JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM...

18
JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM DPR-RI TENT ANG NOTA KEUANGAN DAN RAPBN TAHUN ANGGARAN 2003 Rapat Paripurna DPR-RI, Tanggal 28 Agustus 2002 REPUBLIK INDONESIA

Transcript of JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM...

Page 1: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

' .

JAWABAN PEMERINTAH

TERHADAP

PEMANDANGAN UMUM DPR-RI

TENT ANG

NOT A KEUANGAN DAN RAPBN

TAHUN ANGGARAN 2003

Rapat Paripurna DPR-RI, Tanggal 28 Agustus 2002

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

I •

JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP

PEMANDANGAN UMUM ANGGOTA DPR-RI TENTANG

NOTA KEUANGAN DAN RAPBN TAHUN 2003 Tanggal 28 Agustus 2002

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang terhormat,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita semua masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban kenegaraan dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2003.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah kami atas nama Pemerintah menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pandangan, penilaian, dan pendapat semua Fraksi dalam DPR-RI terhadap arah dan strategi kebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan Pemerintah dalam tahun 2003, seperti tertuang dalam RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2003 beserta Nota Keuangannya, yang telah disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2002 yang lalu. Bagi Pemerintah, semua tanggapan, pertanyaan, serta kritik dan saran dari Fraksi-fraksi dalam Dewan yang terhormat, yang telah diketengahkan pada Forum Pemandangan Umum terhadap Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2003, merupakan masukan yang sangat berharga dalam menyempumakan penyusunan RAPBN tahun 2003.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Rancangan APBN Tahun Anggaran 2003 diajukan sebagai manifestasi dari pelaksanaan kewajiban konstitusional Pemerintah sesuai dengan amanat Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menetapkan bahwa "Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang, dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".

Dengan berpedoman kepada amanat UUD 1945, Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004, RAPBN tahun 2003 disusun berdasarkan dua prinsip umum. Pertama, melanjutkan upaya konsolidasi fiskal yang ditujukan untuk

1

Page 3: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

I •

~.

,. I

L ___

2

mewujudkan ketahanan fiskal yang berkelanjutan (fiscal sustainabi/ifJlJ. Kedua, mengupayakan pemberian stimulus fiskal dalam batas-batas kemampuan keuangan negara guna mendukung proses pemulihan ekonomi. Selain itu, RAPBN Tahun 2003 juga diarahkan agar mampu memantapkan proses desentralisasi fiskal berdasarkan pemerataan kemampuan antar daerah sesuai dengan asas keadilan, dan sepadan dengan besarnya kewenangan yang diserahkan kepada daerah, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Langkah-langkah konsolidasi fiskal dimaksud akan dilakukan secara terpadu, dan terkoordinasi dengan berbagai instrumen kebijakan lainnya di bidang moneter, perdagangan luar negeri, dan sektor riil, dalam upaya meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi berlangsungnya proses pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Tujuannya adalah menciptakan suasana kehidupan sosial-ekonomi yang lebih tenang dan kondusif sehingga dapat mengembalikan kepercayaan (confidence) para pelaku pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri terhadap pengelolaan ekonomi Indonesia di masa sekarang dan di waktu mendatang.

Strategi kebijakan konsolidasi fiskal yang selama ini telah dijalankan Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat, telah berhasil direspons secara positif oleh para pelaku pasar baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini tercermin antara lain dari membaiknya perkembangan berbagai indikator ekonomi makro dalam beberapa bulan terakhir. Nilai tukar rupiah dalam delapan bulan terakhir telah menunjukkan perkembangan yang cenderung menguat secara konsisten, dari sekitar Rpll.000,- per dolar Amerika menjadi sekitar RpS.900,- per dolar Amerika. Penguatan rupiah, yang didukung oleh situasi politik dan keamanan yang semakin kondusif ini, telah menurunkan tingkat resiko dan ketidakpastian usaha. Dengan didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang konsisten, perkembangan tersebut telah menciptakan persepsi pasar dan suasana makro moneter yang lebih stabil. Premi resiko negara kita di mata pelaku pasar mulai menurun. Tekanan inflasi mereda, dan tingkat suku bunga cenderung menurun. Dalam periode Januari-Juli 2002 laju inflasi dapat dikendalikan menjadi 5,31 persen, dibandingkan dengan sekitar 7,7 persen dalam periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, suku bunga SBI 3 bulan secara bertahap mulai menunjukkan penurunan, dari 17,63 persen pada bulan Desember 2001 menjadi sekitar 14,93 persen pada bulan Agustus 2002 dengan kecenderungan untuk terus menurun.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Momentum pulihnya kepercayaan ini harus dapat dipelihara dan bahkan semakin ditingkatkan di masa-masa mendatang, sehingga proses pemulihan ekonomi dapat dilakukan secara lebih cepat tanpa harus menimbulkan beban tambahan biaya yang lebih besar. Karena itu, menjadi tugas dan komitmen bersama dari semua pihak untuk menjaga agar jangan sampai langkah-langkah lanjutan yang akan ditempuh justru dapat menurunkan kembali kepercayaan pasar. Sebaliknya, berbagai kebijakan publik yang telah dan akan

Page 4: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

3

dijalankan perlu diupayakan agar lebih dapat memberikan ketenangan berusaha bagi para pelaku ekonomi. Ini berarti bahwa konsistensi kebijakan publik harus terus dipertahankan, dan kredibilitas kebijakan yang telah direncanakan sebelumnya perlu tetap dijaga.

Salah satu langkah strategis dalam upaya menjaga dan meningkatkan kepercayaan (confidence) para pelaku pasar terhadap kemampuan pemerintah dalam pengelolaan utang dan keuangan negara pada khususnya, serta pengelolaan ekonomi makro pada umumnya, adalah memenuhi semua komitmen dan kewajiban pemerintah terhadap pihak ketiga. Termasuk dalam hal ini adalah memenuhi kewajiban pembayaran utang dalam negeri maupun luar negeri, serta membangun sinergi dan memantapkan kerjasama ekonomi, baik bilateral dengan negara lain maupun multilateral dengan berbagai lembaga keuangan internasional. Pemenuhan berbagai komitmen kepada pihak lain, dan kewajiban pembayaran utang ini, secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, merupakan modal yang sangat penting dalam meningkatkan kredibilitas negara kita di mata dunia.

Seiring dengan langkah konsolidasi fiskal, upaya penting lainnya dalam pengelolaan APBN yang sehat adalah mewujudkan ketahanan fiskal yang berkesinambungan. Langkah ini pada dasarnya mencakup dua upaya pokok. Pertama, mengendalikan defisit anggaran pada tingkat yang wajar. Kedua, menurunkan stock utang publik dan rasionya terhadap PDB pada tingkat yang dapat meringankan pengelolaan keuangan negara di masa depan. Pengendalian defisit anggaran tersebut pada dasarnya dapat ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu : Pertama, pengendalian dan penghematan anggaran belanja negara, terutama untuk program, proyek, dan kegiatan-kegiatan yang tidak mendesak dan belum menjadi prioritas. Kedua, mengupayakan langkah-langkah peningkatan kemampuan mobilisasi sumber-sumber pendapatan negara, terutama terhadap potensi penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak yang selama ini belum bisa tergali atau dimanfaatkan secara maksimal.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Di bidang pendapatan negara, dalam upaya peningkatan penerimaan pajak akan dilakukan langkah-langkah intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan, yang disertai dengan peningkatan pelayanan kepada wajib pajak. Beberapa langkah penting yang akan ditempuh dalam tahun 2003 mendatang antara lain meliputi penyesuaian tarif pajak penghasilan (PPh) atas keuntungan dari revaluasi aset, pencabutan pembebasan PPN atas barang strategis, serta peningkatan persentase nilai jual kena pajak (NJKP) pajak bumi dan bangunan (PBB). Di bidang cukai, akan dilakukan perubahan strata industri rokok dari tiga menjadi dua strata; serta perubahan tarif cukai dari ad valoremmenjadi semi specific Di bidang penerimaan negara bukan pajak, akan ditempuh kebijakan pemberantasan penebangan liar (illegal logging), penurunan jumlah tebangan secara bertahap (soft landing policy), evaluasi tarif serta peningkatan pengawasan.

Page 5: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

4

Di bidang belanja negara, dalam rangka mendukung upaya konsolidasi fiskal dan menunjang terciptanya ketahanan fiskal yang berkesinambungan, dalam tahun 2003 akan ditempuh langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi dan penghematan pengeluaran rutin, mempertajam prioritas alokasi pengeluaran pembangunan, serta memantapkan pelaksanaan desentralisasi fiskal melalui optimalisasi alokasi belanja bagi daerah. Pada pengeluaran rutin, langkah-langkah penghematan akan dilakukan pada pos anggaran subsidi yang ditempuh antara lain melalui penyesuaian harga BBM dan tarif dasar listrik secara bertahap. Langkah ini, juga akan disertai dengan penyediaan dana kompensasi sosial bagi masyarakat miskin, yang ditampung dalam anggaran pembangunan. Selain itu, juga akan diupayakan untuk menurunkan beban pembayaran bunga utang, serta memperbaiki kesejahteraan aparatur pemerintah dalam batas-batas kemampuan anggaran negara melalui kenaikan gaji, peningkatan tunjangan tenaga kependidikan, serta penyesuaian uang makan dan lauk-pauk.

Sementara itu, kebijakan alokasi anggaran pembangunan akan diprioritaskan terutama untuk kegiatan-kegiatan yang penting dan bersifat mendesak untuk segera dilaksanakan; proyek-proyek yang cepat berfungsi dan menghasilkan manfaat bagi masyarakat; proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan yang berdampak luas dalam penciptaan kesempatan kerja; serta penanggulangan berbagai akibat bencana alam dan kerusuhan sosial.

Dalam kaitannya dengan alokasi anggaran untuk daerah, dalam tahun 2003 akan diupayakan langkah-langkah (Openyempurnaan formula perhitungan dana alokasi umum (DAU); (ii) penyediaan dana alokasi khusus (DAK) non dana reboisasi, khususnya untuk bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur; serta (iii) penyediaan tambahan dana penyeimbang yang bersifat ad hocuntuk mengantisipasi kebijakan pemberian tunjangan perbaikan penghasilan, penyesuaian tunjangan tenaga kependidikan untuk guru, serta rencana penambahan pegawai daerah untuk guru, dokter, dan paramedis.

Dengan langkah-langkah kebijakan sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam tiga tahun terakhir ini defisit anggaran secara berangsur-angsur dapat dikendalikan dari sekitar 2,7 persen terhadap PDB dalam tahun 2001 menjadi masing-masing sekitar 2,5 persen dari PDB dalam tahun 2002, dan sekitar 1,3 persen dari PDB dalam RAPBN 2003.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Pemerintah menyadari bahwa dengan langkah-langkah konsolidasi fiskal seperti tercermin pada penurunan defisit anggaran tersebut, maka peranan RAPBN 2003 dalam memberikan stimulus fiskal bagi bergeraknya roda kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih terbatas. Stimulus yang lebih besar kita harapkan dari para pelaku ekonomi di luar sektor pemerintah, utamanya sektor swasta yang harus semakin ditingkatkan untuk dapat menggerakkan roda kegiatan perekonomian nasional. Hal ini selain sangat penting untuk mendukung sasaran pertumbuhan ekonomi yang direncanakan 5 persen, juga diharapkan mampu membuka kesempatan kerja untuk menampung pengangguran terbuka dan

Page 6: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

5

tambahan tenaga kerja baru. Kunci dari upaya ini adalah menggerakkan investasi, baik penanaman modal dalam negeri negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), serta meningkatkan secara aktif fungsi intermediasi sektor perbankan dalam mobilisasi dan penyaluran dana dari dan ke masyarakat. Untuk itu, kembali kuncinya adalah perlu diciptakan kondisi dan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar, khususnya para investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Dalam kaitan ini, di samping faktor keamanan, peranan pemerintah juga diperlukan dalam memfasilitasi kegiatan investasi melalui pemberian pelayanan publik, penciptaan stabilitas ekonomi makro dan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan bisnis yang kompetitif, serta penyediaan sarana dan prasarana dasar khususnya pada berbagai bidang yang belum diminati oleh swasta.

Upaya lainnya yang harus ditempuh adalah mengoptimalkan fungsi stimulus dari anggaran pembangunan dalam APBN 2003 dengan lebih mempertajam alokasi anggaran bagi pembiayaan berbagai program perluasan kesempatan kerja, peningkatan kegiatan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, serta penggulangan kemiskinan. Dengan memaksimalkan efektivitas fungsi stimulus dari anggaran pembangunan APBN, maka diharapkan proses pemulihan ekonomi akan dapat dipercepat, penciptaan lapangan kerja akan dapat diperluas, dan masuknya sumber dana investasi dari luar negeri dapat ditingkatkan.

Pemerintah berkeyakinan, bahwa sekalipun tidak sebesar pada tahun anggaran berjalan, RAPBN tahun 2003 diperkirakan masih akan tetap dapat memberikan dampak ekspansif yang cukup signifikan terhadap perekonomian domestik. Peranan stimulus RAPBN tahun 2003 ini antara lain tercermin dari dampak pengeluaran negara (di luar bunga dan cicilan utang) terhadap permintaan agregat yang mencapai tidak kurang dari Rp235,6 trilun atau sekitar 12 persen dari PDB. Jumlah ini terdiri dari pengeluaran konsumsi pemerintah sekitar Rp128,3 trilun (6,6 persen dari PDB), dan pengeluaran investasi pemerintah sekitar Rp107,3 triliun (5,5 persen dari PDB). Selain itu, RAPBN tahun 2003 diperkirakan juga memberikan dampak moneter ekspansiftidak kurang dari Rp16,8 triliun atau sekitar 0,9 persen dari PDB. Dampak ekspansi moneter ini timbul karena jumlah pengeluaran negara dalam mata uang rupiah yang ke luar dari sistem moneter diperkirakan mencapai Rp315,8 triliun (16,2 persen dari PDB), lebih besar dari jumlah dana rupiah yang ditarik dari masyarakat ke dalam sistem moneter dalam bentuk pendapatan negara yang diperkirakan hanya mencapai Rp299,0 triliun (15,3 persen dari PDB). Di lain pihak, RAPBN tahun 2003 juga memberikan sumbangan yang positif bagi transaksi berjalan sekitar Rp8,5 triliun (0,4 persen dari PDB), serta pemasukan modal pemerintah sekitar Rp9,4 triliun (0,5 persen dari PDB). Dengan demikian, secara neto, RAPBN tahun 2003 masih memberikan kontribusi positif bagi peningkatan cadangan devisa sekitar Rp17,9 triliun (0,9 persen dari PDB). Hal ini terjadi karena sebagian dari transaksi dalam penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan dalam bentuk valuta asing, seperti pembayaran bunga dan cicilan utang luar negeri, belanja pegawai dan belanja barang luar negeri, serta

Page 7: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

7

sehubungan dengan membaiknya kondisi politik dan keamanan. Investasi diperkirakan akan meningkat dari 4,8 persen tahun 2002 menjadi 7,6 persen tahun 2003. Sementara itu, ekspor diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen tahun 2002 menjadi 5,8 persen tahun 2003.

Dari sisi makroekonomi, beberapa faktor yang mendorong pencapaian sasaran pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu adanya: upaya pemulihan kepercayaan baik dunia usaha, investor, maupun konsumen, upaya menjaga stabilitas makroekonomi, upaya percepatan restrukturisasi sektor korporasi, upaya mendorong peran sektor UKM dalam perekonomian nasional, serta upaya percepatan pemulihan fungsi intermediasi perbankan.

Upaya pemulihan intermediasi perbankan kuncinya adalah pada pemulihan kepercayaan bisnis dan penurunan risiko usaha, perbaikan kondisi internal perbankan, serta perkembangan suku bunga yang wajar:. Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia akan terus mendorong perbankan untuk lebih banyak lagi menyalurkan kredit kepada sektor-sektor yang telah dianggap siap dan memiliki risiko yang relatif rendah seperti kredit ekspor dan kredit UKM. Dengan demikian, bank-bank tetap dapat memeuhi CAR minimum dan NPL semakin menurun.

Selain faktor-faktor di atas, khusus mengenai investasi, sedang dan akan terus dilakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam menciptakan iklim yang kondusif, antara lain adalah (l)menyelesaikan Rancangan Undang-Undang Penanaman Modal (RUU-PM) untuk mengakomodasikan perubahan lingkungan strategis, menciptakan keterbukaan dan transparansi, kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi para penanam modal; (2)meningkatkan koordinasi antara instans iyang terkait dengan investasi untuk penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi dunia usaha; (3) memberikan insentif investasi yang lebih mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan investasi dengan tetap memperhatikan asas keterbukaan, non diskriminasi dan prosedur yang jelas; (4)melakukan kegiatan promosi investasi yang lebih terkoordinasi antar instansi-instansi yang terkait baik di pusat maupun di daerah sehingga menjadi lebih terencana, terfokus, efisien serta pemanfaatan teknologi informasi dalam hal penyebarluasan informasi dan peluang investasi kepada dunia usaha juga akan lebih ditingkatkan; dan (.5)mengupayakan stabilitas sosial, politik, dan keamanan, serta memperkuat sistem peradilan dan penegakan hukum. Selanjutnya, prioritas pengembangan investasi diarahkan kepada sektor-sektor yang dapat mengatasi masalah pengangguran/ketenagakerjaan, penyediaan sarana dan prasarana (infrastruktur) serta menciptakan sumber-sumber peningkatan devisa. Sektor­sektor tersebut adalah (Osektor-sektor yang berbasis sumberdaya alam (resource based) seperti sektor agro-industri; (ii) pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana seperti pelabuhan, jalan, pelayaran dan telekomunikasi; dan (7ii)industri-industri penunjang untuk memperkuat struktur industri nasional.

Berkaitan dengan pendapat Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen atau lebih tinggi, Pemerintah

Page 8: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

8

tidak perlu bekerja keras oleh karena kapasitas produksi banyak yang mengganggur, sehingga hanya diperlukan tambahan modal kerja, jaminan keamanan dan hukum serta stabilitas politik pemerintahan, dapat disampaikan bahwa pertumbuhan yang lebih tinggi dengan memanfaatkan kapasitas terpasang tidak mudah dilakukan. Hal ini karena rendahnya tingkat utilisasi peralatan modal, yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (1) telah rusaknya alat tersebut akibat tidak digunakan selama krisis; (2) perusahaan sudah bangkrut; dan (3) a lat tersebut telah menurun produktivitasnya. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 5 persen saja pun masih dibutuhkan peningkatan investasi dan modal kerja.

Menjawab pertanyaan dari Fraksi Partai Golkar, Fraksi Refonnasi, dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mengenai upaya pengendalian inflasi agar target inflasi sebesar 8 persen pada tahun 2003 tercapai, padahal pada tahun yang sama terdapat berbagai kebijakan pemerintah yang berpotensi mendorong inflasi, seperti kenaikan harga BBM dan kenaikan gaji pegawai negeri termasuk anggota TNI/POLRI, kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Perkiraan inflasi 8 persen sudah mempertimbangkan berbagai kebijakan yang akan dilaksanakan pemerintah dalam tahun 2003. Upaya pemerintah dalam menerapkan kebijakan harga BBM yang disesuaikan dengan mengikuti perkembangan harga minyak internasional sejak bulan Februari tahun 2002, diharapkan dapat mengurangi ekspektasi masyarakat yang berlebihan atas kebijakan tersebut, sehingga dampaknya diharapkan tidak meluas. Selain itu, perkiraan inflasi didasarkan kepada pertimbangan, bahwa beberapa sumber utama pemicu inflasi semakin terkendali. Perkembangan jumlah uang beredar, yang tercermin dari pertumbuhan uang primer, telah berhasil dikendalikan pada tingkat yang wajar sesuai dengan kebutuhan riil perekonomian. Nilai tukar rupiah cenderung menguat dan fluktuasinya juga relatif semakin sempit. Hal ini akan memberikan kepastian usaha terhadap kestabilan harga pada umumnya.

Menguatnya nilai tukar rupiah, dan menurunnya ekspektasi inflasi diharapkan dapat meredam dampak kenaikan harga yang diakibatkan oleh rencana kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan kenaikan gaji pegawai. Dari segi kebijakan untuk mencapai sasaran laju inflasi ini, Pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia sehingga senantiasa dapat dijaga besaran moneter yang sesuai dengan sasaran pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi itu sendiri. Selain itu, dalam rangka terjaminnya penawaran barang dan jasa (pengadaan dan penyediaan stok) dan kelancaran distribusi pemerintah juga meningkatkan koordinasi antarinstansi dan pelaku usaha untuk membahas penanggulangan kenaikan harga sesuai dengan tanggung jawab setiap instansi. Pemerintah cq. Depperindag juga secara intensif melakukan pemantauan dan penyebarluasan informasi pengadaan dan harga, penyediaan stok dan pendistribusian barang, serta menyusun prognosa kebutuhan pokok di masing-masing daerah per semester (Juni dan Desember).

Page 9: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

9

Terjaminnya penawaran dan kelancaran distribusi barang dan jasa diharapkan dapat mengatasi kenaikan permintaan barang dan jasa sebagai akibat dari, misalnya, kenaikan pendapatan masyarakat, sehingga dampak inflasinya dapat diminimalkan. Untuk mengantisipasi sumber pemicu inflasi seperti harga pangan, Pemerintah telah mengambil langkah-langkah pengendaliannya. Sebagai contoh adalah kesiapan pemerintah menjaga stok beras nasional melalui kerjasama bilateral dengan Thailand dan Amerika Serikat. Selain itu, melalui alokasi anggaran yang relatif besar untuk perbaikan infrastruktur dalam RAPBN 2003, maka inflasi yang ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan diharapkan lebih rendah.

Sementara itu, tekanan inflasi yang terkait dengan impor barang-barang mewah relatif lemah karena jumlah bobot barang-barang tersebut dalam komponen penghitungan inflasi (keranjang indeks harga konsumen) sangat kecil dibandingkan barang-barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Namun demikian, upaya-upaya untuk mengurangi impor barang mewah telah dilakukan pemerintah melalui tarif bea masuk dan pajak penjualan atas barang mewah (PPn-BM) yang cukup tinggi.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Perkenankanlah kini kami menanggapi berbagai masalah yang berkaitan denngan anggaran pendapatan dan belanja negara, serta kebijakan fiskal. Menanggapi peryataan Fraksi Refonnasi dan Fraksi Golkar tentang penurunan defisit anggaran dari 2,5 persen menjadi 1,3 persen yang dianggap terlalu ambisius, serta terlalu kontraktif dan sulit diharapkan dapat memberikan rangsangan pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun 2003, kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Untuk mencapai kondisi fiskal yang berkesinambungan, maka terdapat dua indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja fiskal, yaitu defisit anggaran yang makin rendah, namun tetap dapat memberikan stimulus, dan rasio utang terhadap PDB semakin menurun. Pemerintah sependapat dengan Dewan bahwa untuk mencapai sasaran defisit sebesar 1,3 persen terhadap PDB bukanlah pekerjaan mudah. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai target penerimaan dengan tetap memperhatikan ruang gerak bagi pemulihan ekonomi. Bersamaan dengan itu perlu pula upaya untuk mengendalikan pengeluaran agar tidak terus membengkak melalui penetapan berbagai prioritas pengeluaran. Di samping penyelarasan antara penerimaan dan pengeluaran tersebut, juga diperlukan langkah-langkah menyeluruh agar besaran-besaran ekonomi yang digunakan sebagai patokan dalam perhitungan APBN dapat dipenuhi, sehingga target defisit tersebut dapat dicapai.

Pemerintah menyadari bahwa untuk mencapai konsolidasi fiskal yang direncanakan, maka stimulus fiskal akan menjadi lebih terbatas. Dalam keterbatasan yang ada, pemerintah berupaya untuk mengalokasikan dana yang tersedia bagi pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ekonomi. Disamping itu, pemerintah juga terus berupaya agar kebijakan yang ditempuh tersebut dapat mendorong

Page 10: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

,.

I •

12

Untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan yang semakin parah yang antara lain juga akibat terjadinya iHegal logging, serta dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan secara berkelanjutan, Pemerintah menetapkan kebijakan soft landing, yaitu penurunan jatah produksi kayu tahunan secara bertahap. Penerapan kebijakan soft landing merupakan upaya untuk mengurangi jumlah tebangan kayu sec:ara bertahap sebagai bentuk pengurangan tekanan terhadap hutan alam yang tersisa, guna mendukung pemulihan kembali hutan alam yang rusak, serta mewujudkan pemanfaatan sumber daya hutan secara lestari. Selain itu kebijakan tersebut juga ditujukan untuk menghindari shock landing pada industri perkayuan yaitu berupa motatorium logg1~atau penghentian pembalakan yang dapat mengakibatkan dampak negatlf yang lebih besar bagi perusahaan dan tenaga kerja yang bekerja di indusbi perkayuan. Dengan demikian kebijakan soft landingakan mengarah pada selective motatonum logging, yang berarti bahwa hutan produksi dengan potensi rendah tidak diperkenankan lagi dilakukan kegiatan 1@1i7gguna memberi kesempatan bagi hutan untuk bernapas dan tumbuh menjadi hutan produktif kembali.

Untuk mencegah terjadinya shock landingyang dapat mengakibatkan co//apse­nya industri perkayuan di Indonesia, serta mempertimbangkan daya dukung hutan secara lestari yang disesuaikan dengan kondisi riil sumber daya hutan yang ada, Pemerintah menetapkan target produksi kayu hutan alam untuk tahun 2003 sebesar 6,48 juta m3•

Peningkatan target produksi kayu hutan alam dari 6,48 m3 menjadi 12 juta m3 seperti yang diusulkan oleh Fraksi Partai Persatuan Pembangunan adalah tidak semestinya dilakukan karena akan mempercepat kerusakan hutan. Dalam jangka pendek, peningkatan produksi kayu tersebut memang akan dapat meningkatkan PNBP, tetapi risiko yang akan dihadapi selanjutnya adalah semakin parahnya kerusakan hutan dan hilangnya penerimaan negara dari sumber daya hutan di masa depan.

Seiring dengan upaya-upaya tersebut, langkah yang sungguh-sungguh dalam memberantas penebangan liar (illegal loggindJ termasuk penyelundupan hasil hutan terus menerus dilakukan. Pemerintah telah menetapkan pemberantasan 1llegal logg.ti7gsebagal salah satu kebijakan prioritas yang harus ditangani dengan serius. Sejak tahun 2001, Departemen Kehutanan bekerja sama dengan Mabes Polri telah melaksanakan operasi Wanalaga, dan bersama Mabes TNI AL melaksanakan operasi Wanabahari, untuk memberantas illegal logging dan penyelundupan hasil hutan serta upaya penegakan hukumnya. Kerja sama antarinstansi Pemerintah antara lain dengan Kejaksaan Agung dan Departemen Kehakiman dan HAM juga telah dilakukan untuk penanganan proses yustisi dan penegakan hukum terhadap keglatan il/egal loggingdan peredaran hasll hutan iHegaL Dengan demikian bahwa penanganan illegal /oggli7gdan penyelundupan hasil hutan sudah merupakan permasalahan yang sedemikian komplek, sehingga dalam memberantasnya akan berhasil apabila didukung oleh semua plhak.

Di bidang pertambangan umum, upaya peningkatan dllakukan melalui berbagai kebijakan antara lain(~ peninjauan dan penyempumaan peraturan PNBP (rencana kenaikan

Page 11: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

13

tarif royalti), (1i) penanggulangan kegiatan illegal(PETI, penyelundupan BBM, dan lain­lain) yang dilakukan melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Pertambangan Tanpa Ijin, Penyalahgunaan BBM, serta Perusakan Instalasi Ketenagalistrikan dan Pencurian Aliran yang dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 25 Tahun 2001, (iii) pemberian kepastian hukum melalui penyempurnaan peraturan perundangan di bidang pertambangan umum dan jaminan keamanan melalui kerjasama dengan aparat keamanan (TNI & POLRI), (i0 dilakukan optimalisasi produksi mineral dan batubara.

Mengenai upaya untuk menanggulangi pemberantasan pencurian ikan di laut, dapat disamp~ikan bahwa hal tersebut dilakukan melalui beberapa program/kegiatan meliputi:

(a) Penataan perijinan melalui penataan data perikanan dan penyempurnaan sistem perizinan usaha penangkapan ikan serta verifikasi dokumen perijinan oleh tim terpadu penanggulangan penyalahgunaan perijinan kapal. Dengan sistem ini, perizinan hanya dapat diberikan kepada kapal-kapal yang dilengkapi dokumen yang sah. Dokumen perizinan yang dikeluarkan dibuatkan pengamanan yang sulit dipalsukan untuk mencegah upaya pemalsuan dokumen.

(b) Peningkatan pengawasan terhadap beroperasinya kapal-kapal penangkap ikan melalui pengadaan kapal patroli pada tahun 2001 sejumlah 2 kapal dan dalam tahun 2002 sejumlah 3 kapal.

(c) Untuk menegakkan hukum di laut Departemen Kelautan dan Perikanan telah melakukan kerja sama dengan TNI-AL, Pol Airud dan Lembaga Peradilan untuk melaksanakan operasi pengawasan di laut sejak tahun 2001 sampai saat ini.

( d) Untuk dapat melakukan monitoring terhadap kapal penangkap ikan, Departemen Kelautan dan Perikanan juga telah memutuskan untuk menerapkan teknologi Vessel Monitoring System (sistem pemantauan kapal). Penerapan sistem ini pada tahap awal dibantu oleh Pemerintah Perancis melalui pemberian so.ffloansebesar Euro 9,4 juta, yang akan dilaksanakan mulai tahun 2002.

(e) Melaksanakan beberapa pelatihan kepada masyarakat untuk implementasi Sistem Pengawasan Masyarakat (SiswasmaSj. Kegiatan ini akan dibiayai dari Dana Pembinaan Ketrampilan dan Keahlian (DPKK) Tahun 2002, yang bersumber dari ketenaga ahli asing di bidang kelautan dan perikanan.

Selanjutnya mengenai upaya untuk mengatasi penyelundupan terutama untuk pasir laut dapat disampaikan bahwa kebijakan di bidang ini telah membawa hasil, yakni dengan ditangkapnya 7 ( tujuh) kapal pasir laut di kepulauan Riau. Upaya ini merupakan upaya pemerintah melalui TP4L ( Tim Pengendali dan Pengawas Pengusahaan Pasir Lau!) yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 33 Tahun 2002. Dengan tindakan tegas ini diharapkan kebocoran pendapatan dapat ditekan sehingga pendapatan negara meningkat. Selain itu, melalui pengendalian kuota ekspor pasir laut diharapkan harga jual pasir laut

Page 12: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

14

akan meningkat. Dengan demikian, nilai jual pasir laut akan membaik sehingga penerimaan daerah dan penerimaan negara akan meningkat. Strategi yang ditempuh oleh TP4L dalam upaya pengendalian pengusahaan pasir laut adalah melalui peningkatan pengawasan dan pengamanan di laut, melalui pengaturan kuota, peningkatan kelembagaan dan pemasaran serta pengaturan zonasi daerah penambangan, sehingga lingkungan laut dan infrastruktur laut, seperti pipa migas dan kabel laut dapat diamankan.

Selanjutnya, di samping berbagai langkah terapan di lapangan tersebut, secara sistematik Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan penerimaan sektor perikanan dengan beberapa kebijakan antara lain penyesuaian terhadap tarif-tarif atas jenis PNBP dari kelautan dan perikanan melalui penyusunan RPP yang meliputi pungutan perikanan, penerimaan jasa pendidikan/pelatihan, penerimaan jasa riset, penerimaan jasa karantina ikan, penerimaan sewa gedung/bangunan, serta penerimaan lainnya. Selain itu, untuk meningkatkan penerimaan dari pungutan perikanan, akan disusun RPP Pungutan Perikanan untuk kapal-kapal asing yang diijinkan beroperasi di zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEB).

Saudara Pimpinan Sidang dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Beralih kepada masalah-masalah yang berkenaan dengan anggaran belanja negara, pertama-tama kami ingin menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat Fraksi Partai Golkar, Fraksi Kebangkitan Bangsa, Fraksi Reformasi, Fraksi TNl/Polri, dan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia, berkaitan dengan upaya perbaikan gaji pegawai negeri kiranya dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut. Pemerintah sependapat dan menghargai perhatian dari para anggota Dewan yang terhormat untuk selalu melakukan perbaikan penghasilan pegawai negeri sipil, TNI/Polri, dan pensiunan. Hal ini mengingat tugas dan tanggung jawab aparatur negara yang sangat besar selaku penggerak birokrasi pemerintahan dalam pencapaian berbagai program-program pemerintah dan pembangunan. Dalam setiap kesempatan, Pemerintah bersama-sama dengan Dewan yang terhormat senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan penghasilan pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, dan pensiunan. Dalam tahun 2003, walaupun keadaan keuangan negara masih terbatas, Pemerintah merencanakan untuk menaikkan gaji rata-rata 10 persen. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tenaga kependidikan, juga telah direncanakan kenaikan tunjangan tenaga kependidikan sebesar 50 persen.

Demikian pula, guna meningkatkan kesejahteraan aparatur penegak hukum dan keamanan, selain kenaikan gaji tersebut, Pemerintah juga merencanakan untuk menaikkan uang makan dan lauk pauk, serta uang operasional bagi anggota TNl/Polri. Uang makan dan lauk pauk akan dinaikkan dari Rp12.500,-/orang/hari dalam tahun 2002 menjadi Rp15.000,­/orang/hari dalam tahun 2003. Sementara itu, uang operasional rutin akan dinaikkan dari RplS.750,-/orang/hari dalam tahun 2002 menjadi Rp18.550,-/orang/hari dalam tahun 2003, sedangkan uang operasional daerah rawan konflik akan dinaikkan dari Rp20.750,­/orang/hari dalam tahun 2002 menjadi Rp21.850,-/orang/hari dalam tahun 2003.

Page 13: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

I

15

Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa berbagai upaya peningkatan penghasilan tersebut belum mencapai tingkat seperti yang diharapkan. Dalam keadaan keuangan negara yang masih serba terbatas, upaya kenaikan gaji adalah wujud kepedulian terhadap peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, dan pensiunan. Disadari bahwa kenaikan gaji tersebut relatif kecil, namun setidak-tidaknya diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan primer keluarga pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, dan pensiunan. Dalam waktu mendatang, Pemerintah bersama-sama dengan Dewan yang terhormat diharapkan dapat mencari alternatif terbaik, dan berusaha secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil, anggota TNI/Polri, dan pensiunan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kemampuan keuangan negara.

Mengenai perlunya dilakukan reformasi birokrasi dan pendataan ulang pegawai negeri sipil sebagaimana disampaikan oleh Fraksi Partai Golkar dan Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut. Pada saat ini, dalam proses reformasi birokrasi, Pemerintah telah berupaya mewujudkan aparatur negara yang profesional, dan berintegritas tinggi, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) untuk melayani dan memberdayakan masyarakat. Strategi dalam rangka melaksanakan reformasi birokrasi antara lain meliputi rasionalisasi kelembagaan, penyederhanaan tata laksana, penerapan sistem merit dan remunerasi pegawai negeri sipil yang adil dan layak dalam manajemen pegawai negeri sipil, serta pencegahan dan pemberantasan KKN yang keseluruhannya merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.

Dalam kerangka melaksanakan reformasi birokrasi tersebut, Pemerintah sependapat untuk melanjutkan kegiatan pendataan ulang pegawai negeri sipil (PUPNS) dalam tahun 2003. Hal ini terutama karena dalam rangka melakukan reformasi di bidang kepegawaian yang merupakan salah satu unsur dari reformasi birokrasi, Pemerintah juga sangat berkepentingan dengan kegiatan PUPNS. Pelaksanaan PUPNS tersebut dimaksudkan antara lain untuk membangun basis data (data base) yang terintegrasi secara nasional dan regional. Selain itu, dengan kegiatan PUPNS diharapkan dapat dibangun data kepegawaian yang benar, tepat, lengkap, akurat, mutakhir dan dapat dipercaya. Data kepegawaian dimaksud meliputi jumlah, komposisi, struktur PNS, jenis kelamin, usla, agama, pendidikan, kepangkatan, jabatan, status dan jenis kepegawaian, instansi tempat bekerja, lokasi, serta jumlah anggota keluarga. Melalui kegiatan PUPNS diharapkan dapat dilakukan penataan kembali sistem informasi kepegawaian sesuai dengan perubahan kelembagaan pemerintahan, sebagai akibat paradigma desentralisasi dan otonomi daerah. Dengan demikian, sistem informasi kepegawaian yang dibangun diharapkan dapat mendukung kebijakan manajemen kepegawaian secara nasional, yang meliputi perencanaan, penataan, pengembangan, dan pendayagunaan sumber daya manusia pegawai negeri sipil.

Page 14: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

16

Selanjutnya, menanggapi pertanyaan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mengenai langkah-langkah strategis yang akan dilakukan Pemerintah untuk mengurangi beban utang, baik dalam negeri maupun luar negeri dalam jangka pendek dan jangka panjang, dapat disampaikan jawaban sebagai berikut.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kunci utama dalam rangka mengurangi beban utang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan kapasitas nasional dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, sehingga secara relatif beban utang terhadap PDB menurun. Dari sisi anggaran, upaya pemerintah untuk mengurangi beban pembayaran utang dalam jangka pendek dan jangka panjang adalah melalui langkah pengurangan defisit anggaran yang ditempuh dengan dua pendekatan. Pertama, melakukan penghematan belanja negara, terutama untuk kegiatan-kegiatan yang tidak berprioritas tinggi. Kedua, meningkatkan mobilisasi sumber-sumber pendapatan negara. Rangkaian upaya konsolidasi fiskal yang dilaksanakan dalam dua tahun terakhir telah berhasil menurunkan defisit anggaran. Rasio defisit anggaran terhadap PDB secara bertahap semakin turun dari 2,7 persen dalam tahun 2001 menjadi 2,5 persen dalam tahun 2002, dan direncanakan 1,3 persen dalam tahun 2003. Dengan penurunan defisit anggaran tersebut, maka kebutuhan pinjaman dari dalam maupun luar negeri akan menjadi berkurang, sehingga beban pembayaran utang menjadi lebih rendah .

Selain itu, secara lebih khusus pengurangan beban utang juga diupayakan melalui pengelolaan utang yang bersumber dari dalam negeri dan luar negeri. Pengurangan beban utang dalam negeri Pemerintah pada hakekatnya mencakup langkah-langkah sebagai berikut @pengurangan jumlah pokok utang yang beredar (outstanding}, (ii) restrukturisasi surat utang kepada BI dan profil jatuh tempo obligasi negara; (iii) pengembangan pasar sekunder obligasi negara; dan (7~koordinasi dengan otoritas moneter untuk menurunkan tingkat bunga SBI sehingga beban bunga obligasi berjenis variable ratedapat menurun. Upaya pengurangan jumlah pokok utang dilakukan dengan cara penarikan obligasi pada bank-bank rekap melalui program pembelian kembali (buybacl<) yang dibiayai dari sumber dana yang berasal dari (a) hasil penjualan aset Negara di BPPN; (b) hasil privatisasi dan divestasi BUMN; (c)pertukaran langsung dengan aset kredit BPPN melalui program asset­bond swap; (cl) alokasi surplus APBN di masa depan. Upaya restrukturisasi surat utang kepada BI diwujudkan dengan melakukan perubahan terhadap tingkat bunga maupun jatuh tempo dari surat utang yang terkait dengan BLBI. Sedangkan upaya restrukturisasi profil jatuh tempo obligasi negara dilakukan melalui tehnik-tehnik standar yang sudah lazim dilakukan di negara lain, antara lain program penawaran pertukaran (exchange offerS), dan menerbitkan obligasi jangka panjang untuk membeli kembali obligasi yang jatuh temponya lebih pendek (refunding bondSj. Sementara itu, upaya pengembangan pasar obligasi negara mencakup langkah-langkah untuk membangun infrastruktur pasar maupun kerangka peraturan yang dapat menjamin terselenggaranya perdagangan obligasi negara di pasar sekunder secara transparan, efisien, dan teratur, sehingga likuiditas pasar sekunder dapat meningkat. Pengembangan pasar yang likuid merupakan bagian penting

Page 15: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

17

dari penyelesaian utang dalam negeri secara komprehensif. Karena pasar yang likuid dapat memperbesar daya serap pasar dan memperluas basis investor obligasi negara, yang pada gilirannya dapat memfasilitasi upaya refinancingobligasi negara di masa depan .

Berkaitan dengan upaya pengurangan beban utang luar negeri, dalam tahun 2003, Pemerintah akan melaksanakan hasil persetujuan penjadwalan kembali (reschedulinf/J yang dicapai dalam Paris Club III. Penjadwalan kembali terhadap utang luar negeri berpengaruh cukup besar terhadap pengurangan secara bertahap beban anggaran pemerintah dalam jangka pendek. Dengan demikian, dapat memberikan ruang gerak yang lebih leluasa bagi Pemerintah untuk menata ulang cash nownya dan memprioritaskan dana yang ada untuk pembiayaan bagi berbagai program, proyek, dan kegiatan yang bersifat mendesak dan produktif.

Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi utang luar negeri adalah dengan mekanisme debt convetSion, diantaranya melalui mekanisme debt for nature swap(DNS). DNS adalah salah satu upaya untuk menghapus sebagian utang dengan mengkonversi sebagian kewajiban utang menjadi kewajiban dalam bentuk mata uang domestik bagi pembiayaan pemeliharaan konservasi alam. DNS menjadi salah satu alternatif penting, mengingat jumlah utang luar negeri Indonesia sudah relatif besar. Di sisi lain, kualitas konservasi alam terus merosot, dan kemampuan Pemerintah serta swasta dalam membiayai program pelestarian dan konservasi alam masih sangat terbatas. Saat ini, Pemerintah sedang melakukan penjajagan yang intensif untuk kemungkinan melakukan konversi utang, baik melalui mekanisme DNS maupun melalui mekanisme konversi lainnya, seperti debt to education swapatau debt to development swapsecara umum.

Hal lain yang juga mendesak untuk dilakukan adalah segera mewujudkan Undang­undang Pinjaman Luar Negeri, sebagai kerangka hukum untuk mengatur mekanisme dan tata cara perolehan dan penggunaan utang luar negeri. Undang-undang ini diharapkan tidak saja berfungsi sebagai sistem peringatan dini (early waming systeni) bagi Pemerintah, akan tetapi juga sebagai rambu-rambu yang lebih mengedepankan aspek kehati-hatian bagi kreditur dalam memberikan pinjaman.

Dalam jangka panjang, kebijakan strategis yang akan terus dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pengelolaan utang luar negeri Pemerintah. Di samping itu, Pemerintah tetap memposisikan fungsi utang sebagai pelengkap sumber dana pembangunan. Untuk itu, upaya membatasi utang yang berasal dari luar negeri juga perlu dipertimbangkan melalui penilaian atas faktor cost rerovel}"nya. Selain itu, akan selalu diupayakan agar dapat diperoleh pinjaman luar negeri dengan suku bunga dan persyaratan yang seringan mungkin.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat, Menjawab pertanyaan Fraksi Partai Golkar dan Fraksi Perserikatan Daulatul

Ummah tentang usulan agar anggaran pembangunan, khususnya pembiayaan rupiah

Page 16: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

le

•·

18

ditingkatkan, dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam rangka mencapai konsolidasi fiskal, memang stimulus fiskal akan menjadi lebih terbatas, termasuk dalam penyediaan anggaran pembangunan. Oleh karena itu, peran swasta diharapkan lebih besar dalam mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, di sisi APBN, dalam keterbatasan yang ada, disisihkan dana untuk infrastruktur yang diperlukan guna mendukung kegiatan ekonomi. Namun, yang lebih penting dari itu adalah intervensi kebijakan-kebijakan (policy inte!Ventiori) di berbagai bidang, di luar alokasi anggaran, yang ditujukan untuk mendptakan iklim yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan sektor swasta. Berbagai kebijakan tersebut dituangkan dalam rencana pembangunan tahunan (Repeta) tahun 2003 yang telah disampaikan oleh Pemerintah dan dibahas bersama-sama dengan DPR pada bulan Juni yang lalu.

Menjawab pertanyaan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi TNI/POLRI, Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia, dan Fraksi Perserikatan Daulatul Ummah mengenai permasalahan dana kompensasi sosial kiranya dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam rangka mengurangi beban masyarakat berpenghasilan rendah sebagai dampak adanya kebijakan penurunan subsidi energi secara bertahap, maka Pemerintah mengalokasikan dana kompensasi sosial dalam bentuk Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PPD-PSE). Tujuan program tersebut adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah sebagai akibat kebijakan pengurangan subsidi energi. PPD-PSE yang dilaksanakan oleh pemerintah meliputi (Obidang pangan (OPK beras), (7i)bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial, (7ii)bidang pendidikan, (7v) bidang transportasi, (v) bidang sarana air bersih, (vi) bidang usaha kecil dan (vii) bidang pemberdayaan masyarakat pesisir. Dari ketujuh bidang tersebut, bidang pangan (OPK beras) diintegrasikan ke dalam program OPK beras yang selama ini dilaksanakan oleh Bulog yang termasuk dalam anggaran belanja rutin. Sedangkan keenam bidang lainnya diintegrasikan ke dalam anggaran belanja pembangunan.

Prinsip dasar yang dikembangkan dalam pengelolaan PPD-PSE meliputi (Otransparansi : semua pihak dapat mengakses informasi tentang pelaksanaan dan perkembangan kegiatan; (7i) partisipatif : terdapat keterlibatan aktif dari para pelaku program khususnya masyarakat; (iii) responsif : sebagai bentuk kepedulian atas beban masyarakat rentan/miskin; (7v)desentransasi : terdapat pendelegasian pengelolaan program kepada pemerintah daerah; (v)akuntabilitas : dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; (vi) Quick disbursement: cepat dalam penyampaian bantuan kepada masyarakat sasaran; dan (vii)terpadu : terdapat koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program antar pihak­pihak yang berkepentingan.

Mekanisme penyaluran dana kompensasi sosial bersifat lintas sektoral dengan melibatkan departemen maupun instansi yang terkait dengan pelaksanaan program­program dana kompensasi sosial. Sampai saat ini, Pemerintah masih terus berupaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan mekanisme penyaluran dana tersebut.

Page 17: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

,.

23

c. Dalam rangka mengurangi fluktuasi nilai tukar sebagai akibat dari tindakan spekulasi, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/3/2001 yang mengatur pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valuta asing oleh bank domestik.

d. Melakukan pengawasan terhadap bank-bank pelaku utama di pasar valas baik secara langsung maupun tidak langsung guna memastikan kepatuhan bank-bank tersebut terhadap aturan-aturan tentang kehati-hatian dalam bertransaksi devisa misalnya kepatuhan terhadap PBI No. 3/3/2001 dan maksimum posisi devisa neto bank.

e. Pemerintah senantiasa mengupayakan agar anggaran pendapatan dan belanja negara berada pada kondisi yang sustainable. Upaya untuk mencapai APBN yang sustainable ini antara lain dengan meningkatkan efisiensi anggaran, pengurangan subsidi, dan meningkatkan penerimaan. Kondisi ini akan mempengaruhi country risk Indonesia yang pada gilirannya juga akan menentukan pergerakan nilai tukar rupiah.

f. Mengingat beban pembayaran utang pemerintah masih berat, Pemerintah akan melanjutkan upaya untuk membenahi manajemen utang. Untuk mengatasi tekanan utang luar negeri, upaya restrukturisasi utang perlu ditingkatkan.

g. Pemerintah bekerja sama dengan instansi terkait akan berusaha untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif guna menarik investor asing. Langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk mendukung iklim investasi yang kondusif antara lain mengupayakan stabilitas sosial, politik dan keamanan, serta memperkuat sistem peradilan dan law enforcement, termasuk diantaranya adalah menyempurnakan undang-undang ketenagakerjaan yang kurang mendukung upaya menarik investor asing.

Sementara itu, pencapaian nilai tukar rupiah dalam tahun 2003 tidak hanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya ekspor/impor dan investasi, namun juga kestabilan situasi sosial politik dalam negeri dan perkiraan membaiknya kondisi makro dan mikro ekonomi.

Selanjutnya, menjawab pertanyaan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan mengenai upaya menurunkan suku bunga bunga SBI ketingkat yang lebih rendah sehingga dapat menggerakan sektor riil melalui fungsi intermediasi perbankan dapat dijelaskan sebagai berikut. Upaya penurunan suku bunga SBI dan suku bunga perbankan dilakukan Bank Indonesia melalui kebijakan moneter yang berhati-hati. Kebijakan moneter tersebut pada dasarnya ditujukan untuk mengendalikan uang primer sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) dengan menggunakan instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Upaya pengendalian moneter tersebut juga dilakukan melalui intervensi rupiah dan sterilisasi valuta asing. Dengan kebijakan monter tersebut diharapkan dapat tercipta kestabilan ekonomi makro berupa terkendalinya laju inflasi dan nilai tukar rupiah, yang pada akhirnya dapat membuat kestabilan suku bunga pasar uang seperti yang diharapkan.

Page 18: JAWABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20180411-011214-3612.pdfkebijakan fiskal dan program-program pembangunan yang akan dijalankan

24

Menjawab pertanyaan Fraksi Reformasi mengenai penyelesaian masalah BLBI dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya upaya Pemerintah di dalam penyelesaian masalah BLBI didasarkan pada pembagian beban secara adil, dan sejauh mungkin mengurangi beban yang dipikul anggaran negara, namun tetap menjaga kondisi keuangan Bank Indonesia yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Tindak lanjut penyelesaian masalah BLBI tersebut akan dibicarakan secara khusus dengan DPR.

Saudara Ketua dan Anggota Dewan yang terhormat,

Demikianlah jawaban Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Dewan Perwakilan Rakyat berkenaan dengan Nata Keuangan dan Rancangan Undang-undang (RUU) APBN Tahun Anggaran 2003, sebagai salah satu rangkaian dari tugas konstitusional Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah dalam mengemban amanat rakyat. Selain jawaban yang dibacakan ini, masih terdapat bagian jawaban lainnya yang tidak dibacakan pada saat ini, namun merupakan satu kesatuan jawaban Pemerintah terhadap pendapat, saran, dan pertanyaan yang disampaikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dalam Pemandangan Umum terhadap Nata Keuangan dan RUU APBN Tahun Anggaran 2003 yang diajukan Pemerintah pada tanggal 16 Agustus 2002.

Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para Anggota Dewan yang terhormat atas kesabaran dalam mengikuti jawaban Pemerintah ini. Atas nama Pemerintah, kami mengharapkan dukungan Dewan yang terhormat dalam menyelesaikan tugas bersama Pembahasan RUU APBN 2003 atas dasar prinsip kemitraan dan tanggung jawab bersama dalam mengemban amanat rakyat, sehingga kewajiban mulia yang terbentang dipundak kita itu dapat dirampungkan secara tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita panjatkan doa agar kita senantiasa diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan, serta diberi bimbingan dalam melaksanakan berbagai tugas kenegaraan.

Sekian dan terima kasih,

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 28 Agustus 2002

A.N. PEMERINTAH

MENTERI KEUANGAN RI,

BOE DI ONO