hipoglikemia

download hipoglikemia

of 29

description

hipoglikemi

Transcript of hipoglikemia

Slide 1

Case report 3hipoglikemia dan dispepsia

Pembimbing : dr. A.Sentot Suropati Sp.PDDipresentasikan oleh :Riki UmarwanJ 500 050 019

Pendahuluan Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara70-110mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi, sedangkan pada hipoglikemi ialah kadar gula terlalu rendah, kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal ini akan merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadarnya menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otakkasusNama: Tn.W S Umur: 81 tahunJenis kelamin: laki-lakiPekerjaan: Berternak dan berkebun Agama : IslamAlamat: Polokarto ,Sukoharjo No. RM: 186xxxTanggal MRS: 01 februari 2012 Tanggal keluar: 05 februari 2012

AnamnesisKeluhan utama : sesak nafas, perut terasa panas ,Riwayat penyakit sekarangPasien datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan sesak nafas, perut terasa panas, mual (+) sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Tiba tiba tidak sadarkan diri di IGD

Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit Diabetes Mellitus (-)Riwayat penyakit Hipertensi (-)Riwayat alergi obat dan makanan (-)Riwayat opname (-)Riwayat Penyakit Keluarga :Riwayat penyakit Diabetes Mellitus : disangkalRiwayat penyakit TB : disangkalRiwayat penyakit Jantung : disangkalRiwayat sakit yang sama : disangkalRiwayat lingkungan sosial-ekonomiPasien bekerja dirumah sebagai peternak dan berkebun disekitar rumah, tinggal bersama seorang cucunya.

Anamnesis system

Sistem cerebrospinal : nyeri kepala (-).pusing (-)Sistem cardiovaskular : Anemis (-), akral dingin (-), sianosis (-).Sistem respirasi : Sesek (-), batuk (-), mengi (-), nafas cuping hidung (-) Sistem urinarius : BAK (+) .Sistem gastrointestinal : makan (+), minum (+), BAB (+), mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-).Sistem muskuloskeletal : edema pedis (-/-), kaku-kaku pada lengan (-/-), nyeri tulang (-).

PEMERIKSAAN FISIKKU: cukup, kesadaran compos mentis, gizi cukup.Vital sign: TD: 120/80 mmHg; HR: 86x/menit RR: 21x/menit, S: 36,1 C.Kepala: Conjuctiva Anemis tidak ditemukan, Sklera Ikterik tidak ditemukanLeher: Retraksi suprasterna tidak ditemukan, deviasi trakea tidak ditemukan, tidak terdapat peningkatan JVP, Pembesaran kelenjar limfe tidak ditemukan.

Thoraks: ParuInspeksi: simetris, tidak terdapat ketinggalan gerak, retraksi intercosta tidak ditemukan.Palpasi: tidak terdapat ketinggalan gerakFremitus

NNNNNNNNNNNNANTORPOSTORSSSSSSSSSSSSPerkusiVVVVVVVVVVVVAuskultasi Suara tambahan Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)8JantungInspeksi: iktus cordis tampakPalpasi: iktus cordis kuat angkatPerkusi: dalam batas normalAuskultasi: Bunyi jantung I-II ireguler, Bising jantung tidak ditemukan

AbdomenAuskultasi : peristaltik (N)Inspeksi : simetris, bekas luka(-), bulging (-) Palpasi: nyeri tekan(-), hepatomegali(-), splenomegali(-), turgor elastisitas kulit normalPerkusi: timpani di ke empat kuadran, tes undulasi(-), tes pekak beralih(-), nyeri ketok kostovertebral(-)

Ekstremitas akral dalam batas normal, clubbing finger(-), oedem (-/-)

Resume pemeriksaan fisikKU: cukup, kesadaran compos mentis, gizi cukup.Vital sign: TD: 120/80 mmHg; HR: 86x/menit; RR: 21x/menit, S: 36,1 C. didapatkan kelainan suara jantung S1-S2 ireguler.Pemeriksaan penunjangHasil laboratorim darah rutin 01februari 2012Creatinin: 1,35mg/dl;SGOT: 253,30U/L;SGPT: 115,10 U/L;Ureum: 53,85 mg/dl;GDS:27 (jam 00.30) ,GDS:133 (jam 01.30), GDS:138(jam 05.30)

Follow upS: keluhan sesak nafas, perut terasa panas, mual (+) sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit.O: TD : 170/100 mmHg N : 120x/mnt R : 48x/mnt S : - C KU : kesadaran menurun, conjunctiva anemis (CA) -/-, sclera ikterik (SI) -/-, thorax : cor: BJ I- II iregular tachycardia ,pulmo: SDV +/+, rhonkhi -/-, whezzing -/-, abdomen : supel, peristaltik normal, nyeri tekan (-). Ekstremitas: dalam batas normal. Hasil lab;Creatinin:1,35mg/dl;SGOT: 253,30U/L;SGPT:115,10 U/L;Ureum: 53,85 mg/dl;GDS:27 (jam 00.30)A: hypoglikemia , obs decomp cordis .P: O2 3L/menit, D10% 20tpm, bolus D40% 2 flash,antasida syr 3 x 1 ct, furosemide 1A extra, ranitidine 1A/12 jam, ISDN 3 x1 , digoxin 2 x , cek lab GDS satu jam kemudian.

S : sesak nafas(+), nyeri epigastrium(+) O: TD: 130/90 mmHg, S: 36 C, N: 84-x/mnt, KU : CM, baik,CA -/-, SI -/-, cor : BJ I- II iregular, pulmo: SDV +/+, rhonkhi -/-, whezzing -/-, abdomen : supel, peristaltik normal, nyeri tekan (-). Ekstremitas : dalam batas normal, GDS:133 (jam 01.30), GDS:138(jam 05.30)A: hypoglikemia obs decomp cordisP : D5% 12 tpm ,antasida syr 3 x 1 ct, furosemide 1A extra, ranitidine 1A/12 jam, ISDN 2 x1 , digoxin 2 x .

1 februari 2012 (IGD)1 februari 2012(bangsal)S: sesak, nyeri perut sebelah kanan atas dan bawahO: TD: 120/60 mmHg, S: 36,2 C, N: 68-x/mnt, KU : CM, baik ,CA -/-, SI -/-, cor : BJ I- II iregular, pulmo: SDV +/+, rhonkhi -/-, whezzing -/-, abdomen : supel, peristaltik normal, nyeri tekan (+).GDS :124A: hypoglikemia obs decomp cordisP : D5% 12 tpm ,antasida syr 3 x 1 ct, furosemide 1A extra, ranitidine 1A/12 jam, ISDN 2 x1 , digoxin 2 x . Ulang GDS

S : sesak, kembungO: TD: 130/90 mmHg, S: 36,8 C, N: 80-x/mnt, KU : CM, baik .CA -/-, SI -/-, cor : BJ I- II iregular, pulmo: SDV +/+, rhonkhi -/-, whezzing -/-, abdomen : supel, peristaltik normal, nyeri tekan (+).GDS :67A: hypoglikemia P : D5% 12 tpm ,antasida syr 3 x 1 ct, furosemide 1A extra, ranitidine 1A/12 jam, ISDN 2 x1 , digoxin 2 x . Ulang GDS.

2 februari 2012 3 februari 20124 februari 2012 S : sesak, kembung,O: TD: 140/90 mmHg, S: 36,8 C, N: 76-x/mnt, KU : CM, baik .CA -/-, SI -/-, cor : BJ I- II iregular, pulmo: SDV +/+, rhonkhi -/-, whezzing -/-, abdomen : supel, peristaltik normal, nyeri tekan (+).GDS :104A: hypoglikemia , dyspepsia.P : D5% 12 tpm ,antasida syr 3 x 1 ct, furosemide 1A extra, ranitidine 1A/12 jam, ISDN 2 x1 , digoxin 2 x . Besok rawat jalan

TINJAUAN PUSTAKAHipoglikemiA.DefinisiHipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah.

Etiologi Hipoglikemia bisa disebabkan oleh: Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal Kelaiana pada penyimpanan karbohidra atau pembentukan glukosa di hati.

Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat.Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi: - Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa - Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya karbohidrat.Penyebab lain hipoglikemiaPemakaian alkohol dalam jumlah banyakSeseorang yang telah menjalani pembedahan lambung (hipoglikemia alimenter atau alimentari idiopatik (tanpa pembedahan)Insulinoma.penyakti autoimun dll.GEJALA

berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar(akut) pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma (lanjut)Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanenDIAGNOSAGejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah.PENGOBATAN

Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula.Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius.

Dispepsia

DefinisiDispepsia merupakan gejala/simptom atau sindrom yang terdiri dari keluhan nyeri ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, rasa penuh/ begah dan rasa panas/terbakar di dada/epigastrium.Etiologi

Penyebab Dispepsia adalah :Gangguan pada lumen saluran cerna (Esofago-gastro-duodenal) : tukak peptik, tumor, gastritis, hiatus hernia, esofagitis refluks.Obat-obatan: anti-inflamasi nonsteroid, antibiotik, digitalis, teofilin.Penyakit pada hati, pankreas, dan saluran empedu.Penyakit sistemik: diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.Fungsional: dispepsia fungsional atau dispepsia non-ulkus.Mungkin disebabkan makanan yang mengiritasi mukosa lambung (kafein, alkohol, makanan yang sulit dicerna, dan lain-lain).Faktor mekanik seperti makan terlalu banyak, makan dengan cepat dan kesalahan mengunyah mungkin menyebabkan timbulnya gejala-gejala.Stress psikologis, kecemasan, atau depresiInfeksi Helicobacter pylory

Patofisiologi

Masih diperdebatkan, penyebabnya bersifat multifaktorial. Namun.Peran faktor psikososial pada dyspepsia fungsional sangat penting karena dapat menyebabkan hal-hal di bawah ini: 1. menimbulkan perubahan fisiologi saluran cerna2. perubahan penyesuaian terhadap gejala-gejala yang timbul 3. mempengaruhi karakter dan perjalanan penyakit 4. mempengaruhi prognosis

Gejala Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Rasa penuh setelah makan dan flatulensi. Heartburn regurgitasi Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, muntah, sembelit, dan diare.Diagnosis Ditegakkan melalui:Anamnesisharus dilakukan secara akurat untuk menilai apakah keluhan ini lokal atau berdasarkan gangguan sistemik.Pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi kelainan intralumen yang padat misalnya massa intraabdomen, tanda peritonitis, organomegali.Pemeriksaan penunjang Laboratorium,Ultrasonografi,Endoskopi,Barium enema.

Penatalaksanaan

1. Antasid 20-150 ml/hari2. Antikolinergik (Pirenzepin)3. Antagonis reseptor H2 (ranitidin)4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI) (omeprazol)5. Sitoprotektif (misoprostol)6. Golongan prokinetik (metoklopramid)7. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti- depresi dan cemas)pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi.

KESIMPULAN

Tn.W S ,81 tahun,datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan sesak nafas,perut terasa panas, mual(+) sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Tiba tiba tidak sadarkan diri di IGD, Hasil laboratorim GDS:27 , maka ditegakkan diagnosis hipoglikemi dan dyspepsia, berdasarkan dengan diagnosis maka pasien diberikan pengobatan sesuai dengan teori yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Djojoningrat, Dharmika. 2006. Dispepsia fungsional. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, editors. Buku Ajar llmu Penyakit Dalam, jilid 1Edisi IV. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; . p. 352-354.Arif M, Kuspuji T, Rakhmi S, Wahyu I W, Wiwiek S, 2007, Kapita Selekta Kedokteran, Ed. 3, Cet. 7, Jakarta: Media Aesculapius FK UI, Hal: 488-491Soemadji D W., 2009. Hipoglikemia Iatrogenik. dalam Ari W.S., Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V, Cet.1, Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Hal: 1900-1905Tierney, L., dkk.2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Salemba Medika.Davey, P., 2006 At a glance MEDICINE. jakarta: Erlangga