II Riwayat Kasus

5
II. RIWAYAT KASUS Untuk mengetahui riwayat pasien, dapat menggunakan dua metode. Metode yang dapat digunakan yaitu, auto anamnesa dan allo anamnesa. Pada auto anamnesa, pasien dapat memberikan informasi atau penjelasan kepada operator secara langsung tanpa melalui perantara. Sedangkan pada allo anamnesa, informasi didapatkan dari orang terdekat yang mengetahui riwayat penyakit pasien. Hal ini dapat dilakukan apabila, pasien tidak memungkinkan untuk memberikan penjelasan atau informasi secara spesifik tentang penyakit yang dideritanya, dimana pasien yang harus menggunakan metode allo anamnesa yaitu pasien yang tuna wicara, pasien tuna rungu, pasien yang mengalami retardasi mental misalnya sindrom down, dan pasien anak kecil yang membutuhkan bantuan orangtuanya atau orang terdekat dalam memberikan informasi. Pada pasien yang kami periksa, pasien tersebut mengalami retardasi mental sehingga pasien mengalami kesulitan dalam memberikan informasi secara lengkap, oleh karena itu informasi didapatkan dari orang terdekat pasien. Pada riwayat kasus, terdapat keluhan utama pasien, riwayat penyakit, keadaan umum, obat-obatan yang sedang dan telah dijalani dalam 6 bulan terakhir, keadaan sosial, kebiasaan buruk, dan riwayat keluarga.

Transcript of II Riwayat Kasus

Page 1: II Riwayat Kasus

II. RIWAYAT KASUS

Untuk mengetahui riwayat pasien, dapat menggunakan dua metode.

Metode yang dapat digunakan yaitu, auto anamnesa dan allo anamnesa. Pada auto

anamnesa, pasien dapat memberikan informasi atau penjelasan kepada operator

secara langsung tanpa melalui perantara. Sedangkan pada allo anamnesa,

informasi didapatkan dari orang terdekat yang mengetahui riwayat penyakit

pasien. Hal ini dapat dilakukan apabila, pasien tidak memungkinkan untuk

memberikan penjelasan atau informasi secara spesifik tentang penyakit yang

dideritanya, dimana pasien yang harus menggunakan metode allo anamnesa yaitu

pasien yang tuna wicara, pasien tuna rungu, pasien yang mengalami retardasi

mental misalnya sindrom down, dan pasien anak kecil yang membutuhkan

bantuan orangtuanya atau orang terdekat dalam memberikan informasi. Pada

pasien yang kami periksa, pasien tersebut mengalami retardasi mental sehingga

pasien mengalami kesulitan dalam memberikan informasi secara lengkap, oleh

karena itu informasi didapatkan dari orang terdekat pasien.

Pada riwayat kasus, terdapat keluhan utama pasien, riwayat penyakit,

keadaan umum, obat-obatan yang sedang dan telah dijalani dalam 6 bulan

terakhir, keadaan sosial, kebiasaan buruk, dan riwayat keluarga.

Dimana pada keluhan utama pasien didapatkan uraian singkat mengenai

alasan pasien datang ke RSGM Universitas Jember, bahwa pasien merasa kurang

nyaman pada lidahnya. Dilanjutkan dengan pemeriksaan subyektif mengenai

riwayat penyakit pasien. Pada pemeriksaan subyektif, operator harus mendapatkan

informasi mengenai sejak kapan keluhan mulai timbul, apa penyebab timbulnya

keluhan, ada rasa sakit atau tidak, bagaimana intensitas atau frekwensi (sering

atau tidak) timbulnya keluhan, apakah sudah pernah dilakukan perawatan atau

mengobatan pada keluhan tersebut, dan keadaan keluhan tersebut pada saat ini.

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan oleh operator, pasien merasa kurang

nyaman pada lidah sejak lama. Penyebab dari rasa kurang nyaman pada lidah

kemungkinan oleh karena kelainan yang diderita pasien, sehingga berkaitan

Page 2: II Riwayat Kasus

dengan kurangnya intensitas dan kualitas pasien dalam menggosok giginya. Dari

informasi yang didapatkan belum pernah dilakukan pemeriksaan, perawatan dan

pengobatan pada keluhan tersebut. Keadaan rongga mulut pasien, menunjukkan

adanya warna putih pada lidah (plak putih), dimana pada keadaan normal lidah

berwarna merah mudah dengan papilla yang halus.

Pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya, mencakup keadaan umum

pasien. Sepertihalnya, penyakit yang sedang diderita, tinggi badan, berat badan,

blood pressure, pernafasan, temperatur. Data dari penyakit yang sedang diderita

pasien akan sangat membantu dalam penentuan diagnosis penyakit, dimana

penyakit tersebut kemungkinan berhubungan dengan kondisi rongga mulut pasien.

Pasien yang diperiksa mempunyai kelainan mental, yang disebut dengan

Sindrom down. Dimana pada kelainan tersebut, orang yang menderita akan

mengalami penurunan intelegensi dan respon terhadap adanya suatu keadaan akan

dinilai rendah, contohnya plak putih yang terdapat pada lidah kemungkinan

dikarenakan pasien yang kesulitan dalam pembersihan rongga mulutnya.

Pemeriksaan selanjutnya diperoleh tinggi badan 147,5 cm, berat badan

54,5 kg, pernafasan 38/menit, temperatur 36o C. Sehingga BMI (Body Mass

Index) sebesar 25,22 merupakan berat badan pasien dalam tingkatan berlebih

(Obess grade 1). Pemeriksaan BMI penting untuk dilakukan dikarenakan

pemeriksaan ini untuk mengetahui parameter lemak yang terdapat di tubuh.

Parameter lemak ini berkaitan dengan resiko penyakit metebolik yang akan

diderita pasien apabila lemak yang diderita pasien dalam tingkatan tertentu

(tinggi). Batas normal BMI yaitu hingga 22.9.

Pada pemeriksaan pernafasan, melebihi dari batas normal, batasan normal

bagi wanita dewasa 18-20 permenit. Frekwensi pernafasan berkaitan dengan

umur,suhu tubuh, aktifitas fisik, dan kejiwaan. Dari pemeriksaan prenafasan yang

melebihi normal, dikarenakan kejiwaan pasien, dimana kejiwaan juga

berpengaruh pada frekwensi pernafasan, apabila pasien mempunyai jiwa periang,

Page 3: II Riwayat Kasus

maka akan lebih sering tertawa, hal ini yang kemudian mengakibatkan naiknya

frekwensi pernafasan.

Keadaan umum pasien juga meliputi obat-obatan yang sedang dan telah

dijalani dalam 6 bulan terakhir. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan

apapun dalam 6 bulan terakhir, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi

rongga mulutnya.

Keadaan sosial pasien baik, tetapi pasien mempunyai kebiasaan buruk

berupa kebiasaan jarang menggosok gigi dari kecil dan sulit untuk menggosok

gigi dengan cara yang benar, kebiasaan buruk ini dikarenakan keterbatasan pasien

dalam mengaplikasikan cara yang benar untuk menggosok gigi dengan baik, hal

ini berkaitan pasien mengalami sindrom down.

Pada riwayat keluarga pasien, tidak didapatkan adanya riwayat penyakit

dari orang tua atau keluarganya. Sehingga kemungkinan keluhan pasien ini tidak

berkaitan dengan riwayat penyakit keluarganya.