Isi (Repaired)
-
Upload
anonymous-hngnm2pm -
Category
Documents
-
view
36 -
download
6
description
Transcript of Isi (Repaired)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas
manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan
tingkat komsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari.
Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dengan jenis material yang
kita komsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas dari
“pengelolaan” gaya hidup masyarakat. Maslah sampah telah menjadi topik utama.
Mulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkup yang besar. Banyak hal yang
menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu
sangat berpengaruh dalam hal ini.
Menurut WHO, sampah merupakan sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegitan manusia dan
tidak terjadi sendirinya.dan menurut Undang Undang Republik Indonesia (UURI)
No.18 tahun 2008 mendefinisikan smapah sebagai sisa kegiatan manusia sehari hari
dan atau proses alam berbentuk padat.
Jumlah atau volume sampah yang semakin hari semakin meningkat yang dapat
menyebabkan permasalah dimasyarakat. Dalam menangani permasalahan ini
dibutuhkan program dalam pengelolaan sampah. Dimana pengelolaan sampah sendiri
terdiri dari dari 2 yaitu sampah organik yang dapat diuraikan, dan sampah anorganik.
Pola pikir dan pandangan bahwa sampah adalah barang yang tidak berguna dan harus
dibuang, perlu diubah dan diluruskan. Setiap individu harus diberikan landasan
pemahaman dan penyadaran tentang pengelolaan sampah, sehingga akan terbentuk
karakter pola hidup bersih dan sehat. Apabila dikelola dengan baik dan benar,
sampah memiliki potensi yang dapat didayagunakan. Perubahan jenis sampah
( kemasan atau bungkus dari daun menjadi plastik, Styrofoam dll.). Saat ini, belum
diikuti dengan cara penanganan sampah yang ramah lingkungan.
Penanganan sampah di perkotaan umumnya menganut pola : kumpul, angkut-
buang, sementara di pedesaan semua jenis sampah, dibakar atau ditimbun. Untuk
menangani permasalahan sampah, perlu dikelola secara mandiri dengan menerapkan
prinsip 3R “Reduce, Reuse, Recycle “.
1 | P a g e
Pengelolaan sampah di Kelurahan Nan Balimo dan Keluran Laing masih belum
memadai. Salah satu kebutuhan sanitasi dasar yang belum tercapai adalah tempat
pembuangan tinja manusia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Nan
Balimo Solok pencapaian pengelolaan sampah 84,9% yang memenuhi syarat kesehatan.
Target untuk pengelolaan sampah harus mencapai 95% dimana artinya seluruh
masyarakat harus bekerjasama dengan pihak puskesmas maupun pemerintah dalam
pengelolaan sampah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
mengetahui tentang pengelolaan sampah
1.2.2 Tujuan khusus
1. mengetahui program pengelolaan sampah di wilayah puskesmas nan balimo.
2. mengetahui pencapaian target pengelolaan sampah dipuskesmas nan balimo.
3. mengetahui pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah di wilayah
puskesmas nan balimo.
1.3 Manfaat
1. meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
2. dapat menyusun rencana usulan kegiatan program peningkatan pengelolaan
sampah tahun berikutnya.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai program
peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan sampah tentang rendahnya
cakupan pengelolaan sampah di wilayah kerja puskesmas nan balimo tahun 2015.
2 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesahatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas
menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi
kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3 | P a g e
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
7. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
10. Penyelengggaran UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
4 | P a g e
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi,
6. Melaksanakan rekam medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
2.2 Manajemen
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip pokok yang
menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manejerial.
5 | P a g e
2.2.1 Perencanaan
a. Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk
menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap
pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa yang akan melakukan dan
kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien.
b. Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu sebagai
berikut :
1. Analisa situasi
2. Mangidentifikasi masalah prioritas
3. Menentukan tujuan program
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
2.2.2 Pengorganisasian
a. Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai tujuan organisasi
6 | P a g e
b. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang manajer akan
mengetahui:
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang akan terjadi anggota atau staf
organisasi
3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang
kepada staf sesuai dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
c. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang
2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan
a. Pengertian
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program
(ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan program (yang
dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Fungsi manajemen ini lebih menekankan
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya (manusia dan
yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
7 | P a g e
b. Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan yaitu
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Memuat organisasi berkembang secara dinamis.
2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian
a. Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi perencanaan.
Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang
dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu
dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada
kesenjangan dan penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan harus
dapat dideteksi secara dini dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih
diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
diefektifkan.
b. Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
1. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan
kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan dalam situasi yang sama di
masa lalu.
2. Standar kriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh petugas
yang sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat profesionalisme
staf.
c. Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat, organisasi yang
akan memperoleh manfaatnya yaitu :
8 | P a g e
1. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh
staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber dayanya
sudah digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi
pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efesiensi kegiatan
program
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan
tugas-tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan
dan telah dimanfaatkan secara efisien.
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan.
d. Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering dilakukan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya terletak pada
sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan waktu
pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga mempunyai
kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan efektifitas pelaksanaan
program dengan memperbaiki fungsi perencanaan.
2.3 Definisi SampahSampah memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun
pada prinsipnya, sampah adalah suatau bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk
sampah bisa berada dalam setiap fase materi yaitu padat, cair, dan gas.
Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah
dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah
ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.
Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami ( degradable ). Sementara itu,
sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai
(undegradable ).
9 | P a g e
2.4 JENIS-JENIS SAMPAH
a. Berdasarkan sumbernya
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan
b. Berdasarkan sifatnya
1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
c. Berdasarkan bentuknyaSampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi
dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:1. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
10 | P a g e
o Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
o Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah CairSampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
3. Sampah daur ulang
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur
ulang alami, seperti halnya daun-daunkering di hutan yang terurai menjadi tanah.
Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-
daun kering di lingkungan pemukiman.
4. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti fesesdan urin. Sampah manusia
11 | P a g e
dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan
sebagai vektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan==== Sampah Cair
==== Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam:Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi
dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatahan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur,
dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu
waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
5. Sampah Komsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna
barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini
adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah
kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang
dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
6. Sampah Radioktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat
yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju
12 | P a g e
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut(walau jarang namun kadang masih
dilakukan).
2.5 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan,
pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam .
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan
metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda
juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya
tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
2.6 Tujuan
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.
2.7 Metoda Pembuangan
1. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan
ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau
lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola
dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah.
13 | P a g e
Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik
akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau
sampah , menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek
samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat
berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan
gunung sampah)
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi biasa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bisa dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.[[Sampah menjadi energi (waste-to-energy)|Sampah menjadi energi atau energi dari sampah adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bagedi sekitar kota Bandung.
14 | P a g e
2. Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang ,
pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil
kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode
baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang
dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus),
atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng
baja makanan/minuman, Botol HDPEdan PET, botol kaca , kertas karton, koran,
majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di
daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih
susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis
bahannya.
3. Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan
istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk
dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan
adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah
organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di
kantong khusus untuk di komposkan.
15 | P a g e
4. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan
cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan
panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua
bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu
tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah
tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi
produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya
bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur
plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung
menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini
kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
5. Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang
yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali
(seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk
menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan
mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang
sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
16 | P a g e
2.8 Konsep Pengelolaan Sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam
penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,
banyak-konsep yang digunakan adalah:
Diagram dari hirarki limbah.
Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi
sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari
segi minimalisasi sampah. Hirarki limbah yang tetap menjadi dasar dari
sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk
mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan untuk
menghasilkan jumlah minimum limbah.
Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah / Extended Producer
Responsibility (EPR).(EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk
mereka di seluruh siklus hidup (termasuk akhir-of-pembuangan biaya hidup) ke
dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan
untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk dan kemasan
diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur, impor dan /
atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka
berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.
prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana
pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan
dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah
untuk membayar sesuai dari pembuangan
17 | P a g e
2.9 Pendidikan Dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.
2.10 Pengaruh pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan lingkungan
Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat
maupun lingkungan dari daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif
dan ada yang juga negative
1. Pengaruh yang Baik
Penelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut:
1) Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa
dan dataran rendah.
2) Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
3) Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses
pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pangaruh
buruk sampah tersebut pada ternak.
4) Pengelolaan sampah dapat menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembang biak serangga atau binatang pengerat.
5) Menurut insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan
sampah.
18 | P a g e
6) Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat.
7) Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya
masyarakat.
8) Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana
kesehatan suatu Negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk
keperluan lain.
2. Pengaruh Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh
negative bagi kesehatan lingkungan, maupun bagi kehiduoan sosial ekonomi
dan budaya masyarakat, seperti berikut:
a. Pengaruh terhadap kesehatan
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah
sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau
tikus
2. Insidensi penyakit demam bardarah dengue akan meningkat karena
vektor pentakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng
ataupun ban bekas yang berisi air hujan.
3. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan,
misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebainya.
4. Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stres, dan
lain-lain.
b. Pengaruh terhadap lingkungan
1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap di pandang mata.
2. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
menghasilkan gas-gas tertentu yang akan menimbulkan bau busuk.
3. Pembakaran sampah sdapat menimbulkan pencemaran udara dan
bahaya kebakaran yang lebih luas.
4. Pembuangan sampah kedalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal.
19 | P a g e
5. Apabila musim hujan datang, sampah akan menumpuk dapat
menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber
air permukaan atau sumur dangkal.
6. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat,
seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
c. Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan
sosial budaya masyarakat setempat.
2. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan
minat dan hasrat orang lain ( turis ) untuk datang berkunjung
kedaerah tersebut.
3. Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk
setempat dan pihak pengelola ( mis.,kasus TPA Bantargebang,
Bekasi ).
4. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hak kerja
sehingga produktivitas masyarakat menurun.
5. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang
besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang.
6. Penurunan pemasukan daerah ( devisa ) akibat penurunan jumlah
wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat
setempat.
7. Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi
menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis.
8. Penumpukan sampah dipinggir jalan menyebabkan kemacetan
lalulintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan
jasa.
20 | P a g e
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Nanbalimo
3.1.1 Kondisi Geografi
Peta Wilayah :
21 | P a g e
Puskesmas Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok mulai
beroperasional pada bulan april 2008. Puskesmas Nan Balimo mempunyai dua
Kelurahan yaitu Kelurahan Nan Balimo dengan luas wilayah 759 Ha dan Kelurahan
Laing dengan luas wilayah 815 Ha. Puskesmas Nan Balimo merupakan puskesmas
non perawatan atau puskesmas rawat jalan.
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan batas –
batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa
Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa
22 | P a g e
Jarak antara Puskesmas Nan Balimo dengan Ibukota Propinsi Sumatera
Barat 67 km, dengan Luas wilayah kerja 1474 Ha yang terbagi atas 2 (dua)
kelurahan, yaitu :
Kelurahan Nan Balimo
Kelurahan Laing
3.1.2 Kondisi Demografi
Berdasarkan data statistik tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo sebanyak 8191 jiwa, dimana menurut kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Nan Balimo, jumlah penduduk sebanyak 7080 jiwa
2. Kelurahan Laing, jumlah penduduk sebanyak 1111 jiwa
Mata pencarian penduduk di Kelurahan Nan Balimo dan Kelurahan Laing pada
umumnya bekerja di sektor perdagangan dan sektor pertanian.
3.1.3 Visi Dan Misi
Visi
“Terwujudnya masyarakat Nan Balimo dan laing mandiri untuk hidup
sehat”
Misi
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber-PHBS
Meningkatkan kemitraan dengan stake holder bidang kesehatan
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan
Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
Memelihara dan meningkatkan UKP dan UKM serta kesehatan
lingkungan
3.1.4 Sarana Dan Prasarana Kesehatan
1. Gedung Puskesmas
1 buah gedung puskesmas yang terletak di Kelurahan Nan Balimo Kota
Solok
2. Puskesmas Pembantu
Pustu Gelanggang Betung
23 | P a g e
Pustu Tembok
Pustu Laing Taluk
Pustu Laing Pasir
3. Pos Kesehatan Kelurahan
Poskeskel Nan Balimo
Poskeskel Laing
4. Sarana Transportasi
Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit
Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit
Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo
Tahun 2015
No Jenis Sarana Jumlah
1. Puskesmas Induk 1 Unit
2. Puskesmas Pembantu 4 Unit
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 9 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit
3.1.5 Ketenagaan Puskesmas
Tenaga yang ada di Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015, yaitu :
No Jenis Tenaga Jumlah Ket
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Kesehatan Masyarakat 4 1 Kepala Pusk, 1 TU
4 Tenaga Perawat 10 1 Sukarela
5 Tenaga Bidan 12 1 sukarela
6 Tenaga Sanitarian 1
24 | P a g e
7 Tenaga Gizi 3
8 Perawat Gigi 1
9 Tenaga Apotik/gudang obat 3
10 Tenaga Analis 1
11 Tenaga Refraksi Optisi 0
12 Tenaga RM 1
13 Tenaga Elektromedik 0
14 Tenaga Umum 0
15 Tenaga Supir 1
16 Penjaga Malam 1
17 Tenaga Kebersihan 1
Total 40
3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Nan Balimo
3.2.1 Upaya Kesehatan Wajib
3.2.1.1 Promosi kesehatan
A. Kegiatan yang dilakukan :
Penyuluhan ke Sekolah
Penyuluhan di Posyandu
Penyuluhan Keliling
Pembinaan Kelurahan model PHBS KTR
Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga
B. Hasil Kegiatan :
25 | P a g e
No KegiatanPencapaian
(%)Target (%)
1. Penyuluhan Keliling 8x
2. Penyuluhan Ke Posyandu 100x
3. Pembinaan Kelurahan Siaga 2x
4. Penyuluhan ke Sekolah 10x
5. Kelurahan Siaga 100x
3.2.1.2 Kesehatan Lingkungan
A. Kegiatan yang dilakukan :
inspeksi sanitasi dasar
rumah sehat
pemeriksaan TTU-TPM
STBM (
Pengelolaan sampah RT
Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
Penyuluhan Hygiene sanitasi ke sekolah
Penyuluhan kawasan sehatHasil Kegiatan
B. Hasil Kegiatan :
No KegiatanPencapaian
%Target %
Akses air bersih * 90,8 92
Jamban keluarga * 70,5 90
Pembuangan limbah 85,13 75
Pengelolaan sampah 84,9 95
Rumah sehat 87,12 80
TTU 89,4 75
TPM 82,5 65
26 | P a g e
3.2.1.3 Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
A. Kegiatan yang dilakukan :
a. Program Kesehatan Ibu
Kelas Ibu Hamil
Pelayanan ANC
Kunjungan Bumil Resti
Kunjungan Nifas
Pemantauan Stiker P4K/ANC
Berkwalitas
otopsi verbal,dll
b. Program Kesehatan Anak
DDTK
Kelas Ibu Balita
c. Program Keluarga Berencana
pelayanan dan konseling
penanganan komplikasi ringan
A. Hasil Kegiatan
a. Program Kesehatan Ibu
No KegiatanPencapaian
(%)
Target
(%)
1 K1 Sasaran 187 107,5 100
2 K4 Sasaran 187 96 95
3 Persalinan oleh Nakes sasaran 179 93,3 90
4 Persalinan komplikasi Obstetri 100 80
5 Kunjungan Nifas 82,7 90
6 Deteksi resti ibu hamil o Nakes 15 20
7 Deteksi Resti ibu Hamil o Masy 0 10
8 Kematian Ibu hamil/bersalin/nifas 0 0
27 | P a g e
b. Program Kesehatan Anak
N
o
Progra
mKegiatan sasaran
Pencapaian
(%)Target (%)
(Anak) Jumlah KN1 170 88,23 90
Jumlah KN Lengkap
sasaran 170170 82,7 90
DDTK 2x/tahun 659 82,9 90
Jumlah neonatus
komplikasi yg
ditangani
0 26,6 80
(Bayi) Pelayanan Bayi
DDTK 4x/th 170 90,5 90
Yankes anak balita 170 84,6 85
Jlh kematian
neonatus0 4 -
Jlh kematian bayi 0 1 -
Jlh Kematian Balita 0 0 -
c. Program Keluarga Berencana
NoKeluraha
n
Jml
PUS
Peserta KB
BaruPeserta KB Aktif DROP OUT
Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Jml % Jml % Jml %
1Nan
Balimo1250 108 8,64 908 72,6 83 6,64
28 | P a g e
2 laing 174 41 23,6 133 76,4 23 13,2
Total 1424 149 16,12 1041 74,5 106 16,5
3.2.1.4 Perbaikan Gizi Masyarakat
A. Kegiatan yang dilakukan :
Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb & Agst)
pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD
pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA
Pemberian PMT Pemulihan
Kelas gizi
Survey GAKY tingkat rumah tangga.
Kegiatan rutin seperti :
pemberian vit A
pemberian tablet Fe
GERNASDARZI
B. Hasil Kegiatan
No KegiatanPencapaian
(%)Target (%)
D/S Balita 65,7 69
N/D’ Balita 89.4 87
BGM/D Balita 0,9 3
Pendistribusian Vit A 98 85
Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 96 95
Bayi usia 0-6 bulan mendapat asi
ekslusif90.9 80
Balita gizi buruk mendapat perawatan - -
Cakupan rumah tangga yg konsumsi 100 90
29 | P a g e
beryodium
3.2.1.5 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
A. Kegiatan yang dilakukan :
a. Prog. P2P
Sosialisasi P2P dan Surveilans
Pemeriksaan kontak TB
Penyegaran Kader TB
Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan Lapas
Survey Epidemiologi
PTM
Posbindu
b. Kusta
penemuan dan penanganan kasus
c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC
a. Pelacakan Kasus Kontak
b. PMO TB
c. TB mangkir
d. Penyaringan saspec
e. Pencegahan dan Pemberantasan DBD
Sosialisasi DBD
Pemantauan Jentik
PE
f. Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia
penemuan dan penanganan kasus
g. Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies :
Pelacakan Kasus
h. Program Imunisasi
Pelayanan Imunisasi
BIAS
TT WUS
30 | P a g e
Sweeping
Pelacakan KIPI
B. Hasil Kegiatan
1. Prog. P2P
No KegiatanPencapaian
%Target %
Penemuan kasus BTA
(+) *38 70
Angka Bebas
Jentik(ABJ)77,43 92
Penemuan kasus
Pneumoni *18 org -
Pengobatan Diare 100 100
Penanganan kasus DBD 100 100
Penemuan kasus Kusta - -
Rabies : Kasus Gigitan 19 org -
Pemberian VAR/SAR 9 -
IVA : diperiksa 63 org 237 org
hasil (+) 2 org -
Pemakaian Zink pada
diare pada anak balita100 100
2. Program Imunisasi
No Kegiatan Pencapaian Target
31 | P a g e
% %
Imunisasi lengkap 91.2 90
HB 0 92.4 85
BCG 95.3 95
Polio 1 96.5 95
DPT HB 1 101.2 95
DPT HB 3 95.9 90
Polio 4 98.2 90
Campak 91.2 90
BIAS Campak 96.3 95
BIAS DT/TT 93.9 95
TT WUS SMU 91.1 85
TT WUS
POSYANDU82.9 85
3.2.2 Program Pengembangan (Inovasi)
3.2..2.1 Kegiatan
1. UKS
Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
Pembinaan Sekolah Sehat
Pelatihan Dokter Kecil/Kader Kesehatan
2. Perkesmas
asuhan keperawatan pada keluarga
kunjungan rumah KK Resti
3. Kesehatan Jiwa
penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
rujukan kasus jiwa
32 | P a g e
4. Kesehatan Mata
penemuan dan penangan kasus
rujukan
5. Kesehatan Lansia
pelayanan di dalam dan luar gedung
pembinaan kelompok Lansia
senam lansia
Penyuluhan Kesehatan Lansia
Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
pelatihan kader PKPR
Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
konsultasi bagi remaja
7. Kesehatan Gigi & Mulut
Dalam Gedung :
Pelayanan kedaruratan Gigi
Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
Pelayanan medik gigi dasar
Luar Gedung
UKGS
UKGM
3.2.2.1 Hasil Kegiatan
1. UKS
No Kegiatan Pencapaian % Target %
Skrining : SD * - 100
SMP/SMU - 100
Pelatihan Dokter Kecil - 100
Pembinaan sekolah sehat 4 sekolah
33 | P a g e
2. Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Perkesmas, PKPR (Pelayanan Kes
Peduli Remaja)
N
o
Program Kegiatan Pencapaian
%
Target
%
JIWA Cakupan Pelayanan 32 orang -
LANSIA Pelayanan dalam
dan luar gedung
81.49 73
PERKESM
AS
Jumlah KK yg
dibina
125 59
PKPR Pelayanan dalam
dan luar gedung
88,07 82
3.3 Fokus Kajian Program
3.3.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan
wawancara dengan penanggung jawab program di puskesmas nan balimo. Terdapat 5
upaya kesehatan masyarakat essensial yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi
masyarakat, serta pencegahan dan pengendalian penyakit. Identifikasi masalah
dilakukan pada masing – masing program wajib di puskesmas nan balimo. Pada
program essensial tersebut masih dapat k esenjangan antara target dan pencapain.
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih 3 masalah
yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas Urgens, seriousness, growth
(USG). Penilaian tiga masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan
tahunan puskesmas. Permasalahan ini tidak dilihat dari kesenjanagan antara target dan
pencapian, tetapi dilihat dari urgensi, seriousness, growth.
Uraian tiga permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut, yaitu :
1. Rendahnya capaian kegiatan pengelolaan sampah
34 | P a g e
Target pengelolaan sampah memenuhi syarat adalah 95% , tetapi hanya tercapai
84.95% pengelolaan sampah.
2. Rendahnya capaian akses sarana air bersih
target jumlah jiwa yang menggunakan air bersih adalah sebanyak 8682. di
Puskesmas Nan Balimo hanya ditemukan sebanyak 90,8% yang seharusnya
mencapai target 92%.
3. Rendahnya capaian akses jamban pada program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Nan Balimo.
Target akses jamban pada program kesehatan lingkungan adalah 90% dimana di
wilayah kerja puskesmas Nan Balimo pencapaian 70,5% di bawah target.
3.3.2. Penetapan Prioritas Masalah
Setelah dilakukan analisis, masalah tersebut dikelompokkan dalam 3 masalah utama yaitu :
1. Rendahnya pengetahuan pengelolaan sampah yang di periksa dan memenuhi
syarat dari target yang seharusnya 95%.
2. Di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo di dapatkan 90,8% yang menggunakan
sarana air bersih dari taget pencapaian yang seharusnya 92%
3. Rendahnya pencapaian akses jamban dari target yang dicapai yaitu 90%.
Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus ditentukan prioritas
masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.
Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah
menggunakan teknik skoring sebagai berikut :
35 | P a g e
1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
2. Seriusnes ( tingkat keseriusan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
3. Growth ( tingkat perkembangan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
Tabel . Nilai Skoring berdasarkan USG
Masalah U S G P Prioritas
Rendahnya pengetahuan tentang pengelolaan
5 5 4 100 I
36 | P a g e
sampah yang memenuhi syarat
Rendahnya penggunaan air bersih
5 5 3 75 II
Rendahnya akses pencapaian jamban
4 3 4 48 III
Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa
( Fishbone) Cakupan Ibu Hamil Dengan Komplikasi Yang Di Tangani
37 | P a g e
Metode Man
Kurangnya tenaga kerja Kurangnya pengetahuan yang memadai
Kurangnya kepedulian Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan
dana dari pemerintah
tidak mencukupi fasilitas & pemanfaatan fasilitas
kurang maksimal
kurangnya dukungan dari
keluarga dan masyarakat
3.3.3. Analisis Sebab AkibatBerdasarkan skala prioritas pada Tabel 3.1 penulis menganggap perlunya upaya
pengelolaan sampah di kelurahan nan balimo dan laing . Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat dan kurangnya edukasi tentang pengelolaan sampah dengan
pencapain 84,9% kurang dari 95% target yang harus dicapai.
38 | P a g e
Rendahnya pencapaian
target pengelolaan sampah
sebanyak 84,9% dari target
95%
Sarana LingkunganMoney
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas serta
pemegang program kesehatan lingkungan diperoleh permasalahan sebagai berikut:
NO Variabel Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
Faktor Penyebab
Penyebab Masalah
1 Manusia Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam pengelolaan
sampah.
Kurangnya kepedulian
masyarakat terhadap
pengelolaan sampah.
Masyarakat masih menganggap
sampah sebagai barang yang
tidak berguna, padahal ada nilai
ekonomis dari sampah yang
telah diolah dengan baik.
Dilakukan penyuluhan
mengenai pengelolaan
sampah.
Dilakukan pemicuan
mengenai pentingnya
dampak sampah dan
pentingnya pengelolaan
sampah.
Dengan melakukan
2 Metode Kurangnya tenaga kerja
untuk kesehatan lingkungan.
Kurangnya sosialisasi atau
penyuluhan tentang pengelolaan
sampah
Menambahkan jumlah tenaga kerja
Melakukan penyuluhan dan memberi pengajaran cara mengelola sampah menjadi hal hal yang berguna.
3 Sarana Tidak adanya fasilitas yang
memadai
Membantu masyarakat untuk
membuat tempat
penampungan sampah
organik dan non organik
4 Lingkungan Kurngnya dukungan keluarga
dan masyarakat tentang
Memberikan penyuluhan tentang dampak BAB di sungai
39 | P a g e
pengelolaan sampah
5 Dana Kurangnya biaya untuk petugas kesling
Memaksimalkan penggunaan sumber dana puskesmas yang ada
3.3.4 Plan Of Action
1. Manusia
Rendahnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang pengelolaan
sampah dengan maksimal sehingga sampah memeiliki nilai ekonomis.
Kegiatan : memberikan motivasi dan penyuluhan tentang cara mengelola
sampah yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai
ekonomis.
Sasaran : masyarakat (baik oarang tua, remaja hingga anak- anak) di
kelurahan Nam Balimo dan Laing
Waktu : 1x sebulan
Lokasi : Puskesmas
Pelaksana : Dokter, petugas puskesmas dan kader.
Target : - peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah
Pelaksanaan : penyuluhan secara masal dan personal
2. Metode
a. Tidak ada kader khusus untuk promosi kesehatan lingkungan.
Rencana : pemicuan yang dilakukan berdasarkan pengetahuan dan kemauan warga
tersebut untuk membantu dirinya sendiri dan warga lainnya
mengaplikasikan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Sasaran : Warga masyarakat
Lokasi : Balai Pertemuan Warga
Pelaksana : Dokter puskesmas,
40 | P a g e
Target : banyak kader yang dapat memantau perkembangan masyarakat dalam
pengelolaan sampah.
Pelaksanaan : Merekrut kader baru dan memberikan pelatihan kader baru
b. kurangnya sosialisasi dan peyuluhan pengelolaan sampah.
Rencana : melakukan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelollan sampah.
Sasaran : Warga masyarakat
Lokasi : Balai Pertemuan Warga
Waktu : 1x sebulan
Pelaksana : Dokter puskesmas,
Target : peningkatan pengetahuan masyarakat
Pelaksanaan : penyuluhan secara personal dan massal
4. Lingkungan
Kurangnya dukungan dan partisipasi dari keluarga
Pelaksana : petugas program kesling dan petugas promosi kesehatan.
Sasaran : masyarakat
Target : meningkatkan kepedulian dan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolalan sampah
Tempat : Balai pertemuan warga
Pelaksanaan : Penyuluhan personal dan penyebaran pemflet sewaktu
penyuluhan tentang pengelolaan sampah.
5. Material
kurangnya pemanfaatan media informasi
Pelaksana : Masyarakat, petugas puskesmas, dokter puskesmas.
Sasaran : Masyarakat yang tidak mengetahui tentang pemanfaatan sampah dan
mengelola sampah
Target : Tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan
dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai
Tempat : Wilayah Kelurahan Nan Balimo dan Laing
Penatalaksanaan : Penyuluhan massal
41 | P a g e
Plan of action (POA)
no Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume kegiatan
pelaksanaan
1 Penyuluhan tentang
pengelolaan sampah
Agar masyarakat
dapat mengelolaa
sampah dengan baik
Masyarakat di
kelurahan nanbalimo dan Laing
Puskesmas dan
kelurahan
1x sebulan Dokter, petugas kesling
2 Membagikan leaflet tentang pengelolaan
sampah
Agar meningkatka
n minat masyarakat
dalam pengelolaan
sampah
masyarakat puskesmas 1x sebulan Dokter dan petugas kesling
3 Memberikan pengayaan tentang
keterampilan pengelolaan
sampah menjadi hal yang bernilai
Untuk meningkatka
n keterampilan
dan meyadarkan masyarakat
bahwa sampah
memiliki nilai
masyarakat Puskesmas atau
kelurahan
1x sebulan Petugas kesling, petugas kelurahan
BAB IV
PENUTUP
42 | P a g e
4.1. Kesimpulan
Pengelolaan sampah di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo masih rendah.
Rendahnya pengetahuan dan kepedulian ini disebabkan karena:
- Faktor lingkungan: partisipasi masyarakat terhadap pemasalahan sampah masih
rendah.
- Faktor manusia: buang sampah sembarangan dan pengelolaan sampah yang
tidak benar.
- Faktor material: tidak fasilitas pembuangan sampah, petugas sampah dan
Metode : Belum adanya kemauan masyarakat dalam mengolah sampah
perilaku : Kurangnyaada tenaga kerja untuk promosi kesehatan
terutama untuk pengelolaan sampah dan dampak jika
membuang sampah sembarangan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan sampah antara
lain:
Dilakukan penyuluhan dan pemicuan mengenai pengelolaan sampah
Melakukan pemberdayaan keterampilan dalam pengolahan sampah yang
dapat benilai ekonomis.
4.2 Saran
1. Masyarakat
43 | P a g e
Masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran pentingnya kebersihan
lingkungan dari sampah sehingga masyrakat hidup sehat serta dapat mengubah
perilaku membuang sampah sembarangan, sehingga dapat menurunkan faktor
risiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan.
2. Pembina wilayah
Diharapkan pembina wilayah lebih meningkatkan pengawasan terhadap
lingkungan bebas dari sampah dengan adanya pemberdayaan masyarakat
tentang pengelolan sampah.
3. Camat dan Lurah
Camat dan lurah diharapkan lebih ikut serta menggerakkan masyarakat untuk
menggelola sampah dan fasilitas untuk pembuangan sampah.
4. Puskesmas
Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan terutama di bidang kesehatan
lingkungan, promosi kesehatan dan program lainnya serta memberi reward
kepada pemegang program yang berhasil menjalankan tugas dengan baik.
Menambah jumlah tugas kesling untuk melakukan promosi kesehatan dan
pengawasan mengenai pengelolaan sampah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Profil kesehatan nan balimo solok. 2015
44 | P a g e
2. Puskesmas Nan Balimo. Laporan tahunan puskesmas Nan Balimo. 2014.
3. Azwar A. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya; 1995.
4. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT.
Rineka Cipta; 2003.
5. Apriadji, Wied Harry.2005. Memproses Sampah.Jakarta :
Penebar Swadaya
6. Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Pengolahan Sampah. Bandung : Departemen
Pekerjaan Umum
7. Dewi, Trias Qurnia.2008.Penanganan dan Pengolahan Sampah.Jakarta : Penebar
Swadaya
8. Sarudji, Didik.1985.Pengelolaan Sampah. Surabaya : APK ,Surabaya.
9. Sudarso.1985.Pembuangan Sampah. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
45 | P a g e