Bidang garapan kurikulum

16
BIDANG GARAPAN KURIKULUM DOSEN PENGAMPU: Yayan Andrian, S.Ag, M.Ed. MGMT. OLEH: ABDULLAH AQ’IL NASHRULLAH 153111100 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAM A ISLAM NEGERI SURAKARTA 2015/2016

Transcript of Bidang garapan kurikulum

Page 1: Bidang garapan kurikulum

BIDANG GARAPAN KURIKULUMDOSEN PENGAMPU:

Yayan Andrian, S.Ag, M.Ed. MGMT.

OLEH:ABDULLAH AQ’IL NASHRULLAH

153111100PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANINSTITUT AGAM A ISLAM NEGERI SURAKARTA

2015/2016

Page 2: Bidang garapan kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya pelari, dan curare yang berarti tempat berpacu. Sedangkan kurikulum pendidikan dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Definisi yang telah dikemukakan oleh J.Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum planning for Better teaching and learning (1956). Kedua ahli ini menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: “the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of schools.” Jadi kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk memengaruhi anak yang sedang belajar,tidak terikat pada tempat karena dapat terjadi di ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah. Hal itu pun disetuju Harold B. Alberty (1965) yang memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).

Jadi, dapat disimpulkan kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun.

PENGERTIAN KURIKULUM &ADMINISTRASI KURIKULUM

Page 3: Bidang garapan kurikulum

Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara terus-menerus terhadap situasi pembelajaran secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama pemimpin lembaga pendidikan, yakni menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi peserta didik. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada proses pembelajaran. Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di dalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya proses pembelajaran.

Page 4: Bidang garapan kurikulum

Lingkup administrasi kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan sekitar.

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KURIKULUM.

Page 5: Bidang garapan kurikulum

Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan administrasi kurikulum sebagai berikut:

Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam administrasi kurikulum. Pertimbangan bagaimana peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam administrasi kurikulum.

Demokratisasi, pelaksanaan administrasi kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menepatkan pengelola, pelaksanan dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan administrasi kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

Efektifitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan administrasi kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan administrasi kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses administrasi kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.

Prinsip administrasi kurikulum

Page 6: Bidang garapan kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah fase pre-eliminer dari pengembangan kurikulum. Pada tahap ini perancang kurikulum membuat keputusan dan berkegiatan untuk menetapkan rencana yang akan dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didikmerupakan . Yang dilakukan oleh perancang kurikulum nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut ini: (1) penyusunan, program, dan pengembangan kurikulum, berupa: (a) landasan program dan pengembangan kurikulum, (b) silabus, yang dalam K13 telah disiapkan oleh pemerintah, (c) pedoman pelaksanaan kurikulum. (2) penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan kalender pendidikan, pembagian tugas pendidik, penyusunan jadwal, pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman penyusunan persiapan(satuan) acara pengajaran.

Akan tetapi sekolah juga sebagai agen perubahan (agent of change) diharapkan dapat memperbaiki dan mengkonstruksi masyarakat, mengubah tata sosial dan mengatur perubahan sosial yang tetap berlandaskan kepada filsafat masyarakat yang dianutnya. Di sinilah maka, sekolah yang didalamnya terjadi proses pendidikan adalah manajemen dan kontrol atas perubahan sosial dan rekayasa sosial (social engineering). Perencanaan pendidkan juga merencanakan agar dapat menata kehidupan sosial dalam masyarakat, agar menjadikan peserta didik menjadi manusia yang diharapkan menjadi peserta didik yang cerdas, terampil, mandiri, kreatif, dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat.

PARADIGMA DAN PERENCANAAN KURIKULUM

Page 7: Bidang garapan kurikulum

Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan siswa mengaplikasi ilmunya kepada situasi dan kondisi yang lebih berkembang. Menurut Jeromke S. Bruner, konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan merupakan ide-ide pokok (basic idea) yang ada pada setiap disiplin ilmu. Setiap disiplin ilmu mempunyai struktur pengetahuan tertentu yang menyajikan ide-ide pokok tersebut. Bila struktur dikuasai, maka banyak hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu itu akan dapat dipahami maknanya.

Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan yang sangat berperan dalam kegunaannya. Fungsi kurikulum adalah:

Fungsi penyesuaian, yakni kurikulum sebagai penyesuaian adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya karena lingkungan bersifat dinamis atau dapat berubah-ubah.

Fungsi Integrasi, yakni kurikulum sebagai penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh yang dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.

Fungsi diferiensasi, yakni kurikulum sebagai diferiensasi dalam hal ini kurikulum sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan di setiap peserta didik yang harus dihargai dan dilayani.

Fungsi persiapan, yakni kurikulum sebagai persiapan, yaitu bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan peserta didik kejenjang selanjutnya dan dibidang masyarakat.

Fungsi pemilihan, yakni memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menentukan pilihan program belajar yang sesuia dengan minat dan bakatnya.

Funsi diagnostik, yakni kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami potensi peserta didik serta kelemahan dalam dirinya. Diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

STRUKTUR DAN FUNGSI KURIKULUM

Page 8: Bidang garapan kurikulum

Selain itu, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain, di antarannya:

Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujun pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang meliputi:

Tujuan nasional(pendidikan nasional). Tujuan institusional Tujuan kurikuler. Tujuan instruksional. Fungsi kurikulum bagi peserta didik sebagai salah satu rangkaian proses

pendidikan. Disini peserta didik diharapkan mendapatkan pengalaman baru yang dapat dikembangkan dengan perkembangannya guna melengkapi bekal hidup.

Fungsi kurikulum bagi pendidik adalah Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar

para peserta didik. Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta

didik. Fungsi kurikulum bagi pemimpin dan pengawas sekolah: Sebagai pedoman dalam mengadakan supervisi. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi

belajar yang lebih baik. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan

kepada pendidik untuk memperbaiki situasi mengajar. Sebagai administrator, kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan

kurikulum lebih lanjut. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan mengajar. Pengorganisasian kurikulum.

Page 9: Bidang garapan kurikulum

Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pengorganisasian kurikulum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni ruang lingkup(scope), urutan(squence), dan penepatan bahan (grade placement) (Zaini 2009:62).

PENGORGANISAIAN KURIKULUM

Page 10: Bidang garapan kurikulum

Hamalik (1993:53) berpendapat, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi :

Prosedur pembelajaran, pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih sebuah panitia tertentu.

Prosedur survei pendapat, pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan cara mengadakan studi kesalahan, prosedur ini dilaksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil atau pengalaman kurikuler.

Prosedur mempelajari kurikulum lainya, prosedur ini dapat disamakan degan metode tambal sulam dengan memepelajari metode sekolah lain, pendidik atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum unutk sekolahnya sesuai dengan tujuan.

Analisis kegiatan orang dewasa, melalui prosedur ini terlebih dahulu diadakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang diperkirakan berguna untuk dipelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang dianalisis adalahyang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.

Prosedur fungsi sosial, prosedur ini berkaitan dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat.

Prosedur minat kebutuhan, menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope dan sequence nya didasarkan atas peserta didik dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.

Page 11: Bidang garapan kurikulum

Sukmadinata (2007:119) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap pendidik dalam pelaksanaan kurikulum, antara lain:

Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan-

tujuan yang lebih spesifik. Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan-tujuan khusus kepada kegiatan

pembelajaran. Disamping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang pendidik juga harus memilik

sepuluh kompetensi dalam mengajar yaitu: Menguasai bahan. Mengelola interaksi pembelajaran. Mengelola kelas, Menggunakan media atau sumber belajar. Menguasai landasan kependidikan. Mengelola interaksi pembelajaran. Menilai prestasi pembelajaran. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan konseling. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa para pendidik harus mampu

menguasai materi pelajaran, pengetahuan cara mengajar dan pengetahua ntentang tingkah laku.

PELAKSANAAN KURIKULUM

Page 12: Bidang garapan kurikulum

Menurut Stufflebeam, dkk (1971), tujuan utama evaluasi kurikulum adalah memberi informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses meggambarkan hasil, dan memeberikan informasi yang berguna untuk membuat pertimbangan baerbagai alternatif keputusan. Lima fungsi penting evaluasi pendidkan menurut Eisner (1979), yaitu: (1) untuk mendiagnosis; (2) untuk merevisi kurikulum; (3) untuk membandingkan; (4) untuk mengantisipasi kebutuhan pendidikan; dan (5) untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai.

Tujuan-tujuan ini dapat ditetapkan terhadap kurikulum, pembelajaran dan siswa. Menurut Eisner, evaluasi kurikulum mempunyai tujuan formatif: “penggunaan evaluasi untuk merevisi kurikulum adalah salah satu fungsi untuk evaluasi.”. jadi, pada hakikatnya evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas program. Kedua, evaluasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam implementasi kurikulum atau pembelajaran .

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi adalah efektivitas, efisiensi, Dan kelayakan program.

PENGAWASAN DAN EVALUASI KURIKULUM

Page 13: Bidang garapan kurikulum

Latar belakang pengembangan kurikulum berdasarkan pada : Perubahan itu penting karena melalui perubahan bentuk

kehidupan tumbuh dan berkembang. Kurikulum itu sebagai produk dari masyarakat. Perubahan yang terjadi secara bersamaan dan ada perubahan

setelah ada kurikulum baru. Perubahan kurikulum terjadi karena ada perubahan di

masyarakat. Perubahan kurikulum karena kerja sama semua kelompok. Perubahan kurikulum merupakan proses pengambilan

keputusan Perubahan kurikulum berkelanjutan dan tiada akhir. Perubahan kurikulum meupakan proses yang komrehensif. Perubahan kurikulum dilaksanakan secara sistematis.

Pengembangan kurikulum

Page 14: Bidang garapan kurikulum

Pengembangan kurikulum meliputi emapat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar, mengorganisasi pengalaman-pengalan belajar, dan mengevaluasi.

Merumuskan tujuan pembelajaran. Terdapat tiga tahap dalam merumuskan pembelajaran. Tahap yang pertama yang

harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu peserta didik, masyarakat, dan isi. Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective dengan memperhatikan landasan sosiologi, kemudian disaring melalui landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filosofi pendidikan dan psikologi belajar dan tahap terakhir adalah merumuskan kompetensi dasar. 

Merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar. Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam

pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar. Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Mengorganisasi pengalaman-pengalaman belajar. Pengorganisasian atau desai kurikulum diperlukan untuk memudahkan peserta didik

untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pamdangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.

Evaluasi. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat

pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang saksama adalah sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi merupakan suatu proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan.

Page 15: Bidang garapan kurikulum

Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan sekitar. Yang kita alami sekarang banyaknya pemikiran-pemikiran masyarakat di desa yang mengira sekolah itu tidak terlalu penting karena tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Menurut saudara/I calon pendidik dan calon pengamat kurikulum ,bagaimana cara kalian untuk mengubah pemikiran-pemikiran masyarakat desa diatas, dan apa yang harus kita lakukan supaya masyarakat percaya bahwa pemerintah sudah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dengan merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum kompetensi dasar dengan kebutuhan daerah(masyarakat)?

ISSUES FOR DISCUSSION

Page 16: Bidang garapan kurikulum

THANK’S FOR YOUR ATTENTION

الله ورحمة عليكم والسالموبركاته