BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...

25
6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami, memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra (Brunner & suddarth, 2001) Benigna Prostat Hiperplasi adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan (Price, 2006) Benigna Prostat Hiperplasi adalah hiperplasia kelenjer periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (Mansjoer, 2000). Benigna Prostat Hiperplasi adalah kelenjar prostat bila mengalami pembesaran, organ ini dapat menyumbat uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli (Purnomo 2011). Dari pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa benigna prostat hyperplasia adalah pembesaran dari prostat yang biasanya terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun yang mendesak saluran perkemihan

Transcript of BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian -...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

6

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin

dengan menutupi orifisium uretra (Brunner & suddarth, 2001)

Benigna Prostat Hiperplasi adalah penyakit yang disebabkan oleh

penuaan (Price, 2006)

Benigna Prostat Hiperplasi adalah hiperplasia kelenjer periuretra yang

mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah

(Mansjoer, 2000).

Benigna Prostat Hiperplasi adalah kelenjar prostat bila mengalami

pembesaran, organ ini dapat menyumbat uretra pars prostatika dan

menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli (Purnomo

2011).

Dari pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

benigna prostat hyperplasia adalah pembesaran dari prostat yang biasanya

terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun yang mendesak saluran

perkemihan

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

7

B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang

melingkar Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar

prostat pada orang dewasa kira-kira 20 gram dengan ukuran rata-rata :

panjang 3,4 cm, lebar 4,4 cm, tebal 2,6 cm. Secara embriologis terdiri

dari 5 lobus yaitu lobus medius 1 buah, lobus anterior 1 buah, lobus

posterior 1 buah, lobus lateral 2 buah. Selama perkembangannya lobus

medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi satu disebut

lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak

tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna

abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut

kelenjar prostat.

Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat

terdiri dari:

a. Kapsul anatomis.

Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan

jaringan muskuler. Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok

bagian :

1) Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya.

2) Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut

juga sebagai adenomatus zone.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

8

3) Di sekitar uretra disebut periuretral gland. Saluran keluar dari

ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika

seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang

bermuara ke dalam uretra. Menurut Mc Neal, prostat dibagi atas

: zona perifer, zona sentral, zona transisional, segmen anterior

dan zona spingter preprostat. Prostat normal terdiri dari 50

lobulus kelenjar. Duktus kelenjar-kelenjar prostat ini lebih

kurang 20 buah, secara terpisah bermuara pada uretra prostatika,

dibagian lateral verumontanum, kelenjar-kelenjar ini dilapisi

oleh selaput epitel torak dan bagian basal terdapat sel-sel kuboid

(Anderson, 1999).

GAMBAR ANATOMI

Gambar 1. Sistem Reproduksi Pria

Sumber: 911medikal.blogspot.com

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

9

Gambar 2. Pembesaran Prostat.

Sumber: ml.scribd.com

2. Fisiologi

Pada laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur,

sedangkan pada orang dewasa sedikit teraba dan pada orang tua

biasanya mudah teraba. Sedangkan pada penampang tonjolan pada

proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan

unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi

lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak

berwarna putih ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu ditekan,

keluar cairan seperti susu. Apabila jaringan fibromuskuler yang

bertambah tonjolan berwarna abu-abu padat dan tidak mengeluarkan

cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini dapat menekan uretra

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

10

dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. Terkadang juga

penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan

kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari

vesika yang dapat mengakibatkan peradangan (Brunner & Suddarth,

2002).

C. Etiologi/Predisposisi

Menurut Alam tahun 2004 penyebab pembesaran kelenjar prostat

belum diketahui secara pasti, tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan

dengan proses penuaan yang mengakibatkan penurunan kadar hormon

pria, terutama testosteron. Para ahli berpendapat bahwa dihidrotestosteron

yang mamacu pertumbuhan prostat seperti yang terjadi pada masa

pubertas adalah penyebab terjadinya pembesaran kelenjar prostat. Hal lain

yang dikaitkan dengan gangguan ini adalah stres kronis, pola makan tinggi

lemak, tidak aktif olahraga dan seksual.

Selain itu testis menghasilkan beberapa hormon seks pria, yang

secara keseluruhan dinamakan androgen. Hormon tersebut mencakup

testosteron, dihidrotestosteron, dan androstenesdion. Testosteron sebagian

besar dikonversikan oleh enzim 5-alfa- reduktase menjadi

dihidrotestosteron yang lebih aktif secara fisiologis di jaringan sasaran

sebagai pengatur fungsi ereksi. Tugas lain dari testosteron adalah pemicu

libido, pertumbuhan otot dan mengatur doposit kalsium di tulang.

Penurunan kadar testosteron telah diketahui sebagai penyebab dari

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

11

penurunan libida, massa otot, melemahnya otot pada organ seksual dan

kesulitan ereksi. Selain itu kadar testosteron yang rendah juga dapat

menyebabkan masalah lain yang tidak segera terlihat, yaitu pembesaran

kelenjar prostat.

Dalam keadaan stres, tubuh memproduksi lebih banyak steroid

stres (karsitol) yang dapat menggeser produksi DHEA

(dehidroepianandrosteron). DHEA berfungsi mempertahankan kadar

hormon seks yang normal, termasuk testosteron. Stres kronis

menyebabkan penuaan dini dan penurunan fungsi testis pria. Kolesterol

tinggi juga dapat mengganggu keseimbangan hormonal dan menyebabkan

terjadinya pembesaran prostat.

Faktor lain adalah nikotin dan konitin ( produk pemecahan nikotin)

yang meningkatkan aktifitas enzim perusak androgen, sehingga

menyebabkan penurunan kadar testosteron. Begitu pula toksin lingkungan

(zat kimia yang banyak digunakan sebagai pestisida, deterjen atau limbah

pabrik) dapat merusak fungsi reproduksi pria.

D. Patofisiologi

Menurut Purnomo 2011 pembesaran prostat menyebabkan

penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urine.

Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal. Untuk

mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan

tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

12

anatomik buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi,

terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Perubahan struktur

pada bulu-buli tersebut, oleh pasien disarankan sebagai keluhkan pada

saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)

yang dahulu dikenal dengan gejala prostatismus.

Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-

buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara

ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke ureter

atau terjadi refluks vesiko ureter. Keadaan keadaan ini jIka berlangsung

terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya

dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.

Obstruksi yang diakibatkan oleh hiperplasia prostat benigna tidak

hanya disebabkan oleh adanya massa prostat yang menyumbat uretra

posterior, tetapi juga disebabkan oleh tonus otot polos yang pada stroma

prostat, kapsul prostat, dan otot polos pada leher buli-buli. Otot polos itu

dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus pudendus.

Menurut Mansjoer tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara

perlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara

perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat,

resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot

detrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau

divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila

keadaan berlanjut, maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

13

dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi

retensio urin yang selanjutnya dapat menyebabkan hidronefrosis dan

disfungsi saluran kemih atas.

E. Manifestasi Klinis

1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah :

a. Obstruksi :

1) Hesistensi (harus menggunakan waktu lama bila mau miksi)

2) Pancaran waktu miksi lemah

3) Intermitten (miksi terputus)

4) Miksi tidak puas

5) Distensi abdomen

6) Volume urine menurun dan harus mengejan saat berkemih.

b. Iritasi : frekuensi sering, nokturia, disuria.

2. Gejala pada saluran kemih bagian atas

Nyeri pinggang, demam (infeksi), hidronefrosis.

3. Gejala di luar saluran kemih :

Keluhan pada penyakit hernia/hemoroid sering mengikuti penyakit

hipertropi prostat. Timbulnya kedua penyakit ini karena sering mengejan

pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intra

abdominal (Sjamsuhidayat, 2004).

Adapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan

Benigna Prostat Hipertroplasi:

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

14

a. Sering buang air kecil dan tidak sanggup menahan buang iar kecil,

sulit mengeluarkan atau menghentikan urin. Mungkin juga urin

yang keluar hanya merupakan tetesan belaka.

b. Sering terbangun waktu tidur di malam hari, karena keinginan

buang air kecil yang berulang-ulang.

c. Pancaran atau lajunya urin lemah

d. Kandung kemih terasa penuh dan ingin buang iar kecil lagi

e. Pada beberapa kasus, timbul rasa nyeri berat pada perut akibat

tertahannya urin atau menahan buang air kecil (Alam, 2004).

Gejala generalisata juga mungkin tampak, termasuk

keletihan, anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada

epigastrik (Brunner & Suddarth, 2002).

Secara klinik derajat berat, dibagi menjadi 4 gradiasi, yaitu:

Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan prostatismus, pada DRE

(digital rectal examination) atau colok dubur ditemukan

penonjolan prostat dan sisa urine kurang dari 50 ml.

Derajat 2 : Ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat

lebih menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine

lebih dari 50 ml tetapi kurang dari 100 ml.

Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi

dan sisa urin lebih dari 100 ml.

Derajat 4 : Apabila sudah terjadi retensi total.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

15

F. Komplikasi

Kebanyakan prostatektomi tidak menyebabkan impotensi

(meskipun prostatektomi perineal dapat menyebabkan impotensi akibat

kerusakan saraf pudendal yang tidak dapat dihindari). Pada kebanyakan

kasus, aktivitas seksual dapat dilakukan kembali dalam 6 sampai 8

Minggu, karena saat ini fossa prostatik telah sembuh. Setelah ejakulasi,

maka cairan seminal mengalir ke dalam kandung kemih dan diekskresikan

bersama urin (Brunner & Suddarth, 2002).

Apabila buli-buli menjadi dekompensasi, akan terjadi retensio urin.

Karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak

mampu lagi menampung urin sehinnga tekanan intravesika meningkat,

dapat timbul hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal (Mansjoer, 2000).

G. Penatalaksanaan

1. Modalitas terapi BPH adalah :

a. Observasi yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3-6 bulan

kemudian setiap tahun tergantung keadaan klien.

b. Medikamentosa : terapi ini diindikasikan pada BPH dengan

Keluhan ringan, sedang, sedang dan berat tanpa disertai penyulit.

Obat yang digunakan berasal dari phitoterapi (misalnya : Hipoxis

rosperi, serenoa repens, dll), gelombang alfa blocker dan golongan

supresor androgen.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

16

2. Indikasi pembedahan pada BPH adalah :

a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin

akut (100 ml).

b. Klien dengan residual urin yaitu urine masih tersisa di kandung

kemih setelah klien buang air kecil > 100 Ml.

c. Klien dengan penyulit yaitu klien dengan gangguan sistem

perkemihan seperti retensi urine atau oliguria.

d. Terapi medikamentosa tidak berhasil.

e. Flowcytometri menunjukkan pola obstruktif.

Pembedahan dapat dilakukan dengan :

1) TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat).

a) Jaringan abnormal diangkat melalui rektroskop yang dimasukan

melalui uretra.

b) Tidak dibutuhkan balutan setelah operasi.

c) Dibutuhkan kateter foley setelah operasi.

2) Prostatektomi Suprapubis

a) Penyayatan perut bagian bawah dibuat melalui leher kandung

kemih.

b) Diperlukan perban luka, drainase, kateter foley, dan kateter

suprapubis setelah operasi.

3) Prostatektomi Neuropubis

a) Penyayatan dibuat pada perut bagian bawah.

b) Tidak ada penyayatan pada kandung kemih.

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

17

c) Diperlukan balutan luka, kateter foley, dan drainase.

4) Prostatektomi Perineal

a) Penyayatan dilakukan diantara skrotum dan anus.

b) Digunakan jika diperlukan prostatektomi radikal.

c) Vasektomi biasanya dikakukan sebagai pencegahan

epididimistis.

d) Persiapan buang hajat diperlukan sebelum operasi (pembersihan

perut, enema, diet rendah sisa dan antibiotik).

e) Setelah operasi balutan perineal dan pengeringan luka (drainase)

diletakan pada tempatnya kemudian dibutuhkan rendam duduk.

Pada TURP, prostatektomi suprapubis dan retropubis, efek

sampingnya dapat meliputi:

1. Inkotenensi urinarius temporer

2. Pengosongan urine yang keruh setelah hubungan intim dan

kemandulan sementara (jumlah sperma sedikit) disebabkan

oleh ejakulasi dini kedalam kandung kemih.

H. Pengkajian Fokus

Dari data yang telah dikumpulkan pada pasien dengan BPH : Post

Prostatektomi dapat penulis kelompokkan menjadi:

1. Data subyektif :

a. Pasien mengeluh sakit pada luka insisi, karakteristik luka, luka

berwarna merah.

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

18

b. Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.

c. Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.

d. Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.

2. Data Obyektif:

a. Terdapat luka insisi, karakteristik luka berwarna merah.

b. Takikardia, normalnya 80-100 kali/menit.

c. Gelisah.

d. Tekanan darah meningkat, normalnya 120/80 mmHg.

e. Ekspresi wajah ketakutan.

f. Terpasang kateter.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Analisis urine dan pemeriksaan mikroskopis urin penting untuk

melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi. Bila terdapat

hematuria, harus diperhitungkan etiologi lain seperti keganasan

pada saluran kemih, batu, infeksi saluran kemih, walaupun BPH

sendiri dapat menyebabkan hematuria. Elektrolit, kadar ureum dan

kreatinin darah merupakan informasi dasar dan fungsi ginjal dan

status metabolik. Pemeriksaan Prostat Specific Antigen (PSA)

dilakukan sebagai dasar penentuan perlunya biopsy atau sebagai

deteksi dini keganasan. Bila nilai SPA < 4mg / ml tidak perlu

biopsy. Sedangkan bila nilai SPA 4–10 mg / ml, hitunglah Prostat

Spesific Antigen Density (PSAD) yaitu PSA serum dibagi dengan

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

19

volume prostat. Bila PSAD > 0,15 maka sebaiknya dilakukan

biopsi prostat, demikian pula bila nilai PSA > 10 mg/ml.

b. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah foto polos abdomen,

pielografi intravena, USG dan sitoskopi. Dengan tujuan untuk

memperkirakan volume BPH, menentukan derajat disfungsi buli–

buli dan volume residu urine, mencari kelainan patologi lain, baik

yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan BPH.

Dari semua jenis pemeriksaan dapat dilihat:

1) Dari foto polos dapat dilihat adanya batu pada batu traktus

urinarius, pembesaran ginjal atau buli – buli.

2) Dari pielografi intravena dapat dilihat supresi komplit dari

fungsi renal, hidronefrosis dan hidroureter, fish hook

appearance (gambaran ureter belok–belok di vesika)

3) Dari USG dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa

masa ginjal, mendeteksi residu urine, batu ginjal, divertikulum

atau tumor buli – buli (Mansjoer, 2000).

c. Pemeriksaan Diagnostik.

1) Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap / terang,

penampilan keruh, Ph : 7 atau lebih besar, bacteria

2) Kultur Urine : adanya staphylokokus aureus, proteus,

klebsiella, pseudomonas, e. coli.

3) BUN / kreatinin : meningkat.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

20

4) IVP : menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih

dan adanya pembesaran prostat, penebalan otot abnormal

kandung kemih.

5) Sistogram : suatu gambaran rontgen dari kandung kemih yang

diperoleh melalui urografi intravena.

6) Sistouretrografi berkemih : sebagai ganti IVP untuk

menvisualisasi kandung kemih dan uretra dengan

menggunakan bahan kontras lokal.

7) Sistouretroscopy : untuk menggambarkan derajat pembesaran

prostat dan kandung kemih.

8) Transrectal ultrasonografi : mengetahui pembesaran prosat,

mengukur sisa urine dan keadaan patologi seperti tumor atau

batu (Sjamsuhidayat, 2004)

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

6

Perubahan usia (usia lanjut)

Ketidakseimbangan produksi estrogen dan testoteron

Kadar testoteron Kadar estrogen

Mempengaruhi RNA dalam inti sel Hiperplasia sel stoma pada jaringan

Ploliferasi sel prostat Benigna prostat hiperplasia

Akumulasi urine di VU Tindakan open prostatektomi suprapubik

Peregangan VU melebihi kapasitas Penumpukan urine yang lama di VU

Spasme ototspincter

Nyeri suprapubrik

Nyeri

Refluk urineke ginjal

Gagal ginjalkronik

Perkembanganmikroorganisme

Resiko infeksi

Post op

Luka insisiPemasangankateter

Resikoinfeksi

Resikodisfungsiseksual

Sistemirigasi

Selang tidak adekuat

Perubahanpola eliminasi

Resiko inkontentensia urin

Jaringanterbuka

Resikoinfeksi

Sarafterputus

Nyeri

Long C, Barbara; R.Sjamsuhidayat;

Brunner & Suddart

Obstruksi Saluran kemih yang bermuara ke VU

I. Pathways keperawatan

21

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

22

J. Fokus Intervensi Dan Rasional

1. Gangguan rasa nyaman nyeri suprapubik berhubungan dengan spasme

otot spincter.

a. Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang

b. Kriteria hasil:

Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang

Pasien dapat beristirahat dengan tenang.

c. Intervensi:

1) Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor

pencetus serta penghilang nyeri.

Rasional : Memberikan informasi untuk membantu dalam

menentukan pilihan atau keefektifan intervensi.

2) Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening

mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi).

Rasional : memberikan informasi untuk membantu dalam

menentukan keefektifan dalam menentukan pilihan

atau keefektifan intervensi.

3) Beri kompres hangat pada abdomen terutama perut bagian

bawah.

Rasional : Untuk meningkatkan relaksasi otot.

4) Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh,

merokok, abdomen tegang).

Rasional : Untuk menurunkan spasme kandung kemih.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

23

5) Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik

relaksasif.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

perhatian dan dapat meningkatkan kemampuan

koping.

6) Lakukan perawatan aseptik terapeutik.

Rasional : untuk mengurangi resiko infeksi.

7) Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat.

Rasional : Pembesaran prostat dapat terjadi dengan hilangnya

sebagian kelenjar.

2. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urin berhubungan dengan

obstruksi sekunder.

a. Tujuan : Tidak terjadinya retensi urine

b. Kriteria hasil :

1) Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung

kemih.

2) Menunjukan residu pasca berkemih kurang dari 50 ml,

dengantak adanya tetesan/kelebihan.

c. Intervensi :

1) Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus- menerus

dengan teknik steril.

Rasional : Menghindari terjadinya gumpalan yang dapat

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

24

menyumbat kateter, menyebabkan peregangan dan

perdarahan kandung kemih

2) Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam

keadaan tertutup.

Rasional : Untuk mencegah peningkatan tekanan pada

Kandung kemih.

3) Observasi adanya tanda-tanda shock/hemoragi (hematuria,

dingin, kulit lembab, takikardi, dispnea).

Rasional : Untuk mencegah komplikasi berlanjut.

4) Mempertahankan kesterilan sistem drainage cuci tangan

sebelum dan sesudah menggunakan alat dan observasi aliran

urin serta adanya bekuan darah atau jaringan.

Rasional : Pemberi perawatan menjadi penyebab terbesar infeksi

nosokomial. Kewaspadaan umum melindungi pemberi

perawatan dan pasien.

5) Monitor urine setiap jam (hari pertama operasi) dan setiap 2

jam (mulai hari kedua post operasi).

Rasional : Cairan membantu mendistribusikan obat-obatan ke

seluruh tubuh. Risiko terjadinya ISK dikurangi bila

aliran urine encer konstan dipertahankan melalui

ginjal.

6) Ukur intake output cairan.

Rasional : Menjamin keamanan untuk membantu

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

25

penyembuhan pascaoperasi.

7) Beri tindakan asupan/pemasukan oral 2000-3000 ml/hari, jika

tidak ada kontra indikasi.

Rasional : Cairan membantu mendistribusikan obat-obatan ke

seluruh tubuh. Risiko terjadinya ISK dikurangi bila

aliran urine encer konstan dipertahankan melalui

ginjal.

8) Berikan latihan perineal (kegel training) 15-20x/jam selama 2-3

minggu, anjurkan dan motivasi pasien untuk melakukannya.

Rasional : Mengajarkan pasien bagaimana melakukannya

sendiri.

3. Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan sumbatan saluran

ejakulasi, hilangnya fungsi tubuh.

a. Tujuan : Tidak terjadinya disfungsi seksual

b. Kriteria hasil :

Pasien menyadari keadaannya dan akan mulai lagi intaraksi seksual

dan aktivitas secara optimal.

c. Intervensi :

1) Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya yang

berhubungan dengan perubahannya.

Rasional : Memberikan informasi untuk membantu dalam

menentukan pilihan atau keefektifan intervensi.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

26

2) Jawablah setiap pertanyaan pasien dengan tepat.

Rasional : Untuk menginformasikan kondisi klien.

3) Beri kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan perasaannya

tentang efek prostatektomi dalam fungsi seksual.

Rasional : Memberikan informasi untuk membantu dalam

menentukan pilihan atau keefektifan intervensi.

4) Libatkan kelurga/istri dalam perawatan pmecahan masalah

fungsi seksual.

Rasional : Memberikan informasi untuk membantu dalam

menentukan pilihan atau keefektifan intervensi.

5) Beri penjelasan penting tentang:

a) Impoten terjadi pada prosedur radikal

b) Adanya kemungkinan fungsi seksual kembali normal

c) Adanya kemunduran ejakulasi.

Rasional : Memberikan informasi untuk membantu dalam

menentukan pilihan atau keefektifan

intervensi.

6) Anjurkan pasien untuk menghindari hubungan seksual selama 1

bulan (3-4 minggu) setelah operasi.

Rasional : Menjamin keamanan untuk membantu

penyembuhan pascaoperasi.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

27

4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entrée

mikroorganisme melalui kateterisasi, dan jaringan terbuka.

a. Tujuan : Tidak terjadinya infeksi

b. Kriteria hasil:

1). Tanda-tanda vital dalam batas normal

2). Tidak ada bengkak, aritema, nyeri

3). Luka insisi semakin sembuh dengan baik

c. Intervensi :

1) Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.

Rasional : Gumpalan dapat menyumbat kateter, menyebabkan

peregangan dan perdarahan kandung kemih.

2) Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya

sumbatan, kebocoran).

Rasional : Sumbatan pada selang kateter oleh bekuan dapat

menyebabkan distensi kandung kemih, dengan

peningkatan spasme.

3) Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar

kateter dan drainage.

Rasional : Untuk mengurangi resiko infeksi

4) Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk T perineal

untuk menjamin dressing.

Rasional : Untuk mengurangi resiko infeksi.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

28

5) Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas

meningkat, dingin).

Rasional : Deteksi awal terhadap komplikasi dengan intervensi

yang tepat dapat mencegah kerusakan jaringan

yang permanen..

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang

penyakit, perawatannya.

a. Tujuan : Pengetahuan pasien dapat meningkat

b. Kriteria hasil :

Secara verbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan

mendemonstrasikan perawatan.

c. Intervensi :

1) Motivasi pasien/keluarga untuk mengungkapkan pernyataannya

tentang penyakit.

Rasional : Memberikan informasi sejauh mana pengetahuan klien

tentang penyakit yang dialami.

2) Berikan pendidikan pada pasien/keluarga tentang:

a) Perawatan lsuka, pemberian nutrisi, cairan irigasi, kateter.

b) Perawatan di rumah, adanya tanda-tanda hemoragi.

Rasional : Memberikan informasi kepada klien/keluarga klien

cara perawatan pasca operasi.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

29

6. Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, salah

interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi, ditandai

dengan :

Gelisah, Informasi kurang

a. Tujuan : Tidak terjadinya ansietas.

b. kriteria hasil :

1) Klien tidak gelisah.

2) Tampak rileks

c. Intervensi :

1) Kaji tingkat anxietas.

Rasional : Mengetahui tingkat anxietas yang dialami klien,

sehingga memudahkan dalam memberikan tindakan

selanjutnya.

2) Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Indikator dalam mengetahui peningkatan anxietas

yang dialami klien.

3) Berikan informasi yang jelas tentang prosedur tindakan yang

akan dilakukan.

Rasional : Mengerti/memahami proses penyakit dan tindakan

yang diberikan.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchsonarr... · Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami,

30

4) Berikan support melalui pendekatan spiritual.

Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan tidak putus asa

dalam menjalankan pengobatan untuk

penyembuhan.