Gangguan Obsesif Kompulsif

10
Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder /OCD) Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesiadalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi. Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif- kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya. Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Penyebab Obsesif Kompulsif adalah: 1. Genetik - (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder). 2. Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.

Transcript of Gangguan Obsesif Kompulsif

Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder /OCD)Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanyaobsesidankompulsi.Obsesiadalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan.Kompulsiadalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi.

Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya.

Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.

PENYEBABPenyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku-perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

Penyebab Obsesif Kompulsif adalah:1. Genetik - (Keturunan).Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).2. Organik Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab OCD.3. Kepribadian- Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan, seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama dan tidak mudah mengalah.4. Pengalaman masa lalu- Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan menunjukkan gejala OCD.

5. Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresiatau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan6. Konflik- Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.

Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan untuk membunuh bayinya.

INDIVIDU YANG BERISIKOIndividu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah;

Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga daribroken home, kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan)

Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.

Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi

Riwayat gangguan kecemasan

Depresi

Individu yang mengalami gangguan seksual

GEJALAObsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk melakukanritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja.

Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya.

Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut. Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh.

Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakitpsikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.

Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utam obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:

1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.

2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.

3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.

4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.

CIRI-CIRI OBSESIF KOMPULSIFSimptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.

2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.

3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.

4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.

5. Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain.

6. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.

BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING TERJADI :

Membersihkan atau mencuci tangan

Memeriksa atau mengecek

Menyusun

Mengkoleksi atau menimbun barang

Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif)

Takut terkontaminasi penyakit/kuman

Takut membahayakan orang lain

Takut salah

Takut dianggap tidak sopan

Perlu ketepatan atau simetri

Bingung atau keraguan yang berlebihan.

Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan bilangan)

Individu yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.

TREATMENT/PENANGANANPsikoterapi.Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.

Cognitive-behavioural therapy(CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.

Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.

FarmakologiPemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atausocial workeryang terjun dalam psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.

Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti;Selective serotonin reuptake inhibitors(SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalahFluoxetine(Prozac),sertraline(Zoloft),escitalopram(Lexapro),paroxetine(Paxil), dancitalopram(Celexa)

Trisiklik (Tricyclics)Obat jenis trisiklik berupaclomipramine(Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.

Monoamine oxidase inhibitors(MAOIs). Jenis obat ini adalahphenelzine(Nardil),tranylcypromine(Parnate) danisocarboxazid(Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (sepertiAdvil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.

http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-obsesif-kompulsif-obsessive.htmlEveryone double checks things sometimes. For example, you might double check to make sure the stove or iron is turned off before leaving the house. But people with obsessive-compulsive disorder (OCD) feel the need to check things repeatedly, or have certain thoughts or perform routines and rituals over and over. The thoughts and rituals associated with OCD cause distress and get in the way of daily life.

The frequent upsetting thoughts are called obsessions. To try to control them, a person will feel an overwhelming urge to repeat certain rituals or behaviors called compulsions. People with OCD can't control these obsessions and compulsions. Most of the time, the rituals end up controlling them.

For example, if people are obsessed with germs or dirt, they may develop a compulsion to wash their hands over and over again. If they develop an obsession with intruders, they may lock and relock their doors many times before going to bed. Being afraid of social embarrassment may prompt people with OCD to comb their hair compulsively in front of a mirror-sometimes they get caught in the mirror and cant move away from it. Performing such rituals is not pleasurable. At best, it produces temporary relief from the anxiety created by obsessive thoughts.

Other common rituals are a need to repeatedly check things, touch things (especially in a particular sequence), or count things. Some common obsessions include having frequent thoughts of violence and harming loved ones, persistently thinking about performing sexual acts the person dislikes, or having thoughts that are prohibited by religious beliefs. People with OCD may also be preoccupied with order and symmetry, have difficulty throwing things out (so they accumulate), or hoard unneeded items.

Healthy people also have rituals, such as checking to see if the stove is off several times before leaving the house. The difference is that people with OCD perform their rituals even though doing so interferes with daily life and they find the repetition distressing. Although most adults with OCD recognize that what they are doing is senseless, some adults and most children may not realize that their behavior is out of the ordinary.

Causes

OCD sometimes runs in families, but no one knows for sure why some people have it while others don't. Researchers have found that several parts of the brain are involved in fear and anxiety. By learning more about fear and anxiety in the brain, scientists may be able to create better treatments. Researchers are also looking for ways in which stress and environmental factors may play a role.

Signs & Symptoms

People with OCD generally:

Have repeated thoughts or images about many different things, such as fear of germs, dirt, or intruders; acts of violence; hurting loved ones; sexual acts; conflicts with religious beliefs; or being overly tidy

Do the same rituals over and over such as washing hands, locking and unlocking doors, counting, keeping unneeded items, or repeating the same steps again and again

Can't control the unwanted thoughts and behaviors

Don't get pleasure when performing the behaviors or rituals, but get brief relief from the anxiety the thoughts cause

Spend at least 1 hour a day on the thoughts and rituals, which cause distress and get in the way of daily life.

Who Is At Risk?

For many people, OCD starts during childhood or the teen years. Most people are diagnosed by about age 19. Symptoms of OCD may come and go and be better or worse at different times.

OCD affects about 2.2 million American adults. It strikes men and women in roughly equal numbers and usually appears in childhood, adolescence, or early adulthood. One-third of adults with OCD develop symptoms as children, and research indicates that OCD might run in families.

Diagnosis

The course of the disease is quite varied. Symptoms may come and go, ease over time, or get worse. If OCD becomes severe, it can keep a person from working or carrying out normal responsibilities at home. People with OCD may try to help themselves by avoiding situations that trigger their obsessions, or they may use alcohol or drugs to calm themselves.

OCD can be accompanied by eating disorders, other anxiety disorders, or depression.

First, talk to your doctor about your symptoms. Your doctor should do an exam to make sure that another physical problem isn't causing the symptoms. The doctor may refer you to a mental health specialist.

Treatments

OCD is generally treated with psychotherapy, medication, or both.

Psychotherapy.A type of psychotherapy called cognitive behavior therapy is especially useful for treating OCD. It teaches a person different ways of thinking, behaving, and reacting to situations that help him or her feel less anxious or fearful without having obsessive thoughts or acting compulsively. One type of therapy called exposure and response prevention is especially helpful in reducing compulsive behaviors in OCD.

Medication.Doctors also may prescribe medication to help treat OCD. The most commonly prescribed medications for OCD are anti-anxiety medications and antidepressants. Anti-anxiety medications are powerful and there are different types. Many types begin working right away, but they generally should not be taken for long periods.

Antidepressants are used to treat depression, but they are also particularly helpful for OCD, probably more so than anti-anxiety medications. They may take several weeks10 to 12 weeks for someto start working. Some of these medications may cause side effects such as headache, nausea, or difficulty sleeping. These side effects are usually not a problem for most people, especially if the dose starts off low and is increased slowly over time.Talk to your doctor about any side effects you may have.It's important to know that although antidepressants can be safe and effective for many people, they may be risky for some, especially children, teens, and young adults. A "black box"the most serious type of warning that a prescription drug can havehas been added to the labels of antidepressant medications. These labels warn people that antidepressants may cause some people to have suicidal thoughts or make suicide attempts. Anyone taking antidepressants should be monitored closely, especially when they first start treatment with medications.

Some people with OCD do better with cognitive behavior therapy, especially exposure and response prevention. Others do better with medication. Still others do best with a combination of the two. Talk with your doctor about the best treatment for you.

OCD usually responds well to treatment with certain medications and/or exposure-based psychotherapy, in which people face situations that cause fear or anxiety and become less sensitive (desensitized) to them. NIMH is supporting research into new treatment approaches for people whose OCD does not respond well to the usual therapies. These approaches include combination and augmentation (add-on) treatments, as well as modern techniques such as deep brain stimulation.

http://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd/index.shtml