ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia...

50
1 PENGARUH STRATEGI PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus Pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : NAMA : SUPRIYANTO NIM : 302 10 11 056 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Transcript of ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia...

Page 1: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

1

PENGARUH STRATEGI PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN(Studi Kasus Pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :

NAMA : SUPRIYANTO

NIM : 302 10 11 056

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG2015

Page 2: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

2

PENGARUH STRATEGI PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN(Studi Kasus Pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat)

SUPRIYANTO

Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

ABSTRACT

Supriyanto, 302 10 11 056. The effect of price Fixing Strategy and service Quality on the Customer satisfaction (A Case Study at CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat).

Pricing Fixing strategy and service quality is one of important factors in the advancement of the company and it also become the important asset to be considered by the company. So the company should be concerned on the customer satisfaction by giving appropriate pricing and outstanding service quality. Therefore, this study aims to determine whether the strategy of price fixing and service quality have effect on the customer satisfaction at CV. YungTri Tunggal Sungailiat.

The number of sample is 144 consumers from a total population of 240 consumer at CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat. The analyzing method used is quantitative analysis. The data that have been done validity test, reliability test and classical assumption test processed and produce regression equation as follows:

Y=2,609+0,459X1+0,404X2

These results indicated that partially variable of Pricie fixing Strategy (X1) and Service Quality (X2) have significant effect on the customer satisfaction. From the t test obtained tcount of variable of Price fixing is 7.292 > ttable 1.655, and service quality is 6.455 > ttable 1.655. While, from the F test, it is known that simultaneously variable of Price Fixing Strategy (X1) and Service Quality (X2) have effect on the customer satisfaction. From the calculation of Fcount 54.269 > Ftable 3.06 with ρ value is 0.000 < 0.05. The R Square is 0.435 means that the effect of independent variable on the dependent variable is 43.5%.

Keywords : Price Fixing Strategy, Service Quality and Consumer Satisfaction

Page 3: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

3

PENDAHULUANIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan

pembangunan disegala bidang, diantaranya bidang ekonomi. Hal ini akan mendorong adanya persaingan, terutama bagi perusahaan yang bergerak dibidang sejenis. Untuk mengatasi persaingan yang terjadi, perusahaan harus menempuh berbagai cara dan strategi untuk menyampaikan hasil produksinya dengan cepat, tepat dan memuaskan konsumen. Hal tersebut membuat perusahaan berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus dapat bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan mempertahankan konsumen yang loyal (pelanggan), yaitu salah satunya melalui persaingan harga dan kualitas pelayanan untuk memberikan citra khusus bagi konsumennya.

Untuk memperoleh keunggulan daya saing dalam skala besar, perusahaan dituntut mampu menyajikan pelayanan yang berkualitas dengan harga yang wajar dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Hal ini bisa dikatakan bahwa kunci pokok untuk meningkatkan daya saing perusahaan adalah penetapan harga yang tepat dan kualitas pelayanan yang memuaskan.

Harga merupakan unsur dalam bauran pemasaran yang menciptakan pendapatan. Disamping itu harga memiliki sifat yang fleksibel yaitu dapat diubah dengan cepat. Harga suatu barang atau jasa merupakan suatu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen, karena dalam hal ini secara langsung akan mempengaruhi besarnya tingkat penjualan dan laba yang akan dicapai.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 8), perusahaan dapat memilih strategi besar dalam menghadapi persaingan harga yaitu dengan penetapan harga mengambil sebagian pasar (market-skimming pricing) dan penetapan harga penetrasi pasar (market-penetration pricing).

Tingkat harga yang ditetapkan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas produk atau jasa yang terjual. Dengan demikian, pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi menunjukan bahwa penetapan suatu harga yang dilakukan oleh CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat tergantung dari tingkat persaingan harga oleh para pesaing dan harga pasar pada umumnya. Berikut adalah Persepsi Responden Tentang penetapan Harga yang ada di CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat. Hal ini dapat dilihat pada tabel I.1 : Tabel I.1 Persepsi Responden Tentang Penetapan Harga

Persepsi Responden(Penetapan Harga)

Jumlah ( % )

STS -TS 13%N 27%S 37%

SS 23% Total 100%

Sumber : Data Primer, Diolah 2014

Page 4: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

4

Berdasarkan hasil pra penelitian yang saya lakukan dengan menggunakan kuesioner mengenai penetapan suatu harga, menunjukan hasil bahwa 27% responden berpendapat netral, 37% responden berpendapat setuju, 23% responden berpendapat sangat setuju, 13% responden berpendapat tidak setuju dan 0 % responden berpendapat sangat tidak setuju atau tidak ada sama sekali. Hal tersebut menunjukan bahwa kebanyakan responden berpendapat setuju dengan penetapan harga yang ditetapkan oleh CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat dalam kata lain memuaskan konsumen. Hal tersebut memberikan harapan bagi konsumen dalam membeli suatu barang atau jasa yang diinginkannya. Konsumen akan merasa puas apabila suatu perusahaan dapat menentukan harga suatu produk dengan wajar dan tepat.

Salah satu strategi yang perlu diperhatikan perusahaan adalah strategi penetapan harga. Dalam kebijakan harga, manajemen harus dapat menentukan harga dasar dari suatu produk yang akan dipasarkannya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembagian ongkos kirim, dan hal-hal yang berhubungan dengan harga.

Tujuan dari penetapan harga itu sendiri adalah untuk memperhitungkan harga jual yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan pemasaran dari barang atau jasa yang ditawarkan, dalam artian konsumen dapat menerima harga yang telah ditetapkan dan perusahaan dapat memperoleh hasil penjualan dan laba secara maksimum. Berikut adalah data penjualan CV. Yung Tri Tunggal pada Bulan Januari s/d Desember Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel I.2 berikut :Tabel I.2 Data Penjualan CV Yung Tri Tunggal SungailiatJanuari s/d Desember 2013

No Bulan Jumlah Terjual(Unit)

Total Penjualan ( Rupiah)

1 Januari 17 63.300.0002 Pebruari 28 100.500.0003 Maret 31 108.700.0004 April 30 122.760.0005 Mei 50 188.980.0006 Juni 26 85.920.0007 Juli 22 87.200.0008 Agustus 17 66.760.0009 September 25 94.360.000

10 Oktober 33 109.220.00011 November 19 81.300.00012 Desember 12 43.260.000

TOTAL 310 Rp. 1.152.260.000Sumber : Data Penjualan CV. Yung Tri Tunggal (2013)

Dalam Tabel I.2 ditunjukan bahwa pada bulan desember penjualan CV. Yung Tri Tunggal mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena banyak kendala yang dialami oleh perusahaan hal itu dikarenakan tidak stabilnya permintaan konsumen. Selain itu, masalah harga barang juga ikut berpengaruh dalam penurunan ini. Banyak konsumen mengeluh pada perusahaan karena barang yang mereka pesan terlalu mahal. Peningkatan penjualan terjadi pada bulan mei hal itu dikarenakan perusahaan tersebut mendapat tender dari instansi pemerintah dan proyek-proyek lainnya sehingga penjualan pada bulan mei mengalami peningkatan. CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat melayani berbagai jenis pelanggan

Page 5: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

5

atau konsumen yang membutuhkan dan memberikan pelayanan yang dipastikan dapat memuaskan para konsumen. Berikut adalah Persepsi Responden Tentang Kualitas Pelayanan yang ada di CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat. Hal ini dapat dilihat pada tabel I.3 : Tabel I.3 Persepsi Responden Tentang Kualitas Pelayanan

Persepsi Responden(Kualitas Pelayanan)

Jumlah ( % )

STS -TS 2%N 23%S 45%

SS 30% Total 100%

Sumber : Data Primer, Diolah 2014Berdasarkan pra penelitian yang saya lakukan dengan menggunakan

kuesioner mengenai kualitas pelayanan menunjukan hasil bahwa 45% responden berpendapat setuju, 30% responden berpendapat sangat setuju, 23% responden berpendapat netral, 2% responden berpendapat tidak setuju, dan 0% responden berpendapat sangat tidak setuju atau tidak ada sama sekali. Banyak para konsumen merasa puas dengan kinerja dan pelayanan yang diberikan oleh CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat, baik pelayanan yang berwujud atau tidak berwujud. Kualitas pelayanan yang memuaskan dapat diwujudkan dengan kinerja yang bermutu dan berkualitas sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan (service quality) yang telah dikembangkan. Berry dan Zeithaml dalam Lupiyoadi (2006: 181). Kualitas pelayanan merupakan suatu tingkat keunggulan yang diharapkan dapat memenuhi harapan suatu perusahaan. Selain diperlukan kualitas pelayanan yang baik bagi setiap perusahaan untuk mampu menghasilkan laba yang diinginkan melalui kepuasan konsumen, suatu perusahaan juga harus dapat menghasilkan produk atau jasa dengan harga yang mampu bersaing dipasar.

Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen, kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dengan meminimkan rasa atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas konsumen apabila suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan.

Sedangkan kinerja pelayanan yang disampaikan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang diterima setelah menggunakan produk yang dibeli. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi setiap perusahaan. Dimana Perusahaan akan selalu dituntun melakukan berbagai perubahan dalam berbagai ketersediaan jenis jasa layanan, ketersediaan sumberdaya manusia, mutu pelayanan, penetapan harga maupun biaya pelayanan.

Disamping kualitas pelayanan sebenarnya perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen agar mereka menjalin kembali hubungan

Page 6: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

6

dengan perusahaan. Kepercayaan yang dimaksud disini adalah keyakinan seseorang terhadap realiabilitas dan integritas pihak lain.

Selain harga dan kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kepuasaan konsumen, Perusahaan juga harus dapat menciptakan peluang yang belum dilakukan oleh pesaingnya untuk bisa lebih maju untuk menarik daya beli konsumen, dengan harga yang sesuai dengan kemampuan konsumen dan kualitas pelayanan yang memuaskan, akan membuat konsumen merasa puas dengan menggunakan produk tersebut.

Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, CV. Yung Tri Tunggal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen. Misalnya dengan kualitas pelayanan yang bermutu dan dapat menentukan strategi penetapan harga yang tepat sehingga konsumen mampu membeli suatu barang yang diinginkan dengan harga yang lebih terjangkau.

Pelayanan konsumen dan strategi penetapan harga yang tepat merupakan visi dan misi CV. Yung Tri Tunggal dimana kepuasan konsumen merupakan sorotan utama bagi setiap banyak perusahaan-perusahaan dalam memutuskan strategi dalam memenangkan persaingan. Kualitas pelayanan serta penetapan harga yang tepat merupakan modal utama dalam menarik minat konsumen.

Berdasarkan uraian singkat dari latar belakang masalah yang terjadi diatas maka peneliti mencoba membahas tentang “Pengaruh Strategi Penetapan Harga dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat)”.

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

Manajemen PemasaranPengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah kegiatan penganalisa, perancanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang. Sofjan Assauri (2004:14). Sedangkan menurut Buchari Alma (2005:130), Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisis, merencanakan mengimplementasi dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Daryanto (2011:6), Manejemen pemasaran adalah analisis perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli untuk mencapai sasaran organisasi merupakan perwujudan dari keinginan, kebutuhan dan permintaan manusia yang dijabarkan dalam bentuk produk dengan tujuan memuaskan keinginan manusia sehingga marketing dapat terjadi apabila seorang memutuskan untuk mempertukarkan suatu barang demi memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Page 7: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

7

Pengertian PemasaranPemasaran merupakan ujung tombak perusahaan, Dalam dunia persaingan

yang semakin ketat, perusahaan dituntun agar tetap bertahan hidup dan berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar dituntut untuk memahami permasalahan pokok di bidangnya dan menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Daryanto, 2011).

Bauran PemasaranSetiap perusahaan menggunakan sejumlah alat untuk mendapat respon dari

konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu alat yang digunakan perusahaan dalam penyusunan strategi pemasaran adalah dengan menggunakan bauran pemasaran.

Bauran pemasaran merupakan perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.Empat unsur atau variabel bauran pemasaran (marketing mix) adalah sebagai berikut :

1. Strategi produk2. Strategi harga3. Strategi distribusi4. Strategi promosi

Keempat strategi tersebut saling mempengaruhi, sehingga semuanya penting dalam bauran pemasaran (Daryanto, 2011: 20-21).

Strategi Penetapan HargaPengertian Harga

Harga merupakan satu-satunya elemen bauran yang menghasilkan pendapatan, harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dalam harga dapat diubah dengan cepat. Harga juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli.

Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi Penjual maupun pembeli. Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, jumlah nilai dan dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau menggunakan jasa (Kotler, 2012: 439). Harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki dan memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang berserta layanan dari suatu produk (Ali Hasan, 2009:298).

Menurut Daryanto (2011: 57), Harga adalah jumlah uang yang ditagih untuk suatu produk atau sejumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk.

Dari pengertian diatas timbullah sebuah pengertian tentang kebijakan harga, dimana dalam pelaksanaannya akan di ikuti oleh kebijakan harga tertentu yang sebelum diputuskan oleh perusahaan. Kebijakan harga tersebut dimaksudkan

Page 8: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

8

dengan langkah guna mendukung dan mengarahkan harga agar tercipta suatu hubungan antara produsen dan konsumen.

Metode Penetapan HargaMenurut Fandy tjiptono (2008:152) metode penetapan secara garis besar

dikelompokan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.1. Metode penetapan berbasis permintaan.

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi seler dan preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu :

a. Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli).b. Kemauan pelanggan untuk membeli.c. Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut.d. apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk.e. Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan. f. Harga-harga produk substitusi.g. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya.

Dalam metode ini faktor penentu yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

2. Metode Penetapan Harga Berbasis laba Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

3. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metodepenetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam : (customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, sealed bid pricing).

Jenis Penetapan Harga1. Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas keteserdiaan untuk

memotong harga demi mempertahankan bagian pasar.2. Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk sejenis

produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya berbeda.3. Penetapan harga mark-up adalah dengan menetapkan harga dilakukan

dengan cara ditambah suatu persentase tertentu dari total biaya variabel atau harga beli dari suatu pedagang.

4. Penetapan harga cost-plus adalah penetapan harga jual dengan cara menambah persentase tertentu dari total biaya.

Page 9: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

9

Tujuan Penetapan HargaMetode penetapan harga harus dimulai dengan pertimbangan atas tujuan

penetapan harga itu sendiri. Adapun tujuan-tujuan tersebut Menurut Adrian Payne dalam bukunya Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006: 100), antara lain :

a. Bertahan Merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. b. Memaksimalkan laba Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu. c. Memaksimalkan penjualan Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.d. Gengsi atau prestosTujuan penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif. e. Pengembalian atas investasi (ROI) Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi (return on investment-ROI) yang diinginkan.Menurut Tjiptono (2006: 30), terdapat dua macam tujuan penetapan harga,

yaitu tujuan umum dan tujuan spesifik. Adapun masing-masing tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tujuan umum penetapan harga a. Mengurangi risiko ekonomi dari percobaan produk. b. Menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan bentuk/kelas

produk pesaing. c. Meningkatkan frekuensi konsumsi. d. Menambah aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak. e. Melayani segmen yang berorientasi pada harga. f. Menawarkan versi produk yang lebih mahal. g. Mengalahkan pesaing dalam hal harga. h. Menggunakan harga untuk mengindikasikan kualitas tinggi.i. Mengeleminasi keunggulan harga pesaing.j. Menaikkan penjualan produk komplementer.

2. Tujuan spesifik penetapan harga a. Menghasilkan surplus sebesar mungkin. b. Mencapai tingkat target spesifik tetapi tidak berusaha

memaksimumkan laba. c. Menutup biaya teralokasi secara penuh termasuk biaya overhead

institutional. d. Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu

setelah dikurangi biaya overhead institutional dan segala macam hibah spesifik.

e. Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu konsumen ekstra.

Page 10: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

10

f. Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan sesuai dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu.

g. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

Tujuan Penetapan harga diatas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing perusahaan. Oleh karena itu para pemasar harus benar-benar mempertimbangkan harga yang paling sesuai dan tepat bagi suatu produk agar dapat menjaga loyalitas pelanggan untuk berkunjung ke tempat kita.

Indikator Penetepan Harga :a. Harga yang sangat wajarb. Penetapan harga yang kompetitifc. Harga yang terjangkau bagi konsumen

Faktor Penetapan HargaAda beberapa faktor yang harus diperhatikan perusahaan dalam menetapkan harga (Daryanto, 2011: 59) adalah :

1. Faktor-faktor internala. Sasaran pemasaranb. Strategi bauran pemasara nc. Biayad. Pertimbangane. Pertimbangan organisasi

2. Faktor-faktor Eksternala. Sifat pasar dan permintaanb. Persainganc. Faktor-faktor lingkungan

Menyesuaikan HargaPerusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka dengan

memperhitungkan berbagai macam pelanggan yang merubah strategi penyesuaian harga menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2009:301) :

1. Penetapan harga Geografis Penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan untuk memutuskan cara menetapkan harga bagi pelanggan diberbagai lokasi negara yang berbeda. Masalah lain adalah cara menetapkan pembayaran, masalah ini kritis jika para pembeli kekurangan mata uang yang mapan (hard currency) untuk membayar pembelian, seringkali para pembeli menawarkan barang lain sebagai pembayaran, dan praktek itu menimbulkan imbalan dagang yang mempunyai beberapa bentuk antara lain :

a. Barter : barter melibatkan pertukaran barang-barang secara langsung tanpa uang dan tanpa pihak ketiga.

Page 11: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

11

b. Transaksi kompensasi : perusahaan menerima sebagian persentase pembayaran berupa uang dan sisanya dalam bentuk produk.

c. Persetujuan pembelian kembali : penjual menjual pabrik, peralatan, atau teknologi ke negara lain dan perusahaan setuju untuk menerima produk yang di produksi dengan peralatan yang dipasok sebagai bagian dari pembayaran.

d. Off set : Penjualan menerima pembayaran perusahaan dalm bentuk tunai tetapi menyetujui untuk mengunakan sebagian besar uang di negara tersebut untuk periode tertentu.

2. Diskon dan Potongan Harga Perusahaan umumnya akan menyelesaikan daftar harga mereka dan memberikan diskon dan potongan harga (discount and allowance) untuk setiap pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian diluar musim. Penyesuaian harga ini disebut dengan diskon dan pengurangan harga. Bentuk-bentuk diskon dan pengurangan harga sebagai berikut :

a. Diskon tunai : pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihan tetap waktu

b. Diskon kuantitas : adalah pengurangan harga bagi pembayar yang membeli dalam jumlah besar.

c. Diskon Funsional yang disebut juga diskon perdagangan : Ditawarkan oleh penjual kepada anggota saluran distribusi yang melakukan fungsi tertentu seperti : Menjual, dan menyimpan.

d. Diskon musiman : Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang dagangan atau jasa diluar musim. Diskon musiman membuat penjual dapat mempertahankan produksi secar menetap sepanjang tahun.

e. Potongan : adalah pengurangan dari data harga misalnya : tukar tambah.

3. Penetapan harga promosi Penetapan harga promosi, perusahaan untuk sementara waktu akan menurunkan harga dibawah harga terdaftar, penetapan harga untuk promosi mempunyai beberapa bentuk untuk teknik penetapan harga dan untuk mendorong pembelian awal yaitu :

a. Harga pemimpin/rugi : misalnya pasar swalayan sering menurunkan harga merek-merek terkenal untuk memancing lebih banyak orang yang datang khusus untuk menarik pelanggan.

b. Harga peristiwa khusus : penjualan menetapkan harga dan peristiwa-peristiwa khusus untuk menarik pelanggan.

c. Pembiayaan berbunga rendah : sebagai ganti dari menurunkan harga, perusahaan menawarkan pembiayaan berbunga rendah kepada pelanggan.

d. Diskon psikologi : memberikan harga produk yang ditinggikan dan kemudian menawarkannya sebagai penghematan besar

4. Penetapan harga diskriminasi

Page 12: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

12

Diskriminasi harga terjadi jika perusahaan menjual suatu produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional : 5. Penetapan Harga Bauran produk : Logika penetapan harga harus dimodifikasikan jika produk tersebut merupakan bagian dari bauran produk. Terdapat enam situasi yang melibatkan penetapan harga bauran produk yaitu :

a. Penetapan harga lini produk : penetapan harga lini produk, manajemen harusmemutuskan perbedaan harga antara berbagai produk dalam satu lini.

b. Penetapan harga Ciri pilihan : perusahaan menetapkan harga produk ciri khas (featpure) dan jasa pilihan bersama produk utamanya. Penetapan harga menjadi sulit, karena perusahaan harus memutuskan barang mana saja yang ditawarkan sebagai harga pilihan.

c. Penetapan harga Produk pelengkap : Beberapa produk memerlukan harga penggunaan produk pendukung atau pelengkap disamping produk utamanya.

d. Penetapan harga dua Bagian : penetapaan harga dua bagian berarti perusahaan menggunakan tarif tetap ditambah pemakaian yang variabel.

e. Penetapan harga produk sampingan : menggabungkan beberapa produk dan menawarkan paket dengan harga yang lebih mewah.

Memilih Harga AkhirDalam memilih harga akhir perusahaan tersebut harus mempertimbangkan

faktor-faktor tambahan, yang meliputi : 1. Penetapan Harga Psikologis : Bila konsumen menghadapi banyak pilihan yang

membingungkan, akan membantu bila pemasar menyesuaikan harga dan penyajiannya yang menarik dan jelas (penetapan harga dengan mempertimbangkan perilaku konsumen).

2. Penetapan Harga berbagai Laba dan resiko yaitu : Produsen memberikan pilihan tawaran untuk menanggung sebagian atau semua resiko tersebut apabila ia tidak memberikan nilai yang dijanjikan sepenuhnya.

3. Pengaruh Unsur Bauran Pemasaran lainnya : harga akhir harus mempertimbangkan mutu merek dan iklannya dalam kaitannya dengan pesaing.

4. Kebijakan penetapan Harga Perusahaan : Harga harus selaras dengan kebijakan-kebijakan penetapan harga perusahaan. Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk menetapkan penetapan harga akhir dalam keadaan tertentu.

5. Dampak harga terhadap pihak lain : dengan mempertimbangkan reaksi pihak-pihak lain terhadap harga yang direncanakan, seperti distributor, tenaga penjualan, reaksi para pesaing, reaksi pemasok, reaksi pemerintah, dan sebagainya.

Page 13: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

13

Kualitas JasaPengertian Kualitas

Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2008:272) kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Sedangkan menurut ASQC (American Society for quality control) dalam Amiruddin (2007:15) kualitas adalah gambaran total dari sifat suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan dan kepuasan.

Menurut Goetsch Davis, (dalam Zulian Yamit, 2005: 8) membuat definisi kualitas yang lebih luas cangkupannya, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Pengertian Kualitas Jasa Kualitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pelayanan dapat diartikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan prilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen. Pada umumnya pelayanan yang berkualitas tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.

Menurut Wyckof dalam Fandy Tjiptono (2004: 260), kualitas jasa merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu, jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa dipersepsikan (perceived service). Apabila jasa yang diterima melampaui harapan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika kualitas jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk, dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen (Kotler dan Keller, 2009: 143). Sedangkan menurut Goetsch dan Davis dalam Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005: 10) menyatakan kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, SDM, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Page 14: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

14

Karakteristik JasaJasa memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dengan

barang. Karakteristik jasa tersebut adalah (Tjiptono, 2004: 15) :a. Intangibility

Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium sebelum dibeli. Hal ini mengakibatkan pelanggan tidak dapat memprediksi hasilnya sebelum membeli jasa tersebut. Kesulitan untuk memprediksi suatu jasa membuat seseorang mencari bukti-bukti yang dapat menunjukan kualitas suatu jasa. kualitas suatu jasa dapat diprediksikan melalui tempat jasa tersebut diproduksi atau dihasilkan orang penghasil jasa, peralatan, alat komunikasi,simbol dan harga jasa tersebut.

b. InseparabilityBerbeda halnya dengan barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusi melalui berbagai macam penjualan sehingga jasa yang diproduksi akan langsung dikonsumsi. Hal ini mengakibatkan kualitas jasa ditentukan oleh interaksi produsen dengan konsumen (pelanggan). Maka dari itu, efektivitas individu dalam menyampaikan jasa merupakan unsur yang penting dalam pemberian jasa.

c. VariabilityJasa sangat bervariasi karena sangat tergantung pada siapa yang menghasilkan. Kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas jasa dan biasanya mencari informasi atau membicarakan dengan orang lain sebelum membeli suatu jasa. ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas jasa, yaitu kerja sama/partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan dan beban kerja perusahaan.

d. PerishabilityJasa merupakan komuditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Hal ini mengakibatkan kapasitas produksi menjadi faktor kritikal. Perishability juga berakibat pada manajemen permintaan terhadap jasa. jika permintaan bersifat tetap, perusahaan tidak akan menghadapi masalah yang rumit. Tetapi jika permintaan berfluktuasi. Maka perusahaan akan menghadapi masalah rumit, sehingga perusahaan perlu melakukan penyesuaian antara kapasitas produksi atau supply dengan.

Mengukur Kualitas JasaKualitas Jasa dipengaruhi oleh dua variabel yaitu jasa yang dipersepsikan,

(perceived service) dan jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dipersepsikan lebih kecil daripada yang diharapkan maka konsumen akan menjadi tidak tertarik pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi pada sebaliknya, ada kemungkinan konsumen akan menggunakan penyedia jasa tersebut lagi.Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah terjadi hal yang sangat essensial bagi setiap perusahaan. Dalam operasionalnya perusahaan harus

Page 15: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

15

memperhatikan dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan harapan atau keinginan pelanggan serta kebutuhan mereka.

Dimensi Kualitas JasaMenurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman, (dalam Zulian Yamit, 2005:

10-12) telah melakukan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa, dan berhasil mengidentifikasi lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan. Kelima dimensi karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah :

a. Reliability (Kehandalan), yaitu kemapuan dalam memberikan pelayanan dengan segera memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.

b. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

c. Assurance (jaminan), yaitu mencangkup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

d. Empathy (empati), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

e. Tangible (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.

Dimensi kualitas yang dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman (2005: 10-12) tersebut berpengaruh pada harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima.

Jika kenyataannya pelanggan menerima pelayanan yang melebihi harapannya, maka pelanggan akan mengatakan pelayanannya berkualitas dan jika kenyataannya pelanggan menerima pelayanan kurang atau jauh dari harapan, maka pelanggan akan mengatakan pelayanannya tidak berkualitas atau tidak memuaskan.

Dimensi kualitas dapat dijadikan dasar bagi pelaku bisnis untuk mengetahui apakah ada kesenjangan (gap) atau perbedaan antara harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Harapan pelanggan sama dengan keinginan pelanggan yang ditentukan oleh informasi yang mereka terima dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dan komunikasi eksternal melalui iklan dan promosi. Jika kesenjangan antara harapan dan kenyataan cukup besar, hal ini akan menunjukan bahwa perusahaan tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya.

Kepuasan KonsumenDefinisi Kepuasan Konsumen

Kepuasan Konsumen berasal dari bahasa latin “satis” dan “fatio”, yang berarti cukup baik untuk melakukan atau membuat. Ini bisa diartikan sebagai usaha atau upaya pemenuhan sesuatu atau membuat suatu yang memadai. Menurut Fornell dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006: 182) menyatakan bahwa :

Page 16: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

16

1. Kepuasan konsumen secara menyeluruh adalah evaluasi dari pengalaman konsumsi sekarang yang berasal dari keandalan dan standarisasi pelayanan.

2. Kepuasan Konsumen secara menyeluruh adalah hasil perbandingan tingkat kepuasan dari usaha yang sejenis.

3. Kepuasan konsumen menyeluruh diukur berdasarkan pengalaman dengan harapan secara keseluruhan, harapan yang berhubungan dengan keterandalan jasa tersebut.

Menurut Kotler (2009: 49) menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi mereka. Kepuasan konsumen dibagi menjadi dua yaitu :

a. Kepuasan FungsionalKepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita kenyang.

b. Kepuasan PsikologikalKepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : perasaan bangga karena dapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan mewah.

Dalam perkembangan pemasaran, kepuasan pelanggan menjadi salah satu tujuan bagi perusahaan yang memusatkan perhatiannya pada kepuasan pelanggan dengan harapan bahwa perusahaan akan mendapatkan suatu kontribusi atas penjualan produknya sendiri.

Kotler dalam Fandy Tjiptono (2004: 367) mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu :a. Sistem keluhan dan Saran Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen

perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumennya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang digunakan dalam bisa berupa kotak saran. Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga bagi perusahaan, sehingga memungkinkan untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

b. Ghost Shopping untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan konsumen adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dari pesaing, guna mengamati sejauh mana pelayanan atas pembelian produk tersebut

c. Lost Customer Anlysis Perusahaan mengubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan, perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya untuk peningkatan kualitas pelayanan.

d. Survei kepuasan pelanggan Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggannya. Hal itu biasa dilakukan lewat media berupa pos, telepon maupun wawancara pribadi.

Page 17: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

17

Kerangka PemikiranKerangka pemikiran merupakan suatu sintesa dari serangkaian teori yang

teruang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Abdul Hamid, 2007:27).

Kerangka Berpikir akan menjelaskan secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel yang akan diteliti. Jadi teoritis perlu perlu di jelaskan hubungan antar variabel. kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih (Sugiyono 2013:94).

Gambar II.1Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

Sumber : Sugiyono, diolah Peneliti 2014

Hipotesis

H1: Strategi Penetapan Harga secara parsial berpengaruh Signifikanterhadap Kepuasan Konsumen.

H2: Kualitas Pelayanan secara parsial berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.

H3: Strategi Penetapan Harga dan Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh Signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.

Strategi Penetapan Harga

(X1)

Kualitas Pelayanan(X2)

Kepuasan Konsumen(Y)

Page 18: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

18

METODE PENELITIANPopulasi dan SampelPopulasi

Menurut Sugiyono (2013:119), populasi adalah jumlah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Tabel III.1 Data Pelanggan CV. Yung Tri Tunggal SungailiatJanuari s/d Desember 2013

Bulan Pelanggan1 Januari 172 Februari 213 Maret 214 April 235 Mei 256 Juni 197 Juli 198 Agustus 209 September 2010 Oktober 2111 November 1912 Desember 15

Jumlah 240Sumber : CV. Yung Tri Tunggal (2013)

Berdasarkan tabel III.1 diatas diketahui bahwa jumlah jumlah pelanggan yang ada pada CV. Yung Tri Tunggal pada bulan januari s/d bulan desember 2013 berjumlah 240 pelanggan dan dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah jumlah pelanggan yang ada di CV. Yung Tri Tunggal yaitu sebanyak 240.

SampelMenurut Sugiyono (2013:120), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Hal ini dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Karena ketebatasan waktu dan dana yang digunakan dalam penelitian ini, maka besarnya sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin (Iqbal Hasan, 2006: 61). Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut :

n=¿ N 1 + N . ( e )2

Keterangan:n = Ukuran SampelN = Ukuran Populasie = Standar Eror ( 5% )

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka diperoleh besar sampel sebagai berikut :n=¿ 240 =144 1 + 240 ( 0,05)2

n=¿ 144 konsumenn

Page 19: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

19

Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sejumlah sampel yang akan dijadikan responden. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 144 Responden. Hasil diatas untuk jumlah populasi rata-rata sebanyak 240 orang pertahun dengan taraf kesalahan 5% adalah 144 konsumen.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional VariabelDefinisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah batasan dalam menjelaskan variabel yang digunakan dalam penelitian sehingga penelitian tersebut terarah pada pokok permasalahan yang akan diteliti. Operasional variabel digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian agar dapat diukur dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengukuran VariabelVariabel dalam penelitian ini dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok

yaitu variabel dependen atau variabel independen. Pengukuran masing-masing variabel ini adalah:

Variabel Bebas (Variabel Independen)Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.

Dalam penelitian ini sebagai variabel independen (X) yaitu:1. Strategi Penetepan Harga ( X1 )

Strategi Penetapan Harga merupakan cara mempertimbangkan, menentukan suatu harga barang atau jasa yang paling sesuai dengan konsumen guna memuaskan kebutuhan individu maupun kelompok.

2. Kualitas pelayanan ( X2 ) Kualitas Pelayanan merupakan suatu nilai, ukuran moneter atau ukuran lainnya termaksud jasa yang dipergunakan agar konsumen memperoleh hak kepuasaan dalam penggunaan suatu barang atau jasa

Variabel Terikat (Variabel Dependen)Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

(variabel independen) sebagai variabel dependen (Y) yaitu : 1. Kepuasan Konsumen ( Y3 )Kepuasan Konsumen merupakan respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan.Tabel III.2 Pengukuran Variabel Operasional

Variabel Indikator yang mempengaruhi Skala InstrumenPertanyaan

Strategi Penetapan

Harga( X1 )

1. Harga yang sangat wajar2. Penetapan harga yang

kompetitif3. Harga yang terjangkau bagi

konsumen4. Kesesuaian harga dengan

kualitas produk

Ordinal( 5 )

Kuesioner

Page 20: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

20

5. Daya beli konsumen

KualitasPelayanan

( X2 )

1. Reliability2. Responsiveness3. Assurance4. Emphaty5. Tangible

Ordinal ( 5 )Kuesioner

Kepuasan Konsumen

( Y )

1. Pelayanan2. Kepuasan fungsional3. Kepuasan psikologikal4. Kinerja perusahaan5. Harapan konsumen

Ordinal( 5 )

Kuesioner

Sumber : diolah peneliti 2014

Teknik Analisis DataUji Validitas

Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Husein, Umar 2013:101). Instrumen dikatakan valid (sahih) apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasi skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir (corrected item total correlation) yang penyelesaiannya dilakukan dengan menggunakan SPSS 17. Sedangkan menurut Sunyoto, 2011: 114) Uji digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2. Dengan indikator sebagai berikut :

a. Jika-hitung lebih besar dari r-tabel dan bernilai positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

b. Jika-hitung lebih besar dari r-tabel dan bernilai positif maupun negatif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dikatakan valid.

Uji ReliabilitasReliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk (Sunyoto, 2011: 110). Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan yang telah reliabel. Rumus yang dipakai adalah untuk menguji reliabilitas dalam penelitian adalah Cronbach’ Alpha yang penyelesaiannya dilakukan dengan rumus yang dipakai untuk menguji alpha, jika alpha diatas 0,6.

Uji Asumsi Klasik1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika

Page 21: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

21

mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau berdistribusi tidak normal sama sekali. Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα 3 atau Zα 4) < Z tabel, Sedangkan variabel berdistribusi tidak normal jika dihitung Z hitung (Zα 3 atau Zα 4) > Z tabel (Danang 2011:127).

2. Uji MultikolinieritasUji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari atas dua atau lebih variabel bebas / independen variabel (X1, X2, X3, X4,...Xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan antar variabel bebas tersebut melalu besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, X3 dan X4, dan seterusnya. Lebih besar dari 0,60, sedangkan dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60) (Sunyoto: 2011).

3. Uji HeteroskedastisitasDalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi BergandaAnalisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh variabel independen, yaitu strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan terhadap variabel dependen, yaitu kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat. Dengan rumus sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β2X2 + e

Dimana:Y = Kepuasan Konsumen (variabel dependen)X1 = Variabel Strategi Penetapan Harga (variabel independen)X2 = Variabel Kualitas Pelayanan (variabel independen)α = Konstantaβ = Koefisien Regresiβ1 = Koefisien regresi variabel strategi penetapan harga β2 = Koefisien regresi variabel kualitas pelayanane = Standar error

Uji HipotesisUji Parsial (Uji T)

Uji T yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar daripada t tabel maka variabel independen secara individual

Page 22: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

22

mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.

Tahap-tahap yang digunakan :a. Merumuskan Hipotesa :

H0 : β1 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen strategi penetapan harga terhadap variabel dependen kepuasan konsumen.H1 : β1 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen strategi penetapan harga terhadap variabel dependen kepuasan konsumen.H0 : β2 = 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel independen kualitas pelayanan terhadap variabel dependen kepuasan konsumen.H1 : β2 ≠ 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen kualitas pelayanan terhadap variabel dependen kepuasan konsumen.

b. Menentukan taraf nyataα = 5% atau 0,05df = n-1-k

c. Mencari t hitungth = Koefisien β

Standar Erord. Kriteria penguji

thitung > ttabel berarti H0 ditolak dan menerima H1

thitung < ttabel berarti H0 diterima dan menolak H1

Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikasinya :Jika tingkat signifikasi < 0.05 makan H0 ditolak dan H1 diterimaJika tingkat signifikasi > 0.05 makan H0 diterima dan H1 ditolak

Uji Simultan (Uji F)Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara serentak atau bersama-

sama variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan hipotesa :

H0:H1=0 artinya, tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara simultan terhadap kepuasan konsumen.H0:H1>0 artinya, ada pengaruh antara variabel bebas secara simultan terhadap kepuasan konsumen.

Dengan tingkat signifikasi (α) yang digunakan adalah 5% distribusi F dengan drajat kebebasan (α : K-1, n-K).Kriteria pengujian :Fhitung < Ftabel = H0 diterima, artinya variabel independen secara serentak

atau bersamaan tidak mempengaruhi variabel dependen Secara Signifikan.

Page 23: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

23

Fhitung > Ftabel = H0 ditolak, artinya variabel dependen secara serentak atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.Uji F digunakan secara simultan untuk menguji seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini menggunakan α 5%. Dengan ketentuan, jika F hitung > dari F tabel maka hipotesis yang ditunjukan oleh tabel koefisien pada kolom signifikasi, yang menunjukan nilai < α 5%. Selanjutnya dilakukan pula penilaian setiap variabel bebas yang dilakukan untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada. Pengujian dilakukan dengan uji t atau sering disebut uji parsial. Tingkat pengaruh yang signifikan juga didasarkan pada α 5%. Atau melihat nilai t hitungan harus lebih besar dari t tabel. Sebaliknya jika t hitung < dari t tabel maka pengaruh yang terjadi tidak

Koefisien Determinasi (R2)Keofisien determinasi digunakan untuk melihat berapa persen variasi

variabel dependen dapat diterapkan oleh variasi dari variabel independen. R2 = 0, artinya variabel dependen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika R2 semakin mendekati 1, yang berarti mendekati 100% artinya variabel independen berpengaruh kuat terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil Uji Validitas

Hasil uji validitas melalui SPSS 17 dengan membandingkan nilai r hitung dan r tabel dimana r tabel sebesar 0.164 pengujian validitas instrumen dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Instrumen penelitian dikatakan valid jika r hitung > r tabel maka kuesioner yang digunakan valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka kuesioner yang digunakan tidak valid.

2. Apabila probabilitas signifikan < 5% (0.05), maka kuesioner dikatakan valid. Sebaliknya, jika probabilitas signifikan > 5 % (0.05) maka kuesioner yang digunakan tidak valid.

Hasil dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel IV.1Hasil Uji Validitas Data

No Item r hitung r tabel Keterangan1 X1.1 0,434 0,164 Valid2 X1.2 0,503 0,164 Valid3 X1.3 0,454 0,164 Valid4 X1.4 0,443 0,164 Valid5 X1.5 0,388 0,164 Valid6 X2.1 0,485 0,164 Valid7 X2.2 0,479 0,164 Valid8 X2.3 0,437 0,164 Valid9 X2.4 0,396 0,164 Valid

10 X2.5 0,368 0,164 Valid11 Y1 0,504 0,164 Valid12 Y2 0,594 0,164 Valid13 Y3 0,235 0,164 Valid

Page 24: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

Sumber : Data Primer Diolah, 2015

24

14 Y4 0,377 0,164 Valid15 Y5 0,388 0,164 Valid

Sumber : Data Primer Diolah, 2015Berdasarkan tabel hasil uji validitas, diketahui bahwa seluruh item

pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dengan probabilitas signifikan kurang dari 0.05.

Hasil Uji ReliabilitasTehnik yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas adalah dengan

cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel sebesar 0,060. Uji reliabilitas dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner penelitian dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak reliabel.

2. Jika nilai r hitung positif, maka kuesioner penelitian reliabel dan jika r hitung negatif maka kuesioner penelitian tidak reliabel.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut :Tabel IV.2Hasil Uji ReliabilitasNo Variabel r hitung r tabel Keterangan1 Strategi Penetapan Harga 0,689 0,600 Reliabel2 Kualitas Pelayanan 0,676 0,600 Reliabel3 Kepuasan Konsumen 0,662 0,600 Reliabel

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian menunjukan bahwa semua instrumen yang digunakan reliabel karena nilai r hitung yang diperoleh lebih dari 0.60.

Uji Asumsi KlasikSebelum melakukan analisis data dan uji hipotesis perlu dilakukan uji

asumsi kalsik untuk mengetahui hasil estimasi regresi linier berganda yang dilakukan.

Hasil Uji NormalitasUji normalitas adalah uji dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.Gambar IV.1Hasil Uji Normalitas

Page 25: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

25

Sumber : Data Primer, Diolah 2015Berdasarkan gambar IV.1 terlihat bahwa grafik histogram tidak melenceng

ke kanan dan ke kiri, maka data penelitian dapat dikatakan berdistribusi normal. Gambar IV.5 juga menunjukan grafik Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual yang membuktikan bahwa pola data bergerak mengikuti garis linear diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Hasil Uji MultikolinieritasUji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya variance inflation factor. Hasil uji multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas terlihat pada tabel sebagai berikut :Tabel IV.3Hasil Uji MultikolinieritasNo Variabel Tolerance VIF Keterangan1 Strategi Penetapan Harga 0,984 1,016 Tidak Multikolinieritas2 Kualitas Pelayanan 0,984 1,016 Tidak Multikolinieritas

Sumber : Data Primer Diolah, 2015Berdasarkan tabel IV.3 hasil perhitungan nilai tolerance terlihat bahwa

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance < 0,10 yang artinya tidak ada kolerasi antara variabel independen yang lebih dari 95%. Demikian juga dengan hasil perhitungan nilai VIF dari kedua variabel independen yang diuji tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

Page 26: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

26

Hasil Uji HeteroskedastisitasSetelah melakukan uji heteroskedastisitas bisa diketahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut:Gambar IV.2Hasil Uji Heteroskedasitas

Sumber : Diolah oleh peneliti 2014Berdasarkan gambar scatterplot terlihat bahwa titik menyebar secara acak

serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi berganda.

Analisis Regresi BergandaDigunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen dengan analisis yang digunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0 hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel IV.4Hasil Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta(Constant) 2,609 1,551

Strategi Penetapan Harga 0,459 0,063 0,465Kualitas Pelayanan 0,404 0,063 0,412

Sumber : Data Primer Diolah, 2015Berdasarkan data diatas dimana hasil analisis regresi diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut :Y = 2,609+ 0,459X1+ 0,404X2

Page 27: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

27

Hasil analisis regresi berganda yang masih berbentuk angka dapat dijelaskan dalam bahasa yang akan mudah dipahami sebagai mana berikut ini :

a. Konstanta 2,609Nilai konstanta diatas menyatakan bahwa jika tidak terdapat kedua variabel strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan, maka variabel kepuasan konsumen mempunyai nilai sebesar 2,609

b. b1=0,459Berarti variabel strategi penetapan harga mempengaruhi kepuasan konsumen sebesar 0,459 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika strategi penetapan harga meningkat sebesar 1%, maka kepuasan konsumen akan meningkat sebesar 0,459%. Sebaliknya jika strategi penetapan harga menurun sebesar 1% maka kepuasan konsumen akan menurun sebesar 0,459%.

c. b2=0,404Berarti variabel kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan konsumen sebesar 0,404 atau berpengaruh secara positif yang artinya jika kualitas pelayanan meningkat sebesar 1%, maka kepuasan konsumen akan meningkat sebesar 0,404%. Sebaliknya jika kualitas pelayanan menurun sebesar 1% maka kepuasan konsumen akan menurun sebesar 0,404%.

Uji HipotesisUji t

Pada dasarnya uji t menunjukan seberapa besar jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengelolaan data dengan menggunakan program SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut :Tabel IV.5Hasil Analisis Uji t

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error

Beta t Sig.

(Constant) 2,609 1,551 1,682 0,095Strategi Penetapan Harga 0,459 0,063 0,465 7,292 0,000

Kualitas Pelayanan 0,404 0,063 0,412 6,455 0,000Sumber : Data Primer Diolah, 2015

Berdasarkan tabel IV.5 diatas dapat dilihat bahwa hasil coefficients melalui pengujian hipotesis dan kemudian dibandingkan dengan t tabel yaitu n = 144 dengan α = 0,05 maka didapat t tabel sebesar 1,655. Jadi hasil tiap-tiap variabel dapat diketahui variabel manakah yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen sebagai berikut :H1 : Uji hipotesis strategi penetapan harga terhadap kepuasan konsumen

Dari hasil perhitungan yang diperoleh t hitung untuk X1 sebesar 7,292 lebih besar dari t tabel 1,655 dengan signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05. Berarti H1 diterima H0 ditolak, maka ini menunjukan

Page 28: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

28

variabel strategi penetepan harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen

H2 : Uji hipotesis kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Dari hasil perhitungan yang diperoleh t hitung untuk X2 sebesar 6,455 lebih besar dari t tabel 1,655 dengan signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi 0,05. Berarti H2 diterima H0 ditolak, maka ini menunjukan variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Uji FUji digunakan untuk mengetahui semua variabel strategi penetapan harga

dan kualitas pelayanan (X) berpengaruh secara bersamaan terhadap kepuasan konsumen (Y). Hasil uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini :Tabel IV.6

Hasil Analisis Uji FANOVAa

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 561,092 2 280,546 54,269 0,000b

Residual 728,902 141 5,170Total 1289,993 143

Sumber : Data Primer Diolah, 2015Berdasarkan tabel IV.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai f hitung sebesar

54,269 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas lebih kecil daripada = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Nilai f tabel untuk derajat pembilang 2 dan drajat penyebut 141, serta n = 5% adalah sebesar 3,06 berdasarkan nilai tabel dan f hitung yang dihasilkan sebesar 54,269, maka 54,269 > 3,06. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

persentase hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya persentase pengaruh semua variabel independen terhadap terhadap nilai variabel dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan regresi. Angka koefisien determinasi dilihat dari hasil perhitungan SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel IV.7 sebagai berikut :Tabel IV.7

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)Model Summaryb

Model

Change Statistic

R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 0,660a 0,435 0,427 2,274

Sumber : Data Primer Diolah, 2015Dilihat dari tabel IV.7 koefisien determinasi (R2) menunjukan angka R

Square 0,435 atau 43,5% yang berarti variasi variabel kepuasan konsumen dapat

Page 29: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

29

dijelaskan oleh variabel strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan. sisanya 0,565 atau 56,5% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang diluar penelitian.

PembahasanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Secara parsial dan simultan strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Dengan analisis data menggunakan metode penelitian yang telah ditentukan. Dari hasil pengujian diperoleh pembahasan sebagai berikut :

Strategi Penetapan Harga Berpengaruh Terhadap Kepuasan KonsumenBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa variabel strategi penetapan harga menunjukan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian menggunakan pengujian hipotesis 1 (H1) melalui uji t-test menunjukan hasil bahwa dimana t hitung

7,292 > t tabel 1,655 dengan sig. 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa strategi penetapan harga yang terjadi pada CV. Yung Tri Tunggal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil uji t-test tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H1), strategi penetapan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat.

Jika dilihat dari tanggapan responden mengenai variabel strategi penetapan harga yang terdiri dari 5 distribusi item pada indikator strategi penetapan harga dengan indikator harga yang sangat wajar (X1.1) menunjukan bahwa rata-rata dari jawaban responden adalah 3,87, indikator penetapan harga yang kompetitif (X1.2) menunjukan bahwa rata-rata dari jawaban responden adalah 3,59, indikator harga yang terjangkau bagi konsumen (X1.3) menunjukan bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,90, indikator kesesuaian harga dengan kualitas produk (X1.4) menunjukan bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,57 dan indikator daya beli konsumen (X1.5) menunjukan bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,68.

Dari keseluruhan hasil rata-rata tanggapan responden indikator yang paling berpengaruh adalah pada indikator harga yang terjangkau bagi konsumen yang menunjukan rata-rata jawaban responden sebesar 3,90 dimana responden lebih banyak menjawab setuju dengan indikator tersebut. Hal ini menunjukan bahwa harga di CV.Yung Tri Tunggal Sungailiat terjangkau bagi konsumen dan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Kualitas Pelayanan Berpengaruh Terhadap Kepuasan KonsumenBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa variabel kualitas pelayanan menunjukan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian menggunakan pengujian hipotesis 2 (H2) melalui uji t-test. Berdasarkan hasil penelitian

Page 30: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

30

menggunakan uji t menunjukan hasil bahwa dimana t hitung 6,455 > t tabel 1,655 dengan sig. 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan yang terjadi pada CV. Yung Tri Tunggal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil uji t-test tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H2), kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat.

Jika dilihat dari tanggapan responden mengenai variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari 5 distribusi item pada indikator strategi penetapan harga dengan indikator Reliability (X1.1) menunjukan bahwa rata-rata dari jawaban responden adalah 3,56, indikator responsiveness (X1.2) menunjukan bahwa rata-rata dari jawaban responden adalah 3,72, indikator Assurance (X1.3) menunjukan bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,84, indikator Emphaty (X1.4) menunjukan bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,78 dan indikator Tangible (X1.5) menunjukan bahwa rata-rata jawaban responden adalah 3,65

Dari keseluruhan hasil rata-rata tanggapan responden indikator yang paling berpengaruh adalah pada indikator Assurance yang menunjukan rata-rata jawaban responden sebesar 3,84 dimana responden lebih banyak menjawab setuju dengan indikator tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan Assurance di CV.Yung Tri Tunggal Sungailiat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Strategi Penetapan Harga dan Kualitas Pelayanan Berpengaruh Terhadap Kepuasan Konsumen

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa variabel strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan menunjukan pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian menggunakan pengujian hipotesis 3 (H3) melalui uji f menunjukan hasil bahwa nilai f hitung 54,269 > f tabel 0,306 sig. 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi penetepan harga dan kualitas pelayanan secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan hasil uji f tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H3), strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat. sedangkan melalui pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 0,435. Hal ini berarti kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan sebesar 43,5% sedangkan sisanya 56,5% kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Jika dilihat dari variabel, strategi penetapan harga menunjukan bahwa indikator yang secara kuat mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu pada indikator strategi penetapan harga dengan indikator harga yang terjangkau bagi konsumen (X1.3) yang menunjukan rata-rata sebesar 3,90 dan pada indikator kualitas pelayanan dengan indikator assurance (X2.3) yang menunjukan rata-rata sebesar 3,84.

Page 31: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

31

Pada pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H3). Pengaruh strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal Sungailiat.PENUTUPKesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji T untuk variabel strategi penetapan harga dengan nilai t hitung sebesar 7,292 > 1,655 pada taraf signifikasi 0,05 dengan nilai ρ sebesar 0,000 < 0,05. Berarti H1 diterima H0 ditolak, maka ini menunjukan variabel strategi penetapan harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal.

2. Hasil uji T untuk variabel kualitas pelayanan dengan nilai t hitung sebesar 6,455 > 1,655 pada taraf signifikasi 0,05 dengan nilai ρ sebesar 0,000 < 0,05. Berarti H2 diterima H0 ditolak, maka ini menunjukan variabel kualitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal.

3. Hasil uji F untuk variabel strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan dengan nilai f hitung sebesar 54,269 > 3,06 pada taraf signifikasi 0,05 dengan nilai ρ sebesar 0,000 < 0,05. Berarti Ha diterima H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa variabel strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan secara simultan dan bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada CV. Yung Tri Tunggal.

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukan angka R Square sebesar 0,435 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 43,5%.

Keterbatasan PenelitianDalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu

dipertimbangkan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah :

1. Penulis hanya menggunakan dua variabel yaitu strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan sehingga tidak dapat menggeneralisasikan untuk seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen.

2. Karena penelitian ini hanya menggunakan instrumen berupa kuesioner sehingga masih ada kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui seperti jawaban yang kurang cermat, responden yang menjawab asal-asalan, tidak jujur dan pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden serta peneliti yang tidak mengetahui apakah kuesioner benar-benar diisi oleh orang yang bersangkutan.

3. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner yang hanya terbatas kepada konsumen yang ada di CV. Yung Tri Tunggal.

Page 32: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

32

SaranBerdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis ingin mengajukan

saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat diantaranya adalah sebagai berikut:1. Bagi CV. Yung Tri Tunggal diharapkan untuk :

a. Meningkatkan kualitas kerja yang lebih profesionalb. Menambah tenaga kerja yang lebih berpengalaman.c. Meningkatkan kegiatan promosi demi menarik minat konsumen.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk :a. Memperluas penelitian dibeberapa perusahaan lainnya dengan

observasi atau pengamatan langsung kepada objek.b. Penelitian ini dikembangkan lebih jauh lagi, untuk mendapatkan hasil

yang empiris yang lebih kuat yaitu dengan menambah variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kepuasan konsumen misalnya kualitas produk, promosi, merek dan lain-lain.

c. Bagi peneliti mendatang hendaknya instrumen penelitian lebih diperdalam dan dikembangkan lagi sehingga kemampuan mengukurnya lebih baik. Hal ini dikarena hasil peneliti hanya berpengaruh sebesar 43,5% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar peneliti. Pada dasarnya masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan konsumen seperti kualitas produk, promosi, merek dan lain-lain.

d. Bagi penelitian mendatang hendaknya memperpanjang periode pengamatan dan disarankan untuk memperluas ruang cangkupan penelitian tentang pengaruh strategi penetapan harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Afred, Owusu. 2013. Influence Of Price And Quality On Consumer Purchase Of Mobile Phone In The Kumasi Metropolis In Ghana A Comparative Study. Ghana. (www.iiste.org . Diakses 15 mei2014)

Amanah, Dita. 2010. Pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada majestyk bakery dan cake shop. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Volume 2 No.1, Maret 2010. (www.portalgaruda.org. Diakses 15 Mei 2014)

Ammirudin. (2007). Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan Makassar : Unhas. Architectional

Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Raja Grafind Persada.Dapkevicius, Aurimas dan Melnikas, Borisas. (2009). Influence Price and Quality to Satisfaction Neumarketing g Approach. (www.mla.vgtu.lt. Diakses 18 November 2014)

Daryanto. (2011). Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung : PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Page 33: ijbe-research.comijbe-research.com/.../NASKAH-PUBLIKASI-SUPRIYANTO-FULL.docx · Web viewIndonesia sebagai negara yang berkembang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, diantaranya

33

Hamid, Abdul. (2007). Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : FakultasEkonomi dan Ilmu Sosial UIN SyarifHidayatullah.

Hasan, Ali. (2009). Marketing. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Media PressindoHasan, Iqbal. (2006). Pokok-Pokok Materi Metodologi penelitian dan aplikasinya.

Jakarta : Ghalia Indonesia.Http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/pengertian-tentang-kualitas- pelayanan.html Kotler, Philip. (2012). Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih

Bahasa Benyamin Molan. Jakarta : IndeksLupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa.

Edisi Ke-2. Jakarta : Salemba Empat Sudjana. (2004). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Marianomarketing.blogspot.com/2012/01/strategi-penetapan-harga.htmlPrasetio, Ari. 2012. Pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan

pelanggan. Management Analysis Journal. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj. Diakses 18 November 2014).Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung : Alfabeta.Sunyoto, Danang. (2011). Praktik SPSS untuk kasus. Yogyakarta : Nuha Medika.Tjiptono, Fandy. (2004). Kualitas Jasa, J & J Learning. Yogyakarta : Andy

OffsetTjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2005). Service, Quality, and

Satisfaction. Yogyakarta : Andy Offset.Yamit, Zulian. (2005). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi Pertama

Cetakan Ke-4. Yogyakarta : Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII

Yoestini, Albertus Ferry Rostya Adi. 2012. Pengaruh harga, kualitas produk dan kualitas kualitas Layanan terhadap kepuasan pelanggan (Studi kasus pada Waroeng Spesial Sambal Cabang Lampersari Semarang). Volume Nomor 1, Tahun 2012 ,Halaman 1-9. (http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/dbr. Diakses 15 Mei 2014).