dalam melakukan fungsi dan tugasnya senantiasa dipengaruhi oleh stuktur social politik dan
social budaya, serta nilai-nilai yang hidup, tumbuh, dan berkembang di lingkungan masyarakat
itu.
Pertumbuhan dan perkembangan masyarakat secara cepat berakibat pada perubahan
social secara cepat pula. Hal ini tentu akan membawa dampak yang bersifat positif maupun
negative pada segala bidang kehidupan masyarakat, maka pers memiliki potensi untuk
mendorong terwujudnya hal-hal yang bersifat positif dan meminimalkan dampak-dampak
negatif. Pers sebagai media massa berpotensi mendidik masyarakat untuk sadar dan tunduk pada
peraturan hokum yang berlaku, tidak main hakim sendiri, menghindarkan tindak kekerasan-
kekejian, dan sebagainya. Pers dapat membentuk citra pihak-pihak yang diberikan. Kehidupan
pers memerlukan aturan-aturan baku yang bermanfaat untuk menjamin hak-hak dan kewajiban.
Oleh karena itu, perlu disadari bahwa insane dan lembaga pers memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pers?
2. Apa saja Fungsi dan peranan pers?
3. Menjelaskan Perkembangan pers di Indonesia?
4. Menjelaskan Pers yang bebas dan Bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik dalam
masyarakat Demokratis di Indonesia?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pers.
2. Untuk mengetahui Fungsi dan peranan pers.
3. Untuk mengetahui Perkembangan pers di Indonesia.
4. Untuk mengetahui Pers yang bebas dan Bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik
dalam masyarakat Demokratis di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pers
Istilah pers berasal dari bahasa inggris press yang berarti ‘mesin pencetak’. Istilah ini lebih
menekankan pada proses pembuatan dengan menggunakan peralatan. Selain itu ada beberapa
pengertian pers diantaranya yaitu:
1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999
Bahwa pers adalah lembaga social dam wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran tang tersedia.
2. Pasal 1 ayat 1 undang-undang Nomor 40 Tahun 1999
Istilah ‘pers’ memiliki dua arti, yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti
sempit pers merujuk kepada wahana/media komunikasi massa. Sedangkan dalam arti
luas, istilah pers merujuk pada lembaga social atau pranata social yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik.
3. Menurut leksikon komunikasi, pers mempunyai arti sebagai berikut:
a. Kegiatan percetakan dan penerbiatan;
b. Usaha pengumpul, penulisan, dan penyiaran berita;
c. Penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, radio, dan televise;
d. Orang-orang yang bergerak dalam kejurnalistik;
e. Media penyiaran berita baik berupa surat kabar, majalah, radio, televise juga
internet.
4. UU Nomor 21 Tahun 1982
Tentang ketentuan-ketentuan pokok pers, pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat
perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi
massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya,
diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa
percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil, atau alat-alat teknik lainnya.
3
5. Frank jeffkin
Seorang pakar kehumasan yang sangat terkenal di inggris dan amerika serikat,
hubungan pers (press relation) adalah upaya-upaya untuk mempublikasikan suatu
pesan atau informasi yang maksimum guna menciptakan pengetahuan dan pamahaman
bagi khalayak yang dilakukan oleh organisasi atau perusahan.
6. Peraturan Menteri Penerangan Nomor 01/PER/MENPEN 1998(sebelum
kementerian penerangan dilikuidasi), yang dimaksud pers diperinci sebgai
berikut.
a. Penerbitan pers adalah surat kabar harian, surat kabar mingguan, majalah, bulletin,
berkala lainnya yang diselenggarakan oleh perusahaan pers dan penerbitan kantor
berita.
b. Perusahaan pers adalah badan usaha swasta nasional berbentuk badan hokum,
kopersi, yayasan, atau Badan Usaha milik Negara.
c. Percetakan pers adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan secara bersama-
sama dalam suatu kesatuan yang menghasilkan penerbiatan pers.
d. Pengasuh penerbitan pers adalah pimpinan umum, pemimpin redaksi, dan
pemimpin perusahaan.
B. Fungsi dan peranan pers
a. Fungsi Pers
1. Dalam pasal 3 UU No. 40 Tahun 1999, fungsi pers dinyatakan sebagai berikut.
Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan
kontrol sosial.
- Fungsi Informasi
Masyarakat dapat membeli, berlangganan, atau meminjam surat kabar untuk
mendapatkan informasi tentang beberapa hal.
- Fungsi Pendidikan
Pers memuat tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga mesyarakat bertambah
pengetahuan dan wawasannya.
- Fungsi Hiburan
4
Pemberitaan pers terkadang berisi artikel yang bersifat hiburan, seperti berbentuk
cerita pendek, cerita bergambar, teka teki silang, dan karikatur.
- Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi control social terkandung dalam makrademokrasi yang didalamnya terdapat
unsure-unsur sebagai berikut.
a. Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan).
b. Social responsibility (pertanggung jawaban pemerintahan terhadap rakyat).
c. Social support ( dukungan rakyat terhadap pemerintah)
d. Social control (control masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah).
2. Fungsi pers sebagai lembaga ekonomi
Semakin berkembangnya pers, memberikan peluang kerja yang lebih luas bagi
masyarakat. Banyak orang menggantungkan nafkahnya dari pers. Misalnya dengan
menjual koran, menjadi wartawan, atau penyiar radio dan televisi.
Sebagai lembaga ekonomi yang bersifat komersial, pers mempunyai hak dan
kewajiban sebagai berikut.
a. Hak pers sebagai lembaga ekonomi sebagai berikut.
Hak kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
Hak pers untuk tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan
penyiaran.
Hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi kepada
masyarakat.
Hak tolak, yaitu hak untuk menolak atau mengungkapkan nama nara sumber
dan/atau identitas sumber berita yang harus dirahasiakan. Hak tolak adalah hak
wartawan atau redaksi untuk memberitahukan sumber berita yang disampaiakan
kepada pihak yang merasa dirugikan oleh adanya pemberitaan di media massa.
Hak tolak atau hak menolak atau memberitahukan keterangan yang diminta
diatur dalam pasal 120 ayat 2) KUHP. Hak tolak tidak berlaku dalam kaitannya
dengan hal-hal yang membahayakan kepentingan negara.
Hak jawab, yaitu hak untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap
pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
5
Dalam kode etik jurnalistik juga menyebutkan bahwa wartawan Indonesia dengan
kesadaran sendiri secepatnya mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang kemudian
ternyata tidak akurat dan memberi kesempatan hak jawab secara proporsional pada sumber
dan/atau objek berita. Hak jawab tersebut dapat berupa ralat dalam boks, bantahan-
bantahan melalui kolom surat penbaca, atau pemuatan berita lagi yang di tulis oleh
wartawan bersangkutan atau wartawan lain.
b. Kewajiban pers sebagai lembaga ekonomi adalah sebagai berikut.
Memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama,
rasa kesusilaan masyarakat, asas praduga tak bersalah, melayani hak jawab dan
hak koreksi.
Melaksanakan kode etik yang merujuk pada profesinya secara bertanggung
jawab.
Ada empat atribut profesional yang melekat, yaitu sebagai berikut.
- Otonomi, yaitu kebebasan melaksanakan dan mengatur dirinya sendiri.
- Komitmen, yaitu menitikberatkan pada pelayanan bukan pada keuntungan ekonomi
pribadi.
- Keahlian, yaitu menjalankan suatu tugas berdasarkan keterampilan yang berbasis pada
pengetahuan bersistematik tertentu.
- Tanggung jawab, yaitu kemampuan memenuhi kewajiban dan bertindak berdasarkan
kode etik.
b. Peranan Pers
Berdasarkan UU No. 40 tahun 1999, pers nasional mempunyai peranan sebagai berikut.
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokarasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan
hak asasi manusia, serta menghormati kebinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
6
Selain peranan di atas, pers juga memilki peranan dalam kehidupan masyarakat
demokratis. Peranan pers dalam masyarakat demokratis adalah sebgaai berikut.
1. Pers berperan sebagai saluran informasi untuk mencari dan menyebarkan berita secara cepat
dan luas kepada masyarakat.
2. Pers berperan sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan negara serta sarana
menampung aspirasi rakyat.
3. Pers sebagai saran untuk mengungkapkan masalah-masalah publik, seperti kebijakan.
4. Pers memberikan pendidikan, wawasan, dan mencerdaskan masyarakat.
Adapun fungsi dan peranan pers dalam masyarakat otoriter dan Demokrasi di Indonesia
a. Fungsi dan Peranan Pers dalam Masyarakat Otoriter dan Demokrasi
Pers merupakan pilar keempat setelah legislative, eksekutif, dan yudikatif bagi sebuah
Negara demokrasi. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan
dan penyebaran informasi, mempunyai misi sebagai berikut:
1. Ikut mencerdaskan masyarakat.
2. Menegakkan keadilan.
3. Sebagai control social.
4. Sebagai agen perubah masyarakat.
Adapun fungsi dan peranan pers menurut para ahli:
1. Menurut Mochtar Lubis (1993), sedikitnya ada lima funsi pers bagi Negara-negara dalam kategori
berkembang, yaitu:
a. Fungsi pemersatu
Fungsi pemersatu, artinya memperlemah tendensi perpecahan, baik perpecahan social
maupun cultural.
b. Fungsi pendidik
Fungsi pendidik, artinya pers memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), di samping menunjukkan betapa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu dapat dimanfaatkan untuk mencapai kesejahtaraan material spiritual.
c. Fungsi penjaga kepentingan umum
Fungsi penjaga kepentinagan umum, dalam hal ini pers harus melawan setiap
penyalahgunaan dan korupsi, menentang setiap kebijakan yang bertentanagn dengan
7
kepentingan rakyat, menyuarakan kepentingan kelompokkecil atau rakyat yang tidak dapat
menyuarakan kehendaknya.
d. Pers mempunyai fungsi menhapuskan mitos dan mistikdari kehidupan politik Negara-
Negara berkembang.
e. Pers mempunyai fungsi sebagai forum untuk membicarakan masalah-masalah politik yang
dihadapi oleh Negara-negara Asia dan menumbuhkan dialog agar timbul pemecahan
masalah yang dihadapi bersama.
2. Menurut Kusman Hidayat dalam buku “Dasar-dasar Jurnalistik/pers” bahwa pers mempunyai
fungsi sebgai berikut.
a. Fungsi pendidik
Melalui karya-karya tercetaknya dengan segala isi, baik langsung ataupun tidak langsung
dengan sifat keterbukaannya, pers membantu masyarakat meningkatkan budayanya.
b. Fungsi penghubung
Dengan ciri universalitasnya, pers merupakan sarana lalu lintas hubungan antarmanusia.
Melalui pers akan tumbuh saling pengertian, atau dapat di gunakan oleh lembaga-
lembaga kemasyarakatan untuk menumbuhkan kontak antarmanusia agar tercipta saling
pengertian dan saling tukar pandangan bagi perkembangan dam kemajuan hidup manusia.
c. Fungsi pembentuk pendapat umum
Rubric-rubrik dan kolom-kolom tertentu seperti tajuk rencana, pikiran pembaca, pojok,
dan lain-lain merupakan suatu ruang untuk memberikan pandangan atau pikiran kepada
khalayak pembaca.
d. Fungsi control
Dalam fungsi control, pers berusaha melakukan bimbingan dan pengawasan kepada
masyarakat tentang tinglah laku yang benar atau tingkah laku yang tidak dikehendaki
oleh masyarakat.
3. Secara umum, pers berfungsi sebgai alat penyebar gagasan, cita-cita, serta pikiran
manusia. Dalam bukunya Democracy and the Mass Media, M. Gurevitch dan JG. Blumler
(1990) mengungkapkan fungsi dan peran pers dalam demokrasi adalah:
a. Memberikan informasi mengenai perkembangan kehidupan sosio-polotik.
b. Memberikan gambaran mengenai isu-isu penting yang sedang menjadi perhatian
masyarakat.
8
c. Menyediakan wahana untuk melakukan debat public antara berbagai sudut pandang
berbeda-beda yang hidup dalam masyarakat.
d. Membantu pemerintah dalam memperhitungkan cara yang sesuai dalam menggunakan
kekuasaan.
e. Memberikan sumbangan kepada masyarakat untuk belajar, memilih, dan terlibat dalam
kehidupan bersama, termasuk proses politik.
b. Fungsi dan peranan pers di Indonesia
Mengenai fungsi pers di Indonesia, Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) 1998 (Tap.
MPR no. II/MPR/1998) telah tercantumkan ketentuan-ketentuan sebgai berikut.
“Dalam rangka meningkatkan peranan pers dalam pembangunan perlu ditingkatkan
usaha pengembangan pers yang sehat, pers yang bebas yang bertanggung jawab, yaitu pers
yang dapat menjalankan fungsinya sebagai:
1. Penyebar informasi yang objektif dan eduktif,
2. Melakukan control social yang konstruktif,
3. Menyalurkan aspirasi rakyat, dan
4. Meluaskan komunikasi dan partisipan masyarakat.
Fungsi pers yang termuat dalam undang-undang (UU) pers No. 40 Tahun 1999, pasal 3 ayat
1 dan 2 yaitu:
a. Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan
control social.
b. Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.
Peranan pers menurut pasal 6 UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers adalah:
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hokum, dan
Hak Assi Manusia, serta menghormati kebhinekaan;
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar;
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum;
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran;
9
Jika kita uraikan, maka fungsi pers di Indonesia berdasarkan UU No. 40 Tahun 1999
(shaffat, 2008)adalah sebagai berikut.
sebagai media informasi merupakan bagian dari fungsi pers dari dimensi idealisme.
Informasi yang disajikan pers merupakan berita-berita yang telah di seleksi sedemikian rupa dari
berbagai macam berita yang masuk ke meja redaksi, yang di kumpulkan oleh reporter di
lapangan.
Berdasarkan fakta dapat di klasifikasikan dalam kategori-kategori sebagai berikut.
1. Berita fakta peristiwa, yang berisi fakta yang benar-benar berasal dari suatu peristiwa
yang dapat disaksikan.
2. Berita fakta pendapat, yaitu berita yang diperoleh dari komunikator atau responden yang
menyampaikan pendapat kepada wartawan yang biasanya bertindak sebgai medium.
3. Berita fakta peristiwa ditambah pendapat. berita ini mengandung unsure peristiwa
sebagaiamana fakta yang disaksikan di lapangan di tambah dengan pendapat atau
keterangan pihak lain yang berhubungan dengan peristiwa itu.
4. Interpreted news, yaitu suatu bentuk berita berdasarkan fakta yang di tambah dengan
penjelasan-penjelasan lain.
5. Interpretative news, suatu bentuk berita berdasarkan fakta yang ditambah dengan
penjelasan-penjelasan lain dan untuk bentuk berita ini, seorang wartawan diperkenankan
memberikan uraian ataupun komentar yang sifatnya menduga apa yang akan terjadi pada
peristiwa yang akan terjadi berikutnya.
6. Invertigatif news, yaitu berita yang membutuhkan penyelidikan dari seorang wartawan.
7. Reportase, suatu berita yang biasanya cukup panjang karena isinya bersifat melaporkan
sesuatu baik yang berupa peristiwa, pendapat, atau hal-hal lain yang layak untuk
dijadikan laporan khusus dan cukup diketahui pembaca.
8. Feature, yaitu karangan penting dengan penulisan secara teknik jurnalistik dengan
menempatkan pokok utama dari sebuah cerita yang di kemukakan.
C. Perkembangan pers di Indonesia
Perkembangan pers Indonesia terjadi seiring dengan sejarah perjuangan bangsa. Dengan
lasan itulah, Pers Indonesia dibedakan dalam tiga masa, yaitu masa pers kolonial, masa pers
Cina, dan masa pers nasional. Pers masa kolonial dalah pers yang diterbitkan pada masa
penjajahan Belanda untuk kepentingan penjajah. Pers Cina adalah pers berbahasa Cina,
10
Indonesia, atau Belanda yang diterbitkan orang Cina. Pers nasional adalah pers yang diterbitkan
oleh orang Indonesia untuk mendukung perjuangan bangsa.
Pers nasional inilah yang akan berkembang menjadi pers Indonesia. Perkembangan pers
Indonesia dimulai sejak masa pergerakan, penjajahan Jepanag, revolusi fisik, demokrasi liberal,
demokrasi terpimpin, Orde Baru, dan reformasi. Pers Indonesia pada masa pergerakan sampai
dengan masa demokrasi terpimpin memilki paran dalam membela dan mempertahankan
kemerdekaan.
a. Masa Pergerakan Nasional
Pers masa ini berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers menyuarakan penderitaan,
kepedihan, kesengsaraan rakyat akibat penjajahan. Pers juga menjadi alat pendorong dan
pendukung perjuangan. Contoh pers masa pergerakan adalah sebagai berikut.
1. Surat kabar Darmo Kondo diterbitkan oleh Nieu we Drukkij Tjo Tjoe Kwan di Warung
Pelem Solo pada tahun 1908.
2. Harian Sedio Tomo diterbitkan di Yogyakarta oleh Mr. Soenarjo.
3. Majalah Rudjak Polo diterbitkan oleh PNI Pendidikan cabang Madiun.
4. Majalh Kedjawen diterbitkan oleh Balai Pustaka.
5. Majalah Soeara Desa diterbitkan oleh Praindra.
Karena pers masa ini bertujuan untuk perjuangan bangsa maka pers mendapat tekanan
keras dari penjajah. Pada masa ini pula berdiri kantor berita nasional Antara pada tanggal 13
Desember 1973.
b. Masa Pendudukan Jepang
Pers masa ini mengalami kemunduran. Pers dipaksa untuk mendukung kepentingan
Jepang. Akhirnya, pers hanya digunakan semata-mata sebagai alat pemerintah Jepang.
Contoh pers pada masa ini adalah sebagai berikut.
1. Surat kabar Soeara Asia diterbitkan tahun 1942.
2. Surat kabar Tjahaja dipimpin Otto Iskandar Dinata.
3. Surat kabar Sinar Matahari diterbitkan di Yogyakarta.
4. Surat kabar Sinar baru diterbitkan di Semarang.
5. Surat kabar Asia Raya diterbitkan di Jakarta.
11
6. Surat kabar yang terbit di Sumatera, misalnya Padang Nippo (Padang Kita Sumatera
Shimbun (Medan), Palembang Shimbun (Palembang), dan Lampung Shimbun
(Lampung).
7. Surat kabar yang terbit di Kalmimantan misalnya Suara Kalimantan.
Meskipun pers masa pendudukan Jepang mendapat tekanan, bangsa Indonesia mendapat
keuntungan adanya pers masa itu, yaitu sebagai berikut.
1. Karyawan pers Indonesia bertambah pengalaman karena menggunakan berbagai
fasilitas.
2. Penggunaan bahasa Indonasia makin meluas.
3. Rakyat semakin berpikir kritis.
c. Masa revolusi Fisik (1945-1949)
Pada masa ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pers yang mendukung penjajah
(Belanda) dan pers yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia. Contoh pers yang
mendukung perjuangan bangsa Indonesia adalah Merdeka, Pantja Raya, Pembangunan,
Siasat, Pedoman, Mimbar Indonesia, dan Suara Indonesia. Contoh pers yang mendukung
penjajah adalah Warta Indonesia, Mustika, dan Pelita Rakyat.
d. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Pada masa ini sistem pemerintahan yang dianut bangsa Indonesia adalah sistem
parlementer yang bersifat liberal. Dalam bidang pers, masa liberal ditandai dengan
liberalisme dalam penulisan berita. Selain itu, pada masa ini pers yang mendukung penjajah
mulai dihapuskan dan diambil alih bangsa Indonesia. Beberapa surat kabar yang terbit pada
masa itu adalah Suluh Indonesia, Harian Rakyat, Pemandangan, dan Abadi. Pada masa ini
pula terjadi pembredalan surat kabar, seperti Suara Maluku, Keng Po, Tegas, Bara, Bintang
Minggu, Suara Rakyat Sumatera, dan Lembaga.
e. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1956)
Masa demokrasi terpimpin diawali dengan adanya Dekret Presiden 5 Juli 1959. Setelah
Dekret Presiden dikumandangkan maka segala sesuatunya ditujukan dan diarahkan kepada
keberhasilan demokrasi terpimpin. Dalam bidang pers, surat kabar dan majalah yang tidak
bersedia ikut berpartsipasi dalam demokrasi terpimpin akan tersingkir.
12
Pada masa ini diterbitkan sebuah pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalh
pada tanggal 12 Oktober 1960. Beberapa pedoman untuk para penerbit surat kabar dan
majalah saat itu adalah sebagai berikut.
1. Surat kabar dan majalah wajib menjadi alat penyebaran manifesto politik yang telah
menjadi haluan negara untuk memberantas kolonialisme, liberalisme, dan federalisme.
2. Surat kabar dan majalah wajib menjadi pendukung dan pembela menifesto politik yang
telah menjadi haluan negara dan program pemerintah.
3. Surat kabar dan majalah wajib menjadi pembela dan alat pelaksana dari politik bebas
dan aktif serta tidak menjadi pembela dan/atau alat daripada perang dingin antarblok.
4. Surat kabar dan majalh wajib memupuk kepercayaan rakyat Indonesia terhadap dasar,
tujuan program, dan pimpinan revolusi Indonesia.
5. Surat kabar dan majalah wajib membantu usaha penyelenggaraan ketertiban dan
keamanan umum serta ketenangan politik.
6. Surat kabar dan majalah wajib mempertebal kesadaran kepribadian Indoensia.
7. Surat kabar dan majalah dalam menulis kritik harus bersifat konstruktif dan berpedoman
manifesto politik. Contoh pers masa demokrasi terpimpin adalah Bintang Timur, Warta
Bhakti, dan Pos Indonesia.
f. Masa Orde Baru (1966-1998)
Masa ini dalah masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Pemerintahan Orde baru
berawal dari keberhasilannya menumpas G-30-S/PKI. Salah satu ciri pemerintahan Orde
Baru adalah pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Orde Baru
juga bercita-cita mewujudkan pembangunan di segala bidang. Pleh karena itu, peran pers
masa itu adalah unsur penggerak pembangunan. Pers dijadikan mitra pemerintah sebagai alat
mengkomunikasikan pembangunan.
Seiring perjalanan pemerintahan Orde Baru, perlakuan terhadap pers pun berubah. Pers
yang mengkritik pembangunan akan mendapat tekanan. Orde Baru yang pada mulanya
bersikap terbuka dan mendukung pers kemudian mulai menekan pers. Pada masa ini terjadi
beberapa pembredelan terhadap surat kabar yang mengkritik pemeritah, seperti kasus
Tempo.
13
Beberapa contoh surat kabar yang terbit pada masa Orde Baru, antara lain Sinar
Harapan, Kompas, Nusantara, Suara Merdeka. Surat-surat kabar tersebut ada yang masih
eksis sampai sekarang.
g. Masa Reformasi
pada masa ini, pers memperoleh kebebasan. Akibatnya, banyak bermunculan pers baru.
Bisa dikatakan pada awal reformasi, kemunculan pers ibarat jamur di musim hujan. Pada
mas ini dikeluarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang pers.
D. Pers yang bebas dan Bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik dalam
masyarakat Demokratis di Indonesia
1. Kebebasan pers Indonesia
Pers yang bebas di sini dalam arti pers merdeka, bukan bebas yang sekehendak.
Merdeka, artinya terbebas dari segala tekanan, paksaan, atau penindasan dari pihak manapun
juga termasuk pemerintahan Negara atau pihak-pihak tertentu.
Pasal 28 UUD 1945 menjamin kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan
pendapat secara lisan dan tulisan. Pers merupakan salah satu wahana komunikasi massa
yang mewujudkan kemerdekaan mengeluarkan pendapat secra lisan dan tulisan, bahkan juga
gambar.
Kemerdekaan pers merupakan unsure yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara yang demokratis.
Sebagai perbandingan mengenai kebebasan pers, berikut ini dipaparkan kehidupan pers
di Negara-negara dengan corak masyarakat dan ideologinya.
a. Pers liberal, adalah corak pers yang hidup dan berkembang di Negara-negara yang
rakyatnya mengagung-agungkan kebebasan individual atau termasuk juga Australia.
b. Pers komunis, adalah corak kehidupan pers di Negara-negara sosialis yang berhaluan
komunis. Misalnya RRC,korea utara, kuba dan sebagainya.
c. Pers otoriter, adalah model kehidupan pers di Negara-negara yang pemerintahannya
bersifat otoriter dengan berlandaskan paham fasisme, seperti jerman pada masa
pemerintahan Adolf Hitler dan itali pada masa pemerintahan musolini.
d. Pers pembangunan, istilah ini dimunculkan oleh para jurnalis yang berasal dari Negara-
negara yang sedang berkembang, dengan alasan Negara itu sedang giat melaksanakan
pembangunan (development).
14
Menurut R.H. siregar (wakil ketua Dewan pers) para wartawan dalam menjalankan tugas
jurnalistiknya perlu menegakkan tiga pilar utama kejurnalistikan, yaitu sebagai berikut.
a. Pilar utama kode etik
Kode etik jurnalistik merupakan pilar utama pertama, yang berfungi sebagai landasan
moral, kaidah penuntun, dan pemberi arah para wartawan dalam menjalankan tugasnya.
b. Pilar utama Norma Hukum
Norma Hukum merupakan pilar utama kedua. Ternyata dalam praktiknya, kode etik
belumlah cukup.
c. Pilar utama profesionalisme
Profesionalisme merupakan pilar utama ketiga, yaitu keterampilan untuk mengemas dan
meramu berita sedemikian rupa sehingga pesa yang akan disampaikan kepada public
dapat diterima dan dimengerti dengan jelas.
2. Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Istilah pers yang bebas dan bertanggung jawab (freedom and responsibility) semula
dipergunakan di Negara-negara barat yang menginginkan kebebasan pers harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada kehidupan masyarakat.
Untuk menghindarkan dampak negative dari kemerdekaan pers dan sebagai wujud
tanggung jawab pers telah ditetapkan UU Nomor 40 tahun 1999 tentang pers, didalamnya
memuat ketentuan-ketentuan diantaranya, yaitu sebagai berikut.
a. Dalam pasal 2, dinyatakan kemerdekaan pers berasaskan prinsip-prinsip demokrasi,
keadilan, dan supremasi hukum. Ini berarti kebebasan pers harus memperhatikan
penghormatan hak dan kewajiban individu serta masyarakat dan menaati peraturan yang
berlaku.
b. Pada pasal 5, dinyatakan tentang kewajiban pers, yaitu sebagai berikut.
1. Dalam memberitakan peristiwa dan opini, harus menghormati Norma-norma agama,
nilai-nilai kesusilaan yang dijunjung oleh masyarakat dan memperhatikan asas
praduga tak bersalah.
2. Pers berkewajiban melayani hak jawab. Ini bila pemberitaan yang menyangkut
pribadi seseorang atau lembaga kurang akurat atau bahkan tidak benar sama sekali,
sehingga merugikan pribadi atau lembaga tersebut.
15
3. Pers berkewajiban melayani hak tolak, merupakan hak wartawan karena professional
untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita
yang harus dirahasiakan.
c. Peran pers yang dinyatakan pada pasal 6 di dalam UU ini memuat beberapa ketentuan
yang mengendalikan kebebasan pers, di antaranya sebgai berikut.
1. Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan
HAM, serta menghormati kebhinekaan.
2. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan
benar.
3. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
d. Ketentuan tentang periklanan yang dimuat pada pasal 13 di antaranya menentukan
batasan-batasan sebagai berikut.
1. Tidak boleh memuat iklan yang merendahkan martabat suatu agama, mengganggu
kerukunan hidup antarumat beragama, dan bertentangan denganrasa kesusilaan
masyarakat.
2. Tidak boleh mengiklankan minuman keras, nartokita, psikotropika, dan zat aditif
lainnya.
3. Dilarang menayangkan/memperagakan wujud rokok dan atau penggunaan rokok.
e. Pada bagian penjelasan UU ini menyatakan bahwa dalam melaksanakan fungsi, hak,
kewajiban, dan perannya,pers menghormati hak asasi setiap orang karena itu dituntut pers
yang professional dan terbuka dikontrol oleh masyarakat.
Tanggung Jawab Wartawan
1. Tanggung jawab terhadap media tempat wartawan bekerja.
2. Tanggung jawab sosial yang berakibat adanya kewajiban melayani opini publik dan
masyarakat secara keseluruhan.
3. Tanggung jawab dan kewajiban yang sesuai undang-undang.
4. Tanggung jawab terhadap masyarakat internasional yang berhubungan dengan nilai
universal.
Dengan demikian, wartawan harus bertanggung jawab dalam pemberitaan dan berusaha
menghindari pemberitaan yang dapat memicu pertentangan meskipun wartawan memiliki
kebebasan.
16
Pengendalian kebebasan pers masa kini berbeda dengan kebebasan pers masa sebelumnya.
Beberapa bentuk kebebasan pers yang diberikan oleh pemerintah masa kini adalah:
a. Memberikan kebebasan berekspresi terhadap pers.
b. Mempermudah pengurusan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) sehingga
bermunculan penerbitan pers baru.
c. Memberikan jaminan tidak akan ada lagi pembredelan pers.
Dengan pemberian kebebasan pers dari pemerintah maka sikap kita seharusnya
melaksanakan kebebasan yang diberikan dengan penuh tanggung jawab. Beberapa sikap kita
terhadap upaya pengendalian kebebasan pers yang dilakukan pemerintah, antara lain sebagai
berikut.
a. Dalam pemberitaannya, pers harus menyajikan pemberitaan yang benar, jujur, dan jelas.
Pers harus menghindarkan diri dari pemberitaan yang bersifat ilegal, pornografi, atau
pemberitaan yang berakibat kemunduran bangsa. Masyarakat pun harus menghindarkan
diri mengkonsumsi pemberitaan yang tidak baik sehingga kana mendukung kebebasan pers
yang baik.
b. Meskipun pemerintah mempermudah pengurusan SIUPP, pihak-pihak yang ingin membuat
penerbitan pers hasur memperhatikan ketentuan yang berlaku.
c. Pers harus memberitakan hal-hal yang tidak bertentangan dengan unsur sara.
4. Kode Etik Jurnalistik
Kode dalam istilah bahasa Inggris adalah code dan codex untuk istilah latin, yang berarti
‘buku undang-undang’,kumpulan sandi, dan susunan prinsip hidup masyarakat. Sedangakn
etik atau etika dalam istilah perancis disebut ethique, latin ethica, dan yunani ethos.
Kode etik adalah norma atau asas yang diterima oleh suatu kelopmpok tertentu sebagai
pedoman tingkah laku. Kode etik dimiliki oleh kelompok profesi. Kode etik merupakan
pedoman bertingkah laku bagi kelompok profesi. Sebagai pedoman bagi kelompok profesi,
kode etik memiliki ciri sebagai berikut.
1. Bersifat moral dan mengikat anggota kelompok profesi.
2. Ruang lingkup kode etik hanya untuk kelompok profesi tertentu.
3. Dibuat dan disusun oleh lembaga/kelompok profesi tertentu.
17
Kode etik jurnalistik adalah kode etik yang berisi kaidah peraturan dan penuntu yang memberi arah yang jelas kepada wartawan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan dalam kerja jurnalistik.
Salah satu macam kode etik sering kita dengar adalah kode etik
jurnalistik. Kode etik jurnalistik dimilki oleh para insan jurnalistik dan insan
pers. Kode etik jurnalistik menjadi landasan moral atau etika bagi insan pers
untuk menjamin kebebasan pers dan pedoman operasional dalam
menegakkan integritas serta profesionalitas pers.
Macam kode etik yang ada dalam bidang jurnalistik/pers adalah :
a. Kode etik wartawan Indonesia. b. Kode etik federasi wartawan Indonesia.
Di dalam pernyataan kode Etik Jurnalistik ( yang ditetapkan PWI) memberikan petunjuk-petunjuk, antara lain tentang hal-hal sebagai berikut.
a. Kepribadian dan integritas wartawan Indonesia 1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa pancasila
dan taat kepada UUD 1945.2. Dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana
mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan berita, tulisan, dan gambar yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanannegara, persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan agama, kepercayaan atau keyakinan suatu golongan.
3. Tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang menyesatkan, memutarbalikkan fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis, dan sensasi yang berlebihan.
4. Tidak menerima imbalan untuk menyiarkan berita atau tidak menyiarkan berita yang dapat merugikan seseorang atau pihak tertentu.
b. Cara pemberitaan yang dilakukan wartawan Indonesia1. Menyajikan berita secara berimbang, adil, cermat, dan berkualitas.2. Menghormati dan menjunjung tinggi pribadi seseorang, tidak
merugikan nama baik dan perasaan susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.
3. Menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip, adil, dan jujur.4. Dalam pemberitaan kejahatan susila tidak menyebutkan nama dan
identitasnya korban.
18
5. Dalam penulisan judul harus mencerminkan isi berita.c. Wartawan Indonesia dalam mencari/memperoleh sumber berita
1. Dengan cara sopan dan terhormat2. Secepatnya mencabut atau meralat setiap pemberitaan yang ternyata
kurang akurat dan member hak jawab secara proporsional.3. Meneliti kebenaran sumber berita.4. Tidak melakukan plagiat, tidak mengutip berita, tulisan atau
gambaran tanpa menyebut sumbernya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999Bahwa pers adalah lembaga social dam wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara,
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran tang tersedia.
2. Fungsi Pers dalam pasal 3 UU No. 40 Tahun 1999, fungsi pers dinyatakan sebagai berikut.
Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol
sosial.
- Fungsi Informasi
- Fungsi Pendidikan
- Fungsi Hiburan
- Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi control social terkandung dalam makrademokrasi yang didalamnya terdapat
unsure-unsur sebagai berikut.
a. Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan).
b. Social responsibility (pertanggung jawaban pemerintahan terhadap rakyat).
c. Social support ( dukungan rakyat terhadap pemerintah)
d. Social control (control masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah).
3. Perkembangan pers di Indonesia di antaranya yaitu:
a. Masa Pergerakan Nasional
19
b. Masa penduduk jepang
c. Masa revolusi Fisik (1945-1949)
d. Masa Demoklrasi Liberal (1950-!9590
e. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
4. Kode etik jurnalistik adalah kode etik yang berisi kaidah peraturan dan penuntu yang memberi arah yang jelas kepada wartawan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan dalam kerja jurnalistik.
B. Saran
Sekiranya dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebgai salah satu
bahan bacaan yang dapat menambah wawasan bagi pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Habibi, Nur, Bambang.2011.Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK
Kelas XII. Jakarta: Bina Pustaka.
Bambang, Sugianto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XII.
Surakarta: Grahadi.
Sunardi,Bambang. 2010. Kewarganegaraan 3.Platinum.
21