Hernia Inguinalis Lateralis

5
Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) HIL merupakan suatu benjolan yang melewati suatu dinding yang lemah pada daerah pangkal paha (inguinal ring) sampai dengan skrotum. Benjolan ini dapat keluar masuk tergantung dari tekanan di dalam abdominal (5). Hernia ini masuk ke canalis inguinalis melalui anulus inguinalis profundus yang terletak lateral daripada pembuluh darah arteri dan vena gastrica inferior . Hernia ini dapat meluas sampai ke seluruh bagian panjang canalis inguinalis superfisialis dan turun sampai ke scrotum (9). Hernia inguinalis lateralis sering dijumpai pada pria. Angka kejadian pria adalah 12 kali lebih sering dibanding wanita (2). Pada wanita kurang lebih didapatkan 4 persen dibandingkan pria. (3). Sampai saat ini terjadinya hernia pada orang dewasa, diketahui oleh karena penyebab sekunder atau didapat yang adekuat. Misal suatu penyakit pembesaran prostat yang jinak, hal ini dapat menyebabkan terjadinya hernia (4). Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi pada semua umur, namun tersering pada usia antara 45 sampai 75 tahun (2). Penyebab primer terjadinya Hernia inguinalis lateralis sampai saat ini belum ada atau belum pernah dipublikasikan. Hal ini penting untuk diketahui, sehingga diharapkan dapat diketahui diagnosa dini dan tindakan pembedahan untuk mencegah terjadinya hernia yang terperangkap (inkarserata) atau hernia yang tercekik (strangulata). Angka kemungkinan terjadinya hernia strangulata adalah 2,8 persen setelah 3 bulan munculnya hernia dan 4,5 persen setelah 2 tahun (1,8). Faktor yang dipandang berperan pada terjadinya Hernia Inguinalis

description

KMB

Transcript of Hernia Inguinalis Lateralis

Hernia Inguinalis Lateralis (HIL)HIL merupakan suatu benjolan yang melewati suatu dinding yang lemah pada daerah pangkal paha (inguinal ring) sampai dengan skrotum. Benjolan ini dapat keluar masuk tergantung dari tekanan di dalam abdominal (5). Hernia ini masuk ke canalis inguinalis melalui anulus inguinalis profundus yang terletak lateral daripada pembuluh darah arteri dan vena gastrica inferior . Hernia ini dapat meluas sampai ke seluruh bagian panjang canalis inguinalis superfisialis dan turun sampai ke scrotum (9). Hernia inguinalis lateralis sering dijumpai pada pria. Angka kejadian pria adalah 12 kali lebih sering dibanding wanita (2). Pada wanita kurang lebih didapatkan 4 persen dibandingkan pria. (3). Sampai saat ini terjadinya hernia pada orang dewasa, diketahui oleh karena penyebab sekunder atau didapat yang adekuat. Misal suatu penyakit pembesaran prostat yang jinak, hal ini dapat menyebabkan terjadinya hernia (4). Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi pada semua umur, namun tersering pada usia antara 45 sampai 75 tahun (2). Penyebab primer terjadinya Hernia inguinalis lateralis sampai saat ini belum ada atau belum pernah dipublikasikan. Hal ini penting untuk diketahui, sehingga diharapkan dapat diketahui diagnosa dini dan tindakan pembedahan untuk mencegah terjadinya hernia yang terperangkap (inkarserata) atau hernia yang tercekik (strangulata). Angka kemungkinan terjadinya hernia strangulata adalah 2,8 persen setelah 3 bulan munculnya hernia dan 4,5 persen setelah 2 tahun (1,8).Faktor yang dipandang berperan pada terjadinya Hernia Inguinalis adalah 1. terbukanya Prosessus Vaginalis, 2. tekanan intra abdominal yang meningkat dan 3. kelemahan otot dinding perut karena usia (11). Penyebab hernia inguinalis lateralis pada orang dewasa dan orang tua sering dikatakan sekunder oleh karena peningkatan tekanan didalam abdomen. Hal ini bisa terjadi karena batuk kronis, ascites, peningkatan cairan peritoneum oleh karena atresia bilier, pembesaran prostat, tumor abdomen dan obstipasi (5,17). Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya Hernia Inguinalis, yaitu : 1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring, 2. Adanya struktur M. Oblikus Internus Abdominis yang menutup Annulus Inguinalis Internus ketika berkontraksi dan 3. Adanya Fascia Transversa yang menutupi segitiga Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Bila terjadi ganguan pada mekanisme diatas dapat menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya usia, yang disebabkan mungkin karena kelemahan otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus internus ikut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdominal tidak tinggi dan canalis ingunalis berjalan lebih vertical. Sebaliknya bila otot dinding perut berkonstraksi, canalis ingunalis berjalan trasnversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam canalis ingunalis. Kelemahan otot dinding perut terjadi akibat kerusakan nervus ilionguinalis dan nervus iliofemoralis (10).

Gb 2. HIL (dikutip dari "http://en.wikipedia.org/wiki/Indirect_inguinal_hernia" )

Gb3. HIL secara skematis (dikutip dari anatomi klinik 201)

2.1.1 Prosedur Anestesi lokal pada penanganan Hernia Inguinalis Lateralis.Pilihan terbaik dari penggunaan anestesi pada penanganan Hernia Inguinalis Lateralis adalah dengan penggunaan anestesi lokal, cara ini merupakan cara yang paling aman, sederhana, efektif dan ekonomis tanpa ada efek samping paska anestesi. Disamping itu juga pemberian anestesi lokal sebelum melakukan insisi akan memperpanjang kerja analgesia paska operasi, hal ini disebabkan infiltrasi lokal secara teori akan menghambat pembentukan molekul nosiseptik lokal dan bagaimanapun juga akan menjadikan kontrol yang terbaik pada periode postoperatif. Dari studi eksperimentalMenunjukan perpheral tissue injury akan menghasilkan perubahan yang lebih lama pada proses central dan akan mengurangi ambang respon dan memperlebar tempat penyerapan setelah keluar dari saraf dorsalis.Lidocain merupakan anestesi yang memilik onset yang cepat sedangkan bupivacain menghasilkan durasi yang paling lama dari lokal anestesia, pengurangan waktu onset dilaporkan dengan penambahan sodium bikarbonat 1 mEq per 10 mL lidokain, penambahan epineprin akan memperpanjang durasi obat anestesi. Penggunaan dua obat anestesi yang berbeda akan menurunkan dosis maksimum bila dibandingkan penggunaan obat anestesi secara tunggal. Prosedur pemberian anestesi lokal pada penanganan Hernia Inguinalis adalah melalui tahap sebagai berikut :a. Infiltrasi Subdermik.Sekitar 5 mL campuran anestesi diinfiltrasikan sepanjang garis insisi dengan menggunakan jarun 2 inci no 25 dimasukan dijaringan subdermik paralel dengan permukaan kulit, tahap ini yang paling tidak nyaman dari pemberian lokal anestesi.b. Injeksi IntradermikTahap ini akan menyebabkan oedema pada kulit dengan cara jarum dimasukan pada subdermik plane dan secara perlahan dimasukan sampai ujung dari jarum sampai dilevel intradermik, pada tahap ini tanpa perlu mengangkat keseluruhan jarum infiltrasi intradermik dilakukan dan menjadi oedama dan secara perlahan memasukan larutan sepanjang garis insisi, penambahan sodium bikarbonat akan menaikan pH larutan dan mengurang perasaan rasa terbakar saat infiltrasi.c. Injeksi Subkutaneus dalam.Insersi jarum secara vertikal diperlukan untuk memasukan 10 mL larutan anestesi ke subkutaneus bagian dalam, kemudian dilanjutkan dengan menarik jarum untuk mencegah resiko masuk ke intravaskuler.d. Infiltrasi subfasial.Sekitar 8 10 mL larutan anestesi disuntukan tepat dibawah aponerosis MOE setelah insisi sampai dijaringan subkutis , suntikan cairan ini akan mencapai canalis inguinalis , infiltrasi diberikan disekitar ketiga nervus besar disesuaikan dengan anatomisnya , perlu dilakukan identifikasi N Ilioinguinalis di aponerosis oblikus eksternus untuk mencegah cedera saat melakukan insisi.e. Injeksi Tuberkulum dan sacus hernia.Bila diperlukan infiltrasi beberapa mililiter larutan anestesi dituberkulum pubikum disekitar cincin ataupun kantung hernia untuk lebih mendapatkan anestesi yang lebih sempurna.

Hernia berulang, Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki, Pendarahan yang berlebihan / infeksi lluka bedah, Luka pada usus (jika tidak hati-hati), Setelah herniografi dapat terjadi hematoma, Fostes urin dan feses, Residip, Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.