Fungsi Perlakuan Dan Hasil vs Lit (Vit C)

download Fungsi Perlakuan Dan Hasil vs Lit (Vit C)

of 3

Transcript of Fungsi Perlakuan Dan Hasil vs Lit (Vit C)

CARA KERJA

Pada praktikum kali ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat-alat yang digunakan diantaranya spektrofotometer UV, labu ukur 500 ml, timbangan analitik, spatula, batang pengaduk, pipet volum, pipet ukur, mortar, stemper, dan pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya vitamin C yang digunakan sebagai sample, asam askorbat yang akan dibuat sebagai larutan induk, aquades.Setelah alat dan bahan disiapkan, prosedur selanjutnya adalah pembakuan larutan induk vitamin C 100 ppm dengan cara asam askorbat ditimbang 50 mg, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml. Add menggunakan aquades sampai tanda batas dan dihomogenkan.

Prosedur selanjutnya adalah penentuan panjang gelombang maksimum larutan vitamin C dengan cara 0,5 ml larutan vitamin C 100 ppm yang telah dibuat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Add menggunakan aquades sampai tanda batas dan dihomogenkan. Berdasarkan perhitungan, konsentrasi yang akan terbentuk adalah sebesar 5 ppm. Larutan ini kemudian diukur serapan maksimum dengan spektrofotometer pada pada 200 - 400 nm dengan blankoaquades. Blanko yang digunakan aquades karena aquades digunakan sebagai pelarut dalam praktikum kali ini. Hasil absorbansi maksimum yang dihasilkan adalah 266 nm.

Prosedur selanjutnya adalah pembakuan kurva baku dengan cara larutan vitamin C 100 ppm dipipet berturut-turut sebanyak 1 ml, 3 ml, 2 ml, 0,5 ml, dan 0,3 ml ke dalam labu ukur berturut-turut 25 ml, 50 ml, 25 ml, 10 ml, dan 10 ml. Berdasarkan perhitungan, masing-masing larutan ini berturut-turut akan memiliki konsentrasi 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 5 ppm, 3 ppm. Konsentrasi tersebut yang digunakan karena berdasarkan perhitungan yang kami lakukan, konsentrasi tersebut meliki rentang absorbansi 0,2-0,8. Masing-masing larutan yang telah dimasukkan ke dalam labu ukur di add menggunakan aquades hingga tanda batas dan dihomogenkan. Masing-masing larutan diukur pada maks yang telah didapatkan (266 nm). Kemudian dibuat regresi linear konsentrasi vs absorbansi. Regresi linear yang didapatkan adalah y = 0,0379 + 0,0566x.Prosedur selanjutnya adalah preparasi sample dan analisis sample dengan cara tablet vitamin C digerus kemudian ditimbang 50 mg sebanyak 3 kali karena akan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Masing-masing tablet yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, di add sampai tanda batas dan di homogenkan. Berdasarkan perhitungan, ketiga larutan ini akan memiliki konsentrasi 100 ppm. Masing-masing larutan ini dipipet sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang berdasarkan perhitungan akan memiliki konsentrasi 5 ppm. Kemudian masing-masing larutan ini diukur absorbansinya pada maks. Hasil absorbansi yang didapat adalah 0,27 ; 0,242 ; dan 0,370. Hasil tersebut kemudian dimasukkan ke persamaan linear untuk mendapatkan kadarnya. Masing-masing kadar yang didapatkan adalah 0,5mg ; 459mg dan 0,75mg asam askorbat sehingga rata-rat kadar vitamin C yang didapat tiap tablet adalah 0,57mg.HASIL VS LITERATUR

Menurut literatur yang berdasarkan etiket yang tertera pada kemasan tablet vitamin C yang dianalisis disebutkan bahwa setiap tablet vitamin C mengandung 50mg asam askorbat.namun hasil praktikum menunjukkan bahwa pada 3 kali replikasi pengukuran hasilnya adalah pada R1=0,5mg ,R2=0,459mg ,dan R3=0,75mg asam askorbat sehingga rata-rat kadar vitamin C yang didapat tiap tablet adalah 0,57mg.Percobaan ini hasilnya sangat tidak sesuai dengan literatur,hal ini bisa dilihat dari nilai kadar yang didapat sangat jauh dari kadar sebenarnya,selain itu nilai RSD yang dihasilkan juga sangat besar yaitu 27,5%,nilai RSD menunjukkan standar deviasi relativ dari suatu percobaan,nilai (SBR, RSD, KV ) akan meningkat dengan menurunnya konsentrasi analit,dimana pada umumnya kisaran konsentrasi dalam sediaan farmasi biasanya antara 0,001-1 karenanya nilai RSD untuk keterulangan harus lebih kecil dari 1 %, dan RSD untuk reprodusibiltas kurang dari 2 %.Kesalahan perhitungan yang terjadi dalam praktikum dapat dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya :

1. Ketidaktelitian praktikan dalam proses pengenceran sample vitamin C

2. Kurang ahlinya praktikan dalam mengoprasikan spektrofotometri yang terjadi kemungkinan kesalahan pada penentuan absorbansi pelarut

3. Human error lainya.