Isi Praktikum Fisiologi a6

download Isi Praktikum Fisiologi a6

of 13

description

a

Transcript of Isi Praktikum Fisiologi a6

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................................................. 1PendahuluanDasar Teori......................................................................................................................................... 2Pelaksanaan dan Hasil PraktikumOtot Rangka IA. Tujuan.................................................................................................................................... 4B. Alat dan Binatang Percobaan................................................................................................ 4C. Cara Kerja.............................................................................................................................. 4D. Hasil Praktikum...................................................................................................................... 5E. Pertanyaan dan Jawaban...................................................................................................... 6F. Kesimpulan............................................................................................................................ 7

Otot Rangka II

A. Tujuan.................................................................................................................................... 7B. Alat dan Binatang Percobaan................................................................................................ 7C. Cara Kerja.............................................................................................................................. 7D. Hasil Praktikum...................................................................................................................... 9E. Pertanyaan dan Jawaban...................................................................................................... 11F. Kesimpulan............................................................................................................................ 12Daftar Pustaka.................................................................................................................................... 13

OTOT RANGKA I DAN II

I. PENDAHULUANDASAR TEORIOtot adalah spesialis kontraksi pada tubuh. Otot rangka melekat pada tulang. Kontraksi otot rangka menggerakan tulang yang dilekatinya, memungkinkan tubuh melaksanakan berbagai aktivitas motorik. Dengan menggerakan komponen komponen otot intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek (kontraksi). Otot dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan, berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau striations (garis garis), jika otot dilihat dibawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) dan involunter (otot jantung dan otot polos), masing masing bergantung pada apakah mereka disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf autonom dan tidak berada dibawah kontrol kesadaran.Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat. Selama perkembangan masa mudigah, terbentuk serat serat otot rangka besar melalui fusi sel sel yang lebih kecil yang dinamai mioblas. Serat otot rangka mengandung banyak miofibril. Miofibril adalah elemen kontraktil khusus yang membentuk 80% volume serat otot. Setiap miofibril teridri dari susunan teratur mikrofilamen sitoskeleton, filamen tipis dan tebal. Filamen tebal terdiri dari protein miosin, sementara filamen tipis dibentuk oleh protein aktin. Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi oleh pelepasan asetilkolin (ACh) di taut nuromuskulus antara terminal neuro motorik dan serat otot. Pengikatan ACh dengan cakram motorik suatu serat otot menyebabkan perubahan permeabilitas di serat otot, menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan ke seluruh permukaan membran sel otot. Dua struktur membranosa di dalam serat otot berperan penting dalam menghubungkan eksitasi ke kontraksi ini tubulus transversus dan retikulum sarkoplasma. Untai untai tunggal protein raksasa yang sangat elastik yang dikenal sebagai titin memiliki peranan penting, antara lain:a) Sebagai perancah, dimana titin membantu menstabilkan posisi filamen tebal dalam kaitannya dengan filamen tipis, sehingga menstabilkan sarkomer.b) Sebagai pegas elastik, protein ini sangat meningkatkan kelenturan otot. Titin membantu otot yang teregang oleh gaya eksternal kembali secara pasif ke panjang istirahatnya ketika gaya tersebut dihilangkan.c) Ikut serta dalam transduksi sinyal, seperti jalur kompleks yang terlibat dalam pembesaran otot sebagai respons terhadap angkat beban.Penggabungan eksitasi kontraksi dan relaksasi otot:1) Sebuah potensial aksi yang tiba di tombol terminal di taut neuromuskulus merangsang pelepasan asetilkolin, yang berdifusi menembus celah dan memicu potensial aksi di serat otot.2) Potensial aksi berpindah menembus membran permukaan dan ke dalam bagian dalam serat otot melalui tubulus transversus (tubulus T). Satu potensial aksi di tubulus T memicu pelepasaan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma ke dalam sitosol.3) Ca2+ berikatan dengan troponin pada filamen tipis (aktin).4) Pengikatan Ca2+ ke troponin menyebabkan tropomiosin berubah bentuk, secara fisik memindahkannya menjauh dari posisi menghambatnya, ini membuka tempat ikatan pada aktin untuk jembatan silang miosin.5) Jembatan silang miosin melekat pada aktin di tempat ikatan yang terpajan.6) Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk, mendorong filamen tebal ke arah pusat sarkomer. Kayuhan kuat ini ditenagai oleh energi yang disediakan ATP.7) Setelah kayuhan kuat, jembatan silang terlepas dari aktin. Jika Ca2+ masih ada, siklus kembali ke tahap 5.8) Ketika potensial aksi berhenti, Ca2+ diambil oleh retikulum sarkoplasma. Dengan tidak adanya Ca2+ pada troponin, tropomiosin bergerak kembali ke posisi awalnya, menghambat tempat ikatan jembatan silang miosin pada aktin. Kontraksi berhenti dan filamen tipis secara pasif kembali ke posisi relaksasi awalnya.

Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari permukaan ke dalam otot untuk membungkus masing maisng serat otot dan membagi otot menjadi kolom kolom atau berkas berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung ujung otot membentuk tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ke tulang.

Tegangan dianggap sebagai komponen kontraktil otot, akibat aktivitas jembatan silang dan pergeseran filamen yang terjadi. Tegangan ini harus disalurkan ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon sebelum tulang dapat digerakkan. Terdapat tiga jenis kontraksi, yaitu:a) Kontraksi isotonik (tegangan tetap), tegangan tidak berubah sementara panjang otot berubah.b) Kontraksi isokinetik (gerakan konstan), laju pemendekan tetap konstan sementara panjang otot berubah.c) Kontraksi isometrik (panjang tetap), otot tidak dapat memendek sehingga terbentuk tegangan dengan panjang otot tetap.

Terdapat dua jenis penggolongan kontraksi lainnya, yaitu kontraksi konsentrik (otot memendek) dan kontraksi eksentrik (otot memanjang).

Selama kontraksi konsentrik, semakin besar beban, semakin rendah kecepatan saat sebuah serat otot memendek. Kecepatan pemendekan maksimal, jika tidak terdapat beban eksternal, secara progresif menurun dengan bertambahnya beban, dan turun hingga nol ketika beban tidak dapat diatasi oleh tegangan maksimal. Sementara untuk kontraksi konsentrik beban dan kecepatan pemendekkan berbanding terbalik, untuk kontraksi eksentrik beban dan kecepatan untuk pemanjangan berbanding lurus.

Kekuatan kontraksi suatu otot yang sama dapat bervariasi, bergantung pada:a) Jumlah serat otot yang berkontraksi di dalam satu ototb) Tegangan yang dihasilkan oleh masing masing serat yang berkontraksiBerbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan tegangan otot antara lain:a) Frekuensi rangsanganb) Panjang serat pada awal kontraksic) Tingkat kelelahand) Ketebalan serat

II. PELAKSANAAN DAN HASIL PRAKTIKUM

OTOT RANGKA I

A. TUJUANPada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat:1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum.2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan berbagai macam kekuatan: arus tunggal buka dan arus tunggal tutup.3. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniomiogram) pada kimograf dan memfiksasikannya.4. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsang yakni rangsang: Bawah rangsang (sub threshold) Ambang (threshold) Submaksimal SupramaksimalMasing masing untuk rangsang buka dan tutup.5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot.

B. ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN

1. Kimograf + kertas + perekat2. Statip + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan3. 2 buah sinyal maknit: 1 untuk mencatat waktu dan 1 untuk mencatat tanda rangsang4. Stimulator induksi + elektroda perangsang + sakelar + kawat kawat listrik5. Papan fiksasi + jarum pentul = penusuk katak + katak6. Benang + kapas + gelas arloji7. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet + Waskom = gelas beker

C. CARA KERJAHubungan antara kekuatan rangsang dan tinggi mekaniomiogram akibat kerutan otot1. Memasang semua alat sesuai dengan gambar.2. Membuat sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, membungkus sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan meletakkan di gelas arloji.3. Memasang sediaan otot sesuai dengan gambar.P.II.1.1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat ataupembuatan sediaan otot? 4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan.P.II.1.2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarnya?P.II.1.3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan / diperbaiki? 5. Mencatat selalu dalam keadaan tromol diam. Memberi waktu istirahat selama 15 detik sesudah tiap rangsangan. Memutar tromol sepanjang cm pada tiap kali sesudah memberikan rangsang tutup dan 2 cm pada tiap kali sesudah rangsang buka.P.II.1.4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?6.Merangsang sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut turut dengan kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 Volt, sehingga didapatkan mekaniomiogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal, maksimal, dan supramaksimal.P.II.1.5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (sub threshold)?P.II.1.6.Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutupwalaupun voltase sama? P.II.1.7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?

D. HASIL PRAKTIKUM

DATA HASIL PERCOBAAN

Arus Tunggal BukaArus Tunggal Tutup

Intensitas Rangsangan (mV)Respon Mekanomiogram (cm)Intensitas Rangsangan (mV)Respon Mekanomiogram (cm)

0,5-0,5-

1-1-

1,5-1,5-

2-2-

2,5-2,5-

30,43-

3,50,63,50,5

40,940,7

4,51,34,50,9

51,350,9

Keterangan: (-) tidak ada respon

HASIL ANALISA

Pergerakan otot tergantung dari stimulus yang diberikan. Fenomena anak tangga (stair case phenomenon) menjelaskan bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan, semakin tinggi kontraksi otot. Semakin sering otot dilatih, semakin besar nilai supramaksimal. Pemberian beban menimbulkan supramaksimal yang berbeda. Tidak bisa digerakannya anggota tubuh bisa terjadi karena gangguan pada otot atau saraf. Misalnya pada Myostemia gravis (kekurangan kalsium). Dimana kaslium sebagai elektrolit yang dibutuhkan untuk homeostasis otot.

Pada arus tunggal buka, serabut otot yang diberikan rangsang sebesar 0,5 2,5 mV tidak memberikan respon, 2,5 mV ini yang kita sebut subthreshold yaitu rangsang terkecil yang belum mampu memberikan respon. Pada pemberian rangsang sebesar 3 mV, sediaan otot mulai memberikan respon, ini yang kita sebut threshold (ambang rangsang minimal). Pada pemberian rangsang sebesar 3,5 4 mV respon yang dihasilkan bervariasi, 4 mV ini yang kita sebut submaksimal. Selanjutnya, rangsang sebesar 4,5 mV menghasilkan respon yang terbesar (maksimal), ini yang disebut respon maksimal. Dan pada pemberian rangsang sebesar 5 mV dihasilkan respon yang sama dengan respon maksimal, ini disebut supramaksimal. Dimana rangsang yang diberikan lebih besar dari rangsang maksimal tapi respon yang dihasilkan sama dengan respon maksimal.

Sedangkan, pada arus tunggal tutup, pemberian rangsang sebesar 0 3 mV sediaan otot belum memberikan respon, 3 mV kita sebut subthreshold. Sediaan otot baru memberikan respon pada pemberian rangsangan (stimulus) sebesar 3,5 mV, kita sebut threshold. Intensitas rangsang sebesar 4 mV kita sebut respon submaksimal. Intensitas rangsang sebesar 4,5 mV disebut respon maksimal. Dan intensitas sebesar 5 mV kita sebut supramaksimal.

E. PERTANYAAN DAN JAWABAN

F. 1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatanG. sediaan otot?H. 6I. Jawab : Pemasangan alat, supaya nanti bisa langsung mengerjakan percobaan padaJ. sediaan ototK. 2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?L. Jawab : Dengan menaikkan intensitas rangsanganM. 3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?N. Jawab : Coba memberikan rangsangan lagi, namun harus diberi waktu istirahat sejenakO. 4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?P. Jawab : Agar otot mengalami relaksasi sempurna sehingga hasil yang didapatkanQ. bukan penjumlahan kedutanR. 5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthreshold)?S. Jawab : Rangsang terkecil yang belum mampu menimbulkan respons T. 6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupunU. voltase sama?V. Jawab : W. 7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?X. Jawab : Rangsang maksimal rangsangan dengan intensitas terbesar (maksimal) danY. hasil responsnya maksimal; Supramaksimal rangsang dengan intensitas lebihZ. besar dari maksimal, tetapi respons yang dihasilkan sama dengan maksimal.AA. Dari pengertian ini bisa disimpulkan perbedaan bahwa supramaksimal adalahAB. rangsangan di atas maksimal dengan hasil respons yang sama tetapiAC. pemberian intensitas rangsangan lebih besaAD. 1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatanAE. sediaan otot?AF. 6AG. Jawab : Pemasangan alat, supaya nanti bisa langsung mengerjakan percobaan padaAH. sediaan ototAI. 2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?AJ. Jawab : Dengan menaikkan intensitas rangsanganAK. 3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?AL. Jawab : Coba memberikan rangsangan lagi, namun harus diberi waktu istirahat sejenakAM. 4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?AN. Jawab : Agar otot mengalami relaksasi sempurna sehingga hasil yang didapatkanAO. bukan penjumlahan kedutanAP. 5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthreshold)?AQ. Jawab : Rangsang terkecil yang belum mampu menimbulkan respons AR. 6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupunAS. voltase sama?AT. Jawab : AU. 7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?AV. Jawab : Rangsang maksimal rangsangan dengan intensitas terbesar (maksimal) danAW. hasil responsnya maksimal; Supramaksimal rangsang dengan intensitas lebihAX. besar dari maksimal, tetapi respons yang dihasilkan sama dengan maksimal.AY. Dari pengertian ini bisa disimpulkan perbedaan bahwa supramaksimal adalahAZ. rangsangan di atas maksimal dengan hasil respons yang sama tetapiBA. pemberian intensitas rangsangan lebih besaBB. 1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatanBC. sediaan otot?BD. 6BE. Jawab : Pemasangan alat, supaya nanti bisa langsung mengerjakan percobaan padaBF. sediaan ototBG. 2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya?BH. Jawab : Dengan menaikkan intensitas rangsanganBI. 3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?BJ. Jawab : Coba memberikan rangsangan lagi, namun harus diberi waktu istirahat sejenakBK. 4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?BL. Jawab : Agar otot mengalami relaksasi sempurna sehingga hasil yang didapatkanBM. bukan penjumlahan kedutanBN. 5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthreshold)?BO. Jawab : Rangsang terkecil yang belum mampu menimbulkan respons BP. 6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupunBQ. voltase sama?BR. Jawab : BS. 7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?BT. Jawab : Rangsang maksimal rangsangan dengan intensitas terbesar (maksimal) danBU. hasil responsnya maksimal; Supramaksimal rangsang dengan intensitas lebihBV. besar dari maksimal, tetapi respons yang dihasilkan sama dengan maksimal.BW. Dari pengertian ini bisa disimpulkan perbedaan bahwa supramaksimal adalahBX. rangsangan di atas maksimal dengan hasil respons yang sama tetapiBY. pemberian intensitas rangsangan lebih besar1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?Jawab: Pemasangan alat harus diselesaikan lebih dahulu, karena jika tidak akan menyebabkan fungsi otot tidak maksimal bila dibiarkan terlalu lama, apalagi tanpa diberikan nutrisi (larutan Ringer).

2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarnya?Jawab: Memperbesar voltase / tegangan yang akan diberikan pada sediaan otot.

3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat, apa yang harus diperhatikan / diperbaiki?Jawab: Harus cepat dalam perlakuan, karena otot tidak biasa dibiarkan terlalu lama dan harus diberikan larutan Ringer pada waktu tertentu.

4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Jawab: Agar otot dapat melakukan relaksasi, sehingga hasil kontraksi yang didapat akan maksimal dan bukanlah penjumlahan dari kedutan.

5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (sub threshold)?Jawab: Rangsang terkecil yang belum bisa memberikan respons kontraksi.

6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutupwalaupun voltase sama? Jawab: Karena pada arus buka otot tidak sempat melakukan relaksasi dan terjadi kontraksi terus menerus yang membutuhkan energi yang lebih besar.

7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?Jawab: Kalau rangsang maksimal adalah rangsang dengan intensitas terbesar yang memberikan respons maksimal. Sedangkan, rangsang supramaksimal adalah rangsang dengan intensitas lebih besar dari rangsang maksimal yang memberikan respon sama dengan rangsang maksimal.

F. KESIMPULANSemakin besar rangsang yang diberikan, maka kontraksi yang dihasilkan pun semakin besar. Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kontraksi otot yaitu, rangsangan, beban, dan kekuatan otot.

OTOT RANGKA II

A. TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan berbagai kekuatan rangsang.2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung.3. Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi.4. Menghitung kerja sediaan otot katak.5. Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot.6. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam berbagai sikap tubuh.

B. ALAT DAN BINATANG PERCOBAAN

1. Kimograf + kertas + perekat2. Statif + Klem klem + pencatat otot + klem femur3. Stimulator induksi + elektroda perangsang4. Papan fiksasi + jarum jarum pentul + penusuk katak + katak5. Beban beban dengan penggantungnya6. Benang + kapas + gelas arloji7. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet + Waskom = gelas beker 8. Dinamometer

C. CARA KERJA

I. Pengaruh panjang awal (initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan

1. Memasang semua alat sesuai dengan gambar.2. Membuat sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, membungkus sediaan otot tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer dan meletakkan di gelas arloji.3. Memasang sediaan otot sesuai dengan gambar.P.II.2.1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat ataupembuatan sediaan otot?4. Membebani otot dengan berat 20 gram. Mengendorkan sekrup penumpu sehingga terjadi pembebanan langsung. Dengan memutar tromol, membuat garis sepanjang 10 cm dan menulis: garis dasar 20 pada ujung akhir garis tersebut.P.II.2.2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung? 5. Mengangkat seluruh pembebanan sehingga otot kembali ke panjang semula. Membuatsekali lagi garis sepanjang 10 cm tepat diatas garis yang pertama dan menulis: garis dasar 0 pada ujung akhir garis tersebut.P.II.2.3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula? 6. Menggabungkan lagi beban 20 gram dengan sekrup penumpu mengembalikan ujungpencatat otot ke garis dasar 0, sehingga terjadi pembebanan tidak langsung. P.II.2.4. Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung? 7. Dengan melakukan pencatatan pada awal garis dasar 0, lalu mencari kekuatan rangsangfaradic maksimal. Rangsangan diberikan paling lama 1 detik. Memberi waktu istirahat selama 30 detik sesudah tiap rangsangan. P.II.2.5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat? P.II.2.6. Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal?8. Selalu menggunakan kekuatan rangsang faradic maksimal sub.6. untuk perangsangan selanjutnya.9. Memutar tromol sejauh 1 cm tiap kali sesudah perangsangan. Mencari besar pembebanan yang pada perangsangan menghasilkan mekanomiogram setinggi 1 cm. Untuk percobaan selanjutnya tetap digunakan beban ini.10. Memutar tromol sejauh 2 cm dan mencatat sekali lagi mekanomiogram yang terakhir.11. Memutar tromol sejauh 1 cm dan kemudian menurunkan ujung pencatat otot sehinggaterletak tepat ditengah tengah antara garis dasar 20 dan garis dasar 0 (menggunakan sekrup penumpu). Memutar lagi tromol sejauh 1 cm dan mengulangi perangsangan dan pencatatan.P.II.2.7. Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?12. Memutar tromol sejauh 1 cm dan menurunkan ujung pencatat otot sampai garis dasar 20, memutar tromol lagi sejauh 1 cm dan mengulangi sekali lagi perangsangan dan pencatatan.

II. Pengaruh beban terhadap kerja otot

1. Membuat garis dasar 0 yang baru sepanjang mungkin.2. Dengan menggunakan kekuatan rangsang sebesar ad.I.6. membuat mekanomiogram pada tromol yang diam. Pencatatan selalu dimulai pada garis dasar 0 dengan mengatur sekrup penumpu.3. Mengulangi oerangsangan dan pencatatan, dimulai dengan pembebanan 10 gram, sehingga dicapai beban maksimal. Setiap kali setelah pencatatan, memutar tromol sepanjang 1 cm dan memberi otot istirahat selama 30 detik.P.II.2.8. Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?4. Menghitung kerja sediaan otot pada setiap pembebanan yang diberikan.P.II.2.9. Bagaimana menghitung besar kerja sediaan otot?5. Menyimpulkan pengaruh beban terhadap kerja otot.

III. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusia

Untuk latihan ini disediakan sebuah alat dynamometer yang pada dasarnya terdiri atas meja dan timbangan pegas untuk mengukur kekuatan kerutan otot fleksor dan ekstensor pada manusia. Oleh karena hanya ada satu alat saja, maka alat tersebut harus dipakai secara bergilir per regu meja.

A. Mengukur kekuatan kerutan otot ekstensor1. Meminta o.p duduk di pinggir meja alat dengan membelakangi timbangan dan dengan tungkai bawahnya tergantung secara bebas.2. Memasang ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan menghubungkan ban kulit tersebut dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.3. Meminta o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan mencatat kekuatan kerutan otot ekstensor untuk tiap tiap sikap berikut ini:a. Duduk tegakb. Duduk sambil membungkukkan badan sejauh jauhnyac. Berbaring terlentang

B. Mengukur kekuatan kerutan otot fleksor1. Meminta o.p duduk di pinggir meja alat dengan menghadap timbangan serta tungkai bawah tergantung secara bebas.2. Memasang ban kulit seperti A.2.3. Meminta o.p membengkokan tungkainya sekuat tenaga dan mencatat kekuatan kerutan otot fleksor untuk tiap tiap sikap seperti pada A.3.P.II.2.10. Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap tersebut?

D. HASIL PRAKTIKUM

DATA HASIL PERCOBAAN

I. Pengaruh panjang awal (initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan

Beban langsung: sekrup dilonggarkanBeban: 20 gr

Intensitas Rangsangan (mV)Panjang Mekanomiogram (cm)

2-

2,5-

30,2

3,50,5

40,7

4,50,9

50,9

Beban tidak langsung : sekrup tidak dilonggarkanBeban20 gr tidak memberikan respon

II. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor pada manusiaNo.PosisiEkstensi (kg)Fleksi (kg)

1.Duduk tegak2712

2.Duduk sambil membungkukan badan sejauh jauhnya2314

3.Berbaring terlentang325

HASIL ANALISA

I. Pengaruh panjang awal (initial length) otot katak terhadap kekuatan kerutan

Pada percobaan ini, sendi otot berkontraksi dalam dua kondisi. Pertama, beban secara langsung dimana tumpuan terletak pada ujung otot yang bebas. Didapatkan hasil 2,5 mV sebagai subthreshold, 3 mV sebagai threshold, 4 mV adalah respon submaksimal, 4,5 mV respon maksimal, dan 5 mV adalah respon supramaksimal. Setelah diberikan beban, kontraksi otot yang terjadi rata rata menurun bila dibandingkan dengan pemberian rangsangan sebelum diberikan beban. Hal ini menunjukkan bahwa beban dan besarnya rangsangan yang diberikan akan mempengaruhi kerja atau kontraksi otot. Dan didapatkan bahwa panjang otot berbanding lurus dengan kontraksi. Semakin panjang initial length (panjang mula - mula) maka, semakin besar kontraksi otot yang dihasilkan. Dimana panjang mula mula dipengaruhi oleh besarnya beban yang diberikan. Kedua, beban tidak langsung dimana tumpuan terletak pada sekrup. Pada pembebanan secara tidak langsung, tidak ada respon yang terjadi.

II. Pengaruh regangan terhadap kekuatan kerutan otot ekstensor dan fleksor manusiaSemakin fleksi, maka kekuatan otot fleksor semakin besar. Sedangkan, semakin ekstensi, kekuatan otot ektensor semakin besar. Hal ini menunjukkan, regangan berbanding lurus dengan panjang mula mula (initial length) otot. Namun, ada batas regangan yg dapat dilakukan otot. Bila regangan tersbut sudah melampaui ambang maksimal, kontraksi otot yang terjadi bukan semakin besar tetapi akan semakin menurun.

III. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?Jawab: Pemasangan alat harus diselesaikan lebih dahulu, karena jika tidak akan menyebabkan fungsi otot tidak maksimal bila dibiarkan terlalu lama, apalagi tanpa diberikan nutrisi (larutan Ringer).

2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?Jawab: Pembebanan yang dilakukan dengan pengenduran sekrup penumpu atau beban yang diberikan langsung pada ujung otot yang bebas.

3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang semula?Jawab: Karena didalam serat otot terdapat protein titin yang salah satu fungsinya adalah sebagai pegas elastik. Dimana protein ini meningkatkan kelenturan otot, sehingga otot yang teregang oleh gaya eksternal (setelah diberi beban) dapat kembali secara pasif ke panjang istirahatnya ketika gaya tersebut dihilangkan.

4. Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?Jawab: Pemberian beban yang bertumpu pada sekrup, atau tidak langsung bertumpu pada ujung otot yang bebas.

5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Jawab: Agar kontraksi otot bisep katak dapat dapat menghilangkan beban asam laktat pada sel otot saat dirangsang dan sekaligus memberi jeda untuk otot relaksasi dan kembali ke panjang semula.

6. Apa yang dimaksud dengan rangsang faradic maksimal?Jawab: Suatu arus langsung yang mempengaruhi atau menginduksi suatu zat durasi pendek sehingga zat tersebut dapat mencapai batas tertinggi untuk terinduksi.

7. Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?Jawab: Membuktikan apakah panjang awal menentukan kontraksi akhir.

8. Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?Jawab: Beban terbesar yang diberikan dan dapat membuat pencatatan tertinggi pada kimograf.

9. Bagaimana menghitung besar kerja sediaan otot?Jawab: Beban x jarak

10. Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap tersebut?Jawab: Ada, karena sifat duduk tegak, membungkukan badan sejuah jauhnya, serta berbaring memberi tegangan yang berbeda sehinggal hasil kontraksi yang didapat pun berbeda beda.

IV. KESIMPULAN

Kekuatan otot dipengaruhi oleh frekuensi rangsangan, panjang serat pada awal kontraksi, tingkat kelelahan, dan ketebalan serat otot. Rangsangan, panjang mula mula, regangan berbanding lurus dengan kekuatan atau kontraksi otot.

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee (2015). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.Edisi 8.EGC: Jakarta

10