DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA...

46
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI DENGAN PEMERINTAH YANG DIWAKILI MENTER! KEUANGAN, MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS DAN GUBERNUR BANK INDONESIA Tahun Sidang Masa Persidangan RapatKe Jenis Rapat Sifat Rapat Hari/Tanggal Waktu Tempat Acara Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir TENTANG RUU APBN TAHUN ANGGARAN 2012 2011-2012 I 5 Rapat Kerja Terbuka Jum'at, 14 Oktober 2011 Pukul 21.45 WIB s.d 24.25 WIB Ruang Rapat Badan Anggaran DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 1, Senayan, Jakarta Pusat Postur sementara RAPBN Tahun 2012 - Melchias Markus Mekeng - Mirwan Amir - Olly Dondokambey, SE -T amsil Lin rung - Ora. Nurul Faiziah - Nando, SE, ME A. Anggota DPR RI 48 dari 85 Angota Sadan Anggaran B. Pemerintah - Wakil Menteri Keuangan beserta jajarannya C. Kementerian/Lembaga 1

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI DENGAN PEMERINTAH

YANG DIWAKILI MENTER! KEUANGAN, MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS DAN GUBERNUR BANK INDONESIA

Tahun Sidang

Masa Persidangan

RapatKe

Jenis Rapat

Sifat Rapat Hari/Tanggal

Waktu

Tempat

Acara

Ketua Rapat

Sekretaris Rapat

Hadir

TENTANG RUU APBN TAHUN ANGGARAN 2012

2011-2012

I

5

Rapat Kerja

Terbuka Jum'at, 14 Oktober 2011

Pukul 21.45 WIB s.d 24.25 WIB

Ruang Rapat Badan Anggaran DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 1, Senayan, Jakarta Pusat

Postur sementara RAPBN Tahun 2012

- Melchias Markus Mekeng - Mirwan Amir - Olly Dondokambey, SE - T amsil Lin rung

- Ora. Nurul Faiziah - Nando, SE, ME

A. Anggota DPR RI 48 dari 85 Angota Sadan Anggaran

B. Pemerintah - Wakil Menteri Keuangan beserta jajarannya

C. Kementerian/Lembaga

1

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT/ MELCHIAS MARCUS MEKENG:

Bu Menteri bisa mulai?

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Selamat Malam dan Salam Sejahtera buat kita semua.

Yang terhormat Menteri Keuangan yang diwakili oleh Wakil Menteri Keuangan berserta jajarannya, Yang terhormat Pimpinan Sadan Anggaran DPR RI, Yang terhormat Sapak dan lbu Sadan Anggaran DPR RI, Serta hadirin sekalian yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME karena telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita bisa menghadiri Rapat Kerja pada malam hari ini. Berdasarkan catatan dari secretariat daftar hadir telah ditandatangani oleh 41 orang Anggota. Oleh karena itu karena ini belum korum apakah bisa disetujui rapat kita buka untuk memulai pembahasan nanti sambil berjalan kalau sudah korum untuk pengambilan keputusan akan saya bacakan kembali, kalau fraksi sudah korum. Bisa disetujui Bapak/lbu sekalian? Pak Menteri?

(RAPAT SETUJU)

Selanjutnya ijinkanlah saya membuka Rapat Kerja Sadan Anggaran DPR RI dan saya nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DISUKA PUKUL 21.45 WIS)

Sapak-bapak dan lbu-ibu sekalian,

Rapat Kerja kita pada malam hari ini adalah kelanjutan daripada Rapat Kerja kita kemarin dimana masih ada satu agenda yang harus kita putuskan bersama-sama tentang postur sementara APBN dimana penggunaannya Pemerintah mengusulkan 1,6 dari 11,6 triliun netto setelah dikurangi secara otomatis untuk biaya pendidikan, Pemerintah masih mengusulkan 1,6 triliun untuk digunakan sebagai pengurangan devisit anggaran dan 1,6 triliun untuk cadangan resiko fiskal. Namun dalam pembahasan kemarin DPR masih belum bisa menyetujui usulan dari Pemerintah tersebut. Oleh karena itu kita lanjutkan Rapat Kerja kita pada malam hari ini untuk membahas isu tersebut sehingga setelah kita dapat putuskan tentang penggunaan hasil optimalisasi netto tersebut kita akan bahas ke dalam Panja Belanja Pusat dan Belanja Daerah. Oleh karena itu kami persilahkan kepada Pemerintah untuk menyampaikan pemaparan kembali tentang usulan penggunaan yang saya sampaikan sebelum ini. Saya persilahkan Pemerintah.

PEMERINTAH/ANNY RATNAWATl/WAMENKEU:

Assalaamu'a/aikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Selamat Malam, Salam Sejahtera bagi kita sekalian.

2

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Bapak/lbu, Bapak Pimpinan Badan Anggaran yang saya hormati, Bapak/lbu seluruh Anggota Badan Anggaran yang saya hormati,

Puji syukur karena udaranya diluar sejuk Pak jadi hari ini nampaknya sejuk dan mudah­mudahan jadi menyejukan kita sehingga putusannya tidak lama begitu. Baik, tadi sudah disampaikan oleh Bapak Pimpinan Banggar Bapak Melky bahwa kemarin Pemerintah kaitan dengan penggunaan optimalisasi sebesar 11,6 triliun mengusulkan penggunaannya sebagai berikut, 1,6 triliun digunakan untuk mengurangi devisit anggaran, 1,6 triliun diusulkan untuk menggunakan digunakan dalam cadangan resiko fiskal utamanya untuk cadangan pangan, 2 triliun adalah 20% sesuai undang-undang untuk anggaran pendidikan dan sisanya 6,4 triliun dipergunakan untuk belanja. Atas diskusi kemarin pada saat Raker dengan Menteri Keuangan sebagian dari fraksi menyampaikan bahwa ada keinginan yang besar untuk menggunakan dari seluruh resiko, mohon maaf menggunakan seluruh hasil optimalisasi ini digunakan untuk belanja dan karena Pemerintah mengajukan 1,6 untuk pengurangan devisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja dimintakan untuk diskors karena dimintakan konsultasi kembali terkait usulan Pemerintah tersebut. Dan kami menangkap bahwa untuk yang 2 triliun anggaran pendidikan karena ini adalah undang-undang 20% maka itu sebetulnya disepakati kemudian 6,4 triliun untuk belanja pada dasarnya itu juga disepakati.

Bapak/lbu sekalian,

Setelah kami berkonsultasi dengan Pemerintah maka mohon ijin saya akan sampaikan hasil konsultasi dengan Pemerintah sebagai berikut: pada dasarnya sebetulnya kami memahami bahwa ada sesuatu yang urgent terkait dengan dua usulan Pemerintah untuk pengurangan devisit dan cadangan resiko fiskal kaitannya untuk cadangan pangan. Pertama, karena situasi dunia utamanya saat ini dunia sedang dalam krisis dan informasi yang kami peroleh menyatakan bahwa 2012 kemungkinan resesi yang cukup besar terjadi baik di kawasan Eropa dan Amerika dan lmpactnya adalah kepada Indonesia ditunjukan oleh terjadinya koreksi pertumbuhan ekonomi yang cukup besar dinegara-negara maju itu koreksinya sudah mencapai 0,5%. Sementara posisi ekonomi growth Indonesia 2012 berdasarkan keputusan Panja Asumsi berada di posisi 6,7% itu yang pertama Bapak/lbu sehingga apabila ini ada koreksi turun maka tentunya ini akan mempengaruhi postur dari APBN utamanya adalah penerimaan pajak. Yang kedua, bahwa didalam postur kemarin juga disepakati tax ratio ada dikisaran angka 12,6%. Menurut catatan kami tahun ini pun kemungkinan pajak itu mungkin akan terkoreksi turun Pak karena situasi ekonominya memang utamanya didunia juga sudah mengalami goncangan krisis pada pertengahan semester II tahun 2011. Oleh karena itu kami khawatir apabila tahun depan pajak yang di tetapkan 12,6% dari ratio GDP nya mengalami soldfall sehingga apabila seluruh sudah di alokasikan belanja kemudian penerimaan pajak short maka yang terjadi adalah kami harus mendanai dari pembiayaan yang tentunya kalau situasi dunianya sudah goyah biasanya harga obligasi Pemerintah itu menjadi yealt nya menjadi mahal dan ini menjadi beban dalam postur APBN utamanya nanti pembiayaan utang, bunga utang. Sebagai contoh ketika 2 minggu yang lalu indeks harga saham gabungan terkoreksi cukup dalam maka yealt dari surat utang Negara di domestic mengalami koreksi cukup besar ada yang mencapai 300 basis point walaupun saat ini sudah mulai terkoreksi kembali. Hal­hal inilah yang menjadi landasan Pemerintah mengusulkan posisi pada hari lalu adalah 1,6 untuk pengurangan devisit dan 1,6 untuk pengurangan cadangan resiko fiskal untuk ditambahkan pada cadangan resiko fiskal utamanya untuk cadangan pangan. Tapi Pemerintah juga menangkap spirit bahwa stimulus memang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi ditahun 2012. Oleh karena itu belanja yang terstruktur, belanja yang bisa mendorong pertumbuhan sektoril domestic tentunya juga bisa diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisa menjaga turunnya growth dari posisi 6,7%. Oleh karena itu kami mohon ijin Bapak Pimpinan apabila diperkenankan adalah posisi kami pada hari ini mengusulkan cadangan sebesar 3,2 triliun yang kami usulkan tersebut hanya akan kami usulkan 1,6

3

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

triliun untuk mengurangi devisit. Sementara yang 1 ,6 yang tadinya kami alokasikan untuk cadangan resiko fiskal dapat diperkenankan untuk belanja tetapi kami mohon kiranya tetap belanja yang bisa mendorong sektor real di domestic utamanya juga keperluan untuk mendorong pertumbuhan produksi pangan karena kami khawatir betul tahun depan ini dari catatan kami dan review internasional akan ada gejolak dipangan dunia. Oleh karena itu posisi Pemerintah pada hari ini adalah menyampaikan dari usulan penggunana 11 ,6 1 ,6 triliun adalah untuk pengurangan devisit anggaran, 2 triliunnya adalah untuk cadangan, mohon maaf 2 triliunnya untuk anggaran pendidikan 20% dan sisanya 8 triliun adalah untuk belanja. Demikian Bapak Pimpinan dan Bapak/lbu sekalian untuk mohon kiranya disetujui bersama dalam Rapat Kerja pada hari ini.

Terima kasih, Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, Bapak-bapak dan lbu-ibu sekalian,

Pemerintah sudah menyampaikan hasil pembahasan di Pemerintah bahwa usulan kemarin yang 1 ,6 untuk devisit anggaran, 1 ,6 untuk cadangan resiko fiskal pada malam hari ini Pemerintah sudah menyampaikan bahwa yang 1 ,6 cadangan resiko fiskal itu bisa dimasukan ke dalam belanja dan masih ada 1 ,6 yang dimintakan oleh Pemerintah untuk menjadi pengurangan devisit anggaran. Jadi kalau misalnya ini saya putar per fraksi saja supaya kita tidak terlalu banyak kalau misalnya masing­masing fraksi sudah menyampaikan ini baru kita ambil keputusan kalau tidak nanti terlalu panjang. Bisa disetujui Bapak/lbu sekalian ya. Dari fraksi yang paling ini Fraksi Hanura, saya persilahkan.

ALI KASTELAIF·HANURA/KOMISI VII:

Assa/aamu'alaikum Warahmatul/aahi Wabarakaatuh.

Selamat Malam, Salam Sejahtera untuk semua.

Mendengarkan penjelasan dan.

DRS. AGUN GUNANJAR SUDARSAIF·PG/KOMISI II:

Pak Ketua, boleh tidak kami mengusulkan sebelum fraksi berpendapat biar kita beri ruang dulu Anggota, biar Anggota keluar dulu pemikirannya baru setelah itu mengerucut di fraksi. Usul saja Pak biar semuanya bisa kelihatan suaranya.

KETUA RAPAT:

Mau begitu Bapak/lbu sekalian? lya kita ke fraksi dulu nanti habis itu saya beri kesempatan kepada Anggota untuk ini. Silahkan Fraksi Hanura.

DRS.M.ALI KASTELLAIF·HANURA/KOMISI VII:

Ya, setelah mendapatkan berbagai penjelasan dari Pemerintah maka Fraksi Partai Hanura berpandangan bahwa apa yang diusulkan Pemerintah tadi sejalan dengan apa yang menjadi pertimbangan, pemikiran dan komitmen daripada Fraksi Hanura. Demikian pandangan dari Fraksi Hanura.

Terima kasih.

4

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Dari Fraksi Hanura setuju dengan usulan Pemerintah ya. Fraksi Gerindra.

FARY DJEMY FRANCIS/F-GERINDRA/KOMISI V:

Posisinya kan tidak berubah dari kemarin ya, tidak berubah ya berubahnya di cadangan fiskal yang bisa dipakai untuk belanja ya cadangan fiskal itu. ltu artinya untuk subsidi diminta 1,6 ya.

PEMERINTAH/ANNY RATNAWATl/WAMENKEU:

Dari optimasi, Bapak.

FARY DJEMY FRANCIS/F-GERINDRA/KOMISI V:

Optimasi untuk devisit anggaran.

PEMERINTAH/ANNY RA TNAWATl/WAMENKEU:

Jadi dari 1,6 kemarin kan yang di mintakan untuk didiskusikan adalah usulan Pemerintah 1,6 triliun untuk mengurangi devisit dan 1,6 triliun untuk cadangan resiko fiscal. Kami Pemerintah memutuskan yang 1,6 untuk cadangan resiko fiscal dengan melihat kegunaannya nanti untuk mendorong ekonomi domestic, stimulus ditahun depan maka kami bersedia untuk digunakan belanja. Jadi hanya satu sekarang surat Pemerintah adalah 1,6 pengurangan devisit, 2 triliun pendidikan karena 20% dan 8 triliun untuk belanja.

FARY DJEMY FRANCIS/F-GERINDRA/KOMISI V:

Pak Ketua, teman-teman, saya konsultasi dulu dengan perubahan ini jadi belum ada keputusan dari Fraksi Gerindra.

KETUA RAPAT:

Baik, berikutnya PKB.

CHUSNUNIAIF·PKB/KOMISI IX:

Ya, terima kasih Pimpinan. Pada prinsipnya setelah mendapatkan penjelasan dari Pemerintah mungkin dari penjelasannya

kita dapat memahami bahwa kondisinya untuk inflasi itu memang tidak bisa tidak untuk dibelikan. Mungkin kita bisa memahami.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Setuju atau memahami? Menerima? Oiya. Fraksi PPP ya, PPP.

5

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.Pi, MS/F-PPP/KOMISI IV:

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kami Fraksi PPP pada prinsipnya sependapat dengan Pemerintah dan kami menyambut baik adanya keinginan yang kuat dari Pemerintah untuk dapat mencadangkan untuk kegiatan pangan terutama sektor pertanian.

Terima kasih.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Setuju ya Pak ya. Fraksi PAN.

LAURENS BAHANG DAMA/F-PAN/KOMISI XI:

Terima kasih, Ketua.

Teman-teman Anggota Banggar, Pemerintah lbu Anny serta seluruh jajarannya.

Fraksi PAN prinsipnya menyetujui apa yang menjadi usulan Pemerintah agar 1,6 triliun dipakai untuk mengurangi devisit dengan melihat perkembangan ekonomi. Oleh karena itu Fraksi PAN menyetujui usulan Pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Fraksi PKS. Silahkan Pak Tamsil.

WK. KETUA/T AMSIL LINRUNG/F-PKS:

Terima kasih, Pimpinan.

Jadi saya kira tadi kita sudah menjelasan penjelasan dari Pemerintah meskipun sebelumnya saya kira masih ada beberapa perdebatan khususnya terkait dengan masalah devisit ini pengurangan devisit karena memang awalnya teman-teman berpendapat bahwa pengurangan devisit ini sejak awal mestinya dilakukan dengan pengurangan-pengurangan utang. Akan tetapi saya kira dengan 2 permintaan Pemerintah sebelumnya, yang satu adalah pengurangan devisit dan yang satunya adalah memasukan dalam cadangan resiko fiskal sejumlah 1,6 yang sekarang oleh Pemerintah juga berpendapat yang sama dengan kita bahwa untuk cadangan resiko fiskal ini boleh digunakan meskipun saya kira tadi ada penekanan bahwa penggunaanya itu diarahkan untuk mendorong adanya pencapaian pertumbuhan produktivitas pangan saya kira memang baik DPR bersama-sama dengan Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas pangan kita 10 juta ton itu dan saya kira tidak hanya terbatas pada itu tapi hal-hal lain yang terkait dengan sektor pangan. Kerena itu saya kira cermati juga beberapa perkembangan pemikiran dari teman-teman tadi yang saya kira sudah lebih banyak memberikan persetujuan terhadap hal ini. Karena itu PKS tentunya tidak keberatan bila ini menjadi kesepakatan kita bersama.

6

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

PDIP.

Ors. YOSEPH UMAR HADI, Msi/F-POIP/KOMISI V:

Terima kasih, Pimpinan.

Pimpinan dan lbu Menteri yang saya hormati, Bapak dan lbu Anggota Banggar yang saya hormati.

Dari POI Perjuangan kami memberikan apresiasi terutama dengan adanya suatu usulan baru yang tadi telah disampaikan lbu Menteri mengenai alokasi optimalisasi yang tadi baik untuk keperluan devisit anggaran kemudian untuk pendidikan dan untuk belanja yang kiranya memang sejalan dengan pertimbangan kami bahwa kami melihat persoalan krisis yang barangkali akan terjadi akibat imbas pengaruh dari Eropa memang cukup dapat dipahami mengenai kondisi yang ada. Oleh karenanya kami dapat memahami dan kami dapat menyetujui terutama untuk penggunaan sebagaian optimalisasi sekitar 1 ,6 untuk keperluan devisit anggaran tentu dengan satu pemikiran juga terkait dengan masalah pendidikan yang tadi dialokasikan dua, apakah figure angka 2 ini sudah final atau kita melihat nanti perhitungannya didalam postur itu kalaupun toh nanti sudah mencapai angka 20% misalnya dari itu dan tidak mencapai angka 2 itu mau disampaikan kepada kita. Persis di exercise lebih dahulu jadi tidak 2 persis barangkali mungkin, barangkali mungkin lebih daripada 2 juga bisa kurang dari 2 juga bisa. Jadi angka 2 untuk pendidikan ini saya kira mungkin untuk sementara kita lihat dulu dari 20% dari total belanja negara kita. Siapa tahu nanti mungkin lebih dari 2 siapa tahu kurang dari 2. Kemudian kami juga sangat menyambut baik mengenai alokasi 1 ,6 yang kemarin untuk resiko fiscal dan diarahkan untuk belanja domestik dan produksi pangan saya kira memang seperti yang kemarin juga menjadi harapan kita bahwa meski kita baying-bayangi dengan krisis ekonomi itu tetapi tetap sektoril dan pertumbuhan harus kita jaga untuk keberlangsungannya didalam pertumbuhan ekonomi. Jadi demikian Pak Ketua, kami dari POI Perjuangan dapat menyetujui.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Dapat memahami Pak ya?

Ors. YOSEPH UMAR HADI, Msi/F-POIP/KOMISI V:

Untuk yang devisit menyetujui Pak, sedangkan untuk yang pendidikan di exercise lebih dahulu. T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Oke Partai Golkar.

Ors. AGUN GUNANJAR SUDARSA/F-PG/KOMISI II:

Assa/ammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

7

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Pimpinan Badan Anggaran, segenap Anggota yang terhormat, lbu Anny Wakil Menteri Keuangan dan jajarannya yang kami hormati.

Yang pertama mungkin kami ingin menegaskan kembali agar selalu diingat oleh kita semua karena berbagai pemberitaan di media masa, disini ada Metro TV kalau perlu memberitakan harapan saya bahwa Fraksi Partai Golkar terhadap yang lalu pun terhadap subsidi BBM Premium untuk volumenya 2,5 juta kilo liter kami dapat menyetujui dengan memberika minder hands nota jadi tolong diingat minder hands nota itu sampai hari ini masih ada dan sesuai dengan apa yang sudah kami usulkan minder hands nota ini kami minta ruang waktu untuk terus berjalan sampai dengan pembicaraan tingkat II apakah minder hands nota itu bisa dihapuskan atau tidak. ltu semua bergantung dari pembahasan perjalanan di APBN ini di Badan Anggaran dan Pemerintah. ltu yang pertama.

Lalu yang kedua, apa yang lbu sampaikan kami dapat memahami dan dapat mengerti, satu hal yang kami syukuri untuk cadangan resiko fiscal sebesar 1,6 sudah dicabut namun terhadap pengurangan devisit anggaran sebesar 1,6 triliun kami sebelum memberikan penyikapan ingin memberikan satu gambaran kepada lbu Wakil Menteri bahwa dimata kami angka 1,6 itu relative tidak berpengaruh sama sekali karena itu mungkin hanya 0,0 sekian, jika dibandingkan dengan hutang negara kita. Oleh karena itu kami melihat setelah angka tersebut sebetulnya tidak berpengaruh, tidak berpengaruhnya itu kenapa karena memang angka yang kita sepakati di devisit anggaran itu relative hanya 1,5 itu relative masih mampu mengantisipasi berbagai perkembangan-perkembangan termasuk dalam asumsi saya tentang kondisi di Eropa yang sudah di pot seperti Yunani mungkin sedang bergejolak di ltali dan sebagainya yang akan berdampak ke Amerika dan itu pun mungkin akan berpengaruh kalau juga ada korelasinya dengan China baru berpengaruh secara terasah kita setelah dampak itu dirasakan. Karena sesungguhnya volume perdagangan bisnis kita dengan Amerika, Eropa, itu tidak terlalu besar kecuali dengan. Yang kedua, Pak Ketua, kami melihat bahwa angka 1,6 yang minta dikurangi dari optimalisasi ini kalau kita lihat kebutuhan-kebutuhan akan pembiayaan di seluruh sektor penyelenggaraan Pemerintahan negara ini itu masih dirasakan terjadi kekurangan-kekurangan seperti kalau kita lihat bagaimana di Komisi I, bagaimana di Komisi II, bagaimana di Komisi Ill dan seluruh komisi saya sudah baca itu usulan-usulan dari komisi-komisi itu berdasarkan keputusan yang diputuskan dimasing-masing komisi itu mencapai angka berapa total, 15,9 triliun. ltu adalah aspek pembiayaan yang secara factual itu disepakati di komisi. Salah satu contoh kita punya problem diwilayah perbatasan hari ini cukup ramai, saya tidak memperdebatkan soal pulau itu di caplok atau tidak di caplok itu persoalan lain. Tapi kenapa Malaysia bisa leluasa seperti itu karena memang kita tidak melakukan aktivitas di pulau-pulau itu. Tidak melakukan kegiatan apapun, apa mau latihan perang kek atau latihan pemukiman yang memberikan sarana prasarana apa dan sebagainya, tidak kita lakukan apapun. Padahal kita punya namanya Badan Nasional Pengelola Perbatasan sudah ada undang-undangnya yang disitu anggotanya hampir semua menteri yang terkait diwilayah perbatasan itu ada Menhan, Mendagri, Menlu.

Yang kedua, ini masih dimitra kerja kami Undang-undang penyelenggara Pemilu yang baru Bawaslu itu tidak lagi bersifat adhoc, Bawaslu menjadi lembaga permanen yang harus memiliki struktur keseluruh Indonesia dan itu sudah ketok palu mau tidak mau dianggaran 2012 mau tidak mau harus di jalankan undang-undang itu tutup Bawaslu belum lagi kemunculan ori ombudsman RI yang juga memiliki struktur diseluruh Indonesia dalam rangka mengontrol dan mengawasi jalannya pelayanan publik. Saya tidak tahu di komisi-komisi yang lain Pertanian, Pendidikan, Kesehatan, lnfrastruktur. Jadi angka 1,6 ini Pak Ketua, ini sangat bermanfaat kalau bisa langsung kita pergunakan. Alasan yang sangat prinsip lbu Ani saya kemarin mengistilahkan ke Prof Bambang itu chek-in chek-out. Artinya kalau memang mau mengurangi katakanlah persoalan hutang ini terkait dengan devisit anggaran kita harusnya pada waktu chek-in apa jangan menciptakan utang-utang baru. Komisi kami menjadi sulit ketika harus menerimakan tahun 2012 program PNPM yang mencapai angka 11 triliun dan itu hutang kenapa tidak disitu saja kita tolak program itu. 11 triliun, ini cuma 1,6 triliun ini kan sesuatu yang

8

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

menu rut hemat saya sementara 11,6 ini hasil dari optimalisasi ... . ekstar e port di bidang pajak penerimaan segala rupa PNBP segala macam kita upayakan efisiensi dan sebagainya ketemu angka bruto 19,4 triliun setelah kita bekerja keras dari asumsi ini berdebat segala macam dapat hasil seperti ini itu sudah dalam konteksi kondisi chek-out istilah saya itu hasil yang sebenarnya secara politis saya selalu menanyakan ini pemikiran kaya begini datang dari mana, dari optimalisasi untuk mengurangi devisit anggaran. Kan menjadi tidak benar tidak logic menurut saya guru besar mana yang ngajarin itu, itu saya tanya lagi di sekolah mana yang ngajarin begitu. Kalau mau itu bermula pada waktu chek-in politik anggaran ditentukan pada waktu menyusun pertama kali berarti penyusunannya ini tidak beres itu Pak Ketua. Jadi Fraksi Partai Golar berkesimpulan tidak dapat menerima usulan Pemerintah itu karena tidak masuk dalam ratio pemikiran kami belum bisa kami terima argument dari ... sama seperti 2,5 juta triliun itu kami tidak bisa terima karena tidak ada argumentasi yang kilo liter yang bisa dipertanggungjawabkan ketemu angka 2,5 kalau kami jelas hitungannya dari data fakta ketemu angka 4.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik. Dari fraksi dulu nanti baru saya lempar ke Anggota. Fraksi Demokrat.

H. PAIMAN/F-PD/KOMISI XI:

Assa/ammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih, Pimpinan. Kami Fraksi Demokrat menerima usulan Pemerintah. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Mau tidak ada alasan ada alasan pokoknya terima saja. Silahkan.

FARY DJEMI FRANCIS/F-GERINDRA/KOMISI V:

Ketua, konsultasi di Fraksi Gerindra mohon penjelasan terkait dengan pengaruh 1,6 untuk pengurangan deficit sejauhmana pengaruhnya, itu dulu.

KETUA RAPAT:

Baik, Bu Tri, silahkan jelasin.

PEMERINTAH/ANNY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

Baik, terima kasih.

Bapak/lbu sekalian,

Dalam situasi dunia yang kami perkirakan ada isu mengenai doble depretation Pak tahun depan itu angka kecilpun itu adalah bernilai dan bermanfaat. Pertama karena kami juga memperhitungkan apabila terjadi, mudah-mudahan tidak terjadi Pak kita berdoa tidak terjadi tapi kami belajar dari kejadian tahun 1998 dan 2008 dimana tiba-tiba ekonomi berubah luar biasa. Kemudian apabila terjadi sudden reversen misalnya walaupun kita berkeinginan tidak terjadi. Didalam Undang-

9

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

undang APBN dimungkinkan untuk menggunakan sal sampai dengan 10 triliun. Kalau itu dilakukan maka deficit itu akan up besar, satu. Kemudian kita juga harus mempertimbangkan adalah apabila terjadi pasa saat yang bersamaan juga kemudian pembiayaan ini kita lakukan seluruhnya untuk belanja walaupun belum di eksekusi pada semester I kami dari sisi Pemerintah pasti tidak berani untuk menilai persiapan pembiayaannya. ltu artinya adalah kami juga harus memperhitungkan melalui pengeluaran government bons Pak. Biasanya yang terjadi adalah pada tahun 2008 misalnya itu terjadi lonjakan yang luar biasa dari yealt government bons Pemerintah dan itu menyebabkan pembiayaannya menjadi sangat mahal untuk sesuatu yang bisa kita hemat. Atas prinsip-prinsip seperti itu dan kemudian perhitungan kami atas gross Pak hari ini hampir seluruh ekonomi di dunia sudah melakukan koreksi. Dan koreksi ini mungkin baru terjadi kira-kira 2 minggu yang lalu Pak. Setengah persen dari gross dikoreksi. Kita kalau 6,7 koreksi 0,4 atau 0,5 itu berarti kita ada diposisi 6,2-6,3 artinya apa koreksi gross itu akan mempengaruhi nominal GDP akan mempengaruhi juga penerimaan kita implicit nanti juga akan mempengaruhi penerimaan dari sisi pajak.

Berikutnya adalah isu yang mengemuka pada hari-hari terakhir ini adalah ekspor kita kemungkinan akan berpengaruh pada tahun depan. Pertama karena negara-negara Eropa dan Amerika walaupun itu bukan tujuan ekspor utama Indonesia akan mengalami koreksi kebawah dari pertumbuhan ekonomi dan diikuti koreksi kebawah juga oleh negara-negara mitra dagang utama kita sebagai contoh Jepang. China sendiri sudah mempersiapkan untuk melakukan soft landing itu berikutnya. Kemudian Bapak dari data-data kami terkait dengan harga-harga komoditas di pasar internasional hari-hari ini trennya juga mengalami penurunan. Jadi ini banyak resiko disana belum termasuk resiko yang sangat berpengaruh didalam postur APBN Indonesia adalah lifting minyak. Lifting minyak itu masih diangka posisi 940 Pak, tahun ini saja masih dibawah rata-rata 900.000 barel per hari dan itu koreksi yang besar didalam penerimaan kita. Berdasarkan hal-hal seperti itu walaupun mungkin angkanya kelihatan kecil tetapi mempunyai makna besar untuk menjaga-jaga dari segala resiko. Oleh karena itu Pak Agun mohon ijin dan kerendahan hati kami kiranya permintaan Pemerintah atau keinginan Pemerintah untuk lebih proden didalam alokasi anggaran APBN 2012 dengan menggunakan 1,6 triliun dari optimalisasi ini didalam tujuan mengurangi devisit sebetulnya ingin membuat fiskal space yang lebih besar apabila didalam pertengahan semester depan pada saat APBNP diperlukan sesuatu untuk mendorong ekonomi lebih tinggi lagi. Jadi kiranya itu Bapak yang saya sampaikan dan saya yakin Bapak dari Gerindra lnsya Allah akan mengatakan kami sepakat dengan penjelasan ini.

Terima kasih, Pak.

KETUA RAPAT:

Memang kalau rapat sama perempuan lebih enak, kalau sama laki, kaku. Ya Gerindra.

FARY DJEMI FRANCIS/F-GERINDRA/KOMISI V:

Ya, Ketua. Caba kalau misalnya kita setuju ini, itu posturnya berapa dapatnya untuk.

KETUA RAPAT:

Pengaruhinya ke berapa dari ...

PEMERINTAH/ANNY RATNAWA TY/WAMENKEU:

Pengaruhnya kepada deficit sebetulnya hanya 0,02 Pak berkurangnya. Tapi seperti tadi saya sampaikan Pak walaupun kecil itu ada maknanya. Katanya orang small is beautiful begitu Pak.

10

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

FARY DJEMI FRANCIS/F·GERINDRA/KOMISI V:

Ya sudah teman-teman kita dari PDIP bilang sudah, terima saja katanya. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, masih ada Anggota yang ingin memperdalam?

Ors. KAHAR MUZAKIRIF·PG/KOMISI X:

Boleh tanya Ketua. Bu, kemarin tahun 2009 itu kan kita kena dampak krisis tapi untuk itu kita kan memperbesar

deficit. Jadi teorinya itu agak gimana gitu ya. Kalau kita baca diberita hari ini dengan di Yunani ditalangi 500 milyar Euro itu pergerakannya menjadi lain lagi itu. Kita lihat di pasar modal dan segala macam. Kalau kita lihat berbicara tentang pertumbuhan ini kan tidak terlepas daripada belanja. Belanja itu kan ceritanya kalau tidak punya uang sendiri hutang, hutang itu ya deficit. Jadi saya agak kurang paham itu nyambungnya itu bagaimana. Pengalaman kita sendiri seperti itu tapi memang nakhoda beda, pada saya itu nakhodanya lain, Ketua dan ternyata berhasil. Kok sekarang baru ada angin ribut nun jauh disana dan angin ribut untuk hari ini sudah tidak ribut lagi dan sudah punya data juga bahwasanya tujuan ekspor kita tidak kesana yang besar dan disana sudah mulai tidak ribut itu kok kita hanya mau menurunkan defisit 0,02% itu kok seperti ada sesuatu yang besar sekali yang akan terjadi. Kan kita pakai teori-teori dan pakai pengalaman yang sudah kita tempuh. Dan teori dan pengalaman yang sudah kita tempuh tidak mendukung itu. Pengalaman kita sendiri kemarin tahun 2008 ternyata kita defisitnya sampai 2, 1 atau 2,3 waktu itu kita perbesar untuk medorong pertumbuhan ekonomi. Tapi hari ini ekonomi pada posisi tinggi ketakutan kita ada bencana di Eropa, Eropa sudah ditalangi 500 milyar euro lantas kita dengan mau mengambil 0,02 jadi agak kurang ketemu itu. lni sekedar cerita saja kalau memang pengalaman yang sudah kita alami sendiri tidak kita jadikan dasar pertimbangan secara teori juga tidak kita pertimbangan karena ini teorinya juga jadi panjang kalau kita mau itu tentang itu. Tapi ya ini sekedar komentar saja jadi artinya pengalaman kita di 2008 kita akan memperbesar deficit untuk menjaga tetap pertumbuhan dan sekarang pertumbuhannya tinggi takut turun, defisitnya diturunin lagi itu saya tidak ngerti itu. Karena tidak ngerti kalau kita barangkali kalau mau dijelaskan banyak factor yang harus kita data yang harus kita collect saya pikir silahkan saja bagaimana berarti fraksi kami sudah begitu karena mungkin diskusinya sudah panjang dan seharusnya deficit hari ini kita minta 2, 1 yang bagus itu sehingga kita bisa mengucapkan infrastruktur dan sebagainya sehingga daya beli masyarakat jadi naik. Dengan demikian pertumbuhan akan bisa dipertahankan atau mungkin naik jadi 7% itulah kira-kira.

Terima kasih.

WK. KETUA/MIRWAN AMIRIF·PD:

Silahkan Pak Fayakhun.

Ir. FAYAKHUN ANDRIADI, M.KOM/F·PG/KOMISI I:

Terima kasih, Pimpinan. Bu Wamenkeu, ini kan sebuah keseimbangan ya bu ya, jadi kalau ibu bicara dengan

optimalisasi ini ada yang ingin disisihkan untuk menurunkan deficit ini tentu juga terjadi pergeseran disisi lain. Dengan berkurangnya 1 ,6 triliun yang kita mengusulkan untuk pembangunan, lbu mengusulkan untuk menurunkan deficit itu telah terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja. Betul tidak Bu? Penurunan penyerapan tenaga kerja. Kemudian dinegara kita ini APBN masih menjadi factor

11

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

pendorong perekonomian nasional dan yang tadi saya menyambung yang disampaikan Pak Kahar kita ini mengejar laju pertumbuhan. Dengan itu dikurangi dalam benak saya logika saya laju pertumbuhannya menjadi terhambat. Oleh karena itu Bu, lbu tadi bilang bahwa 0,02% itu kecil tapi berharga. Kalau dari sisi saya bu, dengan diambilnya 1,6 triliun tenaga kerja yang bisa terserap untuk pembangunan memanfaatkan 1,6 triliun ... (suara tidak terdengar) .... tingkat pengangguran kita baik yang secara paper ataupun yang nyata dilapangan itu betul-betul sudah menjadi sebuah permasalahan. Jadi kalau kami tetap berpendapat bahwa 0,02% itu sangat berharga untuk memberdayakan masyarakat untuk mensukseskan pembangunan yang Pemerintah lbu sendiri sudah mencanangkan pro growth, pro job, pro poor, mohon ini menjadi catatan, Pimpinan.

Terima kasih.

H. ECKY AWAL MUCHARAM, SE/F·PKS/KOMISI VI:

Tadinya saya sebetulnya tidak mau ngomong Pak Pimpinan, tapi karena penjelasan lbu Wamen ini menggugah knowledge yang saya miliki walaupun saya dari mikro bukannya tapi karena saya bacaan-bacaan yang saya baca banyak yang tidak nyambungnya dengan pendapat lbu Menteri ini tapi karena ini bukan perdebatan ... (suara hilang) ... Cuma saya jadi bingung saja lbu Wamenteri, satu, tadi mungkin saya salah dengar, dengan penurunan deficit 0,02% 1,6 triliun maka akan ada keleluasan fiskal, itu saya bingung itu. Padahal kan dipostur, apa saya gimana saya tidak ngerti tentang postur itu bagaimana lbu Menteri. Terus tentang kalau kita pelajari ciri-ciri krisis 97-98 2008 dan sekarang ada beberapa hal yang berbeda dan kita punya success story di tahun 2008 yang postur APBN nya juga sebetulnya menunjukan ekspansif sebetulnya. Kemudian ada pesimisme tentang pertumbuhan, tapi justru disisi yang lain kita mengurangi government expenditure itu kan teori-teori sederhana sebenarnya kalau yang saya pahami justru saya kurang advance saya harus bertanya ini sebetulnya. Tapi yang penting bagi saya adalah sampai dengan saat ini tadi sikap PKS sebenarnya disampaikan Pak Tamsil itu PKS belum bisa meyakin argumentasi yang 1,6 triliun itu untuk defisit memang itu yang terbaik bagi bangsa Indonesia . .. (Suara hilang) ...

KETUA RAPAT:

Pak Roem Kono.

Ors. H. ROEM KONO/F·PG/KOMISI V:

Yang saya hormati Pak Wamenkeu, Pimpinan, rekan-rekan sekalian.

Saya melihat ini ada keraguan Pemerintah menyusun APBN ini kurang mantap. Saya melihat kalau Pemerintah ragu berarti fundamental RAPBN ini tidak akan mendukung pertumbuhan ekonomi kita. Kelihatan ragu-ragu dengan 1 ,6 triliun pun untuk menanggulangi pengamanan moneter kita padahal kalau kita seharusnya dibalik pada tahun 2009 kita mengalami krisis moneter juga sama dengan sekarang. lni belum terjadi kalau dulu sudah terjadi justru defisit dinaikan bukan dikurangi. Tahun 2010 juga kemarin 2011 dari 1,8 dinaikan menjadi 2, 1 sekarang kalau kita berbicara krisis berarti krisis itu yang menerima dampaknya bukan Pemerintah tapi rakyat kecil. Karena itu justru bagaimana kita bisa menjaga stimulus untuk rakyat kecil itu. Lalu itu dikembalikan lagi untuk mengurangi defisit saya kira agak ini baru sejarahnya sekarang ini dalam penyusunan APBN deficit bisa diturunkan dengan hasil optimalisasi yang saharusnya penerimaan negara itu untuk kepentingan rakyat. Karena kami dari DPR kami melihat dari sisi politik kebijakan politik anggaran, kebijakan politik keberpihakan pada rakyat jadi jangan salah paham bahwa kami untuk berjuang ini bukan untuk kepentingan kami. Tapi kami dibebani oleh kepentingan rakyat. Kami yang ke desa, Menteri Keuangan, Wamen semua dirjen-dirjen tidak pernah ke desa, kami yang ke desa, betapa siksanya rakyat kalau

12

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

umpamanya terjadi krisis itu justru seharusnya ditanggulangi. Justru sebaliknya sekarang itu defisit dinaikan untuk kepentingan rakyat karena kita lihat sejak saya mengikuti pembahasan asumsi ini Pemerintah itu optimis untuk mengahadap krisis ini bahwa gubernur bilang kita punya cadangan devisa begitu besar kemudian ketahanan daripada kurs dolar kita masih dibawah. Saya kira ini sebaliknya justru kita mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama ekonomi rakyat yang sekarang menunggu hasil dari pembahasan kita ini. Tidak surprise buat rakyat yang kita beri pada rakyat kecil. Jadi yang akan dihadapi rakyat kecil nanti itu adalah krisis yang datangnya dari luar dampaknya ke kita baru akhirnya ke rakyat. Saya melihat Pemerintah hanya mengamankan citranya supaya stabilitas ekonomi ini bagus dilihat dimata para elit-elit kita tetapi tidak melihat apa yang dirasakan oleh rakyat. Saya kira ini merupakan suatu catatan yang kurang bagus buat kita. Kita lihat bahwa untuk belanja infrastruktur saja hanya 17% yang kita dengung-dengungkan bahwa sampai 2014 kita akan membangun infrastruktur sampai 1.500 triliun. Sekarang itu Cum a 140 atau 150 triliun yang seharusnya per tahun itu 250 triliun terus apa yang kita bilang bahwa negara kita ini maju. Seharusnya ini yang diberikan Pemerintah dan Pemerintah ini kan cuma 5 tahun setelah itu diganti lagi. Apa yang harus kita pertahankan. Karena itu saya dari lubuk hati sendiri, ini agak lucu, kami pulang kampung dituntut untuk membangun infrastruktur tidak ada uang. Pemerintah tahan-tahan supaya jangan nanti hutangnya bisa banyak kalau perlu bayar hutang sekaligus biar tidak berhutang negara ini. Padahal kalau lihat itu menginginkan sesuatu kesejahteraan lebih cepat pertumbuhan penduduk bertambah hampir semua bertambang volumenya bertambah tapi pembangunan kita semakin merosot. Saya kira ini agak tragis buat bangsa kita. Karena itu saya minta supaya Pemerintah exercise saja dulu 1,6 triliun itu nampak kepada perekonomian secara global itu berapa kemudian kalau 1,6 triliun kita beri kepada rakyat apa tambahnya bagaimana kita bisa berimbangkan disitu 1,6 triliun kita berikan untuk pembangunan ekonomi kerakyatan maka akan menyerap tenaga kerja barapa banyak ya kan tapi 1,6 triliun kita berikan untuk pengurangan defisit efeknya sampai sejauhmana. Saya kira ini menjadi catatan.

KETUA RAPAT:

Baik, kalau tidak ada, saya persilahkan lbu Menteri. Pak Dolfie mau nambahin sedikit, Bu ya.

Ir. DOLFIE OFP/F-PDIP/KOMISI XI:

Terima kasih, Pimpinan. Terkait dengan usul Pemerintah tadi untuk 1,6 yang akan dipakai untuk mengurangi defisit

kalau kita lihat dari skenario Pemerintah didalam rencana mengurangi defisit itu kan satu itu melalui pembiayaan dalam negeri, satu melalui pembiayaan luar negeri. Pembiayaan dalam negeri utamanya adalah menerbitkan surat berharga negara hampir 134 triliun lebih. Pembiayaan luar negeri itu melakukan penarikan pinjaman luar negeri 55,9 triliun. Rencana Pemerintah itu nanti 1,6 itu dimana, di surat berharganya atau penarikan pinjaman luar negerinya. lni tolong kami dijelaskan kembali.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, kalau tidak ada lagi saya persilahkan, Bu.

PEMERINTAH/ANNY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Baik, terima kasih.

Bapak/lbu sekalian,

13

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Jadi begini Bapak, kondisi krisis tahun ini 2011-2012 ini agak unik berbeda dengan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Kalau yang terjadi sekarang ini terjadi lebih bersumber dari di pasar financial Pak. Kalau terjadi dipasar financial itu biasanya implikasinya nanti kepada likuiditas. Jadi sebagai contoh bahwa negara-negara maju ini sudah mengalami problem di struktur anggarannya dimana defisitnya luar biasa tinggi kemudian beban utang dinegara-negara maju juga luar biasa tinggi dan itu menyebabkan mereka melakukan semacam penghematan atau review kembali atau struktur belanjanya. lmplikasinya adalah tentunya negara-negara maju ini akan berupaya mencari pembiayaan menutup struktur APBN nya. Bagaimana implikasinya kepada negara berkembang tentunya emerging market kalau negara-negara ini kemudian melakukan konsolidasi didalam anggaran pendapatan belanja negaranya maka likuiditas kepada negara-negara emerging market itu juga pasti akan terkoreksi.

Berikutnya adalah implikasinya surat berharga itu akan banyak diterbitkan tidak hanya dinegara maju tapi juga kemungkinan di emerging market yang membutuhkan pendanaan dari pembiayaan tentunya kalau supply dari obligasi bertambah sementara demand nya ada adalah yang itu-itu saja investornya maka implikasinya adalah surat berharga ini menjadi mahal. Sehingga yealt yang harus dibayarkan Pemerintah untuk mendanai defisit belanjanya tentunya menjadi dalam hitungan mungkin kalau Bapak/lbu punya corporasi itu menjadi tidak visible baik secara financial maupun secara ekonomi. Jadi atas pertimbangan itu Bapak/lbu sekalian maka Pemerintah memutuskan untuk mengurangi defisit sebesar 1,6 triliun ini adalah dalam konteks menjaga kehati­hatian dari fiskal policy kita. Kemudian Bapak/lbu hari-hari terakhir ini sebetulnya ekonomi kita makin terbuka makin terkoneksi sehingga demam yang terjadi dinegara lain mungkin baru demam itu bisa implikasinya ke negara-negara lain itu menjadi sangat cepat sehingga hal-hal ini yang perlu kita jaga termasuk juga bahwa resiko krisis di Eropa even Bapak tadi Bapak sampaikan sudah ada hal-hal yang dilakukan oleh Bank Central di Eropa ataupun defat pada prinsipnya banyak analis mengatakan belum cukup untuk memperbaiki ekonomi Amerika dan Eropa selama 2 tahun ini. Dengan kata lain bahwa resesi 2011-2012 diperkirakan jauh lebih dalam dari resesi dunia pada tahun 1998 dan 2008. Oleh karena itu tidak kami sampaikan Bapak/lbu sekalian dengan mempertimbangkan segala resikonya kemudian juga mempertimbangkan bahwa seluruh negara sedang konsolidasi juga kaitannya juga dengan mengurangi defisit belanja di masing-masing negara tersebut maka kiranya kami mohon untuk disetujui utamanya Bapak/lbu dari Fraksi Golkar karena saya lihat tadi hampir seluruh fraksi sebetulnya sudah menyetujui untuk Pemerintah menggunakan 1,6 triliun ini untuk mengurangi devisit. Bapak/lbu pasti selalu akan ada pro-kon pasti akan selalu ada pertanyaan tapi kami datang dengan keterbukaan kami datang dengan permohonan untuk Bapak/lbu mensupport karena ini negara kita bersama rakyat kita bersama tentunya pasti kami juga berfikir yang terbaik untuk bangsa dan negara sama seperti yang Bapak/lbu fikirkan. Terima kasih mudah-mudahan setelah ini Bapak langsung ketok karena Golkar akan bersepakat dengan kami karena saya lihat Pak Agun juga sudah senyum, Pak Melky senyum itu tanda-tanda baik dengan mengucap Bismillah mudah-mudahan disetujui.

Terima kasih, Pak Melky.

KETUA RAPAT:

Oya Pak Dolfie punya pertanyaan, Bu.

PEMERINTAH/ANNY RATNAWATY/WAMENKEU:

Bapak, nanti ini akan di link untuk pengurangan pinjaman program yang dari EDP sekitar 150 juta US dollar karena kemungkinan tidak bisa direalisasikan karena memang negara-negara maju sekarang juga lagi mengkosolidasi seluruh bantuannya kepada negara-negara lain. Jadi saya mohon dengan sangat Bapak mungkin penjelasannya nanti kalau ditanya lagi yang lain kita bisa jadi panjang tapi Pak Agun sudah ada tanda-tandanya jadi saya berbahagia, terima kasih Bapak.

14

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Pak Agun.

Ors. H. ROEM KONO/F·PG/KOMISI V:

Bu, saya hanya sedikit saja, tolong di exercise saja dulu kalau 1,6 triliun itu terpakai untuk pembangunan rakyat kecil, kira-kira pertumbuhan ekonomi kita bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi atau tidak. Dari 6,7 minimal turun 6,6 sekian kan bisa begitu kemudian kita kalau kita kan maunya uang itu dibelanjakan untuk rakyat kalau lbu kan butuh disimpan inikan berbalik kan gitu ya. Apakah ini mempengaruhi pertumbuhan kita dengan menyimpan uang itu pertumbuhan ekonomi kita bisa bertahan 6,7 atau sebaliknya. Kalau kita belanjakan sehingga pertumbuhan 6,7 ini melambat penurunannya seperti lbu bilang tadi. Karena gubernur bicara bahwa negara kita mental ekonominya kuat, ini kuat semua kuat, segala macam sehat tapi tiba-tiba jadi sakit jadi flu, jadi kena flu kita. Jadi saya kira ini kita prinsipnya setuju kita dukung tapi kita yang jelas supaya kita pertanggungjawaban kepada rakyat juga ada berhari-hari kita bekerja disini untuk kepentingan rakyat tidak ada untuk kepentingan kita Lillahi Ta'ala jadi ini penting Bu, karena kita disumpah untuk kepentingan rakyat.

Demikian.

Ors. AGUN GUNANJAR SUOARSAIF·PG/KOMISI II:

Saya dulu Pak ya. Bu Anny, saya tersenyum artinya saya menghargai dan saya mengerti memahami apa yang

lbu sampaikan tentang kondisi ekonomi global, krisis yang terjadi di Eropa, di Amerika akan membawa dampak persoalan Amerika membawa dampak ke China, ke Jepang, Asia, kami sangat paham mengertilah kondisi-kondisi itu. Namun yang menjadi persoalan buat kami kalau pada posisi defisit anggaran kita itu pada angka yang mungkin diatas 1,5 itu mungkin kami bisa menerima argumen­argument itu, 2 misalkan defisit anggaran kita. lni kan pada point 1,5 relatif dengan kondisi perbankan kita pertumbuhan perekonomian kita sampai hari ini kondisinya. ltu yang pertama. Yang kedua, angka 0,02 ini menurut hemat saya dengan kumlatif 1,6 triliun itu saya lebih pada pilihan justru akan semakin baik perekonomian kita karena itu tidak berdampak menurut saya karena tingkat defisit anggaran kita itu pada angka 1,5 sangat konservatif sebetulnya itu. Justru menurut asumsi saya perekonomian nasional kita justru akan jauh semakin baik dan pengalaman kita pernah lakukan seperti yang dikatakan oleh Pak Kahar justru 1,6 ini menurut saya sangat berarti sangat berharga uang 1,6 itu karena akan ada berkolerasi dengan penyerapan tenaga kerja. Pengangguran, itu akan berdampak 1 ,6 itu dibelanjakan. Bayangkan misalkan kalau dibelanjakan dalam rangka upaya mengantisipasi wilayah perbatasan dibangun disana akan ada dampaknya itu untuk infrastruktur yang lain-lainnya itu luar biasa 1,6 triliun itu apabila dibandingkan dengan pengurangan defisit anggaran yang cuma 0,02 itu saja itu logika itu yang dalam benak pemikiran kami ini soal yang mungkin soal pilihan kebijakan Pak Ketua, ya sampai hari ini mohon maaf Bu Anny tanpa ada maksud apapun ya posisi kami masih tetap sama Pak sama seperti Pemerintah dan saya hormati pendapat dari fraksi-fraksi lain teman sejawat seperjuangan ketika menyetujui 2,5 juta kilo liter kami tetap pada angka 4 juta kilo liter makanya kami memberikan minder hands nota. Persoalan optimalisasi 1,6 yang dialokasikan untuk defisit anggaran mohon maaf fraksi kami masih tetap pada pilihan itu Pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Tadi Pak Ecky dulu ya, lbu Anggie. Pak Ecky.

15

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

H. ECKY AWAL MUCHARAM, SE/F-PKS/KOMISI VI:

Baik, saya mau tanya untuk APBNP di estimasi realisasinya berapa sih nanti saldonya berapa kan kayaknya masih banyak itu lebih dari 1,6 triliun itu. Kemudian misalnya 2012 beberapa tahun lalu ketika dalam kondisi terdesak Pemerintah mengeluarkan kebijakan memotong anggaran belanja rutin perjalanan dinas, belanja rutin, belanja rutin yang lain yang tidak efektif dalam rangka efisiensi anggaran itu saja jumlahnya sudah triliunan sebetulnya. Hal yang sama saya rasa bisa dilakukan sewaktu saya jadi masih PNS itu bu, sampai ada yang berani waktu itu 50% tengah tahun 50% anggaran mata 4 dulu kalau tidak salah 410 ya, 410 sama 250 dipotong 50% itu triliunan itu dan kita tahu postur belanja yang diajukan oleh Pemerintah kemarin dilihat kita banyak belanja rutin non modal yang sebetulnya aktiviti kita juga karena pendalaman tentu tidak mungkin dilakukan dikomisi secara efektif sebagaimana yang diketahui oleh Pemerintah itu masih bisa diefisiensikan dan itu jagonya orang Menteri Keuangan. ltu sudah triliunan rupiah itu pun sudah bisa menutup defisit. Jadi saya yakin strategi-strategi itu sudah dimiliki sebetulnya dan akan dilakukan. Jadi mungkin itu pandangan saya lbu Menteri.

KETUA RAPAT:

lbu Anggie.

ANGELINA SONDAKH, SE/F-PD/KOMISI X:

Terima kasih, Pimpinan. Kami tentunya sangat menghargai diskusi dan pendapat dari teman-teman namun kami juga

melihat bahwa penjelasan Pemerintah itu sudah sangat memadai untuk memberikan penekanan kepada pertanyaan daripada teman-teman. Apalagi tadi mungkin Pimpinan sudah sempat menawarkan kepada fraksi-fraksi untuk memberikan pandangannya dan sebagian besar fraksi menyetujui. Pemerintah pun sebenarnya sudah tadi berkali-kali mengajukan permohonan dengan segala keterbukaan sehingga kalau kami boleh usul Ketua, untuk usulan dari teman-teman Golkar itu bisa dijadikan catatan sehingga juga bisa diambil kesimpulan karena kan sudah di rolling dari fraksi yang terkecil sampai fraksi yang terbesar. lni tanpa mengurangi rasa hormat kami terhadap argumentasi daripada teman-teman Golkar khususnya yang memang tadi juga banyak memberi banyak pertanyaan yang sudah sebenarnya dijawab sama Bu Wamen dan juga sudah dijelaskan dari Bu Wamen bahwa diskusi kalau dijawab lagi pertanyaannya pasti akan berkembang terus sehingga bagaimana kalau diskusi yang disampaikan Golkar itu bisa dijadikan catatan sementara kita bisa mengambil kesimpulan.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Baik, usulannya mau Bu dibuat catatan? Minder hands nota. Silahkan Bu.

PEMERINTAH/ANNY RA TNAWATY/WAMENKEU: •

Bapak, mungkin saya menyarankan tidak selalu minder hands nota kita ini pada dasarnya sudah bicara dengan sangat-sangat terbuka dengan segala argumentasinya jadi ada kesepakatan bersama tentunya menjadi keinginan dari Pemerintah dan juga keinginan dari Badan Anggaran secara bersama-sama. Tapi kami sampaikan saja Bapak faktanya bahwa sebetulnya dengan mengurangi 1,6 triliun kepada pengurangan defisit itu sebetulnya kami sudah mengkoreksinya dengan pinjaman program yang kemungkinan besar tidak dapat direalisasi karena memang tidak, mungkin tidak

16

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

dicairkan oleh negara donor. Jadi ini sudah mempertimbangkan itu juga. Kemudian kalau kita lihat catatan belanja Bapak/lbu sekalian, APBN 2011 itu diposisinya 1.320 triliun tahun ini dan 2012 itu sudah diposisi 1.435 triliun. Jadi sudah ada kenaikan yang signifikan dari sisi belanja. Kemudian Bapak tadi juga pertanyaan Pak Ecky penghematan belanja kami sudah lakukan Pak based linenya itu dengan based line penghematan belanja yang di APBNP. Jadi pada dasarnya semua sudah kami lakukan untuk mempersiapkan APBN kita ini menjadi APBN yang juga memberikan sinyal positif kepada investor. lni ada baiknya juga bahwa sinyal ada respon dari kita ada optimasi yang juga digunakan untuk pengurangan defisit ini juga menunjukan bahwa anggaran belanja ini disusun dengan prinsip kehati-hatian. Dari segala sisi itulah kami mohon kiranya kalaupun ada catatan mungkin tidak dalam bentuk minder hands nota hanya sebagai catatan bahwa Partai Golkar sebetulnya menginginkan tapi dengan sekali lagi Bapak kami sudah jelaskan segala argumentasinya ada baiknya mungkin pada saat ini bisa diambil kesepakatan penuh bahwa Partai Golkar juga mendukung usulan Pemerintah karena dari 11 ,6 triliun yang optimasi sebetulnya hanya sekitar 1 ,6 triliun yang digunakan untuk mengurangi defisit belanja. Dan itu pun sebetulnya sudah mempertimbangkan tax ratio yang sangat tinggi tahun depan, economi growth yang harus dikoreksi bukan kami tidak ingin mengkoreksi Pak karena isu mengenai koreksi economi growth ini juga makin mengeras pada minggu-minggu terakhir ini. Jadi mohon kiranya Pak Melky dengan Pimpinan Banggar yang lain Pak Tamsil, Pak Mirwan mungkin Pak Olly, walaupun Pak Olly pakai indra keenam disana mendengarkan diskusi ini jadi kira­kira bisa disetujui usulan Pemerintah ini tanpa catatan dari Partai Golkar.

Terima kasih, Bapak.

KETUA RAPAT:

Bagaimana Pak Agun, ini sebetulnya game nya tadinya minta 2 sudah dikasih 1 jadi artinya ada yang diberi ada yang ditarik. Jadi kalau misalnya bisa kita sepakati kan dalam hidup ini take and give pasti ada. Ada yang kita minta ada yang kita terima jadi kalau tetap bersikeras begini akan banyak catatan didalam APBN kita ini, itu menurut hemat kami.

Ors. AGUN GUNANJAR SUDARSA/F-PG/KOMISI II:

Pak Ketua, ini kan bukan persoalan Pak Agun, jangan lalu persoalan ini persoalan Pak Agun. Saya ini kan Anggota Fraksi yang tentunya juga saya belum mendengar juga suara Pak Yarris, Pak Kahar. Jadi artinya kami tetap berkeinginan dengan niat yang baik kami juga tidak ingin APBN ini penuh dengan minder hands nota dari Fraksi Golkar. Makanya kami terhadap persetujuan 2 koma juta kilo liter juga memberi catatan tetap masih dibuka ruang untuk sampai pembicaraan tingkat II artinya apakah minder hands nota itu akan seterusnya ada, apakah akan hilang kan nanti di pembicaraan tingkat II apakah kita akan menarik minder hands nota itu. Saya pikir kondisinya disamakan saja Pak Ketua, jadi kami tidak keberatan untuk ini disetujui kalau defisit anggaran 1 ,6 tapi tetap kami masih memberikan minder hands nota dan mohon kiranya ruang pembicaraan tentang 1 ,6 yang masuk ke defisit anggaran ini masih tetap terbuka sampai dengan pengambilan keputusan di tingkat II artinya kita lihat lah nanti perkembangannya apakah masih tetap minder hands nota kami masih tetap ada atau tidak kita lihat perkembangan berikutnya karena kami juga akan melakukan langkah-langkah berikutnya untuk menuntaskan menyelesaikan persoalan itu Pak Ketua sesuai dengan mekanisme fraksi diinternal kami.

Saya kira demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Yoris.

17

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

WK. KETUA/T AMSIL LINRUNG/F·PKS:

Atau saya dulu sedikit, saya juga saya pikir sejalan dengan Pemerintah kalau bisa tidak ada minder hands nota tapi memang sebenarnya saya juga berfikir jangan terkesan bahwa penurunan defisit ini hanya sekedar pemanis saja tetapi memang punya makna yang substantive karena itu tadinya saya pernah berfikir sebenarnya dan pernah tersampaikan di beberapa kawan-kawan bahwa pengurangan defisit ini ya memang kalau bisa ke hal yang sangat terekat di karena itu bukan 0,02 yang harus kita kurang tapi bagaimana kita mengurangi 0, 1 sehingga kelihatan sekali itu dampaknya. Jadi bukan menjadi 1,5 tapi 1,4 itu baru kelihatan sangat berarti. Kalau sekedar pemanis saja mungkin 0,02 bahkan barangkail 0,01 saja sehingga bukan 1,6 tapi 800 saja yang dikurangi kalau sekedar itu. Tapi kan kita ingin yang punya ukuran-ukuran yang sangat berarti. Kalau saya tadinya ingin progresik betul atau ada ukuran-ukuran yang berarti tadi itu. Dan saya kira ini yang diharapkan oleh kawan-kawan dari Golkar kalau itu sangat berarti yang oke saya pikir seperti itu. Tapi apapun keputusannya kalau bisa tidak ada minder hands nota disini tapi kita putuskan secara bersama, saya kira begitu Pimpinan. Tapi kalau memang belum bisa putus ya kita kembali harus apakah seperti tawaran lbu Angie tadi atau kita skors untuk mendapatkan suatu keputusan yang bulat saya berharap seperti itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Yoris mau bicara? Pak Kahar. Tadi Pak Agun soalnya nyebut, Pak Yoris belum makanya saya tawarin, silahkan.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Pak Yoris nyuruh saya bicara sedikit kalau tidak ya dianggap tidak perlu ya tidak usah. Jadi kan begini sikap Partai Golkar sudah disampaikan Pak Agun dan Pak Agun menyilahkan forum untuk membuat keputusan dengan minder hands nota. Minder hands nota bisa saja tidak ada kalau pada saat kan ada pendapat mini fraksi nanti, dan kalau disitu tidak tuntas kan ada pengambilan keputusan tingkat II pada saat Paripurna. Jadi itu. Jadi sementara ini kalau mau jalan silahkan jalan nanti resminya pada pengambilan keputusan tingkat I pada Raker kita menentukan rumusan APBN. Pada tingkat II ketok palu di Paripurna kalau memang cuaca bagus barangkali ada yang berubah-ubah. Kalau cuacanya tidak bagus itu jalan terus gitulah kira-kira. ltulah kira-kira yang disampaikan Pak Agun tadi itu saja. Sebab kalau kita mau berteori panjang jadi tidak usah berteori lagi kita ambil keputusan saja yang keputusannya ya hari ini kalau Pak Agun katakan tadi itu minder hands nota. Saya kira itu Pak.

KETUA RAPAT:

Ya, jadi minder hands nota itu.

YORRYS RAWEYAl/F-PG/KOMISI I:

Terima kasih, Pimpinan.

Teman-teman, lbu Wamen.

Saya pikir sesuai dengan undangan kita mulai kan jam 7 kita tunggu sampai setengah 10 dengan keyakian bahwa Pemerintah dan Pimpinan sudah melakukan pendekatan yang cukup lama entah benar entah tidak kita tidak tahu. Cuma yang kita pahami bahwa masuknya berbarengan berarti kan ada sesuatu disana. Keyakinan kita bahwa sampai disini akan menjadi forum formalitas

18

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

persetujuan itu. Tetapi ternyata mungkin apa yang dihasilkan disana Pak Melky sama Pak Fayakhun kurang lobynya sama Pak Agun ini akhirnya Pak Agun jalan sendiri mungkin. Tapi oke saya pikir berpikir begini apakah kita tidak mencari suatu jalan tengah dalam arti kita skors lagi internal fraksi kurang lebih tidak usah terlalu lama karena sekarang sudah jam 11 kita belum bagi Panja Pusat sama Daerah. Sebab memang Pimpinan tadi mengantar dari awal ini kan langsung membuka ruang tanpa ada konsultasi saya tidak tahu mungkin konsultasi melalui telepati lebih canggih tapi ternyata cair juga dilapangan ini. Mungkin kalau mau kita skors 10 menit atau 5 menit khususnya bagi Partai Golkar untuk bisa kumpul karena kita cukup banyak sekarang ada 12 orang ini Bu, Partai Golkar. Dan selama ini perlu kita pahami bahwa yang paling solid itu Golkar, makanya apa yang dikatakan juru bicara kita Pak Agun agak bertentangan dengan Pak Melky tapi dialah yang membawa suara Golkar. Jadi saya pikir mungkin diskors saja Pak Melky khusus buat kita kumpul saja 5 menit kedepan langsung kita mulai dengan harapan tentunya ada hasil yang menggembirakan bagi semua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Jadi Pak Voris, saya ingin sampaikan bahwa saya selalu ingin terbuka, saya tidak pernah mau ada konsultasi atau diputuskan Anggota tidak tahu. Justru ini saya ingin terbuka silahkan saja ini forumnya jadi bukan forum Pimpinan dengan Kementerian terus datang terus langsung putus itu juga tidak sehat. Kita harus kembalikan kepada jalur yang benar. Jadi inilah kalau memang forumnya ini kita skors dulu ya 5-10 menit kita cari jalan keluarnya. Bisa setuju ya.

{RAPAT DISKORS PUKUL 23.05 WIB)

Skar saya cabut dan rapat saya nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 23.15 WIB)

lbu Menteri beserta jajaran, Bapak-bapak dan ibu anggota Badan Anggara yang saya hormati.

Fraksi Golkar sudah melakukan konsolidasi, oleh karena itu kami persilakan kepada Fraksi Golkar untuk menyampaikan hasil kesepakatan yang telah dicapai tadi. Kami persilakan.

Ors. AGUN GUNANJAR SUDARSA/F-PG/KOMISI II:

T erima kasih Pimpinan.

Assa/amu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semoga apa yang kami sampaikan ini dan saya yakin apa yang kami sampaikan ini kita akan tetap berjalan dan target waktu yang akan disepakati sesuai dengan Undang Undang MD3 bahwa di akhir bukan Oktober ini lnsya Allah APBN kita akan bisa kita selesaikan. Oleh karena itu apa yang kami sampaikan nanti tidak dimaksudkan semata-mata untuk menjadi sesuatu yang luar biasa karena sesungguhnya yang ingin kami sampaikan itu adalah sesuatu yang lumrah, sesuatu yang terbiasa dan kita harus terbiasa dengan keperbedaan diantara kita. kalau Majelis Hakim saja ada discenting opinion itu biasa yang terpenting semuanya berjalan dan tidak karena faktor itu membuat kemacetan kan tidak

19

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

juga, karena faktor itu membuat kita tidak berjalan kan tidak juga kecuali membuat kemacetan, kami tetap berada di ruangan ini, kami tidak walk out, kami tidak keluar ruangan, kami tetap ikut bertanggung jawab karena ini bagian dari tanggung jawab kita semua terhadap kepentingan rakyat yang harus kita jalankan amanah tersebut.

Nah oleh karena itu lbu Menteri dengan segenap jajarannya yang saya hormati dan rekan­rekan anggota Banggar dari seluruh fraksi, Fraksi Partai Golkar setelah kami mengadakan pertemuan pada akhirnya menyepakati bahwa terhadap optimalisasi netto sebesar 11 ,6 triliun terhadap usulan Pemerintah yang masih diperbincangkan yaitu 1 ,6 triliun untuk mengurangi defisit anggaran yang nilainya sesungguhnya hanya 0,02, Fraksi Partai Golkar mengambil sikap sebagai berikut.

Yang pertama, kami dapat menerima kesepakatan 1 ,6 untuk defisit anggaran ini agar tidak menghambat jalannya pembahasan karena kita akan melangkah lebih jauh kepada pembelanjaan baik itu pusat dan daerah dengan memberikan minder heads nota artinya minder heads nota ini adalah sesuatu yang dalam proses demokrasi adalah sesuatu yang biasa karena itu adalah sejarah perjalanan aspirasi yang diperjuangkan oleh kami, mohon sikap kami ini juga bisa diterimakan, bisa dipahami dan dimengerti oleh Pemerintah terutama dan juga kepada fraksi-fraksi lain karena kami tetap dengan niat baik. Kami juga akan terus berkonsultasi dengan Pimpinan fraksi kami, kami juga akan terus berkonsultasi dengan pimpinan partai kami, lnsya Allah mudah-mudahan pada waktunya katakanlah pada waktu pembicaraan di Tingkat 1 atau mungkin di pembicaraan Tingkat II kami juga tetap dengan tekad semangat yang kuat untuk tidak memberikan minder heads nota pada saat pengambilan keputusan itu harus dilakukan. Jadi biar lah ini berjalan dulu bu, artinya kita bisa melangkah ke depan, toh masih ada ruang kesempatan untuk membicarakan itu ke depan.

Demikian pandangan dari Fraksi Golkar Pak.

Teri ma kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik, Bu Any silakan.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Baik bapak.

Pemerintah pada dasarnya bisa memahami tetapi sebagai catatan bapak kalau sifatnya minder heads nota berarti yang 1 ,6 triliun tidak bisa dibahas didalam Panja Belanja, itu saja, dan itu artinya kalau nanti Fraksi Golkar mencabutnya pada apa namanya kedua karena kan minder heads nota itu berarti belum menggantung Pak, lain dengan minder heads nota yang kemarin karena yang kemarin kan akan diputuskan kembali didalam APBNP tidak akan dieksekusi, sementara yang 1.6 T ini tentunya kalau nanti akan dibahas di Panja Belanja harus jelas alokasinya kepada kementerian mana di komisi mana dan itu tentunya perlu pembahasan didalam komisi terkait didalam persetujuan untuk pencatatan demi governance yang baik. Jadi ini konsekuensi dari legalnya kami pada saat Pemerintah bersepakat saja kalau memang itu akan dilakukan minder heads nota untuk yang 1 ,6 triliun.

KETUA RAPAT:

Baik bagaimana Pak Agun? Jadi ..

Dr. Ir. WAYAN KOSTER,MM/F·PDIP/KOMISI X:

20

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

Dr. Ir. WA YAN KOSTER,MM/F-PDIP/KOMISI X:

Pemahaman yang terhadap apa yang disampaikan oleh kawan-kawan Fraksi Golkar yang terakhir dengan usulan Pemerintah dan juga pendapat fraksi lain pada prinsipnya kan Fraksi Golkar itu menyetujui hanya ada beberapa catata, itu artinya ini bisa jalan, yang 1 ,6 itu bisa diproses dalam Panja Belanja sudah gitu bukan matang ini, pemahaman saya begitu, begitu enggak Pak?

Ors. AGUN GUNANJAR SUDARSA/F-PG/KOMISI 11:

Sama Pak.

KETUA RAPAT:

Jadi 1 ,6 itu disetujui Cuma ada minder heads nota jadi bukannya tidak disetujui, bisa dipahami bu pemahaman ini bu? Bisa yang bu ya.

Baik, jadi bapak ibu sekalian, kita sudah sepakat bahwa dari optimalisasi netto 11 ,6, 1 ,6 dipakai untuk penurunan defisit anggaran dengan ada catatan dari Fraksi Partai Golkar akan di tetap dibawa ruang diskusi pembahasan sampai ke Tingkat II, sebelum pengambilan keputusan di Paripurna. Gitu ya Pak Agun ya catatannya. Bisa disetujui bu?

WAKIL KETUA/T AMSIL LINRUNG/F-PKS:

Saya saya sedikit,

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

WAKIL KETUA/T AMSIL LINRUNG/F-PKS:

Saya masih agak terganggu sedikit dengan ini artinya meskipun saya tidak bisa pada akhirnya kalau memang itu menjadi keputusan tapi saya hanya ini bertanya ke Pemerintah apakah tetap kukuh pada pendirian bahwa 1, 6 ini tidak memungkinkan untuk sama sekali tidak digunakan didalam penurunan defisit itu. Saya sungguh-sungguh ini berharap bahwa ini tidak ada minder heads nota tapi kuncinya sekarang ada di Pemerintah, kalau sekiranya itu yang sebahagian besarnya juga tadi sebenarnya menerima itu, bukan karena alasan yang sangat kuat tetapi sesungguhnya saya melihat bahwa didalam forum ini juga banyak yang menginginkan sebenarnya itu memang untuk tidak dialokasikan dalam bentuk penurunan itu tetapi kalau terpaksa ya memang harus ada diantara kita ini satu fraksi yang harus memberikan minder heads nota itu kita bisa terima apa boleh buat tapi kalau sekiranya hanya ada jalan tengah yang lain atau memang Pemerintah kemudian yang mengalah sehingga ini sama sekali tidak perlu lagi ada minder heads nota saya kira itu akan lebih baik bu.

21

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Mau ditanggapi bu?

PEMERINTAH/ANY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

Baik bapak.

Pada dasarnya sebetulnya kami dari posisi awal, tentunya ada argumen bapak ketika kami mengusulkan untuk ada di resiko fiskal eh untuk mengurangi defisit di 1 ,6 triliun dan kami juga pahami tadi dari diskusi memang ada kebutuhan yang besar, sebetulnya bapak kalau kami menawarkan kami, kita masih punya mekanisme APBNP, tidak juga belanja akah habis di Semester I itu pengalaman kami, jadi kebutuhan-kebutuhan itu biasanya juga tidak habis didalam satu semester, catatan kami itu biasanya Semester I surplus kasnya masih luar biasa besar, kita masih punya mekanisme APBNP apakah tidak dipertimbangkan nanti alokasi-alokasinya untuk dibicarakan kembali didalam APBNP karena toh kita sama-sama melihat kalau memang ekonominya tidak seburuk yang diperkirakan tentu masih akan terbuka ruang yang lebih besar didalam mekanisme APBNP. Jadi kami menawarkan solusi itu bapak tapi untuk diperkenankan tadi catatannya kalau boleh dihilangkan kan mungkin ada bagusnya juga, tidak terlalu banyak minder heads nota begitu didalam banyak catatan APBN. Walaupun mungkin ini sesuatu yang bisa kita pahami bersama tapi ini adalah kesepakatan antara Pemerintah dan Badan Anggaran khususnya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Mohan itu Pak Melky kalau memang diperkenankan itu sebagai jawaban terakhir kami, karena tadi Pak Melky juga menyampaikan kita kan tentunya tidak selalu sedikit-sedikit harus konsultasi ke atas Pak, lucu juga untuk hal-hal seperti ini kita berkali-kali ini soal teknis sebetulnya tapi kami tawarkan apabila diperkenankan nanti dimekanisme APBNP masih ada solusi untuk bisa dibicarakan kembali dan biasanya di APBNP itu selalu akan juga ada kaitannya dengan belanja.

ltu saja bapak.

KETUA RAPAT:

Baik, silakan bapak.

Ors. AGUN GUNANJAR SUDARSAIF·PG/KOMISI II:

Saya rasa terakhir mungkin Bu Any ya Bu Wakil Menteri, jadi minder heads nota itu kan catatan, catatan atas perbedaan dalam pengambilan keputusan minder head, jadi artinya apa yang diputuskan itu berjalan, 1 ,6 masuk untuk pengurangan cadangan defisit efektif berjalan itu masukan, namun dalam pengambilan riwayat sejarah perjalanan itu ada fraksi yang memberikan catatan namanya minder heads nota atas persetujuan. Jadi menurut saya itu enggak menganggu, enggak menghambat, silakan berjalan dan lnsya Allah bu ya biarlah ini berjalan, toh saya juga saya mengatakan tadi juga kami sepakat ya kami akan terus berkonsultasi dengan pimpinan fraksi, dengan pimpinan partai, toh masih ada pembicaraan Tingkat I pengambilan keputusan yang ada. Tekad niat kami semua tadi sama, kita juga ingin undang-undang ini mulus tanpa ada minder heads nota, doakan juga untuk kami bisa meyakinkan kepada pimpinan.

T erima kasih

22

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Ya jadi Bu Any enggak usah terlalu khawatir, ini masih tanggal 28 masih 2 minggu, kalau biasanya kan semakin lama kan semakin cair gitu, jadi bagusnya kita sepakati karena prinsipnya sudah disetujui itu ya nanti perjalanan itu kita akan bahas lagi kan masih ada lagi forum-forum yang lain, jadi bisa disetujui ya bapak ibu sekalian ya? jadi 1,6 digunakan untuk pengurangan defisit anggaran.

(RAPAT: SETUJU)

Baik bapak ibu sekalian, kita masuk untuk ..

PEMERINTAH/ANY RATNAWATY/WAMENKEU:

Saya mau menannyakan kemudian yang 8 triliun tadi sisanya itu apakah akan seluruhnya ke Belanja Pusat ataukah ada belanja pusat dan daerah sebelum nanti dilakukan apa namanya pembahasan di Panja Belanja B dan C.

KETUA RAPAT:

Baik bu Wamen, kemarin kita sudah melakukan rapat internal yang diwakili oleh masing­masing poksi, ada beberapa kesimpulan, kesimpulan adalah dari hasil optimalisasi netto sebesar 11,6 triliun hasil pembahasan Panja Asumsi Dasar, Pendapatan Defisit dan Pembiayaan tidak dialokasikan untuk dana penyesuaian, jadi ini karena kemarin kan belum ada pembahasan yang dipakai untuk pengurangan defisit anggaran, jadi intinya adalah untuk APBN Tahun 2012 tidak dialokasikan untuk dana penyesuaian, jadi lebih semua dialokasikan ke Belanja Pusat.

Yang kedua adalah hasil optimalisasi netto tersebut dialokasikan untuk Belanja Pemerintah Pusat, untuk belanja kementerian dan lembaga didasarkan pada usulan dari Komisi I sampai dengan Komisi XI DPR RI yang sudah dibahas bersama Pemerintah di masing-masing komisi.

Yang ketiga, anggaran pendidikan sebesar 1,3 trilun yang merupakan bagian dari pengeluaran otomatis sebesar 7,8 triliun dan tambahan anggaran pendidikan sebagai alat, akibat pengeluaran otomatis dari optimalisasi netto 11,6 triliun tidak dialokasikan untuk transfer ke daerah melainkan untuk pendidikan tinggi negeri dan swasta, disini karena kita melihat bahwa transfer daerah atau pendidikan juga sampai sekarang daya serapnya masih rendah bu baik dari APBN 2010 dan 2011 masih banyak yang belum terserap sementara kebutuhan untuk pendidikan tinggi baik itu negeri maupun swasta itu juga cukup besar makanya dialokasikan ke tingkat Belanja Pusat bukan di Transfer Daerah.

Terus yang keempat adalah Pemerintah diminta membuat review atau kajian tentang dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah dan disampaikan Pemerintah pada saat pembahasan RUU tentang Perubahan APBN Tahun Anggaran 2012.

Jadi itu kesepakatan yang kita capai bu kemarin, saya ingin pendapat dari Pemerintah terhadap kesepakatan ini.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Baik Bapak.

Kami mohon kalau boleh posturnya di pampangkan dengan keputusan terakhir untuk bisa diketok bapak sehingga ada catatannya didalam seluruh prosesnya. Kemudian juga mohon kiranya di dalam catatan itu disampaikan bahwa kriteria pemanfaatan hasil optimalisasi di postur belanja dan pendidikan akan dibahas lebih lanjut di Panja Belanja Pusat karena tidak ada yang dilakukan di Panja Belanja Daerah, mohon itu juga menjadi catatan karena kami ingin seluruhnya terjaga tidak hanya dari

23

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

sisi Pemerintah sebetulnya, ini kami sebetulnya juga memikirkan bagaimana seluruh proses m1 dipandang public sebagai proses yang transparan karena ada kriterianya yang jelas. Sebagai kriteria umum kemarin sudah disampaikan pada saat Menteri Keuangan paparan pada raker yang lalu.

Bapak mungkin itu yang bisa ditambahkan didalam catatan yang tadi disampaikan oleh Bapak Pimpinan Banggar tapi mohon posturnya Pak kalau boleh nanti diketok satu-satu tinggal ini saja sehingga bisa disampaikan.

Ors. KAHAR MUZAKIRIF·PG/KOMISI X:

Saya bapak.

KETUA RAPAT:

lya silakan.

Ors. KAHAR MUZAKIRIF·PG/KOMISI X:

Jadi Bu Wamen, itu mengacu kepada Peraturan Perundang-undangan, kalau KIL itu kan tidak dibahas langsung disini diputuskan belanja KIL.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Maksud kami yang disampaikan ada kriteria umum yang harus disepakati, kan nanti tentunya ada guidance bahwa ini ada kaitannya dengan RPJMN RKP gitu hanya lebih apa namanya menjaga governance bahwa kemudian semua ada koridornya begitu, nanti komisi-komisi yang akan membahasnya tentunya dan kalau memang apa nama kiranya nanti kementerian lembaga belum sempat membahas itu dengan Pemerintah maka kesimpulan dari komisi tentunya harus diserahkan oleh kementerian lembaga yang bersangkutan kepada Pemerintah sebagai dokumen di sisi Pemerintah, itu juga menjadi catatan kami bapak, jadi supaya seluruhnya rapat, kami menghindari ada claim dari kementerian lembaga yang mengatakan kenapa Kementerian Keuangan memproses sementara tidak ada usulan dari kami, dari kementerian maksudnya begitu walaupun di komisinya sudah disepakati. lni kita bicara mengenai keterbukaan dan governance, jadi saya memikirkan semua dari sisi teknisnya Pak kebetulan saya pernah jadi Dirjen Anggaran dan saya mengalami banyak teman-teman ya akhirnya harus berurusan dengan banyak hal dan tentunya sebetulnya tidak kita inginkan dan juga tidak ada maksud apa-apa disana bapak, itu saja, jadi mohon, nanti detilnya Pak Pimpinan dan seluruh anggota Banggar bisa dibahas didalam Panja Belanja.

Terima kasih.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Pak Kahar belum selesai.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F·PG/KOMISI X:

Jadi memang kemarin-kemarin artinya sampai dengan APBNP itu ada yang itu enggak sesuai dengan peraturan perundang-undangan karena belanja kementerian artinya 20% anggaran pendidikan

24

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

itu dengan serta merta seolah-olah bisa diputuskan dijadikan belanja daerah. Nah kalau kita tanya di Transfer ke Daerah, dari postur yang disampaikan oleh Kementerian Diknas kepada kami itu ada 158 triliun dan itu pun tidak dibahas oleh Komisi X dijadikan dana penyeimbangan yang merupakan transfer daerah. Ada dua hal yang prinsip itu, yang pertama tidak pernah dibahas dengan komisi yang membidanginya, kedua isinya itu melanggar perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu untuk meluruskan itu saya mendukung apa yang ibu katakan, ini supaya governance-nya terjaga, prinsip governance terjaga itu menjaga sistem yang diatur oleh perundang-undangam, bukan lantas membuat aturan-aturan koridor-koridor yang justru itu menelikung aturan perundangan yang secara tertulis bisa kita baca secara jelas gitu, dari APBNP kan kita sudah bilang bahwa DAU pendidikan tidak ada, lantas di postur yang baru yang dibawa oleh Menteri Pendidikan itu ada 158 triliun yang jelas-jelas bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan. Oleh karena itu makanya tadi kita ingin ingatkan jangan sampai itu terjadi lagi karena ini sudah terbuka artinya itu, terbuka bahwasannya kita sudah sepakat sudah semua tahu bahwasannya anggaran kementerian dan lembaga itu diputuskan di rapat komisi itu bunyinya.

Nah kemudian berbicara tentang menukik sedikit lagi namanya transfer ke daerah itu kan belanja pusat yang didaerahkan, nah kalau belanja pusat kayak apa namanya belanja pendidikan itu nyaris tidak ada selain dari belanja mengikat yang di pusat, sudah didaerahkan semua, BOS didaerahkan, kebijakan belanja perguruan tinggi didaerahkan, belanja pembangunan ruang kelas didaerahkan, tidak ada yang dibelanjakan di pusat, kalau toh Menteri Keuangan atau Kementerian Keuangan ingin mencatatnya sebagai belanja yang di transfer ke daerah mungkin 90% dari 20% total belanja pendidikan sesuai Undang Undang Dasar itu sudah didaerahkan Cuma pembahasannya dan peruntukannya kemarin tidak dibicarakan dengan komisi, itu saja ingin saya sampaikan kepada Pimpinan.

Terima kasih.

H. ECKY AWAL MUCHARAM, SE/F-PKS/KOMISI VI:

Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

H. ECKY AWAL MUCHARAM, SE/F-PKS/KOMISI VI:

Saya selalu konsisten dengan governance, ini masalah mindset ibu, jadi kalau nah ada yang disampaikan baik menteri maupun wamen seolah-olah kalau pembahasan mengenai guide lines yang disampaikan oleh Pemerintah itu ikut governance tapi kalau ada sesuatu hasil optimalisasi kemudian dimasukan di KIL itu seolah-olah tidak governace gitu, perlu diketahui dan itu sudah diketahui bersama bahwa semua keputusan yang dibicarakan tambahan kekayaan itu, itu dibicarakan dengan KIL bahwa ibu punya sebagai Direktur Jenderal Anggaran punya ada pengakuan dari kementerian misalnya oo ini tidak dibahas apa tidak dibahas ini ujug-ujug begitu saya malah jadi heran, kenapa? Semua dokumen RKAKL itu ditandatangani oleh menteri dari hasil sebuah rapat kerja, pengalaman saya di Komisi XI atau di Komisi VI selalu demikian gitu dan itu setiap mengambil keputusannya dilakukan dalam kondisi rapat terbuka gitu. Jadi masalah prioritasnya yang mana apakah itu mungkin tidak ter ..... dan tidak ter ..... rencana kerja Pemerintah, bisa jadi demikian karena keputusan antara komisi dengan kementerian di masing-masing mitra itu dan komisi atas tambahan RKAKL itu disepakati bersama program­programnya dan itu terbuka seperti biasanya begitu dan dokementasi itu diajukan oleh kementerian dan kemudian ditandatangani bersama dengan Banggar di komisi tersebut dan pimpinan komisi, jadi dimana tidak governance-nya ya. Jadi tetap kita juga DPR tetap governance ya dibuktikan dengan

25

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

dokumentasi yang ada boleh di eek kembali kalau hasil rapat kerja dan tidak ditandantangani oleh pimpinan komisi serta Banggar komisi sebagian itu berarti anu menunjukan ada penumpang gelap begitu.

Jadi pengalaman ibu sebagai Direktur Jenderal Anggaran ya itu yang harus diteliti ya bukan berarti tidak ada governance dalam pengambilan keputusan di DPR, kan, jangan juga kita itu dikungkungi dengan guide lines yang demikian detil sebagaimana saya tidak memang belum dibicarakan kan tapi saya tidak setuju dengan guidance yang kemarin disampaikan oleh ada beberapa hal yang tidak setuju disampaikan oleh bapak oleh usulan yang disampaikan oleh pihak Pemerintah ya, karena pada prinsipnya pembahasan program, pembahasan alokasi anggaran di masing-masing kementerian dengan komisi itu lah kesepakatan bersama dari hasil dari sebuah penalaahan mana yang terbaik buat pembangunan bangsa ini.

Terima kasih.

Ors. H. ZULKARNAEN OJABAR/F·PG/KOMISI VIII:

Pimpinan pimpinan, belakang.

KETUA RAPAT:

Silakan.

Ors. H. ZULKARNAEN OJABARIF·PG/KOMISI VIII:

Terima kasih Pimpinan.

Saya kira seperti yang Pimpinan katakan bahwa untuk belanja tambahan dari optimalisasi ini utamanya digunakan untuk belanja pusat dalam pengertian untuk belanja kementerian dan lembaga saya kira acuannya sudah jelas baik dari MD3 maupun tata tertib DPR dimana masing-masing komisi sesuai dengan mitra kerjanya melakukan bahasan tentang masalah yang berhubungan dengan anggaran kementerian. Justru persoalan ini muncul khususnya dibidang pendidikan. Ada istilah penetapan-penetapan yang disetujui oleh Komite Pendidikan Nasional, Komite Pendidikan Nasional jelas-jelas bukan kementerian, bukan mitra kerja tetapi komite pendidikan nasional membatasi undang­undang untuk rapat kerja antar komisi terkait dengan kementerian, tidak boleh melakukan langkah­langkah yang sudah disetujui oleh Komite Pendidikan Nasiona. Raker jelas merupakan suatu institusi yang dapat mengambil keputusan karena raker itu adalah antara DPR dan Pemerintah, antara lain lbu Wakil Menteri, beberapa petunjuk atau arahan dari Komite Pendidikan Nasional misalnya ini menurut kami ini adalah wilayah Pemerintah, menuntaskan rehabilitasi gedung sekolah dasar dan Madrasah lbtidaiyah SMP dan Madrasah Tsanawiyah. Kami di raker kita mengenal sekolah itu sama saja semua, muka lbtidaiyah, sekolah non muslim dan sebagainya tergantung dari proporsinya, jangan ditutup pintu itu kalau kita melakukan hal-hal yang secara proporsional untuk kita kembangkan, ini silakan bagian daripada persoalan yang berkembang di Pemerintah tapi di raker kami DPR ini punya wawasan nasional wawasan kebangsaan, kita melihat nanti report-report yang ada dari hasil ya kunjungan kerja dari aspirasi yang berasal dari teman-teman, dari daerah dapilnya tentu itu ada peluang tapi kalau dikunci oleh Komite Pendidikan dan Komite Nasional Pendidikan ini tidak mitra kerja dari komisi terkait alangkah ironisya, itu adalah membuat batasan.

Kemudian ada kalimat yang secara tegas disini program yang kegiatan itu yang telah dibahas dan disetujui oleh Komite Pendidikan Nasional ini kan jelas-jelas tidak memberi ruang bagi DPR bagi raker untuk melakukan inovasi untuk menyampaikan aspirasi dan seterus dan seterusnya dan secara tegas artinya mengebiri MD3 tersebut.

26

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Jadi untuk itu Pimpinan, kami tegas saja menyebut bahwa anggaran pendidikan ini dimanfaatkan untuk kegiatan ini sesuai yang ditetapkan dalam rapat kerja antara DPR dan Pemerintah, titik. Apa yang berasal dari DPR dan Pemerintah, DPR melalui komisi terkait, Pemerintah berdasarkan kementerian terkait juga karena Komite Pendidikan Nasional ini sama sekali Bu Any tidak ada mitra kerjanya di DPR ini dan kami tidak pernah bertemu, apa yang disetujui oleh komite pendidikan. Jadi dengan demikian kita samakan saja persepsi dengan Undang Undang MD3 bahwa tambahan anggaran ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang ditetapkan oleh DPR bersama Pemerintah, titik, selesai dengan demikian maka kita tinggal tambahannya bersama mitra kerja kita masing-masing dan dengan hal demikian kita juga sekaligus bisa membuka ruang dimana antara DPR dan Pemerintah bisa bersinergi.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Ya jadi itu nanti besok kita bahas di Panja Belanja Pusat Pak, mengenai kriteria-kriteria ini dan di Belanja Pusat itu tidak bicara program.

Ors. H. ZULKARNAEN OJABAR/F-PG/KOMISI VIII:

Pimpinan, tadi saya merespon karena Bu Any mengangkat itu tentang kriteria-kriteria, ya jadi kita menunggu-nunggu untuk Belanja Pusat tetapi karena ada hal yang sudah diangkat dan kemudian Pak Kahar sudah menanggapi juga karena ada 2 komisi yang paling terkait disini adalah Komisi X dan Komisi VIII.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Ya itu nanti besok diperdalam lagi Pak, mau satu harian pun boleh Pak diperdalam itu.

Ors. AGUN GUNANJAR SUOARSA/F-PG/KOMISI II:

Saya boleh tambah sedikit.

KETUA RAPAT:

Silakan.

Ors. AGUN GUNANJAR SUOARSA/F-PG/KOMISI II:

Saya menyambung mungkin apa yang disampaikan oleh Pak Kahar dengan Pak Zulkarnain Djabar, saya pikir ini menjadi catatan penting bu agar kiranya persoalan anggaran pendidikan 20% yang dialokasikan lewat DAU sejumlah 158 triliun itu memang sepatutnya menurut hemat saya perlu ada apa ya pembicaraan, pendalaman dengan komisi yang terkait, jangan sampai Komisi X yang menangani pendidikan dan Komisi IX yang menangani pendidikan, Komisi VIII pendidikan agama dia tidak tahu ketika ditanya ini dari mana dan lain sebagainya, saya pikir ini perlu perlu ada ruang kesempatan untuk menjelaskan itu, itu Pak Ketua artinya. Nah diluar itu Pak Ketua, dan saya mendukung Pak Kahar Pak Djul itu harus dilakukan supaya wakil-wakil rakyat di Komisi X itu tahu bisa menjelaskan ke rakyat tentang yang 158 triliun itu diambil dari porsi 20% itu, itu harus tahu, Pak Wayan ngangguk-ngangguk pasti sepakat Pak ya, karena orang tua saya di pendidikan kan bapak-bapak, saya dukung Pak Komisi II mendukung.

27

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Nah selanjutnya Pak Ketua, lbu Any yang saya hormati. Tadi sudah disampaikan oleh pimpinan bahwa seluruh anggota Sadan Anggaran fraksi-fraksi di Sadan Anggaran telah menyepakati pembelanjaan untuk dana optimalisasi yang sudah dikurangi 1,6 triliun untuk mengurangi defisit anggaran itu termasuk dikurangi yang anggaran pendidikannya, itu untuk Selanja Pusat, tidak lagi ada pembiayaan untuk dana penyesuaian. Oleh karena itu Pak Ketua musti juga ini dihantarkan secara lebih tegas kepada Pemerintah agar kiranya persoalan dana penyesuaian mohon betul-betul dirumuskan ulang, dikaji secara lebih benar secara lebih tepat baik dari aspek mahalnya maupun dari berbagai kriteria-kriterianya, landasan-landasannya agar persoalan-persoalah yang terjadi selama ini itu tidak menimbulkan persoalan, seperti rapat kerja Menteri Keuangan dengan Dewan Perwakilan Daerah apakah bunyi keputusannya seperti itu saya tidak tahu, tapi yang di koran saya baca pada hari itu bahwa dana penyesuaian yang terjadi selama itu itu . . . . . . ilhal, bertentangan dengan Undang Undang Nomor 33 ini sumber tempatnya apa maling-maling dan lain sebagainya, itu kasar bu di media itu. Nah jadi mohon, padahal saya merasakan sekali ketika kita turun ke dapil kita masing-masing daerah itu sangat-sangat membutuhkan, terutama soal infrakstruktur.

Nah oleh karena itu kami mohon ini ada suatu pengkajian yang lebih kuatlah lebih solid lebih mantap dan mohon kiranya di APSNP 2012 ini sudah bisa terselesaikan Pak Ketua, supaya di APSNP 2012 itu kita bisa jalankan lagi program dana penyesuaian ini, bukan persoalan takut menghadap public dan sebagainya, bukan, toh sudah 2 kali kita di MK kita menang terus kok tapi kan harus ada ruang ke public yang memang bisa lebih meyakinkan kembali dan untuk itu kami mohon Pemerintah lah yang mengerjakan itu semua. ltu yang pertama.

Yang kedua terhadap apa yang harus kita kerjakan, yang lnsya Allah mungkin besok akan dilanjutkan Pak Ketua. Saya lebih setuju sesuai dengan kesepakatan yang tadi sudah dibacakan oleh Pimpinan artinya itu harus operasional Pemerintah Ketua kesepakatan rapat poksi-poksi kita itu, yang menyatakan bahwa Undang Undang MD3 itu menjadi acuan artinya bahwa alokasi belanja kementerian lembaga itu harus berangkat dari sejumlah angka-angka walaupun mungkin angkanya tidak bisa terpenuhi karena mencapai angka mencapai 15,9 triliun usulan dari Komisi I sampai dengan Komisi XI. Nah oleh karena itu lah yang menurut hemat kami usulan-usulan komisi itu yang kelak mungkin juga sudah sampai dipihak Pemerintah karena usulan-usulan itu di Sekretariat Sanggar ada lapor sesuai dengan MD3 harus lapor ke kita, itu yang harus disikapi, tentunya harapan kami tidak bisa keluar dari kondisi obyektif sesuai dengan RAP di Nota Keuangan karena itu juga harus menjadi acuan RKP yang juga sudah disepakati oleh kita bersama di pembicaraan pendahuluan. Dan ada directing­directing lain yang menurut hemat kami yang memang kebutuhan-kebutuhan itu secara riil itu terjadi tantangan itu muncul secara tiba-tiba, misalkan betapa mencuatnya di Komisi I ketika membahas soal apa wilayah perbatasan. Nah jadi menurut hemat kami belum lagi ada persoalan penguatan clean government yang namanya Ombudsman Republik Indonesia, belum lagi bicara soal Sawaslu yang menjadi badan tersendiri, belum lagi tentang kondisi pangan kita yang hari ini mungkin juga harus dalam kondisi cadangan pangan yang harus jauh lebih baik, rumah sangat murah, kendaraan angkutan umum, air bersih untuk rakyat, listrik murah dan hemat, peningkatan kehidupan nelayanan, peningkatan kehidupan masyarakat miskin perkotaan, ini kan semua ada di RKP bu.

Nah mohon kiranya Pak Ketua, saya pikir kita tidak bicara pada posisi itu, diharapkan Pemerintah juga sudah bisa me-review apa yang kita kehendaki dan tentunya sebelum pembahasan ke sana menurut hemat saya kita juga harus ada langkah-langkah di internal Sadan Anggaran sendiri untuk juga menyikapi bagaimana sikap kita dalam menyikapi nanti gagasan rancangan yang berasal dari Pemerintah. Jadi semuanya itu Pemerintah yang mengerjakan dan nanti kita yang akan meresponnya dan untuk merespon itu menurut saya Sadan Anggaran harus ada semacam konsolidasi kembali.

Demikian Pimpinan. Terima kasih.

28

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Baik, jadi bisa .. , silakan Pak Yorrys.

YORRYS RAWEYAl/F·PG/KOMISI I:

T erima kasih Pak Ketua.

Bu Wamen beserta seluruh jajaran, Teman-teman sekalian.

Pertama selamat datang Pak Olly, yang penting sudah selesai kan, gara-gara Pak Olly tadi enggak datang aja.

Kita harus memanjat puji syukur bahwa ketegangan yang cukup memakan waktu bisa cair dan mulai muncul sebetulnya apa sih yang terjadi selama ini, dan saya pikir kita semua yang ada disini punya pengalaman masing-masing dan saya bisa mengambil intisarinya bahwa ini perbedaan persepsi antara Undang Undang Susduk dan Undang Undang MD3. Persoalan ini kami mengalami sejak Undang Undang 27 Tahuni 2009 yang kita kenal dengan MD3 dan itu pertama kali kita melakukan pembahasan APBN-Pemerintah 2010. Nah disini kami melihat bahwa pihak Pemerintah masih terpaku kepada Undang Undang Susduk yang lama, masih yang bersifat Panitia Anggaran, nah disini terjadi perbedaan-perbedaan yang bermuara pada hari ini, kami sendiri mengalami itu di Komisi I. Pertama ada penambahan DIPA yang keluar tanpa surat dari komisi sementara Undang Undang MD3 mengatur pembahasan satuan 3 itu di komisi bersama-sama dengan kementerian dan lembaga, ternyata ada bypass dari atas dan itu terasa bukan di Komisi X atau di, di komisi kami sendiri, saya kira Pak Harry sendiri tahu Pak siapa, Pak Sambas waktu itu, dari ketetapan 2 triliun bisa jadi 2250 tanpa sepengetahuan komisi, kami sendiri masih membahas revisi yang dilakukan oleh kementerian lembaga langsung di bypass kepada Menteri Keuangan, kami hanya menerima tembusan, ini kan enggak boleh. Nah menurut kami bahwa ini karena pemahaman aja, jadi kalau kita semua sepakat bahwa landasan hukum dalam pembahasan anggaran adalah MD3 dan Tata Tertib, itu jelas diatur dalam Pasal 107, 106 dan Tatib 125. Nah ini pembahasan pertama anggaran APBN dengan menggunakan MD3 dan Susduk.

Mudah-mudahan forum ini malam bisa memberikan arti tersendiri bagi kita bahwa landasan yang kita pakai adalah landasan hukum MD3 sehingga ke depan jadi mulus, seban nanti diujung-ujung enggak tau siapa yang harus bertanggung jawab, dan kita sudah sepakat bahwa setiap forum pembahasan itu kami terbuka untuk umum jadi transparan untuk siapa saja sehingga tidak ada timbul curiga kemudian dipolitisasi seakan-akan Banggar adalah sarang atau mafianya dan lain sebagainya tetapi kalau kita mau jujur bahwa itu bukan kesalahan Banggar tapi mungkin di pihak Bendahara Negara yang masih belum mau untuk mensosialisasikan MD3 itu secara benar, ini harus kita akui Bu dan kami mengalami itu di Komisi I sampai sekarang, kami sedang bahas proses pembahasan dengan kementerian lembaga, tiba-tiba kami dapat surat dari kementerian bahwa ada revisi-revisi, kalau enggak salah sama dirjen kan dan Pak Sambas dulu, saya pernah kok ke situ tapi saya pikir dan ini forum ini malam yang penting bu kita punya niat baik seperti apa yang tadi Pemerintah sampaikan bahwa ini demi untuk bangsa dan negara, mari kita mulai dengan awal baru ini, dengan perbedaan ini untuk kita mencapai suatu kesepakatan ke depan yang lebih baik.

Terima kasih.

29

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

FARY DJEMY FRANCIS/F·GERINDRA/KOMISI V:

Pak Ketua, mungkin kita bisa ketok dulu berkaitan dengan hasil optimalisasi yang sudah kita sepakati, berkaitan dengan kriteria dan sebagainya mungkin kan besok kita bisa lakukan besok di Panja B dan C. Berkaitan dengan postur, terakhir ..... bisa dibacakan kita ketok aja.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

lya ini saya mau ketok dulu. Bisa kita ketok pake angka itu ya, itu bukan 11,6 bu ya, 11,3 ya gitu, optimalisasinya.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Yang 1,3 yang kemarin Pak, kan dari, bukan yang besar dulu yang bulat-bulat itu yang kemarin mohon ijin. Yang anggaran pendidikan kan yang dulu kan 19 koma sekian Pak yang awal, ini yang awal itu kan 19,4 itu kan anggaran pendidikan sudah ada 1,3, itu tadi yang sebetulnya, jadi optimasinya adalah oo 1,3 pasti sudah masuk di pengeluaran otomatis ya Pak, oke. tambah, oke itu hasil optimalisasinya adalah karena ini bicara pendidikan Pak, bawah 11,6 Pak yang dibawah itu, nah itu yang kami kita baca dibawah itu yang 11,6, kemudian yang 1,3 diatas itu adalah 1,3 yang di postur awal dari optimalisasi yang masuk DAU, OAK, DBH dan lain sebagainya, ini hanya meng-insert masuk satu-satu tapi posisi terakhir itu adalah 11,6 yang dibawah itu sekarang sudah menjadi 0 karena dia sudah di-insert ke atas 1,3 disini, 8 di ..

Dr. Ir. WA YAN KOSTER,MM/F·PDIP/KOMISI X:

Pak Ketua, Bu Wamen, boleh saya Pak Ketua?

KETUA RAPAT:

lya.

Dr. Ir. WAY AN KOSTER,MM/F-PDIP/KOMISI X:

Yang 1,3 yang merupakan pengeluaran otomatis itu sudah diluar 11,6.

KETUA RAPAT:

Ya saya Cuma tanya yang sebelah kanan itu bu hasil optimalisasi 11,3.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Kan tadi 11,6 dikurangi 1,6 defisit ya kan tinggal 10, 10 tambah 1,3 kan jadi 11,3 bapak ya. Terima kasih. Sampai jam segini ini Pak kadang-kadang sudah ..

30

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

OLLY DONDOKAMBEY, SE/WAKIL KETUA:

Bu Any, kalau total jadi 1 ,3 tambah 2 lagi itu saya lihat anggaran pendidikan sudah 20 koma sekian, nol sekian persen, itu kelebihan Pak Koster itu, enggak artinya kalau dia tambah lagi 1 ,3 tambah 2 lagi di ambil dari ujung itu anggaran pendidikan itu lebih dari 20%. lya iya tahu 2, kalau secara total secara total maksud saya kalau diambil begini memang kelihatan seperti itu 20% tapi kalau secara total kalau saya lihat kemarin itu sudah lebih dari 20 koma sekian, itu maksud saya, saya ingatkan aja.

PEMERINTAH/ANY RATNAWATY/WAMENKEU:

Pak Olly, mohon maaf, karena yang kan kita bicara mengenai optimasi yang terakhir, dari optimasi itu kalau yang atas itu memang kan based line-nya, based /ine-nya fungsi pendidikan dan lain sebagainya, Pemerintah sudah masuk dan sudah ada di RKAKL untuk pagu sementaranya kemarin sehingga ini hanya bicara sisa 20% yang tambahan dari optimasi yang terakhir karena kalau yang ini ditengah tadi kan by formula begitu sehingga kami hanya menambahkan 20% dari yang sisa optimasi 10 triliun itu maka 2 triliun untuk anggaran pendidikan.

T erima kasih Bapak.

OLLY DONDOKAMBEY, SE/WAKIL KETUA:

Maksud saya paham, paham itu, saya ingatkan kepada teman-teman bahwa secara total sudah melebihi dari 20%, itu maksud saya, mengingatkan aja.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Satu bapak ada BLU Pak, ada BLU yang itu sebetulnya adalah hak dari BLU karena tetap harus dicatatkan didalam dokumen nanti saya dimarahi dan dulu ada BHP Sadan Hukum Pendidikan yang kemudian tidak boleh lagi jadi BHP sehingga harus tapi enggak boleh hilangkan uangnya karena itu uangnya yang BHP itu, jadi begitu Pak Olly, nanti kalau Pak Olly ingin detilnya saya berikan ini detilnya.

KETUA RAPAT:

Kita ketok ya, dari atas Pak ya, satu-satu, yang sebelah kanan ya?

PEMERINTAH/ANY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

lya.

KETUA RAPAT:

Kalau gitu ibu bacain saya ketok.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

Boleh enggak Pak Herry yang bacain Pak? matanya masih lebih rapih dari saya.

31

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

Ors. AGUN GUNANJAR SUDARSA/F-PG/KOMISI II:

Pak Ketua, sebelum dibacakan biar jangan sampai nanti berbeda persepsi dalam membaca ketok ketok mengetok.

Prinsipnya itu harus ada kenaikan belanja KIL kan logikanya itu dari optimalisasi ini, apakah dengan angka-angka ini apa angka ini yang sudah dirubah atau belum berubah, ini harus ada jaminan, jangan sampai nanti tiba-tiba begitu kita sepakatkan belanja ke KIL diketok dengan angka ini ternyata enggak berubah, contoh misalkan bu contoh ini ya Bawaslu di komisi kami itu lembaga baru, anggarannya sekarang Cuma 58 miliar 1 tahun, 58 miliar Pak, sementara dia harus punya struktur se­lndonesia apakah sudah naik atau belum, kalau tiba-tiba belum kan saya harus ngomong hari ini, ORI anggarannya Cuma 34 miliar harus ngebentuk di seluruh Indonesia ya sekarang pada ramai seolah­olah kami dianggap mafia karena memang anggarannya enggak ada, Sadan Nasional Penanggulangan Perbatasan yang hari ini bermasalah. Nah ini ada enggak, ini ada, jangan sampai nanti angkan-angka diketok ini prinsipnya tidak berubah gitu, ini aja catatannya Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Ya Pak Jhonny.

DRH. JHONI ALLEN MARBUN,MM/F-PD/KOMISI VII:

Pimpinan, saya kira ini kan kita belum masuk ke situ ya, ini kan postur yang kita sepakati, jadi dari 11 ,3 ini 3,3 ke pendidikan, 8 itu nanti di belanja, nah nanti kan soal belanja soal nanti besok gitu, ini ini masih angka postur belum masuk kepada KIL kita membahas saya kira begitu.

KETUA RAPAT:

Setuju Pak Jhonny, yang silakan Pak Herry.

HERRY PURNOMO/DJA:

Terima kasih Bapak Pimpinan dan bapak ibu Anggota Dewan Yang terhormat.

Jadi dari hasil optimalisasi kita masukan ke dalam postur maka dari sisi pendapatan anggaran dan hibah itu ..

KETUA RAPAT:

Pak Ketua Herry bisa enggak dibagiin Pak? supaya kita ada pegangan, bisa ya.

HERRY PURNOMO/DJA:

Ya Pak sambil jalan di copy dulu Pak.

32

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Ir. DOLFIE OFP/F-PDIP/KOMISI XI:

Sekalian Pak DAK-nya dimasukan itu Pak, DAK-nya. HERRY PURNOMO/DJA:

Didalam transfer daerah Pak, ada ini Pak.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Bapak, ini yang kami munculkan yang ada perubahan setelah optimasi, yang lain-lain kan seperti kemarin, kan yang berubah kan ada di kemarin ada optimasi kemudian tambah DAU dan lain sebagainya, tentunya nanti posturnya kan akan, nanti belanja kementerian lembaga itu akan detil lagi mana yang masuk belanja modal, mana masuk belanja itu kan akan lebih detil lagi itu begitu, itu prosesnya kan satu-satu Pak nanti tapi ini kita sampaikan adalah yang perubahan, tentunya bapak nanti kalau ada yang enggak cocok kan bisa kita koreksi pada saat rapat berikutnya tapi anyway ini adalah garis besar didalam postur.

Ir. THEODORUS JAKOB KOEKERITS/F-PDIP/KOMISI I:

Kalau DAU-nya berubah kan DAK-nya berubah, bukan bu.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Kan lain Pak kecuali nanti bapak mau pindahin belanjanya tadi ke transfer daerah begitu.

Ir. THEODORUS JAKOB KOEKERITS/F-PDIP/KOMISI I:

Bukan, kan kalau DAU-nya berubah biasanya DAK-nya juga akan serta merta berubah, ndak begitu?

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

lya saya tahu pakai formula tapi kan pasti kan berubah juga gitu loh.

Dr. Ir. WA YAN KOSTER,MM/F-PDIP/KOMISI X:

Maksudnya gini, Pak Ketua boleh saya Pak Ketua?

KETUA RAPAT:

lya.

Dr. Ir. WAYAN KOSTER,MM/F-PDIP/KOMISI X:

Ada enggak keterkaitan langsung antara porsi kenaikan DAU dengan OAK gitu maksudnya dalam Undang Undang 33 ini khususnya, kalau memang enggak ada ya walaupun ada penambahan DAU disini 4,3 dari belanja untuk pengeluaran otomatis, DAK-nya kan bisa saja tetap atau harus berubah karena suatu aturan gitu, kalau memang enggak ada ya enggak berubah dia.

T erima kasih Pak.

33

Page 34: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Kecuali dalam formulanya ada faktor-faktor yang sama itu bisa mempengaruhi, kalau faktor­faktornya enggak sama ya enggak mempengaruhi itu.

OLLY DONDOKAMBEY, SE/WAKIL KETUA:

Saya kita tergantung di Panja Daerah kalau kita minta bahas rapat kalau ada perubahan­perubahan itu kebijakan ya tho, bisa aja berubah total semua itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

lya Pak Herry silakan.

HERRY PURNOMO/DJA:

Baik bapak ibu sekalian.

Jadi disini dalam postur ini yang besaran itu sama dengan postur yang awal tetapi kemudian ada beberapa detil yang memang dicantumkan disini adalah yang diubah, seperti tadi OAK tidak diubah tapi disini yang berpengaruh dari hasil optimalisasi adalah misalnya DBH dan DAU serta Dana Otonomi Khusus karena dijelaskan kemarin itu sudah ada perubahan-perubahannya. Jadi kemudian ya secara ringkas mungkin di saya akan sebutkan bahwa untuk pendapatan dan pendapatan negara dan hibah itu menjadi 1.311,4 triliun dari RAPBNP-nya 1.292,9 triliun ya. Jadi ada kenaikan 18,5 triliun ya. kenaikan 18,5 triliun ini berasal dari penerimaan dalam negeri ya.

KETUA RAPAT:

Pak Herry kita satu per satu saja kita ketok ya.

HERRY PURNOMO/DJA:

Baik, saya ulang.

A. Pendapatan Negara dan Hibah adalah 1.311,4 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah setuju ya?

HERRY PURNOMO/DJA:

lya setuju.

34

Page 35: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

(RAPAT: SETUJU)

Bapak mesti setuju juga kalau enggak nanti dibilang Banggar aja yang setuju.

HERRY PURNOMO/DJA:

Terdiri dari penerimaan negara eh penerimaan dalam negeri sebesar 1.310,6 trilun saya ulang 1.310,6 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju bapak ibu sekalian? Pemerintah?

HERRY PURNOMO/DJA:

Setuju.

KETUA RAPAT:

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Rinciannya adalah penerimaan perpajakan sebesar 1.032,6 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju bapak ibu sekalian? Pemerintah?

HERRY PURNOMO/DJA:

Setuju.

KETUA RAPAT:

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Tax ratio perlu disebut Pak? ketok? Enggak usah ya, oke baik. Kemudian penerimaan negara bukan pajak sebesar 278 miliar eh maaf diulang Pak sebesar 278 triliun.

35

Page 36: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah setuju ya?

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Penerimaan hibah 0,8 triliun. I

KETUA RAPAT:

Setuju?

HERRY PURNOMO/DJA:

Setuju Pimpinan.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Untuk belanja negara sebesar 1.435,4 triliun maaf 1.435,4 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Untuk belanja Pemerintah Pusat dalam kurung KIL dan non KIL ada 953,7 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju bapak ibu sekalian? Setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Terdiri dari belanja KIL sebesar 477, 1 triliun.

KETUA RAPAT:

Se tu ju?

36

Page 37: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

(RAPAT: SETUJU}

HERRY PURNOMO/DJA:

Belanja non KIL 476,7 triliun.

INTERUPSI Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

lnterupsi dulu Pak.

lni kalau belanja KIL-nya 476,7 triliun dipatok, saya kuatir ini enggak cocok nantinya, saya khawatir enggak cocok, kalau kita mengikuti aturan perundang-undangan ini pasti tidak cocok.

KETUA RAPAT:

Maksudnya gimana Pak enggak cocok maksudnya bagaimana?

Ors. KAHAR MUZAKIRIF·PG/KOMISI X:

Kan belanja KIL itu kan diputuskan dirapat komisi gitu, kalau ini sementara sih oke saja jadi artinya kalau ini sementara nanti bisa berubah gitu.

KETUA RAPAT:

Enggak, patokan angkanya ini akan dibawa untuk dibahas di komisi gitu loh, komisi, kan sekarang aja kan tadi Pak ..... bilang masih kelebihan 15,9 triliun tapi kan itu kan pembahasan yang belum tentu bisa tertampung, nah hasil optimalisasinya ini kan ada gitu dan itu akan dibahas gitu.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Saya bisa lanjutkan Ketua.

Karena kalau kita mengikuti aturan perundang-undangan itu kita bayangkan saja belanja pendidikan itu ada 286 triliun nah makanya tadi waktu saya yang pertama tadi berdasarkan pagu sementara dari belanja pendidikan 286 triliun itu oleh Pemerintah yang menurut kami di plot oleh Kementerian Keuangan sebagai dana transfer ke daerah itu 158 triliun, 158 triliun itu adalah 113 triliun DAU pendidikan dan itu tidak ada didalam undang-undangnya, DAU pendidikan itu kita tahu kan itu diambil dari PON netto bukan dari belanja pendidikan, bukan dari ..... pendidikan, nah kalau itu terjadi seperti itu postur ini pasti akan berubah, kalau dia ikut undang-undang karena ndak ada DAU pendidikan, DAU pendidikan itu kan ndak ada, DAU itu diambil dari APBN, dari PON netto bukan dari 20% anggaran pendidikan, nah dalam postur pendidikan itu masukan dikurangi 286 dikurangi 158 disitu yang kita mulai bertanya-tanya, alasannya oleh Menteri Pendidikan ini sudah di plot oleh Kementerian Keuangan, dasar hukumnya tidak ada, itu persoalannya. ltu malah menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku karena kalau DAU ya DAU formulanya sudah jelas diambil dari PON neto bukan dari porsi anggaran pendidikan. Artinya akan ada itu dikeluarkan dari situ kalau ....... 158 triliun, gitu, itu aja yang ingin saya sampaikan.

Terima kasih.

37

Page 38: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Ya Pemerintah bisa ini, jadi ini tafsir Undang Undang Pendidikan Nasional semestinya yang 20% itu yang ada 200 sekian itu ada 158 itu di oleh Pemerintah dibukukan ke dalam transfer daerah dan mestinya itu tidak, nah ini tafsir undang-undang.

Silakan.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Bapak mohon ijin, itu tentunya akan dibahas lebih detil di Panja Belanja Daerah karena tafsir itu kan panjang Pak ceritanya, kami juga nanti tunjuk bagaimana putusan dari Mahkamah Konstitusi bagaimana dan lain sebagainya. Jadi ini kita sedang membicarakan postur besar dari hasil optimalisasi yang kami rangkum dari Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga yang tentunya juga sudah dibahas dengan komisi-komisi terkait sebelum ada perubahan, nanti kan setelah ada perubahan optimalisasi yang 8 triliun masuk ke belanja pusat akan dibahas kembali RKAKL perubahan. Kementerian Keuangan pada dasarnya mencatatkan seluruhnya, jadi mohon kiranya bapak kita selesaikan posturnya detil itu nanti bisa dibahas kembali di Panja Belanja Daerah. Karena ini tahun lalu pun juga dibahas di Belanja Daerah.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Saya lanjutkan Pak Ketua. Saya ijin Ketua.

Bu, ...... ibu mau menetapkan sesuatu anggaran dibahas di Panja Daerah, itu bertentangan enggak dengan bunyi Pasal . . . . . . Pendidikan bahwa anggaran kementerian lembaga itu yang ada diatur itu anggaran ..... dibahas dan ditetapkan oleh komisi yang merupakan pasangan kerjanya, lantas ibu mengambil nanti seolah-olah anggaran ........ mau ditransfer ke daerah ditetapkan oleh Belanja Daerah kan enggak benar itu.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

Mohan ijin Bapak Pimpinan.

lni kan debatnya adalah nanti komisi dan komisi terkait dan juga di bagaimana di panja itu dibahas, kan pada dasamya kami ini saat ini kan membicarakan postur besar, postur besar itu bisa saja nanti akan ada perubahan, kita tidak juga tahu begitu di perjalanan nanti apakah ini betul akan masuk dialokasi kementerian lembaga tertentu apakah ini masuk di Belanja Modal apakah tidak salah harusnya di belanja barang, itu selalu akan terjadi dan nanti akan difinalkan pada saat rapat kerja, hari ini kan sebetulnya langkah awal kita untuk masuk belanja Panja Belanja baik Pusat maupun Daerah, oleh karena itu kami mohon kiranya karena ini adalah rekap dari seluruh RKAKL yang sudah dibahas di komisi terkait sebelum nanti akan ada RKAKL definitif Pak, definitive itu setelah postur finalnya optimasi diselesaikan, bapak nanti bahas di komisi ada alokasi lagi, masuk lagi bahas di komisi lagi dibahas lagi di Banggar itu diputuskan adalah final dari postur.

Mohan ijin Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Ya jadi mungkin ini forumnya enggak disini Pak Kahar, ini forum kalau bisa pada saat nanti pokok-pokok kebijakan fiskal dibahas bulan Mei itu itu diperdebatkan disitu bahwa 20% itu harus

38

Page 39: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

semua di belanja pusat RKL tidak didaerahkan, kalau ini kan sudah terbentuk ini postur terus mau dibahas di forum manapun enggak akan bisa ini, mau di komisi sud ah terlambat juga.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Bukan bukan begitu, saya Cuma mengingatkan bukan kita mau bahas atau tidak mau bahas, ini kan . . . perundang-undanga, itu masalahnya, jadi kan kita ini mau governance yang bag us kalau governance-nya bagus, kalau governance-nya bagus itu ukurannya itu aturan perundang-undangan dan maunya siapa maunya ini maunya itu, bukan dibahas dimana disini dimana, sebab aturan perundang-undangan itu menetapkan seperti itu, jadi apa yang kita lakukan seharusnya yang seperti itu, oleh karena itu lah yang ingin kita ingatkan berkali-kali.

KETUA RAPAT:

Di forum komisi pernah ditanyakan enggak?

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Oulu ada 3 menteri 1 menko ndak bisa jawab, sampai hari ini karena memang salah enggak bisa jawab, jawabnya gampang-gampang aja dan terakhir tidak jawab Cuma diam semua.

KETUA RAPAT:

Terus tidak ada keputusan kan di komisi untuk merubah atau tidak.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F·PG/KOMISI X:

Kalau Ketua terima usulan Komisi X hari ini itu berobah drastis.

KETUA RAPAT:

Keputusan bersama dengan Pemerintah.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Keputusan kita dengan Komisi X.

KETUA RAPAT:

Enggak dengan Pemerintah atau tidak ?

Ors. KAHAR MUZAKIR/F-PG/KOMISI X:

Ya pihak Pemerintah-nya kan menyampaikan itu, pendapat kita sudah kita majukan kemarin kalau ndak salah itu.

39

Page 40: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Ndak mestinya kan keputusan bersama Pemerintah kalau memang udah keputusan bersama kan enggak mungkin ada postur yang model begini, gitu loh, kalau masih keputusan bersama ya enggak bisa juga.

Ors. KAHAR MUZAKIR/F·PG/KOMISI X:

Ya artinya begini, putusan bersama Pemerintah belum ada belum final.

KETUA RAPAT:

Oya, kalau gitu kita pakai yang ini dulu lah nanti dibahas di komisi bapak kalau memang sama Pemerintah-nya mau rubah ya Departemen Keuangan harus ikut itu, gitu loh, bisa disetujui bapak ibu sekalian ya.

Silakan Pak Herry.

HERRY PURNOMO/DJA:

Pak mohon maaf Pak sampai mana tadi yang saya sampaikan Ketua?

KETUA RAPAT:

ltu belanja pusat KIL.

HERRY PURNOMO/DJA:

Baik Belanja Pemerintah Pusat adalah 953,7 ya, kemudian transfer daerah sebesar 470,4 ya.

KETUA RAPAT:

Yang mana Pak?

HERRY PURNOMO/DJA:

Oo maaf, lupa diketok pak ya.

KETUA RAPAT:

lya yang belanja yang mana yang bapak baca sekarang?

HERRY PURNOMO/DJA:

Belanja Pemerintah Pusat adalah 953,7 triliun.

KETUA RAPAT:

Sudah diketok tadi, tadi sudah diketok Pak ya.

40

Page 41: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

HERRY PURNOMO/DJA:

Belanja KIL-nya adalah 477, 1 triliun itu. Udah diketok?

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Pak Melky mohon ijin yang untuk belanja KIL sifatnya masih sementara karena optimalisasi kan belum di-spread kan .... Dan KIL maka saya usu I saya bacakan saja Belanja Pemerintah Pusat KIL dan non KIL itu 953,7 triliun mohon diketok Pak, rinciannya masih akan menunggu hasil optimasi yang 8 triliun alokasinya ke KIL dan non KIL seperti apa, gitu.

KETUA RAPAT:

Setuju?

(RAPAT: SETUJU}

Pemerintah setuju ya.?

PEMERINTAH/ANY RA TNAWATY/WAMENKEU:

Setuju bapak.

KETUA RAPAT:

Harus setuju. Silakan.

HERRY PURNOMO/DJA:

Kemudian langsung ke transfer daerah Pak, transfer daerah ada 470,4 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah?

HERRY PURNOMO/DJA:

Setuju.

KETUA RAPAT: {RAPAT: SETUJU}

HERRY PURNOMO/DJA:

Dana perimbangan ada 400 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah setuju ya.

41

Page 42: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Dana bagi hasil 100, 1 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Yang sebelah kiri enggak ada suaranya ini. Pemerintah setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Dana Alokasi Umum 273,87 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 70,4 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? (RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Hasil optimalisasi 11,3 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Pemerintah setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Kemudian untuk non pendidikan ada 8 triliun.

42

Page 43: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Se tu ju?

(RAPAT: SETUJU}

HERRY PURNOMO/DJA:

Tambahan anggaran pendidikan kementerian lembaga 3,3 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju?

(RAPAT: SETUJU} HERRY PURNOMO/DJA:

Keseimbangan primer adalah minus 1 ,8 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju?

HERRY PURNOMO/DJA:

Defisit anggaran ada minus 124 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? (RAPAT: SETUJU}

HERRY PURNOMO/DJA:

Defisit 1 ,53 triliun eh maaf 1 ,53% Pak.

KETUA RAPAT:

Setuju?

HERRY PURNOMO/DJA:

Dari WDB DHK.

KETUA RAPAT:

Oya setuju? (RAPAT: SETUJU}

43

Page 44: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

HERRY PURNOMO/DJA:

Pembiayaan total adalah 124 triliun.

KETUA RAPAT:

Se tu ju?

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Pembiayaan dalam negeri 125,9 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? (RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Pembiayaan luar negeri neto minus 1,9 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? (RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Rinciannya adalah penarikan pinjaman luar negeri bruto 54,4 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? (RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Kemudian pembayaran cicilan pokok utang luar negeri minus 47,3 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju? Setuju ya, Pemerintah setuju ya.

(RAPAT: SETUJU)

HERRY PURNOMO/DJA:

Sebelumnya belum disebut Pak tadi.

44

Page 45: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

KETUA RAPAT:

Pinjaman program itu menurun menjadi 15,3 triliun.

KETUA RAPAT:

Setuju?

KETUA RAPAT:

lni sudah termasuk yang tadi 1 ,6 itu ya.

HERRY PURNOMO/DJA:

lya.

KETUA RAPAT:

Sudah ya.

LAURENS BAHANG DAMA/F-PAN/KOMISI XI:

Tanya dulu Ketua.

KETUA RAPAT:

Ya silakan.

LAURENS BAHANG DAMA/F-PAN/KOMISI XI:

Walaupun misalnya OAK kan tidak ada perubahan tetapi kalau dihitung misalnya tidak dimasukan ini nilainya kenapa tidak mempengaruhi di postur?

PEMERINTAH/ANY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

Posturnya enggak berubah bapak karena kan ini sebetulnya dia yang defisitnya naik ke atas, posting-nya saja postingnya pindah ke atas sehingga posturnya sebetulnya tidak berubah, penerimaan pengeluarannya kan sama hanya kemarin optimalisasinya karena belum digunakan kami taruh dibawah tapi setelah digunakan dia kita naikan didalam postur atasnya begitu. Begitu Pak Agun ya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Baik bapak ibu sekalian, kita sudah menyelesaikan pembahasan kita tentang postur

sementara, masih sementara ini, sementara RAPBN tahun 2012 dan kita juga sudah sepakati bahwa kita akan bahas besok mulai besok Panja Belanja Pusat dan Belanja Daerah, jam berapa ini kita, jam 9 tapi biasanya mulainya jam 10. Jam berapa? 9 ya, bisa setujui ya jam 9? Setuju? Pemerintah setuju?

(RAPAT: SETUJU)

45

Page 46: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA …berkas.dpr.go.id/armus/file/Anggaran/ang_1-20190813-023040-5915.pdfdevisit dan 1,6 untuk cadangan resiko fiskal maka kemarin Rapat Kerja

Baik, oiya, bapak ibu sekalian, kita juga harus membuat satu Panja apa kesimpulan, Tim Perumus Kesimpulan tentang Panja A oleh karena itu diminta masing-masing fraksi untuk mengirim 1 anggota dan juga Pemerintah untuk membuat kesimpulan Panja A.

Baik bapak ibu sekalian rapat saya skors dan kita akan jumpa besok pagi jam 10.

Wassalamu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

PEMERINTAH/ANY RA TNAWA TY/WAMENKEU:

Mohan ijin bapak bukan skors, ini raker.

KETUA RAPAT: ini tutup ya rapat saya tutup.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 24.25 WIB)

46

Jakarta, 14 Oktober 2011 a.n. Ketua Rapat Sekretaris Rapat,

ORA. NURUL FAI ~H NIP 19850220 1991 3 2002