Hipoglikemi
description
Transcript of Hipoglikemi
Diagnosis Hipoglikemi
Untuk membuat diagnosis dari hipoglikemi, berdasarkan definisi diperlukan adanya trias dari
Whipple yang terdiri atas : 1. Adanya gejala klinis hipoglikemi, berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan jasmani, 2. Kadar glukosa dalam plasma yang rendah <60mg/dl, atau <80 mg/dl
disertai gejala hipoglikemi pada saat bersamaan, berdasarkan pemeriksaan penunjang/
laboratorium dan 3. Keadaan klinis segera membaik setelah kadar glukosa plasma menjadi
normal. 1,2
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi penialaian kadar glukosa plasma yakni : 1. Cara
pemeriksaan glukosa plasma dan 2. Umur subjek yang diperiksa. Sampel darah yang diambil
mempengaruhi hasil yang didapatkan. Darah plasma dan serum memiliki hasil yang hampir
sama. Darah arteri memberikan hasil yang relatif tinggi dibandingkan darah vena, terutama
bila digunakan darah postprandial ( perbedaan 10%) dan darah kapiler terletak diantaranya.
Jika sampel darah berasal dari Whole Blood, pemeriksaan menggunakan glukometer dari
ujung jari, maka hasilnya 10-15% lebih rendah dibandingkan darah plasma vena. Beberapa
hal lain yang mempengaruhi adalah hemtokrit yang abnormal, polisitemia dan faktor lain
yang jarang ditemukan. Sedangkan faktor umur pada kadar glukosa anak-anak lebih rendah
dari pada dewasa. Sekitar 5% dari orang dewasa kadar gula darah puasa dibawah 70 mg/dl,
sedangkan pada anak – anak memiliki kadar glukosa puasa dibawah 60 mg/dl.2
Rentang batas kadar glukosa (GD) normal
Pada subjek yang tidak menderita diabetes
KGD bangun pagi ( puasa ) 70-99 mg/dl
Setelah makan 70-140 mg/dl
Pada subjek penderita DM
Sebelum makan 70-130 mg/dl
1-2 jam setelah makan <180 mg/dl
A. Hipoglikemia reaktif
Untuk mendiagnosis hipoglikemia reaktif :
• Bertanya tentang tanda dan gejala
• Glukosa darah tes saat pasien mengalami gejala dengan mengambil sampel darah dari
lengan dan mengirimnya ke laboratorium untuk analisis *
• Memeriksa untuk melihat apakah gejala mereda setelah glukosa darah pasien kembali 70
mg / dL atau di atas setelah makan atau minum. Tingkat glukosa darah di bawah 70 mg / dL
pada saat gejala dan lega setelah makan akan mengkonfirmasikan diagnosis. The tes toleransi
glukosa oral tidak lagi digunakan untuk mendiagnosis hipoglikemia reaktif karena para ahli
sekarang tahu tes sebenarnya dapat memicu gejala hipoglikemik.
Penyebab kebanyakan kasus hipoglikemia reaktif masih terbuka untuk diperdebatkan.
Beberapa peneliti menyarankan bahwa orang-orang tertentu mungkin lebih sensitif terhadap
pelepasan dari hormon epinefrin pada tubuh yang normal, yang menyebabkan banyak gejala
hipoglikemia. Kekurangan dalam sekresi glukagon mungkin menyebabkan hipoglikemia
reaktif. Beberapa penyebab hipoglikemia reaktif lain, tetapi mereka jarang. Operasi gastric-
atau perut dapat menyebabkan hipoglikemia reaktif karena berlalunya cepat dari makanan ke
dalam usus kecil. Kekurangan enzim langka didiagnosis awal kehidupan, seperti fruktosa
intoleransi kongenital , juga dapat menyebabkan hipoglikemia reaktif.3
B. Fasting Hypoglicemia
Diagnosa fasting hypoglicemia didiagnosis dari sampel darah yang menunjukkan kadar
glukosa darah di bawah 50 mg / dL setelah cepat, antara waktu makan, atau setelah aktivitas
fisik semalam. Penyebab dan Pengobatan Penyebab puasa hipoglikemia termasuk obat-
obatan tertentu, minuman beralkohol, penyakit kritis, kekurangan hormon, beberapa jenis
tumor, dan kondisi tertentu yang terjadi pada masa bayi dan kanak-kanak.3
Klasifikasi hipoglikemi
Hipoglikemi tidak selalu menunjukan gejala yang sama untuk setiap orang. Berdasarkan
beratnya gejala, hipoglikemi dibagi menjadi :1
1. Hipoglikemi ringan ( gejala ringan atau tidak ada gejala )
2. Hipoglikemia sedang ( terdapat gejala tapi dapat diatasi sendiri oleh pasien )
3. Hipoglikemi berat ( gejala yang timbul sangat berat sehingga membutuhkan bantuan
orang lain untuk mengatasinya )
Menifestasi klinis
Secara umum manifestasi klinis hipoglikemia berhubungan dengan konsentrasi nya yaitu1
Konsentrasi glukosa darah vena terarterilisasi (mg/dl)
Gejala hipoglikemia
Neurogenik (otonom) Neuroglycopenic
gemetaran
palpitasi
berkeringat
kegelisahan
kelaparan
mual
perasaan tersengat
Kesulitan berkonsentrasi
kebingungan
kelemahan
kantuk
gangguan penglihatan
kesulitan berbicara
sakit kepala
pusing
Komplikasi Hipoglikemia
Risiko jangka pendek dari hipoglikemia meliputi situasi berbahaya yang dapat timbul ketika
seorang mengalami hipoglikemik, baik saat di rumah atau di tempat kerja (misalnya
mengemudi, mengoperasikan mesin). Selain itu, koma berkepanjangan kadang-kadang
dikaitkan dengan gejala neurologis sementara, seperti paresis, kejang-kejang dan
encephalopathy. Komplikasi jangka panjang parah hipoglikemia adalah gangguan intelektual
ringan dan permanen sekuele neurologis, seperti hemiparesis dan disfungsi pontine. Yang
terakhir adalah langka dan telah dilaporkan hanya dalam kasus studi. Hipoglikemia berulang
dapat mengganggu individu merasakan hipoglikemia berikutnya. tanggapan counter
regulatory neurohormonal seperti glukagon dan epinefrin terhadap hipoglikemia mungkin
menjadi tumpul, namun ini bersifat reversibel. Penelitian retrospektif telah menyatakan
adanya hubungan antara sering hipoglikemia berat (> 5 episode sejak diagnosis) dengan
penurunan dalam kinerja intelektual. Tapi perubahan yang kecil ini, tergantung pada
pekerjaan individu, bisa bermakna secara klinis. Pada pasien dengan diabetes tipe 2, sangat
tinggi risiko penyakit kardiovaskular, hipoglikemia simtomatik (<2.8 mmol / L) dikaitkan
dengan peningkatan mortalitas . Mekanisme untuk peningkatan ini tidak pasti; Namun,
hipoglikemia akut merupakan proinflamasi dan mungkin dapat mempengaruhi konduksi
jantung (depolarisasi, Perpanjangan QT). 4
Tatalaksana Hipoglikemi
1. Mencari Penyebab
Penyebab hipoglikemi pada umunya reversibel, sesuai etiologinya. Oleh karena itu,
penting untuk menentukan etiologi dari hipoglikemi. Pada pasien DM biasanya
disebabkan karena penggunaan yang tidak sesuai antara asupan dan dosis obat, sedangkan
pada pasien non-DM dapat dilihat pada bagan sebelumnya. Hal yang penting untuk
diperhatikan dalam penatalaksanaan hipoglikemia adalah mnentukan derajat
hipoglikemia.1
2. Koreksi hipoglikemia
Pada pasien sadar
Berikan larutan gula murni 20-30 gram (2 sendok makan), permen, sirup, atau
bahan makanan lain yang mengandung gula murni ( bukan pemanis buatan,
rendah kalori, atau hula diabetes/gula diet) dan makanan yang mengandung
karbohidrat.
Hentikan obat antidiabetik oral yang dicurigai sebagai penyebab
Interval pemantauan glukosa darah setiap lamanya disesuaikan dengan
kemungkinan penyebab
Monitor glukosa darah dalam rentan waktu yang disesuaikan dengan
pemantauan bisa lebih lama, 1-3x/24 jam
Apabila pasien menjadi tidak sadar segera rujuk ke RS terdekat
Pada pasien tidak sadar
Injeksi Dekstrosa 40% (D40%) secara bolus intravena
Infus Dekstrosa 10% (D10%), 6 jam per kolf untuk rumatan
Periksa glukasa darah sewaktu, dengan menggunakan glukometer secara
berkala tiap jam bila memungkinkan. Bolus D40% diberikan bila GD masih
dibawah 100 mg/dl sesuai rendahnya GD contoh :
o Bila GDS <60 mg/dl : bolus D40% 3 flacon IV
o Bila GDS 60-80 mg/dl : bolus D40% 2 flacon IV
o Bila GDS 80-100 mg/dl : bolus D40% 1 flacon IV
o Bila GDS >100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut, lakukan
pematauan setiap 2-4 jam. Bila GDS > 200 mg/dl, pertimbangkan
mengganti infus dengan dekstrosa 5% (D5%) atau NaCl 0,9%
Obat antidiabetik oral/ insulin sudah dapat diberikan jika penyebab
hipoglikemia sudah diketahui
Bila hipoglikemia belum teratasi, dapat dipertimbangkan pemberian steroid
(hidrokortison/ dexamethason/ kortison)
Pencegahan Hipoglikemi
Pada pasien DM :4
Memberikan penjelasan kepada pasien bagaimana mereka mendapatkan
pengobatan. Untuk penanganan diabetes yang baik, harus direkomendasikan
dosis dan waktu pemberian obat yang tepat.
Perencanan makan dengan cara mengatur pola makan dan gaya hidup. Orang
dengan diabetes harus makan secaa teratur dan cukup tiap makan, tidak
mencoba untuk melewatkan jadwal makan. Makanan ringan penting untuk
beberapa orang sebelum pergi tidur atau bekerja utnuk mencegah hipoglikemi
ditengah malam.
Prognosis
Prognosis hipoglikemia tergantung pada penyebab kondisi ini, tingkat keparahan, dan
durasi. Jika penyebab hipoglikemia puasa diidentifikasi dan diobati dini, prognosis yang
sangat baik. Jika masalah ini tidak dapat disembuhkan, seperti tumor ganas dioperasi,
prognosis jangka panjang buruk. Namun, perlu diketahui bahwa tumor ini dapat berkembang
agak lambat. Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat mengancam kehidupan dan
mungkin terkait dengan peningkatan kematian pada pasien dengan diabetes. Jika pasien
memiliki hipoglikemia reaktif, gejala sering spontan meningkatkan dari waktu ke waktu, dan
prognosis jangka panjang sangat baik. Hipoglikemia reaktif sering diperlakukan berhasil
dengan perubahan pola makan dan berhubungan dengan morbiditas minimal. Hipoglikemia
reaktif yang tidak diobati dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan untuk
pasien, namun gejala sisa jangka panjang tidak didapati. Sebuah studi oleh Boucai dkk
menemukan bahwa hipoglikemia yang diinduksi obat tidak dikaitkan dengan risiko kematian
meningkat di antara pasien yang dirawat di bangsal umum. Hal ini menunjukkan bahwa
hipoglikemia mungkin menjadi penanda beban penyakit dan bukan penyebab langsung
kematian.5
Referensi
1. Priantono, D., Sulistianigsih, D.P. Hipoglikemia. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius
2. Manaf, A. Hipoglikemi: Pendekatan Klinis dan Penatalaksanaan. Ilmu Penyakit
Dalam.
3. National Diabetes Information Clearinghouse. 2008. Hypoglicemia. New York:
American Diabetes Association.Vol 09–3926
4. Clayton, D. Woo, V. Yale, J.F. 2013. Clinical Practice Guidelines Hypoglycemia. Can
J Diabetes Vol. 37. S69-S71
5. Hamdy, O. 2015. Hypoglicemia. Dikutip dari :
http://emedicine.medscape.com/article/122122 (31 oktober 2015)