Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

26
BAB I PENDAHULUAN Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung. Kecemasan yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal, dan bahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya. 1 Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yakni gangguan fungsi sosial. Misalnya kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu atau kelompoknya. 1 Dan juga kita semua merasa sedih bila ada kejadian yang menyedihkan, dan biasanya perasaan tersebut teratasi dengan sendirinya. Hal demikian adalah wajar. Lain halnya dengan "gangguan depresi", yang sudah merupakan gangguan sakit yang menyangkut keluhan badaniah, perasaan dan pikiran.Bila tidak diobati, depresi dapat menetap berbulan-bulan atau bahkan menahun. Depresi dapat memperberat atau meningkatkan risiko 1

description

depresi

Transcript of Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Page 1: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

BAB I

PENDAHULUAN

Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian

atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas,

ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung. Kecemasan

yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal, dan bahkan kecemasan ini perlu

dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang

ada di dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.1

Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder

(gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional.

Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan ini mengganggu

aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yakni gangguan fungsi

sosial. Misalnya kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin

hubungan akrab antar individu atau kelompoknya.1

Dan juga kita semua merasa sedih bila ada kejadian yang menyedihkan, dan biasanya

perasaan tersebut teratasi dengan sendirinya. Hal demikian adalah wajar. Lain halnya dengan

"gangguan depresi", yang sudah merupakan gangguan sakit yang menyangkut keluhan

badaniah, perasaan dan pikiran.Bila tidak diobati, depresi dapat menetap berbulan-bulan atau

bahkan menahun. Depresi dapat memperberat atau meningkatkan risiko penyakit fisik dan

meningkatkan risiko bunuh diri. Depresi bisa berdiri sendiri maupun bersamaan dengan

penyakit organik. Depresi akan sulit di diagnosis jika depresi ditemukan bersamaan dengan

penyakit lain.1

Namun terdapat kelainan yang disebut Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi, pada

paasien ini terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, namun masing-masing tidak

menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri.

1

Page 2: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan

rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas,

beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa

cemas atau kekhawatiran berlebihan.

Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian

atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak

jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian

dalam hidupnya.1,2

Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan

dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur,

nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan

gagasan bunuh diri.2

2.2 MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabila

dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak,

perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana

perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga pertimbangan akal

sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk Gangguan Kecemasan

Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup

(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas

kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar,

mudah marah, sulit tidur. 3,7,8

Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah:

Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar

2

Page 3: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

2. Otot tegang/kaku/pegal

3. Tidak bisa diam

4. Mudah menjadi lelah

Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat

6. Jantung berdebar-debar

7. Telapak tangan basah/dingin

8. Mulut kering

9. Kepala pusing/rasa melayang

10. Mual, mencret, perut tak enak

11. Muka panas/ badan menggigil

12. Buang air kecil lebih sering

Kewaspadaan berlebihan dan

Penangkapan berkurang

13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu

14. Mudah terkejut/kaget

15. Sulit konsentrasi pikiran

16. Sukar tidur

17. Mudah tersinggung

Sedangkan untuk gangguan depresif ditandai dengan suatu mood depresif, kehilangan minat

dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas merupakan tiga

gejala utama depresi.3,4,5

3

Page 4: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Gejala lainnya dapat berupa :

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang.

Gejala-gejala diatas dialami oleh pasien hampir setiap hari dan di nilai berdasarkan ungkapan

pribadi atau hasil pengamatan orang lain misalnya keluarga pasien. 3,4,5

2.3 DIAGNOSIS

Untuk diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02) ditegakkan

bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan; biasanya

tahunan dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala seperti respons

otonom (palpitasi, diare, ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air kecil), insomnia,

sulit berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspada berlebihan, atau

takut akan sesuatu yang akan terjadi.2,3, 4

Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan :5

Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir

setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya

menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau

“mengambang”).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit

berkonsentrasi, dsb)

2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan

3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak

napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)

4

Page 5: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya

depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal

tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas

fobik (F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F.42.-) 3,4,7

Kriteria diagnostik untuk gangguan depresi berat secara terpisah dari kriteria diagnostik

untuk diagnosis yang berhubungan dengan depresi ringan dan sedang serta depresi berulang.3

Pada PPDGJ III pedoman diagnostik gangguan depresi berat dibagi secara terpisah yaitu

gangguan depresi berat tanpa gejala psikotik dan gangguan depresi berat dengan gejala

psikotik. 3,4,5

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik :

Semua gejala depresi harus ada : afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan

serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah.

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya : konsentrasi dan perhatian

berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah

dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, gagasan atau

perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan

berkurang.

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok,

maka mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak

gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap

episode depresif berat masih dapat dibenarkan.

Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan

tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.

Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau

urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. 3,4,5

Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik :

Episode depresif berat yang memenuhi kriteria diatas.

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide

tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa

bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi audiotorik atau olfaktorik biasanya berupa

suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk.

Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.

5

Page 6: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai waham atau

halusinasi yang serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent). 3,4,5

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Pedoman diagnostik

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan

rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas,

beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa

cemas atau kekhawatiran berlebihan.

Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, harus dipertimbangkan

kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-

masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut dikemukakan, dan diagnosis gangguan

campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu

diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka harus

digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

2.4 PENATALAKSANAAN

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan 2

cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).

Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan diagnosis

dini. Psikoterapi yang sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien

dengan dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak

perlu.1,6, 8

Sedangkan pada gangguan depresif, pertimbangkan penggunaan obat-obatan maupun

psikoterapi. Anti depresan yang baru, venlafaksin XR, tampaknya cukup efektif dan aman

untuk pengobatan gangguan cemas menyeluruh. Gunakan benzodiazepin dengan tidak

berlebihan(diazepam, 5 mg per oral, 3-4 kali sehari atau 10 mg sebelum tidur) untuk jangka

pendek(beberapa minggu hingga beberapa bulan); biarkan penggunaan obat-obatan untuk

mengikuti perjalanan penyakitnya. Pertimbangkan pemberian buspiron untuk pengobatan

6

Page 7: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

awal atau untuk pengobatan kronis (20-30 mg/hari dalam dosis terbagi). Pasien tertentu yang

telah terbiasa dengan efek cepat benzodiazepin akan merasakan kurangnya efektivitas

buspiron. Anti depresan trisiklik, SSRI, dan MAOI bermanfaat terhadap pasien-pasien

tertentu (terutama bagi mereka yang disertai dengan depresi). Sedangkan pasien dengan

gejala otonomik akan membaik dengan β-bloker (misal, propanolol 80-160 mg/hari). 4, 8

Sedangkan bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya gejala

depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan bijkasana dan

penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiran-pikiran bunuh diri kepada

orang yang memahami masalahnya, tetapi pada beberapa penderita ada yang tidak

memberitahukan keinginan bunuh dirinya kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila

sering terdapat pikiran-pikiran atau rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat

di rumah sakit dengan pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti

depresan.4

Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi

adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi berat. Tiga jenis psikoterapi

jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan terapi perilaku, telah diteliti

tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan depresi berat. Pada farmakoterapi

digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi dalam beberapa golongan yaitu :

1. Golongan trisiklik, seperti : amitryptylin, imipramine, clomipramine dan opipramol.

2. Golongan tetrasiklik, seperti : maproptiline, mianserin dan amoxapine.

3. Golongan MAOI-Reversibel (RIMA, Reversibel Inhibitor of Mono Amine Oxsidase-A),

seperti : moclobemide.

4. Golongan atipikal, seperti : trazodone, tianeptine dan mirtazepine.

5. Golongan SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor), seperti : sertraline, paroxetine,

fluvoxamine, fluxetine dan citalopram.

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis) sekitar 2-4

minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu paruh sekitar 12-48 jam

(pemberian 1-2 kali perhari). Ada lima proses dalam pengaturan dosis, yaitu :

1. Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I.

Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100

mg/hari pada hari V dan VI.

2. Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif

kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari

(miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.

7

Page 8: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

3. Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya

amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.

4. Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan

½ dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari.

5. Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage.

Misalnya amytriptylin 150 mg/hari à 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari à 75 mg/hari

selama 1 minggu, 75 mg/hari à 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari à 25 mg/hari selama

1 minggu.

Dengan demikian obat anti depresan dapat diberhentikan total. Kalau kemudian sindrom

depresi kambuh lagi, proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.

Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pada malam hari (single dose one hour

before sleep), untuk golongan trisiklik dan tetrasiklik. Untuk golongan SSRI diberikan dosis

tunggal pada pagi hari setelah sarapan. 4

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 IDENTITAS PASIEN

8

Page 9: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Nama : NKS

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 50 tahun

Pendidikan : perguruan tinggi

Pekerjaan : Staf Koramil

Agama : Hindu

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Bangsa/suku : Indonesia/Bali

Alamat : Bebalang

Tanggal Pemeriksaan : 27-7-2012

3.2 ANAMNESIS

1. Keluhan Utama : nyeri ulu hati

2. Autoanamnesis :

Pasien datang ke UGD RSUD Bangli dengan keluhan nyeri di ulu hati, kedatangan

pasien ke RS ini merupakan kedatangannya yang ketiga dalam 7 hari terakhir dengan

keluhan yang sama. Pasien diwawancara dalam posisi tidur di brankar, mengenakan

baju kaos warna putih dan celana panjang warna coklat muda. Rambut pasien

berwarna hitam, lurus dan diikat ekor kuda. Perawakan pasien sedang, tidak tinggi

dan tidak pendek. Roman muka pasien tampak sesuai umurnya. Selama wawancara

pasien tampak tenang, kondisi fisik tampak baik, kontak verbal dan visual cukup.

Pasien dapat bercerita dengan suara yang jelas serta lancar.

Pasien dapat menyebutkan nama, alamat rumahnya, dimana dirinya berada

saat ini, serta hari dan tanggal saat ini dengan benar. Pasien mampu mengingat tempat

dan tanggal lahirnya dengan benar. Saat diminta menghitung 100 dikurangi 7, pasien

dapat menjawabnya dengan benar yaitu 93. Kemudian dikurangi 7 lagi pasein dapat

menjawabnya dengan benar yaitu 86. Ketika ditanya apa persamaan buah jeruk dan

9

Page 10: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

bola tenis, pasien menjawab sama-sama bulat. Sementara perbedaannya adalah buah

jeruk untuk dimakan dan bola tenis untuk bermain.

Selama wawancara dilakukan, pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa

dengan tepat dan jelas. Pasien mengerti maksud pertanyaan-pertanyaan yang

diutarakan pemeriksa.

Pasien mengatakan keluhan utamanya datang ke RS adalah maag dan nyeri ulu

hati, kedatangannya ini merupakan yang ketiga dalam 7 hari terakhir, sebelumnya

pasien sempat datang ke UGD pada tanggal 21-7-2012 dengan keluhan mual dan

nyeri di ulu hati, saat itu setelah mendapat pengobatan pasien diperbolehkan pulang

oleh dokter, namun pasien bersikeras untuk di rawat karena takut penyakitnya akan

kembali kumat jika langsung pulang ke rumah. Akhirnya oleh dokter, pasien hanya

diinapkan selama semalam di UGD dan dipulangkan pada esok paginya. Kemudian

pada tanggal 24-7-2012 pasien kembali datang ke UGD dengan diantar keluarganya,

keluhan saat itu adalah nyeri ulu hati dan saat itu pasien juga bersikeras untuk dirawat

inap sehingga pasien kembali menginap di UGD selama semalam. Pada

kedatangannya yang ketiga, yaitu pada tanggal 26-7-2012 keluhan pasien masih sama

yaitu nyeri di ulu hati.

Pasien juga menceritakan bahwa dirinya sangat cemas karena saat ini anaknya

yang kedua sudah kelas 2 SMA, sehingga tidak lama lagi akan kuliah dan tidak

tinggal lagi bersama dirinya. Saat anak pertamanya mulai kuliah di singaraja pasien

merasa kehilangan dan merasa kesepian karena anaknya tidak tinggal lagi dirumah.

Karena itulah pasien selalu takut jika ingat bahwa anak keduanya juga akan segera

kuliah dan akan meninggalkan dirinya juga. pasien menyadari ketakutannya ini dan

mengatakan sebenarnya dirinya sangat ingin memeriksakan dirinya ke psikiater,

namun pasien tidak tahu harus memeriksakan dirinya kemana. Ia merasa keluhannya

yang di derita selama pasti berhubungan dengan rasa takutnya ini.

Pasien juga mengatakan sejak memikirkan hal tersebut dia menjadi enggan

untuk beraktivitas, dikatakan kalau dia mudah capek dan bosan saat berada di tempat

kerja.

Saat ditanya apakah pasien pernah mendengar suara-suara yang tidak didengar

oleh orang lain, pasien mengatakan tidak pernah. Selain itu pasien juga tidak pernah

10

Page 11: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

melihat bayangan atau sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Pasien juga

mengatakan bahwa ia tidak pernah berpikir yang aneh-aneh, misalkan tentang dewa-

dewa atau kehidupan di dunia lain. Pasien mengatakan selama ia sakit, ia masih sadar

akan dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak pernah bermimpi yang aneh-

aneh ataupun mimpi buruk.

Pasien awalnya mengeluh sulit tidur. Pasien mengatakan keluhan ini awalnya

muncul sudah sejak lama kurang lebih 3 bulan yang lalu dan muncul hampir setiap

hari. Mulanya pasien tidak pernah kesulitan untuk memulai tidur, namun sejak 3

bulan ini terkadang pasien sering terbangun di malam hari, namun belakangan pasien

juga mengeluhkan sulit untuk memulai tidur. Pasien mengatakan mulai merasakan

keluhan ini sejak memikirkan anaknya akan segera kuliah.

Nafsu makan pasien saat itu dikatakan berkurang, pasien hanya makan dalam

porsi yang kecil. Ketika ditanya apakah saat itu pasien memiliki pikiran atau bahkan

melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya seperti bunuh diri, pasien

mengatakan tidak pernah karena ia masih memiliki anak yang masih perlu

tanggungan keluarga dan dirinya dan ia mau mendidik anaknya tersebut.

Saat ini pasien juga sering mengeluh jantungnya berdebar-debar tanpa

diketahui sebabnya. Rasa ini muncul secara tiba-tiba dan tidak berlangsung lama lalu

hilang dengan sendirinya tanpa obat-obatan. Berdebar-debar tidak disertai dengan

nyeri dada, kesemutan dilengan kiri, maupun sesak nafas. Pasien juga mengatakan

sejak 3 bulan terakhir sering pingsan dan merasa hampir terjatuh saat di tempat kerja.

Pasien mengatakan bahwa dirinya tamat perguruan tinggi. Saat ini pasien

bekerja di koramil bangli. Pasien memiliki 3 orang anak, anak yang pertama saat ini

sudah kuliah di Undiksha Singaraja, anak kedua pasien masih kelas 2 SMA dan anak

ketiga pasien masih SMP.

Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang tertutup, segala

permasalahannya hanya dipendam dan tidak pernah diceritakan ke orang lain bahkan

pada suaminya sendiri.

Riwayat minum-minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang tidak ada.

Riwayat merokok juga tidak ada. Pasien mengatakan dirinya minum kopi, tapi jarang-

11

Page 12: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

jarang. Sejak kecil pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obat yang dijual bebas,

apabila pasien sakit, obat akan diperoleh dengan resep dokter.

Pasien mengatakan sejak kecil tidak pernah memiliki riwayat penyakit serius.

Riwayat kejang, kencing manis, penyakit jantung, kecelakaan atau trauma kepala

tidak ada. Keluhan nyeri di ulu hati pasien muncul sejak 1 bulan belakangan. Dalam

keluarganya tidak ada yang menderita keluhan yang serupa dengan pasien. Hubungan

pasein dengan lingkungan sekitar sebelum dan setelah keluhan muncul dikatakan

tidak ada masalah.

3. Heteroanamnesis (suami pasien)

Wawancara dilakukan dengan suami pasien. Menurut keterangan suaminya, pasien

mulai sering sulit tidur dan berdebar-debar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.

Keluhan tersebut muncul karena permasalahan anaknya. Pasien dikatakan pernah

tidak tidur selama beberapa hari karena terus memikirkan permasalahan anaknya

tersebut. Pasien dikatakan sering menangis. Nafsu makan pasien juga dikatakan

menurun. Suami pasien sudah menasehati pasien agar lebih sabar dan menerima

segala permasalahan yang sudah terjadi. Pasien dikatakan selama sakit, masih sadar

akan dirinya.

Selain berdebar-debar pasien dikatakan sering gelisah. Pasien dikatakan tidak

pernah megalami hal yang serupa sebelumnya, namun pasien memiliki tekanan darah

tinggi sekitar 5 tahun yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan jantung, dikatakan

tidak ada kelainan dan dokter mengatakan hal ini disebabkan oleh pikiran dan

disarankan ke poliklinik jiwa.

Saat ini dikatakan tidur pasien sudah lebih baik,nafsu makan pasien baik, dan

mandi 2 kali sehari. Pasien dikatakan rajin dan teratur minum obat.

3.3 Pemeriksaan Fisik

1. Status Interna :

Status present :

Tekanan Darah : 110/90 mmHg

12

Page 13: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Nadi : 88 kali permenit

Respiratory rate : 22 kali permenit

Suhu : 36,5 C

Status General :

Kepala : normocephali

Mata : anemis -/- ; Ikterus -/- ; RP +/+ ; isokor

THT : kesan normal

Thoraks

Cor : S1S2 tunggal regular murmur (-)

Pulmo : ves +/+, rh -/-, wh-/-

Abdomen : distensi (-), Bising usus (+) normal, Hepar / Lien tidak teraba

Ekstremitas : hangat ++/++, edema --/--

2. Status Neurologi :

GCS : E4V5M6

Tenaga : 555 555

555 555

Tonus : N N

N N

Tropik : N N

N N

Reflek fisiologis : + +

13

Page 14: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

+ +

Reflek patologis : - -

- -

Tremor tidak ada

3. Status Psikiatri

1. Kesan Umum : Penampilan wajar, roman muka sesuai umur, kontak

verbal dan visual cukup.

2. Kesadaran : Jernih

3. Mood/Afek : Eutimik/appropriate

4. Proses Pikir

a. Bentuk pikir : Logis realis

b. Arus pikir : Koheren

c. Isi pikir : Waham (-), ide bunuh diri (-), rasa bersalah (+), rasa

cemas (+)

5. Persepsi : Halusinasi (-), Ilusi (-)

6. Intelegensia : Sesuai tingkat pendidikan

7. Dorongan Instingtual : Insomnia (+) , hipobulia (-) , raptus (-)

8. Psikomotor : Tenang saat pemeriksaan

3.4 Resume

Pasien perempuan, 50 tahun, tamat perguruan tinggi, staf koramil, sudah menikah,

suku Bali, agama Hindu. Pasien diwawancara di UGD dalam posisi tidur di brankar.

Keluhan utamanya datang ke RS adalah maag dan nyeri ulu hati,

kedatangannya ini merupakan yang ketiga dalam 7 hari terakhir. Pasien juga

14

Page 15: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

menceritakan bahwa dirinya sangat cemas karena saat ini anaknya yang kedua sudah

kelas 2 SMA, sehingga tidak lama lagi akan kuliah dan tidak tinggal lagi bersama

dirinya. Saat anak pertamanya mulai kuliah di singaraja pasien juga saat itu merasa

sangat kehilangan dan merasa kesepian. Pasien juga mengatakan sejak memikirkan

hal tersebut dia menjadi enggan untuk beraktivitas, dikatakan kalau dia mudah capek

dan bosan saat berada di tempat kerja. Pasien juga mengeluh sulit tidur. Pasien

mengatakan keluhan ini awalnya muncul sudah sejak lama kurang lebih 3 bulan yang

lalu dan muncul hampir setiap hari. Nafsu makan pasien saat ini dikatakan berkurang,

pasien hanya makan dalam porsi yang kecil. Namun pasien tidak pernah punya niat

atau keinginan bunuh diri. Saat ini pasien juga sering mengeluh jantungnya berdebar-

debar tanpa diketahui sebabnya.

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan status interna tekanan darah 110/80

mmHg, nadi 88 kali/menit, respirasi 22 kali/menit dan suhu aksila 36,5oC dan lain-

lain dalam batas normal. Status neurologis GCS E4V5M6, defisit neurologi tidak ada

dan lain-lain dalam batas normal. Pada status psikiatri ditemukan kesan umum

penampilan pasien wajar, roman muka sesuai umur dan kontak verbal dan visual

dengan pemeriksa cukup. Selama wawancara berlangsung pasien cukup kooperatif

menjawab dan bercerita. Kesadaran pasien jernih dengan mood/afek

eutimik/appropriate. Sensorium dan kognitif, orientasi baik, daya ingat baik, wicara

jelas dan konsentrasi cukup. Pada proses pikir, didapatkan bentuk pikir logis realis,

arus pikir koheren, dan isi pikir ditemukan adanya rasa bersalah dan rasa cemas. Dari

persepsi tidak ditemukan adanya halusinasi dan ilusi. Intelegensi sesuai dengan

tingkat pendidikan. Pada dorongan instingtual, terdapat riwayat insomnia, riwayat

hipobuli tetapi tidak ditemukan adanya raptus. Psikomotor tenang saat pemeriksaan.

3.5 Diagnosis Banding

1. Gangguan campuran anxietas dan depresi (F41.2)

2. Gangguan cemas menyeluruh (F41.1)

3.6 Diagnosis Multiaksial

15

Page 16: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Axis I : Gangguan campuran anxietas dan depresi (F41.2)

Axis II : Ciri kepribadian tertutup

Axis III : Hipertensi stage I

Axis IV : Masalah dengan primary support group

Axis V : GAF 80-71

3.7 Usulan Terapi

Clobazam 1 x 10 mg

Psikoterapi suportif

3.8 Usulan Pemeriksaan Penunjang

Tes psikometri (tes warteg, House Man Tree Test, tes mengarang)

Cek laboratorium lengkap

3.9 Prognosis

Diagnosa : gangguan campuran anxietas dan depresi

Onset : dewasa

Perjalanan penyakit : kronis

Faktor genetik : tidak ada

Ciri kepribadian : tertutup

Pendidikan : perguruan tinggi

Dukungan orang sekitar: ada (suami )

Faktor pencetus : ada (masalah keluarga)

Penyakit organik : Hipertensi stage I

Status pernikahan : sudah menikah

Kepatuhan minum obat : patuh

Respon terapi : baik

Insight : Tilikan 6

16

Page 17: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Dari beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis pasien adalah

dubious ad bonam (mengarah ke baik).

DAFTAR PUSTAKA

1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

17

Page 18: Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsis Psikiatri:

Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Hal. 1-15

3. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika. Hal. 145-

54

4. Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-110

5. Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta:

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 72-75

6. Adiwena, Nuklear. 2007. Anxietas. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Indonesia.

7. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.

8. Yates, W. R. 2008. Anxiety Disorders. Update August 13, 2008. www.emedicine.com

9. Anonim. Kecemasan atau Ansietas. Update 32 Desember 2008.

www.mitrariset.blogspot.com

10. Ashadi. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi. Updates 22 Mei 2008.

www.sidenreng.com

11. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12

18