Maping Sip 1

46
RAHASIA 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN RESORT BANJAR Jalan. A. Yani Km. 38,900 Martapura MAPING KERAWANAN SOSIAL YG BERPOTENSI MENIMBULKAN KONFLIK DIWILAYAH HUKUM POLRES BANJAR TAHUN 2012 I. PENDAHULUAN Kabupaten Banjar mempunyai luas wilayah 4.668,50 km2 terletak antara 2 .49’.55” – 3.43’.38” pada garis lintang selatan dan 115.35’.37” pada bujur timur berada pada ketinggian antara 0 – 1.878 meter diatas permukaan air laut (DPL) dan terbagi dalam 19 kecamatan serta 259 desa / kelurahan , jumlah penduduk mencapai 498.088 jiwa terdiri dari laki-laki 2.44.622 dan perempuan sebanyak 235.466 jiwa dengan ratio kepadatan rata-rata mencapai 2.166 jiwa setiap km2 Wilayah Kabupaten Banjar memiliki batas wilayah dengan kabupaten tetangga antara lain : - Sebelah utara dengan Kabupaten Tapin . - Sebelah selatan dengan Kabupaten Tanah Laut dan Kotamadya Banjarbaru . - Sebelah timur dengan Kabupaten Kota Baru dan Kabupaten tanah Bumbu. - Sebelah barat dengan Kodya Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala . Wilayah Kabupaten Banjar memiliki sumber daya alam berupa batubara , bijih besi , emas ,mangaan , minyak dan gas bumi yang menarik perhatian para investor dari luar daerah untuk berinvestasi dan melakukan eksplorasi terhadap bahan tambang tersebut . R A H A S I A

Transcript of Maping Sip 1

Page 1: Maping Sip 1

RAHASIA1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH KALIMANTAN SELATAN

RESORT BANJARJalan. A. Yani Km. 38,900 Martapura

MAPING KERAWANAN SOSIAL YG BERPOTENSI MENIMBULKAN KONFLIKDIWILAYAH HUKUM POLRES BANJAR TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN

Kabupaten Banjar mempunyai luas wilayah 4.668,50 km2 terletak antara 2 .49’.55” – 3.43’.38” pada garis lintang selatan dan 115.35’.37” pada bujur timur berada pada ketinggian antara 0 – 1.878 meter diatas permukaan air laut (DPL) dan terbagi dalam 19 kecamatan serta 259 desa / kelurahan , jumlah penduduk mencapai 498.088 jiwa terdiri dari laki-laki 2.44.622 dan perempuan sebanyak 235.466 jiwa dengan ratio kepadatan rata-rata mencapai 2.166 jiwa setiap km2 Wilayah Kabupaten Banjar memiliki batas wilayah dengan kabupaten tetangga antara lain :

- Sebelah utara dengan Kabupaten Tapin .- Sebelah selatan dengan Kabupaten Tanah Laut dan Kotamadya

Banjarbaru .- Sebelah timur dengan Kabupaten Kota Baru dan Kabupaten tanah

Bumbu.- Sebelah barat dengan Kodya Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala .

Wilayah Kabupaten Banjar memiliki sumber daya alam berupa batubara , bijih besi , emas ,mangaan , minyak dan gas bumi yang menarik perhatian para investor dari luar daerah untuk berinvestasi dan melakukan eksplorasi terhadap bahan tambang tersebut .Banyaknya sumber daya alam dan tingginya minat investor dari luar daerah untuk melakukan usaha pertambangan diwilayah kabupaten Banjar telah membawa pengaruh positif bagi penduduk setempat yaitu berupa tersedianya lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup bagi penduduk setempat .Disamping pengaruh positif yang dirasakan oleh penduduk , kegiatan usaha pertambangan telah menimbulkan dampak berupa sengekata perbatasan baik antara kabupaten Banjar dengan kabupaten tetangga maupun sengketa batas wilayah desa dalam lingkup kabupaten banjar yang mayoritas dilatar belakangi oleh keinginan mendapatkan bagian keuntungan dari Cominity Development (CD) serta belum adanya kejelasan tentang ketetapan tata batas dari instansi yang berwenang mengeluarkan keputusan tersebut dalam hal ini Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan.Disamping masalah perbatasan wilayah terdapat beberapa permasalahan sosial lainya yang juga berpotensi menimbulkan konflik sosial yang dipetakan sb :

R A H A S I A

Page 2: Maping Sip 1

RAHASIA2

Sengketa tapal batas yang terjadi diwilayah kabupaten banjar meliputi :

- Kabupaten Banjar dengan Kabupaten tanah laut terdapat diwilayah dusun Sungai Tabuk desa kiram kecamatan Karang Intan dengan desa Bentok Darat kecamatan Bati-bati Kabupaten Tanah Laut .

- Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Barito Kuala terdapat kecamatan Simpang empat dengan Kecamatan Jejangkit dan kecamatan Cerbon kabupaten Batola .

- Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Tapin berada di desa Batang banyu kecamatan sambung Makmur dengan desa tarungin kecamatan Hatungun kabupaten Tapin .

- Sengketa batas antara desa Kampung Baru kecamatan Mataraman dengan desa Pulau Nyiur dan desa Habirau kecamatan Karang Intan dalam lingkup wilayah Kabupaten Banjar .

- Sengketa batas antara warga desa Padang Panjang kecamatan Karang Intan dengan Batalion 623 / BWU

- Penolakan eksplorasi Gas Metan oleh Pt. BBG dari warga kecamatan Gambut dan kecamatan Beruntung baru .

- Kasus pembunuhan yang terjadi di desa tungkaran dengan tersangka warga suku Madura dan korbannya adalah suku Banjar .

Permasalahan sengketa tata batas dan beberapa masalah sosial sebagaimana tersebut diatas yang tak kunjung mencapai penyelesaian dalam kurun waktu lama telah menimbulkan berbagai macam bentuk kerawanan sosial yang apabila dibiarkan dapat menimbulkan konflik horizontal ..

II. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI .

A. SENGKETA BATAS ANTARA KAB..BANJAR DENGAN KAB. BATOLA

1. LATAR BELAKANG

Sengketa perbatasan antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Barito Kuala mulai muncul pada tahun 2006 dimana wilayah yang menjadi sengketa yaitu Wilayah Kec.Simpang Empat dengan Wilayah Kec.Cirebon dan Wilayah Simpang Empat dengan wilayah Kec.Jejangkit sehingga diperkirakan dengan adanya sengketa perbatasan wilayah tersebut berdampak adanya gangguan kamtibmas.Pada tahun 2006 timbul permasalahan sengketa tapal batas antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Batola dimana sengketa di wilayah Kec.Simapang Empat Kab.Banjar dengan Wilayah

R A H A S I A

Page 3: Maping Sip 1

RAHASIA3

Kec.Cerebon Kab.Batola dan Kec.Simpang Empat Kab.Banjar dengan Kec.Jejangkit Kab.Batola.Desa Makmur Karya yang berbatasan dengan Kec,Cerebon Kab.Batola dan DESA Simpang 5 yang berbatasan dengan Desa Jejangkit Kab.Batola yang dijadikan lokasi sengketa , yang mana kawasan tersebut pada mulanya merupakan kawasan rawa-rawa dan hutan serta bukan merupakan daerah pemukiman dan bukan juga sebagai potensi penghasil Pendapatan Daerah.Awal mula adanya konflik sengketa dimana adanya Investor PT PALMINA UTAMA yang mengembangkan perkebunan dan pembibitan kelapa sawit dengan lahan seluas 15.000 Ha dimana akte pendirian serta Domisili masuk dalam Pemkab Banjar ( SK Bupati Banjar Nomor:02/IL-TAPEM/2006).

Permasalahan sengketa tersebut semakin meruncing ketika Pemkab Batola juga mengembangkan Sentral Agro Bisnis di daerah yang sama

diawali dengan pembuatan saluran-saluran irigasi / kanal sebagai pengairan yang di kerjakan oleh CV KARYA BARITO di lokasi Hantasan gulungan sei Gendung dan Handil Suwardi Desa Julungan dengan pengerjaan pembuatan 3 (tiga) buah tabat beton, CV KARYA AGUNG di lokasi Handil Nasir Simpang Bahalang dan simpang Nungki Desa Sawahan dan Desa Simpang Nungki dengan pengerjaan pembuatan 3 (tiga) tabat beton, CV ANDEMAN pengerjaan rehab handil sepanjang 6.800 meter, di sei Sedandan 5000 m dan di Desa Sawahan dan Desa Sungai Raya 1,800m.Dengan demikian Pemkab Barito kuala telah melakukan aktifitas pembangunan memasuki wilayah Kab.Banjar sehingga dari Pihak Pemkab Banjar merasa keberatan di karenakan sebelumnya tidak ada koordinasi menyangkut titik koordinat sehingga menimbulkan permasalahan dalam penentuan tapal batas.Dengan adanya pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemkab.Batola berdampak kepada PT PALMINA UTAMA hal tersebut dibuktikan dengan adanya surat keberatan yang di tujukan kepada Pemkab.Banjar dengan Nomor :001/PALMINA BJM/XII/2006 tanggal 5 Desember 2006 menyatakan bahwa dengan adanya aktifitas pembuatan parit pengairan oleh Pamkab Batola akan berakibat akan rusaknya system manajemen tata air perkebunan sawit serta mendorong masyarakat untuk masuk dan mencetak sawah baru di dalam areal perkebunan PT PALMINA UTAMA sehingga akan menimbulkan klaim lahan di perkebunan di kemudian hari. Dengan adanya keberatan dari PT PALMINA UTAMA terhadap aktifitas pembuatan parit irigasi telah membuka konflik sengketa wilayah hal tersebut di buktikan dengan munculnya surat dari masing-masing pemerintah kabupaten yang telah mengklaim bahwa wilayah di sengketakan adalah masuk wilayahnya hal tersebut dribuktikan dengan adanya surat ke Gubernur Kalsel

R A H A S I A

Page 4: Maping Sip 1

RAHASIA4

tentang klaim dari pemerintah kabupaten tersebut diatas sebagai berikut :Surat dari Pemkab Banjar dengan nomor : 100/01109/Tapem tanggal 8 Desember 2006 yang di tujukan kepada Gubernur Kalsel dan di tanda tangani oleh Bupati Banbjar H.Gt. KHAIRUL SALEH dengan inti pokok bahwa merasa keberatan atas proyek pembuatan parit pengairan yang di selenggarakan oleh Pemkab Batola adalah merupakan wilayah Kab.Banjar.Surat dari Pemkab Batola dengan Nomor: 100/2612/Pem tanggal 15 Desember 2006 yang ditujukan kepada Gubernur Kalsel yang di tanda tangani Bupati Batola H.EDY SUKARMA yang inti dari surat tersebut menyatakan bahwa proyek pembuatan parit yang di kerjakan merupakan wilayah Kab.Batola.Aktifitas yang dilakukan Pemkab.Batola telah memasuki perbatasan wilayah Kab.Banjar sejauh 7 Km dari daerah yang di sengketakan yaitu Desa Makmur Karya Kec.Simpang Emapt yang berbatasan dengan Desa Sawahan Kec.Serbon Kab.Batola dan selama melakukan aktifitas tersebut dari pihak Pemkab Batola tidak pernah koordinasi dengan unsure Muspika Kec.Simpang empat.Demikian juga aktifitas pembangunan yang di lakukan Pemkab Batola telah memasuki perbatasan dengan Desa Simpang 5 Kab.Banjar sejauh 15 Km yang berbatasan dengan Desa Jejangkit timur Kec.Jejangkit Kab.Batola.

Pada hari kamis tanggal 16 Mei 2007 bertempat di ruang rapat Dharma Wanita lantai dasar kantor Gubernur Kalsel telah dilaksanakan rapat dalam penegasan tapal batas, dari Pemkab Batola di wakili Drs NOOR IPANI dan dari Pemkab Banjar di wakili Drs RIDUANSYAH yang di saksikan oleh Drs H.ARDIANSYAH dari Tim Penentuan Batas Daerah Provinsi Kalsel namun dalam pertemuan tersebut bulum di capai kata Sepakat penegasan batas wilayah kedua Kabupaten yang bersengketa.

Disamping masalah sengketa batas masih terdapat permasalahan yang diperkirakan mengandung kerawanan yang cukup tinggi terkait adanya pembangunan jalan khusus batu bara oleh Pt.Talenta yaitu ganti rugi lahan terhadap 125 orang warga Jejangkit yang hingga saat ini belum terealisasi .

2. PREDIKSI KERAWANAN

Walaupun kasus perbatasan antara Kab. Banjar dan Kab. Batola belum menimbulkan konflik yang melibatkan masyarakat setempat sebagaimana halnya yang pernah terjadi pada sengketa tata batas antara kabupaten Banjar dengan Kab. Tanah Bumbu tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat apabila di wilayah perbatasan tersebut terdapat rencana pembangunan ataupun adanya peningkatan nilai harga tanah maka diprediksi akan terjadi konflik serupa .

R A H A S I A

Page 5: Maping Sip 1

RAHASIA5

3. LANGKAH YANG TELAH DIAMBIL

a. Melakukan pendekatan kepada tokoh – tokoh masyarakat supaya tidak melakukan tindakan melanggar hukum.

b. Melakukan monitoring dan pulbaket terhadap setiap perkembangan situasi yang berkaitan dengan permasalahan perbatasan antara kabupaten Banjar dan kabupaten Barito kuala agar dapat diambil langkah antisipasi secara dini dan tidak berkembang menjadi gangguan kamtibmas yang lebih besar.

c. Koordinasi dengan instansi terkait agar dalam setiap melakukan langkah tetap memperhatikan kamtibmas dan selalu berupaya melakukan solusi yang terbaik.

4. SITUASI SAAT INI

Situasi saat ini dilokasi yang menjadi obyek sengketa tata batas relatif kondusif , kerawanan diperkirakan akan muncul pada saat di wilayah tersebut mengalami peningkatan harga tanah atau adanya pembangunan sarana dan prasarana yang membawa kearah peningkatan nilai harga jual tanah dilokasi tersebut .

B SENGKETA BATAS ANTARA KAB BANJAR DENGAN KAB TANAH LAUT

1. LATAR BELAKANG

Sengketa perbatasan antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tanah Laut mulai muncul pada tahun 2008 dimana wilayah yang menjadi sengketa yaitu Wilayah dusun Sungai Tabuk Desa Kiram Kec.Karang Intan Kab.Banjar dengan Wilayah Desa Bentok Darat Kec.Bati bati Kab.Tanah Laut terlebih dengan adanya pembangunan gedung Sekolah Dasar sebanyak 2 (Dua) Kelas yang di lengkapi dengan Toilet oleh Pemkab Tala dan pembangunan tersebut di setujui oleh sebagian masyarakat Desa Kiram Kec. Karang intan Kab. Banjar yang berpihak atau membentuk pemerintahan Desa sendiri menjadi bagian dari pemerintah Kab. Tala dengan adanya sengketa perbatasan tersebut diperkirakan akan berdampak adanya gangguan kamtibmas.Kronologigi sengketa tata batas antara Kabupaten banjar dengan Kabupaten tanah Laut sbb :

a. Pada Tahun 1977 Desa Mandiangin di mekarkan menjadi Dua Desa yaitu Desa Kiram dan Desa Mandiangin Barat selama Desa Kiram terbentuk sampai dengan sekarang berbagai sarana seperti listrik,air bersih, koperasi simpan

R A H A S I A

Page 6: Maping Sip 1

RAHASIA6

pinjam, BLT dan pemilu selalu dari Kab. Banjar bahkan KTP masyarakat Desa Kiram 99% ber KTP Kab. Banjar.

b. Sekitar bulan Oktober tahun 2008 timbul permasalahan sengketa tapal batas antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tanah Laut dimana sengketa di wilayah Dusun Sungai Tabuk Desa Kiram Kec.Karang Intan Kab.Banjar dengan Wilayah Desa Bentok Darat Kec.Bati bati Kab.Tanah Laut .

c. Permasalahan sengketa tapal batas mulai timbul di mana Pemkab Tanah Laut mengajukan protes terhadap pembangunan jalan dan jembatan yang di lakukan oleh Pemkab Banjar di kawasan yang di anggap sebagai daerah perbatasan kedua wilayah.

d. Pemkab Banjar mengklaim bahwa pembangunan fasilitas tersebut di lakukan di wilayah Kab.Banjar yaitu di dusun sungai tabuk Desa Kiram Kec.Karang Intan dan hal tersebut di latar belakangi oleh keinginan masyarakat Desa Kiram Kec.Karang Intan namun dari pihak Pemkab Tala bahwa proyek tersebut sudah masuk ke dalam wilayahnya.

e. Sekitar tanggal 15 Oktober 2008 Bupati Tanah Laut datang ke Dusun Sungai Tabuk Rt. 02 Desa Kiram Kecamatan Karang

Intan Kab. Banjar bersama dengan rombongan menggunakan 9 (Sembilan) buah mobil Dinas Kabupaten Tanah Laut tanpa pemberitahuan sebelumnya, kedatangan Bupati Tanah Laut beserta rombongan tidak ada maksud tertentu hanya sekedar melihat – lihat situasi saja.

f. Pada hari senin tanggal 25 Agustus 2008 bertempat di ruang rapat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Kalsel telah di laksanakan rapat fasilitasi penegasan batas Daerah antara Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Tanah Laut yang difasilitasi oleh Tim Penegasan Batas Daerah (TPBD) Prov Kalsel.

g. Adapun hasil Rapat tersebut merupakan tindak lanjut kegiatan pemasangan pilar Batas yang telah dilaksanakan oleh Kabupaten Tanah Laut terhadap 6 (Enam) titik koordinat yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua Kabupaten:

1). Titik – titik koordinat pilar batas yang dipasang oleh Kab. Tanah Laut dan disetujui oleh Kab. Banjar. Titik 1 / PBU-01 titik koordinat kesepakatan X 0272592 Y 9599125 koordinat pilar terpasang X 0272592 Y9599124,Titik 2 / PBU-02 titik koordinat kesepakatan X 02723557 Y 9596464 koordinat pilar terpasang X 0273582 Y 9596428, Titik 3 / PBU -03 titik koordinat kesepakatan X

R A H A S I A

Page 7: Maping Sip 1

RAHASIA7

0272556 Y 9596340 koordinat pilar terpasang X 0272555 Y 9596340, Titik 4 / PBU -04 titik koordinat kesepakatan X 0271687 Y 9593228 koordinat pilar terpasang X 0271442 Y 9592978, Titik 5 / PBU -05 titik koordinat kesepakatan X 0279757 Y 9590144 koordinat pilar terpasang X 0279673 Y9590140 dan Titik 6 / PBU -06 titik koordinat kesepakatan X 0270192 Y 9599484 koordinat pilar terpasang X 0270195 Y 9599478.

2). Posisi pilar batas Titik PBU 0010 di sungai apukan yang merupakan batas daerah antara 3 (Tiga) Kabupaten /Kota (Kab. Tala, Kab. Banjar dan Kota Banjarbaru) yang telah di pasang oleh Kab. Tala Tahun 2006 pada koordinat 03° 32' 41,5" BT dan 114° 53' 11,0" LS, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kesepakatan ini.

3). Pada titik koordinat 7 s/d 20 akan dilaksanakan pemasangan pilar oleh Kab. Tanah Laut pada Tahun Anggaran 2008.

4). Untuk titik koordinat 21 s/d 28 pemasangan pilar dimintakan kepada Kab. Banjar agar dapa mengagendakan kegiatan pemasangan pilar batas pada anggaran Tahun 2010.

5). Kedua Kabupaten sepakat untuk mensosialisasikan pilar yang telah terpasang dan disepakati bersama ke berbagai pihak terkait lainnya di Daerah.

6). Kedua belah pihak sepakat meminta kesediaan pemerintah Provinsi Kalsel menindaklanjuti kesepakatan ini sebagaimana dinyatakan pada poin 2 dan 3 Berita acara ini secara legal formal akan dituangkan dalam bentuk keputuasan Gubenur demi menjamin kepastian hukum dan pelayanan public.

h. Kemudian pada hari Senin tanggal 26 Juli 2010 menindak lanjuti Surat dari Pambakal Desa Kiram an. ABDUL HALIL nomor : 1.120/Pem/Kr/V/2010 tanggal 07 Mei 2010 tentang adanya rencana akan dibangun Sekolah Dasar dan pengaspalan di Desa Kiram Rt 02 Kec. Karang Intan Kab. Banjar oleh Pemerintah Kab. Tala, Muspika Kec. Karang Intan dan Muspida Kab. Banjar melaksanakan pengecekan ke lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan gedung sekolah.

i. Pemkab Banjar telah membuat surat yang ditujukan kepada Bupati Tala tentang penghentian sementara pembangunan gedung sekolah sesuai dengan nomor : 100/00108/Tapem

R A H A S I A

Page 8: Maping Sip 1

RAHASIA8

tanggal 26 Juli 2010 sebagai dasar pengiriman surat yaitu wilayah tersebut binaan Kab. Banjar dan di Desa tersebut telah terdaftar SDN milik pemerintah Kab. Banjar dengan tembusan Gubernur Kalimantan Selatan, Dandim 1006 Martapura dan Kapolres Banjar

j. Pada saat dilakukan pengecekan di lokasi yang akan di dirikan bangunan di lokasi tersebut telah dilakukan pembersihan yang dilakukan oleh 5 (lima) orang pekerja warga Desa Kurau Kab. Tala yang mulai membangun tempat peristirahatan/basecamp untuk para pekerja dengan menggunakan papan kayu. Setelah dilakukan negosiasi akhirnya kegiatan tersebut dihentikan pada hari itu juga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan dari pihak Pemkab Banjar mengatakan apabila pembangunan tetap dilaksanakan akan dilakukan pembongkaran oleh Sat Pol PP Kab. Banjar.

k. Hasil pengecekan ke lokasi bahwa benar telah dilaksanakan proses pembangunan gedung sekolah diatas sebidang tanah milik Sdr. SAMSUNI dengan ukuran tanah sekitar 35 m x 40 m dengan taksiran harga nilai jual luas tanah tersebut

berkisar Rp. 5.000.000,-, keberadaan bangunan tersebut dilihat dari letak geografis Kab. Banjar masih masuk ke dalam wilayah RT. 02 Ds. Kiram Kec. Karang Intan Kab. Banjar pada posisi 266488 – 967609 atau S3º32´51,6” – E114º53´519” yang diakui oleh Pemkab Tala masih masuk dalam wilayah Ds. Bentok Darat Rt. 14 Kec. Bati – bati Kab. Tala.

l. Jumlah penduduk di Rt. 02 Ds. Kiram Kec. Karang intan Kab. Banjar sebanyak 219 jiwa terdiri dari 61 KK dengan ketua RT Sdr. ZAELANI yang telah menjabat ± 13 tahun, di dalamnya juga berdiri Rt. 14 Ds. Bentok Darat Kec. Bati – bati Kab. Tala dengan jumlah KK sebanyak 3 KK an. SARWANI, M. RIFANI dengan ketua RT Sdr. SAMSUNI dengan masa jabatan selama 3 tahun sampai sekarang.

m. Fakta di lapangan menunjukan bahwa proses pembangunan gedung sekolah tetap dilanjutkan oleh Pemkab Tala hal tersebut di dasari dengan adanya papan Proyek yang menerangkan Kop. papan bertuliskan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Dinas Pendidikan Alamat Jln Datu Insad Komplek Perkantoran Gagas Telp (0511) 21039 Pelaihari 70814 serta mencantumkan keterangan proyek yaitu :Nama Kegiatan : Pembangunan Gedung SekolahNama Pekerjaa : Pembangunan 2 RKB + 1

WC SDN Bentok Darat III

R A H A S I A

Page 9: Maping Sip 1

RAHASIA9

Nomor Kontrak : 425.11/160/DISDIK/2010Nilai Kontrak : Rp 208.450.000Dana : APBD IIWaktu Pelaksanaan : 135 Hari Kalender Pelaksana : CV REFA’IKonsultan : CV ADIHANMAN TATA

RENCANGTahun Anggaran : 2010

Dari hasil pengamatan dan dokumentasi bahwa pembangunan tersebut telah di laksanakan sekitar 10% yaitu berupa bangunan bata setinggi 2 meter di atas pondasi dan tanah seluas kurang lebih 10 m x 20 m dan masih dalam tahap pembangunan, sebelumnya diketahui bahwa Pemerintah Kab. Tala mengirimkan bahan bangunan berupa Semen, Batu Bata dan Besi guna pembangunan sebuah gedung sekolah Dasar sebanyak 2 (Dua) Kelas yang di lengkapi dengan Toilet dan pembangunan tersebut informasinya di setujui oleh aparat Desa setempat.

n. Melihat situasi kondisi tersebut diatas selanjutnya Pemkab Banjar diwakili oleh Camat Karang Intan an. KHAIRIL AKHYAR, Kasat Pol PP Drs. BAMBANG TRENGGONO beserta anggota melakukan inspeksi ke lokasi dengan maksud menghentikan proses pembangunan gedung sekolah. Saat di laksanakan inspeksi tersebut tidak nampak para buruh melakukan aktivitas pengerjaan proyek namun menurut informasi bahwa sebelumnya mereka sedang melakukan pengerjaan dan saat melihat ada tim dari Kab Banjar melarikan diri dari tempat tersebut, karena sebelumnya pada hari selasa Tanggal 24 Agustus 2010 skj. 09.00 Wita dari pihak Pemkab Banjar melalui Sat Pol PP menghubungi pelaksana CV. REFA’I an. HJ. ZAITUN agar menghentikan pembangunan tersebut dan menarik pekerja yang ada di lokasi.

o. Kegiatan penghentian pembangunan gedung sekolah Dasar di akiri dengan pembuatan Berita Acara penutupan pembangunan SD Di Desa Kiram Rt 2 Kec Karang Intan Kab Banjar dengan mempertimbangkan 2 (Dua) hal yaitu :

1) Lokasi tersebut masih dalam status quo sambil menunggu keputusan dari Gubernur Kalimantan selatan.2). Di himbau agar masing-masing pihak menjaga keamanan dan ketertiban di Desa tersebut.

Dengan mengatas namakan Kab Banjar selanjutnya berita acara di tutup dengan di tanda tangani oleh 1). Camat Karang Intan : Drs HAIRIL AHYAR2). Kasat Pol PP : Drs BAMBANG T3). Pembekal Desa Kiram : ABDUL HALIL

R A H A S I A

Page 10: Maping Sip 1

RAHASIA10

4). Saksi-saksi : a. SLAMET H b. FANI

Kemudian surat berita acara tersebut diserahkan kepada Sdr. FANI untuk diserahkan kepada pihak Pemkab Tala.

p. Perkembangan informasi aktual di lapangan bahwa :

1). pada hari Minggu tanggal 29 Agustus 2010 Skj. 07.00 Wita telah diperoleh informasi dari Pembakal Ds. Kiram an. ABDUL HALIL tentang telah dilakukannya pembagian uang sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per kepala keluarga yang dilakukan oleh pihak Pemkab Tala melalui sdr ISUR (pegawai Kantor Dinas Kehutanan Kab Tala) uang tersebut diserahkan kepada ketua Rt. 14 Ds Bentok An SAMSUNI untuk penyerahan kepada warga dibantu oleh sdr. IPAN beserta istrinya an. NURLIANA ,sebanyak 40 (empat puluh) Kepala Keluarga Rt. 02 Ds. Kiram Kec. Karang intan Kab. Banjar yang sudah menerimanya.

2). Alasan ketiga orang tersebut membagikan uang tersebut merupakan uang terimakasih dari Bupati Tala bahwa pihak Pemkab Tala telah membebaskan lahan sekitar 750 Ha di Rt. 02 Ds. Kiram yaitu Gunung Damar Gusang

yang merupakan batas Kab. Tala dengan Kab. Banjar. Warga yang menerima uang tersebut di haruskan menandatangani selembar surat yang isinya kosong.

3). 40 (empat puluh) KK dari 60 (enam puluh) KK warga Rt. 02 Ds. Kiram yang menerima uang tersebut adalah :

1. JAILANI2. SAMSUDIN3. SAPRANI4. LIMAH5. AMINAH6. LIAH

11. DIJAH12. NAPI13. MULIA14. TOIBAH15. SENANG16. MILA

21. BARAHIM22. NILAM23. ASRAT24. AIDAH 25. ARNI26. MUDAH

31. KAMAR32. MASRUN33. SAHRAN34. JALUS35. MASRANI36. MASTIAR

7. BAYAH8. HERLINA9. A. SALIH10. AMSAN

17. SABRAN 18. IPIN 19. SAHRUDIN 20. SALA

27. UWAI 28. A. ILMI 29. MISBAH 30.JENNOR

37. MASLAN 38. SURI 39. M. NOR 40. ALIANSYAH

4). Cara ketiga orang tersebut membagikan uang pemberian dari Pemkab Tala adalah dengan cara mendatangi dari rumah ke rumah warga, Sdr. IPAN beserta istrinya an. NURLIANA yang lebih aktif dalam membagikan uang tersebut sedangkan Ketua Rt 14 Ds. Bentok Darat an. SAMSUNI lebih banyak menunggu di luar rumah warga.Menurut keterangan sumber dari ke 40 (empat puluh) KK yang menerima uang tersebut masih ada 20 (dua puluh) KK lagi warga Rt. 02 Ds. Kiram yang tidak mau menerima uang

R A H A S I A

Page 11: Maping Sip 1

RAHASIA11

pemberian Pemkab Tala tersebut, dengan alasan tidak berani untuk menandatangani surat kosong tersebut.

Selain keterangan tersebut di atas sumber juga menginformasikan bahwa di lahan Rt. 02 Ds. Kiram Kec. Karang Intan Kab. Banjar yang menurut Pemkab Tala telah dibebaskan yaitu Gunung Damar Gusang merupakan sumber daya alam ( SDA ) yang mengandung mineral Emas.

q. Pada hari Senin,30 Agustus 2010 skj 20.00 wita bertempat di pendopo kediaman Bupati Banjar telah datang kurang lebih 15 (Lima belas) orang toko masyarakat dan pemuda warga Rt 2 dipimpin langsung oleh pambakal Desa Kiram Kec Karang Intan Kab Banjar an ABDUL HALIL ,tujuan kedatangan tersebut untuk menyampaikan situasi terakhir di Rt 2 Desa Kiram dan beberapa permintaan kepada Bupati Banjar H.G Khairul Saleh,dimana pertemuan tersebut Bupati Banjar mensetujui atas permintaan warga yang antara lain :

1.) Pembangunan sekolah Taman kanak-kanak (TK Alqur`an) dan TK2).. Pengaspalan jalan sepanjang kurang lebih 700 M di Rt 2 Desa Kiram

Untuk pelaksanaan pembangunan Sekolah Tk Alqur~an dan TK akan dilaksanakan awal Oktober 2010,sedangkan pengaspalan jalan dilaksanakan pada awal tahun 2011.

r. Pada hari Senin, 06 September 2010 telah dilaksanakan rapat koordinasi pencegahan konflik tapal batas antara Kabupaten Banjar dengan Kabupaten Tanah Laut bertempat di ruang Kemitraan Polres Banjar. Acara tersebut dipasilitasi oleh Kapolres Banjar dan dihadiri oleh assisten I Setda Banjar Drs. M. ALI HANAFIAH, dari pemkab Tala diwakili Kabag Tapem Drs. H. MULKANIE AWIE disaksikan wadir Intel Drs. MOCHAMAD RIFA’I serat Kapolsek Bati-Bati AKP AMIN MULYANTO.

s. Pada awal Nopember 2011 melalui dana ABT pihak Diknas Kabupaten Banjar membangun gedung Sekolah Dasar yang lokasinya berdekatan dengan bangunan Gedung Sekolah Dasar yang dibangun oleh Pemkab Tanah Laut dan mendapat protes dari Pemkab tala yang menganggap wilayah tersebut masih dalam status quo , akibat adanya protes tersebut pembangunan gedung sekolah dasar oleh Pemkab Banjar untuk sementara dihentikan .

s. Situasi saat ini di wilayah Ds. Kiram Kec. Karang Intan Kab. Banjar dalam keadaan kondusif berkaitan dengan sengketa tapal batas menyerahkan sepenuhnya ke pihak Pemerintah dalam hal ini Provinsi Kalimantan Selatan.

R A H A S I A

Page 12: Maping Sip 1

RAHASIA12

3. PREDIKSI KERAWANAN .

a. Persengkataan batas antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tala yang baru-baru ini terjadi di buat seolah-olah adalah inspirasi dari warga setempat namun dalam kenyataannya persengketaan tersebut di picu adanya kepentingan ekonomis yang terdapat dalam lokasi yang di persengketakan.

b. Dalam lokasi yang di persengketakan kaya akan kekayaan alam dan dari masing-masing kepala daerah baik dari Pemkab Banjar maupun Pemkab Tala telah menerbitkan ijin kuasa penambangan.

c. Kehidupan masyarakat yang berada di daerah yang di persengketakan antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tala yang sebelumnya tampak harmonis namun sekarang setelah adanya persengketaan tapal batas tersebut kurang harmonis sehingga hal-hal demikian yang menjadi embrio-embrio kerawanan yang dapat menganggu stabilitas kamtibmas yang selama ini sudah cukup kondusif.

d. Penerbitan ijin kuasa penambangan yang di keluarkan oleh masing-masing kepala daerah perlu dilakukan pengecekan ulang mengingat lokasi yang di persengketakan terdapat kekayaan alam mayoritas masuk dalam kawasan hutan lindung yang merupakan penyangga waduk riam kanan.

e. Permasalahan sengketa antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tala agar di selesaikan secepatnya jangan di tunda-tunda baik secara hukum maupun kekeluargaan mengingat dengan adanya sengketa tersebut yang menjadi korban adalah warga setempat dan hal tersebut akan berdampak kepada stabilitas kamtibmas.

f. Di dalam daerah sengketa di dusun Sungai Tabuk Desa Kiram Kec.Karang Intan Kab Banjar dari pihak Pemkab Tala telah meresmikan berdirinya sebuah Rt (rukun tetangga) sehingga dengan adanya hal tersebut Pemkab Banjar beranggapan bahwa Pemkab Tala telah mencaplok daerahnya padahal di daerah tersebut juga terdapat Rt (rukun tetangga) yang berada di bawah naungan Pemkab Banjar dengan adanya kondisi tersebut seolah-olah dari Pihak Pemkab Tala telah memprovokasi warga setempat untuk memuluskan keinginannya.

g. Terjadinya konlik antara masyarakat sekitar karena adanya permasalahan tapal batas tersebut..

R A H A S I A

Page 13: Maping Sip 1

RAHASIA13

4. LANGKAH YANG TELAH DIAMBIL

a. Melakukan pemanggilan dan interogasi terhadap pejabat Desa Kiram Kec.Karang Intan Kab.Banjar mengenai asal-usul daerah yang menjadi sengketa antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tala.

b. Melakukan monitoring dan pulbaket terhadap setiap perkembangan situasi yang berkaitan dengan Persengketaan antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tala agar dapat diambil langkah antisipasi secara dini dan tidak berkembang menjadi gangguan stabilitas kamtibmas .

c. Melakukan Gal terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang berada di daerah sengketa agar bisa menahan diri dan tidak terprovokasi baik dari pihak Pemkab Banjar maupun pihak Pemkab Tala sehingga suasana kamtibmas tetap kondusif.

d. Telah dilakukan mediasi bertempat diruang kemitraan Polres Banjar untuk mencari solusi terbaik dan mencegah berkembangnya konflik horisontal sambil menunggu proses penyelesaian oleh pemerintah daerah provinsi Kalimantan Selatan. Hadir dalam acara mediasi tersebut antara lain : 1) Kapolres Banjar 2) Kasat Intelkam Polres Banjar3) Kabag Tapem pemkab Banjar4) Camat Karang Intan5) Pembekal Desa Kiram6) Kabag Tapem pemkab Tanah Laut7) Kasat Intel Polres Tanah Laut8) Kapolsek Bati-bati9) Pembekal desa BentokDalam acara tersebut kedua belah pihak bersepakat untuk tidak melakukan aktivitas pembangunan apapun sementara pelayanan administrasi pemerintahan dan pelayan kesehatan tetap berjalan seperti biasa sambil menunggu keputusan final dari Pemda provinsi Kalimantan Selatan.

5. SITUASI SAAT INI

Situasi diwilayah yang menjadi obyek sengketa saat ini relatif kondusif tetapi masih tetap mengandung kerawanan apabila sengketa batas antara Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut tidak segera diselesaikan, hal tersebut terutama dipicu oleh pembangunan sarana sekolah yang dibangun oleh Pemkab Tala pada lokasi yang diklaim milik Pemkab Banjar sementara penduduk setempat yang nota bene memilki kartu tanda penduduk (KTP) desa Kiram Kecamatan Karang Intan justru mendukung agar pembangunan gedung sekolah yang dibangun oleh Pemkab Tala agar tetap diteruskan karena memang sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat setempat .

R A H A S I A

Page 14: Maping Sip 1

RAHASIA14

C SENGKETA TATA BATAS ANTARA KABUPATEN BANJAR DAN KABUPATEN TAPIN

1. LATAR BELAKANG .

Sengketa tata batas antara Kabupaten banjar dan Kabupaten Tapin dilator belakangi oleh keberadaan perusahaan Tambang Batubara Pt. Rukun Makmur cq Sub Kontraknya Pt RBU (RINDRA BARA UTAMA ) dengan Sdr.SYAHRUN Pembakal desa Batang Banyu terkait masalah fee desa yang selama 3 bulan terakhir tidak dibayarkan oleh pihak manajemen perusahaan

2. KRONOLOGIS.

a. Pada hari minggu tanggal 9 Januari 2011 skj 13.00 wita masyarakat desa Batang Banyu dan desa Baru kecamatan Sanbung makmur yang dipimpin oleh pembekal desa Batang Banyu Sdr.Syahrun Effendi telah melakukan penutupan aktifitas penambangan Pt. Rukun Makmur .Penutupan tersebut dilakukan karena menurut warga setempat pihak perusahaan selama tiga bulan tidak membayar fee desa .

b. Menurut keterangan pembekal desa Batang Banyu Sdr. SYAHRUN EFFENDI lokasi tambang Pt Rukun Makmur masuk wilayah desa Batang Banyu berdasarkan peta hasil penetapan batas daerah antara kabupaten Tapin dan kabupaten Banjar tahun 2006 yang telah ditanda tangani oleh pembekal Batang Banyu , pembekal Tarungin , Camat Sambung Makmur dan Camat Hatungun serta unsure pemerintah daerah dari dua kabupaten .

c. Walaupun lokasi tambang Pt Rukun Makmur berada diwilayah desa Batang Banyu kecamatan Sambung Makmur tetapi dalam kenyataannya pihak perusahaan dalam melsakukan aktifiyas penambangan selalu berkoordinasi dengan pembekal tarungin kecamatan Hatungun sehingga hal tersebut menimbulkan kecemburuan social bagi warga desa Batang Banyu

d. Dari pihak perusahaan Pt. Rukun Makmur memberikan alasan bahwa fee desa untuk desa Batang Banyu akan diberikan setelah selesai proses penetapan tata batas antara kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin

3. PREDIKSI KERAWANAN

a. Persengkataan batas antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tapin diperkirakan bermotif kepentingan dari aparat desa setempat yang mengingkan mendapatkan bagian / fee dari adanya kegiatan penam,bangan oleh Pt. Rukun makmur..

b. Dalam lokasi yang di persengketakan kaya akan kekayaan alam dan dari masing-masing kepala desa baik pembekal Batang Banyu kecamatan Sambung Makmur dan pembekal Tarungin kecamatan Hatungun berkepentingan ingin memasukan daerah tersebut ke wilayah desanya ..

R A H A S I A

Page 15: Maping Sip 1

RAHASIA15

c. Kehidupan masyarakat yang berada di daerah yang di persengketakan antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tapin yang sebelumnya tampak harmonis namun sekarang setelah adanya persengketaan tapal batas tersebut mulai nampak adanya pengkotak-kotakan sehingga rawan konflik.

e. Permasalahan sengketa antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tapin agar segera diupayakan soslusi terbaik agar tidak berkembang menjadi permasalahan yang lebih komplek sehingga sulit untuk diselesaikan .

4. LANGKAH YANG TELAH DIAMBIL

a. Melakukan pemanggilan dan interogasi terhadap pejabat Desa Batang Banyu mengenai asal-usul daerah yang menjadi sengketa antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tala.

b. Melakukan monitoring dan pulbaket terhadap setiap perkembangan situasiyang berkaitan dengan Persengketaan antara Pemkab Banjar dengan Pemkab Tapin agar dapat diambil langkah antisipasi secara dini dan tidak berkembang menjadi gangguan stabilitas kamtibmas .

c. Melakukan Gal terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang berada di daerah sengketa agar bisa menahan diri dan tidak terprovokasi baik dari pihak Pemkab Banjar maupun pihak Pemkab Tapin sehingga suasana kamtibmas tetap kondusif.

d. Pada hari Jumat tangga 14 Januari 2011 bertempat diruang kemitraan Polres Banjar, telah dilaksanakan pertemuan dalam rangka pencegahan konflik

sengketa perbatasan antara desa Batang Banyu kecamatan Sambung Makmur kabupaten Banjar dengan desa Tarungin kecematan Hatungun kabupaten Tapin. Acara tersebut dihadiri oleh pihak-pihak terkait,antara lain :1) Kapolres Banjar2) Kasat Intelkam Polres Banjar3) Kapolsek Sambung Makmur4) Kapolsek Hatungun5) Asisten I Setda kabupaten Banjar6) Kadistamben kabupaten Banjar7) Kabag Tapem kabupaten Banjar8) Pembekal desa Batang Banyu9) PT. RBU10) PT. Rukun Makmur11) PT. Bangun Banua Persada KalimantanSambil menunggu proses penyelesaian tata batas antara desa Batang Banyu kecamatan Sambung Makmur kabupaten Banjar dengan desa Tarungin kecamatan Hatungun kabupaten Tapin masing-masing pihak bersepakat untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat provokatif yang dapat memicu timbulnya aksi-aksi anarkis.

5. SITUASI SAAT INI

R A H A S I A

Page 16: Maping Sip 1

RAHASIA16

Saat ini situasi diwilayah yang menjadi obyek sengketa relatif kondusif , tetapi masih tetap menyimpan beberapa potensi konflik hal tersebut terkait antara lain dikarenakan pihak Desa Batang banyu masih tetap menuntut agar fee desa selama 3 bulan tetap harus dibayar oleh pihak perusahaan , sementara pihak perusahaan bersikukuh walaupun dana untuk itu telah dianggarkan tetapi pembayaran tetap akan dilakukan setelah ada kepastian tata batas wilayah .

D. SENGKETA BATAS ANTARA DS KAMPUNG BARU KEC MATARAMAN DENGAN DS PULAU NYIUR DAN DS HABIRAU KEC KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR

1. LATAR BELAKANG

Sengketa batas wilayah desa Kampung Baru kecamatan Mataraman dengan desa Pulau Nyiur kecamatan Karang intan dilatar belakangi oleh adanya penjualan lahan seluas 250 ha oleh warga desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan ke Pt. Balimas yaitu sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan karet sementara lahan tersebut diklaim masuk dalam wilayah desa Kampung Baru kecamatan Mataraman .

2. KRONOLOGIS

a. Permasalahan sengketa perbatasan muncul setelah adanya program rencana pemetaan tata batas wilayah oleh kecamatan Mataraman, yang mengajukan draft peta ke bagian Tapem kabupaten Banjar. Dan draft tersebut mendapat sanggahan dari camat Karang Intan karena dalam peta tersebut ternyata terdapat sebagian wilayah kecamatan Karang Intan yang masuk dalam peta

wilayah kecamatan Mataraman. Draft peta kecamatan Mataraman tersebut merupakan inisiatif dari camat, karena selama ini pada tingkat desa tidak memiliki peta desar. Sedangkan dasar pembuatan gambar peta desa di wilayah kecamatan Mataraman adalah mengacu pada Peta Rupa Bumi Indonesia tahun 1991 edisi I yang didapat dari bagian Tapem kabupaten Banjar.

b. Dalam menyikapi sengketa batas desa tersebut, pihak Tapem pemkab Banjar menyebutkan bahwa sampai saat ini kabupaten Banjar belum mengeluarkan surat keputusan terkait tata batas secara definitif. Sedangkan Peta Rupa Bumi Indonesia yang ada saat ini hanya sebagai acuan dalam menetapkan tata batas antar wilayah baik tingkat desa, tingkat kecamatan, ataupun kabupaten. Beredar nya peta di setiap desa diwilayah kecamatan Mataraman, bukan merupakan pedoman ataupun penentu tata batas secara final, pihak Pemkab Banjar menengarai bahwa permasalahan sengketa tata batas dilatarbelakangi keinginan untuk menguasai lahan yang ada pada daerah sengketa tersebut.

c.Tanggapan dari pembekal desa Kampung Baru kecamatan Mataraman menyebutkan bahwa memasangan patok dan penanaman pohon karet diareal

R A H A S I A

Page 17: Maping Sip 1

RAHASIA17

yang di per sengketakan oleh warga desar Kampung Baru dilakukan karena warga mendengar adanya rencana penjualan lahan oleh kelompok warga desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan kepada sebuah perusahaan swasta.

d.Tanggapan dari pihak desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan menyebutkan bahwa pihaknya siap dan bersedia melakukan musyawarah dengan desa Kampung Baru dalam rangka upaya penyelesaian sengketa tata batas yang saat ini terjadi.

e.Pada saat ini dilokasi yang disengketakan terdapat aktifitas berupa pembersihan pada areal kebun karet milik PT.Balimas yang dilakukan oleh masyarakat setempat .

3. PREDIKSI KERAWANAN

Sengketa tata batas antara desa Kampung Baru kecamatan Mataraman dengan Desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan mengandung potensi kerawanan yang cukup tinggi, mengingat rata-rata mayoritas penduduk adalah warga asli Kalimantan yang mempunyai tipikal tempramen tinggi serta kebiasaan membawa senjata tajam. Hal tersebut pernah terjadi pada tahun 2004 ketika terjadi sengketa tata batas antara desa Kampung baru kecamatan Mataraman dengan desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan telah membawa korban 2 orang warga desa Pulau Nyiur meninggal dunia akibat tindakan penganiayaan dan pengeroyokan oleh oknum warga desa kampung Baru.

4. LANGKAH-LANGKAH YG TELAH DIAMBIL

a. Pada hari Jumat tanggal 17 desember 2010 bertempat diruang kemitraan Polres Banjar telah dilakukan mediasi sebagai upaya prefentif dalam pencegahan konflik antara warga desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan dengan warga desa Kampung Baru kecamatan Mataraman sebagai pihak yang bersengketa atas perbatasan kedua desa tersebut.

b. Acara tersebut diprakarsai oleh Kapolres Banjar dan dihadiri oleh :1) Kabag Tapem kabupaten Banjar2) Camat Karang Intan3) Camat Mataraman4) Kasat Pol PP kabupaten Banjar5) Kabag Linmas Pemkab Banjar6) Kasat Intelkam Polres Banjar7) Kapolsek Karang Intan8) Kapolsek Mataraman9) 15 orang tokoh masyarakat dari dua desa yang bersengketa

5. SITUASI SAAT INI

R A H A S I A

Page 18: Maping Sip 1

RAHASIA18

Diwilayah yang menjadi obyek sengketa tata batas antara desa Kampung Baru kecamatan Mataraman dan desa Pulau Nyiur kecamatan Karang Intan sampai saat ini relatif kondusif, namun masih mengandung beberapa potensi kerawanan yang setiap saat dapat muncul apabila salah satu pihak atau kedua-duanya melanggar kesepakatan yang sudah di lakukan.

E . SENGKETA BATAS ANTARA WARGA DS PADANG PANJANG KECAMATAN KARANG INTAN DGN BATALION 623 BWU .

1. Latar Belakang

Adanya perintah dari Komandan Korem 101 /Antasari nomor Sprin / 966 / XII / 2009 tanggal 28 Desember 2009 tentang perintah pengamanan asset tanah milik TNI AD di daerah Sungai Ulin dan sekitarnya seluas 2.500 ( dua ribu lima ratus ) ha .

2. Kronologi kejadian

a. Pada hari jum’at tanggal 16 Desember 2011 sekira jam 10.00 wita bertempat di Jl.PM.Noor tepatnya dilahan yang diklaim milik Sdr.Muhdi di desa Padang Panjang kampung kosambi rt.03/02 kec.Karang Intan Kab.Banjar rencana akan dilaksanakan eksekusi /pembongkaran bangunan tanpa izin yang akan dilakukan oleh Batalion 623 BWU .

b. Identitas pemilik lahan tersebut adalah milik sdr.MUHDI 49 thn pekerjaan petani alamat desa padang panjang rt.01 kecamatan karang intan kabupaten Banjar yang diperoleh dari warisan dari orang tuanya yang bernama BAKRI .Sesuai surat keterangan jual beli yang dilakukan oleh sdr ATJUT bin MATALI (alm) kepada Sdr.GT.ABDULRAHMAN (alm) yang dibuat di Martapura tanggal 20 September 1955 yang mana dalam surat tersebut terdapat peta lahan yang dimiliki oleh warga desa Padang Panjang dan sebagai saksi dalam jual beli tersebut adalah Sdr.EMRAN yang menjabat sebagai kepala kampung Karang Intan dan sdr AIMAN (alm) yang menjabata sebagai kepala padang karang intan dimana dalam petas tersebut lahan milik sdr BAKRI (alm) berukuran panjang 160 depa dan lebar 82 depa dengan batas-batas :- Sebelah utara berbatasan dengan sdr SAIMAN .

- Sebelah barat berbatasan dengan sdr MASRUN

Sebelah selatan berbatasan dengan straat Kusambi (sekarang jalan PM.Noor .

Sebelah timur berbatasan dengan sdr PERWIRO (alm) .

R A H A S I A

Page 19: Maping Sip 1

RAHASIA19

c. Lahan yang diklaim milik Sdr.MUHDI rencana akan didirikan bangunan untuk usaha pembuatan kusen dengan konstruksi bangunan semi permanen dengan ukuran 5 x 7 meter , bangunan tersebut mulai didirikan pada awal desember 2011 tetapi sampai saat ini belum selesai karena alasan dana .

d. Awal mulanya terjadi sengketa lahan tersebut adalah pada hari rabu tanggal 14 Desember 2011 , dimana pada saat sdr MUHDI dan para pekerja sedang mengerjakan bangunan datang anggota TNI dari Batalion 623 / BWU yang menyatakan bahwa bangunan yang didirikan tersebut masuk dalam kawasan lahan milik Batalion invantri 623 /BWU dan memerintahkan untuk menghentikan bangunan tersebut karena pemilik bangunan tidak memberitahukan/meminta izin kepada pihak Bnatalion 623/BWU .Pada saat itu petugas dari Yon 623/BWU sekaligus memberikan surat dari pemberitahuan dari Yon 623 kepada Sdr MUHDI dengan tembusan ketua rt.03 , kepala desa dan Camat Karang Intan .Surat pemberitahuan nomor :B/736/XII/2011 tanggal 14 Desember 2011 berisi perihal perintah pembongkaran bangunan dalam waktu 1 x 24 jam atau paling lambat tanggal 15 Desember 2011 dan apabila dalam tempo tersebut tidak dilakukan pembongkaran oleh pemilik maka akan dilakukan pembongkaran oleh anggota TNI dari Yon 623 /BWU .

e. Setelah mendapat surat tersebut Sdr MUHDI mendatangi ketua rt 01 dan pembekal padang panjang untuk memperoleh penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari surat pemberitahuan dari Batalion 623 serta menanyakan status lahan yang dimilikinya .Oleh pembekal dijelaskan bahwa lahan tersebut adalah benar milik sdr MUHDI yang merupakan warisan dari sdr BAKRI sebagai orang tua kandung dari sdr MUHDI , setelah mendapat penjelasan tersebut yang bersangkutan pulang .Selanjutnya pada hari jum’at tanggal 16 Desember 2011 skj 10.00 wita bertempat dilahan milik sdr MUHDI jl.P.M.Noor desa Padang panjang rt 03/02 kecamatan karang intan kabupaten banjar telah dilakukan pertemuan antara pihak Batalion 623 / BWU yang diwakili oleh Pasi Intel LETDA ODE SAIPUDIN dengan pihak MUHDI dan disaksikan oleh Pembakal Padang panjang AMIR HUSIN , Camat karang Intan Kapolsek Karang Intan Iptu I NYOMAN WIDHI SH tokoh masyarakat Karang intan yang sekaligus anggota DPRD Kab banjar serta lebih kurang 20 warga desa Padang panjang.Dalam pertemuan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa agar warga desa padang panjang yang memiliki tanan yang diklaim oleh pihak Batalion 623 /BWU agar mengumpulkan foto copy sertifikat / SKT /Segel dan bukti pembayaran pajak PBB untuk dilakukan penelitian oleh Tim yang akan dibentuk oleh Pemkab Banjar

3. Prediksi .

Permasalahan sengketa tanah antara warga desa Padang Panjang kecamatan Karang Intan dengan pihak TNI AD cq Batalion 623 /BWU

R A H A S I A

Page 20: Maping Sip 1

RAHASIA20

diperkirakan sulit menemui titik temu , hal tersebut dikarenakan adanya penafsiran yang berbeda dari klaim kepemilikan masing-masing yang bersengketa antara lain :

a. Pihak masyarakat merasa memiliki lahan tersebut karena secara turun temurun sudah lama menghuni lahan tersebut dan dikuatkan dengan alas hak berupa sertifikat , Surat keterangan tanah dan membayar PBB , sedangkan dari pihak TNI AD cq Batalion 623 /BWU belum dapat menunjukkan alas hak melainkan hanya klaim kepemilikan berupa surat periintah dari kesatuan atas dalam hal ini Korem 101/Antasari dan adanya kehadiran warga masyarakat dan aparat pemerintahan desa ke tempat rencana pembongkaran adalah suatu bentuk perlawanan secara terselubung yang setiap saat dapat menjadi tindakan nyata apabila pembongkaran tersebut benar-benar dilaksanakan .

b. Adanya perbedaan tafsir antara pihak TNI AD cq Korem 101/Antasari dengan pihak Pemerintah Daerah tentang peta peninggalan belanda menyangkut istilah “MC “ , menurut versi TNI AD istilah MC diartikan sebagai Militery Complek atau komplek Militer , sedangkan menurut versi Pemerintah daerah kata MC diistilahkan sebagai Minning Consersi atau daerah Tambang karena cakupannya mulai dari kecamatan Cempaka hingga ke kecamatan Pengaron dan sekitarnya .

4. Langkah-langkah yg tlh diambil .

Untuk menghidari terjadinya konflik antara warga masyarakat dengan anggota TNI yang ditugaskan menjaga aset milik TNI AD tidak ada jalan lain kecuali masing-masing pihak disarankan untuk berusaha menahan diri sambil bermusyawarah dan bila tidak tercapai agar ditempuh jalur hukum dalam penyelesaiannya

a. Melakukan pulbaket dan pendekatan dan penggalangan kepada warga masyarakat agar dalam penyelesaian masalah sengketa lahan antara warga desa Padang Panjang dengan Batalion 623 /BWU dapat ditempuh melalui masyawarah .

b. Membawa permasalahan ini pada forum rapat Komunity Intelijen daerah ( Kominda ) pada hari Jum’at tanggal 16 Desember 2011 di Ruang Mahligai Sultan Adam untuk dibentuk sebuah Tim dari unsur terkait dalam rangka pencegahan terjadinya konflik .

5. Situasi saat ini .

Diwilayah yang menjadi obyek sengketa tata batas antara warga desa Padang Panjang kecamatan Karang Intan dengan Batalion 623 / BWU sampai saat ini relatif kondusif, namun masih mengandung beberapa potensi kerawanan yang setiap saat dapat muncul apabila salah satu pihak atau kedua-duanya melanggar kesepakatan yang sudah di lakukan

R A H A S I A

Page 21: Maping Sip 1

RAHASIA21

F. PENOLAKAN EKSPLORASI GAS METAN PT.BBG OLEH WARGA KECAMATAN BERUNTUNG BARU DAN KECAAMATAN GAMBUT .

1. Latar Belakang .

Awal mula terjadinya permasalahan yang mana pada akhirnya berujung pada penolakan dan penghentian aktifitas pekerjaan dari PT. Barito Basin Gas dalam hal eksplorasi gas metan di wilayah Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru adalah adanya aksi penolakan dari warga Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut terkait dengan rencana eksplorasi dari PT. BBG dimana lokasi yang semestinya dijadikan sebagai lahan eksplorasi berbatasan dengan tanah wakaf milik warga Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut dan dengan adanya aksi penolakan tersebut maka akhirnya semua aktifitas pekerjaan dari PT. BBG terhenti.Sebagai Kontraktor dalam rencana kegiatan pengeboran/ eksplorasi gas methan tersebut adalah perusahaan Barito Basin Gas (PT. BBG) namun pengerjaan dalam hal pembuatan siring/ pondasi, pengadaan kayu dan tanah, perekrutan karyawan dalam pembuatan siring/ pondasi dan petugas sucurity serta pengurukan tanahnya diserahkan kepada Sub Kontraktor dalam hal ini adalah perusahaan Tata Wira Utama (PT. TWU). Pada waktu tahap sosialisasi kepada pihak pemerintah kecamatan, desa dan masyarakat dari perusahaan BBG diwakili oleh Sdri. HELDA sedangkan dari perusahaan TWU diwakili oleh Sdr. YUDI.

2. Kronologi kejadian

a. Perusahaan Barito Basin Gas (BBG) mulai masuk ke Kec. Beruntung Baru sekitar tahun 2010 dimana pada awal mulanya pihak perusahaan telah datang ke kantor Kecamatan guna melakukan pendekatan untuk bisanya diijinkan masuk ke daerah tersebut serta untuk dicarikan lahan guna bisa dilakukan tahapan eksplorasi terhadap gas metan.

b. Selanjutnya pihak perusahaan melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat khususnya Ds. Kampung Baru yang mana daerah tersebut rencana akan dibangun lokasi eksplorasi gas metan. Dan hasil dari sosialisasi tersebut sebagian besar warga masyarakat Ds. Kampung Baru menyetujui akan adanya kegiatan dari perusahaan tersebut. Namun disisi lain kegiatan sosialisasi tersebut tidak mengundang unsur Muspika Kec. Beruntung Baru sehingga pihak Muspika tidak mengetahui secara pasti akan hasil dari sosialisasi tersebut.

c. Lokasi/ lahan eksplorasi dari PT. BBG berada di Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru tepatnya di Rt 05 dimana pada lokasi tersebut berbatasan dengan tanah wakaf milik salah satu warga dari Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut.

R A H A S I A

Page 22: Maping Sip 1

RAHASIA22

d. Pada awalnya warga masyarakat Ds. Kampung Baru sangat mendukung rencana keberadaan eksplorasi gas metan oleh PT. BBG namun pada akhirnya ada sebagian masyarakat yang menolak adanya eksplorasi gas metan hal tersebut dikarenakan adanya pengarh dari warga Ds. Guntung Ujung yang memang menolak adanya kegiatan eksplorasi di Ds. Kampung Baru. Namun dari pihak Kecamatan tidak mengetahui secara persis apa penyebab penolakan kegiatan eksplorasi tersebut.

e. Dengan adanya penolakan dari warga maka selanjutnya pihak kecamatan sering melakukan pertemuan yang melibatkan unsure Muspika Kec. Gambut dan Kec. Baruntung Baru dan warga dengan maksud ingin mengetahui alasan dari warga terkait penolakan tersebut apakah dari warga akan meminta sesuatu/ tuntutan terhadap perusahaan ataukan ada permasalahan lain yang sekiranya hal tersebut sangat berdampak terhadap khalayak banyak.

f. Dari beberapa kali pertemuan tersebut tidak ada jawaban yang pasti dari warga sehingga pihak kecamatan tidak bisa menyimpulkan apa alasan warga menolak keberadaan eksplorasi perusahaan.

g. Terkait dengan adanya hal tersebut maka selanjutnya pihak kecamatan beserta pembekal Ds. Kampung Baru berencana akan mengadakan pertemuan dengan Bupati Banjar dengan menghadirkan para warga dan rencana tersebut akan dilakukan pada bulan Januari 2012.

h. Dengan masuknya perusahaan ke daerah Kec. Baruntung Baru maka selanjutnya pihak kecamatan berkeinginan untuk mengajukan proposal kepada pihak perusahaan. Adapun proposal tersebut berisikan minta bantuan dibuatkan PAUD di Kecamatan Beruntung Baru dan selanjutnya proposal tersebut disetujui oleh pihak perusahaan dengan memberikan bahan-bahan material bangunan seperti batu, kayu, pasir, semen dsb namun sampai dengan saat ini pembangunan PAUD tidak terlaksana dengan alasan dana untuk para pekerja (Upah tukang) tidak ada.

i. Keterangan Pembekal Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru An. MUHAMMAD NOOR yang menerangkan sebagai berikut :

Pertama kali perusahaan Barito Basin Gas (PT. BBG) masuk ke Kec. Baruntung Baru pada tahun 2010 dimana maksud dari PT. BBG masuk ke daerah tersebut adalah untuk melakukan tahap eksplorasi terhadap keberadaan gas metan yang mana kegiatan tersebut sesuai dengan site plan dari pihak perusahaan bahwa lokasi eksplorasi untuk wilayah Kab. Banjar adalah wilayah Kec. Sungai Tabuk, Kec. Simpang Empat dan Kec. Beruntung Baru.

Untuk di Kec. Baruntung Baru lokasi/ lahan yang rencana akan dijadikan tahap eksplorasi adalah Ds. Kampung Baru tepatnya di Rt 05.

R A H A S I A

Page 23: Maping Sip 1

RAHASIA23

Yang mana lahan tersebut merupakan lahan pertanian yang biasa ditanami padi pada saat musim penghujan datang.

Menurut Pembekal bahwa lokasi yang akan dijadikan lahan eksplorasi seluas ± 2 Ha sedangkan pemilik lahan tersebut ada tiga orang diantaranya adalah Sdri. SITI RAHMAH, Sd. H. AWI dan Sdr. SELAMAT PRIBADI. Untuk batas-batas lahan eksplorasi adalah sebelah Barat berbatasan dengan lahan milik H. AWI, sebelah Utara berbatasan dengan tanah wakaf, sebelah Timur berbatasan dengan jalan kecamatan dan sebelah Selatan berbatasan dengan lahan milik BURHAN.

Lahan tersebut didapat oleh perusahaan setelah dilakukan sewa lahan kepada para pemilik dengan jangka waktu sewa selama 2 tahun dan apabila tahapan eksplorasi belum selesai maka bisa diperpanjang sampai dengan 3 tahun namun sekarang lahan/ lokasi tersebut menjadi permasalahan karena disamping lahan eksplorasi terdapat tanah wakaf yang mana pemilik dari tanah tersebut tidak memperbolehkan adanya kegiatan eksplorasi.

Pada awalnya sebagian besar warga masyarakat Ds. Kampung Baru sangat antusias dengan masuknya investor ke daerah tersebut dengan alasan nantinya bisa untuk memajukan desa dan meningkatkan ekonomi masyarakat, namun pada akhirnya ada sebagian dari warga masyarakat yang menolak akan keberadaan investor tersebut.

Aksi penolakan tersebut terkait dengan adanya pengaruh dari warga Ds. Guntung Ujung yang memang dari awal tidak menyetujui akan adanya aktifitas eksplorasi oleh PT. BBG selain itu ada juga pengaruh dari warga desa lain yang masih masuk di wilayah KecBeruntung Baru diantaranya Ds. Lawahan, Ds. Handil Baru, Ds. Tambak Babi dan Ds. Handil Gayam. Alasan penolakan tersebut adalah apabila perusahaan sudah melakukan operasinya maka akan mengganggu ekosistem dan merusak tanah di daerah tersebut seperti yang terjadi di daerah Sidoarjo Jawa Timur (Luapan Lapindo).

Aksi penolakan dari warga berupa pengumpulan tanda tangan warga untuk tidak menyetujui dilakukan eksplorasi dan sesuai informasi yang didapat ada sekitar 401 (Empat ratus satu) orang yang tidak menyetujui. Menurut Pembekal bahwa aksi tanda tangan penolakan tersebut sebagian besar berasal dari warga luar Ds. Kampung Baru. Selain aksi tanda tangan, warga juga membuat spanduk yang dipasang di atas jembatan yang mana isi dari spanduk tersebut adalah “ HAI, PEMERINTAH DAERAH KAMI TIDAK SETUJU ADANYA PENGEBORAN GAN METHAN DI DESA KAMI OLEH EXXON MOBEL DAN PERUSAHAAN APAPUN “ HENTIKAN !!! TERTANDA MASYARAKAT. Terkait dengan aksi penolakan tersebut Pembekal Ds. Kampung Baru sudah melaporkan ke unsure Muspida tingkat II Kab. Banjar, Kepolisian dan perusahaan.

R A H A S I A

Page 24: Maping Sip 1

RAHASIA24

Sejak memperoleh ijin dari pemerintah Kec. Beruntung Baru, pemerintah Ds. Kampung Baru dan warga Ds. Kampung Baru pihak perusahaan telah melakukan kegiatan berupa mendatangkan kayu-kayu galam dan pengurukan tanah di lokasi eksplorasi. Adapun rencana memasukkan kayu galam tersebut sebanyak ± 30.000 (Tiga puluh ribu) buah namun sampai dengan saat ini baru ± 10.000 (Sepuluh ribu) buah dengan ukuran sepanjang 6 (Enam) meter. Kayu-kayu tersebut ditumpuk di lokasi eksplorasi dan rencana kayu tersebut akan digunakan sebagai bahan pondasi/ siring dengan cara ditanam di lahan dan selanjutnya dilakukan pengurukan tanah. Namun karena mendapat penolakan dari warga maka kegiatan penumpukan kayu dan tanah terhenti.

Pengerjaan penumpukan kayu dan tanah tersebut dilakukan oleh Sub Kontraktor yaitu PT. Tata Wira Utama dan para pekerjanya diambilkan dari warga masyarakat Ds. Kampung Baru dimana ada sekitar 32 (Tiga puluh dua) orang dengan rincian 20 (Dua puluh) orang bekerja sebagai pembuat pondasi/ siring dan 12 (Dua belas) orang bekerja sebagai security.

Dengan adanya investor yang masuk ke Ds. Kampung Baru maka selanjutnya pihak pemerintah Ds. Kampung Baru pernah mengajukan permohonan bantuan kepada pihak perusahaan. Adapun bentuk permintaannya adalah untuk memberikan tandon air sebanyak 10 (Sepuluh) buah guna diserahkan kepada pondok pesantren yang berada di wilayah Kec. Beruntung Baru dan Kec. Gambut namun oleh perusahaan hanya diberikan 5 (Lima) buah yang mana 2 (Dua) buah diberikan ke pondok pesantren Tahasus yang berada di Ds. Handil Gayung Kec. Baruntung Baru dan 3 (Tiga) buah diberikan ke pondok pesantren Darul Falah yang berada di Ds. Keladan Baru Kec. Gambut. Sedangkan permintaan lain adalah supaya diberikan santunan kepada warga yang meninggal dunia serta minta dibuatkan langgar namun kedua permintaan tersebut belum mendapat jawaban dari pihak perusahaan.

Menurut pembekal Ds. Kampung Baru permasalahan awal dari penolakan kegiatan eksplorasi gas methan di Ds. Kampung Baru adalah adanya keterlambatan dari pihak perusahaan terkait adanya proposal yang diajukan oleh pemerintah Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut dimana proposal tersebut berisikan permohonan perbaikan langgar namun oleh pihak perusahaan PT. BBG dijawab bahwa semua urusan masalah permohonan bantuan diserahkan kepada pihak Sub Kontraktor dalam hal ini PT. Tata Wira Utama. Selain itu adanya rasa kecemburuan social dari warga lain kampung di wilayah Kec. Beruntung Baru dimana dengan masuknya investor maka hanya memajukan dan meningkatkan perekonomian warga Ds. Kampung Baru saja sedangkan desa-desa yang lain tidak akan mendapat kebagian keuntungan.

R A H A S I A

Page 25: Maping Sip 1

RAHASIA25

Situasi saat ini untuk di wilayah Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru masih kondusif meskipun semua warga yang bekerja di PT. BBG tidak lagi bekerja di PT. BBG. Hampir semua warga Ds. Kampung Baru yang terdiri dari 7 (Tujuh) Rt masih mendukung adanya kegiatan eksplorasi oleh perusahaan BBG. Sedangkan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh pihak pemerintah Ds. Kampung Baru adalah akan melakukan pertemuan dengan Bupati Banjar dengan melibatkan unsur Muspika Tingkat II Kec. Beruntung Baru dan rencana kegiatan tersebut akan dilakukan pada bulan Januari tahun 2012.

J. Keterangan Pembekal Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut An. HASBULLAH yang menerangkan sebagai berikut :

Sebelum perusahaan Barito Basin Gas (PT. BBG) masuk ke wilayah Kec. Baruntung Baru, pihak perusahaan telah melakukan sosialisasi kepada warga yang mana dalam kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh unsur Muspika Kec. Gambut, unsur pemerintahan Ds. Guntung Ujung dan warga Ds. Guntung Ujung sekitar ± 500 (Lima ratus) orang. Pertemuan tersebut dilakukan di rumah pembekal Ds. Guntung Ujung. Pertemuan tersebut dalam rangka sosialisasi rencana adanya lokasi pengeboran/ tahap eksplorasi gas methan di Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru.Menurut pembekal bahwa lokasi yang rencana dijadikan sebagai tahap eksplorasi gas methan tersebut saat ini sedang bermasalah dimana permasalahannya adalah lahan eksplorasi berbatasan dengan lahan tanah wakaf.Sepengetahuan pembekal tanah wakaf tersebut berukuran ± 12 (Dua belas) borong atau sekitar 3.468 (Tiga ribu empat ratus enam puluh delapan) M2. Tanah tersebut merupakan tanah kosong yang peruntukannya sebagai lahan pertanian dimana nantinya setelah lahan tersebut panen maka hasilnya akan dibagi dua antara pengelola dan diserahkan ke Mushola Darul Iman yang berada di Rt 01 Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut. Hal tersebut sesuai dengan amanah dari pemilik asal tanah tersebut dalam hal ini (Alm) H. ANANG SYAHRANI, 70 Th, Tani, Alamat Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru.Permulaannya pihak perusahaan berencana akan menyewa tanah wakaf tersebut namun karena adanya masukan dari tokoh agama yang berada di Rt 01 An. Guru UMAR (Sekarang sudah meninggal) bahwa tanah wakaf sesuai dengan aturan agama peruntukannya harus sesuai dengan amanah dari pemiliknya yang sudah meninggal. Sehingga dengan adanya masukan dan penjelasan dari tokoh agama tersebut maka pihak pengelola tanah tersebut tidak memperbolehkan tanah tersebut untuk dijadikan sebagai lokasi eksplorasi gas methan.Guru UMAR sekarang sudah meninggal dan sebagai penggantinya sebagai tokoh agama di Rt 01 Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut adalah Guru Yamani 40 Th, Alamat Rt 01 Ds. Guntung Ujung dan Guru HASBI, 35 Th, Alamat Rt 01 Ds. Guntung Ujung yang mana keduanya adalah masih kerabat/ saudara dari Guru UMAR. Selain itu kedua tokoh agama tersebut juga berprofesi sebagai guru pengajar di Pondok Pesantren Akhsanul Ihsan yang berada di Ds. Handil Lima Kec. Beruntung Baru.

R A H A S I A

Page 26: Maping Sip 1

RAHASIA26

Alasan dari pihak pengelola/ warga tidak memperbolehkan tanah tersebut disewa adalah selain tidak sesuai dengan amanah dari pemilik tanah, apabila lokasi tersebut jadi dilakukan pengeboran gas maka dampaknya akan menjadi luas dimana warga khawatir kejadian di Sidoarjo Jawa Timur (Lumpur Lapindo) akan terjadi diwilayah tersebut selain itu warga khususnya Rt 01 Ds. Guntung Ujung menyayangkan kepada pihak perusahaan yang tidak melakukan ijin terlebih dahulu kepada pihak warga Rt 01 Ds. Guntung Ujung serta pengelola mushola yang diamanahkan sebagai pengelola tanah wakaf. Adapun tokoh-tokoh yang berpengaruh terkait dengan adanya aksi penolakan tersebut adalah Ketua Rt 01 Ds. Guntung Ujung An. YANSYAH, Sdr. HAMSYI yang merupakan pengelola mushola Darul Iman Rt 01 Ds. Guntung Ujung. Selain itu hampir semua warga Rt 01 Ds. Guntung Ujung juga menolak keberadaan eksplorasi gas methan. Penolakan tersebut akhirnya menyebar dan sekarang hampir semua warga Ds. Guntung Ujung yang terdiri dari 3 (Tiga) Rt menolak pengeboran gas methan. Dengan adanya penolakan tersebut maka pihak Muspika Kec. Gambut beserta unsur pemerintah Ds. Guntung Ujung sering melakukan pertemuan dengan pihak warga masyarakat namun hasil dari semua pertemuan tersebut pihak masyarakat masih bersikukuh untuk tetap menolak adanya rencana pengeboran gas methan di lokasi yang bersampingan dengan tanah wakaf tersebut. Menurut pembekal pernah pihak Muspika Kec. Gambut beserta pemerintah Ds. Guntung Ujung melakukan pertemuan dengan Bupati Banjar guna dilakukan langkah-langkah pendekatan terkait penolakan dari warga tersebut yaitu dengan mendatangi acara selamatan dari pihak perusahaan pada saat pertama kali akan melakukan pekerjaan pengurukan dan pembuatan siring/ pondasi namun oleh Camat dan pembekal tidak diperbolehkan dengan alasan khawatir Bupati akan mendapat cercaan/ suara-suara tidak menyenangkan dari warga terkait rencana kegiatan pengeboran gas methan sehingga kegiatan tersebut urung dilaksanakan oleh Bupati Banjar.Pembekal juga menjelaskan bahwa warga yang menolak kegiatan eksplorasi tersebut adalah selain warga Ds. Guntung Ujung khususnya Rt 01 dan umumnya semua warga Ds. Guntung Ujung, ada juga dari beberapa desa yang wilayahnya masuk Kec. Beruntung Baru yang diantaranya adalah warga Ds. Handil Babirik Kec. Beruntung Baru, Ds. Tambak Babi Kec. Beruntung Baru, Ds. Lawahan Kec. Beruntung Baru dan Ds. Handil Gayam Kec. Beruntung Baru.Sejak masuknya perusahaan ke wilayah Kec. Beruntung Baru pihak pemerintah Ds. Guntung Ujung tidak pernah memasukkan proposal ke pihak perusahaan.Situasi saat ini wilayah Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut masih kondusif dan terkait dengan kegiatan eksplorasi gas methan tersebut warga masyarakat sebagian besar masih menolak kegiatannya.

3. Prediksi .

R A H A S I A

Page 27: Maping Sip 1

RAHASIA27

Penghentian pengerjaan pada lokasi pengeboran/ eksplorasi adalah sebagai akibat dari adanya oknum warga yang melakukan aksi pengumpulan tanda tangan warga untuk menolak pekerjaan pengeboran di lokasi eksplorasi selain itu disinyalir juga adanya kecemburuan social dari warga terkait dengan rencana adanya pengerjaan pengeboran gas methan yang berlokasi di Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru.

Disamping bitu kurangnya sosialisasi dan pendekatan dari pihak perusahaan juga menjadi salah satu pemicu adanya penolakan adanya kegiatan pengeboran/ eksplorasi gas methan sehingga warga beranggapan bahwa perusahaan hanya mementingkan urusan dengan para pejabat pemerintah saja tanpa memperhatikan kesejahteraan warga sekitar.

FAKTA – FAKTA

B. Pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011 sekitar pukul 24.30 Wita terjadi pembunuhan terhadap korban An. NURAHMAN, 38 tahun, Suku Banjar, Swasta, Alamat Komplek Griya Tungkaran Persada desa Tungkaran kecamatan martapura Kota kabupaten Banjar dengan tempat kejadian perkara sama dengan alamat korban.

C. Menurut keterangan saksi An. ADI FAHRIADI, 30 tahun, swasta, alamat sama dengan TKP (tetangga korban dengan posisi rumah berseberangan) menyebutkan bahwa :

1. Sekira pukul 24.30 wita saksi mendengar ada suara keributan di rumah korban dengan cara memanggil nama korban dan menggedor pintu rumah korban dan meminta korban untuk keluar dari dalam rumah.

2. Waktu mendengar suara tersebut saksi mengintip keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi atas kegaduhan tersebut, di ketahui korban telah membuka pintu dan melakukan perbincangan dengan dengan dua orang laki laki hingga akhirnya terjadinya gerakan seperti orang membacok.

3. Setelah itu saksi melihat korban di seret dari teras rumah menuju halaman rumah sejauh sekitar 6 meter, dan di halaman rumah korban di keroyok sebanyak 6 orang yangvsemuanya menggunakan alat semacam senjata tajam.

4. Setelah melakukan pengeroyokan dengan menggunakan senjata tajam maka para pelaku meninggalkan korban di TKP dengan posisi tubuh korban tertelungkup, para pelaku meninggalkan TKP dengan menggunakan sepeda motor jenis matic.

5. Karena ada rasa takut maka saksi tidak langsung menghampiri korban, namun sekitar 10 menit setelah pelaku meninggalkan TKP saksi keluar rumah untuk memberitahukan kejadian tersebut ke tetangga sekitarnya.

D. Menurut ……

R A H A S I A

Page 28: Maping Sip 1

RAHASIA282

E. Menurut keterangan saksi An. LILI RIKAYANTI, 31 tahun, Ibu rumah tangga, alamat Sama dengan TKP ( istri korban ) menyebutkan bahwa :

1. Sekira pukul 24.00 wita, datang ke rumahnya beberapa orang laki laki dengan dengan cara memanggil nama korban dan menggedor pintu rumah korban dengan memanggil manggil nama korban.

2. Untuk mengetahui siapa yang mendatangi rumahnya tersebut maka saksi mengintip lewat jendela dan di ketahui beberapa orang laki laki yang di kenali suaranya adalah An. NAWI, sedang yang lainnya yang di lihat An. H. SANIMAN, H. MUSAIR, seorang yang tidak di kenal dan masih ada orang yang tidak jelas di lihat berada di kegelapan dekat sumur.

3. Setelah mengetahui keadaan tersebut maka saksi memberitahukan kepada korban bahwa di cari orang tersebut, oleh korban saksi di suruh untuk meninggalkan rumah bersama anaknya An. RIAN DANA ARIWIJAYA, umur 9 tahun.

4. Saat saksi masuk kedalam kamar bermaksud berganti baju maka korban membuka pintu dan kelompok pelaku masuk rumah, sempat di dengar perbincangan antara korban dengan para pelaku namun saksi tidak mendengarnya dengan jelas. Saat itu korban berusaha lari ke arah luar rumah namun di kejar oleh pelaku dan saat itu juga saksi melarikan diri dengan anaknya melewati pintu belakang rumah.

5. Saat dalam upaya meninggalkan rumah maka saksi sempat mendengar suara seperti pukulan ke tubuh orang tapi tidak melihatnya dengan jelas hingga akhirnya saksi berhasil meninggalkan rumahnya untuk bersembunyi.

6. Saat di persembunyian saksi berusaha mencari pinjaman Hand Phone untuk meminta pertolongan hingga akhirnya dapat menghubungi anggota Polresta Banjarmasin An. JHONY ARIEF, sebagai orang yang di kenal saksi dan di ingat nomor hand phonenya.

7. Saksi keluar dari persembunyianya setelah mengetahui di sekitar rumahnya banyak orang dan telah ada polisi yang saat itu pula baru di ketahui bahwa suaminya telah meninggal dunia dengan bekas penganiayaan.

F. Dengan adanya kejadian tersebut saksi An. LILY RIKAYANTI menyebutkan bahwa kasus ini ada hubungannya dengan masalah pribadinya sebagai istri dari H. SAMUD, alamat desa Madurejo, suku Madura. Karena dalam hubungan rumah tangganya terdapat permasalahan dan saksi menjalin hubungan lagi dengan korban. Sejak saat itu dirinya sering mendapatkan ancaman / teror yang menyebutkan akan di bunuh bersama dengan korban. Terhadap beberapa orang yang mendatangi rumahnya saat kejadian tersebut di atas maka saksi adalah mengenalnya karena lebih dari 10 tahun kenal dengan dekat terhadap orang-orang tersebut.

R A H A S I A

Page 29: Maping Sip 1

RAHASIA29

G. Sekira ……3

F. Sekira pukul 04.00 wita korban di evakuasi ke RSU D Ratu zalecha martapura. Dari hasil fisum Et repertum mayat pada tubuh korban di temukan luka bacok / luka terbuka bekas benda tajam pada : leher bagian depan, kepala bagian belakang, punggung, bahu kanan, bahu kiri, siku tangan kanan, lengan tangan kanan, lengan tangan kiri.

G. Setelah kejadian tersebut pihak Polres Banjar telah mengamankan seorang laki laki yang di duga sebagai pelaku yakni An. MAWI suku Madura dan saat ini masih dalam pemerksaan oleh Sat Reskrim Polres Banjar untuk dapat di lakukan pengembangan pengungkapan latar belakang dan motifasi kasus. Barang bukti yang di amankan Sat Reskrim di Mapolres Banjar adalah berupa sebuah senjata tajam berupa celurit yang terdapat bekas bercak darah yang di duga milik salah satu pelaku , sebuah anak kunci pintu rumah milik korban, anak kunci sepeda motor milik korban.

III. CATATAN

A. Melihat fakta-fakta tersebut maka dapat di tarik kesimpulan bahwa terjadinya kasus pembunuhan di atas terdapat indikasi adanya unsur perencanaan , hal ini dapat di lihat dari kedatangan pelaku ke rumah korban pada malam hari dengan serta telah membawa senjata tajam dan dilakukan oleh banyak pelaku dan di dukung pula adanya permasalahan keluarga dan masa lalu istri korban.

B. Dipandang perlu dilakukan monitoring perkembangan pasca terjadinya kasus tersebut di atas mengingat menurut keterangan beberapa saksi menyebutkan bahwa pelaku lebih dari empat orang dan saat ini baru di amankan satu orang yang di duga sebagai pelaku. Serta kerawanan yang perlu di antisipasi adalah kemungkinan adanya tuntutan balas dendam dari pihak keluarga korban terhadap para pelaku dimana kerawanan yang lebih besar adalah korban berasal dari suku Banjar dan pelaku dari suku Madura, sehingga tidak menutup kemungkinan bila hal ini di manfaatkan oleh pihak tertentu maka menjadi pemicu konflik antar suku.

C. Menurut keterangan dari saksi An. Sdri. LILI RIKAYANTI bahwa pada bulan Mei 2011 yang bersangkutan juga pernah mengalami peristiwa penganiaayaan terhadap dirinya di rumah saksi ( Banjarmasin ) yang dilakukan oleh pelaku yang menyebabkan dirinya mengalami luka lebam pada bagian wajah dan ancaman akan dibunuh dengan menggunakan pisau namun peristiwa tersebut dicegah oleh salah seorang rekan pelaku dengan tujuan untuk menghabisi nyawa saksi bersama - sama dengan korban.

D. Terhadap permasalahan tersebut maka Polres Banjar telah melakukan langkah – langkah, sebagai berikut :

1. Melakukan pengamanan dan Olah TKP.2. Mengevakuasi korban ke RSU Ratu zalecha martapura.

R A H A S I A

Page 30: Maping Sip 1

RAHASIA30

3. Mengumpulkan Baket terkait tersebvut di sekitar lokasi serta pengembangannya.

4. Mengamankan .....4

4. Mengamankan orang yang di duga sebagai pelaku dan mengembangkankasus untuk mengungkap latar belakang dan motifasi kasus.

5. menyusun dan menyampaikan laporan kepada satuan atas.

III. CATATAN

A. Perusahaan Barito Basin Gas (PT. BBG) melakukan tahapan eksplorasi/ pengeboran gas methan di beberapa daerah di wilayah Kab. Banjar diantaranya adalah di Kec. Sungai Tabuk, Kec. Simpang Empat dan Kec. Beruntung Baru. Kegiatan tersebut sesuai dengan site plant yang dimiliki oleh PT. BBG dalam hal eksplorasi.

B. Awal mula terjadinya permasalahan adalah adanya rencana dari perusahaan Barito Basin Gas (PT. BBG) yang akan melakukan tahapan eksplorasi/ pengeboran gas methan di lokasi Rt 01 Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru yang mana pada lokasi tersebut berbatasan dengan lahan milik warga yang sudah diwakafkan. Dimana sesuai dengan penjelasan dari tokoh agama Ds. Guntung Ujung bahwa lahan wakaf peruntukannya harus sesuai dengan amanah dari pemilik tanah. Selain itu alasan lain adalah warga tidak mau terjadi kasus Lapindo terjadi di daerah tersebut serta tidak adanya inisiatif dari perusahaan dalam hal pendekatan dan meminta ijin terlebih dahulu kepada pengelola tanah wakaf maupun warga Rt 01 Ds. Guntung Ujung Kec. Gambut.

C. Penghentian pengerjaan pada lokasi pengeboran/ eksplorasi adalah sebagai akibat dari adanya oknum warga yang melakukan aksi pengumpulan tanda tangan warga untuk menolak pekerjaan pengeboran di lokasi eksplorasi selain itu disinyalir juga adanya kecemburuan social dari warga terkait dengan rencana adanya pengerjaan pengeboran gas methan yang berlokasi di Ds. Kampung Baru Kec. Beruntung Baru.

D. Kurangnya sosialisasi dan pendekatan dari pihak perusahaan juga menjadi salah satu pemicu adanya penolakan adanya kegiatan pengeboran/ eksplorasi gas methan sehingga warga beranggapan bahwa perusahaan hanya mementingkan urusan dengan para pejabat pemerintah saja tanpa memperhatikan kesejahteraan warga sekitar.

E. Perlunya dilakukan koordinasi, pertemuan-pertemuan dengan melibatkan semua unsur yang terkait guna diperoleh jalan pemecahan dengan adanya aksi

R A H A S I A

Page 31: Maping Sip 1

RAHASIA31

penolakan dari warga tersebut guna menghindari adanya gangguan Sitkamtibmas dan menciptakan situasi kondisi yang kondusif di daerah tersebut.

F. Sehubungan…..9

F. Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan pulbaket terhadap kisaran suara masyarakat.2. Melakukan koordinasi dengan unsur Muspika Kec. Gambut dan

Beruntung Baru serta pembekal Ds. Guntung Ujung dan Ds. Kampung Baru.

3. Melakukan penyelidikan terhadap asal usul tanah yang menjadi persengketaan.

4. Melakukan pemantauan situasi terkait penolakan oleh warga terhadap kegiatan pengeboran/ eksplorasi gas methan.

5. Melaporkan kepada satuan atas.

III. PENUTUP

Demikian Mapping Peta Kerawanan Sengketa perbatasan yang ada diwilayah hukum Polres Banjar ini dibuat sebagai upaya memberikan gambaran adanya kerawanan sosial yang menjurus kearah potensi konflik , serta upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencegahan dengan melibatkan instansi terkait ,serta para tokoh masyarakat serta alim ulama .Hingga saat ini proses penyelesaian sengketa tata batas baik antar kabupaten yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Selatan maupun sengketa wilayah desa dalam lingkup Kabupaten Banjar oleh Pemerintah Daerah kabupaten Banjar masih menunggu proses penyelesaian .Sampai dengan saat ini situasi masih tetap kondusif , masing-masing pihak yang bersengketa bersedia menahan diri demi terciptanya stabilitas keamanan .

Martapura , Januari 2012

KEPALA KEPOLISIAN RESORT BANJAR

R A H A S I A

Page 32: Maping Sip 1

RAHASIA32

WAHYU DWI ARIWIBOWO AKBP NRP 71040687

R A H A S I A