FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 ·...

7
.. ' ' . r ' I I : . FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBUK INDONESIA Sekretariat: MPR/DPR-RI, NUSANTARA I, LANTAI XXII, RUANG 2225.3 JL JENO. GATOT SUBROTO SENAYAN JAKARTA 10270 TELP. (021) 575.5993 PENDAPAT FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I TERHADAP RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 36 TAHUN 2004 TENTANG APBN TAHUN ANGGARAN 2005 JAKARTA, 28 JUNI 2005 <Damai :Negenk]1, Sejafitera <Ba11gsakJ1, Cintaifali :Negerimu

Transcript of FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 ·...

Page 1: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

~ .. ' ' .

r ' I I : .

FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBUK INDONESIA

Sekretariat: MPR/DPR-RI, NUSANTARA I, LANTAI XXII, RUANG 2225.3 JL JENO. GATOT SUBROTO SENAYAN JAKARTA 10270

TELP. (021) 575.5993

PENDAPAT FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I

TERHADAP RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 36 TAHUN 2004

TENT ANG APBN TAHUN ANGGARAN 2005

JAKARTA, 28 JUNI 2005

<Damai :Negenk]1, Sejafitera <Ba11gsakJ1, Cintaifali :Negerimu

Page 2: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

,_

·. t

f :f t

' j '

I

. .

FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Sekretariat: MPR I DPR -RI, NUSANTARA I, LANTAI XX.II RUANG 2225 3 Jl. JENO. GATOT SUBROTO, SENAYAN JAKARTA 10270 .

TELPON (021) 5755993

PENDAPAT

FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I

DAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP

RUU PERUBAHAN ATAS UU NO. 36 TAHUN 2004 TENT ANG

APBN TAHUN ANGGARAN 2005

Disampaikan Oleh Nomor Anggota

: Carol Daniel Kadang, SE, MM : A- 413

"Salam Damai Sejahtera, Syaloom''

Yang terhormat, Pimpinan DPR RI, Anggota DPR-RI dan Peserta Sidang Paripurna Yang terhormat dan yang kami cintai rekan-rekan wartawan.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, pertama-tama marilah kita bersama­sama menyampaikan puji dan syukur ke Hadirat Tuhan Yang maha Kuasa, karena atas kasih dan karunia-Nya pada hari ini kita bisa berkumpul kembali dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Sesuai dengan hasil Pembicaraan Pendahuluan terhadap pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) perubahan atas UU No. 36 tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2005 bersama rancangan penjelasannya, Maka Fraksi Partai Damai Sejahtera berpendapat, sebagai berikuL:

I. Perubahan UU 36 tahun 2004 Anggaran APBN 2005. Pemerintah telah menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN tahun 2005 beserta dokumen Nota Keuangan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penyusunan IAPBN 2005 menggunakan format baru yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. RAPBN 2005 jwga punya makna transisi karena dibahas oleh pemerintah dan DPR sekarang dan akan dilak.sanakan oleh pemerintah dan DPR baru. Karena dalam masa transisi, pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR telah sepakat bahwa mAPBN 2005 harus memberikan ruang yang cukup bagi pemerintah dan DPR hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 untuk menentukan prioritas kebijakan dalamAf>BN 2005. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Page 3: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta asas manfaat. Sejak ditetapkannya Undang-Udang No. 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2005, telah terjadi berbagai berbagai perkembangan dan perubahan keadaan yang sangat mendasar baik didalam maupun dlluar negeri, hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan pokok kebijakan fiskal yang berdampak sangat signifikan terhadap pelaksanaan APBN 2005.

Pimpinan DPR RI dan Peserta Sidang Paripurna yang Kami Hormati,

Setelah melihat dan mendalami materi usulan APBN-P tersebut. APBN-P itu bersifat debatable atau dapat diperdebatkan karena ada beberapa opsi yang terkait dengan APBN-P yang harus dibahas secara serius antara pemerintah dan parlemen. Opsi itu terkait peraturan perundang-undangan yang tidak bisa begitu saja diabaikan. Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, khususnya bagian penjelasan butir 8, untuk memberikan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan APBN/ APBD, pemerintah pusat/pemerintah daerah perlu menyampaikan laporan realisasi semester pertama kepada DPR/DPRD pada akhir Juli tahun anggaran yang bersangkutan.

DPR dan pemerintah sekarang bertanggung-jawab untuk menghindari kemungkinan terjadinya kevakuman dalam pengelolaan keuangan negara karena belum adanya UU APBN yang merupakan landasan hukum bagi setiap pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan negara. Di samping itu1

tentu melanjutkan konsolidasi fiskal yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2000.

Semakin kondusifnya stabilitas politik dan keamanan dalam negeri, telah mendorong peningkatan kegiatan konsumsi, investasi, dan aktifitas sektor riil sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan impor bahan baku dan penolong yang cukup signifikan dalam tahun 2004.

Peningkatan kegiatan investasi tersebut memberi tanda akan menguatnya pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2005, yang diperkirakan mencapai sekitar 6,0 (enam koma nol) persen, lebih tinggi dari perkiraan semula 5,4 (lima koma empat) persen. Sementara itu, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dalam tahun 2005 diperkirakan tidak menguat secara signifikan sebagaimana yang diperkirakan semula Rp. 8.600.- (delapan ribu enam ratus rupiah)1 namun akan berada pada kisaran Rp 9.300.- (sembilan ribu tiga ratus rupiah). Selain dipengaruhi oleh kurs, laju inflasi juga dipengaruhi oleh kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Kondisi tersebut diperkirakan akan mendorong tingkat inflasi dalam tahun· 20051 lebih tinggi dari yang diasumsikan dalam APBN 2005 sebesar 5,5 persen, namun dengan langkah-langkah kebijakan terpadu di berbagai bidang, diharapkan inflasi tetap dapat dikendalikan pada kisaran 7,5 (tujuh koma lima) persen.

Pandangan Fraksi partai Damai Sejahtera DPR-Rl 2

Page 4: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

Meningkatnya laju inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turut memberikan andil terhadap naiknya rata-rata tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dari yang semula diperkirakan 6,5 (enam koma lima) persen dalam APBN Tahun Anggaran 2005 menjadi sekitar 8,0 (delapan koma nol) persen. Narnun demikian, perkiraan tingkat bunga tersebut diharapkan tetap dapat mendorong upaya menggerakkan sektor riil dan mempertahankan daya saing pasar uang domestik dibandingkan dengan tingkat bunga riil regional dan internasional.

Meskpun terjadi perubahan pada hampir semua dasar ekonomi makro, yangJcida gilirannya berpengaruh pula pada besaran-besaran APBN, namun upaya-upaya untuk menyehatkan APBN melalui pengendalian defisit anggaran terus dilakukan. Berdasarkan pada perkiraan Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah, dan perkiraan Anggaran Belanja Negara, maka Defisit Anggaran dalam Tahun Anggaran 2005 diperkirakan akan berubah menjadi sebesar Rp. 20.330.428.347.000,00 (dua puluh triliun tiga ratus tiga puluh miliar empat ratus dua puluh delapan juta tiga ratus empat puluh tujuh ribu rupiah). Defisit Anggaran tersebut akan dlbiayai melalui sumber- sumber pembiayaan dalam negeri sebesar Rp. 27.855.802.347.000,00 (dua puluh tujuh triliun delapan ratus lima puluh lima miliar delapan ratus dua juta tiga ratus empat puluh tujuh ribu rupiah) dan pembiayaan luar negeri neto sebesar negatif Rp. 7.525.374.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus dua puluh lima miliar tiga ratus tujuh puluh empat juta rupiah). Dalam sumber pembiayaan luar negeri tersebut, telah diperhitungkan moratorium utang luar negeri Indonesia, baik pokok maupun bunga utang untuk satu tahun, sebagaimana diputuskan dalam Paris Club. Moratorium pokok utang tersebut direncanal<an untuk mengurangi beban Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran 2005, sehingga hasil penghematan dapat digunakan untuk pembiayaan RAPBN Tahun Anggaran 2006.

Sesuai dengan ketentuan dala~Pasal 27 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juncto Pasal 16 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Penda·patan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2005, maka perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2005 perlu diatur dengan undang-undang.

Pimpinan DPR RI dan Peserta Sidang Paripurna yang Kami Hormati,

II. Belanja Negara Terpadu Sesuai UU No 17/2003 mengamanatkan dimulainya penerapan sistem penganggaran terpadu yang melebur anggaran rutin dan pembangunan dalam satu format anggaran. Penggabungan belanja rutin (meliputi gaji, pemeliharaan, perjalanan dinas, dan belanja barang) dengan belanja pembangunan diharapkan mengurangi tumpang tindih alokasi. Pemerintah dan DPR baru diharapkan dapat melanjutkan proses konsolidasi tersebut, karena proses ini memerlukan waktu dan kerja sama dengan

Pandangan Fraksi parlai Damai Sejah1erc1 DPR.-Rl 3

Page 5: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

instansi pemerintah dan mitranya, komisi-komisi di DPR. Pemerintah yakin bahwa upaya ini akan dapat menghemat dan mengurangi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di bidang keuangan negara. Hasil optimalnya akan dirasakan dalam jangka menengah. Komposisi belanja pemerintah pusat pada tahun 2005 dan perbandingannya di tahun 2004 dapat dilihat pada Tabet RUU. Kebijakan strategis seperti di bidang belanja pegawai, subsidi BBM, dan belanja daerah akan diserahkan ke pemerintah yang akan datang. Sesuai dengan pandangan dan titik tolak pemikiran seperti itu, maka alokasi belanja pegawai khususnya gaji pegawai negeri sipil (PNS) dalam •APBN 2005 yang sedang disusun diperhitungkan meningkat sesuai dengan kebijakan di tahun 2004. Anggaran belanja pegawai dalam tahun 2005 direncanakan meningkat 3,9 persen. Dengan jumlah tersebut setidaknya akan dapat dipertahankan pendapatan nominal aparatur negara. Selain itu, dalam rangka menjaga tingkat kesejahteraan aparatur negara setelah memasuki masa pensiun.

Pimpinan DPR RI dan Peserta Sidang Paripurna yang Kami Hormati,

Selanjutnya, dalam rangka mendukung pembangunan nasional, dianggarkan belanja modal Rp 42,7 triliun, yang berarti jumlahnya bertambah 816 persen dari anggaran yang sama tahun 2004. Belanja modal tersebut akan dipergunakan untuk kegiatan investasi sarana dan prasarana pembangunan, yaitu dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, serta belanja modal fisik lainnya. Dalam tahun 2005 dianggarkan subsidi BBM, listrik, pangan, pupuk, kredit program, dan kepada BUMN pelaksana jasa layanan umum (PSO) Rp 33,6 triliun, yang menunjukkan peningkatan 26,3 persen dari anggarannya tahun 2004. Dari keseluruhan anggaran belanja pemerintah pusat, sebesar Rp 264,9 triliun dialokasikan kepada sekitar 53 kementerian/lembaga. Dari sejumlah kementerian/lembaga tersebut, prioritas pertama adalah Kementerian Pertahanan dan Keamanan, kedua Pendidikan, ketiga Prasarana Wilayah, keempat Kepolisian, dan kelima Kesehatan, sesuai dengan prioritas kebijakan pembangunan nasional.

III. Belanja Daerah Di bidang belanja daerah, langkah-langkah kebijakan yang diusulkan tahun 2005, antara lain, dengan dasar UU No 25/1999, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) · diarahkan untuk memperkecil ketimpangan keuangan antara pusat dan daerah, serta antardaerah dengan tetap menjaga netralitas fiskal.

Dalam li.APBN tahun 2005, belanja untuk daerah dianggarkan Rp 129,9 triliun, terdiri dari dana perimbangan Rp 123A triliun serta dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp 6,5 triliun. Alokasi DAU disepakati 25,5 persen dari penerimaan dalam negeri neto atau Rp 88,1 triliun. Formula DAU yang sekarang berlaku tetap dijadikan dasar perhitungan dengan upaya- upaya

Pandanf<an Fraksi oartai Damai Seiahtera DPR-Rl

Page 6: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

perbaikan akurasi data. Alokasi DBH adalah Rp 31,2 triliun, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 4,1 triliun. Dalam IAPBN 2005 juga ditingkatkan peranan dan alokasi OAK secara selektif dan bertahap, dengan tetap memperhatikan prioritas nasional. Pemerintah dan Panitia Anggaran juga telah sepakat mengalihkan dana dekonsentrasi ke DAK secara bertahap ke sektor-sektor yang kewenangannya telah berada di daerah.

IV. Pembiayaan Anggaran dan Behan Utang Berdasarkan rencana anggaran pendapatan negara dan belanja negara tersebut, tantangan yang dihadapi di sisi pembiayaan tidaklah semakin ringan. Pembiayaan yang perlu disediakan tidak hanya untuk menutupi defisit APBN semata-mata, tetapi juga untuk memenuhi kewajiban pembayaran cicilan pokok utang dalam negeri dan utang luar negeri yang akan jatuh tempo tahun 2005, dalam jumlah yang makin besar. Kebutuhan pembiayaan akan diupayakan dapat dipenuhi dari sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri. Sementara itu, pembiayaan anggaran yang berasal dari sumber-sumber dalam negeri lainnya direncanakan Rp 57,7 triliun. Jumlah ini berasal dari, pertama, hasil privatisasi BUMN dan penjualan aset program restrukturisasi perbankan eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), dan kedua, penerbitan Surat Utang Negara (SUN). Dalam hal penerbitan SUN, sesuai dengan kesepakatan pemerintah dengan DPR, pemerintah diberi f!eksibilitas dalam hal jangka waktu maupun denominasi mata uangnya dengan mempertimbangkan faktor kondisi pasar, biaya, pengelolaan risiko, dan kebutuhan pembiayaan.

Dalam tahun 2005, sebagaimana tahun 2004, pemerintah dan Panitia Anggaran telah sepakat membayar pokok utang luar negeri secara penuh. Pada tahun 2004 dan 2005 rencana penarikan utang baru jauh lebih kecil ketimbang kewajiban pembayaran utang sehingga stok utang luar negeri menurun secara signifikan. Secara keseluruhan rasio stok utang pemerintah terhadap PDB nominal akan menurun dari sekitar 60,1 persen tahun 2004 menjadi sekitar 5410 persen tahun 2005.

IAPBN 2005 sungguh amat penting karena direncanakan dalam suasana transisi pemerintah dan DPR sekarang ke yang baru. Meskipun dalam masa transisi, kiranya wajar untuk tetap dapat dijaga kesehatan APBN dengan sasaran penurunan defisit dan beban utang sebagai prioritas. Ruang untuk melakukan stimulus tetap ada1 baik dari sisi penerimaan perpajakan maupun ekspansi belanja modal. Dan keseimbangan di antara keduanya tersebut harus dicari. Apabila APBN terlalu ketat, akan menghambat stimulus ekonomi. Sebaliknya, jika terlalu longgar, akan mengganggu stabilitas moneter dan juga membutuhkan pembiayaan untuk menopangnya, dan pada saat ini sumbernya tidak banyak. Terhadap pilihan tersebut, hak untuk melakukan perubahan-perubahan APBl\J 2005 sesuai dengan prioritas kebijakan fiskalnya sepenuhnya ada di tangan pemerintah dan DPR hasil Pemilu 2004. Tapi intinya jangan mengorbankan kepentingan rakyat banyak,"

Pandanf!:an Fraksi partai Damai Seiahtera DPR-RI 5

Page 7: FRAKSIPARTAIDAMAISEJAHTERAberkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411... · 2018-04-11 · harus dilaksanakan secara tertib, efisien, efektif, transparan dan bertanggung-jawab

Pimpinan DPR RI dan Peserta Sidang Paripurna yang Kami Hormati,

Berkaitan dengan pendapat dan tanggapan mengenai perubahan atas uu No. 36 tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2005 diatas maka Fraksi Partai Damai Sejahtera berpendapat dan memutuskan untuk mendukung sepenuhnya pembahasan RUU tersebut agar segera disahkan menjadi Undang-Undang. Dengan catatan pembahasan RUU tersebut harus dikaji secara mendalam dan dibahas secara komprehensif agar warga negara mengetahui dengan pasti aturan, hak­hak dan kewajiban sebagai warga bangsa yang baik. Dan semoga Undang­Undang akan bermanfaat sepenuhnya bagi se!uruh rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikian pandangan dan sikap Fraksi Partai Damai Sejahtera ini kami sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkahi kita semua.

Damai Negeriku, Sejahtera Bangsakl4

Jakarta, 28 Juni 2005

PIMPINAN FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I

Pandanf!an Fraksi oartai Damai Seiahtera DPR-Rl 6