Portofolio Rx Cemas & Depresi 1

26
Portofolio Kasus Ke- II Nama Peserta : dr. Yonatha Novara Pretysta Nama Wahana : RSUD dr. Moh. Saleh kota Probolinggo Topik : Reaksi Campuran Anxietas dan Depresi Tanggal (kasus) : 09 April 2015 Nama Pasien: Sdri. M No. RM :496890 Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Ni Nyoman Sudewi., MMKes Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan Komite Medik RSUD dr. Moh. Saleh kota Probolinggo Obyektif Presentasi : □ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka □ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa Neonatus Bayi □ Anak Remaja Dewasa Lansi a □ Bumil Deskripsi : Pasien sering kaget dan kadang tangan berkeringat sejak 1 bulan terakhir. Pasien sudah periksa ke poli Jantung tetapi dinyatakan tidak apa-apa. Kemudian pasien dianjurkan ke poli psikiatri RSUD dr. Moh. Saleh. Tujuan : 1. Menegakkan diagnosis dan diagnosis banding Reaksi campuran anxietas dan depresi 2. Mengetahui penatalaksanaan pada kasus Reaksi campuran 1

description

PSIKIATRY

Transcript of Portofolio Rx Cemas & Depresi 1

Portofolio Kasus Ke- IINama Peserta : dr. Yonatha Novara Pretysta

Nama Wahana : RSUD dr. Moh. Saleh kota Probolinggo

Topik : Reaksi Campuran Anxietas dan Depresi

Tanggal (kasus) : 09 April 2015

Nama Pasien: Sdri. MNo. RM :496890

Tanggal Presentasi :Nama Pendamping : dr. Ni Nyoman Sudewi., MMKes

Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan Komite Medik RSUD dr. Moh. Saleh kota Probolinggo

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi :Pasien sering kaget dan kadang tangan berkeringat sejak 1 bulan terakhir. Pasien sudah periksa ke poli Jantung tetapi dinyatakan tidak apa-apa. Kemudian pasien dianjurkan ke poli psikiatri RSUD dr. Moh. Saleh.

Tujuan : 1. Menegakkan diagnosis dan diagnosis banding Reaksi campuran anxietas dan depresi1. Mengetahui penatalaksanaan pada kasus Reaksi campuran anxietas dan depresi

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien :

Nama : Nn. MedioNo. Register : 496890

Nama Klinik : Poli Psikiatri RSUD dr. Moh. Saleh Telp : -Terdaftar sejak : 2015

Data Utama Untuk Bahan Diskusi :

Diagnosis / Gambaran Klinis

IDENTITAS PASIENNama : Nn. MUsia : 15 tahunJenis kelamin : PerempuanAgama : IslamStatus pernikahan : Belum menikahPendidikan : Siswi SMP kelas XIIPekerjaan : Tidak bekerjaAlamat : Leces Probolinggo

ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 09 April 2015 pukul 10.15 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo

Keluhan Utama : Pasien sering kaget

Riwayat Penyakit Sekarang Autoanamnesis:Pasien diantar ibunya ke Poli Psikiatri pada tanggal 09 April 2015 pukul. 10.15 WIB dengan keluhan pasien sering kaget, terkadang tangan pasien berkeringat. Saat ditanya mengenai keluhannya, pasien menunduk terdiam dan meminta ibunya untuk menjelaskan. Ketika pemeriksa meminta pasien untuk bercerita, pasien hanya tersenyum kemudian menunduk lagi dan memainkan tangannya. Setelah sedikit dipaksa ibunya, pasien mau bercerita sedikit-sedikit. Pasien akhirnya mengatakan bahwa ia sering merasa kagetsejak 7 hari yang lalu. Saat ditanya mengapa, pasien mengatakan bahwa tidak tahu sebabnya. Kemudian pemeriksa bertanya, apa yang terjadi akhir-akhir ini. Pasien berkata sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir nasional di Sekolah Menengah Pertama. Pasien memiliki target untuk masuk di sekolah favorit. Pasien sendiri yang ingin memilih masuk ke sekolah tersebut meskipun persyaratan untuk masuk sekolah tersebut cukup sulit dan saingan cukup banyak. Pasien hanya memiliki satu teman wanita yang cukup dekat dengannya, Terkadang pasien bercerita tentang masalahnya. Hubungan pasien dengan teman dekat (sahabat) baik. Hubungan pasien dengan teman sekelas cukup baik meskipun tidak terlalu dekat karena pasien cenderung pendiam. Hubungan dengan guru di sekolah cukup baik, pasien tidak pernah dimarahi. Pasien mengikuti bimbingan belajar setiap senin hingga jumat dan selalu belajar sepulang les untuk mengerjakan PR. Akhir minggu digunakan pasien untuk belajar di kamar. Orang tua tidak pernah memaksa pasien untuk belajar ataupun memilih sekolah yang diinginkan. Pasien ingin mendapatkan sekolah yang baik dan lulus dengan nilai memuaskan. Pasien bercita-cita ingin menjadi dokter gigi. Pernah saat malam pasien tiba-tiba terbangun karena kaget.pasien 2 kali mengalami hal tersebut dalam seminggu terakhir (semenjak keluhan muncul) Saat ditanya mengapa, pasien mengatakan tidak tahu. Pasien tidak susah saat memulai tidur, pasien tidak mimpi buruk. Pasien tidak mendengar suara-suara atau melihat sesuatu atau bayangan. Pasien tinggal dirumah bersama ayah, ibu dan adik perempuan yang berumur 7 tahun. Alloanamnesis :Menurut ibu pasien,awalnya sejak seminggu yang lalu pasien merasa sering kaget dan jantungnya seperti berdetak lebih cepat. Karena keluhan semakin sering maka ibu mengajak periksa ke poli jantung. Dari hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung,pasien dinyatakan tidak apa-apa. Pasien kemudian dikonsulkan ke Poli psikiatri. Pasien termasuk anak pendiam. Di sekolah pasien merupakan anak yang rajin dan nilai-nilai di sekolah cukup baik. Semenjak mendekati ujian nasional pasien jadi lebih sering di kamar. Pasien ingin mendapatkan sekolah yang baik dengan standar nilai kelulusan yang tinggi. Saat try out di sekolah, nilai pasien jauh dibawah nilai standar. Semanjak itu pasien merasa sedih dan jadi lebih sering sendiri. Pasien hampir tidak pernah curhat kepada orang tua jika ada masalah. Pasien memiliki sahabat dekat wanita. Pasien selalu mengikuti les sepulang sekolah, dan mengerjakan PR. Pasien sering menggoda adiknya yang perempuan berumur 7 tahun. Nafsu makan pasien sedikit menurun. Tetapi pasien melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit sebelumnya : Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Epilepsi (-), Asma (-), penyakit lain (-) Riwayat penggunaan NAPZA : Minuman beralkohol (-), Merokok (-), Pasien mengaku tidak menggunakan narkoba. Riwayat Gangguan Psikiatri : Tidak ada.

Riwayat PengobatanPasien tidak mendapatkan pengobatan sebelumnya

Riwayat KeluargaPenyakit psikiatri: Keluarga tidak ada yang mengalami atau pernah mengalami seperti ini sebelumnyaPenyakit lain: Hipertensi (-), asma (-)

Genogram:

KETERANGAN: Laki-laki normal (Ayah)

: Perempuan normal (Ibu)

: Pasien

: Perempuan normal (Adik)

Riwayat Kelahiran Antenatal: Baik Natal: Pasien lahir di Puskesmas. Secara normal ditolong oleh Bidan Postnatal: Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah sakit keras setelah dilahirkan Riwayat Perkembangan : Ibu pasien mengatakan perkembangannya sesuai dengan teman sebayanya

Riwayat Sosial Pendidikan: Pasien adalah siswi Sekolah Menengah Pertama kelas XII Premorbid: Pendiam Faktor Organik: - Faktor Keturunan: - Faktor pencetus: Menghadapi Ujian Akhir Nasional Faktor Psikososial: Hubungan pasien dengan keluarga baik, dengan teman sekolah dan guru cukup baik

PEMERIKSAAN FISIK Status Interna singkatKeadaan umum : Cukup Kesadaran: Compos mentis, GCS 4-5-6Vital sign : Tekanan darah : 110/ 80 mmHgFrekuensi Nadi: 80 x/menitFrekuensi Pernafasan : 20 x/menitTemperatur Axilla: 35,8CBB : 50 kg

Status Generalis:Kepala/leher: a / i / c / d : - /- /- /- Thoraks :Paru :Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada ketinggalan gerakPalpasi : Fremitus raba dan suara simetris paru kanan dan kiriPerkusi : Sonor di seluruh lapang paruAuskultasi: Suara nafas vesikuler, rhonki -/-,wheezing -/-Jantung :Inspeksi : Simetris, iktus kordis tidak tampakPalpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV MidClavicular line SinistraPerkusi : Tidak ada pembesaran jantungAuskultasi: Suara jantung S1-S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-), ekstrasistole (-).Abdomen:Inspeksi : Cembung, distensi (-), tidak ada tanda traumaAuskultasi: Bising usus normalPalpasi : Soepel, Nyeri tekan (-) Perkusi : TympaniEkstremitas Atas: Bawah:Akral: hangat +/+Akral: hangat +/+Sianosis: -/-Sianosis: -/-Perfusi: baik (CRT < 2 detik)Perfusi: baik (CRT < 2 detik)Edema - / -Edema - / -

Status Neurologis:1. Keadaan Umum : Cukup2. GCS : 4-5-63. Meningeal sign : Kaku Kuduk (-), Kernig (-), Lasuege (-), Brudzinki I-IV (-)4. Nervus Cranialis :Pupil isokor, bentuk bulat, ukuran 3mm/3mm, Refleks Cahaya +/+NI NXII = Dalam batas Normal5. Motorik Kekuatan Otot: dalam batas normal Tonus otot : normal pada keempat ekstremitas Refleks fisiologis: positif normal pada keempat ekstremitas Refleks patoligis: tidak didapatkan pada keempat ekstremitas6. Sensorik : dalam batas normal7. Otonom : BAK (+), BAB (+) dalam batas normal8. Columna vertebra : dalam batas normal

Status Psikiatri Kesan Umum : Pasien tampak sesuai dengan usianya, bersih dan rapih, tidak ada cacat fisik, Kontak: mata (+), verbal (+), relevan, lancar Kesadaran : Kualitatif : Kompos MentisKuantitatif : GCS 4-5-6 Afek/Emosi : cemas Orientasi : Waktu (baik), Tempat (baik), Orang (baik) Proses Berpikir : Bentuk: logis, realistikArus: koheren Isi : memadai Persepsi: Ilusi(-); Halusinasi auditorik(-), visual(-); depersonalisasi (-); derealisasi (-) Intelegensia: kesan baik Kemauan : menurun Psikomotor : dalam batas normal

Diagnosis : Diagnosis Multiaxial: Aksis I : F43.22 Raksi Campuran anxietas dan depresi Aksis II : tidak ada diagnosis pada Aksis II Aksis III: tidak ada diagnosis pada Aksis III Aksis IV: Masalah pendidikan (menghadapi Ujian Akhir Nasional) Aksis V :GAF scale 90-81Diagnosis Banding : Gangguan anxietas fobik Gangguan cemas menyeluruh

PlanningPlanning Diagnosa:Pemeriksaan ElektrokardiografiPlanning Terapi : Psikofarmaka Fluoxetine 5mg 1-0-0 Clobazam tab 5mg 0-0-2,5mg Psikoterapi- Psikososial Menyarankan agar pasien lebih percaya diri dalam menghadapi ujian. Menyarankan pasien agar tetap mau bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya, keluarga dan lingkungan di sekitarnya Menyarankan pasien agar lebih terbuka dan menceritakan jika memiliki masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Pengawasan keluarga agar kesehatan dan pendidikan pasien tetap terjamin Edukasi keluarga agar selalu memberikan semangat dan mendukung pasien Psikoreligius Menyarankan pasien agar selalu mendekatkan diri dengan Tuhan Mengingatkan pasien agar selalu beribadah sesuai dengan agamanya Menyarankan pasien bahwa selain berusaha pasien juga harus berdoa kepada Tuhan

PrognosisDubia ad bonam Kepribadian Premorbid: buruk Perjalanan penyakit : baik Kecepatan terapi (cepat): buruk Faktor keturunan (tidak ada): baik Faktor pencetus : buruk Perhatian keluarga (cukup): baik Ekonomi (cukup): baik

Daftar Pustaka :1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri jilid 2, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh.Jakarta : Binarupa Aksara.20101. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta.2003.1. Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University

Hasil Pembelajaran :1. Pengetahuan tentang penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Reaksi campuran gangguan cemas dan depresi2. Pengetahuan tentang penatalaksanaan pada kasus Reaksi campuran gangguan cemas dan depresi

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Kasus

1. Subjective :Berdasarkan anamnesa pada pasien dan ibu pasien, didapatkan : Pasien sering kaget sejak 7 hari yang lalu. Pasien berkata sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir nasional di Sekolah Menengah Pertama. Pasien memiliki target untuk masuk di sekolah favorit. Pasien sendiri yang ingin memilih masuk ke sekolah tersebut meskipun persyaratan untuk masuk sekolah tersebut cukup sulit dan saingan cukup banyak. Pasien mengikuti bimbingan belajar setiap senin hingga jumat dan selalu belajar sepulang les untuk mengerjakan PR. Pernah saat malam pasien tiba-tiba terbangun karena kaget.pasien 2 kali mengalami hal tersebut dalam seminggu terakhir (semenjak keluhan muncul) Dari hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung,pasien dinyatakan tidak apa-apa. Pasien termasuk anak pendiam. Semenjak mendekati ujian nasional pasien jadi lebih sering di kamar. Saat try out di sekolah, nilai pasien jauh dibawah nilai standar, kemudian pasien merasa sedih dan jadi lebih sering sendiri. Pasien hampir tidak pernah curhat kepada orang tua jika ada masalah Nafsu makan pasien sedikit menurun Pasien melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa.

1. Objective :Keadaan umum : Cukup Kesadaran: Compos mentis, GCS 4-5-6Vital sign : Tekanan darah : 110/ 80 mmHg Frekuensi Nadi: 80 x/menit Frekuensi Pernafasan : 20 x/menit Temperatur Axilla: 35,8C

Status Generalis: dalam batas normal Status Neurologis: dalam batas normal Status psikiatri: Kesan Umum : Pasien tampak sesuai dengan usianya, bersih dan rapih, tidak ada cacat fisik Kontak: mata (+), verbal (+), relevan,lancar Kesadaran : Kualitatif : Kompos MentisKuantitatif : GCS 4-5-6 Afek/Emosi : cemas Orientasi : Waktu (baik), Tempat (baik), Orang (baik) Proses Berpikir : Bentuk: logis, realistikArus:koherenIsi :memadai Persepsi: Ilusi(-); Halusinasi auditorik(-), visual(-); depersonalisasi (-); derealisasi (-) Intelegensia: kesan baik Kemauan : menurun Psikomotor : dalam batas normal

1. Assessment :Diagnosis pada pasien ini adalah reaksi campuran anxietas dan depresi (F43.22). Gangguan ini mencakup pasien yang memiliki gejala kecemasan dan depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Kambinasi gejala depresi dan kecemasan dapat menyebabkan gangguan fungsioanal yang bermakna pada orang yang terkena seperti yang dialami pasien. EtiologiEmpat bukti utama yang menyatakan bahwa gejala kecemasan dan gejala depresi berhubungan sebab akibat pada beberapa pasien yang terkena, yaitu :Ditemukannya neuroendokrin yang sama pada gangguan depresi dan gangguan kecemasan, khususnya gangguan panik.Hiperaktivitas sistem noradrenergik relevan yang menyebabkan pada beberapa pasien dengan gangguan depresi dan pada beberapa pasien dengan gangguan panik.Obat serotonergik berguna dalam mengobati gangguan depresi maupun kecemasanGejala kecemasan dan depresi berhubungan secara genetik pada beberapa keluarga. Manifestasi klinisKombinasi beberapa gejala gangguan kecemasan dan beberapa gejala gangguan depresi. Disamping itu, gejala hipeeraktivitas sistem saraf otonom, seperti keluhan gastrointestinal, yang sering ditemukan. Perjalanan penyakit dan prognosisSelama perjalanan penyakit, gejala kecemasan atau depresi mungkin bergantian muncul. Prognosis tidak diketahui saat ini. DiagnosisKriteria untuk diagnosis pasti adalah :Terdapat gejala gejala anxietas maupun depresi, dimana masing masing tidak menunjukan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonom harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau ke khawatiran yang berlebihan.Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxiets fobik.Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakan masing masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika hanya dapat dikemukakan satu diagnosis, maka gangguan depresi harus diutamakan.Bila gejala gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori gangguan penyesuaian. PenatalaksanaanPendekatan psikoterapi dapat terapi kognitif atau modifikasi prilaku. Farmakoterapi dapat termasuk obat anti anxietas atau obat antidepresan atau keduanya. Diantara obat anxiolitik, penggunakan triazolobenzodiazepin mungkin diindikasikan karena efektifitas obat tersebut dalam mengobatai depresi yang disertai kecemasan. Suatu obat yang mempengaruhi reseptor serotonin tipe 1A (5-HT1A), seperti buspiron, dapat diindikasikan. Diantara antidepresan, antidepresan serotonergik mungkin yang paling efektif.

4. Planning : Diagnosis : Berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, maka pasien dapat didiagnosis Reaksi campuran anxietas dan depresi (F43.22). Pengobatan : Farmakologi: Fluoxetine 5mg 1-0-0 Clobazam tab 5mg 0-0-2,5mg Pendidikan: Dijelaskan kepada pasien dan orang tua pasien mengenai apa yang dialami pasien seperti perjalanan penyakit, penanganan dan prognosis. Serta menjelaskan bahwa pentingnya menjalani pengobatan serta pemantauan terhadap tumbuh kembang anak. Pasien dan keluarga disarankan agar lebih sering berkomunikasi satu sama lain. Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan dokter Spesialis Jiwa. Konsultasi ini merupakan upaya agar kita dapat mengetahui penanganan lebih lanjut. Rujukan : Diperlukan jika terjadi komplikasi yang lebih serius, maka seharusnya perlu ditangani di Rumah Sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.

(F.43.22) REAKSI CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

1. DEFINISIGangguan campuran anxietas dan depresif merupakan penyakit tersendiri dan dinamakandemikian karena secara bersamaan didapati gejala-gejala depresidan anxietas(cemas) pada penderita. Perlu diperhatikan bahwa baik gejala-gejala depresi maupun gejala-gejala anxietas yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk episode depresi dan gangguan anxietas. (Maramis, Willy F (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University)

Artinya Gangguan ini mencakup pasien yang memiliki gejala kecemasan dan depresi, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Kombinasi gejala depresi dan kecemasan menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna pada orang yang terkena.

2. ETIOLOGIPenyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor munculnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas. Begitu pula pada depresi walapun penyebabnya tidak dapat dipastikan namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf pusat khususnya sistem limbic,

DIAGNOSIS Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut:

Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.

Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

3. GAMBARAN KLINISAnsietas dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardi, palpitasi, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing. Rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.Gejala utama dari depresi adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah: konsentrasi dan perhatian berkurang; harga diri dan kepercayaan diri berkurang; gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna; pandangan masa depan yang suram dan pesimistis; gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri; tidur terganggu; nafsu makan berkurang.

Untuk gangguan campuran anxietas dan depresi, kedua gejala baik gejala anxietas maupun gejala depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat atau lebih menonjol antara satu dengan lainnya

4. DIAGNOSIS BANDINGDiantara gangguan anxietas, gangguan anxietas menyeluruh merupakan gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran anxietas depresi. Diantara gangguan mood, gangguan dstimik, dan gangguan depresif ringan adalah gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk bertumpang tindih dengan gangguan campuran anxietas depresi. Diantara gangguan kepribadian, gangguan kepribadian mengindar, dependen dan obsesif kompulsif dapat memiliki gejala yang mirip dengan gejala gangguan campuran anxietas depresif. Diagnosis gangguan somatoform juga harus dipertimbangkan.

5. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSISBeberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat-ringannya gangguan tersebut. Selama perjalanan penyakit, dominasi gejala anxietas dan depresif dapat bergantian. Prognosis nya tidak diketahui.

6. TERAPIPengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran anxietas dan depresi adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapetik, farmakoterapetik, dan pendekatan suportif.

Psikoterapi: Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan ini adalah kognitif-perilaku, suportif,dan berorientasi-tilikan (insight). Klinisi mungkin mampu sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya untuk mengubah lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan

Farmakoterapi: Keputusan untuk meresepkan suatu obat pada pasien dengan gangguan kecemasancampuran anxietas dan depresi hams jarang dilakukan pada kunjungan pertama. Karena sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu rencana pengobatan hares dengan cermat dijelaskan.Dua golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan utama. Pemakaian benzodiazepin dengan waktu paruh sedang (8 sampai 15 jam) kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan, Untuk diazepam sediaan tab. 2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg /3-4 jam.Sedang untuk depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, MAOI-reversible, SSRI, dan Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama, SSRI dipilih mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.namun obat ini memiliki harga yang mahal oleh karenanya trisiklik masih sering digunakan. Contoh obat golongan ini adalah fluoxetine,sertraline,paroxetine,citalopram,fluvoxamiEfek samping Obal Anti-depresi dapat berupa : Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif rnenurun, d11); Efek Antikolinergik (mulut keying, retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus takikardia, dsb); Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi); Efek Nourotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,insomnia). Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu.

3