ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM...

51
PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. BANGKA CAKRA KARYA SUNGAILIAT Oleh: ASTRIA OKTAVIA Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung [email protected] ABSTRACT Astria Oktavia. 302.10.11.006. The Effects of Occupational Health and Safety (K3) Program and Working Environment on the Productivity of Workers in Asphalt Mixing Plant (AMP), PT. Bangka Cakra Karya, Sungailiat.

Transcript of ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM...

Page 1: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP)

PT. BANGKA CAKRA KARYA SUNGAILIAT

Oleh:

ASTRIA OKTAVIAJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

[email protected]

ABSTRACT

Astria Oktavia. 302.10.11.006. The Effects of Occupational Health and Safety (K3) Program and Working Environment on the Productivity of Workers in Asphalt Mixing Plant (AMP), PT. Bangka Cakra Karya, Sungailiat.

Labor productivity is a major factor for a company to achieve the desired goals of the company. There are several factors that can effect the increase in labor productivity, among others: occuptional health and safety (K3) program and working environment. By paying attention to safety and health (K3) and working environment, it is expected that a company can increase the labor productivity of workers. In this experiment the independent variables are the

Page 2: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

occuptional health and safety (K3) program and work environment while the dependent variable is labor productivity. The theory used in this research is the theory of occupational safety and health (K3) program, theory of work environment, and theory of labor productivity related to human resource management.

This study used quantitative research methods. The data used is the primary data collected directly from the field, which is PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat particularly in Asphalt Mixing Plant (AMP) by distributing questionnaires. The sampling technique used is non probability sampling which is simple random sampling with a sample of 100 respondents. As many as 100 questionnaires distributed to workers in the AMP and all questionnaires were returned. The collected data was tested using multiple linear analysis with t test (partial), F test (simultaneous), and coefficient of determination (R2) with a significance level of 5% or 0,05.

The analysis showed that occupational health and safety (K3) program and working enviroment simultaneously and significantly effect of 568,365 with a significance level of 0,000. The results of the t test (partial) showed that working environment had a positive effect on labor productivity i.e. up to 27,795 and it is more dominant than the occupational safety and health (K3) program. The occupational safety and health (K3) program showed a positive effect on labor productivity, which is only up to 3,118. The coefficient of determination indicates that occupational safety and health (K3) and work environment affected the productivity labor by 92,1% and the remaining 7,9% is influenced by other independent variables that were not included in this study.

Keywords: Occupational Safety and Health (K3) Program, Working Environment, and Labor Productivity.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, Sumber Daya Manusia

merupakan salah satu aset yang sangat penting yang dimiliki oleh

perusahaan, karena Sumber Daya Manusia berperan penting dalam

kelangsungan hidup perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan suatu perusahaan

sangat ditentukan oleh kinerja Sumber Daya Manusia. Produktivitas kerja

Page 3: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

karyawan juga ditentukan oleh sejauh mana sistem yang ada diperusahaan

mampu menunjang dan memuaskan keinginan para karyawan.

Ada beberapa upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja

karyawan seperti menyediakan fasilitas kerja yang memadai sehingga

memudahkan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, menciptakan

kondisi kerja yang nyaman baik itu secara fisik maupun non fisik, memberi

kesempatan karyawan untuk mengembangkan diri, memberi penghargaan

atas kerjanya bisa dalam bentuk gaji, insentif, asuransi maupun promosi

jabatan, serta memberikan perlindungan keamanan, keselamatan dan

kesehatan terhadap karyawan.

Dari beberapa upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja

karyawan di atas, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas

kerja adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Menurut Suwatno dan Donni Juni (2011:249) :

“Karyawan merupakan aset (kekayaan) utama setiap

perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling

menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Oleh

karena itu, keamanan dan keselamatan karyawan perlu

mendapat pemeliharaan sebaik-baiknya dari pimpinan

perusahaan”.

Perusahaan sebaiknya memperhatikan keselamatan dan kesehatan

karyawannya salah satunya dengan menerapkan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini

sendiri dirancang untuk meminimalisasikan atau menekan angka

kecelakaan-kecelakaan yang menyebabkan cidera maupun penyakit yang

dialami oleh karyawan sebagai akibat dari pekerjaan mereka (Veithzal Rivai

dan Ella Jauvani, 2011:794).

Namun tujuan ini belum sepenuhnya dapat dicapai, mengapa? Kita

lihat saja pada kondisi K3 di Indonesia, berdasarkan data PT Jamsostek dari

tahun 2007 - 2011 jumlah kecelakaan kerja di Indonesia terus meningkat.

Page 4: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Dibawah ini data PT Jamsostek tentang jumlah kasus kecelakaan kerja di

Indonesia dari tahun 2007 - 2011, dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel I.1 Kasus Kecelakaan di Indonesia

Tahun Jumlah Kasus

2007 2008 2009 2010 2011

83.714 94.736 96.314 98.711 99.491 472.966

Sumber : news.bisnis.com, diakses 15 Juni 2014

Berdasarkan data PT Jamsostek di atas dari tahun 2007 - 2011, jumlah

kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 472.966 kasus dengan 83.714 kasus

di tahun 2007, 94.736 kasus di tahun 2008, 96.314 kasus di tahun 2009,

98.711 kasus di tahun 2010, dan 99.491 kasus di tahun 2011.

Melihat angka kecelakaan kerja di Indonesia masih begitu tinggi,

perusahaan perlu melakukan pemeliharaan terhadap keselamatan dan

kesehatan karyawan agar dapat menekan dan mengurangi tingkat

kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan, terutama pada perusahaan-

perusahaan yang memiliki tingkat kecelakaan kerja yang tinggi.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah

lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang kondusif juga berperan penting

dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja itu

sendiri terdiri dari lingkungan kerja fisik dan nonfisik. Lingkungan kerja

yang kondusif yaitu suasana kerja yang segar, nyaman, tentram dan aman

sehingga akan memberikan kenyamanan karyawan dalam melaksanakan

tugasnya. Untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman, perlu

memperhatikan pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan atau

gangguang-gangguang fisik lainnya dan menjaga hubungan yang baik

antara rekan kerja maupun pimpinan. Jika karyawan merasa nyaman dengan

lingkungan kerja dimana ia bekerja, maka karyawan akan betah di tempat

kerjanya sehingga waktu yang dipergunakan secara efektif dalam

melaksanakan tugasnya.

Page 5: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

PT. Bangka Cakra Karya, yaitu perusahaan kontruksi (kontraktor)

yang bergerak di bidang pembangunan jalan, jembatan, dan bangunan

gedung, karena PT. Bangka Cakra Karya merupakan perusahaan kontruksi

tentulah memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi terutama pada

pekerja lapangan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, PT. Bangka Cakra

Karya selain memiliki karyawan yang profesional juga memiliki pekerja

lapangan yang handal dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan khususnya

pekerjaa proyek pembangunan jalan. Dibawah ini jumlah Pekerja di Asphalt

Mixing Plant (AMP) pada PT. Bangka Cakra Karya sesuai dengan bagian

masing-masing sebagai berikut : Tabel I.2 Jumlah Pekerja di AMP PT. Bangka Cakra Karya

No. Bagian Jumlah

1 Perbengkelan 13 orang

2 Produksi 17 orang

3 Operator Alat Berat 44 orang

4 Supir 47 orang

5 Satpam 4 orang

6 Kantor Atas 4 orang

7 Lab 5 orang

Total : 134 orang

Sumber: PT. Bangka Cakra Karya, 2014

Berdasarkan data diatas, jumlah seluruh pekerja PT. Bangka Cakra

Karya adalah sebanyak 134 orang dengan 13 orang di bagian perbengkelan,

17 orang di bagian produksi Aspal, 44 orang sebagai operator alat berat, 47

orang sebagai supir, 4 orang satpam, 4 orang di bagian dalam kantor, dan 5

orang di bagian Lab.

PT. Bangka Cakra Karya telah menerapkan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dalam manajemennya berstandar OSHAS

Page 6: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

18001:2007. Tetapi tidak menutup kemungkinan tetap ada kecelakaan kerja

terjadi yang dialami para karyawan maupun pekerja lapangan PT. Bangka

Cakra Karya. Kecelakaan tersebut terjadi bisa saja dikarenakan kelalaian

pekerja itu sendiri karena kurangnya kesadaran dengan keselamatan diri

sendiri. Insiden kecelakaan kerja pernah dialami oleh pekerja PT. Bangka

Cakra Karya. Dibawah ini jumlah kecelakaan yang dialami oleh pekerja di

PT. Bangka Cakra Karya, dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel I.3 Kasus Kecelakaan Pekerja di PT. Bangka Cakra Karya

Tahun Jenis Kecelakaan Jumlah

Meninggal Cacat tetap Luka Ringan Kecelakaan

2010 1 2 15 18

2011 0 1 8 9

2012 0 1 11 12

2013 0 0 3 3

Feb 2014 0 0 1 1

Sumber : PT. Bangka Cakra Karya, 2014

Berdasarkan tabel I.3 dapat dilihat peristiwa kecelakaan kerja pada

tahun 20120 sampai Feb 2014 yang sering dialami para pekerja yang

merupakan luka berat bahkan yang paling fatal sampai terjadi kematian.

Terjadinya kecelakaan kerja ini terkadang kesalahan dan kelalaian dari

manusianya sendiri dimana para pekerja sering tidak menggunakan Alat

Pelindung Diri yang disediakan oleh PT. Bangka Cakra Karya yang telah

sesuai dengan standar internasional. Dari data diatas, penerapan Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Bangka Cakra Karya sudah

cukup berjalan dengan baik karena jumlah kecelakaan kerja dari tahun ke

tahun mengalami penurunan.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, PT. Bangka Cakra

Karya sudah mengadakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Page 7: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Program tersebut diwujudkan dengan pembentukan Tim Tanggap Darurat

(Emergency Response Team) sebagai upaya menjaga keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH PROGRAM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PEKERJA DI ASPHALT MIXING PLANT (AMP) PT. BANGKA

CAKRA KARYA SUNGAILIAT”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant

(AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat?

2. Bagaimanakah Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja

Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya

Sungailiat?

3. Bagaimanakah Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dan Lingkungan Kerja secara simultan terhadap Produktivitas Kerja

Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya

Sungailiat?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendeskripsikan :

1. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap

Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka

Cakra Karya Sungailiat.

2. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di

Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat.

Page 8: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

3. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan

Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pekerja di Asphalt

Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan digunakan sebagai masukan dalam

pengembangan ilmu sumber daya manusia (SDM) dan sebagai bahan

acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh PT. Bangka Cakra

Karya untuk mengetahui apakah dengan adanya Program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) serta Lingkungan Kerja yang Kondusif dapat

meningkatkan produktivitas kerja pekerjanya dan sebagai tambahan

informasi serta bahan masukan bagi pihak PT. Bangka Cakra Karya yang

berhubungan dengan produktivitas kerja.

3. Manfaat Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan PT. Bangka Cakra Karya dalam menentukan upaya

meningkatkan produktivitas kerja pekerja pada masa yang akan datang.

2. LANDASAN TEORI2.1 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisi-

kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh

lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan (Veithzal Rivai dan Ella

Jauvani, 2011:792).

Page 9: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada dasarnya program keselamatan kerja dirancang untuk

menciptakan lingkungan dan perilaku kerja yang menunjang keselamatan

dan keamanan itu sendiri, dan membangun serta mempertahankan

lingkungan kerja fisik yang aman, yang dapat dirubah untuk mencegah

terjadinya kecelakaan. Dan tujuan kesehatan kerja adalah agar karyawan

atau pegawai di sebuah institusi mendapatkan kesehatan yang seoptimal

mungkin sehingga mencapai mencapai produktivitas kerja yang setinggi-

tingginya.

Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, baik penyakit

yang disebabkan oleh pekerjaan maupun kecelakaan kerja disebabkan oleh

beberapa faktor (Ike Kusdyah, 2008:173-174), diantaranya:

1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat

rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-

lain.

2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan

benda-benda padat.

3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuhan-

tumbuhan.

4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara

pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

Program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Secara umum program memperkecil dan menghilangkan kejadian

kecelakaan kerja dapat dikelompokkan (Sjafri Mangkuprawira, 2009:156-

168) :

a. Telaahan Personal

b. Sistem Insentif

c. Pelatihan Keselamatan Kerja

d. Peraturan Keselamatan Kerja

Page 10: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

2.2 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan kerja dimana para

karyawan tersebut bekerja (menurut Ahyari dalam Chaisunah dan Ani,

2011). Nitisemito dalam Yuis Nurmalinda (2008) menyatakan;

“Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar para pekerja

yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

diembankan”.

Jenis-jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti dalam Yuis Nurmalinda (2008) membagi lingkungan

kerja menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Lingkungan kerja fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik

dapat dibagi kedalam dua teori, yaitu:

a. Lingkungan yang berhubungan langsung dengan karyawan (seperti:

pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya).

b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya

temperatur, kelembaban, siklus udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap

karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia.

2. Lingkungan kerja non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

Page 11: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Soekidjo Notoatmodjo (2009) menyatakan banyak faktor yang terlibat

dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-psikologis yang harus

dipelihara sehingga kondusif atau berpengaruh positif terhadap kesehatan

dan kecelakaan kerja karyawan, antara lain:

1. Pencahayaan dan penerangan

2. Kebisingan

3. Penyejuk tempat kerja

4. Bebas serangga

5. Bau-bauan

6. Peralatan kerja (ergonomik)

7. Alat-alat pelindung diri

2.3 Produktivitas Kerja

Produktivitas adalah satu tolak ukur pencapaian hasil usaha dengan

membandingkan nilai hasil yang dicapai dan nilai semua bahan dan upaya

yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut (Payaman J, 2005 : 137).

Menurut Joko Raharjo (2013 : 62), produktivitas merupakan ukuran tingkat

efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi

berlangsung dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan (output)

dengan masukan dari setiap sumber yang dipergunakan atau seluruh sumber

(input).

Tipe Produktivitas

Menurut Wibowo, 2011:112 terdapat dua tipe rasio produktivitas,

yaitu :

a. Total Productivity

Total productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran dengan

nilai semua masukan.

b. Partial Productivity

Page 12: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Partial productivity ratio menghubungkan nilai semua keluaran dengan

nilai kategori utama masuka.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi antara lain (Menurut

Sulistiyani dan Rosidah dalam Danang Sunyoto, 2013:203-204), yaitu :

1. Pengetahuan (knowledge)

2. Keterampilan (skills)

3. Kemampuan (abilities)

4. Sikap (attitude) dan perilaku (behaviors)

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori pada penelitian dan hasil penelitian terdahulu maka

dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar II. 1 Kerangka Berpikir Penelitian

H1

H3

H2

Sumber : Sugiyono (2013), dimodifikasi oleh Peneliti (2014)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme.

Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

(X1)

Lingkungan Kerja

(X2)

Produktivitas Kerja

(Y)

Page 13: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka

Cakra Karya yang beralamat di Kampung Jeruk Desa Mesu Kabupaten

Bangka Tengah. Penelitian ini dilakukan sejak 3 Mei 2014 sampai dengan

selesai.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di Asphalt Mixing plant

(AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan total pekerja sebanyak 134 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013 :119-120). Dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling probability yaitu simple random sampling.

Simple random sampling yaitu semua anggota populasi memperoleh

kesempatan yang sama untuk dipilih secara random/acak sebagai bagian

dari sampel dalam penelitian ini.

Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Yamane dalam buku Jonathan Sarwono (2011: 89) sebagai berikut:

n = N

1 + N (e)2

Keterangan:

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : Tingkat ketepatan 5% (0,05)

Berdasarkan rumus Yamane, maka dapat dihitung banyak sampel

sebagai berikut:

n = 134

1 + 134 (0,05)2

n = 100,37

Hasil yang diperoleh adalah 100,37 (dibulatkan), jadi dalam penelitian

ini diambil 100 responden dari keseluruhan jumlah pekerja di Asphalt

Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya yang berjumlah 134 orang.

Page 14: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis Data

1. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara (interview) dan

melalui penyebaran daftar pertanyaan/pernyataan (kuesioner) kepada

pekerja di Asphat Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya

Sungailiat.

2. Data sekunder diperoleh dari PT. Bangka Cakra Karya berupa dokumen-

dokumen untuk dipelajari dan kemudian dijadikan bahan pendukung

dalam masalah yang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan

a. Kuesioner

Memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis secara

tertutup kepada responden yaitu pekerja di Asphalt Mixing Plant

(AMP) PT. Bangka Cakra Karya.

b. Wawancara (interview)

Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang

berwenang dalam perusahaan untuk memperoleh data yang berkaitan

dengan perusahaan.

c. Observasi/Pengamatan

Mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Studi Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur, buku-buku,

karya ilmiah atau referensi lain yang berhubungan dengan pokok bahasan

sehingga digunakan sebagai acuan analisa untuk memecahkan masalah

yang dihadapi oleh perusahaan.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi liner berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

Page 15: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

mengetahui pengaruh (X1) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dan (X2) Lingkungan Kerja terhadap (Y) Produktivitas Kerja Pekerja di

Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat.

Menurut Duwi Priyatno (2009:47) persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Ket.

Y = Produktivitas Kerja

X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

X2 = Lingkungan Kerja

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi

Nilai-nilai koefisien dapat dilihat pada tabel Coefficients.

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam

kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah

tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur (Duwi Priyatno, 2010 : 90).

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,

biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf

signifikansi 0,05 atau 5%, artinya suatu item dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total dengan nilai minimal korelasi

0,30. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi

0,05. Jika r hitung ≥ r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan

dinyatakan valid. Sedangkan jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau

item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Duwi Priyatno, 2010:97).

Page 16: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode

Cronbach’s Alpha yaitu apabila nilai alpha hasil perhitungan dari SPSS

lebih besar dari 0,60 maka kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel.

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data dapat dilakukan dengan

melihat grafik normal probability plot. Data dinyatakan berdistribusi

normal jika signifikansi > 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu

sebagai berikut (Duwi Priyatno, 2009 : 56-59) :

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah antara dua variabel

independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan

X2 = Lingkungan Kerja) pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau terjadinya korelasi antar variabel independen.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai

Tolerance dan VIF (Duwi Priyatno, 2009:59).

Kriteria dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Jika nilai Tolerance < 0,10 atau VIF > 10, maka terjadi

multikolinearitas.

b. Jika nilai Tolerance > 0,10 atau VIF < 10, maka tidak terjadi

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Untuk

Page 17: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-

titik pada scatterplots regresi (Duwi Priyatno, 2009 : 60) sebagai berikut:

Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa

besar presentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1 =

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)

secara serentak terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja).

Apabila besarnya nilai R2 = 0, maka tidak ada presentase sumbangan

pengaruh yang diberikan oleh variabel independen (X1 = Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) terhadap

variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja). Sebaliknya, apabila nilai R2

= 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel

independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 =

Lingkungan Kerja) terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja)

adalah sempurna. Nilai R2 dapat dilihat pada tabel Model Sumamary

pada nilai Adjusted R Square (Duwi Priyatno, 2009:56).

2. Uji t (Parsial)

Uji t untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 = Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja) secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Y = Produktivitas

Kerja).

Kriteria dalam melakukan uji t (parsial) sebagai berikut (Duwi Priyatno,

2009: 50-51) :

a. Jika t hitung < t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka Ho diterima

dan Ha ditolak. Artinya variabel independen (X1 = Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)

Page 18: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

secara parsial/invidual tidak mempengaruhi variabel dependen (Y =

Produktivitas Kerja) secara signifikan.

b. Jika t hitung > t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Artinya variabel independen (X1 = Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)

secara parsial/individual mempengaruhi variabel dependen (Y =

Produktivitas Kerja) secara signifikan.

Nilai t hitung dapat dilihat pada tabel Coefficients dan t tabel dapat dicari

pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df

= n-k-1 (k adalah jumlah variabel independen X1 dan X2).

3. Uji F (Simultan)

Uji F atau uji koefisien secara serentak, yaitu untuk mengetahui apakah

variabel independen (X1 = Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan X2 = Lingkungan Kerja secara serentak berpengaruh terhadap

variabel dependen (Y = Produktivitas Kerja).

Kriteria dalam melakukan uji F (simultan) sebagai berikut (Duwi

Priyatno, 2009:48-49) :

a. Jika F hitung < F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independen (X1 = Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)

secara serentak tidak mempengaruhi variabel dependen (Y =

Produktivitas Kerja) secara signifikan.

b. Jika F hitung > F tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima. Artinya variabel independen (X1 = Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan X2 = Lingkungan Kerja)

secara serentak mempengaruhi variabel dependen (Y = Produktivitas

Kerja) secara signifikan.

F hitung dapat dilihat pada tabel ANOVA dan F tabel dapat dicari pada

tabel statistik pada signifikansi 0,05df1 = k-1, dan df2 = n-k (k adalah

jumlah variabel).

Page 19: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pekerja di Asphalt Mixing Plant

(AMP) dengan jumlah responden 100 orang.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminTabel IV.1: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminNo Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 97 97%

2 Perempuan 3 3%

Total 100 100%

Sumber: data diolah, 2014

Data pada tabel IV.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 97 responden

atau sekitar 97% dan berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 3

responden atau sekitar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa didalam Asphalt

Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya didominasi dengan laki-laki

dan yang sering melakukan pekerjaan lapangan adalah laki-laki.

Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaTabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaNo Usia Frekuensi Persentase

1 20-29 tahun 34 34%

2 30-39 tahun 45 45%

3 40-49 tahun 19 19%

4 50-59 tahun 2 2%

Total 100 100%

Sumber : data diolah, 2014

Data pada tabel IV.2 menunjukkan sebagian besar responden berusia

30-39 tahun sebanyak 45 responden (45%), usia 20-29 tahun sebanyak 34

responden (34%), usia 40-49 tahun sebanyak 19 responden (19%), dan usia

50-59 tahun sebanyak 2 responden (2%).

Karakteristik Responden Berdasarkan PendidikanTabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan PendidikanNo Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

Page 20: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

1 SMP 16 16%

2 SMA/SMK/STM 78 78%

3 D3 - -%

4 S1 6 6%

Total 100 100%

Sumber : data diolah, 2014

Data pada tabel IV.3 menunjukkan sebagian besar responden

berpendidikan SMA/SMK/STM sebanyak 78 responden (78%), SMP

sebanyak 16 responden (16%), S1 sebanyak 6 responden (6%), dan D3 tidak

ada responden.

Karakteristik Responden Berdasarkan BagianTabel IV.4 Karakteristik Berdasarkan BagianNo Bagian Frekuensi Persentase

1 Perbengkelan 10 10%

2 Produksi 15 15%

3 Operator Alat Berat 30 30%

4 Supir 34 34%

5 Satpam 4 4%

6 Kantor/Adm. 4 4%

7 Laboraturium 3 3%

Total 100 100%

Sumber : data diolah, 2014

Data pada tabel IV.4 menunjukkan sebagian besar responden dibagian

supir sebanyak 34 responden (34%), bagian operator alat berat sebanyak 30

responden (30%), bagian produksi sebanyak 15 responden (15%), bagian

perbengkelan sebanyak 10 responden (10%), bagian satpam sebanyak 4

responden (4%), bagian kantor/Adm. Sebanyak 4 responden (4%), dan

bagian laboraturium sebanyak 3 responden (3%).

b. Pembahasan

Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang diolah menggunakan

SPPS 22.0, diperoleh hasil regresi linier berganda pada Tabel IV.33.

Page 21: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Tabel IV.33 Hasil Analisis Regresi Linier BergandaStandardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std.Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1,510 1,054 1,432 0,155

Program K3 0,061 0,020 0,102 3,118 0,002

Lingkungan Kerja 1,597 0,057 0,906 27,795 0,000

Sumber: data diolah, 2014

Sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Y = 1,510 + 0,061X1 + 1,597X2

Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Konstanta sebesar 1,510, artinya jika Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) nilainya 0, maka

Produktivitas Kerja (Y) nilainya adalah 1,510.

b. Koefisien regersi variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) (X1) sebesar 0,061, artinya jika Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) mengalami kenaikan satu angka, maka

Produktivitas Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,061 dan

koefisien regresi variabel X1 (Program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja) bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas Kerja, semakin

naik Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja maka semakin

meningkat Produktivitas Kerja atau sebaliknya.

c. Koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja (X2) sebesar 1,597, artinya

jika Lingkungan Kerja mengalami kenaikan satu angka, maka

Produktivitas Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 1,597 dan

koefisien regresi variabel X2 (Lingkungan Kerja) bernilai positif artinya

terjadi hubungan positif antara Lingkungan Kerja dengan Produktivitas

Kerja, semakin naik Lingkungan Kerja maka semakin meningkat

Produktivitas Kerja atau sebaliknya.

Page 22: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Uji Instrumen Data

Uji Validitas

Layak atau tidaknya suatu item pertanyaan yang akan digunakan dilakukan

uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%,

artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor

total dengan nilai minimal korelasi 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90). Dimana

N-2 = 100-2 = 98 atau dapat dilihat rtabel = 0,1966 (Ghozali, 2013:52). Hasil

uji validitas dapat dilihat pada tabel IV.34 dibawah ini:Tabel IV.34 Hasil Uji Validitas No Variabel Total Correlations Sig. (2-tailed) Ket.

(r hitung) (r tabel)

1 (Program X1.1 0,421 0,1966 Valid

Keselamatan X1.2 0,478 0,1966 Valid

dan Kesehatan X1.3 0,694 0,1966 Valid

Kerja (K3)) X1.4 0,409 0,1966 Valid

X1.5 0,638 0,1966 Valid

X1.6 0,496 0,1966 Valid

X1.7 0,573 0,1966 Valid

X1.8 0,545 0,1966 Valid

X1.9 0,676 0,1966 Valid

X1.10 0,735 0,1966 Valid

X1.11 0,444 0,1966 Valid

X1.12 0,526 0,1966 Valid

X1.13 0,602 0,1966 Valid

X1.14 0,631 0,1966 Valid

2 (Lingkungan X2.1 0,574 0,1966 Valid

Kerja) X2.2 0,758 0,1966 Valid

X2.3 0,751 0,1966 Valid

X2.4 0,533 0,1966 Valid

X2.5 0,615 0,1966 Valid

3 (Produktivitas Y.1 0,560 0,1966 Valid

Kerja) Y.2 0,663 0,1966 Valid

Y.3 0,675 0,1966 Valid

Y.4 0,427 0,1966 Valid

Y.5 0,345 0,1966 Valid

Y.6 0,407 0,1966 Valid

Page 23: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Y.7 0,521 0,1966 Valid

Y.8 0,631 0,1966 Valid

Y.9 0,687 0,1966 Valid

Sumber : data diolah, 2014

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen dengan software pengolahan data

SPSS versi 22.0, nilai validitas yang terdapat pada kolom total correlations

dari variabel program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), lingkungan

kerja, dan produktivitas kerja lebih besar dari 0,30, dengan kata lain seluruh

item pertanyaan dikatakan valid.

Uji Reliabilitas

Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode Cronbach’s

Alpha yaitu apabila nilai alpha hasil perhitungan dari SPSS lebih besar dari

0,60 maka kuesioner atau item-item pertanyaan tersebut dapat dikatakan

reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel IV.35 dibawah ini:Tabel IV.35 Hasil Uji ReliabilitasNo Variabel Cronbach’s Alpha N of items

1 Program Keselamatan 0,835 14

dan Kesehatan Kerja

(K3)

2 Lingkungan Kerja 0,652 5

3 Produktivitas Kerja 0,715 9

Sumber: data diolah, 2014

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dari variabel Program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3), Lingkungan Kerja dan Produktivitas Kerja

dengan menggunaka program SPSS versi 22.0, nilai reliabilitas yang

terdapat pada tabel Reliability Statistics yang dilihat pada Cronbach’s Alpha

> 0,60 dengan ini masing-masing variabel dinyatakan reliabel.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Normalitas data dapat dilakukan dengan melihat grafik normal probability

plot. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Hasil uji

normalitas dapat dilihat pada gambar IV.3 dibawah ini:

Page 24: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Gambar IV.3 Hasil Uji Normalitas

Sumber: data diolah, 2014

Berdasarkan gambar IV.3 diatas dapat disimpulkan bahwa data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas atau data berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai

Tolerance dan VIF (Duwi Priyatno, 2009:59). Apabila nilai Tolerance >

0,10 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas atau

sebaliknya apabila nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10, maka terjadi

multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel IV.36

dibawah ini:Tabel IV.36 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistic Keputusan

Independen Tollerance VIF

Program K3 0,762 1,312 tidak terjadi multikolinearitas

Lingkungan Kerja 0,762 1,312 tidak terjadi multikolinearitas

Page 25: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Sumber: data diolah, 2014

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai Tollerance kurang dari 0,10 yang berarti

tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga

menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai VIF lebih besar dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi pada

penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola

titik-titik pada scatterplots regresi (Duwi Priyatno, 2009 : 60). Hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar IV. 4 dibawah:Gambar IV.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data diolah, 2014

Berdasarkan gambar IV.4 menunjukkan bahwa model regresi tidak

terjadi heteroskedastisitas, hal ini terlihat jelas bahwa titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk suatu pola

tertentu.

Page 26: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan

Lingkungan Kerja) mempengaruhi variabel dependen (Produktivitas Kerja),

maka dapat dilihat uji koefisien determinasi pada tabel IV.37 dibawah ini:Tabel IV.37 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

Square Estimate

1 0,960a 0,921 0,920 0,997

Sumber: data diolah, 2014

Berdasarkan tabel IV.37 dapat diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

independen (Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan

Lingkungan Kerja) menjelaskan 92,1% terhadap variabel dependennya

(Produktivitas Kerja). Sedangkan sisanya sebesar 7,9% dijelaskan oleh

variabel independen lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Uji T (Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja) secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen (Produktivitas Kerja). Untuk hasil

uji T dapat dilihat pada tabel IV.38 dibawah ini:Tabel IV.38 Hasil Uji T (Parsial)

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std.Error Beta t Sig.

3 (Constant) 1,510 1,054 1,432 0,155

Program K3 0,061 0,020 0,102 3,118 0,002

Lingkungan Kerja 1,597 0,057 0,906 27,795 0,000

Sumber: data diolah, 2014

Page 27: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Berdasarkan tabel IV.38 diatas, dapat dilihat nilai thitung pada kolom t

dengan df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai ttabel sebesar 1,9847 dengan

signifikansi α (0,000) < α 5% (0,05), nilai ttabel dicari di Ms Excel dengan

rumus =tinv(0.05,97) (Duwi Priyatno, 2010:67). Nilai thitung untuk variabel

program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar 3,118 > 1,9847.

Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap produktivitas kerja pekerja di

Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya. Dan nilai thitung untuk

variabel lingkungan kerja sebesar 27,795 > 1,9847. Dengan demikian H0

ditolak dan sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka

Cakra Karya.

Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja secara serentak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Produktivitas Kerja). Untuk hasil

uji F dapat dilihat pada tabel IV.39 dibawah ini:Tabel IV.39 Hasil Uji F (Simultan)

Model Sum of df Mean Square F Sig.

Squares

1 Regression 1128,907 2 564,454 568,365 0,000b

Residual 96,333 97 0,993

Total 1225,240 99

Sumber: data diolah, 2014

Berdasarkan tabel IV.39 diatas, dapat dilihat nilai Fhitung pada kolom F

dengan df = n-k-1 = 100-2-1 = 97 maka nilai F tabel sebesar 3,0902 dengan

signifikansi α (0,000) < α 5% (0,05), nilai Ftabel dicari di Ms Excel dengan

rumus =finv(0.05,2,97) (Duwi Priyatno, 2010:67). Nilai Fhitung untuk variabel

program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan lingkungan kerja

sebesar 568,365 > 3,0902. Dengan demikian H0 ditolak dan sebaliknya Ha

Page 28: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh signifikan secara

serempak terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant

(AMP) PT. Bangka Cakra Karya.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh signifikan

terhadap produktivitas kerja pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT.

Bangka Cakra Karya dengan nilai thitung 3,118 > ttabel 1,9847.

2. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan

nilai thitung 27,795 > ttabel 1,9847.

3. Secara simultan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan

lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja

pekerja di Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Bangka Cakra Karya dengan

nilai Fhitung 568,365 > Ftabel 3,0902.

4. Dalam penelitian ini, variabel independen yang diteliti berpengaruh

terhadap produktivitas kerja sebesar 92,1% berarti ada pengaruh sebesar

7,9% dari variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. PT. Bangka Cakra Karya Sungailiat hendaknya perlu meningkatkan

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diharapkan

dengan adanya program K3 yang lebih baik serta memperhatikan dan

menciptakan lingkungan kerja yang baik dan kondusif sehingga dapat

meningkatkan produktivitas pekerja.

2. Supaya perusahaan lebih meningkatkan kepedulian terhadap pekerja

tentang pentingnya K3, salah satunya yang dapat dilakukan perusahaan

Page 29: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

adalah dengan cara memberikan sosialisasi secara berkelanjutan kepada

pekerja. Selain itu juga pengawasan yang di terapkan perusahaan harus

lebih di tingkatkan lagi sehingga diharapkan dapat meminimalisir tingkat

kecelakaan kerja yang akan terjadi.

3. Perusahaan sebaiknya menyediakan ruang tunggu bagi sopir-sopir yang

sedang menunggu untuk mengisi bahan material untuk pengaspalan agar

mereka dapat istirahat sembari menunggu giliran. Ruang tunggu ini

diperlukan agar para sopir dapat beristirahat dan saat melakukan

perjalanan tidak mudah lelah dan mengantuk.

4. Pekerja kiranya senantiasa berperan aktif dalam mensukseskan program

K3 yang dicanangkan perusahaan sehingga produktivitas kerja dapat

meningkat.

5. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat membuat pekerja merasa

nyaman dalam bekerja dan lebih semangat bekerja sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, sebaiknya

perusahaan lebih memperhatikan lingkungan kerja ditempat dimana para

pekerja bekerja dan mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif

seperti suasana kerja yang nyaman, aman dan tentram sehingga akan

memberikan kenyamanan pekerja dalam melaksanakan tugasnya.

6. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan melibatkan beberapa variabel

independen lainnya yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti gaya

kepimimpinan, motivasi dan kompensasi finansial serta non finansial.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

A. Buku-buku

Badrudin. (2013). Dasar-dasar Manajemen. Cet. 1. Bandung:Alfabeta

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS

21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Mangkuprawira, Sjafri. (2009). Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia.

Cetakan 2. Bogor: IPB Press

Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan

4. Jakarta : Rineka Cipta

Panggabean, Mutiara Sibarani. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet.

2. Bogor: Ghalia Indonesia

Priyatno, Duwi. (2009). SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan

Multivariate.Cetakan 1. Yogyakarta: Gava Media

Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan 1.

Yogyakarta: Media Kom.

Rachmawati, Ike Kusdyah. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. 1.

Yogyakarta: ANDI

Raharjo, Joko. (2013). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet.

1. Platinum

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. (2011). Manajemen Sumber Daya

Manusia untuk Perusahaan. Edisi 2. Cetakan 4. Jakarta:Rajawali Pers

Sarwono, Jonathan. (2011). Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif

dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo

Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta :

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Page 31: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetekan 4.

Bandung : ALFABETA

Sulistyo, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala

Sunyoto, Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cet. 1.

Yogyakarta: CAPS

Suwatno dan Priansa, Donni Juni. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi

Publik dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja. Edisi 3-5. Cet. 5. Jakarta: Rajawali Pers

B. Internet

Chaisunah dan Muttaqiyathun, Ani. (2011). “Pengaruh Kompensasi dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Studi Kasus

Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya”. Jurnal Universitas

Ahmad Dahlan. (http://manajemen.uad.ac.id/jurnal/file/sept/pengaruh

%20kompensasi%20danlingkungan%20terhadap%20kerja

%20karyawan%20PT.pdf, diakses 26 Juni 2014)

Indra. (2008). Mengenal OHSAS 18001 dalam penerapan SMK3. (http://digisi-

indonesia.com/article/80001/mengenal-ohsas-18001-dalam-

penerapan-smk3.html, diakses pada tanggal 15 Juni 2014)

Indrawan, Dewa Cahyadi dan Dewi, A.A. Sagung Kartika. (2013). “Pengaruh

Kompensasi, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan PT. Cargo Asas International, Denpasar”.

Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana (UNUD)

Bali. (http://ojs.unud.ac.id/index.php/manajemen/article/view/8125/0,

diakses tanggal 11 Juli 2014)

Nova, Jessica. 2012. Kecelakaan Kerja : Dalam 5 tahun klaim tanggungan

Jamsostek naik 200%.

Page 32: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

(http://news.bisnis.co./read/20120601/186/79447/kecelakaan-kerja-

dalam-5-tahun-klaim-tanggungan-jamsostek-naik-200-percent)

Nurmalinda, Yuis. (2008). “Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Serta Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan”. Tesis, Program

Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara. USU Repositary © 2008.

(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/4241, diakses 2 Juli

2014)

Oketunji, Serah Funmilayo. (2014). “Influence of Occupational Health and Safety

(OHS) Information Availability and Use on Job Performance of

Library Personnel in Public Universities in South-West Nigeria”.

European Scientific Journal. May 2014. Edition Vol.10, No.14. ISSN :

1857-7881 (print) e-ISSN 1857-7431.

(http://eujournal.org/index.php./esj/article/view/3413, diakses tanggal

11 Juli 2014)

Paramita, Catarina Cori Pradnya dan Wijayanto, Andi. (2012). “Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Pada PT. PLN (PERSERO) APJ Semarang”. Jurnal

Administrasi Bisnis, FISIP Universitas Diponegoro. Vol.1 No.1,

September 2012.

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/janis/article/view/4313/3934,

diakses 26 Juni 2014)

Putra, Angga Ananda dan Ruzikna. (2012). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

Karyawan PT. PLN (PERSERO) Unit Pelayanan Transmisi (UPT)

Pekanbaru”. Jurnal.

(http://www.share-pdf.com/06037dca87fe4750a18f1b982efd8e06/

Page 33: ijbe-research.comijbe-research.com/wp-content/uploads/2017/02/NASKAH... · Web viewPENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

Jurnal%20angga%20ananda%20P.htm, diakses 1 Juli 2014)

Taiwo, Akinyele Samuel. (2010). “The Influence of Work Environment on

Workers Productivity : A Case of Selected Oil and Gas Industry in

Lagos, Nigeria”. African Journal of Business Management Vol.4 (3),

pp. 299-307, March 2010. ISSN 1993-8233 ©2010 Academic

Journals. (http://www. Academicjournals.org/AJBM, diakses 11 Juli

2014)

Ukhisia, Bella Gloria., Astuti, Retno., dan Hidayat, Arif. (2012). “Analisis

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas

Karyawan dengan Metode Partial Least Squares (PLS) Pada PG

Krebet Baru II Malang”. Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian,

Universitas Brawijaya.

(http://skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2013/08/Jurnal-Bella-G-U.pdf,

diakses 26 Juni 2014)

Yusnita, Maya dan Febrianti, Tutik. (2007). “Pengaruh Program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Bagian Produksi Pada PT. Keong Nusantara Abadi Natar Lampung

Selatan”. Jurnal Administrasi Bisnis, Politeknik Darussalam. ILMIAH

Volume V No.1, 2012.

(http://portal.kopertis2.or.id/jspui/handle/123456789/221, diakses 26

Juni 2014)