garapan nyar

29
Blog Bidan Desa Informasi Kebidanan, Informasi Kesehatan dan Anak 9 Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas yuni | Oct 29, 2009 | Comments 16 Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas : 1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini : a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai. b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah. c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

Transcript of garapan nyar

Page 1: garapan nyar

Blog Bidan DesaInformasi Kebidanan, Informasi Kesehatan dan Anak

9 Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifasyuni | Oct 29, 2009 | Comments 16

Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas :

1. Perdarahan PervaginamPerdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :

a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai.b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

2. Infeksi Masa NifasBeberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan KaburGejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.Ini berhubungan dengan no 3.

5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih

Page 2: garapan nyar

Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.

6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.

7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang LamaKelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.

8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kakiSelama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiriPenyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

Home > Askeb III (Nifas) > Konsep Dasar Masa Nifas

Konsep Dasar Masa Nifas Sep 11, 2009 21 Comments by lusa

Tujuan pembelajaranMahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini dapat :

1. Menjelaskan pengertian masa nifas2. Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas3. Menjelaskan peran dan tanggungjawab bidan dalam masa nifas4. Menjelaskan tahapan masa nifas5. Mengetahui kebijakan program nasional masa nifas

Pengertian Masa Nifas

1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).

Page 3: garapan nyar

2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

Tujuan Asuhan Masa NifasTujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila

terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara

dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.5. Mendapatkan kesehatan emosi.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa NifasBidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan

mampu melakukan kegiatan administrasi.5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,

mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.

8. Memberikan asuhan secara professional.

Tahapan Masa NifasMasa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium diniSuatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.

Page 4: garapan nyar

2. Puerperium intermedialSuatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.

3. Remote puerperiumWaktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

Kebijakan Program Nasional Masa NifasKebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya.3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas

maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjungan Waktu Asuhan

I6-8 jam post partum

Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.Pemberian ASI awal.Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.

II6 hari post partum

Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.

III 2 minggu post

Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

Page 5: garapan nyar

partum

IV

6 minggu post partum

Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.

Memberikan konseling KB secara dini.

ReferensiSaifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, JakartaAmbarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September 2009: 20.00 WIB.Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakartamasanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1 September 2009: 20.05 WIB.

Senam Nifas Home Posts RSS Comments RSS Edit

Search:

Jumat, 01 Januari 2010

Senam Nifas Latar Belakang

Masa nifas adalah masa dua jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu berikutnya. Perawatan ibu nifas meliputi: pemenuhan sehari-hari, memeriksa payudara, uterus, lokea, perineum (luka episiotomy dan hemoroid), kandung kencing dan psikis ibu, menganjurkan untuk mobilisasi dini (Manuaba,1999:150). Salah satu bentuk mobilisasi setelah bersalin adalah senam nifas yang sangat penting untuk mengembalikan tonus otot-otot perut (Iis Sinsin,2008:119). Senam nifas memberikan latihan gerak secepat mungkin agar otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan kembali normal (Mutia Alisjahbana,2008). Senam nifas merupakan bentuk ambulasi dini pada ibu-ibu nifas yang salah satu tujuannya untuk memperlancar proses involusi, sedangkan ketidaklancaran proses involusi dapat berakibat buruk pada ibu nifas seperti terjadi pendarahan yang bersifat lanjut dan kelancaran proses involusi (Iis Sinsin,2008:118). Menurut Hellen Farer (2001) dalam bukunya menyatakan bahwa kebanyakan ibu nifas enggan untuk melakukan pergerakan, mereka khawatir gerakan yang dilakukan justru menimbulkan dampak seperti nyeri dan perdarahan. Kenyataanya pada

Page 6: garapan nyar

ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas berdampak kurang baik seperti timbul perdarahan atau infeksi. Masih banyak ibu-ibu nifas takut untuk bergerak sehingga menggunakan sebagian waktunya untuk tidur terus menerus.

Konsep Dasar Nifas (puerperium)

1.Pengertian Nifas (puerperium)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2002:122).Masa nifas (puerperium) adalahmasa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kaandungan kembali seperti pra-hamil.masa nifas ini yaitu 6 minggu (Mochtar, 1998:122)

2. Pembagian masa nifas

Menurut Muctar R (1998:115) masa nifas di bagi menjadi 3 periode.a. Puerperium DiniYang di maksud adalah kepulihan dimana ibu di perbolehkan berdiri dan berjalan. Sekarang tidak di anggap perlu lagi menahan ibu pasca persalinan terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan.b. Pueperiun IntermedialAdalah kepulihan menyeluruh alat alat genetalia external dan internal yang lamanya 6-10 minggu.c. Remote PuerperiumAdalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu.3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifasMenurut Bubak (2002) perubahan yang terjadi pada masa nifas :a. Involusi uteriInvolusi atau pengerutan uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.b. LocheaLochea adalah cairan yang keluar dari liang senggama pada masa nifas (Manuaba,1999:151)Lochea adalah cairan secret yang yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas (Mochtar,1998:116)1) Lochea RubraBerisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.2) lochea SanguinolentaBerwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan3) Lochea SerosaBerwarna kuning , cairan tidak merah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.4) Lochea AlbaCairan putih setelah 2 mingguc. LaktasiMenurut Wiknjosastro (2002:239) sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan pada kelenjar

Page 7: garapan nyar

mamae untuk menghadapi masa laktasi ini perubahab yang terdapat pada kedua mamae antara lain sebagai berikut.1) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar dan alveolus mamae dari lemak.2) Pada duktus laktiverus terdapat cairan yangkadang-kadang di keluarkan berwarna kuning (kolostrum).3) Hepervaskulerisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian mamae.4) Setelah partus, pengaruh oksitosin mengakibatkan miopitelium kelenjar susu berkontraksi, sehingga keluar air susu.

Konsep Dasar Senam Nifas

1.Pengertian

Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009).Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008).Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu (Alijahbana,2008).

2. Tujuan senam nifas

Tujuan senaam nifas di antaranya:a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula.c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas. d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot pergerakan.e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.f. Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises.

3. Manfaat senam nifas

a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan.c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

4. Syarat senam nifas

Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut:a. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.b. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.

5. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas

Page 8: garapan nyar

a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan.b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).d. Timbul varises.6. Cara melakukan senam nifasa. Latihan senam nifas 1) Hari pertama, sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali.Rasional :Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh.2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali.Rasional : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot lengan.3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali.Rasional :Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan.4) Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga hitungan ketiga.Rasional :Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot punggung.5) Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.

Rasional :

Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.6) Hari keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90° lakukan secara bergantian hingga 5 kali.Rasional: Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.

GAMBAR SENAM NIFAS

1.Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru

Page 9: garapan nyar

2.Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

3.Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.

4.Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks.

Page 10: garapan nyar

5.Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.

6.Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri.

7.Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.

8.tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.

Page 11: garapan nyar

9.Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

10.Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

11.Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

Page 12: garapan nyar

12.berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

13.Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

Apa tujuan latihan Sikap tubuh terlentang menarik kaki sehingga paha membentuk 90° ?a. Menguatkan otot-otot punggung.b. Menguatkan otot-otot di kaki dan memperlancar sirkulasi sehingga mengurangi resiko edema kakic. Menguatkan otot-otot bagian perut.d. Menguatkan kembali otot-otot dasar panggul. Angka Kematian Ibu di Indonesia Tertinggi

Page 13: garapan nyar

di Asia Ditulis oleh Webmaster    Senin, 04 Mei 2009 00:00 Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Indonesia masih tertinggi di Asia. ”Tahun 202 kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali dari Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari indeks Filipina,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof.Dr. dewi Fortuna Anwar, Rabu (29/4).

 

Padahal, katanya, MMR-Indikator utama yang membedakan suatu negara digolongkan sebagai negara maju atau negara berkembang. Rata-rata MMR di dunia dari 100.000 kelahiran tingkat kematian ibu mencapai 400. ”Sedangkan, negara maju indek MMR-nya 20 kematian per 100.000 kalahiran. Rata-rata di negara berkembang 440 kematian ibu per 100.000 kelahiran,” terang dia.

 

Penyebab tingginya tingkat kematian ibu di Indonesia, menurut dia, antara lain, budaya patriaki yang masih kental. Perempuan tidak memiliki kendali penuh atas dirinya. ”Seringkali perempuan tidak berkuasa kapan dia harus mengandung. Padahal disaat itu mungkin hamil berbahaya bagi dia,” ujarnya. Kemudian, tambahnya disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan, kurangnyaakses terhadap informasi, tingginya peranan dukun dan terbatasnya layanan medis modern.

 

Di sisi lain, program KB yang terbukti mampu mengurangi angka kelahiran namun dana kependudukan dunia menunjukan penurunan dari 55 persen menjadi 5 persen. Penurunan terjadi karena program kependudukan dalam hal ini program KB hanya dianggap bagian dari kesehatan reproduksi.

 

Menurut Sugiri, penurunan anggaran kependudukan dunia tersebut dievaluasi dalam sidang tahunan PBB tentang masalah kependudukan yang berlangsung 27 Maret-3 April 2009 di New York, Amerika Serikat. Pada sidang itu, katanya, disepakati penggalangan dana global untuk kependudukan, termasuk organisasi non profit. Sejak program kependudukan/ KB dianggap bagian dari kesehatan reproduksi, praktis tak ada bantuan yang bermakna dari para donor.

 

Sugiri juga mengatakan, pada sidang tahunan PBB itu diperkirakan jumlah penduduk dunia 10 miliar pada tahun 2050. ”Ini merupakan warning (peringatan). Lima besar negara penyumbang pertambahan penduduk dunia adalah India, Indonesia, Pakistan, Nigeria, dan Brasil,” tambahnya.

 

Angka Kematian Ibu Melahirkan Masih TinggiRabu, 7 Juli 2010 23:22 WIB | 1907 Views

Page 14: garapan nyar

BKKBN (ANTARA)

Berita Terkait

Indonesia Berbagi Pengalaman KB Pada Dunia Internasional Anda Pria? Silakan Ber-KB BKKBN Ingatkan Kembali Ancaman Ledakan Penduduk BKKBN - TNI Lanjutkan Kerjasama Soal KB Daerah Diharapkan Tetapkan KB Sebagai Isu Strategis

Bengkulu (ANTARA News) - Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia hingga kini masih tergolong tinggi yaitu mencapai 228/100 kelahiran hidup.

"Itu diketahui berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2007," kata Direktur Kelangsungan Hidup Ibu Bayi dan Anak Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wicaksono ketika menghadiri perinagatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2010 tingkat Provinsi Bengkulu, Rabu.

Tingginya angka kematian ibu melahirkan tersebut karena masyarakat kini masih merasa belum mendapat jaminan untuk hidup dalam proses persalinan, terutama bagi penduduk yang tinggal jauh dari tempat persalinan medis.

Namun, katanya, risiko kematian ibu melahirkan di Tanah Air akan dapat ditekan sekecil mungkin oleh pemerintah dengan memberikan berbagai jaminan kesehatan bagi masyarakat.

Pada 2015 risiko terhadap ibu mlahirkan akan menurun 102/100 kelahiran hidup, angka itu jauh dari hasil SDKI pada 2007.

Tingginya angka tersebut karena kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan kandungan dan bayi.

Kematian pada ibu melahirkan itu dapat juga disebabkan kesehatan pada bayi ada dalam rahim, katanya.

Pemerintah Provinsi Bengkulu menyikapi masalah tersebut akan meningkatkan program kesehatan dan memperbanyak tenaga medis dan sarana kesehatan.

Page 15: garapan nyar

"Kita akan mengagendakan program kesehatan dan KB menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan sarana kesehatan seperti Puskesmas dan menggalakan Posyandu," kata Asisten II Seta Pemprov Bengkulu Fauzan Rahim.

Dengan langka itu maka masalah yang masih membebani masyarakat dan pemerintah bisa berkurang dan tercapai program menuju "Bengkulu Sehat 2015". (PSO-150/K004)

Editor: B Kunto WibisonoCOPYRIGHT © 2011

Nol, Angka Kematian Ibu HamilSabtu, 31 Oktober 2009

MOJOKERTO - Sejak tahun 2008 sampai bulan Oktober 2009 ini, angka kematian ibu hamil di Kota Mojokerto nihil. Kesadaran ibu-ibu hamil di Kota Mojokerto cukup tinggi untuk menghindari penyebab kematian dan risiko yang membahayakan kehamilannya.

Itu dikatakan Kabid Kesehatan Keluarga dr Esti Hermawati kemarin usai memberikan penyuluhan tentang Akibat Asap Rokok bagi Ibu Hamil di aula Kantor Dinkes Kota Mojokerto.

Dikatakan, tidak adanya angka kematian ibu hamil itu dikarenakan kesadaran dari ibu-ibu hamil di Kota Mojokerto ini sudah bagus. Ibu hamil telah melakukan kunjungan terhadap tenaga medis tiap triwulannya, dari kontak pertama pada awal kehamilan sampai kontak keempat. ''Yang utama itu karena persalinan sudah ditangani oleh ahli kesehatan bukan dari dukun,'' katanya.

Selain itu, kondisi tersebut ditunjang oleh kader motivator yaitu kader P4K (Program, Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) yang ada di tiap desa-desa. ''Juga adanya kader motivator di tiap desa," katanya. Kader motivator sendiri terdiri dari bidan, petugas puskesmas, PKK, dan dari Dinkes sendiri. 

Kasedaran ibu hamil mengenai kesehatan kehamilan juga mendukung kondisi yang baik bagi mereka. Menurut Bidan Puskesmas Gelora Kecamatan Magersari Siti Malicha, dalam hal pembiayaan persalinan ibu-ibu yang hamil sudah diajari untuk mengalokasikan dana untuk biaya persalinan. ''Itu ditangani oleh kader motivator,'' tutur bidan berkacamata itu.

Salah satu bentuk tabungan untuk pembiayaan persalinan itu tabulen (tabungan ibu bersalin). Juga ada dasolen yaitu iuran sejumlah 500 perak yang dikumpulkan per RW. Dana tersebut dapat dipakai jika persalinan tiba.

Untuk menandai bahwa di suatu rumah terdapat ibu hamil, juga diberikan tanda berupa bendera. Kata dr Esti, untuk rumah yang ada ibu hamil muda ditandai dengan bendera benwarna kuning. ''Jika berwarna merah berarti hamil tua, sedangkan ibu hamil berisiko tinggi berwarna putih," tuturnya.

Menurut salah satu penyuluh KB Yoni Hartono, pihaknya dalam hal ini Dinas KBKS, juga sudah melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Sehingga untuk kasus

Page 16: garapan nyar

kematian ibu hamil, menurutnya kemungkinannya juga sangat kecil. ''Sangat kecil kemungkinannya,'' katanya.

Lanjut dr Esti, kematian pada ibu hamil bisa disebabkan oleh 4 T, yaitu ibu hamil terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu sering melahirkan. Selain itu ibu hamil yang mengalami kematian, dikarenakan terlambat mendeteksi tingkat kehamilannya termasuk berisiko tinggi atau tidak.

Faktor dari keluarga juga berperan dalam penetapan keputusan saat terjadi sesuatu terhadap ibu hamil. Beberapa kasus yang ada juga disebabkan oleh karena ibu hamil terlambat merujuk ke failitas kesehatan ataupun ahli kesehatan.

Dalam penyuluhan tersebut juga disampaikan mengenai bahaya asap rokok bagi ibu hamil. Asap rokok mengandung zat karsinogenik, mutagenik, dan polutif. Bahan-bahan yang terkandung dalam asap roko yang bersifat merugikan adalah nikotin, karbondioksida dan tar. Jika suami dari ibu hamil merupakan perokok aktif maka disarankan untuk melarang suaminya untuk tidak merokok di samping istrinya.

Dampak asap bagi ibu hamil bisa menyebabkan abortus spontan atau kegagalan kelahiran, plasenta pecah, bahkan sampai kelahiran prematur. Sedangkan bagi anak yang dikandung bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik, mental, pertumbuhan otak terhambat, infeksi saluran pernapasan, dan meningkatkan potensi penyakit asma. (mg1/yr)

Untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dilakukan melalui strategi pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan, kerjasama semua unsur terkait dan pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat. Sedangkan upaya pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat perlu diintensifkan agar timbul kepedulian dan peran aktif masyarakat terutama untuk mengatasi penyebab AKI dan AKB karena 3 keterlambatan (terlambat deteksi Risti, terlambat pengambilan keputusan, dan terlambat akses transportasi). Adapun tujuan dilaksanakan evaluasi, untuk mengetahui sejauhmana kader-kader di desa melaksanakan kegiatan P4K. Demikian dijelaskan oleh Ibu Susilawati, SPSi, Msi, Kasi Ibu dan KB Bidang Kesga, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto. Kegiatan berlangsung 4 hari, 21-24 Maret di Gedung Pertemuan Dinas Kesehatan Kota yang diikuti masing-masing 50 orang per hari terdiri dari kader kesehatan, LSM, Aspi, dan Kesra. Dijelaskan pula oleh Susi, tiga tahun belakangan ini di Kota Mojokerto tidak ada kematian ibu melahirkan, tapi masih ada bayi meninggal, itupun bukan karena persalinan, tapi karena bayinya BBLR (Berat Badan Lahir Rendah, kurang dari 2,5 kg). Untuk mengatasi hal tersebut, Dinkes menyediakan susu bagi bumil yang kurang energi, kalori, atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm.Sedangkan materi yang kedua disampaikan oleh Irianti Wahyuningtyas, Apt tentang Jaminan Persalinan (Jampersal), Kabid Kesehatan Keluarga Dinkes Kota. Jampersal diperuntukkan bagi masyarakat umum yang belum mempunyai jaminan kesehatan lain seperti Jamsostek, Askes, Jamkesmas/Jamkesmasda, bisa diikutkan dalam jampersal. Dari pemeriksaan awal sampai 4 kali pemeriksaan termasuk persalinan di Puskesmas. Untuk Kota Mojokerto tersedia di Puskesmas Blooto dan Puskesmas Kedundung. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan dengan komplikasi atau resiko tinggi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas atau rumah sakit berdasarkan rujukan. Masyarakat tidak dipungut biaya sepeserpun dan biaya dibebankan pada APBN lewat DKK.Materi ketiga disampaikan oleh ibu Endang Sutadi, dari PKK Kota (pokja IV) dan memimpin diskusi oleh

Page 17: garapan nyar

peserta dari masing-masing kelurahan. Permasalahan yang muncul dari evaluasi, dipecahkan dalam diskusi tersebut. (sit/yuk/an)

Tekan Angka Kematian Ibu, BKKBN Gandeng UGM HEADING TOP CLOSED TOP READ

Jum'at, 2 Juli 2010 15:25 wibSHARE START 0 0Email0 SHARE CLOSED TOP READ CLOSE READ

Ilustrasi: ist.

YOGYAKARTA - Angka kematian ibu di Indonesia setiap tahunnya mencapai 10.260 atau 855 orang setiap bulan. Saat ini, angka kematian ibu tercatat sebesar 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, pemerintah menargetkan pada 2015, angka kematian ibu akan turun menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup.

Untuk mencapai target tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam program menurunkan angka kematian ibu di Indonesia.

Demikian yang mengemuka dalam pertemuan Kepala BKKBN Dr. dr. Sugiri Syarief, M.P.A., dengan Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (WRSP3M) UGM Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc., Apt, di Yogyakarta, Jumat (2/7/2010).

Seperti disampaikan Retno Sunarminingsih, kerja sama kersebut dalam bentuk riset lapangan dan pemberdayaan masyarakat melalui program KKN PPM. Ditambahkan Retno, kerjasama ini juga

Page 18: garapan nyar

untuk mendukung empat program pokok yang dilaksankan BKKBN, meliputi program keluarga berencana, program kesehatan reproduksi remaja, program pembinaan ketahanan keluarga dan program pemberdayaan ekonomi keluarga.

"Empat program ini tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh BKKBN karena mencapai pelosok masayarakat bawah sangat sulit. Mereka (BKKBN) mengajak kerja sama UGM, karena UGM memiliki program riset dan pemberdayaan masyarakat," ujarnya.

Diakui Retno, menurunkan angka kematian ibu memang tidak mudah karena terkendala masih rendahnya tingkat ekonomi dan pendidikan masyrakat di pedesaan. "Kebanyakan mereka yang beranak banyak adalah mereka yang pendidikan rendah di desa dan kota. Sosialisasi penyuluhan pembatasan kelahiran melalui peningkatan kesejahteraan dan peningkatan pendidikan perlu dilakukan," paparnya.

(Daru Waskita/Trijaya/rhs)

Program JAMPERSAL Untuk Penurunan Angka Kematian Ibu dan BayiDiposting oleh : AdministratorKategori: Kesehatan Masyarakat - Dibaca: 8 kaliUntuk mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 khususnya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, tahun ini Kementerian Kesehatan meluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Tujuannya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan; meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir; serta terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.Peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki jaminan biaya kesehatan. Peserta program dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (RS) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota.

Pelayanan Jampersal ini meliputi pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan post natal care (PNC) oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan jaringannya), faskes swasta yang tersedia fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah menanda-tangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota. Selain itu, pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan RS berdasarkan rujukan.

Dalam Kebijakan Operasional sebagaimana tercantum dalam SK Menkes No. 515/Menkes/SK/III/2011 tentang Penerima dana Penyelenggaraan Jamkesmas dan Jampersal di pelayanan Dasar untuk tiap Kabupaten/Kota tahun anggaran 2011 diatur beberapa poin, diantaranya pengelolaan Jampersal di setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Pengelolaan kepesertaan Jampersal merupakan perluasan kepesertaan dari program Jamkesmas yang mengikuti tata kelola kepesertaan dan manajemen Jamkesmas, namun dengan kekhususan dalam hal

Page 19: garapan nyar

penetapan pesertanya.

Sementara pelayanannya diselenggarakan dengan prinsip Portabilitas, Pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan. Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Jaringannya) didanai berdasarkan usulan rencana kerja (Plan Of Action/POA) Puskesmas. Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan swasta dibayarkan dengan mekanisme klaim. Klaim persalinan didasarkan atas tempat (lokasi wilayah) pelayanan persalinan dilakukan.

Dana untuk pelayanan Jamkesmas termasuk Jampersal merupakan satu kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V ke Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab Pengelolaan Jamkesmas di wilayahnya dan Rekening RS untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (pemerintah dan swasta).

Pembayaran untuk pelayanan Jaminan Persalinan dilakukan dengan cara klaim untuk Pembayaran di faskes Tingkat Pertama. Sementara pembayaran di fasilitas kesehatan Tingkat Lanjutan dilakukan dengan cara klaim, didasarkan paket INA-CBGs (Indonesia-Case Base Groups) dahulu INA-DRG.

Informasi lebih rinci tentang program Jampersal dapat dilihat pada situs www.ppjk.depkes.go.id atau menghubungi Sekretariat Tim Pengelola Pusat Jamkesmas Telp. 021.5221229; Fax . 021.52922020.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.Sumber : Depkes RI

ima Strategi Operasional Turunkan AKIDiposting oleh : AdministratorKategori: Kesehatan Masyarakat - Dibaca: 8 kali

Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, Kementerian Kesehatan menetapkan lima strategi operasional yaitu penguatan Puskesmas dan jaringannya; penguatan manajemen program dan sistem rujukannya; meningkatkan peran serta masyarakat; kerjasama dan kemitraan; kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011; penelitian dan pengembangan inovasi yang terkoordinir.Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dalam paparan yang berjudul “Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Kesehatan Dalam Rangka Penurunan Angka Kematian Ibu” kepada para peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana di kantor BKKBN Jakarta, 26 Januari 2011.

Menkes menambahkan terkait strategi keempat yaitu kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011, upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan yaitu:

Pertama, kerjasama dengan sektor terkait dan pemerintah daerah telah menindaklanjuti Inpres no. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional dan Inpres No. 3 tahun 2010 Tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan melalui kegiatan sosialisasi, fasilitasi dan advokasi terkait percepatan pencapaian MDGs. Akhir tahun 2011, diharapkan propinsi dan kabupaten/kota telah selesai menyusun Rencana Aksi Daerah dalam percepatan pencapaian MDGs yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan,

Page 20: garapan nyar

mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.

Kedua, pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), mulai tahun 2011 setiap Puskesmas mendapat BOK, yang besarnya bervariasi dari Rp 75 juta sampai 250 juta per tahun. Dengan adanya BOK, pelayanan “outreach” di luar gedung terutama pelayanan KIA-KB dapat lebih mendekati masyarakat yang membutuhkan.

Ketiga, menetapkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berupa indikator komposit (status kesehatan, perilaku, lingkungan dan akses pelayanan kesehatan) yang digunakan untuk menetapkan kabupaten/kota yang mempunyai masalah kesehatan. Ada 130 kab/kota yang ditetapkan sebagai DBK yang tahun ini akan didampingi dan difasilitasi Kementerian Kesehatan.

Keempat, penempatan tenaga strategis (dokter dan bidan) dan penyediaan fasilitas kesehatan di Daerah Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), termasuk dokter plus, “mobile team”.

Kelima, akan diluncurkan 2 Peraturan Menteri Kesehatan terkait dengan standar pelayan KB berkualitas, sebagaimana diamanatkan UU no 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Selain itu menurut Menkes, pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan akan meluncurkan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang mencakup pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan, nifas, KB pasca persalianan, dan neonatus. Melalui program ini, persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan meningkat, demikian pula dengan pemberian ASI dini, perawatan bayi baru lahir, pelayanan nifas dan KB pasca persalinan.

Sasaran Jampersal adalah 2,8 juta ibu bersalin yang selama ini belum terjangkau oleh jaminan persalinan dari Jamkesmas, Jamkesda dan asuransi kesehatan lainnya. Ruang lingkupnya adalah : pelayanan persalianan tingkat pertama, tingkat lanjutan, dan persiapan rujukan di fasilitas kesehatan Pemerintah dan Swasta. Kelompok inilah yang akan ditanggung Jampersal. Pelayanan yang dijamin melalui Jampersal yaitu: pemeriksaan kehamilan 4 kali, pertolongan persalinan normal dan dengan komplikasi, pemeriksaan nifas 3 kali termasuk pelayanan neonatus dan KB paska persalinan, pelayanan rujukan ibu/bayi baru lahir ke fasilitas kesehatan lebih mampu

Menurut Menkes terkait strategi penguatan Puskesmas dan jaringannya dilakukan dengan menyediakan paket pelayanan kesehatan reproduksi (kespro) esensial yang dapat menjangkau dan dijangkau oleh seluruh masyarakat, meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, yaitu: Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, KB, kespro remaja, Pencegahan dan penanggulangan infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/AIDS; dan mengintegrasikan pelayanan kespro dengan pelayanan kesehatan lainnya yaitu dengan program gizi, penyakit menular dan tidak menular.

Kemampuan Puskesmas dan jaringannya dalam memberikan paket dasar tersebut akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan dan masalah kesehatan setempat.

Page 21: garapan nyar

Pada saat ini ada 9.005 Puskesmas, terdiri dari Puskesmas non tempat tidur (TT), Puskesmas TT PONED (pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar) dan Puskesmas TT non PONED, yang tersebar di seluruh kecamatan di Indonesia. Puskesmas pembantu dan pos kesehatan desa yang ada di desa-desa, akan lebih difungsikan dalam memberikan pelayanan KIA dan KB yang bersifat promotif, preventif dan pengobatan sederhana termasuk deteksi dini faktor risiko dan penyiapan rujukannya.

Beberapa propinsi juga telah menjadikan Puskesmas mampu melakukan deteksi dini kanker leher rahim, Puskesmas santun usia lanjut, dan sebagainya, sesuai kebutuhan lokal.

AKI Menurun

Menkes juga mengatakan kemajuan yang dicapai dalam program kesehatan ibu yaitu penurunan AKI sebesar 41% dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007. Sedangkan target MDGs pada tahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Kematian ibu di rumah sakit disebabkan karena banyaknya kasus kegawat-daruratan pada kehamilan, persalinan dan nifas. Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak adalah: perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi.

Persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masih tingginya AKI di Indonesia. Data Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa persalinan di fasilitas kesehatan 55,4% dan masih ada persalinan yang dilakukan di rumah (43,2%). Pada kelompok ibu yang melahirkan di rumah ternyata baru 51,9% persalinan ditolong oleh bidan, sedangkan yang ditolong oleh dukun masih 40,2%, ujar Menkes.

Kondisi tersebut masih diperberat dengan adanya faktor risiko 3 Terlambat yaitu terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat merujuk/ transportasi dan terlambat menangani dan 4 Terlalu yaitu melahirkan terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun), terlalu dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak (lebih dari 4 kali).

Terkait dengan faktor risiko tersebut, data Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa secara nasional ada 8,4% perempuan usia 10-59 tahun melahirkan 5-6 anak, bahkan masih 3,4% perempuan usia 10-59 tahun yang melahirkan anak lebih dari 7. Kelompok perempuan yang tinggal di perdesaan, tidak bersekolah, pekerjaannya petani/nelayan/buruh, dan status ekonomi terendah, cenderung mempunyai lebih dari 7, lebih tinggi dari kelompok lainnya.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekret