Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

23

Click here to load reader

Transcript of Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

Page 1: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

PENETUAN LOKASI INDUSTRI BERDASARKAN

TEORI LOKASI INDUSTRI

MALALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Geografi Industri

Yang Dibimbing Oleh Ibu Yuswanti Arianti

Oleh:

Iis Lestari

(110721435146)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

APRIL 2014

Page 2: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Pariwisata

yang dibimbing oleh Ibu Yuswanti Arianti dengan judul makah “Penetuan Lokasi Berdirinya

Industri Berdasarkan Teori Lokasi Industri”.

Penulisan makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Ibu Yuswanti

selaku dosen pembimbing mata kuliah Geografi Industri yang bertujuan untuk mengetahui

penentuan lokasi dalam mendirikan sebuah industri.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam

penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan guna

menyempurnakan tulisan ini dalam kesempatan berikutnya.

Semoga penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Malang, 16 April 2014

Penyusun

Page 3: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................

1.3 Tujuan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Industri.................................................................................

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Industri..................

2.3 Teori Lokasi Industri........................................................................

2.4 Analisis Pendirian Industri Berdasarkan Teori Lokasi Industri

2.5 (Studi Kasus Kota Malang) .............................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri merupakan suatu kegiatan yang pada dasarnya memproses suatu komoditas agar

nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan hidup masyarakat. Sektor industri di Indonesia sagat

berperan penting dalam perekonomian negara karena dapat menambah devisa negara, serta

mengurangi jumlah pengangguran. Perkembangan industri tersebut jika tidak diimbangi dengan

kebijakan-kebijakan yang kuat dan analisa lokasi khususnya lokasi industri yang tepat, maka

keberadaan kawasan industri disamping memberikan pengaruh positif juga akan mempengaruhi

potensi, kondisi, serta mutu sumber daya alam dan lingkungan sekitar.

Pembangunan industri sudah terjadi di berbagai daerah baik itu industri kecil, sedang, dan

besar. Industri yang berada pada di lokasi tertentu selain memperlihatkan karakteristik dari

kegiatan industrinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri

tersebut.Penentuan lokasi industri didasari oleh beberapa faktor yang semua tujuannya sama

yaitu meminimalkan biaya produksi agar keuntungan semakin besar. Pemilihan lokasi yang

strategis merupakan kerangka kerja yang presfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang

bersifat komersil. Lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang

menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Lokasi industri yang semakin strategis berarti

akan semakin besar peluang keuntungan yang akan diperoleh, dengan demikian tujuan penentuan

lokasi industri yaitu untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih

pangsa pasar yang lebih luas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud lokasi industri?

2. Faktor apa yang menjadi kriteria penentuan lokasi suatu industri?

3. Apa yang menjadi dasar teori penentu lokasi industri?

4. Bagaimana kriteria pendirian industri berdasarkan teori lokasi industri (studi kasus Kota

Malang)

Page 5: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian lokasi industri

2. Untuk mengetahui faktor apa yang menjadi kriteria penentuan lokasi suatu industri

3. Untuk mengetahui teori penentu lokasi industri

5. Untuk mengetahui kriteria pendirian industri berdasarkan teori lokasi industri (studi kasus

Kota Malang)

Page 6: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lokasi Industri

Lokasi industri secara umum mempunyai pengertian sebagai lahan atau tanah tempat

pabrik dan sarananya melakukan proses produksi. Penentuan lokasi indusrti (pabrik) akan

berkaitan dengan unit-unit lain. Menurut Budiharsono (2001) keputusan mengenai penentuan

lokasi yang diambil oleh unit-unit pengambil keputusan akan menentukan struktur ruang wilayah

yang terbentuk. Ada tiga unit yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

penentuan lokasi industri (pabrik) yaitu: rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Setiap unit

pengambil keputusan mempunyai kepentingan tersendiri yang bersumber dari aktivitas ekonomi

yang dilakukan. Aktivitas ekonomi rumah tangga yang paling pokok adalah penjualan jasa

tenaga kerja, dan konsumsi. Sedangkan kegiatan ekonomi dari suatu perusahaan meliputi,

pengumpulan input, proses produksi, dan proses pemasaran. Penentuan lokasi industri oleh

pengambil keputusan merupakan suatu usaha untuk memaksimalkan keuntungan.

Menurut Budiharsono (2001) pendekatan dalam penentuan lokasi industri terbagi

menjadi tiga, yaitu:

a. Pendekatan Biaya Terkecil

Pendekatan biaya terkecil dikemukakan oleh Alfred Weber, dan pendekatan ini

didasarkan atas biaya transportasi terkecil. Setakat dengan pendekatan ini tiga faktor utama yang

mempengaruhi lokasi industri adalah biaya transportasi, biaya tenaga kerja, dan kekuatan

aglomerasi. Dalam hal ini Weber mengasumsikan bahwa biaya transportasi berbanding lurus

dengan jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik yang membuat biaya terkecil adalah

bobot total pergerakan pengumpulan berbagai input dan pendistribusianhasil industri.

b. Pendekatan Wilayah Pemasaran

Berbeda dengan pendekatan biaya terkecil yang hanya memperhatikansisi input, namun

kurang memperhatikan sisi output (permintaan), sehingga Losch melihat penetapan lokasi

industri dari sisi permintaan. Pendekatan ini mempertimbangkan ukuran optimal dari pasar.

Lokasi optimal adalah tempat di mana terjadi keuntungan maksimal dengan asumsi penyebaran

Page 7: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

faktor input merata, faktor penyebaran penduduk dan selera masyarakat sama, serta tidak ada

ketergantungan lokasi antarperusahaan.

c. Pendekatan Keuntungan Maksimum

Jika teori Weber hanya melihat sisi produksi yang memberikan ongkos terkecil dan teori

Losch hanya melihat sisi permintaan dari perimaan pasar yang maksimal, maka Smith

menggabungkan dua teori tersebut. Menurut Smith kedua pandangan tersebut perlu digabung,

dengan cara mencari lokasi yang memberikan keuntungan yang maksimal setelah

memperhatikan lokasi yang menghasilkan ongkos terkecil dan lokasi yang memberikan

penerimaan terbesar, dengan mengintrodusir konsep average cost (biaya rata-rata) dan average

revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait dengan lokasi.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Industri

Penentuan lokasi industri tidak begitu saja tempatkan, tetapi perlu mempertimbangkan

beberapa faktor yang dapat mendukung kegiatan industri. Pertimbangan tersebut diharapkan

dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi suatu produsen. Beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri yaitu:

a. Bahan mentah

Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kegiatan industri,

sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan

keberlanjutan sebuah industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya

cukup besar dan banyak ditemukan makan akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau

alternatif menempatkan industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri cadangannya

terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan menyebabkan biaya operasional

semakin tinggi dan pilihan untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas.

b. Modal

Besarnya modal yang dimiliki oleh pengusaha dalam proses industri merupakan hal yang

sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk yang akan dihasilkan, tenaga kerja yang

dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan sistem pemasaran yang akan dilakukan.

c. Tenaga kerja

Page 8: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses produksi,

oleh karena ketersediaan tenaga kerja baik jumlah maupun keahliannya harus menjadi

pertimbangan dalam menentukan lokasi industri.

d. Sumber energi

Sumber energi merupakan tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin produksi, sehingga

keberadaannya sangat dibutuhkan dan mempengaruhi keberlangsungan kegiatan industri. Cukup

banyak sumber energi yang dapat kita gunakan mulai dari sumber energi yang konvensional

sampai pada sumber energi yang berteknologi tinggi.

e. Transportasi

Sarana transportasi merupakan penunjang kegiatan industri yang sangat penting, karena

transportasi yang lancar dan baik akan menjamin pasokan bahan baku untuk proses industri dan

juga akan menjamin distribusi pemasaran produk yang dihasilkan.

f. Pasar

Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam mempertimbangkan lokasi industri,

karena pasar sebagai sarana untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Lokasi

pasar biasanya terletak di lokasi yang strategi dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

g. Perangkat hukum (kebijakan pemerintah)

Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan sangat penting demi

menjamin kepastian kegiatan usaha dan kelangsungan industri. Peraturan atau perundang-

undangan tersebut dapat meliputi tata ruang, fungsi wilayah, upah minimum regional (UMR),

perizinan, perpajakan, dan keamanan. Termasuk jaminan keamanan dan hukum penggunaan

bahan baku, proses produksi, dan pemasaran. Peraturan dan perundang-undangan harus menjadi

pegangan dalam melaksanakan kegiatan industri, karena menyangkut modal yang digunakan,

kesejahteraan tenaga kerja, dan dampak negatif (limbah) yang ditimbulkan.

h. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah sumber air, iklim, dan rawan bencana (banjir,

gempa, dan longsor). Pada awalnya dalam menentukan lokasi industri hanya mempertimbangkan

letak yang jauh dari pemukiman dengan pemikiran agar limbah yang dihasilkan tidak merugikan

Page 9: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

masyrakat. Tetapi setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata limbah limbah yang dibuang kea

lam walaupun jaraknya jauh dari pemukiman manusia akan tetap berdampak bagi masyarakat

juga.

Keseluruhan dari faktor-faktor yang harus dipertimbangkan tersebut kemungkinannya

sangat sulit untuk dipenuhi secara ideal, namun dari beberapa hal tersebut dapat dicari yang

paling menunjang dan harus disiapkan untuk mengatasi dari kekurangan-kekurangan yang tidak

dapat dipenuhi sebagai beban operasional yang harus dikeluarkan. Pertimbangan utama dalam

menentukan alternatif lokasi industri adalah biaya operasional dan biaya transportasi yang

rendah, sehingga secara ekonomi masih menguntungkan.

2.3 Teori Lokasi Industri

Penentuan lokasi industri dapat dilakukan dengan mempertimbangkan teori-teori yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu:

a. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber.

Teori ini dimaksudkan untuk menentukan lokasi industri dengan mempertimbangkan

resiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut:

1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan penduduknya

relatif homogen.

2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.

3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum Regional

(UMR).

4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.

5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.

6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.

7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.

Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred Weber dapat

digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teorinya, yaitu titik

material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi

ongkos transport. Berdasarkan asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti

pada gambar berikut ini :

Page 10: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

Gambar: (a) (b) (c)

Keterangan:

M :pasar

R1, R2 : bahan baku

P : lokasi biaya terendah

Gambar (a): apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak

(b): apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri

(c): apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri

b. Theory of optimal industrial location (teori lokasi industri optimal) dari Losch.

Teori ini didasarkan pada permintaan (demand) sehingga diasumsikan bahwa lokasi

optimal dari suatu pabrik/industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas

sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar. Losch berasumsi bahwa pada suatu tempat

yang topografinya datar atau homogen jika disuplai oleh pusat (industri) volume penjualan

barang karena harganya semakin tinggi akibatnya dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan

teori ini setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-

seluasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki pendirian pabrik-pabriksecara merata dan

saling bersambung sehingga berbentuk heksagonal, hal ini akan harga semakin turun atau murah.

Losch berpendapat ada 2 prinsip sebagai batasan bagi pengambilan keputusan memilih suatu

lokasi industri:

Page 11: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

1) Rasio antara berat bahan baku dengan produk akhir, baik ongkos pengangkutan

maupun ongkos produksi dan tempat yang memberikan ongkos paling kecil

merupakan lokasi yang dipilih sebagai lokasi industri

2) Besar kecilnya penjualan hasil perusahaan di suatu tempat tergantung pada jumlah

pembeli dan kemampuan ekonominya. Jumlah penduduk dan tingkat pendapatan

setiap daerah merupakan penentu untuk memilih lokasi industri.

Untuk membangun teorinya, Losch berasumsi :

1) Permukaan lahan yang datar dan homogen yang selalu disuplai leh pusat (industri)

karena membutuhkan adanya permintaan yang merata

2) Harga penyerahan segala hasil meningkat karena pada industrialisasi harus menutup

ekstra dari transportasinya masing-masing

3) Harga cenderung naik mengikuti jarak maka permintaan terhadap suatu produk

khusus akan hilang seluruhnya

4) Jika hal di atas terjadi merata keseluruh di sekeliling pabrik maka wilayah pasaran

akan berbentuk lingkaran.

Mencapai keseimbangan, ekonomi ruang Losch harus memenuhi beberapa syarat :

1) Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual/pembeli.

2) Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehngga

seluruh permintaan yang ada dapat dilayani

3) Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memeproleh super-normal profit

sehingga tidak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang

yang sama di daerah tersebut

4) Daerah penawaran adalah sedemikian hingga memungkinkan petani yang ada untuk

menncapai besar optimum

c. Theory of weight loss and transport cost (teori susut dan ongkos transport)

Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan

ongkos transportasi yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara mengkaji kemungkinan

penempatan industri di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi

Page 12: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilaisusut dalam proses pengangkutan yang paling

rendah dan biaya transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan, maka makin besar kemungkinan untuk

penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku) dengan catatan faktor

yang lainnya sama.

2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi, maka

makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.

d. Model of gravitation and interaction (model gravitasi dan interaksi) dari Issac Newton dan

Ullman.

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya tarik (gravitasi)

untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling melengkapi (region

clompementari), kemudian memiliki kesempatan berintervensi (intervensing Opportunity), dan

kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability). Teori ini

menekankan pada kekuatan hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat yang

dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut. Semakin besar

jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan semakin besar interaksi ekonominya.

Sebaliknya, makin interaksi yang terjadi semakin kecil. Teori ini dapat digunakan dengan rumus:

I=P 1 P 2

d2

Keterangan:

I = gaya tarik menarik diantara kedua region

D= jarak diantara kedua region

P= jumlah penduduk masing-masing region

e. Theory of central place (teori tempat yang sentral) dari Walter Christaller.

Teori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range

(jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan

masyarakat. Sedangkan threshold (ambang) merupakan jumlah minimal anggota masyarakat

yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang. Teori ini akan lebih tepat jika

Page 13: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

digunakan untuk daerah pedataran dimana tiap lokasi memiliki peluang yang sama untuk

berkembang.

Contohnya sebuah daerah pedataran yang luas yang dihuni oleh penduduk secara merata.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tentu memerlukan berbagai barang dan jasa

seperti: pakan (makan dan minum), papan (rumah dan perabotannya), sandang (pakaian dan

aksesorisnya), pendidikan, dan kesehatan. Lokasi yang menyediakan darang dan jasa tersebut

hanya ada pada tempat-tempat tertentu saja, sehingga ada jarak antara tempat tinggal dengan

lokasi penyedia barang dan jasa. Jarak tempuh dari tempat tinggal menuju pusat penyediaan

barang jasa disebut range. Persaingan dalam penyediaan barang dan jasa tidak akan cukup

dengan mengandalkan pada kualitas barang atau jasa layanan yang baik, melainkan lokasi yang

dapat dan mudah dijangkau oleh konsumen masyrakat) harus menjadi perhatian.

Untuk menerapkan teori ini diperlukan beberapa syarat yaitu:

1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatuwilayah relatif seragam

sehingga tidak ada bagain yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruhalam lain dalam

hubungannya dengan jalur angkutan.

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogeny

2.4 Analisis Pendirian Industri Berdasarkan Teori Lokasi Industri (Studi Kasus Kota

Malang)

Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa timur memiliki kepadatan penduduk

yang cukup tinggi. Jumlah penduduk yang banyak ini mempengaruhi jumlah konsumsi barang

yang butuhkan,, karena semakin banyak jumlah penduduk maka jumlah konsumsi barang juga

semakin tinggi. Peningkatan kebutuhan masyarakat menjadi peluang bagi sebagian orang untuk

membuka usaha, yaitu dengan mendirikan industri-industri di sekitar Kota Malang baik itu

dalam skala besar, sedang, maupun kecil. Salah satu industri yang di kota malang adalah industri

makan ringan seperti kripik pisang, emping jagung, kripik tempe, dan masih banyak industri

lainnya.Produk hasil industri yang menjadi ciri khas kota malang adalah kripik tempe. Keripik

tempe adalah olahan makanan ringan yang berbahan dasar tempe. Jenis makanan ringan ini

sangat di gemari kebanyakan masyarakat di Indonesia.

Page 14: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh yusriansyah yang berjudul “Karakteristik

Pengusaha Industri Keripik Tempe Berbasis Produk Unggulan Di Kota Malang”, diketahui

bahwa karakteristik pengusaha industri keripik tempe di Kota Malang sesuai data yang diperoleh

dari wawancara tehadap pemilik industri, terungkap bahwa pemilik industri rata rata mempunyai

tenaga kerja 1- 4 orang untuk industri rumah tangga dan 5- 19 orang untuk industri kecil. Industri

ini berdiri dengan modal milik sendiri walaupun modalnya relatif kecil, karena modal pinjaman

dari pihak lain (lembaga) membutuhkan jaminan serta dengan Bungan yang cukup tinggi.

Industri keripik tempe di Kota Malang bergantung terhadap ketersediaan bahan baku yaitu tempe

sebagai faktor pendukung utama yang harus tersedia, apabila tidak ada bahan baku maka proses

produksi juga tidak akan berjalan dengan baik. Keterjangkauan bahan baku dari lokasi produksi

juga dapat mempengaruhi hasil produksi, hal ini berkaitan dengan biaya operasional yang

dibutuhkan dalam suatu proses produksi sehingga berpengaruh pada pendapatan yang dihasilkan

dalam proses produksi tersebut. Industri tempe tersebut memperoleh bahan baku dari sentra

pembuat tempe yang terdapat di Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Selain itu

permintaan konsumen yang ada di Kota Malang terhadap hasil industri keripik tempe juga cukup

banyak jika dibangkan dengan wilayah lain disekitar malang.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulakan bahwa industri kripik tempe di kota

malang didirikan berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu:

1. Bahan baku

Di Kota Malang tersedia sentra produksi tempe sehingga kebutuhan bahan baku dapat

terpenuhi dan memperolehnya juga sangat mudah. Selain itu untuk mengurangi biaya

angkut barang baku maka industri didirikan dikota malang, karena pemasarannya

juga di kota malang.

2. Transportasi

Di Kota malang sistem transportasinya sudah baik sehingga untuk memperoleh bahan

baku dan pemasaran hasil produksi dapat dilakukan dengan mudah.

3. Pasar

Di Kota Malang permintaan pasar terhadap barang produksi cukup banyak

dibandingkan di wilayah lain sekitar Kota Malang, sehingga barang produksi lebih

cepat terjual jika di pasarkan di kota malang.

Page 15: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

Berdasarkan ketiga faktor tersebut maka industri tempe didirikan di kota malang dengan

tujuan agar keuntung yang dipeoleh lebih besar yaitu dengan menekan biaya pengeluaran yang

dilakukan dengan mendirikan industri dekat dengan pasar dan bahan baku sehingga biaya

pengeluaran untuk transport lebih sedikit. Dari hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa

pendirian industri kripik tempe tersebut yang diperhitungkan adalah biaya transportasi, maka

penentuan lokasi industri ini menganut Theory of optimal industrial location (teori lokasi industri

optimal) dari Losch, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Rasio antara berat bahan baku dengan produk akhir, baik ongkos pengangkutan maupun

ongkos produksi dan tempat yang memberikan ongkos paling kecil merupakan lokasi yang

dipilih sebagai lokasi industri

2) Besar kecilnya penjualan hasil perusahaan di suatu tempat tergantung pada jumlah pembeli

dan kemampuan ekonominya. Jumlah penduduk dan tingkat pendapatan setiap daerah

merupakan penentu untuk memilih lokasi industri

Page 16: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesipulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulakan bahwa industri merupakan

segala aktivitas manusia dalam bidang ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Beberapa

faktor penunjang berdirinya sebuah industri, antara lain yaitu bahan mentah (bahan baku),

sumber energi, tenaga kerja, threshold, pangsa pasar, transportasi, dan range. Pemilihan lokasi

yang strategis merupakan kerangka kerja yang presfektif bagi pengembangan suatu kegiatan

yang bersifat komersil. Lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang

menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Lokasi industri yang semakin strategis berarti

akan semakin besar peluang keuntungan yang akan diperoleh, dengan demikian tujuan penentuan

lokasi industri yaitu untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih

pangsa pasar yang lebih luas.

Page 17: Iis Lestari_Teori Lokasi industri_Off B 2011.docx

DAFTAR RUJUKAN

Anonim.2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri di Indonesia-Perekonomian Bisnis. (online), (http://id.organisasi.org) komunitas/perpustakaan online Indonesia: Pengertian-Definisi-Macam-Jenis-dan-Penggolongan Industri-di Indonesia-Perekonomian Bisnis), diakses tanggal 10 April 2014

Bahri, saiful. 2007. Evaluasi Lokasi Lahan Industri di Kota Kragilan Kabupaten Serang. Tesis Universitas Diponegoro: tidak diterbitkan

Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan

Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Dudunim. 2011. Dasar-Dasar Teori Lokasi Industri (Teori Weber: Classical Industrial Location). Online (http://b2stlyleader.blogspot.com/2011/10/dasar-dasar-teori-lokasi-industri-teori.html, diakses tanggal 10 April 2014)

Yusriansyah, M. Tnpa tahun. Karakteristik Pengusaha Industri Keripik Tempe Berbasis Produk Unggulan di Kota Malang. Jurnal Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.