Intern Sip
-
Upload
harustegar -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Intern Sip
Nama : Imamatul Hikmah
Asal FK : Universitas Brawijaya
Wahana : RSUD Padangan
Hello, namaku Ima, asli banget dari Madura. Perjalanan hidup membuatku harus hijrah ke Malang
demi gelar dua huruf di depan namaku “dr.” Aku bukan anak orang yang kaya raya apalagi pejabat tinggi,
hanya seorang anak dari pasangan pasutri guru SD biasa. Sudahlah, cerita hidupku sampai disini saja, buat
yang kepo bin penasaran bisa mampir ke blog pribadiku “imamatulhikmah.wordpress.com”, tetapi dijamin
nggak dapat apa-apa selain tulisan galau dan curhatan diriku yang nggak jelas. Hahahah.... segera skip
paragraf ini.
Tahukah kamu, aku dan teman-teman lulusan UKDI Februari 2014 harus bersusah payah untuk
mendapatkan STR? Boleh kan aku ceritakan panjang lebar disini sebelum ke cerita tentang internsip? Maaf
teman, jariku sudah menggebu untuk mengetik dan mengabadikan segala kesusahan ini.
Kesusahan 1 : UKDI Februari 2014, tidak diakui!
15 Februari 2014 kami menjalani CBT UKDI kemudian tanggal 22 Februari 2014 OSCE. Di Bulan Maret
2014, aku tidak ingat jelas tanggalnya, kami dibahagiakan dengan pengumuman kelulusan. Tetapi, tepat
tanggal 4 April 2014 kami dikejutkan dengan surat edaran IDI tentang, tidak diakuinya UKDI. Kami semua
galau tingkat dewa! Bagaimana tidak? UKDI bagi kami seperti seutas jembatan yang kanan kirinya adalah
jurang, tidak hati-hati sedikit, kami akan jatuh ke jurang yang isinya kesedihan, keputusasaan,
kerendahdirian, ketakutan dan hal buruk lainnya yang bernama “ketidaklulusan”. Intinya untuk lulus UKDI
perjuangannya susah. Kemudian, ada wacana UKDI kami tidak diakui, nah lo, itu bagaikan kami yang sudah
selamat sampai seberang jembatan eh.. ternyata di seberang ada yang bernama “serkom” mendorong kami
jatuh ke jurang itu, nggak sampe dasar jurang sih, kan masih ada batu-batu, jadi kami masih tersangkut di
batu itu, harus berjuang lagi buat naik.
Kesusahan 2 : ujian assesment
Nah ini.... dengan berbagai upaya yang diinisiasi oleh #saveukdi akhirnya kami harus mengikuti ujian
assesment untuk sebuah pengakuan kompetensi yang dikeluarkan oleh KDPI bernama “serkom”. Ujian
assesment merupakan soal essay yang berjumlah lima buah materi yang setiap materi berisi lima soal, dan
kami diperkenankan untuk memilih satu soal saja tiap materinya.
Kesusahan 3: Pengumuman lulus assesment yang berliku
Banyak drama yang terjadi setelah ujian assesment ini. Pengumuman yang tak kunjung ada hingga
hampir satu bulan lebih telah berlalu, banyak perwakilan yang telah datang silih berganti ke KDPI untuk
menanyakan nasib sampai adegan perwakilan kami yang melakukan audiensi sampai ada insiden meja
digebrak, menangis dan lain sebagainya. Hai pembaca....perkenalkan, inilah yang namanya pengangguran
intelektual memperjuangkan nasib. Akhirnya penantian panjang kami terjawab! Pengumuman gelombang 1
diumumkan. Sudah selesaikah urusan ini? Jawabannya, big no! Pengumuman itu hanya berisi ¼ dari jumlah
kami yang sebenarnya, masih banyak yang namanya tidak tercantum, salah satunya aku! Aku belum lulus,
sodara-sodara, galau lah diriku saat itu. perjuangan belum berakhir! Dengan melakukan berbagai upaya
audiensi akhirnya berjarak kurang lebih tiga minggu dari pengumuman pertama, hasil assesment kami
diumumkan secara lengkap. Sebenarnya saat itu, aku gemetaran mencari namaku, alhamdulillah.. namaku
tercantum di pengumuman tersebut.
Sungguh, aku nggak tau bagaimana mekanisme dan indikator kelulusan ujian ini, yang pasti ada
beberapa teman yang dinyatakan tidak lulus! Harus menjawab ulang lagi assesment tersebut! Kemudian aku
disibukkan dengan dering notifikasi teman yang menanyakan
“ima kenapa aku bisa tidak lulus?” aaarrghh... aku harus jawab apa? Guys... tanya aja sama KDPI
“Ima, temen yang nyontek ke aku bisa lulus, kenapa aku nggak” jrooott.... aku harus gimana? Tanya
aja sama KDPI
“Ima, minta jawabanmu” aku segera mengirim jawabanku padanya “Ima, ini masih lebih lengkap
jawabanku lhoo!” hiks.... nangis darah...tanya KDPI! Aku bukan KDPI.
Kesusahan 4 : validasi serkom dan pengembalian berkas STR
Inhale, exhale, aku pikir setelah pengumuman assesment masalah selesai titik. Ternyata masih koma,
dan telah menunggu kesusahan lain. Dahulu kala, sebelum negara api menyerang (red. Lulusan sebelum
kami) pengurusan STR nya simpel, kira kira seperti ini, pengumuman lulus UKDI-mengirim berkas STR ke
KDPI-serkom terbit-berkas dan serkom masuk ke KKI-STR terbit. Gampang bukan? Tapi, semua itu tidak
berlaku untuk kami, KDPI menyatakan berkas STR kami harus dikirim sendiri ke KKI. Alhasil, berkas STR yang
telah kami kirimkan ke KDPI harus kami ambil lagi. Bingung deh, kemudian hanya bisa gigit jari, keputusan ini
mutlak tidak bisa dirayu lagi.
Selain itu, ada peraturan baru tentang validasi serkom. Jadi, kami harus mengirimkan berkas untuk
melakukan validasi serkom. Masalahnya adalah, persyaratan ijazah harus asli! Harus diantar oleh jajaran
dekanat! Kami harus gimana? Kenapa susah sekali perjalanan kami? Gedorkan kepala ke tembok.. duugg
duggg dugg... bayangkan sodara-sodara, kami para pengangguran intelektual, sudah berpencar dimana-
mana, jaraknya dari Sabang sampai Merauke, kemudian kami harus menyerahkan ijazah asli kami untuk
validasi serkom ke KDPI di tanggal yang telah ditentukan. Berapa biaya transport? Adakah transport yang
mau menampung kami? Bulan itu adalah bulan puasa, tiket telah raib di tangan para pemudik. Teruss...
dekanat kami bagaimana? Kami telah diwisuda, jadi kami sudah bukan tanggungan fakultas, sebenarnya.
Akhirnya, dengan berbagai cara sesuai dengan kreasi tiap universitas, kami semua bisa melakukan validasi
serkom.
Melalui tulisan ini, aku ingin berterimakasih pada jajaran dekanat FKUB terutama dr. Karyono
Mintaroem selaku dekan dan Pak Yanto serta pihak lain yang telah membantu validasi serkom kami. Semoga
tercatat sebagai amalan baik yang telah menolong 122 dokter pengangguran saat itu.
Kesusahan 5 : menunggu serkom
Kesusahan terakhir ini adalah murni masalah waktu dan penantian. Waktu nya panjang dan
penantiannya lama dengan segala kegalauan yang ada. Sudahlah... aku ingin menceritakan hal ini dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya. Oke, serkom akhirnya terbit, garis bawah ya dengan berbagai kesusahan di
dalamnya. Tahukah kalian? Serkomku nyasar entah kemana, tapi untunglah ada perwakilan kami yang
mengambil kopi-an serkom di KDPI sebelum dikirim, jadi langsung bisa urus STR. Hehehhe... sedikit cerita,
aku mengirim foto untuk serkom, foto yang paling baru dan paling cantik serta menuliskan alamat
korespondensi di alamat kos ku di Malang serta menyantumkan kalimat “mohon serkom dikirimkan ke
alamat ini, karena alamat KTP Madura tidak jelas” tapi semuanya nihil! Serkomku tetap terkirim ke Madura
dan fotoku yang tercantum adalah foto jaman maba... oh God! Kreatif amat ya..... ternyata mereka adalah
pengagum rahasiaku yang sampai punya foto jaman maba ku, hahahah... hanya bercanda.
Yap!! Itulah segala macam jenis kesusahan yang telah kami jalanin, perlu dicatat disini, kenyataan
tentang kesusahan di atas jauh lebih rumit daripada yang teman-teman baca. Terimakasih Tuhan, aku
dianugerahin teman-teman seperjuangan yang kompak terkumpul di #saveukdi, teman-teman FKUB yang
sabar dan mau diajak bersusah payah serta dekanat yang baik hati.
“biarkan dirimu merasakan susahnya hidup dan berjuang demi hidup karena takkan ada kebahagiaan dan
kepuasan dalam hidup ini, tanpa semua itu”
Guys, yang namanya kelam pasti ada cerah, begitu pula gelap pasti ada terang. Kata Emak Kartini sih
habis gelap terbitlah terang. Habis susah payah terbitlah serkom, terbitlah STR dan yang kami tunggu-tunggu
internsip!! Lagi-lagi ada sistem baru yang benar-benar beda daripada sebelumnya, yaitu pemilihan wahana
secara online. Entahlah apa yang terpikirkan semuanya berjalan begitu saja, akhirnya aku internsip di RSUD
Padangan-PKM sugihwaras Bojonegoro. Awalnya aku mengira tempatnya ya tepat di Kota Bojonegoro, tetapi
semua itu dusta! Padangan adalah suatu daerah yang paling ujung, jarak ke Kota Bojonegoro ditempuh
kurang lebih 1 jam berkendaraan, lebih dekat ke Cepu Jawa Tengah yang hanya ditempuh 10 menit saja.
Lebih mengagetkan lagi, ketika aku mengetahui puskesmas Sugihwaras ternyata dapat ditempuh perjalanan
45 menit, bukan dari Padangan, tetapi dari Bojonegoro! So, kebayang kan, betapa jauhnya jarak Padangan
dengan Sugihwaras? Why why why aku ke tempat ini? Hening, dan pertanyaan ini tak terjawab.
Di tempat ini, matahari rasanya hanya berjarak sejengkal dari kepala
Kesan pertama di tempat ini, panas! Aku melakukan survey untuk mencari kontrakan di Padangan di
waktu yang salah. Siang-siang bolong bermotor selama kurang lebih satu jam. Rasanya terbakar, matahari
bersinar dengan cerah, wajah rasanya sudah garing. Guys, pelajarannya adalah, jangan sekali-kali meniruku.
Surveylah ke tempat ini menggunakan mobil ber-AC, waspada dengan jalan yang rusak, bergelombang dan
sepanjang jalan yang rawan kecelakaan.
Untuk teman-teman yang internsip di sini, pertama-tama ingatlah, tidak ada rumah dinas dan insentif
tambahan (kecuali di Puskesmas, ada insentif sedikit). Pilihan hidup internsip di RSUD padangan-PKM
Sugihwaras adalah:
1. Mengontrak rumah/kos di Bojonegoro yang merupakan tengah-tengah antara RSUD Padangan
dengan PKM Sugihwaras
2. Kos di Padangan dan kos di Sugihwaras
3. Mengontrak rumah di Padangan dan mengontrak rumah di Sugihwaras, biaya bisa dibuat urunan
sejumlah teman-teman yang ikut mengontrak
Untuk pilihan pertama, wacananya sih, tidak diijinkan oleh kepala Puskesmas Sugihwaras. Beliau
menginginkan kami untuk tinggal di sekitar Sugihwaras. Saran untuk teman-teman yang internsip di sini
adalah di awal-awal segera hubungi kepala Puskesmas Sugihwaras, beliau akan membantu untuk
mencarikan rumah kontrakan di Sugihwaras yang murah dan dekat dengan tempat dinas.
Kami berjumlah 15 orang, 10 di Padangan dan 5 di Sugihwaras. Kami mengontrak 2 rumah di
Padangan dan 1 rumah di Sugihwaras (tiap rumah berisi 5 orang). Biaya kontrak rumah kami di Padangan,
satu rumah tua dengan perabot (kompor, tempat tidur, lemari, TV, AC, kursi, dispenser, gas, galon) Rp
10.000.000 dan satu rumah modern tanpa perabot Rp 8.000.000 setahun. Sedangkan satu rumah di
Sugihwaras dengan perabot Rp 8.000.000,00 yang di bagi 15 orang. Aku dan keempat temanku menempati
rumah tua dengan perabot, total biaya pengeluaranku untuk tempat tinggal sekitar R. 2.500.000,00 setahun.
Biaya hidup yang murah dan variasi kuliner yang menyegarkan perut
Salah satu kelebihan internsip di sini adalah, aku bisa menabung. Biaya hidup cukup murah, bahkan
aku bisa makan enak dengan hanya merogoh kocek seharga Rp 5000,00 saja. Kalau bisa masak sih, lebih
murah lagi, kita bisa beli ayam potong 1 ekor seharga Rp 28.000,00 cukup untuk 3 kali masak untuk 3 orang,
murah kan? Kuliner cukup bervariasi, yang paling banyak adalah resto gurame, di sini juga ada makanan
Aceh, Padang, masakan Jawa, Cina dan lain-lain. Intinya, kalau masalah makan, teman-teman yang internsip
di sini tenang saja, semuanya beres!
Tidak tahu apakah ini subjektif atau tidak, tapi bagiku bekerja sebagai internsip di sini menyenangkan
Internsip di RSUD Padangan ada 2 kelompok, UGD dan Poli bangsal. Sistem kerja di poli bangsal
adalah dinas 6 hari selama seminggu. Datang jam 8 pagi dan pulang jam 2 siang (sejujurnya, kami jarang
pulang jam 2, hahahhaha biasanya setelah pelayanan selesai kami langsung pulang), absen pakai sidik jari
lho...! senangnya di sini adalah, untuk stase kita diberikan kebebasan untuk mengatur semuanya sendiri,
yang terpenting adalah pelayanan pasien tidak terganggu.
RSUD Padangan memiliki 5 poli (fisioterapi, KIA, umum, bedah dan mata), saat aku dinas di sini
pembagiannya adalah fisioterapi dengan KIA, umum, bedah, mata dan kamar bersalin, dan bangsal. Kami 5
orang berotasi stase tiap seminggu sekali, alasannya jika lebih dari seminggu kebosanan akan melanda. Oh
iya... di stase ini kita dituntut untuk bisa mandiri, karena kita adalah dokter tunggal di masing-masing stase
poli bangsal. Kalaupun kita akan konsul diperkenankan untuk konsul ke senior dan spesialis yang ada.
Spesialis di RSUD Padangan yang ada sampai saat ini adalah, spesialis bedah, IPD, mata, Obsgyn. Di mana
yang selalu ada setiap harinya di RSUD Padangan ini hanyalah spesialis bedah, sisanya hanya seminggu
sekali, kadang sebulan dua kali bahkan ada yang tidak pernah nampak batang hidungnya sampai bulan ke-4
aku dinas di sini.
Untuk stase UGD, sistem kerjanya adalah jaga tiap 12 jam. Jaga selama 2 hari berturut-turut sesuai
giliran dan diikuti libur stase 3 hari berikutnya. Lihatlah teman, kita bisa banyak libur! Sekali lagi, di sini kita
bebas mengatur jadwal sendiri dengan catatan, setiap ada jadwal jaga yang saling tukar-tukaran, kita harus
melapor pada pembimbing. Senang bukan, 2 hari jaga, 3 harinya mudik atau sekedar refreshing.
Puskesmas Sugihwaras baru dibangun di tahun ini, konsekuensi pembangunan ini adalah, semakin
berkembangnya pelayanan yang ada. Dokter internsip diharuskan jaga, tetapi lagi-lagi kita diberikan
kebebasan mengatur jadwal jaga dan stase sendiri. stase terbagi menjadi 4 tempat. Barangsiapa yang jaga
pada hari ini, besok bisa libur sehari, Hari Minggu dan tanggal merah dokter internsip juga diliburkan. Asik ...
lagi-lagi libur!
Senang bersama teman-teman dari berbagai universitas yang majemuk
Kami berasal dari berbagai universitas, UWK, UB, UNS, UNAIR, UMS, Trisakti, dan UNTAR.
Keuntungannya adalah, aku bisa memiliki teman-teman baru dengan berbagai karakteristik, bisa
mempelajari banyak hal, ilmu-ilmu di luar kebiasaan almamater sendiri. senangnya.... bisa berdampingan
dan berjuang bersama kalian!!!
” Dokter Internsip RSUD Padangan-PKM Sugihwaras Citra-Lanny-Desy-Pisces-Ima-Hendra-Vida-Fitri-Fani-
Stefani-Eliezer-Anita-Ocean-Dessi-Akma”
Sudah ya.... tanganku sudah keriting mengetik semua ini. Semoga apa yang kutuliskan di sini bisa
bermanfaat untuk teman-teman semua. Apapun itu, syukuri dan nikmati setiap langkah hidup kita, karena di
balik semua ini ada tangan yang mengatur kita, tangan yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita semua,
yaitu tangan Tuhan yang Maha Kuasa.
*spesial thanks untuk teman-teman seperjuangan di #saveukdi dan para ooters, bersama kalian aku merasa
berharga, berteman dengan kalian membuat hidupku lebih berwarna. Sekalipun aku sering diam, tetapi aku
setia membaca chat, menscroll kemudian men-capture hal menarik dari grup itu, terus berjuang!