Hiperplasi Prostat Benigna

30
HIPERPLASI PROSTAT BENIGNA Saat ini pada umumnya laki -laki dapat hidup melampaui umur 50 tahun dengan majunya ilmu kesehatan maka kemungkinan hidupnya akan semakin panjang dengan segala penyakit yang berhubungan dengan umur.Diantaranya adalah BPH ( Benigna Prostat Hiperplasi ) yang merupakan suatu tumor jinak pada laki-laki.Dikatakan bahwa 50% pria yang berusia 60 tahun atau 80% pria yang berusia 80 tahun mengalami pembesaran prostate secara mikroskopis. Sampai saat ini etiologi dan patogenesis BPH belum diketahui secara pasti,tetapi secara umum telah diketahui bahwa BPH hanya dapat timbul pada pria yang berusia tua dan mempunyai testis yang masih berfungsi normal.Diduga bahwa hormone androgen,estrogen dan prolaktin berperan pada patogenesis BPH,disamping berbagai macam diet,factor lingkungan,ikut berperan sebagai factor resiko terjadinya proliferasi kelenjar prostat benigna.Lebih lanjut diketahui bahwa ternyata hormone,diet dan keadaan diatas

Transcript of Hiperplasi Prostat Benigna

Page 1: Hiperplasi Prostat Benigna

HIPERPLASI PROSTAT BENIGNA

Saat ini pada umumnya laki -laki dapat hidup melampaui umur 50 tahun

dengan majunya ilmu kesehatan maka kemungkinan hidupnya akan semakin panjang

dengan segala penyakit yang berhubungan dengan umur.Diantaranya adalah BPH

( Benigna Prostat Hiperplasi ) yang merupakan suatu tumor jinak pada laki-

laki.Dikatakan bahwa 50% pria yang berusia 60 tahun atau 80% pria yang berusia 80

tahun mengalami pembesaran prostate secara mikroskopis.

Sampai saat ini etiologi dan patogenesis BPH belum diketahui secara

pasti,tetapi secara umum telah diketahui bahwa BPH hanya dapat timbul pada pria

yang berusia tua dan mempunyai testis yang masih berfungsi normal.Diduga bahwa

hormone androgen,estrogen dan prolaktin berperan pada patogenesis BPH,disamping

berbagai macam diet,factor lingkungan,ikut berperan sebagai factor resiko terjadinya

proliferasi kelenjar prostat benigna.Lebih lanjut diketahui bahwa ternyata

hormone,diet dan keadaan diatas hanyalah sebagai pemicu terjadinya sintesa protein

yang diproduksi oleh sel-sel prostate.Protein yang disintesis itu adalah factor

pertumbuhan yang bersifat mitogenik dan langsung mempengaruhi sel-sel prostate

untuk berproliferasi.

ANATOMI KELENJAR PROSTAT

Lowsley membagi prostate didalam 5 lobus,yaitu lobus

medius,posterior,anterior,dua lobus lateral.Lobus anterior hanya ada pada

perkembangan embriologi prostate dan akan mengalami atrofi setelah lahir.Saat ini

Pembagian ini diganti oleh pembagian berdasarkan anatomical zone yang

Page 2: Hiperplasi Prostat Benigna

dikemukakan oleh McNeal.Terdapat 5 zona (gambar 1) pada kelenjar protat,yaitu

zona fibromuskuler anterior, sentralis,perifer,transisional dan zona

presfingterik.Pertumbuhan BPH terdapat pada zona transisional,sedangkan

pertumbuhan karsinoma prostate banyak terdapat pada zona perifer.

Secara mikroanatomi kelenjar prostate terdiri dari sel epitel dan stroma.Sel

epitel dapat menghasilkan cairan yang mengisi lumen asinus prostate dan cairan ini

kemudian dialirkan melalui tubulus dan duktus prostate yang akhirnya bermuara pada

uretra prostatika.Secara morfologi sel epitel prostate dibedakan dalam 3 jenis sel,yaitu

sel epitel sekretori,sel basal,sel endokrin.Stroma prostate terdiri dari sel-sel

fibroblast,otot,pembuluh darah dan saraf.

Page 3: Hiperplasi Prostat Benigna

PATOGENESIS

Dikatakan bahwa BPH hanya terjadi pada pria tua dan mempunyai testis yang

masih berfungsi normal.Kelenjar prostate sangat tergantung pada keberadaan

hormone androgen.Hormon ini berperan dalam

pertumbuhan,perkembangan,diferensiasi,dan fungsi kelenjar prostate.Selain hormone

androgen,prolaktin,dan estrogen juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kelenjar

prostate.

Banyak teori atau hipotesis yang menerangkan terjadinya pertumbuhan benigna

kelenjar prostate,diantaranya adalah:

Teori dihidrotestosteron

Dihirotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang dibentuk dari

testosterone didalam sel prostate oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim

NADPH (gb 2)

DHT yang telah terbentuk akan berikatan dengan reseptor androgen membentuk

komplek DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi transkripsi DNA,yang

selanjutnya disintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel

prostate.

Page 4: Hiperplasi Prostat Benigna

Ketidakseimbangan antara estrogen-progesteron

Estrogen dibentuk dari aromatisasi testosterone menjadi estradiol (E2) dan

androstenedione menjadi estrone (E1) didalam jaringan perifer oleh enzim aromatase.

Telah diketahui bahwa estrogen didalam prostate juga berperan dalam terjasdinya

proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitivitassel-sel

prostat terhadap rangsanganhormon androgen,meningkatkan jumlah reseptor

androgen,dan

menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis).

Interaksi stroma-epitel

Cunha (1973) membuktikan bahwa pertumbuhan epitel prostat secara tidak langsung

dikontrol oleh androgen melalui suatu mediator yang berasal dari sel-sel stroma.

Page 5: Hiperplasi Prostat Benigna

Mediator itu adalah berupa suatu protein yaitu faktor pertumbuhan (growth factor).

Faktor pertumbuhan itu adalah EGF (Epidermal growth factor) dan FGF(fibroblast

growth factor) yang bersifat mitogenik sehingga menyebabkan proliferasi sel-sel

prostat.Beberapa hormon lain yang berperan pada regulasi kelenjar prostat adalah

KGF,TGF dan IGF.Disebutkan bahwa factor pertumbuhan yang bersifat menghambat

proliferasi sel adalah TGFβ.

Berkurangnya kematian sel prostat

Program kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologi untuk

mempertahankan hemostasis kelenjar prostat. Diduga hormon androgen berperan

dalam

Menghambat proses kematian sel karena setelah dikastrasi,terjadi peningkatan

aktivitas kematian sel kelenjar prostat.Estrogen diduga mampu memperpanjang usia

sel prostat.

Teori stem sel

Didalam kelenjar prostate dikenal suatu stem sel yaitu sel yang mempunyai

kemampuan berproliferasi sangat ekstensif.Kemudian akan berubah menjadi

Amplifyng cell dan akan berubah menjadi transit cell yang kemampuan proliferasinya

sangat kecil.Terjadinya proliferasi asel pada BPH dipostulasikan sebagai

ketidaktepatnya aktifitas dari sel stem sehingga terjadi overproduksi dari komponen

sel stroma maupun epitel

Page 6: Hiperplasi Prostat Benigna

PATOFISIOLOGI

Karena letaknya berada bisebelah inferior buli-buli dan membungkus

uretra posterior,pembeseran prostat menyebabkan peningkatan resistensi uretra

sehingga aliran urin keluar dari buli-buli akan terhambat.Untuk mengatasi resistensi

uretra yang tinggi ini,otot detrusor akan meningkatkan tekanannya yang semakin

lama akan terjadi perubahan pada struktur buli-buli,mula-mula terjadi trabekulasi

selanjutnya terjadi sakula dan akhirnya terjadi divertikula buli-buli.Perubahan

struktur akan memperlemah kekuatan otot detrusor dalam mendorong keluarnya

urine.

Ternyata obstruksi uretra posterior yang disebabkan oleh BPH selain

disebabkan oleh massa prostate yang membuntu lumen uretra,juga disebabkan oleh

tingginya tonus otot polos prostat,tonus leher buli-buli,dan tonus kapsul

prostat.Faktor obstruksi yang disebabkan oleh massa prostat disebut sebagai

komponen static,sedangkan yang disebabkan karena tonus otot prostat,leher buli-buli

dan kapsul prostat disebut komponen dinamik.Sehingga dapat dipahami bahwa

besarnya massa prostat tidak selalu sebanding dengan berat obstruksi yang dialami

pasien karena komponen dinamik.

Terganggunya fungsi pengeluaran urin dan reservoir urin

menyebabkan keluhan miksi berupa lower urinary tract symptom (LUTS).Gangguan

pengeluaran urin berupa keluhan obstruksi yaitu hesistensi,pancaran miksi lemah dan

terputus putus,akhir miksi menetes,dan masih ada sisa urin paska

Page 7: Hiperplasi Prostat Benigna

miksi.Terganggunya fungsi reservoir berupa keluhan iritasi saat miksi

yaitu,frekuensi,urgensi,nokturia dan disuria.

Selain menimbulkan perubahan pada struktuk buli-buli ,tekanan urin yang tinggi dan

terus menerus akan menyebabkan aliran balik dari buli-buli ke ureter yang akan

berakibat timbulnya penyulit berupa hidroureter,hidroneprosis,urosepsis bahkan gagal

ginjal.Juga dapat timbul batu buli-buli akibat stasis urin.Komplikasi lain diluar traktus

urinarius yang bias terjadi antaralain hernia dan hemoroid,disebabkan tekanan intra

abdomen yang tinggi dalam upaya mengeluarkan urin.

PREVALENSI BPH

BPH KLINIS : berat lebih dari 20 gram IPSS lebih dari 11 Pancaran urin maksimal kurang dari 11 ml/ detik

Usia ( tahun ) BPH- otopsi ( % ) BPH- klinis40-49 25 13,850-59 40 23,760-69 70 40,070-79 80 43,0

Page 8: Hiperplasi Prostat Benigna

DIAGNOSA BPH

Untuk diagnosa BPH diperlukan:

I.Riwayat medis secara rinci,yaitu:

a. Penyakit-penyakit pada genital dan traktus urinarius yang diderita dahulu dan

sekarang secara rinci dan riwayat pembedahan dan trauma.

b. Riwayat kesehatan secara umum termasuk riwayat keluarga yang

berhubungan dengan kanker prostate dan BPH.

c. Fungsi seksual.

d. Riwayat hematuri dan tindakan apa yang telah dilakukan untuk hal ini.

e. Riwayat infeksi saluran kencing.

f. Riwayatpenyakit saraf termasuk diabetes.

g. Riwayat striktur uretra.

II.Pemeriksaan fisik secara umum harus lengkap,terutama ditujukan pada ada

tidaknya buli-buli yang penuh ,ekskoriasi dari genital yang disebabkan oleh karena

inkontinensia urine,ada tidaknya discharge uretral,abnormalitas genital dan diteliti

juga keadaan neurologis (dilakukan bersamaan dengan colok dubur) seperti tonus

spinter ani,reflek bulbo cavernosus dan pemeriksaan fungsi sensorikdan motorik

ekstremitas inferior.

III.Pemeriksaan colok dubur (DRE)

Yang perlu diperhatikan yaitu: pembesaran prostat,konsistensi,permukaan, nyeri

tekan apa tidak,ada nodul apa tidak,sulkus medianus,lobus lateralis,polus atas mukosa

diatas prostat,dan reflek BCR.

Page 9: Hiperplasi Prostat Benigna

Reflek BCR :

Reseptor ( gland penis / clitoris ) afferent ( n. pudendus ) sentral : S2-4

efferent ( pleksus hypogastricus inferior / pelvicus ) efektor ( m. spingter ani dan

m. bulbocavernosus )

Mengukur pembesaran prostat dengan DRE biasanya under estimate.Untuk

pemeriksaan kanker prostat bila ada nodul ternyata pada biopsi yang positif hanya 26-

36%.Sensitifitas untuk pemeriksaan kanker prostat 33%.

IV.IPSS (International Prostatic Symptom Score),hal ini diperiksa untuk:

1. mengevaluasi adanya bladder outlet obstruction (BOO)

2. untuk indikasi pengobatan aktif jika BOO oleh karena BPH

3. untuk evaluasi hasil terapi.

Page 10: Hiperplasi Prostat Benigna

Keadaan BPH digolongkan berdasarkan skore sebagai berikut:Skore 0-7 : ringan Skore 8-19 : sedangSkore 20-35 : berat

V.Pemeriksaan urine

Bila ada kelainan pada pemeriksaan urin seperti lekosituria ataupun eritrosituria maka

perlu berpikir adanya infeksi,batu, keganasan dibuli-buli,,striktur uretra.

VI.Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan ini penting sebagai petunjuk perlu tidaknya melakukan pemeriksaan

saluran kemih bagian atas.

VII.Pemeriksaan catatan harian miksi (voiding diaries)

Pemeriksaan ini dapat untuk mengetahui pasien menderita instabilitas detrusor

sebagai akibat obstruksi infra vesika atau karena asupan air yang berlebih atau

nokturia idiopatik.

VIII.Pemeriksaan PSA (Prostate specific antigen)

PSA diproduksi oleh sel epitel kelenjar prostate dan tidak oleh sel basal

prostate.Jaringan lain yang memproduksi PSA dalam jumlah kecil adalah

endometrium,cairan amnion,kelenjar susu,Ca mamae,kelenjar periuretral

/perianal,kel.ludah,neoplasma ginjal.

Page 11: Hiperplasi Prostat Benigna

Fungsi PSA adalah mengencerkan gumpalan semen sehingga memfasilitasi motilitas

spermatozoa.

PSA dikerjakan oleh karena:

1. adanya kanker prostate akan mempengaruhi tindakan terhadap BOO yang

disebabkan oleh pembesaran prostate.

2. nilai PSA digunakan sebagai prediksi volume prostate pada BPH dan keadaan

yang akan dating yang disebabkan oleh BPH.

Jika PSA tinggi berarti:

1. pertumbuhan volume prostate lebih cepat.

2. keluhan akibat BPH/laju pancaran kencing lebih jelek

3. lebih mudah terjadinya retensio urine akut

Perlu diingat adanya rentang PSA berdasar usia :

40-49 tahun : 0-2,5 ng/ml

50-59 tahun : 0-3,5 ng/ml

60-69 tahun : 0-4,5 ng/ml

70-79 tahun : 0-6,5 ng/ml

IX.Pemeriksaan Uroflowmetri

Merupakan pemeriksaan yang menilai pancaran kencing maksinal (Q max) dalam

satuan ml/detik.Terdapat hubungan antara nilai Qmax dengan derajat BOO sebagai

berikut:

Qmax < 10 ml/detik : 90 % BOO

Page 12: Hiperplasi Prostat Benigna

Qmax 10-14 ml/detik : 67% BOO

Qmax > 15 ml/detik : 30% BOO

Nilai Qmax dipengaruhi oleh jumlah urine,usia dan bervariasi orang

perorang.dianjurkan pemeriksaan uroflowmetri dengan jumlah urin < 150 ml.

X.Pemeriksaan residual urine

Residual urine adalah sisa urine yang tertinggal dalam buli-buli setelah miksi.Normal

residual urin adalah 0,09-2,24 ml,rata-rata 0,53 ml.

Pemeriksaannya dengan cara:

1.USG pre dan post miksi.

2.Bladder scan.

3.Kateterisasi post miksi.

XI.Pencitraan traktus urinarius

IVP,hanya dikerjakan pada penderita BPH bila ada:

a.hematuria

b.infeksi saluran kemih

c. insufisiensi ginjal

d. riwayat urolithiasis

e. riwayat pernah menjalani pembedahan saluran urogenital

USG,tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin,kecuali bila penderita akan

mendapat terapi :

a.inhibitor 5α reduktase

Page 13: Hiperplasi Prostat Benigna

b.termoterapi

c.pemasangan stent

d.TUIP

e.prostatektomi terbuka

XII.Pemeriksaan urodinamik

Indikasi pada pemeriksaan BPH adalah:

1. usia < 50 tahun atau > 80 tahun dengan urine sisa lebih dari 300 ml

2. Qmax > 10 ml/detik

3. setelah menjalani pembedahan radikal pada pelvis

4. setelah gagal dengan terapi invasive

5. curiga adanya buli-buli neurogenik.

PENATALAKSANAAN BPH

Menurut 5 International Consultation on BPH,WHO-UICC 2000 dan panduan

penatalaksanaan Benigna prostatic Hyperplasia di Indonesia oleh IAUI tahun

2003,bahwa pilihan terapi BPH adalah:

A.Observasi berupa watchful waiting

Diberikan pada pasien dengan IPSS ringan (0-7).Atau pasien dengan IPSS sedang

atau berat jika penderita memilihnya. Dianjurkan selama terapi ini:

1. jangan terlalu banyak minum kopi atau alcohol setelah makan malam

2. kurangi makanan dan minuman yang mengiritasi buli-buli seperti kopi dan coklat

3. membatasi penggunaan obat influenza yang mengandung vinilpropanolamin

Page 14: Hiperplasi Prostat Benigna

4. kurangi makanan pedas dan asin

5. jangan menahan kencing terlalu lama

Setiap 6 bulan penderita control diperiksa IPSS,perubahan keluhan,laju pancaran

kencing dan residual urine

B. Medikamentosa

Medikamentosa bertujuan mengurangi resistensi otot polos prostat, leher buli-buli,dan

kapsul prostat sebagai komponen dinamik,atau mengurangi volume prostat,sebagai

komponen static. α bloker adalah first line terapi untuk BPH (WHO-UICC

2000).Prosentase terapi yang dilakukan oleh dokter adalah :

1. dokter umum 25%

2. internist 24%

3. urologist 37%

4. lain-lain 14%

Obat-obatan yang diberikan adalah:

Golongan Alpha blokers, antara lain;

a. Nonselective alpha bloker (Phenosybenzamine) dosis 2x10mg / hari

b. Alpha-1,short acting (Prazosin) dosis 2x2mg / hari,cara pemberian dimulai

1mg sebelum tidur sampai dengan 3 hari lalu naik 2kali 1mg dapat sampai

2x2mg.

Page 15: Hiperplasi Prostat Benigna

c. Alpha-1,long acting (Terazosin / hytrin) dosis 1-2mg / hari, cara pemberian

mulai 1x1mg selama 3 hari,lalu 2mg perhari sampai 11 hari dosis dapat

sampai 5mg perhari.

(Doxazosin / cardura,kaltenif ) dosis 4 -8 mg /hari,cara pemberian dosis 1mg

perhari sampai 7 hari lalu 2mg perhari sampai 7 hari lalu 4mg perhari,dapat

sampai 8mg perhari

d. Alpha-1, selective (Tamsulosin / harnal ) dosis 0,4-0,8mg /hari

Cara kerja obat adalah memblok saraf simpatis ke adrenoreceptor sehingga

menyebabkan relaksasi dari otot polos prostate dan leher buli-buli ekhirnya

melebarkan uretra pars prostatika sehingga menurunkan obstruksi dan

meningkatkan pancaran kencing.

Efek samping obat berupa ortostatik hipotensi,headache,dizziness dan

retrograde ejakulasi.

Golongan 5α reduktase inhibitor (Fenasteride / Epinasteride) dosis

1x5mg/hari,contohnya, Finired,Finpro, Proscar, Prosh,Prostacomb,Repristum.

Cara kerja obat adalah mencegah perubahan testosterone menjadi DHT.

Pemakaian 12 bulan menurunkan volume prostat 20-25%.

Efek samping: turunnya libido, impotensi,,turunnya vol ejakulat,PSA turun 50%

(tergantung perseorangan).Jika pemakaian obat berhenti maka prostat membesar

lagi.Maksimum efek setelah 6 bulan.

Fitofarmaka

Page 16: Hiperplasi Prostat Benigna

Yang dipakai yaitu:

Akar hipoxis Rooferi,buah seronea repens,kulit kayu pyegeum Africanum,biji

curcubita pepo,daun poplandan akar Echinacea purpura.

Cara kerjanya mungkin menurunkan kadar sex hormone binding globulin

(SHBG),antitestoteron,anti androgen,inhibisi basic Fibroblast Growth Factor (bFGF)

dan Epidermal Factor (EGF),mengacaukan metabolisme prostaglandin, efek antin

inflamasi,menurunkan out flow resistence dan memperkecil volume prostat.

Kontra indikasi terapi medikamentosa adalah:

a. Retensio urine akut atau kronik

b. Gangguan fungsi ginjal

c. Hematuria berulang

d. UTI yang berulang

e. Batu buli atau divertikel buli-buli

TERAPI INTERVENSI

Dibagi 2 yaitu :

1. ablasi jaringan prostate atau pembedahan

2. tehnik instrumentasi alternative atau minimal invasive

1. ablasi jaringan yaitu pembedahan terbuka, TURP, TUIP, TUVP, Laser

Prostatektomi.

Page 17: Hiperplasi Prostat Benigna

2. tehnik instumentasi alternative yaitu interstitial laser coagulation, TUNA,

TUMT, dilatasi balon dan stant uretra.

PEMBEDAHAN

Indikasi :

BPH dengan komplikasi :

1. retensio urine

2. infeksi saluran kemih berulang

3. hematuria makroskopis

4. batu buli-buli

5. gagal ginjal

6. divertikulum buli-buli

7. curiga ganas

Kontra indikasi operasi prostate :

1. resiko anastesi yang berat oleh karena penyakit paru-paru dan jantung

2. gangguan pembekuan dan kelainan darah

3. penyakit syaraf seperti Parkinson, perdarahan otak, Alzheimer

4. kelemahan spingter eksternus

5. takut akan terjadinya retrograde ejaculation

Page 18: Hiperplasi Prostat Benigna

Operasi pembedahan terbuka :

1. suprapubik transvesical prostatektomi

2. retropubik ekstravesikal prostatektomi

3. transperineal prostatektomi

Komplikasi pembedahan terbuka :

a. Awal : perdarahan, ekstravasasi urine, cedera ureter atau rectum, trombosis vena

profunda, emboli paru, infeksi saluran kemih, periostitis.

b. Lambat : stress inkontinensia, impotensi, stenosis atau striktur uretra, ejakulasi

retrograde, fistula, residif.

Tindakan invasive minimal yaitu :

1. laser terapi ( TULIP ), caranya dengan membakar prostate kekuatan 50 watt

dengan waktu 90 detik.

2. transurethral electrovaporization of the prostate

3. hyperthermia ( TUMT/ transurethral microwave thermotherapy ), sel akan

rusak bila dipanasi dengan microwave pada suhu 43˚ – 46 ˚C ke prostate

sehingga tahanan uretra menurun.

4. high intensity focused ultrasound

5. intraurethral stents, pada uretra pars prostatika dimasukkan stent sehingga

lumen uretra melebar.

Page 19: Hiperplasi Prostat Benigna

6. transurethral balloon dilation of the prostate, dikembangkan balon I pada buli

dan balon II pada uretra pars prostatika, akibatnya prostate tertekan dan

dehidrasi, kapsul prostate teregang sehungga tonus otot polos menghilang.

7. cryosurgery, mendinginkan prostate dengan nitrat cair - 100˚C sehingga

prostate mengalami nekrosis.

Keuntungan TVP :

1. seluruh jaringan adenoma dapat diangkat sampai bersih

2. otot spingter uretra masih baik

3. penyembuhan luka primer

4. dapat melihat keadaan dalam buli-buli (batu,divertikel)

Kerugian TVP :

1.pemasangan kateter lebih lama

2.perdarahan lebih banyak

3 kemungkinan kebocoran buli tinggi

4. kemungkinan infeksi tinggi

5. lama perawatan panjang

Keuntungan TMP :

1. anatomi prostate jelas

2. fossa prostate jelas

3. uretra lebih jelas

Page 20: Hiperplasi Prostat Benigna

4. pembuluh darah vena lebih jelas

Kerugian TMP :

1. sulit pada prostate yang kecil

2. tidak bisa mengambil batu buli yang besar

3. tidak bisa mengkoreksi kelainan di buli-buli ( divertikel )

Keuntungan TURP :

1. pemasangan kateter lebih singkat

2. perdarahan lebih sedikit

3. lama rerawatan lebih pendek

4. luka operasi tidak terlihat

5. komplikasi impotensi sedikit

6. angka morbiditas dan mortalitas kecil

7. dapat sekaligus melakukan biopsy

Kerugian TURP :

1. trauma pada uretra

2. waktu operasi yang terbatas ( < 90 menit )

3. kemungkinan adanya adenoma yang tertinggal lebih besar

4. arus listrik dan panas dapat mempengaruhi organ di sebelah dalamnya ( epitel

uretra dan otot spingter )

5. penyembuhan sekunder

Page 21: Hiperplasi Prostat Benigna

KEPUSTAKAAN

1. Jones AD. Benign prostatic hypertrophy and lower urinary tract dysfunction .

in: Weiss RM, Bearge N, et al editors. Comprehensif urologi. United

Kingdom, Mosby Int Ltd, 2001; 451-76

2. Kirby RS,Christmas TJ. Benign prostatic,hyperplasia 2nd ed. United

Kingdom,Mosby Int Ltd, 1997.

Page 22: Hiperplasi Prostat Benigna

3. Presti JC. Neoplasms of the prostate gland. In : Tanagho EA, McAninch JW,

editors. Smith΄s general urology 16th ed. New york, Lange Medical Books /

Mc Graww- Hill, 2004 ; 367-74

4. Sidharta Darsoyono. Pengelolaan pembesaran prostat jinak. Semarang 2004.

5. Rifki Muslim. Terapi medikamentosa pada prostat hiperplasi. Semarang 2004.

6. Basuki B Purnomo. Patogenesis dan patofisiologi hiparplasi prostat benigna.

Pertemuan ilmiah berkala Proyek Trigonum Plus XIII. Selekta 2002.